Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SIKLUS BELAJAR”
Dosen Pengampuh : Ibu Era Dewi Kartika, S.Si, S.Pd, M.Pd

Kelompok 9

Yohanes Ndara Kali NPM 2201000210066


Anggik G Romadon NPM 2201000210067
Jayanti Deya NPM 2201000210068

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karuniaNya kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas
ini dalam bentuk Makalah.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Makalah
ini memuat tentang Siklus Belajar yang disajikan secara sistematis berdasarkan
literatur dari beberapa sumber.
Terimakasih disampaikan kepada Ibu Era Dewi Kartika, S.Si, S.Pd, M.Pd
selaku dosen pengampuh mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah
membimbing dan memberikan materi demi kelancaran tugas ini.
Namun demikian, kami sebagai penulis dalam hal ini sangat
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
para pembaca. Kiranya para pembaca dapat memberikan kritik serta saran yang
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat memberikan mamfaat kepada kita semua. Amin.

Malang, 10 Desember 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI. .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang. ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah. ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan. ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Siklus Belajar ................................................................................... 3
2.2 Fase-Fase Siklus Belajar .................................................................................... 4
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Siklus Belajar ........................................................ 5
2.4 Cara Mengupayakan Lingkungan Belajar Agar Siklus Belajar Berjalan
Optimal ..................................................................................................................... 6
2.5 Macam-Macam Siklus Belajar (Learning Cycle) .............................................. 6
2.6 Manfaat Pendekatan Siklus Belajar ................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan. ........................................................................................................ 9
3.2 Saran. .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.. ........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan manusia di dunia.
Salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru
dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar sehingga menuntut
guru mempunyai strategi dan kreativitas dalam proses belajar mengajar. Salah
satu ilmu dalam pendidikan adalah sains, salah satu bagian dari ilmu sains
yaitu Biologi. Biologi merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan
alam yang mengkaji tentang kehidupan, lingkungan sekitar, interaksi antara
kehidupan dengan lingkungan sekitar dan fenomena yang berkaitan
dengannya. Tujuan dari pembelajaran biologi menurut Anonimus (2008)
adalah agar siswa mampu melakukan pengamatan, percobaan sederhana dan
diskusi untuk memahami konsep serta mampu menginterpretasikan data yang
dikumpulkan dan melaporkannya. Untuk mencapai tujuan seperti yang
diharapkan tentu saja dibutuhkan adanya kerjasama yang baik antara guru dan
siswa. Siswa harus memiliki keaktifan tinggi dalam proses belajar mengajar,
sedangkan guru harus mampu mengadakan pembelajaran yang melibatkan
siswa. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan dalam belajar.
Oleh karena itu guru dituntut agar dapat menerapkan model pembelajaran
yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Manfaat dari model pembelajaran adalah untuk
meningkatkan suasana belajar yang lebih kondusif dengan lebih melibatkan
aspek-aspek kecerdasan siswa atau dengan kata lain siswa diarahkan untuk
melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dengan pengawasan secara
proposional oleh guru.
Berdasarkan informasi yang diperoleh tidak tercapainya ketuntasan belajar
siswa karena guru belum melaksanakan inovasi pembelajaran yaitu pada
umumnya guru lebih banyak menggunakan waktu untuk menjelaskan materi

1
pelajaran, guru kurang membimbing siswa untuk memperoleh pengetahuan
secara mandiri. Oleh karena itu perlu usaha perbaikan agar siswa dapat
bersikap ilmiah dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dapat
meningkat apabila guru dapat membangkitkan minat siswa, meningkatkan
rasa ingin tahu siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai macam
model pembelajaran, memberikan umpan balik kepada siswa. Salah satu
alternative untuk pemecahan masalah tersebut adalah dengan menggunakan
model pembelajaran yaitu model pembelajaran Learning Cycle.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang Dimaksud dengan siklus belajar?
2. Apa Fase-fase Siklus Belajar?
3. Apa Kelebihan Dan Kekurangan Siklus Belajar?
4. Bagaimana Cara Mengupayakan Lingkungan Belajar Agar Siklus Belajar
Berjalan Optimal
5. Apa Macam-macam Siklus Belajar
6. Apa Manfaat Siklus Belajar

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Siklus Belajar
2. Untuk Mengetahui Fase-fase Siklus Belajar
3. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Siklus Belajar
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mengupayakan Lingkungan Belajar
Agar Siklus Belajar Berjalan Optimal
5. Untuk Mengetahui Macam-macam Siklus Belajar
6. Untuk Mengetahui Manfaat Siklus Belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Belajar


Adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (student
centered). Model siklus belajar merupakan model pembelajaran yang memiliki
fase-fase dalam pembelajarannya. LC pada mulanya terdiri dari fase-fase
eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan
aplikasi konsep (concept application) (Karplus dan Their dalam Renner et al,
1988). Pada tahap eksplorasi, pebelajar diberi kesempatan untuk
memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi
dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum, menganalisis
artikel, mendiskusikan fenomena alam, mengamati fenomena alam atau
perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul
ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya (cognitive disequilibrium) yang
ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali
dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana (Dasna, 2005, Rahayu,
2005).
Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator
kesiapan siswa untuk menempuh fase berikutnya, fase pengenalan konsep.
Pada fase ini diharapkan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-
konsep yang telah dimiliki pebelajar dengan konsep-konsep yang baru
dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti
menelaah sumber pustaka dan berdiskusi. Pada tahap ini pebelajar mengenal
istilah-istilah yang berkaitan dengan konsep-konsep baru yang sedang
dipelajari. Pada fase terakhir, yakni aplikasi konsep, pebelajar diajak
menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan-kegiatan seperti
problem solving (menyelesaikan problem-problem nyata yang berkaitan) atau
melakukan percobaan lebih lanjut.. Penerapan konsep dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena pebelajar mengetahui
penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari. LC tiga fase saat ini telah

3
dikembangkan dan disempurnakan menjadi 5 dan 6 fase. Pada LC 5 fase,
ditambahkan tahap engagement sebelum exploration dan ditambahkan pula
tahap evaluation pada bagian akhir siklus. Pada model ini, tahap concept
introduction dan concept application masing-masing diistilahkan menjadi
explaination dan elaboration. Karena itu LC 5 fase sering dijuluki LC 5E.

2.2 Fase-Fase Siklus Belajar


Adapun 5 fase tersebut meliputi: Pendahuluan (engangement), Eksplorasi
(exploration), Penjelasan (explanation), Penerapan Konsep (elaboration), dan
Evaluasi (evaluation).
1. Fase Pendahuluan (Engangement)
Kegiatan pada fase ini untuk bertujuan untuk mendapatkan
perhatian siswa, mendorong kemampuan berfikir, membantu mereka
mengakses pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Timbulnya rasa
ingin tahu sisewa tentang tema atau topic yang akan dipelajari dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang fakta atau
fenomena yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Misalnya dalam mempelajari “Alat Pencernaan Manusia” guru dapat
mulai dengan pertanyaan: “Bagaimanakah makanan yang kita kita makan
dapat sampai ke perut?”
2. Fase Eksplorasi (Exploration)
Pada fase ini siswa diberikan kesmpatan untuk bekerja baik secara
mandiri maupun kelompok tanpa instruksi secara langsung dari guru.
Siswa bekerja memanipulasi suatu objek, melakukan percobaan (secara
ilmiah), melakukan pengamatan, mengumpulkan data, smpai pada
membuat suatu kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Guru sebagai
fasilitator membatu siswa agar bekerja pda ruang lingkup permasalahan.
3. Fase Penjelasan (Explanation)
Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk melengkapi,
menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa,
Guru menjelaskan konsep yang dipahaminya dengan kata-katanya sendiri,
menunjukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk

4
melengkapu penjelasannya, serta bias memperkenalkan istilah-istilah baru
yang belum diketahui siswa. Pada kegiatan yang berhubungan dengan
percobaan, guru dapat memperdalam hubungan antar variable atau
kesimpulan yang diperoleh siswa. Sehingga siswa dapat meningkatkan
pemahaman konsep yang baru diperolehnya.
4. Fase Penerapan Konsep (Elaborating)
Kegiatan belajar ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-
konsep yang telah dipahami dan keterampilan yang telah dimiliki pada
situasi baru. Kegiatan fase ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang apa yang telah mereka ketahui, sehingga siswa dapat
melakukan akomodasi melalui hubungan antar konsep dan pemahaman
siswa menjadi lebuh mantap.
5. Fase Evaluasi (Evaluation)
Ada 2 hal yang ingin diketahui pada kegiatan belajar ini yaitu
pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa dan refleksi untuk
melakukan sisklus lebih lanjut yaitu untuk pembelajaran pada konsep
berikutnya. Model siklus belajar ini merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengembangkan potensi pada anak yang didapatnya
pada kehidupan sehari-hari.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Siklus Belajar


Ditinjau dari dimensi peserta didik, penerapan strategi ini memberi
keuntungan sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar karena pesetra didik dilibtkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik.
3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan dari penerapan strategi ini:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran.
2. Menurut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.

5
3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4. Memerlikan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran.

2.4 Cara Mengupayakan Lingkungan Belajar Agar Siklus Belajar Berjalan


Optimal
Agar tujuan pembelajaran tercapai, kegiatan-kegiatan dalam setiap fase-
fase harus dirangkai dengan baik. Kompetensi yang bersifat psikomotorik dan
afektif misalnya akan lebih efektif bila dikuasai melalui kegiatan semacam
praktikum, lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar siklus belajar
berlangsung konstruktivistik menurut Hadojo (2001) adalah :
1. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa.
2. Tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika memungkinkan.
3. Terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerja sama individu
dengan lingkungan.
4. Tersedianya media pembelajaran.
5. Kaitan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga
siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan pembelajaran
berlangsung menarik dan menyenangkan

2.5 Macam-Macam Siklus Belajar (Learning Cycle)


Anton Lawson (1988) telah mengidentifikasi tiga jenis pelajaran siklus
belajar: (1) deskriptif, (2) empiris-induktif (abductive) dan (3) hipotetis-
deduktif. Perbedaan utama antara masing-masing pelajaran adalah cara di
mana siswa mengumpulkan data dan jenis pola penalaran mereka gunakan
selama pelajaran. Menurut Lawson, siswa pelajaran deskriptif hanya
menjelaskan apa yang mereka amati. Dalam empiris-induktif dan pelajaran
hipotetis-deduktif, siswa tidak hanya menjelaskan apa yang mereka amati,
tetapi juga berusaha untuk menghasilkan hipotesis untuk menjelaskan
pengamatan mereka. Plus, di hipotetis-deduktif pelajaran siswa merancang
dan menjalankan percobaan untuk menguji hipotesis mereka. Oleh karena itu,

6
empiris-induktif dan deduktif hipotetis pelajaran penalaran membutuhkan
lebih kompleks daripada pelajaran deskriptif.
Siklus belajar Deskriptif hanya membutuhkan penggunaan keterampilan
proses dasar (observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, kesimpulan, &
prediksi) sedangkan empiris-induktif dan siklus pembelajaran hipotetis-
deduktif melibatkan keterampilan proses dasar dan terpadu (mengidentifikasi
variabel, membangun tabel dan grafik, menggambarkan hubungan antara
variabel, membangun hipotesis, analisis penyelidikan, mendefinisikan variabel
secara operasional, merancang penyelidikan, & bereksperimen). Karena
keterampilan penalaran terpadu memerlukan lebih kompleks, tampak bahwa
pelajaran deskriptif yang sesuai bagi siswa yang mengembangkan kemampuan
dalam keterampilan dasar. Siswa yang telah mendapatkan kemahiran dalam
keterampilan dasar dan mengembangkan kemampuan dalam keterampilan
yang terintegrasi tidak hanya akan mendapat manfaat dari pelajaran deskriptif,
tetapi juga dari pelajaran deduktif-induktif empiris dan hipotetis.
Terdapat tiga macam model siklus belajar yaitu:
1. Siklus belajar deskriptif, pada model ini siswa menemukan dan
mendeskripsikan apa yang telah ia dapatkan.
2. Siklus belajar empirikal-abduktif, pada siswa juga menemukan sesuatu
dengan mengeksplorasi, tetapi telah melangkah lebih jauh, yaitu dengan
menciptakan sebab-sebab yang mungkin ada pada pola tersebut.
3. Siklus belajar hipotetikal-deduktif, siswa mengemukakan pertanyaan-
pertanyan sebab akibat yang dapat menimbulkan beberapa macam
penjelasan.

2.6 Manfaat Pendekatan Siklus Belajar


Adapun manfaat pendekatan siklus belajar adalah:
1. Pendekatan siklus belajar memberikan suatu format untuk perencanaan
pembelajaran yang dimulai dengan pengalaman langsung yang diakhiri
dengan penguasaan konsep ilmiah dan diakhiri dengan pengayaan konsep.
2. Pendekatan siklus belajar menggunakan tipe empirik-induktif dalam
pengajaran yang menggambarkan sebuah strategi yang dapat memberi

7
siswa kesinambungan terhadap konsep-konsep yang menjembatani disiplin
IPA dan teknologi.
3. Pendekatan siklus belajar memberikan pengalaman konkrit pada siswa
yang diperlukan untuk mengembangkan penguasaan konsep.
4. Pendekatan siklus belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan teman-temannya.
5. dan menguji serta mendiskusikan gagasan tersebut secara terbuka.
6. Pendekatan siklus belajar memudahkan siswa memahami konsep yang
diajarkan. Mereka memperoleh pengalaman nyata yang diperlukan untuk
mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut.
Dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan
penerapan pendekatan belajar, siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar
mengajar, yang dapat diwujudkan dalam bentuk aktivitas yang beragam
seperti mendengar, melihat, mencium, meraba, merasakan dan mengolah ide
serta kegiatan lainnya. Semua aktivitas tersebut dapat dikembangkan melalui
penggunaan lembar kerja siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai alat bantu
pengajaran akan dapat mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tim Instruktur Pemantapan Guru Matematika (Tim Instruktur PKG
Matematika dalam Nugrahawati, 2006: 17).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa siklus belajar
adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (student
centered). Adapun 5 fase-fase siklus belajar meliputi : Pendahuluan
(engangement), Eksplorasi (exploration), Penjelasan (explanation), Penerapan
Konsep (elaboration), dan Evaluasi (evalution). Adapun mempelajari siklus
belajar yaitu : Pendekatan siklus belajar memberikan suatu format untuk
perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan pengalaman langsung yang
diakhiri dengan penguasaan konsep ilmiah dan diakhiri dengan pengayaan
konsep, Pendekatan siklus belajar memberikan pengalaman konkrit pada
siswa yang diperlukan untuk mengembangkan penguasaan konsep,
Pendekatan siklus belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan teman-temannya, Pendekatan siklus belajar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan konsep atau gagasan yang
telah mereka miliki.

3.2 Saran
Saran penulis dalam siklus belajar sebagai kerangka untuk mencapai
tujuan para calon guru khususnya dan umumnya bagi para pembaca semoga
dengan adanya makalah ini bisa mendapatkan pengetahuan yang bisa
diterapkan saat mengajar sehingga apa yang dicita-citakan mengenai tujuan
pendidikan bangsa Indonesia yaitu untuk mewujudkan kecerdasan bangsa
dapat tercapai.

9
DAFTAR PUSTAKA

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ,Jakarta: KENCANA,


2009
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembalajaran, Jakarta : Indeks,
2012
Made Wena, Strategi pembelajarn Inovatif Kontemporer , Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2011

10

Anda mungkin juga menyukai