Malam itu, seorang gadis menatap langit malam dari
jendela kamarnya. Meskipun udara malam itu cukup dingin, angin malam menerpa kulit gadis itu. Belakangan ini dia tidak bisa tidur, tetapi bukan karena ia ingin melihat langit malam. Ditatapnya gelang di pergelangan tangan gadis itu. “Huft, kira-kira sekarang bagaimana keadaanmu? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu masih mengingatku El?”
Helaan nafas terdengar dari bibir gadis itu, ya akhir-akhir
ini dirinya memikirkan sahabatnya. Karena malam sudah semakin larut gadis itu menutup jendela kamarnya, kemudian menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah selesai gadis itu mengambil ponselnya untuk di charger. Kemudian gadis itu memutuskan untuk tidur mengingat besok dirinya harus pergi ke sekolah. Setelah selesai gadis itu pergi tidur, tak lupa dia juga membaca doa sebelum tidur.
Pada pagi hari, terlihat seorang gadis yang menggeliat
dalam tidurnya. Jam menunjukkan pukul 05.15 pagi, lalu gadis itu duduk di tepi kasur untuk mengumpulkan nyawanya. Dua menit berlalu, gadis itu mencepol asal rambutnya lalu mengambil handuk dan bergegas menuju ke kamar mandi. 20 menit berlalu, kini gadis itu keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolah. Lalu gadis itu pergi ke depan meja rias dan memakai skincare. Lalu gadis itu memakai bedak bayi dan memoleskan sedikit pelembab bibir. Setelah itu dia mengikat rambutnya, dan melihat pantulan dirinya di cermiit “Perfect” Gumam gadis itu, lalu gadis itu mengambil tas sekolahnya dan turun untuk sarapan bersama. Saat akan menuruni tangga, gadis itu berpapasan dengan ayahnya. “Pagi ayah” “Pagi juga Luna”
Lalu mereka turun bersama-sama, setelah sampai di meja
makan ayah dan anak itu duduk di kursi masing-masing. “Pagi bu” “Eh, kalian sudah turun rupanya, ayo kita sarapan”
Mereka pun mulai memakan sarapan mereka tanpa
suara, karena kata sang ayah tidak baik berbicara saat makan. Setelah selesai sarapan Aluna berpamitan kepada ibu dan ayahnya. “Ayah, ibu Luna berangkat ya”
Tak lupa Aluna juga mencium pipi ke dua orang tuanya.
Aluna ke sekolah menggunakan angkutan umum. Sesampainya di gerbang sekolah, Aluna mendengar teriakkan sahabatnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Yuna, si pemilik suara nyaring itu. “Luna!! Tungguin aku!!”
Aluna hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan
sahabatnya. Akhirnya mereka pergi ke kelas bersama. Pelajaran berjalan dengan lancar seperti biasanya, dan tibalah jam istirahat yang di tunggu-tunggu oleh para murid. Aluna dan Yuna pun pergi ke kantin seperti murid-murid yang lainnya. Setelah selesai membeli makanan Aluna dan Yuna mencari tempat untuk duduk, setelah duduk mereka memakan makanan masing-masing.
Saat sedang makan seorang gadis menghampiri mereka.
“Permisi, apa aku boleh duduk dengan kalian?” “Tentu saja” “Terimakasih, oh iya perkenalkan aku Siska, kalian?” “Namaku Yuna dan yang di sebelahku Aluna”
Setelah perkenalan itu mereka melanjutkan memakan
makanan masing-masing sambil sesekali bercerita. Bel pertanda masuk kelas pun berbunyi. Aluna dan Yuna menuju kelas bersama-sama. Kali ini di kelas Aluna dan Yuna sedang jam kosong, karena guru yang mengajar tidak hadir hari ini. Para murid ada yang membaca, mengobrol,dll. Lagi-lagi Aluna menatap gelang yang melingkar indah di tangannya. Yuna yang menyadari hal itu menepuk pelan pundak Aluna dan bertanya. “Luna, kamu kenapa? Kamu memikirkannya lagi?”
Tepukan pada pundaknya menyadarkan Aluna dari
lamunannya, dan membalas pertanyaan Yuna dengan anggukan kepala. “Aku yakin kalian pasti akan bertemu lagi” Aluna hanya menanggapinya dengan senyuman, Yuna yang paham dengan perasaan sahabatnya pun membalas dengan senyuman ke Aluna. Bel pulang sekolah pun berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas untuk segera pulang dan beristirahat, begitupun dengan Aluna dan Yuna. Lima hari berlalu, hari ini adalah hari Minggu, Aluna dan Yuna berencana akan pergi ke taman dekat rumah mereka. Setelah cukup lama di taman ada yang menghampiri mereka. “Oh, ternyata ada kalian di sini”
Itu adalah Lia dan Caca yang memang tidak suka pada Aluna dan Yuna, entah karena apa. “Kenapa?! Apa kami tidak boleh berada di sini?!” “Eits, santai jangan marah-marah”
Aluna yang dari tadi diam memisahkan mereka berdua
dengan menarik tangan Yuna untuk pergi dari sana. Dia tidak mau terjadi perkelahian di sana. “Sudah Yun tidak usah di perpanjang, ayo kita pulang, ini juga udah sore” “Huh baiklah”
Mereka pun pulang menuju rumah masing-masing
karena sudah sore. Ke esokan paginya Aluna menjalankan aktivitas paginya seperti biasa. Saat akan menuju ke kelas, Aluna tiba-tiba berhenti saat melihat orang itu. Yuna yang menyadari temannya sedang memperhatikan seseorang, lalu Yuna bertanya. “Lun? Kenapa kamu terus memperhatikan orang itu? Apa kamu mengenalnya?” “Oh, tidak Yun. Tapi gelang yang di pakai orang itu persis seperti gelangnya Aurel”
Yuna hanya menganggukkan kepalanya, merekapun
menuju ke kelas. Saat ini para siswa sedang istirahat begitupun Yuna dan Aluna. Setelah selesai makan mereka menuju ke kelas, karena sebentar lagi bel berbunyi. Saat sampai di kelas, tak lama seorang guru masuk ke kelas itu. “Halo semuanya, di sini ibu akan memberitahu bahwa mulai besok kalian akan melaksanakan pembelajaran secara daring. Dikarenakan virus covid 19 semakin menyebar luas di Indonesia. Untuk info lebih lanjut nanti akan di infokan lewat WhatsApp. Apakah ada yang ingin bertanya?” “Tidak buk” “Baiklah, jika tidak ada yang bertanya sekarang kalian boleh pulang” “Baik buk”
Setelah guru itu keluar kelas, para murid segera
merapikan alat tulis yang ada di atas meja masing-masing dan bergegas pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat. Satu bulan telah berlalu, kegiatan belajar online juga berjalan dengan lancar. Kini tiba saat untuk pengumpulan tugas- tugas sekolah selama satu bulan ini. Kini Aluna telah siap dengan seragam sekolahnya, tak lupa dengan protokol kesehatan. Aluna pun berangkat menuju ke sekolah. Kini Aluna dan Yuna sedang menunggu giliran mereka untuk mengumpulkan tugas, karena bosan menunggu mereka pun berbincang-bincang. “Oh iya Lun, apa kamu masih mencari Aurel?” “Iya, tapi aku belum menemukannya” “Bagaimana caramu mencarinya sekarang?” “Entahlah, mungkin nanti aku akan ke tempat favorit kami dulu untuk mencarinya. Siapa tau dia berkunjung ke sana” “Tidak-tidak, ini sedang masa pandemi. Aku tidak setuju” “Lalu aku harus bagaimana lagi? Aku akan tetap ke sana” “Astaga Lun, kamu bisa mencarinya lewat media sosial, jadi kamu tidak perlu keluar rumah. Tolong ikuti saranku ini, aku tidak mau kamu terkena virus yang mematikan itu” Aluna menghela nafasnya, lalu menjawab “Hm, baiklah aku akan mengikuti saranmu”
Akhirnya Yuna merasa lega karena Aluna mau
mendengarkan saran dari dirinya. Setelah perbincangan itu keduanya sama-sama diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak berlangsung lama, lagi-lagi Aluna melihat orang yang kemarin dia lihat di gerbang sekolah. Karena sangat penasaran, Aluna menepuk bahu orang itu, saat orang itu berbalik Aluna seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Perasaan rindu dan senang ia rasakan saat ini. Aluna menemukan orang yang dia cari selama ini. “El?”
Sepertinya orang yang di panggil “el” oleh Aluna merasa
terkejut.
“Maaf, apa kamu mengenalku? Dan panggilan itu,
bagaimana kamu mengetahuinya? Tunggu-tunggu, apa kamu Luna? “Iya ini aku Luna, el”
Sungguh senang sekali rasanya bisa bertemu kembali
dengan orang yang telah lama kita cari-cari. Dan itulah yang dirasakan oleh Aluna dan Aurel sekarang. Setelah lama berpelukan Aluna mengajak Aurel ke tempat dia dan Yuna duduk tadi.
“Dia siapa Lun?”
“Oh iya, perkenalan ini Aurel orang yang aku cari selama ini. Dan Aurel perkenalkan ini Yuna”
“Hai aku Yuna, senang bisa berkenalan denganmu”
“Hai aku Aurel, senang bisa berkenalan denganmu juga”
Akhirnya mereka bertiga menjadi teman baik. Dan berkat
covid 19 ini, seorang sahabat yang telah lama berpisah kini bertemu kembali. Teruslah berusaha semampumu, karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Seperti Aluna yang kini telah bertemu kembali dengan sahabatnya.