Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI KOPERASI & UMKM

DISUSUN OLEH:
Asmiranda Hidayatin
(A1A019027)

ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
DAFTAR ISI

COVER……………………………..……………………………..…………………………....
DAFTAR ISI……………………………..……………………………..………………………
PEMBAHASAN…………………………..……………………………..……………………..
1.1 Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD)...................................................................
1.2 Keberhasilan dan Kekurangan KUD ............................................................................
1.3 Permasalahan KUD.........................................................................................................
1.4 Program Pembinaan dan Pengembangan KUD............................................................
1.5 Strategi Pembinaan dan Pengembangan KUD.............................................................
KESIMPULAN............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………………………..……………….............
1.1 Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD)
Gerakan perkoperasian di Indonesia berkembang menurut dua pola yaitu pola umum atau
pola konvensional dan pola KUD. Tahun 1971 peran koperasi ditingkatkan dengan pembentukan
Badan Usaha Unit Desa (BUUD) sebagai persiapan pembentukan KUD. Peranan BUUD adalah
sebagai lembaga penunjang program Bimas yang pola kerjanya dimantapkan oleh Impres Nomer
4 Tahun 1973 dan Impres Nomer 2 Tahun 1978.
KUD adalah suatu Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi
di daerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan. Pembentukan
KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian yang kecil dan banyak
jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara resmi didorong perkembangannya oleh
pemerintah. Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. Koperasi ini melakukan
kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan (nelayan).
Beberapa usaha KUD, yaitu:
a. Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman, obat pemberantas
hama, dan alat-alat pertanian;
b. Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penyuluh lapangan kepadapara
petani.
Didalam surat keputusan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Perdagangan ditentukan
wilayah kerja KUD sebagai berikut:
a. Berdasarkan potensi ekonomi dan partisipasi masyarakat yang terdapat dalam wilayah
keanggotaan KUD;
b. Berdasarkan kemampuan pelayanan yang mampu diberikan KUD yang meliputi berbagai
bidang ekonomi.
Dari keputusan ini dapat disimpulkan bahwa dalam satu wilayah kecamatan dimungkinkan
untuk berdiri lebih dari satu KUD. Pembentukan KUD diarahkan sepenuhnya kepada keinginan
masyarakat desa. Pemerintah hanya berinisiatif agar masyarakat desa dalam kegiatan ekonominya
mau bergabung dalam KUD. Koperasi unit desa sebagai satu bentuk koperasi harus tunduk pada
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan
berstatus badan hukum. Kegiatan BUUD dan KUD masih banyak tergantung kepada kemudahan-
kemudahan dari pemerintah seperti penyaluran sarana produksi pertanian, mengadakan pembelian
dan penjualan gabah untuk pengadaan pangan, kredit candak kulak dan kegiatan lain berdasarkan
inisiatif KUD sendiri.
Pengembangan koperasi unit desa ditujukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
peranan serta tanggung jawab masyarakat pedesaan agar mampu mengurusi diri sendiri secara
nyata serta meningkatkan taraf hidupnya. KUD sebagai Soko Guru Perekonomian Rakyat, artinya:
a. KUD mampu menjadi pusat pelayanan dan wadah utama bagi berbagai kegiatan ekonomi
pedesaan yang efektif dan efisien;
b. KUD mampu melaksanakan fungsi-fungsi prekreditan, penyediaan sarana produksi, barang
kebutuhan pokok serta jasa lainnya, pengolahan dan pemasaran hasil produksi serta kegiatan
produksi lainnya;
c. KUD mampu berswakarsa dan berswakarya dengan jalan memiliki anggota yang aktif dan
jumlah yang cukup memadai, memiliki pengurus yang berjiwa kewirakoperasian, mempunyai
idealisme dan dedikasi, mampu mempekerjakan manager dan staff yang profesional, memiliki
badan pemeriksa yang cakap dan bertanggung jawab serta memiliki sistem manajemen yang baik.
Kesejahterahan masyarakat desa akan berkembang secara terus menerus selama cara kerja
KUD tetap baik dan para pengurusnya bekerja dengan jujur serta bertanggung jawab.
Pembangunan masyarakat desa mencakup pembangunan di segala bidang kehidupan terutama
bidang ekonomi, maka semuanya baru dapat dirasakan manfaatnya ketika koperasi di pedesaan
mulai hadir.
Manfaat yang diberikan KUD dalam pembangunan masyarakat pedesaan:
a. KUD sudah mampu memotivasi dan meningkatkan daerah kerja masyarakat desa;
b. KUD sudah mampu mendekatkan produsen (petani) dengan konsumen;
c. KUD sudah mampu mengembangkan industri kecil dan pengrajin;
d. KUD memperkenalkan dan mengajarkan kemajuan teknologi di bidang produksi;
e. KUD mampu merangsang pertumbuhan kesempatan kerja.

Fungsi koperasi dalam kegiatan perekonomian desa:


a. Memberi kredit dengan bunga rendah dan syarat yang ringan.
b. Penyediaan dan pengukuran sarana produksi serta barang dan jasa keperluan sehari-hari.
c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi.
d. Kegiatan perekonomian lainnya sesuai dengan Impres No 2 tahun 197.
Peranan koperasi dalam pembangunan masyarakat desa menurut Muslimin Nasution yaitu:
a. Peranan primer antara lain:
1. Meningkatkan efisiensi sektor pertanian sehingga memiliki daya tampung yang besar bagi
lapangan kerja di pedesaan
2. Mengurangi kebocoran nilai tambah sektor pertanian, dimana kelemahan sistem
kelembagaan pertanian dapat diminimisasi.
3. Menghimpun semua daya masyarakat berpendapatan rendah agar mampu terjun ke dalam
bisnis yang bersekala lebih besar.
4. Memberi jaminan terhadap risiko yang dihadapi oleh anggota masyarakat berpendaptan
rendah.

b. Peranan sekunder antara lain:


1. Koperasi berfungsi sebagai penghubung atau sebagai lembaga yang menapung kegiatan
antar sektoral di pedesaan yang dimiliki oleh pengusaha kecil.
2. Koperasi bertujuan sebagai perangkat penyampaian informasi kepada masyarakat sampai ke
tingkat yang paling bawah

1.2 Keberhasilan dan Kekurangan KUD


a. Keberhasilan dari Koperasi Unit Desa ditentukan oleh:
1. Baik tidaknya alat perlengkapan organisasi yaitu rapat anggota dalam pengurus koperasi
dan badan pemeriksa koperasi.
2. Seberapa jauh kegiatan koperasi unit desa mampu mengelola tugas yang dibebankan oleh
pemerintah seperti pengadaan sarana produksi, kredit candak kulak, partisipasi anggota dan lain-
lain.

b. Kekurangan dari Koperasi Unit Desa yaitu:


1. Pejabat koperasi sebagai Pembina KUD terlalu cepat memberi bantuan berupa kredit
kepada KUD tanpa disertai pembinaan dan pengawasan yang insentif;
2. Penyuluhan mengenai KUD dilakukan sambil lalu tanpa ada koordinasi dengan dinas-dinas
teknis lain;
3. Jumlah tenaga pembina koperasi tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah anggota
masyarakat yang dilayani;
4. Pejabat koperasi tidak tegas dalam mengambil keputusan terhadap pengurus KUD yang
tidak menjalankan fungsi dengan baik;
5. Membeli hasil pertanian dibawah harga pasar;
6. Belum mampu bersaing di pasaran;
7. Kurangnya permodalan.
Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang menjamin berkembangnya
demokrasi, maka satu-satunya alat ekonomi dan sosial yang mengadung nilai-nilai kedemokrasian
itu adalah kopersi di pedesaan berkat dorongan dari LKMD telah dibentuk oleh warga desa yaitu
koperasi unit desa. Peran yang dijalankan oleh koperasi dalam pembangunan masyarakat desa
adalah:
a. Koperasi harus secara nyata menunjukan tentang manfaatnya kepada warga desa dengan
cara mengadakan pendekatan kepada penduduk desa untuk bergabung menjadi anggota koperasi;
b. Di bidang agribisnis atau usaha tani koperasi telah berhasil menarik kepercayan para
anggota dan masyarakat petani yaitu dengan jalan memberikan kemudahan kepada masyarakat
petani seperti:
(1) Mendekatkan pasar dengan para produsen (para petani);
(2) Memberikan harga yang layak terhadap barang yang dibeli maupun dijual para petani;
(3) Memberikan service yang baik;
(4) Ikut memecahkam masalah yang dialami oleh petani
Dengan berhasilnya pengelolaan usaha tani yang dilakukan oleh KUD akan membawa dampak
positif seperti:
1) Timbulnya rasa kesadaran masyarakat akan pentingnya KUD;
2) Meningkatnya gairah kerja masyarakat pedesaan;
3) Berhasil dikembangkannya industri kecil;
4) Berhasil dilakukan pembentukan modal;

1.3 Permasalahan KUD


Untuk mewujudkan KUD agar bisa menjadi soko guru perekomian rakyat pedesaan,
pemerintah mengadakan program pembinaan dan pengembangan KUD karena KUD belum
mampu menjalankan usahanya secara sendiri apalagi mengembangkannya. Hal ini disebabkan
oleh adanya permasalahan yang cukup berat bagi KUD, yaitu :
1) Permasalahan Internal, diantaranya sebagai berikut:
a. KUD lemah dalam organisasi dan manajemen
b. Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;
c. Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini
menimbulkan kurang fokusnya pengelolaan
d. Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
e. Sarana dan permodalan yang belum memadai
f. Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan
data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang
memenuhi kebutuhan;
g. Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak
berhutang kepada koperasi;
h. Dengan modal usaha yang relatif kecil maka volume usaha terbatas serta karena insentif
rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.

2) Permasalahan Eksternal
a. Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang
usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
b. Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan
usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh
koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
c. Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu
yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan
ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
d. Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak
dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan KUD untuk memecahkan permasalahan diatas adalah
sebagai berikut :
1) Memberikan pelayanan yang baik terhadap kebutuhan anggota
2) Mengaktifkan anggota dengan penyuluhan yang intensif
3) Mengarahkan KUD pada kemampuannya untuk menjadi koperasi serba usaha dengan
menggunakan potensi daerahnya masing-masing
4) Penyempurnaan organisasi intern dan ekstern KUD
5) Memperbaiki manajemen koperasi

1.4 Program Pembinaan dan Pengembangan KUD


Di Indonesia peranan Pemerintah dalam menggerakan dan mengembangkan koperasi cukup
besar. Campur tangan pemerintah dalam hal ini sifatnya membantu memecahkan persoalan dan
membimbing KUD menuju ke arah organisasi yang lebih otonomi yang nantinya mampu menjadi
soko guru perekonomian rakyat pedesaan.
Untuk membimbing, mendorong, mengembangkan dan membina KUD, dibentuk BUUD beserta
kepengurusannya yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur pemuka masyarakat seperti: Camat,
Pamong desa, Guru, Ulama, dan sebagainya. Pelaksanaan sehari-hari kebijakan usaha KUD
dilaksanakan oleh manager yang mempunyai kemampuan pengelolaan perusahaan yang
mencurahkan waktu sepenuhnya pada pekerjaannya.
Melihat kegiatan yang begitu luas dari KUD, maka pembinaan KUD sejak tahun 1972 terus
ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari segi kualitas seperti jumlah anggota,
volume usaha, besarnya permodalan, penyaluran sarana produksi perlengkapan gedung dan
kantor. Dari segi kualitas seperti jumlah anggota, volume usaha, besarnya permodalan, penyaluran
sarana produksi perlengkapan gedung dan kantor. Partisipasi masyarakat dalam KUD bisa diukur
dengan mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap manfaat koperasi, pengetahuan
anggota terhadap pengurus dan hubungannya dengan pengurus. Di samping itu juga bisa diukur
dari pemenuhan kewajiban menyetor simpanan, dan frekuansi kunjungan mereka ke KUD.
Pada tahun 2016 pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM mengeluarkan
sembilan program terobosan Menteri Koperasi dan UKM 2016, sebagai berikut:
1) Koperasi mendapatkan NIK (Nomor Induk Koperasi) secara Online
Kementerian Koperasi dan UKM melakukan terobosan database koperasi di seluruh Indonesia.
2) Peran KUD dalam pendistribusian Pupuk Bersubsidi
Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian,
mengembalikan peran penting Koperasi Unit Desa (KUD) dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
3) Akte Notaris
Untuk memberikan kemudahan dan memfasilitasi koperasi dalam melengkapi legalitas usahanya,
Kementerian Koperasi dan UKM mengembangkan program fasilitasi pembuatan akte notaris
untuk pendirian koperasi bagi pengusaha micro secara gratis.
4) Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)
Dalam rangka mempermudah para pelaku usaha Mikro dan Kecil mendapakan perizinan,
Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Perdagangan untuk menyederhanakan perizinan bagi usaha Mikro dan Kecil melalui pelimpahan
kewenangan perizinan dari Bupati atau Walikota kepada Camat.
5) Hak Cipta
Untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha mikro dan kecil
mendapatkan sertifikat hak cipta sekaligus mendorong produktivitas usaha dan melindungi
kreativitas hasil karya UMKM. Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerja sama dengan
Kementerian Hukum dan HAM untuk member kemudahan mendapatkan Hak Cipta bagi UKM.
Pendaftaran Hak Cipta, dilakukan secara online melalui e-Hak Cipta di Kementerian Koperasi dan
UKM, dengan persyaratan sederhana, KTP, NPWP dan karya harus orisinal. Prosesnya sangat
cepat, hanya satu jam dan tanpa dipungut biaya.
6) Galeri Indonesia WOW
Merupakan rebranding UKM Gallery Gedung Smesco Rumahku (Rumah Koperasi dan UKM)
dengan menawarkan berbagai fasilitas bagi wirausaha baru, para insan kreatif dan para pelaku
UKM yang ingin naik kelas. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan para market orang muda (youth),
perempuan (women) dan pengguna internet (netizen) sebagai target utama adalah dua ruang
maker space yang merupakan ruang bagi UKM bereksperimen. space sebagai tempat
pembelajaran bagi UKM mem-branding produk yang dilengkapi creativity room serta productivity
room yang juga berfungsi sebagai investor meeting place
7) Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha
Program dukungan penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan dengan target 50.000
wirausaha per tahun dalam mendukung penambahan target 1 juta wirausaha secara nasional dalam
kurun waktu 2015-2019. Hal ini dilakukan melalui program yang bersinergi antara Pemerintah
pusat maupun Daerah, pelaku usaha, dan gerakan koperasi.
8) LPDB-KUMKM
Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM memangkas tingkat
suku bunga kredit menjadi 5% dari sebelumnya 6% atau kira-kira sebesar 2,77% per tahun Flat
untuk koperasi sector riil (bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan).
9) Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit Usaha Rakyat (KUR) kembali diluncurkan mulai 25 Mei 2015 dengan suku bunga KUR
tahun ini sebesar 9 persen pertahun, dari sebelumnya 22 persen dengan plafon kredit maksimal Rp
25 juta tanpa agunan yang dikonsentrasikan pada usaha mikro di sector pertanian, kelautan
perikanan, industry kecil dan sector lainnya. Bank penyalur KUR adalah BRI, BNI dan Bank
Mandiri (dengan kriteria NPL saat penyaluran KUR sebelumevaluasi di bawah 5 persen dan
mempunyai sistem IT atau online dengan perusahaan penjamin).
1.5 Strategi Pembinaan dan Pengembangan KUD
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi serta keterbatasan dana, daya dan waktu
yang dilakukan suatu strategi yang tepat dalam usaha pembinaan dan pengembangan KUD
strategi pemusatan pelayanan koperasi. Tujuan dari strategi tersebut adalah untuk
mengakomodasikan segala usaha pemerintah dalam mempercepat pengembangan KUD. Dalam
rangka pengembangan KUD, diadakan pengendalian operasional untuk meningkatkan bimbingan
dan penilaian teknis guna kelancaran pelaksanaan program dalam mencapai tujuan, untuk
menyusun laporan rutin dan periodic dalam rangka memonitoring perkembangan KUD, dan untuk
membuat evaluasi atas laporan rutin dalam rangka mengatasi penyimpangan-penyimpangan dan
kelemahan-kelemahan pelaksanaan program pengembangan KUD sehingga dapat segera
diperbaiki dan disempurnakan seawalmungkin. Strategi dan pengembagan KUD dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya:
1) Mengembangkan usaha untuk anggota dan masyarakat pada umumnya;
Untuk dapat mengembangkan usaha dilakukan dengan cara adanya hubungan baik antara
pengurus dan anggota akan menciptakan suasana kerja yang baik, sehingga baik pengurus maupun
anggota bisa saling mendukung dan saling mengingatkan untuk bisa mempertahankan kualitas
komoditi yang dihasilkan, dan dengan adanya hubungan baik ini para anggota tidak enggan untuk
menyampaikan ide-ide yang dapat membantu meningkatkan kualitas komoditi;
2) Perekrutan pengurus yang berkompeten;
Hal mendasar yang sangat penting dalam upaya memajukan KUD Berkata dalah dengan merekrut
pengurus yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang sekedar mau menjadi
pengurus melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan
pengembangan koperasi seperti dengan mencari pemimpin yang dapat memimpin dengan baik,
kemudian pengelolaan dipegang oleh orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing.
Serta perlu dibuat pelatihan bagi pengurus koperasi yang belum berpengalaman.
3) Membenahi kondisi internal koperasi dengan menjalakan 5 fungsi manajemen:
a. Perencanaan, dengan memberikan pelatihan terhadap kemampuan kerja para pengurus yang
dilakukan secara berkala, diharapkan sistem keuangan dan birokrasi internal di dalam KUD dapat
berjalan dengan baik.
b. Pengorganisasian, tujuan dari pengorganisasian adalah untuk mengelompokan kegiatan,
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki koperasi agar pelaksanaan dari suatu
rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis.
c. Pengarahan, pengarahan pada karyawan lebih mengkonsentrasikan diri dalam tugas,
karyawan diarahkan pada tujuan koperasi yang sudah ditetapkan.
d. Kepemimpinan, kepemimpinan merupakan suatu kegiatan yang mempengaruhi orang-orang
lain agar supaya melekukan pekerjaan bersama menuju kepada suatu tujuan tertentu yang telah di
tentukan terlebih dahulu.
e. Pengendalian, tujuan utama pengendalian adalah memastikan bahwa hasil kegiatan usaha
sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
4) Memberikan pelatihan pengurus.
Dengan memberikan pelatihan terhadap kemampuan kerja para pengurus yang dilakukan secara
berkala, diharapkan sistem keuangan dan birokrasi internal di dalam KUD dapat berjalan dengan
baik.
Menteri Koperasi dan UMKM juga menyampaikan strategi pembinaan dan pengembangan
koperasi dimana Kementerian Koperasi dan UKM menempuh Reformasi Total Koperasi, berupa
langkah terencana, konsepsional dan berkesinambungan untuk mewujudkan kemandirian
koperasi. Secara ringkas, Reformasi Total Koperasi meliputi:
1. Rehabilitasi
Merupakan langkah pembaharuan Koperasi diawali dengan pengelolaan dan Pemutakhiran Data
Koperasi, melalui Online Database System (ODS), dengan membekuan/ membubarkan Koperasi
yang tidak aktif. Juga dilakukan penertiban Koperasi melalui pengawasan terpadu dengan
membentuk Deputi Pengawasan. Berdasarkan data yang terhimpun, jumlah Koperasi di Indonesia
sampai akhir tahun 2015 menyentuh angka 212.135 unit. Namun berdasarkan pendataan, koperasi
yang aktif hanya 150.223 unit. Jumlah tersebut didapatkan melalui pemuktahiran data koperasi
yang dilakukan dengan Online Database System.
2. Reorintasi
Yaitu upaya sistematis untuk merubah paradigma dari pendekatan Kuantitas menjadi Kualitas.
Langkah yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas koperasi adalah: Membangun Koperasi
Berbasis Informasi Teknologi (IT); Melalui kerjasama dengan Notaris sudah dapat dilakukan
penerbitan akte koperasi secara online. Proses pendirian koperasi semakin mudah, cepat, dan
efisien. Koperasi juga difasilitasi untuk melakukan RAT secara Online. Demikian juga proses Ijin
Usaha Mikro dan Kecil (IUMK). Dalam reorientasi juga dilakukan penguatan kelembagaan
koperasi, serta mendorong Koperasi meningkatkan jumlah anggota koperasi.
3. Pengembangan
Merupakan agenda permanen yang meliputi upaya: Mengkaji regulasi yang menghambat
berkembang koperasi; Memperkuat akses pembiayaan, dengan menyiapkan Koperasi untuk
menjadi penyalur KUR; Sejanjutnya dikembangkan Koperasi Sektor Riil khususnya yang
berorientasi ekspor, padat karya dan memanfaatkan Digital Ekonomi.
Kesimpulan

Gerakan perkoperasian di Indonesia berkembang menurut dua pola yaitu pola umum atau
pola konvensional dan pola KUD. Tahun 1971 peran koperasi ditingkatkan dengan
pembentukan Badan Usaha Unit Desa (BUUD) sebagai persiapan pembentukan KUD. Peranan
BUUD adalah sebagai lembaga penunjang program Bimas yang pola kerjanya dimantapkan
oleh Impres Nomer 4 Tahun 1973 dan Impres Nomer 2 Tahun 1978.
Keberhasilan dari Koperasi Unit Desa ditentukan oleh :
1. Baik tidaknya alat perlengkapan organisasi yaitu rapat anggota dalam pengurus koperasi
dan badan pemeriksa koperasi,
2. Seberapa jauh kegiatan koperasi unit desa mampu mengelola tugas yang dibebankan oleh
pemerintah seperti pengadaan sarana produksi, kredit candak kulak, partisipasi anggota dan lain-
lain.
Kekurangan dari Koperasi Unit Desa yaitu:
1. Pejabat koperasi sebagai Pembina KUD terlalu cepat memberi bantuan berupa kredit
kepada KUD tanpa disertai pembinaan dan pengawasan yang insentif;
2. Penyuluhan mengenai KUD dilakukan sambil lalu tanpa ada koordinasi dengan dinas-dinas
teknis lain.
3. Jumlah tenaga pembina koperasi tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah anggota
masyarakat yang dilayani.
4. Pejabat koperasi tidak tegas dalam mengambil keputusan terhadap pengurus KUD yang
tidak menjalankan fungsi dengan baik;
5. Membeli hasil pertanian dibawah harga pasar.
6. Belum mampu bersaing di pasaran;
7. Kurangnya permodalan.
Permasalahan KUD khususnya maupun koperasi pada umumnya dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Untuk membimbing, mendorong,
mengembangkan dan membina KUD, dibentuk BUUD beserta kepengurusannya yang anggotanya
terdiri dari unsur-unsur pemuka masyarakat seperti: Camat, Pamong desa, Guru, Ulama, dan
sebagainya. Pelaksanaan sehari-hari kebijakan usaha KUD dilaksanakan oleh manager yang
mempunyai kemampuan pengelolaan perusahaan yang mencurahkan waktu sepenuhnya pada
pekerjaannya.
Strategi dan pengembagan KUD dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
mengembangkan usaha untuk anggota dan masyarakat pada umumnya, perekrutan pengurus yang
berkompeten, membenahi kondisi internal koperasi dengan menjalakan 5 fungsi manajemen,
memberikan pelatihan pengurus.
DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/3031357/
http://kud.co.id/apa-itu-koperasi-unit-desa-kud/

https://www.ilovepdf.com/download/s96sb1qm34ykbh3wxtw8z892vcmA6nydnrfhtszxp3gd8wp0
2xg35dgrsf1w0864tfp0s27vyy5zlh5vf8hl9x5vc87772tjqrfs91m5rArl94k62yl0576fp4jl51zrsmjsth
473w8thy23vyn12rcgcx87qy7gxdyAxc82frvdk0rpbzv1/9o

https://www.coursehero.com/file/27164875/Koperasi-UMKM-SAP-
12doc/?justUnlocked=1#/doc/qa

Anda mungkin juga menyukai