Anda di halaman 1dari 11

KEMISKINAN DAN STRATEGI UNTUK MENGATASI

KEMISKINAN
MAKALAH
Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi
pembangunan islam

DOSEN PENGAMPU : Nurfaedah, M.E.I

Disusun Oleh :
Ai Siti Rohimah
Nadian Dinan Alhaq

PRODI EKONOMI SYARIAH


Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yaang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti
Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di
penghujung tahun 1700-an pada era kebangitan revolusi industri yang muncul di
Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja
pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga
kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di pemukiman
kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi,
kriminalitas dan pengangguran.
Kemisinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan
hingga kini masih mejadi isu sentral di belahan bumi manapun.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kemiskinan ?
2. Apa Pengertian dari Garis Kemiskinan ?
3. Apa saja Macam-Macam Kemiskinan ?
4. Apa saja Penyebab Terjadinya Kemiskinan ?
5. Apa saja Dampak-Dampak dari Kemiskinan ?
6. Bagaimana Strategi untuk Mengatasi Kemiskinan ?

1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kemiskinan.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Garis Kemiskinan.
3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Kemiskinan.
4. Untuk Mengetahui Penyebab Terjadinya Kemiskinan.
5. Untuk Mengetahui Dampak-Dampak dari Kemiskinan.
6. Untuk Mengetahui Strategi untuk Mengatasi Kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Kemiskinan


Makna kemiskinan menurut Suparlan (2004:315) kemiskinan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang
rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai
orang miskin.
Menurut Ritonga (2003:1) memberikan definisi bahwa kemiskinan adalahh
kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah
tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi
kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan
dengan kebutuhan pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan sosial yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang diperlukan oleh penduduk atau
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah
masyarakat. Kemiskinan juga merupakan konsep dan fenomena yang berwayuh
wajah, bermatra multidimensional. Menurut Suharto kemiskinan memiliki
beberapa ciri yakni sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, papan dan
sandang)
2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya seperti :
a. Kesehatan
b. Pendidikan
c. Sanitasi
d. Air bersih
e. Transporasi
3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiada investasi untuk pendidikan dan
keluarga)
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun masal
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam
6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat
7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental
9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial seperti :
a. Anak terlantar
b. Wanita korban tindak kekerasan rumah tangga (KDRT)
c. Janda miskin
d. Kelompok marjinal dan terpencil
Kemiskinan adalah masalah global yang dari zaman dulu sampai sekarang
banyak negara berusaha untuk melepaskan diri dari masalah tersebut.
Menurut banyak pendapat, seseorang dikatakan miskin dapat diukur dari
berbagai cara :
1. Kekurangan materi. Karena kekurangan materi, seseorang kesulitan untuk
memenuhi sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dari sudut pandang ini dipahami sebagai kurangnya barang-barang dan
pelayanan dasar.
2. Kekurangan pemenuhan kebutuhan sosial. Seseorang akan dikecilkan oleh
masyarakat, jika ketergantungan, tertinggal informasi, ataupun tidak mampu
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
3. Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Parameter kemiskinan
yang memadai berbeda-beda di setiap negara. Karena hal tersebut dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi negara dan kebijakan politik negara. Selain itu,
kurangnya pengahasilan dan kekayaan, seseorang kesulitan untuk memenuhi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan ksehatan.
Kondisi kemiskinan yang berkelanjtan tersebut akan melahirkan penduduk
miskin. Jika penduduk memiliki kondisi yang berada di bawah batas standar garis
kemiskinan yang ditetapkan oleh negara, bisa dikatakan sebagai penduduk miskin.
Garis kemiskinan diukur dari nilai rupiah yang harus dibelanjakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik dari kebutuhan hidup minimum
makanan dan kebutuhan kehidupan minimum non makanan.
1.2. Pengertian Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan (GK) merupakan satu batas yang digunakan standar untuk
menentukan individu masuk kategori miskin atau tidak. Di Indonesia, garis
kemiskinan dihitung dari penjumlahan Garis Kemiskinan Makaanan (GKM) dan
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan masuk ke dalam kategori
penduduk miskin.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah nilai pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan minimun makanan yang dapat disetarakan dengan 2.100 kalori per
kapita dalam sehari. Komoditi yang mewakili kebutuhan dasar makanan ada 52
jenis komoditi, yaitu padi-padian, ubi-umbian, ikan, daging, telur dan susu,
sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan sebagainya.
Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah pengeluaran
untuk memenuhi kebutuhan minimun tempat tinggal, pakaian, pendidikan, dan
kesehatan. Paket komoditi jenis ini diwakili oleh 47 komoditi di pedesaan dan 51
jenis di perkotaan.

1.3. Macam-Macam Kemiskinan


Menurut Ali Khomsan dan kawan-kawan dalam buku yang berjudul Indikator
Kemiskinan dan Misklasifiki Orang Miskin ada beberapa jenis kemiskinan yang
perlu diketahui ;
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikkan individu-
individu yang tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang
ditetapkan oleh negara. Atau bisa juga diartikan seperti keadaan individu yang
penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Kemiskinan absolut yaitu kemiskinan dimana dengan pendekatan ini
diidentifikasi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
tertentu. Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan
untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif addalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan
pembangunan yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh
masyarakat. Oleh sebab itu, disebagian daerah ada penduduknya yang
memiliki ketimpangan pendapatan.
Meskipun kondisi seorang penduduk sudah berada diatas garis
kemiskinan, tetapi terlihat miskin karena rata-rata pendapatan penduduk
daerah tersebt lebih tinggi.
Maka dari itu, kemiskinan jenis ini dinamakan kemiskinan relatif.
Kemiskinan relatif juga bisa diartikan sebagai kemiskinan yang berasal dari
perbandingan antara penduduk dan lingkunganna.
Dari kemiskinan relatif ini, maka bisa terbentuk stigma bahwa personal A
relatif lebih miskin dibandingkan personal B karena personal B pendapatannya
lebih tinggi.
Kemiskinan relatif yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh
masing-masing golongan pendapatan. Kemiskinan relatif ditentukan
berdasarkan ketidakmampuan untu mencapai standar kehidupan yang
ditetapkan masyarakat setempat. Dengan kata lain, kemiskinan relatif amat
erat kaitannya dengan masalah distribusi pendapatan.

1.4. Penyebab Terjadinya Kemiskinan


Sharp, et.al (1996 : 173-191) mencoba mengidentifikasi penyebab kemiskinan
dipandang dari sisi ekonomi1 :
1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang
timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah
terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah,
yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya

1
Kuncoro, Mudrajad (2010). Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan kebijakan. Edisi
Ke-5, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Hal.69.
manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung,
adanya diskriminasi, atau karena keturunan.
3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.
Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan
kemiskinan (vicios circle of poverty). Adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya
produktivitas. Rendahnya produktivitas menyebabkan rendahnya pendapatan
mereka terima. Rendahnya pendapatan akan beeimplikasi pada rendahnya
tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan
seterusnya. Logika berfikir ini ditemukan oleh Ragnar Nurkse, ekonom
pembangunan ternama, di tahun 1953, yang menyatakan : “a poor country is poor
(negara miskin itu miskin karena dia miskin).”
NSB sampai kini masih saja memiliki ciri-ciri terutama sulitnya mengelola
pasar dalam negerinya menjadi pasar persaingan yang lebih sempurna. Ketika
mereka tidak dapat mengelola peembangunan ekonomi, maka kecendrungan
kekurangan kapital dapat terjadi, diikuti dengan rendahnya produktivitas, turunnya
pendapatan riil, rendahnya tabungan, dan investasi mengalami penurunan
sehingga melingkar ulang menuju keadaan kurangnya modal. Demikian
seterusnya, berputar. Oleh karena itu, setiap usaha memerangi kemiskinan
seharusnya diarahkan untuk memotong lingkaran dan perangkap kemiskinan ini.

1.5. Dampak-Dampak Kemiskinan


Jika pada suatu negara banyak sekali penduduk yaang merasakan kemiskinan,
maka akan ada dampak-dampak yang akan merugikan negara. Berikut dampak-
dampak yang diakibatkan oleh kemiskinan :
a. Tingginya tingkat kriminalitas
b. Tertutupnya akses pendidikan
c. Tingginya tingkat pengangguran
d. Pelayanan kesehatan yang memburuk
e. Tingginya angka kematian
f. Kekacauan
1.6. Strategi Untuk Mengatasi Kemiskinan
Sebenarnya, peran negara dan masyarakat harus saling berkesinambungan
supaya tidak terjadi kemiskinan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
menghindari kemiskinan, yaitu :
a. Bantuan dari pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja
b. Memudahkan akses pendidikan jangan sampai ada siswa yang putus sekolah
c. Pendidikan wirausaha
d. Mempermudah akses pelayanan kesehatan
e. Menstabilkan pertahanan dan keamanan
f. Mengurangi hutang luar negeri
g. Bantuan regulasi pemerintah
h. Menstabilkan harga kebutuhan primer
i. Memudahkan akses informasi
Berikut ini adalah beberapa strategi penanggulangan kemiskinan dalam
bebagai dimensi :
1. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perspektif Dimensi Kebudayaan.
Misalnya pemerintah daerah bisa mencanangkan program pengembangan
kebudayaan kepada komunitas seni masyarakat sekitar atau masyarakat
pedesaan agar dapat berpartisipasi aktif untuk melakukan pertunjukan budaya
pada saat even-even tertentu.
2. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perspektif Dimensi Pendidikan.
Misalnya dengan memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu.
3. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perspektif Dimensi Ekonomi
a. Pemerintah harus semakin menguatkan peran kelembagaan keuangan
mikro dan kelembagaan keuangan mikro syariah atau yang dikenal sebagai
BMT agar dapat menjangkau sektor riil didaerah pelosok dalam rangka
masyarakat yang kurang berdaya menjadi berdaya dengan adanya bantuan
penyertaan modal usaha
b. Menciptakan lapangan kerja di pedesaan
c. Program bantuan uang langsung. Sebenarnya program bantuan uang
langsung ini sudah dilasanakan sejak era SBY-Boediyono dengan nama
“BLT” atau bantuan langsung tunai, dan kemudian berlanjut dalam era
pemerintahan Jokowi-JK.
d. Penciptaan lapangan kerja di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintahan
Jokowi-JK saat ini memiliki target fantastis yang mungkin belum pernah
ada pada era pemerintahan sebelumnya, yaitu pertumbuhan ekonomi yang
sebesar 7% ke atas
4. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perspektif Dimensi Kesehatan
BPJS
Empat karakteristik utama kemiskinan di Indonesia :
1) Tingkat kesenjangan kemiskinan antar provinsi sangat tinggi.
2) Kesenjangan kemiskinan antara kota dan desa juga tinggi.
3) Jumlah penduduk yang hidup di sekitar garis kemiskinan (hampir miskin)
cukup banyak.
4) Kontribusi makanan (terutama beras) terhadap garis kemiskinan sangat tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kemiskinan adalah masalah global yang dari zaman dulu sampai sekarang
banyak negara berusaha untuk melepaskan diri dari masalah tersebut. Garis
kemiskinan (GK) merupakan satu batas yang digunakan standar untuk
menentukan individu masuk kategori miskin atau tidak.
Kemiskinan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural.
Kemiskinan terjadi tentu tidak datang tiba-tiba, tetapi ada proses yang panjang
dan berelanjutan sehingga terjadi kemiskinan. Dampak-dampak yang ditimbulkan
oleh keemiskinan yaitu : tingginya tingkat kriminalitas, tertutupnya akses
pendidikan, tingginya tingkat pengangguran, pelayanan kesehatan yang
memburuk, tingginya angka kematian, dan sebagainya.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kemiskinan adalah :
bantuan dari pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja,
memudahkan akses pendidikan jangan sampai ada siswa yang putus sekolah,
pendidikan wirausaha, mempermudah akses pelayanan kesehatan, menstabilkan
pertahanan dan keamanan, mengurangi hutang luar negeri, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Suharto,Edi.2004.Membangun masyarakat Memberdayaan Rakyat, Kajian strategis


Pembangunan Kesejahraansocial dan Pekrjaan sosial, Cetakan . Bandung : PT Rafika
Aditama

Kuncoro,Mudrajad (2010). Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan Kebijakan.


Edisi Ke-5, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Teori pada buku yang diterbitkan oleh suparlan pada tahun 2004

Teori pada buku yang di terbitkan oleh ritonga pada tahun 200

Anda mungkin juga menyukai