DISUSUN OLEH :
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
Hari : Selasa
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Ruang Lingkup.......................................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................3
BAB II : GAMBARAN LOKASI PKL...........................................................................4
A. Nama Instansi, Alamat dan Sejarah berdirinya.......................................................4
B. Struktur Organisasi.................................................................................................6
C. Ruang Lingkup Wewenang dan Mekanisme..........................................................8
D. Prosedur dan Mekanisme.......................................................................................9
BAB III : PRAKTIK KULIAH DI LEMBAGA PROFESI........................................11
A. Pelaksanaan Praktik di Pegadaian Syariah...........................................................11
B. Problem Pelaksanaan (internal dan eksternal)......................................................11
C. Solusi / Penyelesaian Problem yang dilaksanakan................................................12
D. Saran-saran Pengembangan Praktik.....................................................................12
BAB IV : PENUTUP......................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegadaian syariah terdapat suatu pelelangan barang gadai yang merupakan
suatu penyitaan barang milik rahn yang tidak bisa menebusnya dalam jangka waktu
tertentu atau jatuh tempo yang sudah ditentukan.1
Pegadaian syariah dalam memberikan pinjaman harus ada benda jaminan dari debitur.
Apabila debtur tidak dapat melunasi pinjamannya, maka kreditur dalam hal ini
pegadaian syariah berhak melelang benda jaminan dari debitur. Pada kenyataannya,
tidak semua benda jaminan ditebus oleh debitur. Benda yang tidak ditebus oleh
debitur kemudian dilelang oleh pegadaian. Pengolalaannya tidak terlepas dengan
adanya permasalahan seperti kesulitan mencari nasabah yang mempunyai barang
jaminan yang akan dilelang, barang yang tidak laku karena penawaran lebih rendah
dari pinjaman maupun barang dengan taksiran terlalu tinggi.
Adanya unsur keadilan dan tidak mendzalimi sangat diperlukan dalam proses
pengadaian dan pelelangan. Pelelangan merupakan pola penyelesaian eksekusi
marhun (barang jaminan gadai) yang telah jatuh tempo dan akhirnya tidak ditebus
oleh rahin. Pelelangan sendiri menjadi minat tersendiri bagi masyarakat karena harga
barang yang ditawarkan sesuai dengan taksiran barang second yang ada di pasar dan
mungkin ada barang yang sulit dicari di pasar kemudian barang tersebut ada dan
dilelang di pegadaian tersebut.
Pegadaian syariah juga harus memenuhi rukun dan gadai syariah. Rukun dan
syarat gadai syariah dan akad perjanjian gadai antara lain:
1. Rukun dan Gadai Syariah
a. Al-Rahin (yang menggadaikan)
Orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang
yang akan digadaikan.
b. Al-Murtahin (yang menerima gadai)
1
Chairhuman Pasaribu Suhrawadi K, Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet, 1996),
hal. 139
1
Orang bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan
modal dengan jaminan barang gadai.
c. Al-Marhun (barang yang digadaika)
Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam
mendapatakan utang.
d. Al-Marhun bih (hutang)
Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya
tafsiran marhun.
e. Sighat, ijab dan qabul
Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.
Pegadaian pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan pokok seperti
dicantumkan dalam PP No. 103 tahun 2000 sebagai berikut:
3. Mencegah dan memberantas praktek pegadaian gelap, ijon dan pinjaman tidak
wajar lainnya fungsi Pokok.
Adapun Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut:
a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara
mudah, cepat, aman dan hemat.
2
Dari tugas, tujuan dan fungsi pegadaian tersebut perum pegadaian adalah
lembaga kredit yang melayani hampir semua jenis kebutuhan dana. Kredit
tersebut dapat berupa kredit untuk kebutuhan konsumsi atau terlebih untuk tujuan
produksi (misalnya biaya pengolahan sawah dan sebagainya).
B. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembahasan laporan kali ini yaitu meliputi
Pelaksanaan Praktik di Pegadaian Syariah, masalah pelaksanaan internal maupun
eksternal yang terdapat pada Pegadaian Syariah serta solusi dari masalah yang akan
dipaparkan pada laporan tersebut.
3
BAB II
4
Pada tahun 1971 sampai tahun 1990 pegadaian berstatus sebagai perusahaan
jawatan (PERJAN) pegadaian, yang selanjutnya berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 10 tahun 1990, perjan pegadaian berubah kembali statusnya
menjadi perusahaan umum (PERUM) pegadaian hingga sekarang, dan terakhir
diatur dengan peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2000.2
3. Sejarah Pegadaian Syariah
Dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 dan penyempurnaannya menjadi UU
No. 10 tahun 1998 tentang pokok-pokok perbankan syariah yang didalamnya yang
mengatur tentang perbankan syariah memberi peluang berdirinya lembaga
keuangan syariah yang berdasarakan sistem bagi hasil. Kondisi ini dimanfaatkan
sebesar-besarnya oleh umat islam dengan mendirikan perbankan syariah seperti
Bank Muamalat Indonesia (BMI), Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), asuransi
Takaful, dan Reksadana Syariah.
Sedangkan pegadaian syariah merupakan salah satu unit layanan syariah yang
dilaksanakan oleh perum pegadaian. Berdirinya layanan unit syariah ini
didasarkan atas perjanjian musyarakah dengan sistem bagi hasil antara perum
pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) untuk tujuan melayani
nasabah Bank Muamalat Indonesia (BMI) maupun nasabah perum pegadaian yang
ingin memanfaatkan jasa dengan menggunakan prinsip syariah.
Ketentuan nisbah yang disepakati yaitu 45,5 untuk bank Muamalat Indonesia
(BMI) dan 55,5 untuk perum pegadaian. Perjanjian kerjasama antara perum
pegadaian dan bank Muamalat Indonesia (BMI) tentang gadai syariah disepakati
pada tanggal 20 Desember 2002, dengan nomor 446/SP300.233/2002 dan
015/BMI/PKS/XII/2002. Pada tahun 2003 tepatnya tanggal 1 januari gadai syariah
mulai beroprasi di kota Jakarta.3
Kantor PT. Pegadaian Syariah CPS Ampera yang berlokasi dijalan
pembangunan No. 26 paldam ini termasuk dalam klafikasi Kantor Cabang
Pelayanan Syariah (CPS) yang langsung berhubungan dengan nasabah yang
membutuhkan kredit gadai, bisnis emas, tabungan emas dan produk lainnya.
Visi:
2
Andrian sutedi, hukum gadai syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.80-84.
3
Ibid, hal.84-86.
5
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis findusia selalu menjadi yang terbaik untuk
masyarakat menengah kebawah.
Misi:
B. Struktur Organisasi
PIMPINAN CABANG
Seperti halnya kantor cabang yang lain, kantor cabang PT. Pegadaian Syariah
Ampera ini memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Begitu juga tugas yang
dilaksanakan oleh para pegawai yang aka disebutkan berikut yaitu uraian jabatan
kantor cabang berdasarkan peraturan direksi PT. Pegadaian.
4
http://www.pegadaian.co.id/provil/visi-dan-misi, 01 Desember 2018,pkl 23.00 wit.
6
Fungsinya untuk mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi kegiatan
operasional, mengawasi administrasi, keuangan, keamanan, ketertiban, dan
kebersihan serta pembuatan laporan kegiatan kantor. Untuk menyelenggarakan
fungsi tersebut, pinca mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional
kantor.
b. Menangani barang jaminan bermasalah dan barang jaminan lewat jatuh tempo.
c. Melakukan pengawasan secara uji petik dan terprogram terhadap barang
jaminan yang masuk.
2. Penaksir
Fungsinya melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk
menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra
baik perusahaan. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, penaksir mempunyai
tugas :
a. melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui barang
jaminan yang bermutu dari nilai barang serta bukti kepemilikannya dalam
rangka menentukan dan menetapkan golongan taksiran dan uang pinjaman.
b. Melaksanakan penaksiran terhadapap barang pinjaman yang akan dilelang,
untuk mengetahui mutu dari nilai, dalam menentukan harga dasar barang yang
akan dilelang.
c. Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan agar
terjamin keamanannya.
3. Kasir
Fungsinya melakukan tugas penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan oprasional
kantor cabang. Untuk menyelenggaraka fungsi tersebut, kasir mempunyai tugas:
a. Melaksanakan penerimanaan, pelunasan uang pinjaman dari nasabah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Menerima uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang.
c. Membayarkan uang pinjaman kredit kepada nasabah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
d. Melakukan pembayaran segala pengeluaran yang terjadi di kantor cabang.
7
4. Penyimpanan
Tugas penyimpanan:
a. Secara berkala melakukan pemeriksaan keadaan gudang penyimpanan barang
jaminan, agar tercipta keamanan dan keutuhan untuk serah terima jabatan.
b. Mengeluarkan barang jaminan emas, perhiasan dan dokumen kredit untuk
keperluan pelunasan, pemeriksaan atasaan dan pihak lain.
c. Merawat barang jaminan emas dan perhatian dan gudang penyimpanan, agar
barang jaminan tersebut tetap dalam keadaan baik dan aman.
d. Melakukan pencatatan mutasi penerimaan dan pengeluaran barang jaminan
emas yang menjadi tanggung jawabnya.
e. Melakukan perhitungan barang jaminan emas dan perhiasan secara terprogram
sehingga keakuratan saldo.
5. Sekuriti
Tugas dan fungsi:
a. Bertanggung jawab atas keamanan lingkungan gedung kantor pegadaian.
b. Sebagai pegawai outsourcing.
c. Membersihkan selurung ruangan, pintu-pintu dan jendela pada gedung kantor
pegadaian.
d. Menyimpan makanan dan minuman bagi pegawai kantor pegadaian.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh pengelola kantor
pegadaian.
8
3. Kegiatan operasional sehari-hari dilakukan didalam kantor Pegadaian Syariah.
Terkadang juga dilakukan diluar pada saat-saat tertentu.
4. Kantor Pegadaian Syariah melayani masyarakat yang melakukan gadai, bisnis
emas, AR-RRUM BPKB, dan produk-produk lainnya.
5. Penyimpanan barang gadai langsung disimpan oleh penyimpan atau pimpinan
cabang di dalam brangkas yang tersimpan didalam kantor.
6. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai pegadaian langsung ditangani
oleh pimpinan cabang.
9
1. Produk Gadai (Ar-Rahn)
Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus
terlebih dahulu memenuhi ketentuan berikut :
a. Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya (SIM, Paspor, dan lain-lain)
b. Mengisi formulir permintaan rahn
c. Menyerahkan barang jaminan (marhun) bergerak
2. Produk ARRUM
Untuk memperoleh pembiayaan melalui produk ARRUM ini, calon nasabah
harus memenuhi beberapa persyaratan :
a. Calon nasabah merupakan mikro kecil di mana usahanya telah berjalan
minimal 1 tahun.
b. Memiliki kendaraan bermotor (mobil/motor) sebagai agunan pembiayaan.
c. Calon nasabah harus melampirkan:
Fotokopi KTP dan kartu keluarga.
Fotokopi KTP suami/isteri
Fotokopi surat nikah
Fotokopi dokumen usaha yang sah (bagi pengusaha informal cukup
menyerahkan surat keterangan usaha dari kelurahan atau dinas terkait)
Asli BPKB kendaraan bermotor
Fotokopi rekening koran/tabungan (jika ada)
Fotokopi pembayaran listrik atau telepon
Fotokopi pembayaran PBB
Fotokopi laporan keuangan usaha.
Memenuhi kriteria kelayakan usaha
3. Produk Gadai Emas di Bank Syari’ah
Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan prmohonan dapat menandatangani
bank-bank syari’ah yng menyediakan fasilitas pembiayaan gadai emas.
10
BAB III
11
b. Minimnya tempat penyimpanan barang gadai yang menyebabkan mengurangi
jumlah orang yang ingin menggadaiakan barang-barangnya hal ini hanya
berlaku pada barang rumah tangga seperti Tupperware dan kendaran bermotor.
c. Banyaknya orang-orang yang menebus barangnya yang mengakibatkan
tingkat OSL menjadi turun dan semakin banyak orang yang menggadaiakan
barangnya akan berdampak pada tumbuhnya tingkat pendapatan pegadaian
tersebut.
2. Masalah eksternal
Adapun masala eksternal yaitu ketidakdisiplinan nasabah dalam penebusan
barang gadai, sehingga mengakibatkan banyak barang terpaksa dilelang dengan
nilai taksiran yang rendah.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah praktikan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan PKL selama 4 bulan
di PT Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Ampera Jayapura, banyak hal yang
praktikan dapatkan dan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar
Sarjana di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) FATTAHUL MULUK
PAPUA.
2. PKL merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri yang
dimiliki serta memiliki keterampilan, keahlian, tambahan wawasan dan
pengetahuan serta disiplin kerja yang tinggi sehingga menjadi tenaga kerja yang
terampil.
3. PT Pegadaian adalah PT yang bergerak dibidang jasa keuangan.
4. Fungsi dari PT Pegadaian yaitu dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik
kepada masyarakat melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah
atas dasar hukum gadai syariah dan fidusia.
5. Tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan adalah pada PT Pegadaian (Persero)
Syariah Cabang Ampera Jayapura, yang beralamat di Jl. Pembangunan No. 26,
Paldam depan apotik K24, Jayapura, Papua, 99111 Kecamatan : Jayapura Utara
Kelurahan : Gurabesi No. Telepon: 08114302188.
6. Waktu pelaksanakan praktek kerja lapangan adalah selama 4 bulan,
mulai dari tanggal 28 Agustus 2018 sampai dengan 5 Desember 2018. Dengan
hari dan jam kerja yaitu, Senin sampai dengan Sabtu mulai pukul 07.30-16.00
WIT.
7. Dalam melaksanakan PKL, praktikan mengalami berbagai kendala diantaranya
adalah manajemen waktu yang kurang efektif dari diri praktikan, kurangnya
pengarahan dari pegawai, dan kurangnya kedisiplinan nasabah dalam
mengkonfirmasi penebusan barang gadai.
8. Dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh praktikan dapat dilakukan dengan
cara memanajemen waktu yang lebih baik lagi, memanfaatkan waktu luang untuk
13
banyak bertanya kepada pegawai mengenai cara kerja yang harus dilakukan, dan
membubuhkan nomor telepon kantor pada SBR serta mengingatkan kembali
kepada nasabah untuk mengkonfirmasi penebusan barang gadai.
B. Saran
kami sebagai penulis menyadari bahwa laporan yang penulis buat masih jauh
kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya selaku penulis
memohon kepada para pembaca dapat memberikan kritik ataupun masukan terhadap
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) guna untuk menyempurnakan laporan penulis
selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15