Anda di halaman 1dari 2

WANPRESTASI

https://libera.id/blogs/wanprestasi/

Ketika para pihak telah sepakat dan membuat suatu perjanjian serta menandatanganinya, berarti para
pihak tersebut telah terikat dan harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati untuk memperoleh
hak berdasarkan perjanjian tersebut. Namun, meski perjanjian sudah disepakati dan mengikat para
pihak, adakalanya perjanjian tidak selalu berjalan mulus karena salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana yang telah disepakati. Tidak terpenuhinya kewajiban atau pelanggaran
terhadap perjanjian dikenal dengan istilah wanprestasi. Apa saja yang dapat dikategorikan sebagai
wanprestasi? Apakah tidak terpenuhinya kewajiban pasti termasuk dalam wanprestasi?

KAPAN SESEORANG DIKATAKAN WANPRESTASI?


Wanprestasi adalah tindakan debitur (yakni pihak yang berjanji untuk melakukan sesuatu) tidak
memenuhi prestasi yang telah disepakati dalam perjanjian. Prestasi yang dimaksud dalam hal ini adalah
suatu hal yang wajib dipenuhi oleh debitur. Dengan kata lain, debitur dianggap melakukan wanprestasi
ketika debitur tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam suatu perjanjian, baik secara
sengaja maupun karena kelalaian debitur. Namun, penentuan kapan seseorang melakukan wanprestasi
ini juga perlu dilihat dari masing-masing kasus. Misalnya dalam perjanjian kredit di mana debitur wajib
membayar utang pada waktu yang disepakati, jika debitur membayar utang tersebut lebih cepat atau
lewat dari jangka waktu yang disepakati, maka debitur dapat dikatakan wanprestasi dan
konsekuensinya tergantung pada ketentuan yang ada di dalam perjanjian tersebut.

KATEGORI WANPRESTASI
Menurut Subekti, seorang ahli hukum perdata dalam bukunya yang berjudul Hukum Perjanjian,
terdapat empat macam wanprestasi, yakni:
1. tidak melaksanakan apa yang telah disepakati dalam perjanjian;
2. melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak sebagaimana mestinya;
3. melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi terlambat atau telah lewat jangka waktu; atau
4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

HAL YANG DAPAT DILAKUKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK WANPRESTASI


Ketika Anda terikat dalam suatu perjanjian dengan suatu pihak kemudian pihak tersebut tidak
menjalankan kewajibannya yang telah tertera dalam perjanjian, maka Anda perlu melihat kembali ke
perjanjian yang Anda sepakati dengan pihak tersebut. Apakah dengan tidak dilaksanakannya kewajiban
tersebut maka secara serta merta pihak itu dianggap wanprestasi dan bagaimana dengan
konsekuensinya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan ketika ini terjadi adalah dengan memberikan somasi agar
pihak tersebut melaksanakan kewajibannya. Jika setelah diberikan somasi, pihak tersebut tetap tidak
melaksanakan kewajibannya, maka Anda sebagai pihak yang dirugikan dapat mengakhiri perjanjian
tanpa menghilangkan kewajiban pihak tersebut yang tetap harus dipenuhi. Hal ini dapat dilakukan
selama di dalam perjanjian diatur mengenai keadaan yang dapat mengakhiri perjanjian, salah satunya
adalah wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak.

AKIBAT WANPRESTASI
Ketika wanprestasi terjadi, pihak yang dirugikan dapat mengajukan klaim untuk memperoleh ganti
kerugian akibat wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak. Akibat dari wanprestasi diatur dalam
Pasal 1243 KUHPerdata di mana debitur yang melakukan wanprestasi harus mengganti kerugian yang
diderita oleh pihak lainnya jika debitur tetap tidak melaksanakan kewajibannya setelah diberitahukan
bahwa ia melakukan wanprestasi. Selain itu, apabila terjadi perselisihan akibat wanprestasi yang
dilakukan oleh salah satu pihak dan perselisihan ini dibawa ke Pengadilan, maka selain pembayaran
atas ganti kerugian, pihak yang kalah juga dapat dibebankan untuk membayar biaya perkara.

PNGECUALIAN TERHADAP WANPRESTASI AKIBAT FORCE MAJEURE


Pada dasarnya, ketika suatu pihak yang terlibat dalam perjanjian tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana telah disepakati dapat dianggap sebagai wanprestasi. Namun, Pasal 1244 dan Pasal 1245
KUHPerdata memberikan pengecualian bahwa pihak yang melakukan wanprestasi tersebut tidak
memiliki kewajiban untuk memberikan ganti rugi kepada pihak lain yang dirugikan jika wanprestasi
disebabkan oleh suatu keadaan yang tidak terduga. Suatu hal yang tidak terduga inilah yang biasa
dikenal dengan force majeure atau keadaan memaksa. Pada intinya, force majeure merupakan tindakan
yang terjadi di luar kendali atau prediksi para pihak yang terlibat, misalnya kejadian bencana alam
seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, atau kejadian lainnya yang tidak terduga menyebabkan
salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya. Apabila hal tersebut terjadi, maka pihak yang
mengalami force majeure tidak dapat dikenakan kewajiban untuk mengganti kerugian terhadap pihak
lainnya.

Itulah beberapa hal mengenai wanprestasi yang harus Anda ketahui. Untuk mengurangi risiko
terjadinya wanprestasi, sebaiknya Anda pihak yang akan menandatangani perjanjian tersebut membuat
kesepakatan mengenai hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak. Selain itu,
penting untuk mencantumkan ketentuan mengenai konsekuensi bagi pihak yang melanggar perjanjian
atau tidak memenuhi kewajibannya sesuai yang telah disepakati agar ketika wanprestasi terjadi,
penyelesaiannya dapat segera diurus dan tidak menimbulkan perselisihan antara para pihak.

Untuk membantu Anda membuat perjanjian dengan tepat dan mengurangi risiko terjadinya
wanprestasi, Anda dapat melakukan konsultasi hukum melalui LIBERA.id. Dengan LIBERA, Anda
juga bisa mendapatkan solusi masalah hukum dalam pembuatan kontrak atau perjanjian sesuai dengan
kebutuhan dan peraturan yang berlaku. Jadi, segera konsultasikan masalah hukum Anda sekarang juga
di LIBERA, dan buat seluruh perjanjian Anda lebih aman dan nyaman di LIBERA.

Anda mungkin juga menyukai