Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PEN DAHU LU AN

1.1. Latar Belakang

Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran


kejadian-kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan
informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Fungsi
akuntansi adalah menyediakan jenis-jenis informasi kuantitatif tertentu yang dapat
digunakan baik oleh manajemen maupun pihak lainnya dalam pembuatan keputusan.
Dalam mempersiapkan informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki suatu
pemahaman mendalam atas prinsip-prinsip serta aturan-aturan yang menjadi dasar
dalam menyiapkan informasi akuntansi. Berikutnya para akuntan harus membangun
suatu sistem yang dapat memastikan bahwa peristiwa ekonomis entitas telah dicatat
secara tepat berdasarkan kurun waktu kejadian dan dengan biaya yang wajar.
Dalam mengaudit akuntansi hal yang perlu diperhatikan adalah hal yang berkaitan
dengan penentuan apakah informasi yang telah dicatat tersebut secara tepat telah
mencerminkan peristiwa ekonomis yang terjadi selama periode akuntansi.
Dikarenakan aturan-aturan akuntansi merupakan kriteria untuk mengevaluasi apakah
informasi akuntansi tersebut telah dicatat secara tepat, maka sebagian auditor yang
terlibat dalam data-data ini pun harus memiliki pemahaman yang mendalam akan aturan-
aturan tersebut.
Selain memahami akuntansi, seorang auditor harus memiliki keahlian
mengumpulkan serta menginterpretasikan bukti -bukti audit. Keahlian inilah yang
membedakan seorang auditor dan seorang akuntan. Menentukan prosedur-prosedur yang
tepat, memutuskan jumlah serta jenis akun yang kan diuji, serta mengevaluasi penemuan-
penemuan audit merupakan permasalahan khas yang dijumpai oleh seorang auditor.

1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengidentifikasi perencanaan audit dan prosedur analitisnya. Selai n daripada itu,

1
makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas mahasiswa dalam mata kuliah
Auditing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Audit

Standar pertama dari Generally Accepted Auditing Standard (GAAS) – di


Indonesia,SPAP- untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
Sebelum melakukan audit, para auditor harus memiliki perencanaan yang matang dan
sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas atau yang diemban oleh autor
tersebut. Dan jika menggunakan asisten harus disupervisi terlebih dahulu.

Analisis terhadap resiko bisnis secara dini akan memberikan dampak


terhadap penyajian laporan keuangan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemahaman
akan bisnis dan industri klien. Sesuai dengan standar pertama dari SPAP untuk
melakukan audit lapangan hal pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan yang
memadai.

Berikut adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan
rencana kontrak kerja yang tepat:

1) Auditor dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten tentang kondisi


perusahaan klien. Tujuannya ialah meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara
suatu reputasi yan baik dalam komunitas bisnis.
2) Menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar. Tujuannya untuk
menjaga KAP tetap kompetitif dandapat mempertahankan serta memperluas
kliennya.
3) Mengindari kesalahpahamannya dengan klien. Agar dapat memelihara
hubungan baikdengan klien serta untuk memudahkan permintaan
informasitentang perusahaan klien.

Disamping itu terdapat dua jenis risiko yang memiliki efek sangat besar
terhadap pelaksanaan dan biaya audit. Kedua jenis risiko tersebut adalah:

3
1. Risiko Akseptibilitas Audit
Merupakan ukuran unuk menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan mungkin saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah
proses audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa syarat telah dinyatakan.
2. Risiko Inheren
Merupakan ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya kesalahan yang
material atas akun sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian
internnya.

2.1.1 Tahapan Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal

Tahapan yang meliputi proses awal perencanaan audit, yaitu:

1. Penerimaan dan Kelangsungan Kerjasama dengan Klien

Dalam tahapan ini seorang auditor harus memutuskan untuk tetap


mempertahankan klien yang ada atau menerima klien baru. Karena
walaupun proses memperoleh dan mempertahankan klien- kliennya tidaklah
mudah dalam kompetisi profesi seperti akuntan publik, KAP haruslah
memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada saat memutuskan apakah
klien tersebut layak.

Dibutuhkan pertimbangan yang cukup untuk memilih harus


mempertahankan klien yang ada atau menerima klien yang ba ru,
karena pada dasarnya masing-masing pilihan ini memiliki kelemahan.

Dalam menginvestigasi klien baru, auditor harus


mempertimbangkan serta menentukan akseptibilitasnya, prospek klien dalam
komunitas bisnisnya, stabilitas keuangan, dan hubungannya dengan KAP
sebelumnya.sesuai dengan SAS 84, yang menyebutkan bahwa auditor baru
diisyaratkan untuk berkomunikasi denganauditor yang terdahulu untuk
memperoleh informasi perusahaan tersebut serta mengetahui apabila

4
terdapat keunikan perbedaan prinsip akuntansiyang dianut oleh
perusahaan tersebut, dan tentunya hal ini dilakukan dengan menggunakan
kode etik seorang auditor.

Sedangkan dalam mempertahankan klien yang ada, seorang auditor


harus mempertimbangkan konflik-konflik yang pernah terjadi, jenis opini
yang dinyatakan, atau jumlah pembayaran serta integritas klien.

2. Mengidentifikasi Berbagai Alasan Klien Meminta Penugasan


Audit

Dua faktor utama yang mempengaruhi resiko akseptibilitas audit


adalah siapakah yang akan menjadi pengguna laporan keuangan serta
maksud-maksud mereka mempergunakan laporan keuangan.

Auditor kemungkinan besar akan mengumpulkan lebih banyak bukti


audit bila laporan keuangan tersebut akan dipergunakan secara ekstensif.
Sepanjang penugasan audit, auditor dapat memperoleh tambahan informasi
tentang mengapa klien memerlukan suatu audit serta kemungkinan
penggunaan laporan keuangan. Informasi - informasi ini dapat
mempengaruhi penilaian auditor akan risiko akseptibilitas audit.

3. Memilih Staf bagi Penugasan Audit

Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan, audit harus


dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memili ki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor. Maka menempatkan
orang yang tepat merupakan hal yang penting dalam memenuhi standar
ini sebagai media promosi efisiensi audit. Pertimbangan utamanya adalah
kebutuhan akan kontinuitas dari tahun ke tahun.

4. Mengevaluasi Kebutuhan akan Spesialis dari Luar

5
Bila audit atas seorang klien membutuhkan pengetahuan
khusus misalnya karena ada jenis-jenis perusahaan tertentu yang
memiliki keunikan dengan standar prinsip akuntansinya, tidak menutupi
kemungkinan untuk berkonsultasi dengan spesialis atau ahli yang dapat
membantu auditor untuk lebih memahami jenis bisnis klien. Sesuai
dengan SAS 73 (AU 336), untuk jenis perusahaan yang butuh pengakuan
khusus maka diperlukan konsultasi dengan spesialisnya. Disamping itu,
standar ini juga memaparkan persyaratan untuk pemilihan spesialis dan
menelaah hasil kerja mereka.

2.1.2 Memahami Bisnis dan Industri Klien

Sebuah pemahaman menyeluruh atas bisnis dan industri klien dan


pengetahuan tentang operasional perusahaan adalah penting untuk melakukan
suatu audit yang memadai, karena mempengaruhi risiko bisnis klien tersebut dan
risiko salah saji dalam laporan keuangan.

Beberapa faktor telah meningkatkan pentingnya pemahaman akan bisnis


dan industri klien:

1) Teknologi informasi menghubungkan perusahaan klien dengan pelanggan


dan pemasok besar. Hasilnya, auditor membutuhkan pengetahuan lebih
besar tentang pelanggan dan pemasok besar dan risiko yang berhubungan
dengan hubungan tersebut.
2) Klien telah meluaskan operasionalnya ke seluruh dunia, seringkali
melalui kerjasama atau aliansi strategis.
3) Teknologi informasi mempengaruhi proses klien internal, memperbaiki
mutu dan ketepatan waktu daei informasi akuntansi.
4) Makin pentingnya modal manusia dan aktiva tidak berwujud telah
meningkatkan kerumitan akuntansi dan pentingnya penilaian dan
perkiraan manajemen.

6
5) Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik dari bisnis dan
industri klien untuk memberikan penilaian bernilai tambah untuk klien.

Auditor mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan


pendekatan sistem strategis untuk memahami bisnis klien. Berikut adalah aspek penting
dari pemahaman ini :
1. Industri dan lingkungan eksternal

Terdapat tiga alasan utama mengapadiperlukan pemahaman yang


baik atas industri klien dan lingkungan eksternal, yaitu:

1) Terdapat risiko yang terkait dengan industri tertentu. Risiko ini


bisa mempengaruhi penilaian auditor ata risiko bisnis dan risiko
akseptabilitas audit klien tersebut, atau bahkan apakah ada baiknya
memiliki perusahaan audit dalam industri.
2) Terdapat risiko-risiko inheren yang umumnya dimiliki oleh semua
klien dalam sejumlah industri tertentu. Pemahaman akan risiko-
risiko tersebut akan membantu auditor dalam mengidentifikasikan
risiko-risiko inheren yang dimiliki klien.
3) Banyak industri yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik
yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah
laporan keuangan klien sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
umum diterima.

2. Operasi dan Proses Bisnis

Kemampuan untuk memperoleh pendanaan adalah sebuah faktor


yang penting dalam menentukan apakah perusahaan akan terus bertahan.
Hal ini dapat diketahui dengan mencari informasi tentang operasi dan
proses bisnis klien, antara lain dengan cara:

1) Mengunjungi Pabrik dan Kantor-Kantor

7
Kunjungan ke berbagai fasilitas yang dimiliki klien akan sangat
berguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik atas bisnis
dan kegiatan klien karena kunjungan tersebut merupakan suatu
kesempatan untuk mengamati kegiatan-kegiatan perusahaan secara
langsung serta merupakan kesempatan untuk bertemu dengan para
karyawan kunci.
2) Mengidentifikasi Pihak-Pihak Terkait
3) Sejumlah transaksi dengan pihak-pihak terkait merupakan hal
penting yang harus dilakukan auditor karena prinsip ini dalam
laporan keuangan yaitu jika transaksi-transaksi ini bersifat material.
Pihak terkait dalam hal ini didefinisikan oleh SAS 45(AU 334) sebagai
perusahaan afiliasi, pemegang saham utama dari perusahaan
klien, atau pihak-pihak lainnya yang berhubungan.

3. Manajemen dan Kepemerintahan

Manajemen yang baik dapat membuat strategi dan membuat


bisnis yang diikuti oleh bisnis klien mudah untuk mengidentifikasikan
dan merespon resiko.Kepemerintahan meliputi struktur organisasi klien, dan
juga aktifitas dewan direksi serta dewan komite audit. Sebagai bagian dari
pemahaman akan system pemerintahan klien, auditor harus mendapatkan
pengetahuan tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta
notulensi rapat perusahaan.

Anggaran dasar merupakan dokumen wajib yang digunakan untuk


mengenali perusahaan sebagai entitas yang berdiri sendiri. Anggaran ini
meliputi nama perusahaan, tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham
serta beberapa informasi penting lainnya tentang perusahaan.

Sedangkan anggaran rumah tangga meliputi sejumlah aturan dan


prosedur yang diadopsi oleh para pemegang saham. Seperti tahun fiscal
perusahaan, frekuensi yang dilakukan oleh pemegang saham, metode

8
pemungutan suara yang dilakukan untuk memilih dewan direksi, serta
tugas dan wewenang pejabat perusahaan. Notulen rapat merupakan catatan
resmi atas hasil sejumlah pertemuan yang dilakukan antara dewan direksi
dan para pemega ng saham.

4. Tujuan dan Strategi Klien

Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk


mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang
terkait dengan:

1) Laporan keuangan yang bisa diandalkan

2) Efektifitas dan efisiensi perusahaan


3) Pemenuhan hukum dan peraturan

Manajemen terutama sangat memperhatikan efektifitas dan efisiensi


operasioanal. Auditor membutuhkan informasi tersebut untuk menilai risiko bisnis
inheren operasional dalam laporan keuangan.

5. Ukuran dan prestasi

Sistem pengukuran prestasi klien meliputi indicator prestasi kunci yang


digunakan manajemen untuk mengukur kemajuan terhadap tujuan. contohnya
penjualan dan pendapatan bersih. Resiko salah saji keuangan bisa meningkat
bila klien menetapkan tujuan yang tidak wajar atau bila sistem pengukuran prestasi
mendorong akuntansi yang agresif. Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan
benchmarking terhadap pesaing kunci.

2.1.3 Menilai Resiko Bisnis Klien

Resiko bisnis klien adalah resiko dimana klien akan gagal dalam mencapai
tujuannya. Pehatian utama auditor adalah resiko dari salah saji material dalam

9
laporan keuangan yang disebabkan oleh resiko bisnis klien. resiko bisnis klien bisa
timbul dari banyak faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya,seperti
kemajuan IPTEK, besarnya laba atau keuntunga n dan pesaing.

2.1.4 Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan

Prosedur analitis didefinisikan sebagai evaluasi atas informasi keuangan


yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan
non keuangan meliputi perbandingan jumlah –jumlah yang tercatat dengan
pengharapan yang dikembangkan oleh auditor.

Waktu pelaksanaan prosedur analitis:

1. Pada tahap perencanaan


2. Selama tahap pengujian bersama-sama dengan prosedur audit lainnya.
3. Selama tahap penyelesaian audit

Bagian penting dari pemahaman bisnis klien dan resiko klien adalah
melakukan prosedur analitis pendahuluan. Perbandingan antara resiko klien
dengan pesaing memberikan indikasi kinerja perusahaan. Perubahan ini dapat
dibandingkan dengan hasil pengkuran tahun-tahun sebelumnyan akan membantu
mengindentifikasikan area yang mengalami resiko salah saji terhadap laporan
keuangan.

2.2. Ikhtisar Atas Tujuan-Tujuan Perencanaan Audit

Terdapat beberapa tujuan dari prosedur perencanaan yang akan dibahas. Suatu
tujuan yang utama adalah mendapatkan sebuah pemahaman tentang bisnis dan industri
klien.ini digunakan untuk menilai risiko bisnis klien dan risiko salah saji material dalam
laporan keuangan.

10
Gambar berikut mengikhtisarkan empat bagian utama dari perencanaanaudit yang
telah dibahas sebelumnya serta berbagai komponen kunci yang terdapat dalamsetiap
bagian, dalam suatu ilustrasi ringkas tentang bagaimana cara suatu KAPmenerapkan
setiap komponen tersebut kepada seorang klien lamanya Hillsburg Hardware Co. Dari
tahun sebelumnya.

2.3. Prosedur Analitis

Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU 329) sebagai evaluasi informasi
keuangan yang dilakukan dengan sebuah studi hubungan masuk akal di antara data
keuangan dan non keuangan.... yang melibatkan perbandingan dari jumlah tercatat
dengan pengharapan yang dikembangkan oleh auditor.

Prosedur Analitis bisa dilakukan pada salah satu dari ketiga waktu selama
penugasan. Prosedur analitis yang dilakukan selama fase perencanaan bertujuan
untuk membantu mengidentifikasi hal-hal yang penting yang membutuhkan
pertimbangan khusus dalam penugasan. Prosedur analitis yang dilakukan dalam
fase pengujian berhubungan dengan prosedur audit lainnya. Sedangkan prosedur
analitis yang dilakukan pada fase penyelesaian berfungsi sebagai telah akhir untuk
salah saji material atau masalah keuangan dan untuk membantu auditor mengambil
pandangan objektif pada laporan keuangan yang telah diaudit.

2.3.1 Data yang Dibuat Klien Untuk Auditor

Berikut adalah data yang harus disiapkan oleh klien sebelum siap untuk
diaudit:
Neraca saldo akhir tahun yang meliputi saldo-saldo buku besar termasuk
buku besar pabrikase dan prive.
1.Kas:
a. Rekonsiliasi bank
b. Skedul atau daftar unsur-unsur kas yang masih dalam perjalanan (deposit
in transit).

11
c. Permintaan konfirmasi bank yang akan dikirimkan sendiri oleh auditor.
2.Piutang:
a. Statement kepada debitur atau konfirmasi yang akan diverifikasi dan
dikirimkan sendiri oleh auditor.
b. Daftar umur piutang, dengan klasifikasi jatuh tempo sesuai dengan yang
sudah ditentukan oleh auditor.
c. Daftar nama debitur beserta saldo-saldonya.
3.Investasi surat berharga:
a. Daftar investasi surat berharga yang menunjukkan jenis-jenisnya, bunga yang
sudah diterima, bunga yang masih harus diterima, dividen, hak atas saham dan
lain-lain.
b. Transaksi pembelian dan penjualan surat berharga yang terjadi selama
periode yang diaudit.
4.Persediaan:
a. Data penghitungan fisik persediaan.
b. Ringkasan atau klasifikasi persediaan sesuai dengan golongannya,
lokasinya dan sebagainya.
c. Daftar harga persediaan (harga perolehan, harga pasar, dan harga jual dan
metode penentuan harga perolehan).
5.Biaya yang dibayar dimuka:
a. Daftar asuransi.
b. Daftar pembayaran dimuka lainnya sesuai dengan permintaan auditor.
6.Aktiva tetap:
a. Daftar yang menunjukkan kecocokan antara akun buku besar pengendali dengan
buku besar pembantu.
b. Daftar tambahan/pembelian aktiva tetap disertai dengan data
pendukungnya.
c. Daftar penghentian dari pemakaian atau pengurangan aktiva tetap,
disertai alasan dan perhitungan rugi-laba penghentian tersebut.
d. Analisa atau perhitungan biaya depresiasi.
e. Analisa akun “Biaya Pemeliharaan Aktiva Tetap” secara rinci.

12
f. Daftar aktiva tetap yang digunakan sebagai jaminan utang.
7.Utang dagang dan utang wesel:
a. Statement dari kreditur.
b. Daftar bunga wesel dan utang dagang serta jaminan yang diperoleh.
8.Utang jangka panjang:
a. Daftar pemegang obligasi.
b. Salinan surat perjanjian.
c. Daftar amortisasi premium dan akumulasi diskonto.
d. Daftar pembayaran bunga dan bunga yang belum dibayar. e. Daftar obligasi
yang ditarik kembali selama tahun itu.
9.Modal:
a. Daftar pemegang saham dan jumlah pemilikan.
b. Analisis pendebitan dan pengkreditan akun modal.
10. Pendapatan dan biaya:
a. Ringkasan biaya tenaga kerja dan distribusinya. b. Distribusi biaya overhead
pabrik.
c. Laporan harga pokok produksi.
d. Laporan penjualan.
e. Analisa akun biaya dan pendapatan sesuai permintaan auditor.
11. Lain-lain:
a. Salinan surat-surat perjanjian atau kontrak.
b. Surat-surat lain yang disusun sesuai permintaan auditor.

2.3.2 Lima Jenis Prosedur Analitis

Auditor biasanya membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan
rasio dugaan dengan menggunakan satu atau lebih dari jenis prosedur analitis
berikut:

1. Membandingkan data klien dan industri

13
Manfaat paling penting dari perbandingan industri adalah sebagai sebuah
bantuan untuk memahami bisnis klien dan sebagai sebuah indikasi dari
kemungkinan kegagalan keuangan.

2. Membandingakan Data Klien dengan Data Periode Sama yang


Sebelumnya
Ada ragam luas dari prosedur analitis di mana data klien dibandingkan
dengan data serupa dari satu periode sebelumnya atau lebih.

a. Membandingkan Saldo Tahun Ini dengan Saldo Tahun Sebelumnya


b. Membandingkan Rincian Total Saldo dengan Rincian yang Sama
untuk Tahun Sebelumnya
c. Menghitung Hubungan Rasio dan Presentasi untuk Dibandingkan
dengan Tahun Sebelumnya

3. Membandingkan Data Klien dengan Hasil Dugaan yang Telah


Ditentukan Klien
Saat data klien dibandingkan dengan data anggaran, ada dua
perhatian khusus. Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah angga ran itu
adalah rencana yang realistis. Dalam beberapa organisasi, anggaran
disiapkan dengan sedikit pemikiran atau perhatian dan karenanya bukanlah dugaan
yang realistis. Perhatian kedua adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat
ini telah diubah oleh karyawan klien untuk menyesuaikan dengan anggaran. Bila
hal itu terjadi, auditor tidak akan menemukan perbedaan dalam membandingkan
data sebenarnya dengan data anggaran bahkan bila ada salah saji dalam laporan
keuangan.
4. Membandingkan Data Klien dengan H asil Dugaan yang Telah
Ditentukan Auditor
Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat sebuah perhitungan
tentang apakah saldo akun itu seharusnya dengan menghubungkannya

14
dengan neraca lajur lainnya atau akun laporan pemasukan atau rekening dengan
membuat sebuah proyeksi berdasarkan pada suatu tren historis.

5. Membandingkan Data Klien dengan Hasil Dugaan yang


Menggunakan Data Nonkeuangan

Perhatian utama dalam menggunakan data nonkeuangan adalah


akurasi data.

2.4. Rasio Keuangan Umum

Analisis keuangan umum bisa efektif untuk mengidentifiksikan kemungkinan


area masalah di mana auditor bisa memberikan bantuan lain. Dalam menggunakan rasio
ini, adalah penting sebagai auditor untuk membuat perbandingan yang tepat.
Perbandingan yang peling penting adalah dengan tahun sebelumnya untuk
perusahaan tersebut dan untuk rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun
yang sama.

2.4.1. Kemampuan Membayar-Utang Jangka Pendek

Perusahaan membutuhkan tingkat likuiditas yang wajar supaya dapat


membayar utang mereka saat jatuh tempo. Perbedaan paling penting di antara
rasio paling lancar dan rasio lancar adalah masuknya persediaan ke dalam
aktiva lancar untuk rasio lancar.

15
BAB III
PEN U TU P

2.5. Kesimpulan

Sebelum melakukan sebuah audit, auditor harus terlebih dahulu memiliki


perencanaan yang matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas
atau yang diemban oleh auditor tersebut. Analisis terhadap risiko bisnis secara dini akan
memberikan dampak terhadap penyajian laporan keuangan. Dua jenis risiko yang
memiliki efek sangat besar terhadappelaksanaan dan iaya audit yaitu: Risiko
akseptibilitas audit dan Risiko Inheren.
Setelah melakukan tahapan untuk melakukan perencanaan dan perancangan audit
seperti: menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal, memahami bisnis dan
industri klien, menerima risiko bisnis klien, melaksanakan prosedur analitis awal,
menerapkan materialitas dan menilai risiko,memahami pengendalian intern dan
menilai risiko pengendalian, serta menyusun segala rencana program audit, kemudian
auditor harus melakukan prosedur analitis. Prosedur analitis yang dilakukan yaitu
meliputi: membandingkan data klien dengan industri, dengan data periode sama yang
sebelumnya,dengan hasil dugaan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan hasil

16
dugaan yang ditentukan auditor, serta dengan hasil dugaan yang menggunakan data
nonkeuangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2001. Auditing dan Pelayanan
Verifikasi. Edisi kesembilan. Jilid 1. Indonesia. PT INTERMASA
Munawir, H, S. 1999. Auditing Modern. Buku 1. Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai