Anda di halaman 1dari 49

Outlines 

 Gambaran Umum 
 Tim Reformasi Birokrasi 
 Road Map Reformasi Birokrasi 
 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 
 Penilaian Zona Integritas 
 Rencana Penilaian Kinerja Unit 
 


Tujuan Jangka Panjang Reformasi Birokrasi 


Nawacita 

Dalam dokumen NAWACITA, yang mencakup 9 (sembilan) janji yang ingin diwujudkan
Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yaitu:

a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan


rasa aman kepada seluruh warga negara.
b. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.


Peta Strategi 2015‐2019 


Kebijakan Reformasi Birokrasi  
Kebijakan Reformasi Birokrasi 

• PERPRES NOMOR 81 TAHUN 2010 TENTANG GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010 – 2025 
 
• PERMENPAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2015 ‐ 2019  

Sasaran 
Sasaran : 
1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN (Indikator  IPK dan Opini BPK (WTP)) 
2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat (Indikator Integritas pelayanan publik, 
Peringkat kemudahan berusaha) 
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi (Indikator  Indeks efektifitas pemerintahan, Instansi 
pemerintah yang akuntabel) 
Area perubahan : 
1. Manajemen Perubahan 
2. Penguatan Sistem Pengawasan 
3. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 
4. Penguatan Kelembagaan 
5. Penguatan Tata Laksana 
6. Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN 
7. Penguatan Peraturan Perundang‐undangan 
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 
9. Quick Wins 


Sasaran, Indikator Keberhasilan & Capaian RB Kemenperin 

Sasaran  Indikator  Capaian 

Terwujudnya  Peringkat 1 Penilaian Inisiatif Anti Korupsi oleh 
IPK *) 
pemerintahan yang bersih  KPK tahun 2011 
dan bebas KKN  Opini BPK (WTP)  Laporan Keuangan WTP sejak 2008  
• Peringkat 4 Penilaian Integritas Pelayanan 
Integritas Pelayanan Publik 
Publik oleh KPK tahun 2011 
• Peringkat 16 Penilaian Integritas Pelayanan 
Publik oleh KPK tahun 2012 
Terwujudnya peningkatan  • Peringkat  12 Penilaian Integritas Pelayanan 
kualitas pelayanan publik  Publik oleh KPK tahun 2013 
kepada masyarakat  Peringkat Kemudahan Berusaha  • Peringkat  1 Penilaian Integritas Pelayanan 
Publik oleh KPK tahun 2014 
• Tingkat kepatuhan tinggi terhadap UU 
Pelayanan Publik dari Ombudsman pada 
tahun 2013 dan 2014 
•Peringkat 1 Badan Publik Pusat Tentang 
Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi 
Meningkatnya kapasitas  Indeks Efektivitas Pemerintahan **)  Informasi Pusat (KIP) tahun 2012 
dan akuntabilitas kinerja  •Peringkat 1 e‐transparansi tahun 2013 dari 
birokrasi  NGO, world bank dll 
Meningkatnya nilai LAKIP Kementerian 
Instansi Pemerintah yang akuntabel 
Perindustrian dari “B” menjadi “A” 

3 Faktor Penting Keberhasilan Reformasi Birokrasi 

 Komitmen  
Pimpinan 

Mesin Perubahan 
(Unit/Tim yang ditunjuk) 

Agenda Perubahan (SDM, Organisasi, 
Regulasi Kepegawaian, Perkantoran 
Modern, dll) 


Sasaran Reformasi Birokrasi 

Sasaran Khusus 
Sasaran Umum 
Penguasa 
Pelayan 

Jabatan = 
Perubahan  Wewenang  Hak 
Perilaku 
Peranan  Jabatan = 
Amanah 

Perubahan 
Budaya 
Kerja 

Visi Misi 
Perubahan  Output  Sendiri 
Pola Pikir 
Outcomes  Visi Misi 
Bersama 

Ego Centris 
Ego Nasional 

10 
Sasaran Reformasi Birokrasi 

Maraknya KKN  8 Area  Bersih dan Bebas KKN 


Perubahan 
Buruknya Pelayanan Publik 
Pelayanan Publik 
yang Berkualitas 
Rendahnya Kapasitas dan  Kapasitas dan 
Akuntabilitas Kinerja  Akuntabilitas 

11 
Area Perubahan dan Sasaran 

12 
Area Perubahan 

Area Hasil yang Diharapkan


Manajemen
• Birokrasi dengan integritas dan Kinerja yang tinggi
Perubahan

Penguatan • Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas


Pengawasan korupsi,kolusi dan nepotisme

Penguatan
Akuntabilitas Kinerja • Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Birokrasi

Penataan
• Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)
Organisasi

Penataan • Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan
Tata Laksana sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Penataan Sistem
Manajemen SDM
• SDM Aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional,
Aparatur berkinerja tinggi dan sejahtera

Penataan Peraturan
• Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
Perundangan

Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik • Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

Quick Wins
• Program unggulan jangka pendek yang berdampak langsung kepada
masyarakat 13 
Penghargaan 

1. Laporan Keuangan Kementerian Perindustrian


Kemenperin berhasil mempertahankan Kemenperin kembali meraih penghargaan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Kementerian Keuangan atas
oleh BPK atas audit Laporan Keuangan keberhasilannya menyusun Laporan
tahun 2014, yang telah diraih secara Keuangan Tahun 2014 dengan Capaian
berturut-turut selama 7 (kali) tahun  Standar Tertinggi  
Penghargaan 

2. Kementerian Terbaik Penerima DIPA 2014 Pertama

Kementerian Perindustrian merupakan salah satu dari 7 Kementerian/ Lembaga Terbaik 
penerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2014 Pertama pada 
tanggal 10 Desember 2013 yang diserahkan oleh Presiden RI di Istana Bogor.  
 
Presiden secara simbolik menyerahkan DIPA kepada tujuh K/L terbaik tahun ini. Ketujuh K/L 
tersebut adalah, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian 
Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kepolisian Negara Republik Indonesia, 
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehutanan. 

Sumber : http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/12/11/menteri‐ Sumber: http://economy.okezone.com/read/2013/12/10/20/910250/ini‐7‐
perindustrian‐penerima‐pertama‐dipa‐2014‐dari‐presiden  kementerian‐lembaga‐terbaik‐tahun‐ini 
Penghargaan 

3. Sistem Penilaian Prestasi Kerja Online Kementerian Perindustrian,


Termasuk dalam 99 besar inovasi pelayanan publik terbaik nasional Tahun 2015
Terbaik I Implementasi Penilaian Kinerja Kementerian/Lembaga Non Kementerian

16 
Penghargaan 

4. Peringkat Pertama E-Transparency Award 2013 dan 2014

Kementerian Perindustrian memperoleh penghargaan “E‐Transparency Award 
2013 dan 2014” menempati Ranking 1 (Pertama) dari 47 Kementerian/Lembaga, 
yang diserahkan oleh Kepala UKP4 yang diselenggarakan Universitas Paramadina 
bekerjasama dengan 8 NGO, World Bank, UKP4 dan Ombudsman  
 
Penghargaan 

5. Kementerian Terbaik Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI)

Kementerian Perindustrian memperoleh penghargaan sebagai 
Kementerian Terbaik dalam Pemeringkatan e‐Government Indonesia 
(PeGI) tingkat Kementerian tahun 2012 dan 2013 dari Kementerian 
Komunikasi dan Informatika. 
Penghargaan 

6. Pelayanan Publik versi Ombudsman


Kementerian Perindustrian memperoleh kategori hijau atau tingkat
kepatuhan tinggi terhadap UU Pelayanan Publik dari Ombudsman pada
tanggal 22 Juli 2013. Observasi ini merupakan hasil observasi terhadap 18
kementerian yang menyelenggarakan pelayanan publik, khususnya unit
pelayanan perizinan selama tiga bulan di tahun 2013 dengan didasarkan pada
peraturan standar pelayanan publik menurut Undang-undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Tim RB Kemenperin 
Tim RB Kemenperin 

Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pembentukan Tim Kerja Reformasi


Birokrasi Kementerian Perindustrian sudah dibentuk sejak tahun 2008:

 Nomor 50/M-IND/PER/8/2008

 Nomor 42/M-IND/PER/4/2009

 Nomor 153/M-IND/Kep/3/2011

 Nomor 67/M-IND/Kep/2/2012

 Nomor 493/M-IND/Kep/9/2014

Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian terdiri dari Tim


Pengarah (Ketua: Menteri Perindustrian, Anggota: Para Eselon I) dan Tim
Pengarah (Ketua: Sekretaris Jenderal, Anggota: Para Eselon II terkait) serta
dibantu oleh Tim Teknis (terdiri dari eselon 3, eselon 4 dan Staf berdasarkan
dari seluruh unit eselon I)

20 
Tim RB Kemenperin Tahun 2016 
Tim RB Kemenperin 2016 

 Permenperin Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kementerian Perindustrian

 PermenPANRB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi


Birokrasi 2015-2019

Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 250/M-IND/Kep/3/2016 tentang


Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian

Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian terdiri dari Tim


Pengarah (Ketua: Menteri Perindustrian, Anggota: Para Eselon I) dan Tim
Pelaksana (Ketua: Sekretaris Jenderal, Anggota: Para Eselon II terkait)

21 
Tim RB Kemenperin Tahun 2016 

• Tim Pengarah 
• Tim Pelaksana 
• Tim Kelompok Kerja 
• Tim Unit Eselon I 
• Tim Unit/Satuan Kerja 

22 
Tim RB Kemenperin Tahun 2016 
Tim RB Kemenperin Tahun 2016 

 Pimpinan satuan kerja ex.officio bertindak sebagai penanggung jawab


reformasi birokrasi pada satuan kerja masing-masing dan bertanggung
jawab atas efektivitas penyelenggaraan reformasi birokrasi di
lingkungan satuan kerja yang bersangkutan

 Satuan Kerja membentuk Tim Reformasi Birokrasi tingkat Unit atau


Satuan Kerja dan selanjutnya Tim Reformasi Birokrasi tingkat Unit atau
Satuan Kerja berkoordinasi dengan Tim Pelaksana reformasi birokrasi
tingkat Kementerian

 Secara periodik Tim Pelaksana dan Tim Kelompok Kerja


melaksanakan pertemuan setiap triwulan

23 
Tim RB Kemenperin Tahun 2016 
Road Map 2015 – 2019  

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 59.1/M-IND/PER/7/2015 tentang Road Map


Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019

 Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian tahun 2015 –


2019 bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi birokrasi di
Kementerian agar berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan berkelanjutan

 Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian melakukan koordinasi penyelenggaraan


reformasi birokrasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah disusun

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/4/2016 tentang Perubahan


Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 59.1/M-IND/PER/7/2015 Tentang Road
Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019

 Dalam pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian tahun


2015 – 2019 disusun Rencana Kerja Program Reformasi Birokrasi Tahunan

24 
Road Map Reformasi Birokrasi 
Tahap 
Profesional 

Tahap  
Perbaikan 

Tahap 
Implementasi 
Tahap 
Tahap  Implementasi 
Perencanaan  2019 
2018 
2016  2017 
2015 

1.  Nilai PMPRB 81,84 pada tahun 2015  1.  Bekerja sama 


dan 85,00 pada tahun 2016  dengan 
2.  Kenaikan Tunkin dari 47% menjadi 70%  1.  Nilai PMPRB menjadi 90,00  konsultan ahli 
pada tahun 2015 serta mengusulkan  2.  mengusulkan kenaikan Tunkin dari 90%  untuk 
kenaikan Tunkin dari 70% menjadi 90%  menjadi 100% pada tahun 2018  mengevaluasi RB 
pada tahun 2016  3.  Mengimplementasikan Zona Integritas  2.  SDM kompeten 
3.  Membangun & mengimplementasikan  pada 50 Unit Layanan Publik  yang memiliki 
Quickwins (E‐Licensing Layanan Publik)  4.  Melakukan pelatihan manajemen  kontribusi thd 
4.  Mengimplementasikan Zona Integritas  perubahan bagi para agen perubahan   Organisasi 
pada 15 Unit Layanan Publik   5. Membangun pusat Assesment Center  3. Pemberian 
5.  Membangun sarana & prasarana unit  Tunkin yg 
layanan publik  Profesional 

25 
I. Manajemen Perubahan 

Perubahan mental model/perilaku aparatur diharapkan akan mendorong terciptanya budaya kerja
positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta
mampu memberikan pelayanan yang berkualitas

Seragam & 
name teks 

Road Map  Tim RB, ZI 
& Rencana  & 
Kerja  Perubahan 
Manajemen 
Perubahan 

Pola Pikir, 
Perilaku &  Monitoring 
Budaya  & Evaluasi 
Kerja 

26 
II. Penguatan Pengawasan 

Kelemahan sistem pengawasan mendorong tumbuhnya perilaku negatif lainnya yang semakin lama
semakin menjadi, sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan maka perlu penguatan sistem
pengawasan.

Gratifikasi 

Pengaduan 
SPIP 
Masyarakat 

Pengawasan 

Benturan 
WBS 
Kepentingan 

27 
Nilai Integritas Layanan Publik Tahun 2010 ‐ 2014 

NO.  TAHUN  NILAI  INTEGRITAS 

1.  2010  (Ranking 14)  6,53 

2.  2011  (Rangking 4)  7,51 

3.  2012  (Rangking 16)  6,66 

4.  2013  (Rangking 12)  7,32 

5.  2014 (Ranking 1)   7,82 

28 
Integritas Layanan Publik 
Integritas Layanan Publik 

 Tidak menerima gratifikasi atas layanan publik yang 
diberikan. 
 Tidak memungut biaya tambahan di luar biaya resmi 
layanan. 
 Tidak menggunakan calo/perantara dalam pengurusan 
layanan baik dari pihak internal maupun eksternal. 
 Keadilan dalam memberikan layanan. 
 

29 
Penilaian KPK  Penilaian KPK 

Pengalaman Integritas 
  
 Apakah biaya total yang Anda keluarkan sesuai dengan biaya resmi 
layanan? (dalam %)  
 Tidak sesuai 
 Sesuai 
 
 Berapa persentase biaya tambahan terhadap biaya resmi? (%)  
 >50% 
 <50% 
 
 Berapa kali Anda memberikan biaya tambahan untuk pengurusan 
layanan? (%)  
 1 kali 
 2 kali 
 Lebih dari 2 kali 
 
30 
Penilaian KPK  Penilaian KPK 
Pengalaman Integritas 
 Kapan uang tambahan diberikan? (%) 
 Di awal pengurusan layanan 
 Pada saat pengurusan layanan (di tengah proses) 
 Di akhir pengurusan layanan (setelah selesai) 
 2 kali di antara 3 alternatif 
 Awal, tengah dan akhir 
 
 Apa pendapat Anda tentang uang tambahan? (%)  
 Perbuatan yang harus dilakukan dalam setiap layanan 
 Perbuatan yang boleh dan sering dilakukan 
 Perbuatan yang boleh dilakukan asalkan tidak terlalu sering 
 Perbuatan yang hanya boleh dilakukan kalau terpaksa 
 Perbuatan yang memalukan dan tercela 
 Perbuatan yang melanggar hukum dan harus dilaporkan 
 
 Apa tujuan utama Anda memberikan biaya tambahan kepada petugas? (%)  
 Menghindarkan perlakuan semena‐mena dari petugas layanan 
 Meluluskan pengurusan walaupun syarat‐syarat yang tidak dipenuhi 
 Memastikan bahwa pengurusan tepat waktu sesuai dengan yang ditetapkan 
 Mempercepat waktu pengurusan 
 Tidak ada tujuan tertentu 
31 
Penilaian KPK  Penilaian KPK 

Potensi Integritas 
 Bagaimana pemberian uang tambahan di unit layanan? (%)  
 Dilakukan oleh semua pengguna layanan 
 Dilakukan oleh sebagian besar pengguna layanan 
 Dilakukan oleh sebagian kecil pengguna layanan 
 Tidak pernah dilakukan oleh pengguna layanan 
 
 Apakah petugas menerima uang tambahan? (%)  
 Diterima oleh semua petugas 
 Diterima oleh sebagian besar petugas 
 Diterima oleh sebagian kecil petugas 
 Tidak ada petugas yang menerima 
 
 Bagaimana prosedur pengurusan layanan di unit layanan? (%)  
 Tidak jelas prosedur/tahapannya 
 Sulit 
 Wajar 
 Mudah  

32 
Penilaian KPK  Penilaian KPK 

Potensi Integritas 

 Berapa jumlah calo/perantara pada unit layanan? (%)  
 Lebih dari 5 Orang 
 2 – 5 Orang 
 1 Orang 
 Tidak pernah melihat keberadaan calo 
 
 Siapa yang Berperan Menjadi Calo/Perantara? (%)  
 Petugas langsung unit layanan 
 Petugas lain di instansi tersebut 
 Orang yang beraktifitas/bekerja di sekitar unit layanan tersebut 
 Orang luar 
 
 Bagaimana cara calo/perantara beroperasi? (%)  
 Beroperasi secara terang‐terangan 
 Beroperasi secara sembunyi‐sembunyi 
 Tidak pernah melihat keberadaan calo 
33 
Penilaian KPK 

Potensi Integritas 

 Bagaimana tingkat keterbukaan informasi di unit layanan? (%) 
 Tidak transparan 
 Transparan 
 
 Bagaimana kondisi dari perangkat sistem teknologi Informasi pada unit layanan? (%)  
 Tidak berfungsi 
 Berfungsi sebagian 
 Berfungsi seluruhnya 
 Tidak ada teknilogi informasi di unit layanan 
 
 Apakah Anda pernah memanfaatkan teknologi informasi? (%)  
 Tidak pernah karena teknologi yang ada tidak berfungsi 
 Tidak tahu cara penggunaannya karena tidak pernah dijelaskan 
 Tidak pernah karena tidak memerlukan 
 Pernah 
 Tidak pernah karena tidak ada teknologi informasi 

34 
Penilaian KPK  Penilaian KPK 

Potensi Integritas 
 Apakah unit layanan menyediakan media pengaduan? (%)  
 Tidak ada media pengaduan 
 Terdapat satu media pengaduan 
 Terdapat dua media pengaduan 
 Terdapat lebih dari dua media pengaduan 
 
 Bagaimana tindak lanjut/respon petugas terhadap pengaduan? (%)  
 Pengaduan ditolak 
 Pengaduan ditampung 
 Pengaduan ditindaklanjuti 
 Pengaduan diabaikan 
 Pengaduan ditanggapi 
 
 Berapa banyak Anda melihat kegiatan/media Anti Korupsi di unit Layanan? (%) 
 Tidak ada 
 Satu 
 2 – 5 kegiatan/media 
 Lebih dari lima 

35 
III. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 
Penguatan akuntabilitas kinerja diharapkan dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja dan
mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang
dipergunakannya

Komitmen 
Pimpinan 

Program, 
Pengaduan  Anggaran, 
Masyarakat  Renstra, 
Tapkin, IKU 
Akuntabilitas 

Kapasitas 
WTP 
SDM 

36 
IV. Penataan Tata Laksana 
Perubahan pada sistem tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur

ISO 

KIP  SOP 
Tata 
Laksana  

SIL  E‐Gov 

37 
V. Penataan Sistem Manajemen SDM ASN 
Perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen
SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional

Perencanaan 
Kebutuhan 
Pegawai 

Mutasi 
SIPEG 
Internal 

SDM 

Disiplin,  Pengembangan 
Kode Etik  Pegawai 

Kinerja 
Individu 

38 
VI. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 
Peningkatan kualitas pelayanan publik diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas
pelayanan, yang lebih cepat, murah, berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas, dan terjangkau
serta menjaga profesionalisme para petugas pelayanan

SPM 

Kepuasan  Layanan  Standar 


Pelanggan  Publik  Pelayanan 

Budaya 
Pelayanan 
Prima 

39 
PMPRB 

• Batas akhir penyampaian PMPRB kepada


KemenPANRB tanggal 29 April 2016
• Komponen hasil (penilaian eksternal) oleh BPS
• Hasil PMPRB 18 Agustus 2014 memiliki indeks
nilai 76,57
• Hasil PMPRB 02 Februari 2015 memiliki indeks
nilai 66,55 (Hasil Verifikasi Lapangan)
• Hasil PMPRB 15 Februari 2016 memiliki indeks
nilai 81,84

40 
PMPRB (Komponen Pengungkit) 

NO  Komponen Penilaian  Nilai  Nilai Capaian  Nilai Capaian  Nilai Capaian 


Maksimal  Kemenperin  Menpan  Kemenperin 
s/d 2014  s/d 2014  s/d 2015 
A.  Pengungkit 

1.  Manajemen Perubahan  5,00  4,23  3,58  4,64 

2.  Penataan Peraturan  5,00  3,34  2,71  3,13 


Perundang‐undangan 
3.  Penataan dan Penguatan  6,00  4,34  3,84  5,17 
Organisasi 
4.  Penataan Tatalaksana  5,00  4,50  3,63  4,51 

5.  Penataan Sistem  15,00  9,41  10,74  14,37 


Manajemen SDM 
6.  Penguatan Akuntabilitas  6,00  5,58  3,92  5,08 

7.  Penguatan Pengawasan  12,00  6,28  6,44  9,15 

8.  Peningkatan Kualitas  6,00  6,00  4,25  5,93 


Pelayanan Publik 
Sub Total Pengungkit  60,00  43,68  39,11  51,96 
PMPRB (Komponen Hasil) 

NO  Komponen Penilaian  Nilai  Nilai Capaian  Nilai Capaian  Nilai Capaian 


Maksimal  Kemenperin  Menpan  Kemenperin 
s/d 2014  s/d 2014  s/d 2015 
B.  Hasil 

1.  Kapasitas dan Akuntabilitas  20,00  14,91  14,13  13,69 


Kinerja Organisasi 

2.  Pemerintah yang Bersih  10,00  9,41  7,00  8,45 


dan Bebas KKN 

3.  Kualitas Pelayanan Publik  10,00  9,08  6,30  7,75 

Sub Total Hasil   40,00  33,39  27,43  29,88 

Indeks Reformasi Birokrasi  100,00  76,65  66,54  81,84 


Komponen (Zona Integritas) 

A    Proses  60 
1  Manajemen Perubahan  5 
2  Penataan Tatalaksana  5 
3  Penataan Sistem Manajemen SDM  15 
4  Penguatan Akuntabilitas  10 
5  Penguatan Pengawasan  15 
6  Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik  10 
B    Hasil  40 
1  Pemerintahan yang Bebas KKN  20 
2  Kualitas Pelayanan Publik  20 
Tahapan Zona Integritas 

Tahap 
Mempertahankan 

Tahap 
Ketiga  WBBM (2017) 
• B4T Bandung 
• BBIA Bogor  
Tahap  WBK (2016)  • Baristand Surabaya 
Kedua  • SMTI Yogyakarta 
• B4T Bandung  • SMAK Bogor 
• BBIA Bogor   • ............................. 
• Baristand Surabaya  • ............................. 
Tahap  Proses ZI ke WBK  • SMTI Yogyakarta  • ............................. 
Pertama  • SMAK Bogor 
• B4T Bandung  • ............................. 
• BBIA Bogor   • ............................. 
Usulan ZI (2016)  • Baristand Surabaya 
• SMTI Yogyakarta 
• 15 unit satuan kerja  • SMAK Bogor 

44 
Hasil Evaluasi Tim Penilai Internal 

UNSUR 
INDIKATOR HASIL  
PENGUNGKIT  

Pemerinta
No.  Unit Kerja   h yang  Kualitas  NILAI AKHIR  
Nilai   %  Bersih  %  Pelayanan  %  Nilai   % 
dan Bebas  Publik  
KKN  

                   
1  BBIA BOGOR   95,52%   18,13   91,00%   18,25   91,00%  90,94%  93,687 
57,31   36,38  
                   
2  B4T BANDUNG   87,55%   18,13   91,00%   16,30   82,00%  86,06%  87,959 
53,53   34,43  
                   
3  BARISTAND SURABAYA   93,58%   19,51   98,00%   16,30   82,00%  89,53%  91,96 
56,15   35,81  
                   
4  SMAKBO   93,68%   18,13   91,00%   20,00   100,00%  95,31%  94,333 
56,21   38,13  
                   
5  SMTI JOGJA   86,19%   18,13   91,00%   17,50   88,00%  89,06%  87,34 
51,72   35,63  

 TIM PENILAI INTERNAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN  

45 
Hasil Evaluasi Tim Penilai Nasional 

No  Instansi   Nilai  Indeks  Tindak  Indeks  Jumlah   Predikat  


Pengungkit  Korupsi   Lanjut  Pelayanan  
Temuan  
1  Balai Besar Bahan  44,48  11,56  5,00  14,2  75,23  Tidak 
dan Barang Tehnik  WBK/WBBM 
(B4T) Bandung  
2  Balai Besar Industri  46,51  12,92  5,00  14,05  78,48  Tidak 
Agro (BBIA) Bogor   WBK/WBBM 
3  Balai Riset dan  42,19  12,38  5,00  15,85  75,41  Tidak 
Standarisasi  WBK/WBBM 
Surabaya 
4  SMK SMTI Jogja   38,19  12,18  5,00  15,85  75,41  Tidak 
WBK/WBBM 
5  SMAKBO   Dijadwalkan 
Tahun Depan 

46 
Hasil Indeks Persepsi Korupsi (oleh BPS) 

Berdasarkan potret dari tim penilai nasional terhadap pembangunan ZI


menuju WBK/WBBM di lingkungan Kementerian Perindustrian untuk
nilai unsur pengungkit dan nilai indeks pelayanan cukup baik, namun
masih rendahnya hasil indeks persepsi korupsi dari yang
dipersyaratkan minimal nilai 13,35 (untuk indeks korupsi) dengan nilai
tertinggi 15.

 B4T : 11,56
 BBIA : 12,92
 Baristand SBY : 12,38
 SMK SMTI Jgj : 12,18

47 
Rencana Penilaian Kinerja Unit (tahun 2016) 

NO INDIKATOR Bobot PJ

1 Penataan Sis Manajemen SDM Aparatur 15% Ropeg


 2 Kesesuaian Target dan Realisasi Anggaran bulanan 15%  Rokeu
3 Penerapan Budaya Kerja 5K  10% Rokum
4 Penerapan SOP  10% Rokum
5 Penerapan e‐Government  5% Pusdatin
6 Penerapan SPIP  5% Itjen
7 Inovasi Pelayanan Publik  10% Romas
8 Laporan Keuangan Tahunan 5% Rokeu
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 
9 15%  Rocana
(SAKIP)
10 Tindak Lanjut Temuan Hasil Pengawasan 10% Itjen

48 
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai