Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KELOMPOK IV

KONTRASEPSI DARURAT

Dosen pengampuh ; Ruth Yogi ,S.ST,M,Kes

Di susun oleh :

1. Nur Annisa Rofiul Adawiyah


2. Rahmadiah Ariyaning Tyas
3. Octarisma Yanti
4. Nur Asisya
5. Nur Azizah
6. Santi Yalipele
7. Rizka Juistri

POLITEKNIK KESEHATAN JAYAPURA TAHUN AJARAN 2020/2021

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini sebagai tugas. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi semua
pembaca terutama bagi keluarga besar POLTEKES KEMENKES JAYAPURA.
Makalah ini bertujuan untuk mendorong semangat belajar bagi pembacanya dan
menjelaskan tentang KONTRA SEPSI DARURAT

Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1              Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2              Rumusan  Masalah.................................................................................................................4
1.3              Tujuan.....................................................................................................................................5
1.3.1        Tujuan umum :..........................................................................................................................5
1.3.2        Tujuan khusus :.........................................................................................................................5
1.4              Manfaat Penulisan..................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Defenisi Kontrasepsi Darurat............................................................................................7
2.2 Indikasi dan Manfaat Kontrasepsi Darurat.....................................................................8
2.3 Macam-macam Kontrasepsi Darurat................................................................................9
2.4 Cara kerja..........................................................................................................................11
2.5 Manfaat..............................................................................................................................11
2.6 Keterbatasan.....................................................................................................................12
2.7 Indikasi..............................................................................................................................12
2.8 Kontraindikasi..................................................................................................................13
2.9 Efek Samping....................................................................................................................13
2.10 Penilaian Sebelum Pelayanan............................................................................................13
2.11 Instruksi Untuk Klien.........................................................................................................13
2.12 Pengamatan Lanjutan........................................................................................................15
2.13 Kontrasepsi reguler (rutin) setelah kontrasepsi darurat.................................................15
2.14 Bagan Metode Kontrasepsi Darurat:................................................................................16
2.15          Pelayanan Metode Kontrasepsi Darurat...........................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................................20
3.1              Kesimpulan....................................................................................................................20
3.2              Saran..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila
digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut “Kontrasepsi
pasca senggama” atau “morning after pil” atau “morning after treatment”. Istilah
“kontrasepsi sekunder” atau “kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis
anggapan obat tersebut harus segera dipakai atau digunakan setelah hubungan
seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah
terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Sebutan kontrasepsi darurat menekankan juga bahwa dalam cara KB ini lebih baik
dari pada tidak ada sama sekali. Digunakan atas permintaan  klien setelah suatu
episode senggama yang tidak terlindungi dalam 72 jam terakhir. Namun tetap
kurang efektif dibandingkan dengan cara KB yang sudah ada.  Kontrasepsi darurat
tidak boleh dipakai sebagai metode KB secara rutin atau terus menerus.

WHO memperkirakan bahwa setiap tahun 200.000 wanita meninggal akibat


terminasi kehamilan yang tidak diinginkan akibat suatu praktek  aborsi yang tidak
aman (Unsafe abortion). Banyak dari mereka yang dapat diselamatkan apabila
kontrasepsi darurat lebih banyak diketahui dan disediakan untuk masyarakat.
Metode kontrasepsi darurat yang digunakan sekarang ini, yang dinamakan Metode
Yuzpe menggunakan teknologi yang telah dilakukan sejak 30 tahun lalu,
sayangnya sangat sedikit pelayanan KB yang menerapkannya untuk keselamatan
jiwa (Live saving) bagi wanita. Apabila program-program KB cukup serius dalam
mencegah dari pada mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, mereka harus
menerapkan metode kontrasepsi darurat.
1.2              Rumusan  Masalah
1.      Apa yang yang dimaksud dengan Kontrasepsi Darurat ?

Apa saja Indikasi Kontrasepsi Darurat ?

2.      Apa saja macam-macam Metode Kontrasepsi Darurat ?

3.      Bagaimana Cara kerja dari kontrasepsi darurat ?

4.      Apa saja Manfaat kontrasepsi darurat ?

5.      Apa saja keterbatasan kontrasepsi darurat ?

6.      Apa saja indikasi kontrasepsi darurat ?

7.      Apa saja kontra indikasi kontrasepsi darurat ?

8.      Apa saja efek samping Kondar ?

9.      Apa saja penilaian sebelum pelayanan Kondar ?

10.  Apa yang harus dilakukan dalam instruksi kondar ?

11.  Bagaimana pengamatan lanjutan terhadap kondar ?

12.  Bagaiman cara penggunaan metode kontrasepsi darurat ?

                                                                                         

1.3              Tujuan

1.3.1        Tujuan umum :
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelayanan Keluarga Berencana.

1.3.2        Tujuan khusus :
a.       Untuk mengetahui Apa itu Metode Kontrasespsi Darurat.

b.      Untuk mengetahui Macam-macam metode kontrasepsi darurat.


c.       Untuk mengetahui manfaat dan cara penggunaan metode kontrasepsi darurat.

1.4              Manfaat Penulisan
Tujuan  kami membuat makalah yang  bertema “Metode Kontrasepsi Darurat” ini
adalah untuk memberi tahu pembaca mengenai apa itu Metode Kontrasepsi
Darurat sehinga pembaca dan penulis khususnya dapat mengetahui hal tersebut dan
mencegah serta menanggulangi kejadian tersebut, serta pemenuhan tugas mata
kuliah Pelayanan Keluarga Berencana.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Kontrasepsi Darurat
Image result for kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila


digunakan segera setelah melakukan hubungan seksual. Hal ini sering disebut
kontrasepsi pasca senggama, atau “morning after pill” atau “morning after
treatment”.“Istilahnya “kontrasepsi sekunder” atau“kontrasepsi darurat”. Asalnya
untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai atau digunakan setelah
hubungan seksual atau harus menunggu keesokan harinya dan bila tidak, berarti
sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi .

Sebutan kontrasepsi darurat menekankan juga dalam cara, KB ini lebih baik dari
pada tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan cara
KB yang sudah ada. Kontrasepsi darurat tidak boleh dipakai sebagai metode KB
secara rutin atau terus menerus. Untuk pengenalan kontrasepsi darurat, hal-hal
yang perlu dilakukan :

Masyarakat menyadari dan dapat menerima kenyataan bahwa hubungan seksual


sering terjadi tanpa perlindungan dan akan terus terjadi kecuali ada perubahan
sikap terhadap aktivitas tersebut.

Seharusnya ada akses yang terbuka pada kontrasepsi darurat, dengan pemerintah
atau swasta menjamin tersedianya klinik-klinik dan praktek umum, serta Rumah
Sakit. Akses harus tersedia dimana saja, selama 7 hari dalam seminggu. Siapapun
yang menyelenggarakan pelayanan KB seharusnya menyelenggarakan pelayanan
kontrasepsi darurat juga. Disamping itu juga dibutuhkan penerangan dan
penyuluhan-penyuluhan.

Semua pasangan yang menggunakan kontrasepsi, khususnya pada mereka yang


menggunakan metode barrier misalnya Kondom, harus tahu mengenai kontrasepsi
darurat.
Apabila potensi selengkapnya dari kontrasepsi darurat ini dapat diwujudkan dan
kemudian diterapkan dalam pelayanan KB, maka akan dibutuhkan peninjauan
segera untuk dilakukan pelatihan para dokter umum, dokter Rumah sakit dan bidan
dalam praktek pelayanan kontrasepsi.

Kontrasepsi darurat jelas dapat mencegah terjadinya kehamilan, dan apabila


dapat tersedia serta mudah didapatkan, dengan penggunaan yang cukup meluas,
akan dapat mencegah terjadinya atau menurunkan angka kematian yang tidak
diinginkan secara bermakna.

2.2 Indikasi dan Manfaat Kontrasepsi Darurat


Indikasi kontrasepsi darurat (kodar) adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak
dikehendaki kerena :

1. Kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti :

a. Kondom bocor, lepas atau salah menggunakan.

b. Diapragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.

c. Kegagalan senggama terputus (mis, ejakulasi di vagina atau pada genetalia


externa).

d. Salah hitung masa subur.

e. AKDR ekspulsi.

f. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet.

g. Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB yang setiap bulan.

h. Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB yang setiap tiga bulan.

2. Wanita korban perkosaan kurang dari 72 jam.

3. Tidak menggunakan kontrasepsi,baik karena alas an medis maupun belum


bersedia, tetapimingin mencegah kehamilan.
2.3 Macam-macam Kontrasepsi Darurat
Ada 2 macam kondar yaitu mekanik dan medik

1. Mekanik.

Satu-satunya kondar mekanik adalah AKDR copper (yang mengandung tembaga).


Jika di pasang dalam waktu kurang dari tujuh hari setelah senggama, AKDR ini
mampu mencegah kehamilan.

Cara kerja :

a. Mencegah fertilasi (mencegah sperma masuk ke tuba falopi dan menggangu


mobilitas)

b. Mencegah implantasi (merubah suasana tuba dan endometrium)

Kegagalan : < 0.1 % (hasil 20 penelitian meta analisis pemasangan AKDR Copper)

Selanjutnya AKDR dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan hingga 10


tahun lamanya.

Kontra indikasinya :

a. Hamil atau diduga hamil

b. IMS ( Infeksi Menular Seksual)

Cara pemberian :

1 kali pemasangan dalam waktu ≤ 7 hari pasca senggama.

2. Medik

Paling sedikit ada 5 cara pemberian kondar yang telah diteliti secara luas. 5 metoda
terbanyak masing-masing bersifat hormonal dan saat ini di terapkan secara oral.
Sekalipun pemberian pervagina sedang dalam tahap penelitian, namun kepustakaan
yang telah di publikasi masih terbatas pada pemberian oral. Lima metode tersebut
adalah pil KB Kombinasi, pil Progestin, pil Estrogen, mifepristone, dan Danazol.

Cara Kerja:

a. Merubah endometrium

b. Mencegah ovulasi

c. Menggangu tuba

Merek
Cara Dosis Waktu Pemberian
dagang
Mekanik AKDR Cooper T Satu kali Dalam waktu 7 hari
-Cu Multiload pemasangan pasca-sanggama
Nova T
Medik Microgynon 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari
Pil kombinasi 50 pasca-sanggama, dosis
dosis tinggi Ovral kedua 12 jam kemudian
Neogynon
Dosis rendah Nordiol
Eugynon
2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari
Progestin Microgynon pasca-sanggama, dosis
30 kedua 12 jam kemudian
Mikrodiol
Nordette 2 x 1 tablet Dalam waktu 3 hari
Estrogen pasca-sanggama, dosis
Postinor-2 kedua 12 jam kemudian

2,5 mg/dosis Dalam waktu 3 hari


Mifepristone 10 mg/dosis pasca-sanggama, 2 x 1
Lynoral 10 mg/dosis dosis selama 5 hari
Danazol Premarin 1 x 600 mg
Progynova 2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari
RU-486 pasca-sanggama
Danocrine
Azol Dalam waktu 3 hari
Merek
Cara Dosis Waktu Pemberian
dagang
pasca-sanggama, dosis
kedua 12 jam kemudian

2.4 Cara kerja


Merubah endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi hasil pembuahan,
Mencegah ovulasi/menunda ovulasi (Mengganggu pergerakan saluran telur (tuba
fallopii).

2.5 Manfaat
1. Sangat efektif (tingkat kehamilan < 3%).

2. Kefektifan sekitar 75%.

3. AKDR juga bermanfaat jangka panjang.

4. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

5. Mendukung hak perempuan untuk mengatur reproduksinya sendiri.

6. Mendukung kesehatan reproduksi perempuan:

a. Memberi waktu pemulihan yang sempurna bagi organ reproduksi.

b. Frekuensi kehamilan dapat diatur sesuai kondisii kesehatan fisik dan


psikososial.

c. Risiko aborsi dapat di hindarkan.

7. Bukan sebagai pil penggugur kandungan.

8. Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga tidak mempengaruhi


kesuburan dan siklus haid yang akan datang.
9. Efek samping ringan dan berlangsung singkat.

10. Tidak ada pengaruh buruk dikemudian hari pada organ sistem reproduksi
dan organ tubuh lainnya.
2.6 Keterbatasan
1. Pil kombinasi hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah
hubungan seksual tanpa perlindungan.

2. Pil kombinasi dapat menyebabkan nausea, muntah, atau nyeri payudara.

3. AKDR hanya efektif jika dipasang dalam 7 hari sesudah hubungan seksual.

4. Pemsangan AKDR memerlukan tenaga terlatih dan sebaiknya tidak


digunakan pada klien yang terpapar dengan risiko IMS.

2.7 Indikasi
Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak
dikehendaki.

1. Bila terjadi kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi, seperti :

a. Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.

b. Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.

c. Kegagalan sanggama terputus (misalnya ejkulasi di vagina atau pada


genitalia eksterna).

d. Salah hitung masa subur : untuk menghindari kehamilan segera pakai


kontrasepsi darurat

e. AKDR ekspulsi : dengan AKDR ekspulsi bearti fungsi dari AKDR


berkurang

f. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet

g. Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB.

2. Perkosaan : karena tidak ingin terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.


3. Tidak menggunakan kontrasepsi : setelah melakukan hubungan seksual
secara aktif namun tidak memakai pelindung apapun.

2.8 Kontraindikasi
Hamil atau diduga hamil tidak diperbolehkan untuk menggunakan kontrasepsi
darurat.

2.9 Efek Samping


1. Mual, muntah: perlu konseling. Jika muntah terjadi dalam 2 jam sesudah
penggunaan pil pertama atau kedua, dosis ulangan perlu diberikan.

2. Peradarahan/bercak: sekitar 8% klien dengan kontrasepsi oral kombinasi


mengalami bercak-bercak. Sekitar 50% mendapat haid pada waktunya bahkan
lebih awal.

2.10 Penilaian Sebelum Pelayanan


Evaluasi medik yang paling penting sebelum pelayanan kondar adalah
menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Upaya minimal yang mungkin
dilakukan adalah :

1. Pastikan tanggal haid terakhir dan regularitas siklus haid

2. Pastikan tanggal dan waktu senggama taka man

3. Temukan kemungkinan adanya kehamilan sebelum senggama taka man ini

Untuk kondar hormonal, penilaian lain (termasuk periksa dalam, uji kehamilan)
tidak terlalu penting atau hanya merupakan pemeriksaan rutin apabila 3 hal
tersebut diatas dapat dipastikan secara akurat

Untuk kondar AKDR, perlu dilakukan pemeriksaan panggul untuk memastikan


bahwa AKDR dapat diinsersikan dengan baik. Riwayat infeksi panggul, sepsis atau
kehamilan ektopik merupakan pertimbangan tersendiri terhadap kelayakan
pemasangan dan batasan waktu pemasangan kondar.
2.11 Instruksi Untuk Klien
Berikan instruksi secara lisan dan tertulis untuk klien sebagai berikut :

1. Penggunaan kondar secara tepat, termasuk bagaimana mengkonsumsi dosis


awal dan dosis ulangan

2. Untuk mengurangi mual, nasehatkan klien untuk minum susu atau


mengkonsumsi makanan ringan (misalnya : biscuit) pada saat minum pil
kontrasepsi)

3. Tekankan bahwa satu paket kondar tidak dapat melindungi klien terhadap
kemungkinan terjadinya kehamilan apabila setelah paket tersebut, pasien tidak
menggunakan kontrasepsi regular (misalnya : kondom) pada senggama berikutnya.

4. Jelaskan bahwa kondar hormonal tidak dapat digunakan sebagai


kontrasepsi regular

5. Pada umunya, para pengguna kondar hormonal akan mendapat menstruasi


tepat waktu atua lebih awal sehingga keterlambatan siklus patur dicurigai sebagai
kegagalan

6. Anjurkan untuk melakukan kunjungan ulang apabila haid berikut terlambat


lebih dari 1 minggu atau terjadi efek samping yang sangat menggangu kesehatan
klien

7. Untuk kondar AKDR, berikan informasi berikut ini :

a. Adanya kram atau nyeri perut bawah dalam 24 jam pascainsersi. Bila
dibutuhkan, beri analgetika (misalnya : asam mefenamat 500 mg atau ketoprofen
100 mg setiap 8 jam).

b. Bila AKDR hanya digunakan sebagai kondar, minta klien untuk melakukan
kunjungan ulang untuk konseling regular (bila tidak ada penyulit atau hambatan
medik lainnya.

c. Bila ingin digunakan sebagai metode kontrasepsi regular, minta klien untuk
melakukan kunjungan ulang untuk mengethui kemantapan klien tentang pilihannya
dan control ulangan.
2.12 Pengamatan Lanjutan
Bila klien kemudian menggunakan kontrasepsi regular setelah menggunakan satu
paket kondar maka perlu dilakukan pengamatan lanjut,kecuali apabila terjadi
terlambat haid lebih dari 7 hari. Pengamatan lanjut bertujuan untuk memastikan
bahwa kondar cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

Pada saat kunjungan ulang :

1. Catat siklus menstruasi klien untuk memastikan bahwa klien tidak hamil.
Bila terjadi keraguan, lakukan pemeriksaan konfirmatif (uji kehamilan, USG)

2. Diskusikan berbagai pilihan kontrasepsi regular yang tersedia

3. Berikan pelayanan kontrasepsi lanjutan seperti yang diinginkan dan sesuai


bagi klien

Bila Terjadi Kegagalan :

1. Nasehatkan untuk melanjutkan kehamilan karena kondar tidak


menyebabkan gangguan terhadap kehamilan.

2. Bila pada pemeriksaan konfirmatif tidak dijumpai adanya kehamilan


intrauterine, pastikan pula bahwa tidak terjadi kehamilan ekstrauterin

3. Rujuk klien ke fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi lain apabila


fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan lanjutan yang diinginkan oleh klien.

2.13 Kontrasepsi reguler (rutin) setelah kontrasepsi darurat


Berbagai jenis kontrasepsi dapat diberikan setelah penggunaan kondar, diantaranya
adalah :

1. Jenis kontrasepsi waktu penggunaan

2. Kondom

3. Diagframa

4. Implant

5. Pantang Berkala
2.14 Bagan Metode Kontrasepsi Darurat:

Pil Kontrasepsi Darurat Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


(Pil KB Darurat)* yang Mengandung Tembaga (IUD)
Waktu dan
Efektivitas   Dalam 72 jam HSTT   Dalam 120 jam HSTT
atau kegagalan atau  kegagalan kontrasepsi
kontrasepsi   Tingkat kegagalan: kurang dari 1
  Tingkat kegagalan: %
sekitar 2-3 %   Pada orang yang cocok ini lebih
  Semakin cepat efektif apabila dibandingkan
diminum, semakin dengan pil KB darurat
tinggi efektivitasnya
Cara kerja:
  Obat oral   Alat kontrasepsi dalam rahim
  Terutama dengan dimasukkan oleh dokter
menyetop   Terutama dengan menghentikan
atau
menunda keluarnya pembuahan
telur dari sel telur   Dapat digunakan oleh mayoritas
Anda wanita
  Dapat digunakan oleh
mayoritas wanita
Efek samping umum Sebagian wanita Sebagian wanita mungkin
mungkin mengalami: mengalami:
  Bercak-bercak   Perih atau sakit selama menstruasi
atau
pendarahan   Peningkatan menstruasi
vagina
yang tidak teratur   Peningkatan lendir vagina
  Waktu menstruasi
berikutnya (waktu
menstruasi berikutnya
mungkin terjadi
beberapa hari sebelum
atau setelah waktu
yang diperkirakan)
Sebagai kontrasepsi Tidak dapat Dapat digunakan sebagai
reguler digunakan sebagai kontrasepsi yang berkelanjutan
kontrasepsi reguler, selama 3 sampai 10 tahun
anda memerlukan berikutnya
perlindungan
kontrasepsi untuk
aktivitas hubungan
seks berikutnya
Poin yang harus
diperhatikan   Jika Anda muntah Jika menstruasi tertunda lebih dari
dalam waktu 3 jam seminggu atau Anda mencurigai
setelah minum pil KB bahwa Anda hamil,
darurat, Anda harus berkonsultasilah dengan dokter
berkonsultasi dengan untuk tes kehamilan.
dokter untuk dosis
selanjutnya secepat
mungkin
  Jika menstruasi
tertunda lebih dari
seminggu atau anda
mencurigai bahwa
anda hamil,
berkonsultasilah
dengan dokter untuk
tes kehamilan.
2.15          Pelayanan Metode Kontrasepsi Darurat
Petugas pelaksana terlatih seperti dokter dan bidan dapat mmeberikan pelayanan
kondar sesuai dengan standar pelayanan dan kebijakan pelayanan yang disesuiakan
dengan kondisi setempat. Agar tetap konstiten dengan standar dan kualitas
pelayanan yang telah ditetapkan, para petugas pelaksana akan mengikuti panduan
pelayanan kondar yang telah ditetapkan, para petugas pelaksana akan mengikuti
panduaan pelayanan kondar yang telah merka pelajari dalam pelatihan
sebelumnya. Ketersediaan akses, pasokan dan ketepatan penggunaan kondar
merupakan syarat bagi keberhasilan upaya pencegahan kehamilan yang tidak
diingikan akibat senggama yang tidak aman.

Konseling Konseling dilakukan dalam suasana bersahabat dan memelihara privasi


klien. Pastikan bahwa klien merasa kerahasiaanya terjaga dengan baik, terutama
apabila berhadapan dengan kaum remaja. Berikan dukungan yang memadai dan
tidak diperkenankan untuk membuat penilaian yang bersinggungan dengan harkat
dan martabat klien, baik yang diungkapkan secara langsung atau dikesankan
melalui bahasa atau gerak tubuh. Bila petugas pelaksana tidak dapat menjaga
privasi klien, minta klien untuk bertemu dengan konselor diruang khusus.

Konseling Kontrasepsi Darurat focus utama konseling adalah informasi yang


penting untuk diketahui dan tersedianya berbagai upaya untuk memenuhi
keinginan klien dalam mencegah kehamilan yang tidak di inginkan setelah
terjadinya senggama yang tidak aman. Materi informasi yang cukup lengkap, harus
meliputi hala-hal berikut :

1.         Mekanisme pencegahan kehamilan kondar

2.         Instruksi penggunaan yang jelas dan mudah dipahami

3.         Pilihan kondar

4.         Penggunaan kontrsepsi regular (rutin) setelah kondar atau pencegahan


kehamilan pada senggama berikunya

5.         Hasil yang diharapkan dan kemungkinan terjadinya kegagalan

6.         Pengamatan lanjut atau kunjungan ulang


7.         Akses terhadap informasi penting tambahan atau lanjutan.

Konseling Pemakaian AKDR Untuk Kontrasepsi Darurat :

1.         Bila suatu pasangan usia subur belum merencanakan punya anak, mereka
seharusnya memakai salah satu cara kontrasepsi. Kontrasepsi tersebut dipakai
sebelum melakukan senggama. Contoh : IUD dipasang pada saat haid, pil KB
diminum pasca keguguran.

2.         Bila suatu waktu setelah melakukan senggama, pasangan tersebut belum


siap untuk menerima suatu kehamilan, maka kontrasepsi darurat tersebut dipakai
untuk mencegah kehamilan.
BAB III

PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila
digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut “Kontrasepsi
pascasanggama” atau “morning after pil” atau “morning after treatment”. Istilah
“kontrasepsi sekunder” atau “kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis
anggapan obat tersebut harus segera dipakai/digunakan setelah hubungan seksual
atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah
terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Program KB bagi kepenting Indonesia adalah  sebagai metode menyeimbangkan


populasi dalam meratakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, social dan budaya
penduduk diindonesia agar dapat tercapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional.

3.2              Saran
      Dengan  adanya metode kb darurat di Indonesia semoga dapat menurunkan
angkat kepadatan penduduk yang terjadi, dan juga dengan adanya program KB
tersebut dapat mengubah atau memperbaiki angka kematian ibu dan anak yang
sering terjadi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin Bari Abdul. 2006. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”

      Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai