1. Hermawati P07220220053
2. Muhammad Rifki Ramadhani P07220220061
2. Theresia Creysela Aleta Nifu P07220220075
3. Yolanda Pasyha Wulandari P07220220079
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................ 3
D. Manfaat .......................................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Data menunjukkan hampir 90% penderita hipertensi tidak diketahui,
namun para ahli telah mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang
memudahkan seseorang terkena hipertensi, yakni faktor yang tidak dapat
dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Beberapa faktor resiko yang
termasuk dalam faktor yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis kelamin,
keturunan dan etnis. Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah berupa pola
makan, merokok, kegemukan, stress, latihan fisik dan konsumsi alkohol.
Data WHO (World Health Organization) 2015 di seluruh dunia sekitar
972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Hipertensi juga menempati
peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah
sakit di Indonesia pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 4,67% dan pada
tahun 2013 prevalensi hipertensi meningkat menjadi 9,5%. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa 25,8% penduduk
Indonesia mengidap hipertensi. Tahun 2016 Suvei Indikator Kesehatan
Nasional (Sirkesnas) melihat angka tersebut meningkat menjadi 32,4 persen.
Peran perawat dalam melakukan promosi kesehatan sangat
mempengaruhi suasana yang kondusif dalam masyarakat yang menunjang
terbentuknya perilaku hidup sehat sebagai tindakan preventif terhadap
penyakit hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi dilakukan sebagai upaya
pengurangan resiko naiknya tekanan darah dan tata cara pengobatannya.
Dalam penatalaksanaan hipertensi upaya yang dilakukan adalah dengan cara
farmokologis (obat-obatan) dan nonfarmakologis (memodifikasi gaya hidup).
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
darah, pola hidup sehat yang dianjurkan adalah dengan penurunan berat
badan, mengurangi asupan garam, olah raga secara teratur, mengurangi
konsumsi alkohol dan berhenti merokok.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
3
b. Bagi Dosen
Untuk menilai kerja mahasiswa dalam penyusunan makalah mengenai
konsep penyakit hipertensi dan asuhan keperawatan pada pasien
hpertensi
c. Bagi pembaca
Dapat mengetahui tentang konsep penyakit hipertensi dan asuhan
keperawatan pada pasien hpertensi
E. Sistematika Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
5
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal.
4. Klasifikasi
6
a) < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b) 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c) > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi
5. Patofisiologi
www.alomedika.com
7
6. Komplikasi
a. Aterosklerosis
Saat pembuluh darah Anda rusak, lemak yang masuk melalui makanan
Anda dapat menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Penumpukan
ini lama-lama akan menjadi plak (timbunan lemak) serta membuat
dinding pembuluh darah tebal dan kaku sehingga terjadi penyempitan.
Penyempitan pada pembuluh darah ini disebut dengan aterosklerosis.
Bila terjadi aterosklerosis, aliran darah dari pembuluh arteri ke organ-
organ lainnya menjadi terhambat. Dengan demikian, organ-organ
tubuh Anda akan kekurangan suplai darah yang mengandung oksigen
dan gizi lainnya, sehingga menimbulkan berbagai masalah pada organ
tubuh, seperti jantung, otak, ginjal, atau organ lainnya.
b. Aneurisma
Aterosklerosis akibat tekanan darah tinggi dapat membentuk tonjolan
di dinding pembuluh darah arteri. Tonjolan ini disebut dengan
aneurisma.
Komplikasi hipertensi berupa aneurisma biasanya tidak menyebabkan
tanda atau gejala selama bertahun-tahun. Adapun rasa sakit seperti
berdenyut yang dirasakan merupakan kondisi medis yang perlu
mendapat penanganan segera. Lebih parahnya, jika aneurisma terus
membesar dan akhirnya pecah, ini bisa menyebabkan perdarahan
internal yang mengancam jiwa. Aneurisma dapat terbentuk di arteri
mana pun, tetapi kondisi ini paling sering terjadi di arteri yang terbesar
pada tubuh Anda atau yang disebut dengan aorta.
c. Penyakit arteri perifer
Aterosklerosis akibat hipertensi dapat mempersempit arteri perifer,
yaitu pembuluh darah arteri yang terdapat di kaki, perut, lengan, dan
8
kepala. Kondisi ini disebut dengan penyakit arteri perifer. Penyakit
arteri perifer paling sering memengaruhi arteri di kaki. Gejala yang
paling umum, yaitu kram dan nyeri atau terasa lelah pada otot kaki
atau pinggul saat berjalan atau menaiki tangga. Biasanya, rasa sakit ini
akan hilang dengan istirahat dan muncul kembali ketika Anda berjalan
lagi. Pada kasus yang jarang, penyakit arteri perifer dapat
menimbulkan kematian jaringan (gangrene) yang bisa berujung pada
kehilangan anggota tubuh atau amputasi, bahkan kematian.
d. Penyakit arteri koroner
Hipertensi bisa memicu komplikasi kesehatan pada jantung. Hal ini
bisa terjadi bila hipertensi yang Anda derita menyebabkan kerusakan
dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) yang menuju
jantung (arteri koroner). Kondisi ini disebut dengan penyakit arteri
koroner. Penyakit arteri koroner menyebabkan suplai darah menuju
otot jantung menjadi terganggu. Tanpa suplai darah yang memadai,
jantung menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi penting yang
dibutuhkan jantung untuk bekerja dengan baik. Kondisi ini kemudian
dapat menyebabkan nyeri dada (angina), serangan jantung, atau detak
jantung tidak beraturan (aritmia).
e. Pembesaran ventrikel kiri jantung
Masalah jantung lain yang bisa timbul akibat hipertensi adalah
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertrofi ventrikel kiri atau disebut juga
dengan pembesaran ventrikel (bilik) kiri jantung, yaitu kondisi ketika
ventrikel kiri jantung menebal dan membesar, sehingga tidak dapat
memompa darah dengan baik. Pada kondisi ini, jantung perlu
memompa darah lebih keras dari biasanya untuk memenuhi suplai
darah seluruh tubuh. Bila tidak segera diatasi, kondisi ini bisa
berkembang ke serangan jantung, gagal jantung, hingga henti jantung.
9
7. Penatalaksanaan
1. Identitas diri pasien Nama Tn. H, Umur 60 tahun, jenis kelamin laki –
laki. Alamat betongan, 01/07, mangu, ngemplak, boyolali, status
perkawinan sudah menikah, agama Islam, suku jawa, pendidikan SD,
pekerjaan sebagai petani, No. RM 068309, Diagnosa medik Hipertensi.
2. Keluhan utama Pasien mengeluh kepalanya pusing. Riwayat kesehatan
sekarang sebelum dibawa ke Rumah Sakit pasien mengeluhkan
10
kepalanya terasa pusing, perut terasa mual,muntah bercampur darah,
dan tangan terasa kesemutan. Kemudian oleh keluarga Tn. H langsung
di bawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta agar segera
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Riwayat kesehatan dahulu 9
tahun yang lalu Tn. H pernah di rawat di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta karena kecelakan.
B. Analisa Data
11
285.000, GDS 152 mg/dl. c.
Clinical Sign:Kesadaran compos
mentis, keadaan lemah,turgor
kulit baik d. Dietary:BRG 1
3 DS : Pasien mengatakan tangan Intoleransi Kelemahan fisik
kirinya sulit untuk digerakkan aktivitas
(mengeggam ), belum bisa duduk,
kaki juga masih kaku untuk
digerakkan, belum bisa banyak
gerak DO : Semua kebutuhan
pasien dibantu oleh keluarga
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
12
darah dalam batas normal ( 4. Beri tindakan
130/90 mmHg – 140/95 mmHg ) nonfarmakologis untuk
menghilangkan rasa
sakit misal; kompres
dingin pada dahi, pijat
punggung atau leher
5. Anjurkan pasien untuk
meminimalkan
aktivitas yang dapat
menyebabkan kepala
pusing misal ;
mengejan saat buang
air besar, batuk
panjang, membungkuk
6. Bantu pasien dalam
ambulasi sesuai
kebutuhan
7. Kolaborasi dengan tim
dokter dalam
pemberian terapi
28 Nov 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Beri makanan dalam R
2012 keperawatan 3 X 24 jam porsi sedikit tapi sering
kebutuhan nutrisi pasien dapat 2. Motivasi pasien untuk
terpenuhi, dengan kriteria hasil ; menghabiskan
mukosa bibir lembab, diit dari makanannya ]
rumah sakit bisa habis 2/3 porsi 3. Beri higien oral
sebelum dan sesudah
makan
4. Awasi pemasukan diit
5. Kaji ulang pola makan
6. Berikan diet,makanan
13
ringan tambahan yang
disukai pasien
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi
28 Nov 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi keadaan R
2012 keperawatan selama 3 X 24 jam umum
diharapkan pasien dapat 2. Kaji tingkat aktivitas
memenuhi kebutuhannya secara pasien
optimal, dengan kriteria hasil; 3. Bantu pasien dalam
aktivitas dapat dilakukan secara melakukan aktivitas
mandiri 4. Beri support kepada
pasien
5. Anjurkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam memenuhi
kebutuhannya
6. Instruksikan pasien
tentang teknik
penghemat energi.
7. Beri dorongan untuk
Riza melakukan
aktivitas/perawatan diri
E. Implementasi
14
nonfarmakologis yaitu memberikan pijatan pada pundak, memberikan
obat oral analsik 2 x 2 mg dalam 24 jam, memberikan injeksi gastrofer
25 mg/ 12 jam obat masuk melalui selang infus.
F. Evaluasi
Untuk diagnosa pertama gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dengan kriteria
hasil tekanan darah dalam batas normal yaitu ( 130/90 mmHg - 140/95
mmHg ), untuk data subyektif pasien mengatakan kepala masih pusing,
masih didapatkan tekanan darah 150/95 mmHg, sehingga masalah
keperawatan teratasi sebagian dan penulis memodifikasi planning yaitu
dengan memberikan ruangan dan suasana yang tenang dan nyaman
15
dengan cara membatasi pengunjung, tidak membiarkan semua keluarga
untuk menungguhi pasien. Diagnosa kedua deficit nutrisi berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, kriteria hasil yang penulis harapkan
nafsu makan dapat meningkat dan bisa menghabisakan diit menjadi 2/3
porsi, pasien mengatakan nafsu makan sudah bertambah,mampu
menghabiskan makanan sebanyak 2/3 porsi, tenggorokan sudah tidak
sakit saat menelan, sehingga masalah keperawatan teratasi, penulis
menambahkan rencana yaitu dengan menghidangkan makanan selagi
hangat dan akan mempertahankan rencana tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Hipertensi terbagi ke dalam hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya dengan pasti,
sedangkan hipertensi sekunder dapat terjadi antara lain akibat penyakit
ginjal, sleep apnea, dan kecanduan alkohol.
Tanda dan Gejala Hipertensi, Sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi dan
terapi farmakologi. Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup
meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan
konsumsi alkohol. Terapi farmakologis dapat diberikan antihipertensi
tunggal maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari
ada tidaknya kondisi khusus (komorbid maupun komplikasi).
B. Saran
Sebagai perawat diharapkan mampu membuat asuhan keperawatan
dengan baik terhadap penderita penyakit Hipertensi. Oleh karena itu,
perawat juga harus mampu berperan sebagai pendidik dalam hal ini
17
melakukan penyuluhan ataupun memberikan edukasi kepada pasien
maupun keluarga pasien terutama mengenai tanda-tanda, penanganan dan
penceganhanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://stikeshamzar.ac.id/informasi/artikel/peran-perawat-dalam-penanganan-
hipertensi-tekanan-darah-tinggi/
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/penatalaksanaan
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-2994-
02BAB.pdf
https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/komplikasi-hipertensi/
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf
19