Modul BSMR Level 1 Ver1
Modul BSMR Level 1 Ver1
1
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
2
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
3
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
4
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
10
5
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
KEKURANGAN
LIKUIDITAS
PENARIKAN STABILITAS
DANA MASYARAKAT TERGANGGU
MENJADI
RUGI PENARIKAN
BESAR-BESARAN
Pengaruh dalam
RUMOR ekonomi lokal,
KREDIT BANK TERPAKSA
MACET DILIKUIDASI bepotensi secara
global
11
6
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
Tetapi juga:
• pengelola perekonomian secara keseluruhan.
13
14
7
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
16
8
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
17
18
9
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
19
20
10
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
21
22
11
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
24
12
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
25
13
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
27
28
14
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
30
15
1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
31
32
16
1.2 Risiko Pasar
33
34
17
1.2 Risiko Pasar
Yield curve
8.0
7.5
7.0
Interest rate
6.5
6.0
5.5
5.0
4.5
4.0
1m 2m 3m 6m 12m 2y 3y 5y 10y
Maturity
35
36
18
1.2 Risiko Pasar
105 6%
Nilai tingkat
obligasi 100 5% suku
bunga
95 4%
37
38
19
1.2 Risiko Pasar
20
1.2 Risiko Pasar
41
Midland Bank
42
21
1.2 Risiko Pasar
43
Terima 5 tahun suku bunga tetap Bayar tingkat suku bunga diskonto BI
Nasabah
Bank A Deposan
KPR
22
1.2 Risiko Pasar
Nasabah
Bank A Deposan
KPR
Bank B Bank C
46
23
1.2 Risiko Pasar
Nasabah
Bank A Deposan
KPR
Swap
counterparty
47
24
1.2 Risiko Pasar
49
25
1.2 Risiko Pasar
52
26
1.3 Risiko Kredit
53
54
27
1.3 Risiko Kredit
Barclays Bank, UK
28
1.3 Risiko Kredit
57
58
29
1.3 Risiko Kredit
Suatu hal yang penting bagi bank adalah untuk memastikan bahwa
agunan tersebut benar-benar dapat digunakan untuk memitigasi
risiko kredit apabila terjadi gagal bayar (default).
60
30
1.3 Risiko Kredit
61
62
31
1 Karakteristik Risiko dan
Regulasi Perbankan
63
64
32
1.4 Risiko Operasional
Teknologi/globalisasi
Contoh risiko operasional ini sebenarnya berpengaruh terhadap
semua industri, bukan hanya perbankan. Contoh ini juga bukan
merupakan kejadian tunggal, tetapi merupakan rangkaian kejadian
yang berkelanjutan. Kasusnya adalah dampak dari virus komputer
yang merugikan miliaran dollar terhadap dunia usaha di seluruh
dunia.
33
1.4 Risiko Operasional
67
68
34
1.4 Risiko Operasional
35
1 Karakteristik Risiko dan
Regulasi Perbankan
71
36
1.5 Risiko-risiko lainnya
73
74
37
1.5 Risiko-risiko lainnya
75
38
1.5 Risiko-risiko lainnya
77
39
1.5 Risiko-risiko lainnya
80
40
1.5 Risiko-risiko lainnya
82
41
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
83
84
42
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
86
43
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
88
44
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
89
90
45
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
91
46
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
47
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
95
96
48
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
98
49
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
99
100
50
1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan
Sarbanes-Oxley (SOX)
101
102
51
1 Karakteristik Risiko dan
Regulasi Perbankan
103
Selain bank diatas ada beberapa lembaga non Bank skala kecil
seperti Badan Kredit Desa (BKD) dan Lembaga Desa Kerja
Pembangunan (LDKP).
104
52
1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia
Fit and Proper Test Fit and Proper Test dilaksanakan oleh Bank
2003 Indonesia untuk melihat kelayakan dari
pemilik dan pengurus bank.
106
53
1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia
107
Regulasi Tujuan
Asset Securitization Menjelaskan prinsip yang akan dipakai bank
2005 dalam pemakaian dan pelaksanaan
sekuritisasi asset.
108
54
1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia
109
55
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
1
2.1 Mengapa bank bersifat khusus dan harus diregulasi
2.1.1 Gearing
2
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
Kewajiban Jumlah
Bank “highly geared”
Modal 80
karena hanya
Deposito nasabah 820
mempunyai USD 80 jt
Pinjaman dari bank lain 100
atas hutang USD 820 jt
Total 1000
2.1.1 Modal
3
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
2.1.1 Insolvabilitas
4
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
2.1.1 Insolvency
Krisis solvabilitas (solvency crisis) pada sebuah bank dapat menyebabkan
gangguan kecil pada aktivitas ekonomi. Namun, jika krisis tersebut menimpa
seluruh sektor perbankan, maka seluruh sendi-sendi perekonomian dapat
terkena dampaknya.
Dengan tidak adanya mekanisme manajemen likuiditas pada bank, jika terjadi
kondisi tidak likuid dapat mengakibatkan bank menuju kepada kondisi tidak
solvabel (insolvency), hal ini dapat terjadi karena saat krisis likuditas, bank
berusaha melikuidasi asetnya secara cepat dengan harga yang rendah,
akibatnya menimbulkan kerugian. Jika krisis likuiditas menjadi meluas,
pengaruhnya bagi ekonomi dapat sama seperti krisis solvabilitas yang
mempengaruhi industri bank secara keseluruhan.
5
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
11
6
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
7
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
15
16
8
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
17
18
9
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
19
10
2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi
21
2 Evolusi Manajemen
Risiko dan Regulasi perbankan
22
11
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
Komite Basel terdiri dari perwakilan bank sentral dan pengawas bank
dari kelompok 11 negara yang disebut G10, plus Spanyol dan
Luxembourg. Akibatnya Komite Basel mempunyai anggota dari
negara-negara sebagai berikut : (13 negara)
Belgium Canada France Germany
Italy Japan Netherlands Sweden
Switzerland United Kingdom United States
Spain Luxembourg
23
24
12
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
26
13
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
* The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)adalah sebuah kelompok 30 negara yang
secara bersama-sama memiliki komitmen thd pemetintahan yang demokratis dan ekonomi pasar
27
2.2.2 Contoh:
28
14
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
29
30
15
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
31
32
16
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
33
34
17
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
35
36
18
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
37
38
19
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
39
Bank V Bank X
Menerima 2%agreed rate
for 1v3 month FRA
menerima 3 bln
LIBID (1.5%)
Bank V membuat kontrak FRA dg Bank X
Utk mendapatkan hak mendepositokan10 juta
USD selama 3 bln dimulai 1 bln didepan.
Bank Y Dalam 1 bln didepan. V menempatkan secara
Fisik deposit dengan Bank Y dan menerima 3
Bln LIBID.
40
20
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
42
21
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
43
44
22
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
45
6% Fixed Rate
OECD
Bank A
Bank
6 month LIBOR
Suku bunga telah naik dan nilai pasar dari Swap menjadi USD 1 juta
Credit Exposure (CE) = Mark-to-market + (notional amount x add-on)
CE = USD 1jt + (USD 10 jt x 0.5%) = USD 1,050,000
CE untuk OECD bank, bobot risikonya 20%, karena eksposurnya
tergantung harga pasar maka didiscount 50 % menjadi 10 %
Capital consumption = USD 1,050,000 x 10% (risk weight) x 8%
(target capital ratio) = USD 8,400
46
23
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
47
48
24
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
Setara Kedit (CE) = (USD 10m x 0.5%) + USD 500,000 = USD 550,000
ATMR (RWA) = USD 550,000 x 50% = USD 275,000
50
25
2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit
51
52
26
2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I
53
2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I
54
27
2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I
55
2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I
28
2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I
Rasio modal 8%
Jumlah modal (15 jt x 8%) USD 1.20 juta
Pendapatan bersih (15 jt x 1%) USD 0.15 juta
Return atas modal = Pendapatan bersih/jumlah modal x 100
Return atas modal sesuai ketentuan = (0.15 jt / 1.2 jt x 100) 12.5%
57
2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I
58
29
2 Evolusi Manajemen Risiko
dan Regulasi Perbankan
59
60
30
2.4 Kebutuhan modal bank menurut Basel I
61
62
31
2 Evolusi Manajemen risiko
dan Regulasi Perbankan
63
64
32
2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996
66
33
2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996
67
68
34
2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996
69
35
2 Evolusi manajemen risiko
dan regulasi perbankan
71
72
36
2.6 Kelemahan dalam Basel I
73
37
2 Evolusi Manajemen Risiko
dan Regulasi Perbankan
75
76
38
2.7 Perkembangan Capital Accord baru - Basel II
77
39
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
Bab 3 – Perkembangan
Pengawasan Bank Berbasis-
Risiko
1
3.1 Tiga pilar regulasi
Basel II jauh lebih kompleks daripada Basel I. Hal ini terjadi karena
adanya risiko yang ditambahkan dalam Basel II, disamping
pendekatan 3 pilar dan penggunaan metodologi yang lebih canggih
untuk menghitung risiko.
2
3.1 Tiga pilar regulasi
3
3.1 Tiga pilar regulasi
4
3.1 Tiga pilar regulasi
Pillar 1
Minimum Capital
Credit Market Op
Risk Risk Risk
Pillar 2 Pillar 3
Supervisory Review Market Discipline
Disclosure
Interest Rate
Risk in
Banking Book
Residual
Risks
10
5
3.2 Alasan pengembangan Basel II
11
12
6
3.2 Alasan pengembangan Basel II
13
14
7
3.2 Alasan pengembangan Basel II
15
16
8
3.3 Pengembangan Basel II Accord
17
3 Perkembangan Pengawasan
Bank Berbasis Risiko
18
9
3.4 Basel II dan sensitivitas risiko
20
10
3.4 Basel II dan sensitivitas risiko
21
22
11
3.4 Basel II dan sensitivitas risiko
23
Baik Moody’s dan Standard & Poor’s membuat penyesuaian lebih jauh pada penilaian
mereka, hal ini ditunjukkan dengan naiknya jumlah grade yang tersedia.
• Moody’s menggunakan a1, 2, atau 3 dengan 1 menyatakan yang paling kuat.
Contoh A1 adalah penilaian yang paling kuat dan A3 adalah yang paling lemah.
• S&P menggunakan tanda plus dan minus : A+ adalah penilaian A yang paling kuat
dan A- adalah penilaian A yang paling lemah.
24
12
3.4 Basel II dan sensitivitas risiko
25
3 Perkembangan Pengawasan
Bank Berbasis Risiko
26
13
3.5 Basel II dan kecukupan modal
27
28
14
3.5 Basel II dan kecukupan modal
29
30
15
3.5 Basel II dan kecukupan modal
3 Perkembangan
Pengawasan Bank Berbasis-
risiko
3.6 Modal Minimum dan Aktual
32
16
3.6 Modal minimum dan aktual
33
34
17
3.6 Modal minimum dan aktual
35
36
18
3.6 Modal minimum dan aktual
19
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
2
4.1 Karateristik risiko pasar
6
4.1 Karateristik risiko pasar
8
4.1 Karateristik risiko pasar
11
13
14
4.2 Aktivitas trading
16
4.2 Aktivitas trading
17
18
4.2 Aktivitas trading
Ritel exchange rate adalah nilai tukar yang diberikan oleh bank
kepada nasabah mereka (terutama nasabah korporasi) yang telah
termasuk marjin atas wholesale rate dari pasar antar bank.
Karena volume transaksi yang naik secara terus menerus dan bank
menjadi lebih percaya diri pada kemampuan mereka untuk
mengelola posisi valasnya, aktivitas berubah dari aktivitas yang
semula dikendalikan dalam memberikan pelayanan kepada
nasabah menjadi aktivitas perdagangan sendiri.
19
20
4.2 Aktivitas trading
21
Bank segera yen di pasar pada nilai tukar 100 dan membayar
USD 1,000,000.Dengan melakukan hal tersebut di atas, tanpa
risiko bank memperoleh keuntungan sebesar USD 10,101.
22
4.2 Aktivitas trading
23
24
4.2 Aktivitas trading
25
membayar 5% Menerima
Hedging suku bunga Fixed 3 bln
dengan LIBOR
Interest rate swap
Bank B
26
4.2 Aktivitas trading
27
28
4.2 Aktivitas trading
29
30
4.2 Aktivitas trading
31
3.40%
3.20%
3.00%
2.80%
2.60%
2.40%
2.20%
2.00%
2002 2003 2004 2005
32
4.2 Aktivitas trading
33
34
4.2 Aktivitas trading
35
36
4.2 Aktivitas trading
37
38
4.3 Instrumen trading
4.3.1 Pendahuluan
39
40
4.3 Instrumen trading
41
42
4.3 Instrumen trading
Jika rate USD 3% dan rate JPY 1%, maka perhitungan bunga
menjadi sebagai berikut:
44
4.3 Instrumen trading
45
46
4.3 Instrumen trading
47
48
4.3 Instrumen trading
49
51
52
4.3 Instrumen trading
53
54
4.3 Instrumen trading
55
56
4.3 Instrumen trading
• exchange traded
• Jumlah tetap untuk setiap kontrak (fixed amount per
contract)
• tanggal tetap untuk delivery (fixed dates for delivery)
• Persyaratan delivery yang pasti (precise delivery conditions)
• Margin calls harian (daily margin calls).
57
58
4.3 Instrumen trading
59
61
Bank A
62
4.3 Instrumen trading
63
GBP
Stage 1 – Initial exchange with Bank Initial
Beginning Customer sells GBP v Euro at 1.46 Bank exchange
optional
EURO
EURO
Stage 3 – Final exchange of currencies Final
Maturity Customer at 1.46 (as stage 1) Bank exchange
compulsory
GBP
64
4.3 Instrumen trading
65
Bank V Bank X
Receiving notional agreed
fixed rate for 1v3 month FRA
Receiving
3 month
deposit rate Bank V enters into a FRA with Bank X
for the right to deposit USD for
3 months beginning in 1 month’s time.
Bank Y In 1 month’s time Bank V places physical
deposit with Bank Y and receives 3 month
deposit rate.
66
4.3 Instrumen trading
67
68
4.3 Instrumen trading
69
70
4.3 Instrumen trading
150
100
50
Yen (m)
- 100
- 150
Spot rate
71
Pada saat jatuh tempo, perusahaan setuju untuk membeli pabrik dan
membutuhkan untuk membeli USD dan menjual JPY
80
60
40
Yen (m)
20
-40
Spot rate
73
80
Premium
60
recouped
40
& profit
Yen (m)
20
Premium 0
Premium
90 92 94 96 98 - 20100 102 104 106 108 110
given up partially
- 40
74
4 Karakteristik Risiko Pasar
dan Risiko Tresury
75
4.4.1 Pricing
Salah satu pengendalian terpenting yang dimiliki oleh bank
dalam mengelola operasional trading adalah memastikan
bahwa posisi trading open dinilai secara harian
menggunakan harga pasar saat ini. Proses penilaian
kembali menggunakan harga pasar saat ini disebut
“marking-to-market”. Untuk mengetahui hal-hal apa yang
diperlukan untuk melakukan penilaian berdasarkan harga
pasar, maka langkah pertama adalaha dengan melihat
bagaimana instrumen tersebut dinilai
Instrumen keuangan dinilai dengan cara yang paling sederhana
menggunakan perbandingan tunggal hingga model keuangan yang
kompleks. Prinsip-prinsip dasar pricing atas instrumen trading utama
akan dibahas berikut ini namun tanpa menggunakan detail matematis
dari beberapa model.
76
4.4 Pricing dan mark-to-market
77
8
7.5
7
6.5
Rates
6
5.5
5
4.5
4
1m 2m 3m 6m 12m 2y 3y 5y 10y
Maturity
78
4.4 Pricing dan mark-to-market
79
80
4.4 Pricing dan mark-to-market
81
82
4.4 Pricing dan mark-to-market
83
84
4.4 Pricing dan mark-to-market
4.4.4 Option
Pada dasarnya, penentuan harga option tersebut dakan
bernilai pada saat jatuh tempo.
Penentu penting dari nilai option tersebut adalah :
• tingkat strike price relatif terhadap harga pasar saat itu.
Jika strike price sama dengan harga pasar saat itu,
option tersebut memiliki peluang 50% akan bernilai saat
jatuh tempo, karena dianggap terdapat kemungkinan
yang sama nilai tukar dapat naik atau turun.
• waktu sebelum jatuh tempo. Semakin panjang jangka
waktu sebelum jatuh tempo, maka makin tinggi preminya
karena option memiliki lebih banyak waktu untuk menjadi
bernilai.
• Besar-kecilnya volatilitas harga pasar. Semakin
bergejolak harganya, maka preminya makin tinggi.
85
4.4.4 Option
Diagram dibawah ini menunjukan variasi jarak yang mungkin pada
nilai kurs untuk opsi rate valas JPY/USD untuk membeli dolar US
pada strike price 105.00 terhadap yen jepang. Kurs saat ini adalah
100.00. Beragam tanggal jatuh tempo hingga 12 bulan dan 3
volatilitas yang berbeda diperlihatkan untuk untuk.
115
110
Exchange rate
105
100
95
90
85
0 2 4 6 8 10 12
Months
86
4.4 Pricing dan mark-to-market
4.4.4 Option
Strike price dan waktu jatuh temponya dipilih oleh pembeli option.
Volatilitas adalah ukuran statistik yang dapat diperoleh dari
pergerakan harga historis.
Namun, yang sering kali terjadi, data historis tidak selalu menjadi
alat prediksi yang baik untuk masa mendatang, sehingga pasar
menggunakan nilai volatilitas yang diharapkan.
87
4.4.4 Option
10.50
Annual volatility
10.00
9.50
9.00
1 Week 1 Month 3 Month 6 Month 1 Year 2 Years
Option maturity
88
4.4 Pricing dan mark-to-market
89
91
93
94
4.6 Asset and liability management
95
Aktivitas ALM mencakup dua risiko – risiko tingkat suku bunga dalam
banking book dan risiko likuiditas.
96
4.6 Asset and liability management
97
Nasabah
Bank H Deposan
KPR
Bayar 5 tahun Bayar suku bunga
suku bunga tetap mengambang bulanan
98
4.6 Asset and liability management
The American savings and loan associations (S&Ls) adalah pemberi kredit
mortgage. Pada beberapa negara bagian, asosiasi tersebut mempunyai
kewenangan untuk melakukan investasi langsung untuk memiliki bisnis lain
dan menjalankan pengembangan properti.
101
102
4.6 Asset and liability management
Risiko tingkat suku bunga dalam banking book tidak dicakup secara
rinci dalam Basel II Accord. Namun pada Juli 2004, sebulan setelah
Basel Committee menerbitkan “International Convergence of Capital
Measurement and Capital Standards: a Revised Framework”, Basel
Committee menerbitakn "Principles for the Management and
Supervision of Interest Rate Risk”.
103
104
4.6 Asset and liability management
105
106
4.6 Asset and liability management
• seringkali hanya ada sedikit atau tidak ada korelasi antara produk
ritel dengan bunga wholesale untuk penentuan harga aktiva dan
utang (banyak masalah pemasaran terkait dengan penentuan
kembali harga (repricing) atas produk ritel yang tidak
mempengaruhi produk wholesale)
107
108
4.6 Asset and liability management
109
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
1
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
2
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
3
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
4
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
10
5
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
11
6
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
13
14
7
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
15
8
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
18
9
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
20
10
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
21
22
11
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
23
24
12
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
26
13
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
27
14
5.1 Jenis-jenis risiko kredit
• ‘netting’.
29
30
15
5 Jenis-jenis risiko kredit
31
32
16
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
33
34
17
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
35
18
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
37
19
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
39
40
20
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
41
21
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
43
22
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
45
46
23
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
Contoh:
Pemberian KPR kepada seseorang yang berumur 30 tahun dan
60 tahun akan sangat berbeda Æ sumber pelunasan kredit
keduanya kemungkinan besar akan sangat berbeda.
47
48
24
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
Affordability assessment
50
25
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
51
52
26
5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit
53
54
27
5 Jenis-jenis risiko kredit
55
56
28
5.3 Credit risk and Basel II
57
29
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
6 Karakteristik risiko
operasional
6.1 Karakteristik risiko operasional
1
6.1 Karakteristik risiko operasional
2
6.1 Karakteristik risiko operasional
3
6.1 Karakteristik risiko operasional
4
6.1 Karakteristik risiko operasional
5
6.1 Karakteristik risiko operasional
6 Karakteristik risiko
operasional
6
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
7
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
16
8
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
17
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
9
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
19
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
20
10
6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan
Untuk mengkalkulasi EL dan UL dalam Basel II, bank harus memiliki data
historis baik data internal maupun eksternal, mengenai kerugian risiko
operasional. Definisi dan kategori dari risiko operasional cukup bervariasi.
Untuk mendukung adanya konsistensi penerapan pendekatan dalam
menghitung kerugian operasional bank, Basel II Accord menetapkan
serangkaian definisi standar mengenai jenis kerugian risiko operasional.
21
6 Karakteristik risiko
operasional
6.3 Kejadian risiko operasional
22
11
6.3 Kejadian risiko operasional
12
6.3 Kejadian risiko operasional
25
13
6.3 Kejadian risiko operasional
Pada bulan April 1995, seorang trader obligasi di Daiwa Bank, New
York, mengakui kerugian sebesar USD 1,1 milyar yang selama lebih
dari 11 tahun telah ditutupinya.
27
14
6.3 Kejadian risiko operasional
29
30
15
6.3 Kejadian risiko operasional
31
16
6.3 Kejadian risiko operasional
34
17
6.3 Kejadian risiko operasional
Bank of Scotland
36
18
6.3 Kejadian risiko operasional
37
19
6.3 Kejadian risiko operasional
39
20
6.3 Kejadian risiko operasional
SEC melibatkan Bear Sterns dalam kasus ini karena Bear Sterns
seharusnya memberitahukan pengawasnya mengenai transaksi
yang dilakukan Baron karena mengetahui semua transaksi dan
fraud yang dilakukan Baron.
41
42
21
6.3 Kejadian risiko operasional
22
6.3 Kejadian risiko operasional
45
6 Karakteristik risiko
operasional
6.4 Bagaimana risiko operasional
mengalami perubahan
46
23
6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan
48
24
6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan
49
25
6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan
51
52
26
6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan
Otomasi
Cukup banyak bank yang mulai meninggalkan ketergantungan
proses klerikal dan menjadi lebih tergantung pada proses yang
otomasi.
Seseorang mungkin relatif lebih sering membuat kesalahan tetapi
kesalahan tersebut relatif lebih mudah ditemukan, dan jarang suatu
kesalahan dilakukan berulang-ulang oleh sekelompok orang.
53
54
27
6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan
55
Outsourcing
56
28
6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan
57
29
6.5 Basel II dan risiko operasional
59
60
30
6.5 Basel II dan risiko operasional
61
31
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
Part C: Pengawasan,
pengungkapan dan governance
1
7.1 Pentingnya supervisory review
2
7.1 Pentingnya supervisory review
3
7.1 Pentingnya supervisory review
4
7.1 Pentingnya supervisory review
10
5
7 Pengantar supervisory
review dan persyaratan
pengungkapan bagi bank
11
12
6
7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama
7.2.1 Prinsip 1
Bank harus memiliki suatu proses untuk menilai
kecukupan modal secara keseluruhan dalam
hubungannya dengan profil risiko yang ada dan harus
memiliki strategi untuk mempertahankan tingkat
permodalannya.
7.2.1 Dasar 1
14
7
7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama
7.2.2 Prinsip 2
15
7.2.2 Prinsip 2
16
8
7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama
7.2.2 Dasar 2
17
7.2.3 Prinsip 3
9
7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama
7.2.4 Prinsip 4
Pengawas harus dapat melakukan tindakan sedini
mungkin untuk mencegah penurunan modal di bawah
jumlah minimum yang diperlukan untuk mendukung
karakteristik risiko bank dan harus segera melakukan
tindakan perbaikan jika modal bank tidak dapat
dipertahankan atau dikembalikan ke posisi semula.
7 Pengantar supervisory
review dan persyaratan
pengungkapan bagi bank
20
10
7.3 Sifat pengungkapan
21
22
11
7.3 Sifat pengungkapan
23
24
12
7.3 Sifat pengungkapan
7.3 Legislasi
Contoh terkini yang terbaik mengenai legislasi adalah Sarbanes–
Oxley Act AS 2002 yang menetapkan kewajiban akuntabilitas suatu
perusahaan.
26
13
7.3 Sifat pengungkapan
27
14
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
2
8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank
4
8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank
6
8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank
8
8.2 Implementasi corporate governance yang kuat
12
8.2 Implementasi corporate governance yang kuat
13
14
8.2 Implementasi corporate governance yang kuat
15
16
8.2 Implementasi corporate governance yang kuat
17
18
8.2 Implementasi corporate governance yang kuat
19
8.2.7 Transparansi
Stakeholders pelaku pasar dan masyarakat umum akan mengalami
kesulitan dalam menilai efektifitas direksi dan manajemen senior jika
struktur dan sasaran bank kurang transparan. Corporate governance
yang kuat dapat diterapkan melalui transparasi yang memadai. Oleh
karena itu, pengungkapan (disclosure) kepada masyarakat harus
mencakup:
• struktur direksi (besaran, keanggotaan, kualifikasi dan komite)
• struktur manajemen senior (tanggung jawab, garis pelaporan,
kualifikasi dan pengalaman)
• struktur dasar organisasi (struktur lini usaha, struktur badan hukum)
• informasi mengenai struktur insentif (kebijakan remunerasi,
kompensasi pejabat eksekutif, bonus, opsi saham)
• sifat dan cakupan transaksi dengan pihak terafiliasi dan pihak terkait.
20
Indonesia Certificate in
Banking Risk and Regulation
1
9.1 Peran Bank Indonesia
2
9.1 Peran Bank Indonesia
3
9.1 Peran Bank Indonesia
4
9 Kerangka Regulasi di
Indonesia dan ketentuan
Manajemen Risiko
9.2 Manajemen Risiko –
Struktur dan Ruang Lingkup
10
5
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
11
12
6
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
13
14
7
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
Unit
Unit Kepatuhan Unit Bisnis Manajemen
Risiko
8
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
Definisi dari setiap risiko yang diberikan di bawah ini berasal dari
peraturan BI dan mungkin berbeda dari definisi yang diberikan
sebelumnya.
17
9
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
19
20
10
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
21
Bila bank menderita kerugian yang terkait dengan salah satu atau
beberapa risiko diatas, maka sejak saat terjadinya kerugian bank
akan dipersyaratkan untuk memonitor risiko-risiko tersebut.
22
11
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
23
24
12
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
25
26
13
9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup
• Pengkajian berkala:
27
28
14
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
9.3 Manajemen Risiko –
penetapan limit
29
15
9.3 Manajemen risiko – penetapan limit
31
32
16
9.3 Manajemen risiko – penetapan limit
33
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
9.4 Manajemen Risiko – informasi
dan analisis
34
17
9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis
35
18
9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis
37
38
19
9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis
39
40
20
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
41
42
21
9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern
43
44
22
9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern
45
46
23
9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
9.6 Manajemen Risiko – Unit
Manajemen Risiko
48
24
9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko
49
50
25
9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko
51
52
26
9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko
53
54
27
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
9.7 Manajemen Risiko – produk
dan layanan baru
55
28
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
9.8 Manajemen Risiko–
Persyaratan Pelaporan
57
58
29
9.8 Manajemen risiko – kewajiban pelaporan
59
60
30
9.8 Manajemen risiko – kewajiban pelaporan
61
9 Kerangka regulasi di
Indonesia dan ketentuan
manajemen risiko
9.9 Manajemen Risiko – sanksi
pengawasan
62
31
9.9 Manajemen risiko – sanksi pengawasan
63
32