Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM DAN KONTRIBUSI ISLAM DALAM

PERADABAN DUNIA

Disusun sebagai salah satu tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :

 Melinda Lestari 24023221150


 Setra Panca Putra 24023221085
 Heri ridwan M 24023221211

UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dunia Barat saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat terutama
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada dasarnya kemajuan
yang diciptakan dunia Barat sekarang ini tidak terlepas dari transformasi dan
kontribusi intelektual Islam pada masa-masa sebelumnya atau pada masa
kejayaan islam. Ketika itu, dunia Barat masih berada pada masa kegelapan akibat
doktrin gereja, sedangkan di belahan timur umat Islam telah membentuk suatu
peradaban gemilang yang banyak menciptakan ilmu-ilmu pengetahuan maupun
ilmiah yang berkembang dengan pesat.
Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
muslim saja, masyarakat nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan Islam,
termasuk dunia Barat. Namun seiring dengan berjalannya waktu umat Islam pun
mulai mengalami kemunduran pada abad pertengahan, yang pada akhirnya
sentuhan Islam dengan dunia Barat memunculkan transformasi intelektual dari
Islam yang melahirkan gerakan renaissance, reformasi dan rasionalisme di
dunia.
Dengan demikian, kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia Barat yang begitu
berkembang seperti sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam
pada saat kejayaan umat Islam waktu itu.

A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud illmu pengetahuan dalam islam dan kontribusi islam
dalam peradaban dunia ?
2. Apa saja kontribusi intelektual islam dalam peradaban dunia ?
3. Bagaimana pengaruh peradaban islam di dunia ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetahuan Dalam Islam dan Kontribusi Islam Dalam Peradaban


Dunia
Ajaran Islam yang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia selama
berabad-abad tentunya meninggalkan tinta emas dan torehan positif berupa
khasanah keilmuan bagi peradaban dunia, meskipun tidak ada lagi kekuasaan
Islam secara mutlak. Hal itu disebabkan oleh ekspansi Islam ke daerah-daerah
tidak bertujuan untuk mengambil harta kekayaan dan rampasan, tetapi untuk
membangun dan mengelola kebudayaan yang ada di daerah tersebut.

Peradaban Islam bisa maju di masa itu, salah satunya berkat kerja keras
para ilmuwan dan cendekiawan. Mereka adalah pelopor lahirnya peradaban dunia
yang baru, yang awalnya mempelajari dan mempertahankan peradaban Yunani
Kuno. Tidak hanya itu, tetapi para ilmuwan muslim juga mengembangkan pola
pikir dan kecerdasan otaknya untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam ilmu
pengetahuan. Peran dan sumbangsih umat Islam dalam kemajuan peradaban
dunia diakui oleh seorang orientalis Barat yang bernama Gustave Lebon. Dia
mengatakan “orang-orang Arablah yang menyebabkan kita mempunyai
peradaban karena mereka adalah iman kita selama enam abad.

Dikalangan Barat, Islam memegang peran penting sebagai donator


kemajuan peradaban mereka, meskipun sekarang justru baratlah yang menjadi
ikon kemajuan peradaban dunia. Ketika peradaban Islam dibawa ke Barat oleh
orang-orang non-Arab, ilmu-ilmu tersebut masih dalam satu bingkai dan belum
dipisah-pisah. Oleh karena itu, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, ilmu alam,
matematika, dan ilmu kedokteran masih belum diklasifikasikan dan masih
bercampur. Para ilmuwan muslim kemudian menggabungkan ilmu-ilmu filsafat
dengan ilmu agama, ini berarti ada perpaduan antara akal dan keimanan. Tidak
seperti bangsa Barat yang masih mendikotomikan ilmu-ilmu akal dengan ilmu
agama sehingga tidak ada inovasi-inovasi baru.
Setelah mengadopsi pemikiran-pemikiran para ilmuwan muslim, bangsa
Barat mampu memajukan peradaban mereka dan sampai sekarang merajai
peradaban dunia. Kebanyakan bangsa Barat mengadopsi gaya pendidikan di
Timur Tengah terutama dari lembaga-lembaga pendidikannya sehingga mereka
mendirikan universitas dan akademi seperi di dunia Islam.
Bangsa Barat mempunyai kelebihan dalam hal ketekunan dan
kekonsistenan mengembangkan keilmuan, dan itulah yang tidak dimiliki oleh
umat Islam saat ini. Dengan demikian, barat sekarang menjadi kiblat ilmu
pengetahuan dan peradaban yang sebenarnya dimotori oleh keilmuan muslim
zaman dahulu. Bagi umat Islam yang ingin mendalami ilmu-ilmu yang ada
sekarang, mereka harus pergi ke kawasan Barat karena di Barat terdapat karya-
karya ilmuan muslim yang terawat dan tersedia di beberapa perpustakaan.

B. Kontribusi Islam Dalam Peradaban Dunia

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Harun Nasution, bahwa dalam


sejarah, Islam dicatat dan diringkas menjadi tiga periode, yakni periode klasik
(650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern
(1800 M-sekarang). maka dapat kita telaah tentang kontribusi Islam dalam
peradaban dunia adalah sebagai berikut :
1. Apabila kita melihat sisi terang dari Masa Pemerintahan Bani Umayah, maka
kita akan mengenal dan mendengar nama Abul Aswad Ad-Duali (w. 681
M) yang menyusun gramatika Arab dengan memberikan titik pada huruf-
huruf hijaiah yang semula tidak bertitik. Upaya ini sangat berguna untuk
memudahkan orang dalam membaca dan mempelajari bahasa Arab agar
dapat diketahui maknanya, terutama oleh mereka yang a‟jamī (non-Arab).
2. Lain halnya dengan Bani Umayah, pemerintahan Bani Abasyiah juga
memiliki kontirbisu yang besar. Dimana Masa kejayaan Bani Abbasiyah
terjadi pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid dan anaknya Al-Ma‟mun.
Pada masanya ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum
berkembang pesat. Perkembangan ilmu agama meliputi, pembukuan
sejumlah bidang agama, yaitu fikih, tafsir, hadis, kalam, dan tasawuf.
Adapun bidang ilmu pengetahuan umum meliputi filsafat, ilmu
kedokteran, ilmu astronomi, farmasi, geografi, sejarah, dan bahasa.
Kemajuan ini disebabkan pada orientasi peradaban yang diarahkan pada
kemajuan ilmu pengetahuan, dan bukan pada ekspansi perluasan wilayah.
Kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah ini ditentukan
setidaknya oleh dua faktor, yaitu terjadinya asimilasi antara bangsa Arab
dengan bangsa-bangsa lain yang telah mengalami perkembangan ilmu
pengetahuan, dan adanya gerakan penerjamahan buku-buku kebudayaan
Yunani ke dalam bahasa Arab. Keterbukaan Islam terhadap peradaban
bangsa lain membuat Islam semakin maju dan tinggi dalam hal peradaban.
Sebenarnya penerjemahan buku Yunani ini nantinya akan memberikan
sumbangsih yang besar dalam percaturan dunia ilmu pengetahuan dunia
dalam berbagai bidang, misalnya Filsafat. Dan dalam hal lain pada nantinya
akan membantu secara tidak langsung proses Renaisance dunia Barat-Eropa
pada waktu-waktu yang selanjutnya.
3. Penerjemahan buku Ibnu Rusyd ke dalam bahasa Eropa-Barat yang
dilakukan pada abad 14-an yang pada akhirnya pada abad ke-16 terjadi
reformasi di Eropa sekaligus muncullah rasionalisme pada abad ke-17 M di
Eropa yang menyebabkan salah satu faktor Barat menjadi maju seperti
sekarang ini. Sebab mereka sudah meneterjemahkan beberapa karya Ibnu
Rusyd tersebut. Hal ini bermula ketika banyaknya para pelajar Kristen
Eropa yang menimba ilmu di pelbagai Universitas Islam di Spanyol,
seperti Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada, dan Samalanca.
Ini menunjukan bahwa Islam bersikap “Welcome” kepada siapa saja yang
ingin menimba suatu keilmuan.
4. Pada masa yang sama, yakni dengan Ibnu Rusyd dalam pemerintahan
Dinasty Umayah di Spanyol yang didirikan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil
itu, muncullah tokoh Ibnu Bathutah yang membuktikan bahwa Bumi itu
bulat. Yang pada masa selanjutnya, yakni pada Galileo baru memunculkan
konsep yang sama. Perkembangan pada bidang yang dimaksud disini adalah
dalam cabang geografi.
5. Khalifah Al-Ma‟mun mendirikan pusat riset dan penerjemahan di
Baghdad, yang ia beri nama Bait al-Hikmah pada tahun 830 M. Banyak
penerjemah handal yang ahli menerjemahkan dan banyak dari mereka
adalah non-muslim, seperti Tsabit ibn Qurrah Al-Harrani yang berasal
dari Sabean di Harran. Gerakan penerjemahan ini menghasilkan banyak
sarjana, seperti, sarjana kimia Jabir ibn Hayyan Al-Azdi Ath-Thusi
AshShuff (721-815) yang mengharumkan istana Khalifah Harun Al
Rasyid; sarjana yang memiliki prestasi besar seperti Ar-Razi (865-925),
dokter klinis terbesar di dunia Islam dan Barat yang mendapat julukan
“Galennya Arab”; filsuf muslim pertama yang menguasai filsafat
Yunani, Al-Kindi (801-866).
6. Diterjemahkannya buku Ibnu Sina, yang salah satu karyanya berjudul
Al-Qānūn fī al-Thibb sebagai rujukan pada bidang ilmu kedokteran dunia.
Khususnya dunia Barat-Eropa.
7. Munculnya konsep teologi dari tokoh Islam seperti Ibnu Rusyd, Al-Ghazali
dan Ibnu Zuhr yang juga merupakan filsuf Islam.
8. Diterjemahkannya buku karya Plato dan Aristoteles oleh Al-Kindi yang
diperintahkan Raja Al-Ma‟mun dan Raja Harun Al-Rasyid pada zaman
Abbasiyah. Al-Kindi diperintahkan untuk menyalin buku tersebut ke dalam
bahasa Arab. Dan yang pada akhirnya menjadi rujukan dalam bidang
keilmuan filsafat dunia. Hal ini dilakukan pada kala itu karena dikhawatirkan
warisan kebudayaan klasik Yunani yang terancam akan kehilangan dan
kemusnahannya sehingga penyelidikan-penyelidikan ilmu pengetahuan yang
dilakukan oleh Aristoteles, Galenus, Ptolemious dan lainnya tidak hilang.
9. Dalam bidang astronomi dan aljabar, sebut saja Alfaraganus (Abu Abbas
Al-Farghani) dan Albattegnius (Muhammad bin Jabir Al-Battani), dimana
buku al-Farghani tentang Ringkasan Astronomi diterjemahkan oleh Gerard of
Cremona. Ada juga Umar Khayyam, yang menurut Hitti, kalender hasil
karyanya lebih tepat dibanding kalender Gregorius. Teori Heliosentris
ternyata juga sudah lama dikemukakan oleh Al-Biruni jauh sebelum
Copernicus dan Galileo. Dalam matematika, nama Muhammad Ibn Musa Al-
Khawarizmi sangat masyhur.
10. Dalam optika dikenal nama Abu Ali Hasan bin Al-Haytsam dengan
magnum opusnya Al-Manazib yang di dalamnya ia menentang Teori Euclid.
Ia berpendapat bahwa bendalah yang mengirim cahaya ke mata dan bukan
sebaliknya. Dari proses pengiriman cahaya itulah timbul gambaran benda
dalam mata.
11. Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah
Romawi-Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan. Periode
Hellenistik atau era Hellenistik adalah masa yang berlangsung setelah
penaklukan Aleksander Agung.
C. Pengaruh Peradaban Islam di Dunia

Hal yang menarik perhatian dari pergantian peradaban-peradaban adalah


sesungguhnya peradaban yang datang belakangan berdiri di atas peradaban yang
lama. Seperti inilah letak pengaruh peradaban Islam terhadap peradaban barat
modern yang datang setelahnya. Pengaruh tersebut mencakup berbagai bidang
dan mendominasi berbagai tingkat peradaban di barat secara umum. Oleh karena
itu, ada beberapa pengaruh peradaban Islam yang paling menonjol terhadap
peradaban dunia, sebagai berikut:

1. Bidang Akidah dan Undang-Undang

Islam mempengaruhi peradaban dunia maupun barat dari sisi akidah.


Padahal jika meninjau peradaban mereka kini, sangatlah jauh perbedaan yang
terjadi dari sisi akidah antara akidah Islam atau dunia Timur dan dunia barat/
modern. Tetapi apabila meninjau akar historisnya maka tidak dapat disangkal
akidah barat sebelum Islam hadir , terdapat banyak sekali paham bodoh dengan
penyembahan yang tidak jelas sama sekali, singkatnya itulah tradisi kaum pagan.
Orang yang mempelajari sejarah agama Eropa dan gereja Nasrani dapat melihat
pengaruh rasionalitas Islam dalam kecenderungan pembaharu dan pemberontak
sistem keuskupan yang berlaku. Antaranya, ada pemberontakan oleh Martin
Luther King yang memunculkan Kristen Protestan. Gerakan ini muncul atas
penolakan Martin Luther terhadap sistem Katolik yang berada di Vatikan.
Selanjutnya, dikalangan Nasrani muncul gerakan penolakan tradisi
pengakuan dosa dihadapan pastur yang dianggap tidak relevan. Mereka mengajak
agar manusia mengakui dosa dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah
selayaknya yang dilakukan oleh kalangan muslimin. Gerakan ini terjadi di
Septimania sekita abad VIII M atau II/ III Hijriah. Lalu pada tahun 108 H./ 726
M Imperatur Romawi Louis III mengeluarkan aturan mengenai larangan
pensakralan gambar-gambar dan patung-patung. Kemudian tahun 112 H./ 730 M
mengeluarkan keputusan lagi terhadap gambar-gambar dan patung patung adalah
bentuk paganisme. Pengaruh peradaban Islam lainnya dalam bidang hukum dan
undang-undang terdapat pada proses penerjemahan maszhab-mazhab fikih dan
undang undang Islam ke semua bahasa karena saat itu eropa tidak memilki sistem
yang sistematis dan undang undang yang adil. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kemiripan undang-undang Perancis dengan Mazhab Maliki. Ketika itu Napoleon
sekitar awal abad XIX menaklukkan Mesir, kitab kitab mazhab Maliki yang
termahsyur diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Salah satu bidang yang paling menonjol untuk menunjukkan pengaruh


Islam terhadap dunia barat adalah dalam bidang ilmu pengetahuan. Nama-nama
seperti Averroes, Avicenna dan lain lain adalah sekian dari beberapa ilmuan
muslim yang diakui oleh barat. Ilmu kedokteran, farmasi, matematika, kimia,
optik, geografi, astronomi dan lain sebagainya adalah bukti terkuat pengaruh
Islam di bidang Ilmu pengatahuan. Banyak kalangan barat atau orientalis yang
mengakui bahwa kaum muslimin menjadi guru mereka selama kurang lebih enam
ratus tahun.
Bidang sastra sangat banyak kontribusi kaum muslimin, dapat dilihat dari
menyebarnya manuskrip Alf Laila wa Laila atau One Thousand Nigths and One
yang belakangan dikenal dengan nama Arabian Nights yang telah diterjemahkan
kedalam berbagai bahasa salah satunya bahasa Perancis dengan judul Les Mille et
Une Nuits oleh orientalis Antoine Galland. Adapun karya lainnya seperti Cerita
Ali Baba dan Empat Puluh Pencuri atau Sinbad Sang Pelaut. Selain itu karya
mistik Jalaluddin Rumi yang berjudul Matsnawi berupa kumpulan puisi 40.000
syair rimaganda, yang telah didiktekan Rumi kepada murid dan asistennya,
Husamuddin. Terjemahan Matsnawi ke dalam bahasa Eropa telah dikerjakan
selama abad ke XIX.
Dalam bidang Kedokteran, dua ahli kedokteran muslim telah menuliskan
buku teks-teks ilmu pengobatan yang menjadi buku standar bagi sekolah ilmu
pengobatan Eropa hingga mendekati abad ketujuh belas. Mereka adalah ar-Razi
atau Rhazes yang telah mempelopori penemuan karakter penyakit menular dan
memberikan penanganan klinis pertama terhadap penakit cacar, serta Ibnu Sina
atau Avicenna yang telah menemukan karakter penyakit menular terhadap air.
Konsep mereka berdua dikembangkan oleh Ibnul Khatib dan Ibnul Baitar seorang
diantara ahli farmasi muslim besar, yang telah menemukan sebanyak 1400 jenis
obat-obatan. Adapun Ibnu Haitsam dikenal sebagai Alhazen, menulis sebuah
buku besar tentang optik berjudul Optical Thesaurus. Ia mengembangkan teori
“pemfokusan, pembesaran dan inversi bayangan mata”.
Dalam bidang musik, umat muslim saat itu memperkenalkan banyak
instrumen musik islami seperti lute (al-lud), pandore (tanbur) dan gitar (gitara).
Kontirbusi Muslim yang penting terhadap warisan musik mensural dalam noot
dan mode ritmik. Tarian Morris di Inggris berasal dari Moorish mentas (Morise).
Spanyol banyak menerapkan model model musikal untuk sajak dan rima syair
dari kebudayaan Muslim.
Dalam bidang industri yang masuk kategori ilmu pengetahuan
pengembangan kertas oleh kaum muslimin menjadi salah satu bukti nyata betapa
kuatnya pengaruh Islam terhadap barat. Pengembangan kertas ini dimulai ketika
kaum muslimin memindahkan tawanan dari China ke Samarkand. Di antara
tawanan tersebut ada yang ahli membuat kertas sehingga industri kertas tampak
semarak di Samarkand. Kemudian improvisasi dilakukan sehingga bahan yang
lebih halus seperti katun dan kapas menjadi bahan kertas selanjutnya. Pada masa
Harun Ar-Rasyid pabrik kertas tersebut bermunculan diwilayah kekuasaan
Abbasiyah. Sehingga dunia barat sudah mulai mengenal industri kertas yang
sebenarnya merupakan salah satu penopang dunia ilmiah dan dunia rohani.
Selanjutnya pengaruh peradaban Islam terhadap dunia modern dapat dilihat dari
minat mereka terhadap filsafat dari para filusuf Islam. Filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan
penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886
M). Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr
Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama
yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asa, sebuah dusun
kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Bagian
akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang
terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dari Cordova.

3. Kemegahan Arsitektur

Sudah menjadi konsekuensi logis dari sebuah kemajuan keilmuan adalah


pesatnya pembangunan fisik yang disertai dengan nuansa-nuansa arsitektur yang
megah, baik di bidang laboratorium, istana, tempat ibadah, perpustakaan maupun
terkait dengan pertanian. Orang-orang memperkenalkan pengaturan hidrolik
untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air waduk
dibuat untuk konservasi. Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan
memperkenalkan roda air asal Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol Noria).
Namun pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-
gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, taman-taman. Di
antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova yang di bangun pada
masa ‘Abd al-Rahman al-Dakhili, kota al-Zahra, kota termegah yang dibangun
oleh ‘Abd al-Rahman III dan kota Granada yang cantik dan megah dengan istana
al-Hamra’ yang sangat terkenal di dunia, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok
Toledo, istana al-Makmun dan mesjid Seville. Cordoba juga terkenal dengan
universitasnya, yaitu Universitas megah Cordoba yang di bangun oleh al-Haqam
II ‘Abd al-Rahman III (961- 976).
Pada saat penaklukan oleh orang orang Islam, keadaan sosial, politik dan
ekonomi Spanyol sangat menyedihkan. Berada dibawah kepemimpinan umat
Kristen Roma yang korup dan sangat tidak efisien. Sehingga ketika Islam hadir
segalanya menhadi lebih baik. Mulai dari pertaniaan dengan pembangunan irigasi
yang baik memacu produksi yang baik pula sehingga mereka dapat membangun
kebun tebu, kapas, padi , jeruk , anggur, dan sebagainya. Karena kemajuaan
ekonomi, Spanyol mampu membangun beberapa kota yang megah dan
mempunyai banyak bangunan menumental.
Walaupun akhirnya Islam terusir dari wilayah Barat dengan cara yang
sangat kejam, tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa,
gerakan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M yang
bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad
ke-17 M dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Islam mendorong terjadinya perubahan budaya, dari masa kebodohan,


perbudakan, penindasan, dan kegelapan ke masa pencerahan “renaissance” yang
ditandai dengan penggunaan penalaran dan pemikiran ilmiah. Ilmu pengetahuan dan
peradaban modern tumbuh dengan pesat semenjak masa transisi tersebut. Banyak
buku dihasilkan oleh ilmuwan dan ulama Islam pada masa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai