Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG JAYAPURA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD NUR AMINUDIN : 015161009

NUR AFRIANTI : 015161013

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) FATTAHUL MULUK


PAPUA

2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PERSETUJUAN

Naskah laporan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tahun 2018 di


pegadaian syariah cabang ampera jayapura ini telah disusun sesuai dengan
petunjuk dan karena itu kami menyetujui naskah tersebut yang merupakan
komponen penyelesaian progam praktek kerja lapangan.

Hari : Selasa

Tanggal : 8 Januari 2019

Dosen Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan

PAHRI, M.E PIEPING C. MURTI, S.E

NIP : 2015079101 NIP : 74.02.3322

Mengetahui :

Kepala KCP Ampera Jayapura Ketua Jurusan Syariah

PIEPING C. MURTI, S.E AMIRULLAH, S. Ag, M. Ag

NIP : 74.02.3322 NIP :197305152006041002

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat allah SWT, yang telah melimpahan


rahmat, taufiq, serta hidayahnya, seehingga laporan kelompok pkl ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Laporan kelompok PKL ini dimaksudkan
sebagai landasan dalam melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran secara umum, PKL
merupaan wahana bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktis
tentang aplikasi tentang konsep-konsep hukum gadai di PT. Pegadaian Syariah
Jayapura baik berinteraksi dengan nasabah maupun praktek tata cara dalam gadai
itu sendiri semoga bisa membantu fakultas ekonomi syariah untuk mendapatkan
pengalaman praktis tentang aplikasi konsep-konsep dalam PT. Pegadaian Syariah.
Kepada semua pihak yang mempunyai andil dalam penyusunan laporan kelompok
PKL ini, disampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga
menjadi amal sholeh yang diridhai allah SWT.

Jayapura, 8 Januari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Ruang Lingkup.......................................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................3
BAB II : GAMBARAN LOKASI PKL...........................................................................4
A. Nama Instansi, Alamat dan Sejarah berdirinya.......................................................4
B. Struktur Organisasi.................................................................................................6
C. Ruang Lingkup Wewenang dan Mekanisme..........................................................8
D. Prosedur dan Mekanisme.......................................................................................9
BAB III : PRAKTIK KULIAH DI LEMBAGA PROFESI........................................11
A. Pelaksanaan Praktik di Pegadaian Syariah...........................................................11
B. Problem Pelaksanaan (internal dan eksternal)......................................................11
C. Solusi / Penyelesaian Problem yang dilaksanakan................................................12
D. Saran-saran Pengembangan Praktik.....................................................................12
BAB IV : PENUTUP......................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegadaian syariah terdapat suatu pelelangan barang gadai yang merupakan
suatu penyitaan barang milik rahn yang tidak bisa menebusnya dalam jangka waktu
tertentu atau jatuh tempo yang sudah ditentukan.1
Pegadaian syariah dalam memberikan pinjaman harus ada benda jaminan dari debitur.
Apabila debtur tidak dapat melunasi pinjamannya, maka kreditur dalam hal ini
pegadaian syariah berhak melelang benda jaminan dari debitur. Pada kenyataannya,
tidak semua benda jaminan ditebus oleh debitur. Benda yang tidak ditebus oleh
debitur kemudian dilelang oleh pegadaian. Pengolalaannya tidak terlepas dengan
adanya permasalahan seperti kesulitan mencari nasabah yang mempunyai barang
jaminan yang akan dilelang, barang yang tidak laku karena penawaran lebih rendah
dari pinjaman maupun barang dengan taksiran terlalu tinggi.
Adanya unsur keadilan dan tidak mendzalimi sangat diperlukan dalam proses
pengadaian dan pelelangan. Pelelangan merupakan pola penyelesaian eksekusi
marhun (barang jaminan gadai) yang telah jatuh tempo dan akhirnya tidak ditebus
oleh rahin. Pelelangan sendiri menjadi minat tersendiri bagi masyarakat karena harga
barang yang ditawarkan sesuai dengan taksiran barang second yang ada di pasar dan
mungkin ada barang yang sulit dicari di pasar kemudian barang tersebut ada dan
dilelang di pegadaian tersebut.
Pegadaian syariah juga harus memenuhi rukun dan gadai syariah. Rukun dan
syarat gadai syariah dan akad perjanjian gadai antara lain:
1. Rukun dan Gadai Syariah
a. Al-Rahin (yang menggadaikan)
Orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang
yang akan digadaikan.
b. Al-Murtahin (yang menerima gadai)

1
Chairhuman Pasaribu Suhrawadi K, Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet, 1996),
hal. 139

1
Orang bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan
modal dengan jaminan barang gadai.
c. Al-Marhun (barang yang digadaika)
Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam
mendapatakan utang.
d. Al-Marhun bih (hutang)
Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya
tafsiran marhun.
e. Sighat, ijab dan qabul
Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.
Pegadaian pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan pokok seperti
dicantumkan dalam PP No. 103 tahun 2000 sebagai berikut:

1. Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah


ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa di bidang
keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2. Turut melaksanakan dan menunjung pelaksanaan kebijakan dan program


pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.

3. Mencegah dan memberantas praktek pegadaian gelap, ijon dan pinjaman tidak
wajar lainnya fungsi Pokok.
Adapun Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut:

a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara
mudah, cepat, aman dan hemat.

b. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan


bagi pegadaian maupun masyarakat.

c. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.


e.  Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan
pegadaian.

2
Dari tugas, tujuan dan fungsi pegadaian tersebut perum pegadaian adalah
lembaga kredit yang melayani hampir semua jenis kebutuhan dana. Kredit
tersebut dapat berupa kredit untuk kebutuhan konsumsi atau terlebih untuk tujuan
produksi (misalnya biaya pengolahan sawah dan sebagainya).

B. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembahasan laporan kali ini yaitu meliputi
Pelaksanaan Praktik di Pegadaian Syariah, masalah pelaksanaan internal maupun
eksternal yang terdapat pada Pegadaian Syariah serta solusi dari masalah yang akan
dipaparkan pada laporan tersebut.

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Adapun tujuan yang dibahas pada Laporan Kelompok Kera ini adalah:
a. Menganalisis masalah internal maupun eksternal dalam pegadaian syariah.
b. Membuat solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Memberikan pendapat tentang pemecahan masalah.
2. Manfaat
Adapula manfaat dari Praktik Kerja Lapangan di Pegadaian Syariah:
a. Bisa mengerti tentang bagaimana cara yang baik untuk berkounikasi dengan
nasabah.
b. Mendapatkan pengalaman kerja.
c. Dapat menciptakan hubungan kerja yang baik dengan para pegawai serta
pimpinan di pegadaian syariah

3
BAB II

GAMBARAN LOKASI PKL

A. Nama Instansi, Alamat dan Sejarah berdirinya


1. Nama Instansi dan alamat
Adapun nama instansi penelitian Laporan Praktik Kerja Lapangan Kelompok
dan alamat yaitu di PT. Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ampera Jayapura
yakni, Alamat : Jl. Pembangunan No. 26, Paldam depan apotik K24, Jayapura,
Papua, 99111 Kecamatan : jayapura utara Kelurahan : gurabesi No. Telepon:
08114302188
2. Sejarah pegadaian
Pegadaian atau pawn shop merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem
gadai. Lembaga seperti awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktikan
diwilayah-wilayah Eropa lainnya., misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai
tersebut memasuki Indonesia dibawa dan di kembangkan oleh orang Belanda
(VOC) ,yaitu sekitar abad ke-19.
Dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomiannya VOC mendirikan
bank dan van leening yaitu kredit yang memberikan kredit dengan sistem gadai
bank van leening didirikan pertama di Batavia pada tanggal 20 agustus 1746. Pada
tahun 1800 pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan merinci jenis barang
yang bisa digadai seperti emas, perak, kain dan sebagian perabotan rumah tangga.
Sejak proklamasi kemerdekaan sampai tahun 1961, pegadaian berstatus sebagai
jawatan, yaitu terbitnya peraturan pemerintah nomor 178 tahun 1961, yang
merubah status jawatan pegadaian menjadi perusahaan Negara dan pada tahun
1965 diintegrasikan kedalam urusan bank sentral. Selanjutnya berdasarakan
peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1969 status perusahaan Negara pegadaian,
yang usaha dan kegiatannya diatur dalam pasal 2 Indische Burgelijk Wet Boek
(IBW) 1927. Jawatan pegadaian pada waktu itu berada dalam lingkungan
departemen keuangan, yang pengelolanya dilakukan oleh Direktorat Jendral
Keuangan, yaitu berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor
39/MK.6/2/1971.

4
Pada tahun 1971 sampai tahun 1990 pegadaian berstatus sebagai perusahaan
jawatan (PERJAN) pegadaian, yang selanjutnya berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 10 tahun 1990, perjan pegadaian berubah kembali statusnya
menjadi perusahaan umum (PERUM) pegadaian hingga sekarang, dan terakhir
diatur dengan peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2000.2
3. Sejarah Pegadaian Syariah
Dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 dan penyempurnaannya menjadi UU
No. 10 tahun 1998 tentang pokok-pokok perbankan syariah yang didalamnya yang
mengatur tentang perbankan syariah memberi peluang berdirinya lembaga
keuangan syariah yang berdasarakan sistem bagi hasil. Kondisi ini dimanfaatkan
sebesar-besarnya oleh umat islam dengan mendirikan perbankan syariah seperti
Bank Muamalat Indonesia (BMI), Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), asuransi
Takaful, dan Reksadana Syariah.
Sedangkan pegadaian syariah merupakan salah satu unit layanan syariah yang
dilaksanakan oleh perum pegadaian. Berdirinya layanan unit syariah ini
didasarkan atas perjanjian musyarakah dengan sistem bagi hasil antara perum
pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) untuk tujuan melayani
nasabah Bank Muamalat Indonesia (BMI) maupun nasabah perum pegadaian yang
ingin memanfaatkan jasa dengan menggunakan prinsip syariah.
Ketentuan nisbah yang disepakati yaitu 45,5 untuk bank Muamalat Indonesia
(BMI) dan 55,5 untuk perum pegadaian. Perjanjian kerjasama antara perum
pegadaian dan bank Muamalat Indonesia (BMI) tentang gadai syariah disepakati
pada tanggal 20 Desember 2002, dengan nomor 446/SP300.233/2002 dan
015/BMI/PKS/XII/2002. Pada tahun 2003 tepatnya tanggal 1 januari gadai syariah
mulai beroprasi di kota Jakarta.3
Kantor PT. Pegadaian Syariah CPS Ampera yang berlokasi dijalan
pembangunan No. 26 paldam ini termasuk dalam klafikasi Kantor Cabang
Pelayanan Syariah (CPS) yang langsung berhubungan dengan nasabah yang
membutuhkan kredit gadai, bisnis emas, tabungan emas dan produk lainnya.

Visi:
2
Andrian sutedi, hukum gadai syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.80-84.
3
Ibid, hal.84-86.

5
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis findusia selalu menjadi yang terbaik untuk
masyarakat menengah kebawah.

Misi:

a. kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.


b. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru
untuk menambah proposisi nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan.
c. Memberikan service exelence dengan fokus nasabah melalui: bisnis proses
yang lebih sederhana, praktek menejemen resiko yang kokoh, SDM yang
professional berbudaya kinerja baik.4

B. Struktur Organisasi

PIMPINAN CABANG

PENAKSIR PENAKSIR PENAKSIR

PENAKSIR PENAKSIR PENAKSIR PENAKSIR

Seperti halnya kantor cabang yang lain, kantor cabang PT. Pegadaian Syariah
Ampera ini memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Begitu juga tugas yang
dilaksanakan oleh para pegawai yang aka disebutkan berikut yaitu uraian jabatan
kantor cabang berdasarkan peraturan direksi PT. Pegadaian.

1. Pinca (Pimpinan Cabang)

4
http://www.pegadaian.co.id/provil/visi-dan-misi, 01 Desember 2018,pkl 23.00 wit.

6
Fungsinya untuk mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi kegiatan
operasional, mengawasi administrasi, keuangan, keamanan, ketertiban, dan
kebersihan serta pembuatan laporan kegiatan kantor. Untuk menyelenggarakan
fungsi tersebut, pinca mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional
kantor.
b. Menangani barang jaminan bermasalah dan barang jaminan lewat jatuh tempo.
c. Melakukan pengawasan secara uji petik dan terprogram terhadap barang
jaminan yang masuk.
2. Penaksir
Fungsinya melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk
menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra
baik perusahaan. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, penaksir mempunyai
tugas :
a. melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui barang
jaminan yang bermutu dari nilai barang serta bukti kepemilikannya dalam
rangka menentukan dan menetapkan golongan taksiran dan uang pinjaman.
b. Melaksanakan penaksiran terhadapap barang pinjaman yang akan dilelang,
untuk mengetahui mutu dari nilai, dalam menentukan harga dasar barang yang
akan dilelang.
c. Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan agar
terjamin keamanannya.
3. Kasir
Fungsinya melakukan tugas penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan oprasional
kantor cabang. Untuk menyelenggaraka fungsi tersebut, kasir mempunyai tugas:
a. Melaksanakan penerimanaan, pelunasan uang pinjaman dari nasabah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Menerima uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang.
c. Membayarkan uang pinjaman kredit kepada nasabah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
d. Melakukan pembayaran segala pengeluaran yang terjadi di kantor cabang.

7
4. Penyimpanan
Tugas penyimpanan:
a. Secara berkala melakukan pemeriksaan keadaan gudang penyimpanan barang
jaminan, agar tercipta keamanan dan keutuhan untuk serah terima jabatan.
b. Mengeluarkan barang jaminan emas, perhiasan dan dokumen kredit untuk
keperluan pelunasan, pemeriksaan atasaan dan pihak lain.
c. Merawat barang jaminan emas dan perhatian dan gudang penyimpanan, agar
barang jaminan tersebut tetap dalam keadaan baik dan aman.
d. Melakukan pencatatan mutasi penerimaan dan pengeluaran barang jaminan
emas yang menjadi tanggung jawabnya.
e. Melakukan perhitungan barang jaminan emas dan perhiasan secara terprogram
sehingga keakuratan saldo.
5. Sekuriti
Tugas dan fungsi:
a. Bertanggung jawab atas keamanan lingkungan gedung kantor pegadaian.
b. Sebagai pegawai outsourcing.
c. Membersihkan selurung ruangan, pintu-pintu dan jendela pada gedung kantor
pegadaian.
d. Menyimpan makanan dan minuman bagi pegawai kantor pegadaian.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh pengelola kantor
pegadaian.

C. Ruang Lingkup Wewenang dan Mekanisme


Adapun ruang lingkup dan wewenang dari kantor PT. Pegadaian Syariah CPS
Ampera sebagai berikut:
1. Cabang pelayanan syariah yang kemudian disebut menjadi CPS, adalah outlet
pelayanan yang merupakan cabang pertama yang langsung berhubungan atau
melayani pelanggan atau nasabah yang membutuhkan kredit gadai, bisnis emas
dan produk jasa lainnya.
2. CPS dipimpin langsung oleh seorang pemimpin cabang di bantu oleh pegawai
pegadaian seperti: pengelola, penaksir, kasir, penyimpan dan beberapa sekuriti
guna menjaga keamanan dan ketertiban.

8
3. Kegiatan operasional sehari-hari dilakukan didalam kantor Pegadaian Syariah.
Terkadang juga dilakukan diluar pada saat-saat tertentu.
4. Kantor Pegadaian Syariah melayani masyarakat yang melakukan gadai, bisnis
emas, AR-RRUM BPKB, dan produk-produk lainnya.
5. Penyimpanan barang gadai langsung disimpan oleh penyimpan atau pimpinan
cabang di dalam brangkas yang tersimpan didalam kantor.
6. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai pegadaian langsung ditangani
oleh pimpinan cabang.

D. Prosedur dan Mekanisme


Implementasi operasi Pegadaian Syariah hampir bermiripan dengan Pegadaian
konvensional. Seperti halnya Pegadaian konvensional, Pegadaian Syariah juga
menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak. Prosedur untuk
memperoleh kredit gadai syariah sangat sederhana, masyarakat hanya menunjukkan
bukti identitas diri dan barang bergerak sebagai jaminan, uang pinjaman dapat
diperoleh dalam waktu yang tidak relatif lama (kurang lebih 15 menit saja).
Begitupun untuk melunasi pinjaman, nasabah cukup dengan menyerahkan sejumlah
uang dan surat bukti Rahn saja dengan waktu proses yang juga singkat.
Di samping beberapa kemiripan dari beberapa segi, jika ditinjau dari aspek
landasan konsep; teknik transaksi; dan pendanaan, Pegadaian Syariah memilki ciri
tersendiri yang implementasinya sangat berbeda dengan Pegadaian konvensional.
Mekanisme operasional pegadaian syariah merupakan implementasi dari konsep
dasar Rahn yang telah ditetapkan oleh para ulama fiqh. Secara teknis, pelaksanaan
atau kegiatan pegadaian syariah adalah:
1. Jenis barang yang digadaikan
2.  Perhiasan: emas, perak, mutiara, intan dan sejenisnya.
3. Peralatan rumah tangga: perlengkapan dapur, perlengkapan makan/minum,
perlengkaan bertanam, dan sebagainya.
4. Biaya Kendaraam: sepeda ontel, sepeda motor, mobil, dan sebagainya. Biaya-
biaya yang dikenakan dalam pegadaian syariah meliputi biaya administrasi dan
biaya penyimpanan barang gadai.

Penerapan mekanisme dalam pegadaian syari’ah bebeda sesuai dengan jenis-jenis


gadainya. Berikut disajikan beberapa mekanisme dalam pegadaian:

9
1. Produk Gadai (Ar-Rahn)
Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus
terlebih dahulu memenuhi ketentuan berikut :
a. Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya (SIM, Paspor, dan lain-lain)
b.  Mengisi formulir permintaan rahn
c.  Menyerahkan barang jaminan (marhun) bergerak
2. Produk ARRUM
Untuk memperoleh pembiayaan melalui produk ARRUM ini, calon nasabah
harus memenuhi beberapa persyaratan :
a. Calon nasabah merupakan mikro kecil di mana usahanya telah berjalan
minimal 1 tahun.
b. Memiliki kendaraan bermotor (mobil/motor) sebagai agunan pembiayaan.
c. Calon nasabah harus melampirkan:
 Fotokopi KTP dan kartu keluarga. 
 Fotokopi KTP suami/isteri
   Fotokopi surat nikah
   Fotokopi dokumen usaha yang sah (bagi pengusaha informal cukup
menyerahkan surat keterangan usaha dari kelurahan atau dinas terkait)
 Asli BPKB kendaraan bermotor
 Fotokopi rekening koran/tabungan (jika ada)
 Fotokopi pembayaran listrik atau telepon
 Fotokopi pembayaran PBB
 Fotokopi laporan keuangan usaha.
 Memenuhi kriteria kelayakan usaha
3. Produk Gadai Emas di Bank Syari’ah
Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan prmohonan dapat menandatangani
bank-bank syari’ah yng menyediakan fasilitas pembiayaan gadai emas.

10
BAB III

PRAKTIK KULIAH DI LEMBAGA PROFESI

A. Pelaksanaan Praktik di Pegadaian Syariah


1. Bidang Kerja
PT. Pegadaian Syariah Cabang Ampera Jayapura dikelola oleh kepala cabang
sebagai level managerial, pengelola unit dan penaksir sebagai level middle
managerial, serta kasir sebagai level operasional.
2. Pelaksanaan Kerja
Praktikan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pegadaian Syariah
Cabang Ampera Jayapura , mulai tanggal 28 Agurus 2018 sampai dengan 5
Desember 2018. Adapun waktu bekerja mulai pukul 07.30 WIT sampai dengan
16.00 WIB dari hari senin sampai dengan hari sabtu.
Kegiatan yang dilakukan praktikan selama Praktek Kerja Lapangan yang
berlangsung adalah :
a. Menerima gadai baru
Salah satu pekerjaan yang dilakukan praktikan pada saat PKL di PT
Pegadaian yaitu menerima gadai baru. Dalam kegiatan ini praktikan harus
melayani nasabah dengan ramah yaitu menerapkan senyum, sapa dan
salam.

B. Problem Pelaksanaan (internal dan eksternal)


1. Masalah internal didalam pegadaian syariah:
a. Banyaknya nasabah yang tidak melakukan tebusan ataupun memperpanjang
pinjaman jatuh tempo yakni dalam kurung waktu 2 atau 4 bulan dan ada juga
nasabah yang memang dengan sengaja tidak mengambil barangnya maka
barang tersebut akan masuk kedalam daftar barang yang akan dilelang di
kantor cabang pegadaian syariah jayapura. Dan harga jual barang tersebut
akan mengikuti harga barang-barang dipasaran.

11
b. Minimnya tempat penyimpanan barang gadai yang menyebabkan mengurangi
jumlah orang yang ingin menggadaiakan barang-barangnya hal ini hanya
berlaku pada barang rumah tangga seperti Tupperware dan kendaran bermotor.
c. Banyaknya orang-orang yang menebus barangnya yang mengakibatkan
tingkat OSL menjadi turun dan semakin banyak orang yang menggadaiakan
barangnya akan berdampak pada tumbuhnya tingkat pendapatan pegadaian
tersebut.
2. Masalah eksternal
Adapun masala eksternal yaitu ketidakdisiplinan nasabah dalam penebusan
barang gadai, sehingga mengakibatkan banyak barang terpaksa dilelang dengan
nilai taksiran yang rendah.

C. Solusi / Penyelesaian Problem yang dilaksanakan


1. Masalah internal
a. Pegawai yang bersangkutan untuk memberitahukan kepada nasabah tanggal
jatuh tempo harus lebih tegas lagi agar nasabah dapat langsung menebusnya.
b. Diperbesarnya tempat penyimpanan barang agar nasabah yang ingin
menggadaikan barang-barang yang besar dapat diterima, karena seringkali
nasabah yang ingin menggadaikan motor tidak dapat diproses dikarenakan
tempat penyimpanan yang tidak memadai.
2. Masalah eksternal
a. Pihak terkait harus memberikan tambahan waktu kepada nasabah dalam
penebusan barang bagai dikarenakan banyaknya nasabah yang dari kalangan
ekonomi kebawah.

D. Saran-saran Pengembangan Praktik


1. Meningkatkan disiplin kerja untuk memanajemen waktu lebih baik lagi.
2. Meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan dan tugas yang
diberikan..
3. Praktikan lebih mengenal pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat bekerja secara
maksimal.
4. Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.
5. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada
dalam pekerjaan

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah praktikan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan PKL selama 4 bulan
di PT Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Ampera Jayapura, banyak hal yang
praktikan dapatkan dan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar
Sarjana di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) FATTAHUL MULUK
PAPUA.
2. PKL merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri yang
dimiliki serta memiliki keterampilan, keahlian, tambahan wawasan dan
pengetahuan serta disiplin kerja yang tinggi sehingga menjadi tenaga kerja yang
terampil.
3. PT Pegadaian adalah PT yang bergerak dibidang jasa keuangan.
4. Fungsi dari PT Pegadaian yaitu dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik
kepada masyarakat melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah
atas dasar hukum gadai syariah dan fidusia.
5. Tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan adalah pada PT Pegadaian (Persero)
Syariah Cabang Ampera Jayapura, yang beralamat di Jl. Pembangunan No. 26,
Paldam depan apotik K24, Jayapura, Papua, 99111 Kecamatan : Jayapura Utara
Kelurahan : Gurabesi No. Telepon: 08114302188.
6. Waktu pelaksanakan praktek kerja lapangan adalah selama 4 bulan,
mulai dari tanggal 28 Agustus 2018 sampai dengan 5 Desember 2018. Dengan
hari dan jam kerja yaitu, Senin sampai dengan Sabtu mulai pukul 07.30-16.00
WIT.
7. Dalam melaksanakan PKL, praktikan mengalami berbagai kendala diantaranya
adalah manajemen waktu yang kurang efektif dari diri praktikan, kurangnya
pengarahan dari pegawai, dan kurangnya kedisiplinan nasabah dalam
mengkonfirmasi penebusan barang gadai.
8. Dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh praktikan dapat dilakukan dengan
cara memanajemen waktu yang lebih baik lagi, memanfaatkan waktu luang untuk

13
banyak bertanya kepada pegawai mengenai cara kerja yang harus dilakukan, dan
membubuhkan nomor telepon kantor pada SBR serta mengingatkan kembali
kepada nasabah untuk mengkonfirmasi penebusan barang gadai.

B. Saran
kami sebagai penulis menyadari bahwa laporan yang penulis buat masih jauh
kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya selaku penulis
memohon kepada para pembaca dapat memberikan kritik ataupun masukan terhadap
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) guna untuk menyempurnakan laporan penulis
selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andrian sutedi, 2011, hukum gadai syariah, (Bandung: Alfabeta)

Chairhuman Suhrawadi Pasaribu K, Lubis, 1996, Hukum Perjanjian Dalam


Islam, (Jakarta: Sinar Grafika )

http://www.pegadaian.co.id/provil/visi-dan-misi, 01 Desember 2018, pkl 23.00


WIT.

15

Anda mungkin juga menyukai