Anda di halaman 1dari 26

UPAYA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ishak Kenre,SKM,M.Kes

KELOMPOK V
FITRIANI ALBI 201902005
RESKIA 202902014

PRODI DIII KEBIDANAN SEMESTER V


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT TEKNOLOGI & SAINS MUHAMMADIYAH SIDRAP
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa shalawat beriring salam
kita hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini pada mata kuliah Studi Lembaga Pendidikan ini
tepat waktu dan makalah ini saya susun untuk memenuhi nilai tugas yang berjudul
“Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan” pada mata Kuliah Promosi
Kesehatan yang diberikan oleh Dosen Pengampuh.
Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, maka dengan kerendahan hati, saya memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Pangkajenne, 24 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Ruang Lingkup
C. Upaya Promotif
D. Upaya Preventif
E. Upaya Kuratif
F. Upaya Rehabilitatif

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar
dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya
dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok,
berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat (Notoatmodjo S, 2007).
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan
kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga
dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu mengenali, upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.

2. Tujuan Khusus
 Mengetahui dan memahami upaya promotif.
 Mengetahi dan memahami upaya preventif.
 Mengetahui upaya kuratif.
 Mengetahui dan memahami upaya rehabilatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik,
sosial budaya dan sebagainya).
Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan
dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep
promosi kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai
objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu
pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan
agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan
harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran.
Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku
masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila
upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada
masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi
kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo
Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)
dengan sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan
kesehatan adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,mencegah,dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan, secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu :

1. Pelayanan preventif dan promotif


Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi kelompok
masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan
meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayann ini dilakukan
oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena
penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya
yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan
sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare.
sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status
status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian
inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu
meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-
zat gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah
terkenapenyakit.

2. Pelayanan kuratif dan rehabilitative


Pelayanan kuratif dan rehabilitative adalah pelayanan kesehatan
masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakit dan
menjadi pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan jenis ini
dilakukan kelompok profesi kedokteranKuratif (pengobatan)
digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih
mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan
seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya balita
yang menderita pneumonia tentu membutuhkanpengobatan antiobiotik.
Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang balita tersebut ;
Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada penurunan
status gizi balita. Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses
menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh)
kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia
membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses
penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering
sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan
(terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan).
Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan
yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat,
Ahli Gizi, dll). Hasil dari pelayanankuratif dan preventif juga lebih
cepat dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat termasuk
tindakan medis, dan perawatan yang diberikan. Sedangkan aspek
preventif dan promotif lebih sukar untuk diterapkan karena hasil
yang didapat bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa
langsung diambil manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang
untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah
dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat diasehat.

3. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek
pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan
ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni:
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif.

b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan danpenyembuhan

c. Pencegahan tingkat pertama (Primaryprevention)

d. Pencegahan tingkat kedua (Secondaryprevention)

e. Pencegahan tingkat tiga (Tertiaryprevention)

C. Upaya Promotif.
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan
untukmeningkatkanstatus/derajadkesehatanyangoptimal.Sasarannyaadalah
kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat
mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara
berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang
yang benar-benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan
bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun
jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akanmeningkat.
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif
sangat penting untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan
pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna
dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat
persalinan,deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai
pertolongan persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat risikonya, dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian
ASI dan Keluarga Berencana (KB). Upaya pemeliharaan kesehatan ibu
hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga
perlu diberikan informasi mengenai kondisi ibu hamil. Lingkup promosi
kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :

1. Bayi.

2. Anak balita
3. Remaja

4. Ibu hamil

5. Ibu bersalin

6. Ibu nifas

7. Ibu menyusui

8. PUS/WUS

9. Klimakterium/menopause
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah
dengan mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhan-
penyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan maupun persalinan.
Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus
prematurus, syok, dan lain-lain. Karena itulah usaha promotif dalam
peningkatan gizi ibu hamil sangat dipentingkan untuk mengurangi angka
kehamilan dengan anemia untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Adapaun usaha promotifnya adalah dengan memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang pencegahan anemi dengan perbaikan
gizi yaitu dengan menjelaskan dan menginformasikan mengenai pola
nutrisi yang baik bagi ibu hamil untuk menunjang kesehatan ibu dan
pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak
tentang pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-
keuntungan yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya
apabila imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan
mengenai gizi seimbang yang baik untuk diberikan kepada anak guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta
menghindari terjadinya gizi buruk pada anak. Pentingnya usaha pelayanan
kebidanan promotif bagi bayi dan anak dengan berbagai upaya dengan
penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya agar angka gizi buruk
dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha promotifnya adalah dapat
berupa berbagai penyuluhan ataupun kegiatan lainnya yang biasa
dilakukan di posyandu-posyandu bayi danbalita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan:

 Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu


tentangpemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita
padausianya.

 Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang


memiliki bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping,
jenis-jenis imunisasi dan akibat jika tidak dilakukan imunisasi
padabayi

 Melakukan penyuluhan untuk memberikan


informasitentangpemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu
yang memiliki balita.

 Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk


mengetahui keadaan organreproduksinya.

 Penyuluhan tentang kesehatan ibuhamil.

 Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan


ibu mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus
memenuhi gizi tersebut.

 Pemberianinformasitentangtandabahayadalamkehamilanpadaibuha
mil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah
satu tanda tersebut.

 Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada


ibuhamilsebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya

 Memberikan informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama


persalinan

 Memberikan informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan


gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bayi, dan lain-lain

 Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masalansia

 Memberikan informasi tentang menopause padalansia

 Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat


yang cukup pada masalansia

 Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif


pada ibu yang baru melahirkan.

D. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah


terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan
antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. Sasaran promosi
kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko
tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,BBL, para
perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita
atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada
kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit
(primary prevention).

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu


dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara
etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum
atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam
pengertian
yangsangatluas,prevensidiartikansebagaiupayasecarasengajadilakukanuntu
k mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang
atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
Contoh upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan:
 Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibuhamil

 Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja,


Lansia,dll ) melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjunganrumah

 Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita

 Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas,


maupun dirumah

 Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari
anemia

 Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan


melancarkan sirkulasiibu

 Pencegahan terjadinya komplikasi pada saatpersalinan

 Pencegahan komplikasi pada saatnifas

 Pemeriksaan secara rutin dan berkala padalansia

E. UpayaKuratif
Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM,
TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu
mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention).
Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran
secaraindividual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya
sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan
sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif
cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya
menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu
pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien
datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa
masalah kesehatan adalah adanyapenyakit. Upaya kuratif cenderung
melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis
manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri
dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu
dengan yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health
program for survival”. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan
melalui kuratif.
Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama &
terapi simtomatis.

1. Bayi

 Mandiri:

 Pemberian vitaminK

 Obat tetes mata.

 Kolaborasi:

 Pengobatan pada kasus asfiksiaberat

 Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita


gonore

 Pengobatan pada kasus perdarahanintracranial

 Pengobatan path kasushipoglikemia

 Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti


ISPA. diare dll.
Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu
menderita gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi
pengobatan antibiotika.

2. Balita

 Mandiri:

 Pengobatan diare tanpadehidrasi

 Balita dengan kasusBGM.

 Kolaborasi:

 Pengobatan path kasusISPA

 Pengobatan Dada kasuscacmgan

 Pengobatan pada kasus giziburuk

 Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksilainnya.


Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,
pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat
antibiotika.

3. Remaja

 Mandiri:

 Pengobatan path kasusdismenorhoe

 Pengobatan ~ada kasus anemiaringan.

 Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau


mukosa

 Vagina dilakukan tindakanhecting.

 Kolaborasi:

 Pengobatan path kasus anemiaberat.

 Pengobatan pada kasus plourarbus


Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk
pemberian therapi hormonal.

4. PUS/WUS

 Mandiri:

 Pengobatan pada efek samping alatkontrasepsi

 Kolaborasi:

 Pengobatan pada kasus Penyakit MenularSeksual

 Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)


Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk
pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic.

5. Ibuhamil

 Mandiri:

 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.

 Pengobatan pada kasus anemiaringan.

 Kolaborasi:

 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkatIll.

 Pengobatan path abortusinleksiousus

 Pengobatan pada kasus anemiaberat.

 Pengobatan pada kasusAPB

 Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai


seperti jantung DMdll
Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan
obat tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.

6. IbuBersalin

 Mandiri:

 Manajemen Aktif KalaIll


 Pengobatan path kasus atoniauteri.

 Ibu bersalin dengan ruftur pada servikslmukosa


vagina/perineum dilakukan tindakanhecting.

 Kolaborasi:

 Pengobatan pada kasus inersiauteri

 Pengobatan path kasus perdarahan ( HPPprimer).


Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi
oksitosin 10 U.

7. IbuNifas

 Mandiri:

 Pengobatan pada subinvolusi

 Kolaborasi:

 Pengobatan padamastitis

 Pengobatan pada HPPsekunder

 Pengobatan pada kasusvaginitis

 Pengobatan path kasus abses payudara


Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan
kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau
Eritromysin).

8. KlimakteriumlMenopause

 Kolaborasi:

 Terafi Sulih Hormon(TSH)


Contoh upaya kuratif dalam pelayanankebidanan:

 Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis

 Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis


dan bendungan ASI
 Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir

 Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah

 Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan


penyakit tertentu

 Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil


yangsakit

 Melakukan rujukan biladiperlukan

 Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan,


misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat
memberikan tablet Fe sebagai penatalaksanaandininya.

 Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami


komplikasisepertipengobtan ibu nifas yang mengalami infeksi.

F. UpayaRehabilitatif
Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk
memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya
adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya
adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiaryprevention).
Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan:

 Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi danbalita

 Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit
usaha pemeliharaan kesehatan

 Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada pada
ibu hamil pascasakit

 Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan


cara ibu dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan sekurang-
kurangnya 6 jam setelahmelahirkan

 Latihanfisikpadaibupascabersalin,sepertimelakukan senam nifas


atau senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu
setelahmelahirkan

 Pemenuhan gizi pada ibunifas

 Ruang Lingkup Berdasarkan TingkatPelayanan


Pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada
masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya
“Preventive Medicine for the doctor in his community”
Usaha-usaha pencegahan itu adalah:

a. Masa SebelumSakit

1) Mempertinggi nilai kesehatan (Healthpromotion)

2) Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu


penyakit (Specific protection).

b. Pada MasaSakit

1) Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta


mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early
diagnosis andtreatment).

2) Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan


gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu
penyakit (Disability limitation).

3) Rehabilitasi(Rehabilitation).

1. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)

a. Promosi Kesehatan ( Health Promotion)


Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of
health oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di
terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi
kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkangdung dalam
istilah promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olahraga teratur,
dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak
terserangpenyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan
kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan.
LeaveII dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of
health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan lain-
lain, peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan (healtheducation)kepada
individu danmasyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam
bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan,
usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya:

a) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupunkuantitas

b) Perbaikan Hyegiene dan SanitasiLingkungan

c) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

d) Pendididkan kesehatan pada masyrakat

Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :

 Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat


tentang asupan makanan yang bergizi.

 Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi


lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan
masyarakat di dalam kegitantersebut.

 Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada


individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari
pelayanan kesehatanmaskimal menurut Supariyasa (2010)
adalah pelaksanaanpelayanan kesehatan yang meliputi
aspek promotif (pendidikan
kesehatan),preventif(pencegahan),kuratif(pengobtan), dan
rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan pada UU no.
44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

 Memberikan pendidikan kesehatan kepada


individu,keluarga,dan masyarakat.

b. Perlindungan Khusus ( Spesificprotection)


Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:

a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan


khusus

b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakitHIV/AIDS.

c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun


ditempat kerja.

d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual


dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan
kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific
Protection) :

 Memberikanimunisasikepadabayidanbalitasertamemberikanp
enyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya
pemberian imunisasi.

 Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta


kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.

2. Masa Saat Sakit ( Patogenesis)

a. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and


prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :

 Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit


sehingga tercapai penyembuhan yangsempurna
 Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menularMencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh
suatu penyakit.
Beberapa usaha diantaranya :

 CaseFinding
Yaitu menacari penderita dimasyarakat dengan jalan
pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium, pemeriksaan pap
smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.

 Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila
penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya
pada wanita yang menderita penyakit menular seksual seperti
gonorhoe, sipilis, hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan
diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut dapat
sembuh.

 Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat mengenal


gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu mengtahui dan menyadari bahaya
penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya. Agar
mereka menyadari penularan penyakit kelamin tersebut, maka
mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk
segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya
usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknya obat serta
keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan
pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lamabat akan
meneybabkan usaha peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin
tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker yang
terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera (
Early Diagnosis and Promotif Treatment) :

 Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa


dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan tenaga
kesehatan lainnya.

 Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan


diagnosisdini

 Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA

 Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita


dalam melakukan pemeriksaanSADARI

 Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila


menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya
ataukomplikasi

b. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk


menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan
suatu masalah kesehatan danpenyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis
And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan
yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (
tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka
dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi
dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :

 Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

 Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan


melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan
sempurna tanpa ada komplikasi lanjut.
Peran bidan dalam usaha disability limitation:

 Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita


sembuh dan tak terjadikomplikasi.

 Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dankecacatan.

 Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan


mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang
lebihintensif.

c. Rehabilitasi(Rehabilitation)

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas


penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat.

Rehabilitasi ini terdiri atas:

1) Rehabilitasifisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik


semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena
kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari
kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan
yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.

2) Rehabilitasimental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan


hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul
pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal ini
bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali ke dalam masyarakat.

3) Rehabilitasi socialvokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja
yang semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.

4) Rehabilitasiaesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang
fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan
misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation):

 Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali


dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.

 Mengusahakanperkampunganrehabilitasisosialsehinggasetia
ppenderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap


dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatupenyakit.

 Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap


bersemangat dalam memulihkankesehatan.

 Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta


menumbuhkankepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan
masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar
dapat menerima pasien sama seperti individu normal
lainnya.

 Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang


lebihburuktidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani.
2011)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat,lingkungan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :

 Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan


kesehatan yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan
kuratif dan rehabilitative.

 RuangLingkupBerdasarkanAspekKesehatanyaitupromotif,preventif,
kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni : promosi kesehatan pada aspek promotif
dan promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
(primary prevention, secondary prevention, tertiary prevention)

 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


yaituHealthpromotion, Specific protection, Early diagnosis and
treatment Disability limitation, dan Rehabilitation.

B. Saran
Penulis adalah seorang manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan. Saya sadar masih banyak kekurangan yang ada di dalam
makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan senang hati menerima kritik dan
saran dari pembaca yang agar dalam penulisan berikutnya saya bisa jauh
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. , 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi.


Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat,
edisi 2.Jakarta : EGC
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : PT. Rineke Cipta
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai