KELOMPOK 5
KETUA KELOMPOK
Egi Setiawan
Anggota:
Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan ESSAY yang telah
kami buat.
ESSAY ini diajukan guna untuk memenuhi tugas kami sebagai anggota UKM Sharia
Economic Club. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada saudara Hadi Selaku ketua
UKM Sharia Economic Club Unis Tangerang, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap ESSAY ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam ESSAY terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurrna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan ESSAY yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun .
Semoga ESSAY sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya ESSAY yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Hormat Kami,
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menabung merupakan aktifitas yang dilakukan oleh manusia sebagai upaya
untuk menyimpan uangnya agar aman. Zaman dahulu manusia menabung di
bawah bantal, di bawah kasur, ataupun diletakkan di salah satu sudut bagian rumah.
Perkembangan peradaban manusia membawa jalan pikiran manusia untuk
membuat aktivitas menabung berpindah tempat tidak lagi hanya di lingkungan rumah,
namuntelah berpindah ke sebuah lembaga yang di anggap berpotensi untuk menjaga
uangnya agar aman. Lembaga tersebut biasa dikenal oleh masyarakat sekarang ini
dengansebutan bank. Perbankan syari’ah dalam peistilahan internasional dikenal
sebagai Islamic Banking atau juga diesebut dengan interest-free banking.
Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari
asal-usul sistem perbankan syari’ah itu sendiri. Bank syari’ah pada awalnya
dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan
Muslim yang berupayamengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang
menginginkan agar tersedia jasatransaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan
nilai moral dan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan
pelarangan praktek riba, kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar (ketidak jelasan).
Belakangan ini bank syari’ah menjadi incaran bagi para pelaku bisnis perbankan.
Hal ini terjadi, karena dari sisi ekonomi keberadaan bank syari’ah ini memberikan
nilai lebih dibandingkan dengan bank konvensional. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka dalam makalah ini akan menjelaskan tentang manajemen bank syari’ah
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bank Syari’ah?
2. Apa peranan Bank Syari’ah?
3. Apakah Bunga = Riba?
4. Perbedaan system bunga dengan System bagi hasil?
5. Bagaimana konsep dasar operasional System Syari’ah?
1
6. Bagaimana kunci sukses dan strategi manajemen bank Syari’ah?
C. Tujuannya
1. Untuk mengetahui Bank Syari’ah.
2. Untuk mengetahui peranan Bank Syari’ah.
3. Untuk mengetahui apakah bunga = riba.
4. Untuk mengetahui system bunga dengan system bagi hasil.
5. Untuk mengetahui konsep dasar operasional System Syari’ah.
6. Untuk mengetahui kunci sukses dan strategi manajemen bank Syari’ah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 dalam bentuk sebuah bank
yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syari’ah.
4
for a financial loan, usually a percentage of the amount loaned”. Bunga adalah
tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan persentase dari
uang yang dipinjamkan.
Kata Riba = ziyadah berarti : bertumbuh, menambah atau berlebih. Al-Riba
atau Ar-Rima makna asalnya ialah tambah, tumbuh dan subur. Adapun
pengertiantambah dalam konteks riba ialah tambahan uang atas modal yang diperoleh
dengancara yang tidak dibenarkan syara, apakah tambahan itu berjumlah sedikit
maupun berjumlah banyak seperti yang diisyaratkan dalam Al-Quran. Sementara para
ulama fikih mendefinisikan riba dengan “kelebihan harta dalam suatu muamalah
dengantidak ada imbalan/gantinya”. Maksud dari pernyataan ini adalah tambahan
terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang piutang yang harus diberikan
terutang kepada pemilik uang pada saat utang jatuh tempo.
Allah telah menurunkan larangan memakan riba secara bertahap untuk
mengurangi kesengsaraan masyarakat, larangan tersebut adalah :
1. Perintah berawal dari Allah adalah sekedar mengingatkan manusia bahwa ribaitu
tidak akan menambah kekayaan individu maupun negara, namunmengurangi
kekayaan (Ar-Rum : 39).
2. Perintah kedua melarang umat Islam mengambil bunga sekiranya mereka
menginginkan kebahagiaan yang hakiki, ketenangan pikiran dan kejayaan hidup
(An-Nisa : 160-1).
3. Peraturan pertama yang melarang kaum Muslim memakan riba. Selain itu, ayatini
juga menjelaskan bahwa sifat umum riba adalah berlipat ganda (Ali-Imran: 130).
4. Seterusnya setengah orang mulanya mencampur adukkan jual beli dengankegiatan
riba. Bagi mereka tidak ada perbedaan antara keduanya. (Al-Baqarah: 275-276).
5
Perbedaan Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil
Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
Penentuan besarnya hasil. Sebelumnya Sesudah berusaha, sesudah
ada untung nya.
Yang ditentukan sebelum Bunga, besarnya nilai Menyepakati proporsi
nya. rupiah. pembagian untung untuk
masing-masing pihak,
misalnya 50:50,
40:60,35:65.
Jika terjadi kerugian Ditanggung nasabah saja Ditanggung kedua pihak,
nasabah dan lembaga.
Dihitung dari mana? Dari dana yang di Dari untung yang bakal
diperoleh, belum tentu
pinjamkan, Fixed dan
besarnya
tetap.
Titik perhatian proyek atau Besarnya bunga yang Keberhasilan proyek atau
usaha harus dibayar nasabah usaha jadi perha tian
atau pasti diterima bank bersama (Nasabah dan
Lembaga)
Berapa Besarnya? Pasti: (%) kali jumlah Proporsi (%) kali jumlah
pinjaman yang telah untung yang belum
diketahui diketahui = belum
diketahui
Status Hukum Berlawanan dengan Al- Melaksanakan dengan Al-
Qur’an, QS Luqman ayat Qur’an, QS Luqman ayat
34 34
6
dan jasa (service). Kehadiran lembaga keungan mutlak adanya karena ia bertindak
sebagai intermediate antara unit supplay dengan unit demand.
Siklus antara pola komsumsi, simpanan, investasi dan lembaga keuangan ini dapat
digambar dalam gambar 1.1
Gambar 1.1
Siklus keterkaitan antara pola konsumsi, simpanan, investasi dan lembaga keuangan
7
• Persyaratan bagi pembukaaan kantor cabang yang melakukan kegiatan
usahasecara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syari’ah
Memasuki tahun 2002 bank umum di Indonesia yang melakukan kegiatan
operasional dengan prinsip syari’ah, di antaranya: Bank Muamalah Indonesia, Bank
IFI, Bank BNI Syari’ah, Bank Mandiri Syari’ah, Bank BRI Syari’ah. Dan
dimungkinkan akan bermunculan konversi bank konvesional ke bank syari’ah.
Peranan perbankan syari’ah dalam mobilisasi dana dan penyaluran
pembiayaan walaupun masih kecil, namun mengalami peningkatan.
Hal ini di sebabkan adanya peningkatan volume penyaluran pembiayaan dari Rp 455
Milyar pada tahun 1998 menjadi Rp 472 miyar pada tahun 1999 dan pada saat
bersamaan penyaluran kredit oleh perbankan konvensional menurun dari Rp 545
trilyun menjadi Rp 227 trilyun.
Memang tidak adil untuk membandingkan antara bank syari’ah dengan bank
konvensional. Sebab, bank konvensional telah berdiri sejak sebelum negeri Indonesia
ini ada, sementara bank syari’ah di Indonesia baru berawal pada tahun 1992.
Pemberian fasilitas oleh pemerintah juga menjadi faktor, terkait dengan situasi
krisis,hampir semua bank konvensional pernah mendapatkan dana rekapitalisasi dari
pemerintah dalam hal penyehatan modalnya, sementara bank syari’ah tidak pernah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai dengan
hukum-hukum dan landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan manfaat
dan kemudahan bagi masyarakat, khususnya bagi para muslim. Di
Indonesia,mayoritas penduduk beragama Islam, sehingga seharusnya hukum
keuangan yangditerapkan mengikuti hukum perekonomian Islam yaitu bank
syariah.
Bank syari’ah menganut sistem bagi hasil bagi nasabah. Dimana sebuah
keberhasilan suatu usaha ditanggung bersama oleh nasabah dan lembaga. Dan
dimana prinsip-prinsip manajemen islami mencakup keadilan, amanah
dan pertanggungjawaban, dan komunitatif.
Bank syari’ah menggunakan sistem Islamic Full Branch yaitu suatu cabang penuh
penerapan sistem syari’ah. Dengan ciri: cabang menerapkan sistem syari’ah secara
penuh; Pembukaannya secara terpisah dengan kantor induk; Bank Induk masih
konvensional harus menyisihkan sejumlah modal untuk Unit Usaha Syari’ah
(UUS)
B. Saran
Di lihat dari keuntungan-keuntungan dan manfaat dari bank syariah
sendiri,seharusnya masyarakat menggunakan bank syariah sebagai tempat
penyimpan modal. Namun faktanya pada zaman ini masih banyak yang
menggunakan bank konvensional karena tergiur oleh bunga yang dijanjikan.
Padahal bunga adalah riba dalam hukum Islam.Untuk mendapatkan bunga
yang halal dan menyimpan uang dengan carayang benar sebaiknya seseorang
mempertimbangkan secara matang apakah ia akan menyimpan uangnya di bank
konvensional atau bank syariah. Adanya Bank Islam (Bank Syari’ah) diharapkan
dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
melalui pembiayan-pembiayan yang dikeluarkan oleh Bank Islam.