S
DENGAN EFUSI FLUERA DI RS ANNA
MEDIKA
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
DEFINISI
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit
primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat
berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa
darah atau pus (Baughman C Diane, 2000).
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang
pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas
yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C
Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga
pleura. (Price C Sylvia, 1995)
ETIOLOGI
Kelainan pada pleura hampir selalu merupakan kelainan sekunder. Kelainan primer
pada pleura hanya ada dua macam yaitu infeksi kuman primer intrapleura dan tumor primer
pleura. Timbulnya efusi pleura dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi :
1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada
dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor
ovarium) dan sindroma vena kava superior.
2. Peningkatan produksi cairan berlebih, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus),
bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor
dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
Penyebab efusi pleura dilihat dari jenis cairan yang dihasilkannya adalah:
1. Transudat
Gagal jantung, sirosis hepatis dan ascites, hipoproteinemia pada nefrotik sindrom,
obstruksi vena cava superior, pasca bedah abdomen, dialisis peritoneal, dan atelektasis
akut.
2. Eksudat
1. Infeksi (pneumonia, TBC, virus, jamur, parasit, dan abses)
2. Neoplasma (Ca. paru-paru, metastasis, limfoma, dan leukemia)
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik,
tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari
empat mekanisme dasar :
PATOFIOLOGI
Pada umumnya, efusi terjadi karena penyakit pleura hampir mirip plasma
(eksudat) sedangkan yang timbul pada pleura normal merupakan ultrafiltrat plasma
(transudat).Efusi dalam hubungannya dengan pleuritis disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas pleura parietalis sekunder (efek samping dari) peradangan atau keterlibatan
neoplasma.Contoh bagi efusi pleura dengan pleura normal adalah payah jantung
kongestif.Pasien dengan pleura yang awalnya normal pun dapat mengalami efusi pleura
ketika terjadi payah/gagal jantung kongestif.Ketika jantung tidak dapat memompakan
darahnya secara maksimal ke seluruh tubuh terjadilah peningkatan tekanan hidrostatik
pada kapiler yang selanjutnya menyebabkan hipertensi kapiler sistemik.Cairan yang
berada dalam pembuluh darah pada area tersebut selanjutnya menjadi bocor dan masuk
ke dalam pleura.Peningkatan pembentukan cairan dari pleura parietalis karena hipertensi
kapiler sistemik dan penurunan reabsorbsi menyebabkan pengumpulan abnormal cairan
pleura.
2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat,
batuk, banyak riak.
3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan.
4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan,
fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan
duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
5. Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas
garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan
mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler
melemah dengan ronki.
PATHWAY
PENATALAKSANAAN
Agens yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin, dimasukkan ke dalam ruang
pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih
lanjut.Setelah agens dimasukkan, selang dada diklem dan pasien dibantu untuk
mengambil berbagai posisi untuk memastikan penyebaran agens secara merata dan untuk
memaksimalkan kontak agens dengan permukaan pleural.Selang dilepaskan klemnya
sesuai yang diresepkan, dan drainase dada biasanya diteruskan beberapa hari lebih lama
untuk mencegah reakumulasi cairan dan untuk meningkatkan pembentukan adhesi antara
pleural viseralis dan parietalis.
Modalitas penyakit lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada,
bedah pleurektomi, dan terapi diuretic.Jika cairan pleura merupakan eksudat, posedur
diagnostic yang lebih jauh dilakukan untuk menetukan penyebabnya.Pengobatan untuk
penyebab primer kemudian dilakukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan
seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi daripada bagian medial.
Bila permukaannya horisontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam
rongga tersebut yang dapat berasal dari luar atau dari dalam paru-paru sendiri.
Kadang-kadang sulit membedakan antara bayangan cairan bebas dalam pleura dengan
adhesi karena radang (pleuritis).Disini perlu pemeriksaan foto dada dengan posisi
lateral dekubitus.
2. CT – SCAN
Pada kasus kanker paru Ct Scan bermanfaat untuk mendeteksi adanya tumor paru
juga sekaligus digunakan dalam penentuan staging klinik yang meliputi :
Disamping diagnosa kanker paru CT Scan juga dapat digunakan untuk menuntun
tindakan trans thoracal needle aspiration (TTNA), evaluasi pengobatan,
mendeteksi kekambuhan dan CT planing radiasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Ny.S
Umur : 17 th
Agama : Islam
Pasien masuk dengan sesak hilang timbul, di sertai nyeri dada terutama saat
beraktifitas dan terkadang juga pada malam hari sesak timbul kembali, ketika pasien sesak,
pasien mencoba tidur dengan posisi duduk.Sebelum sesak pasien mengeluh batuk selama
kurang lebih selama satu bulan.Batuk tanpa disertai dahak, dan mengkonsumsi obat batuk
namun tidak sembuh. Karena sesak bertambah hebat, kurang lebih 1,5 jam yll
Riwayat penyakit keturunan: keluarga mengaku tidak ada anggota keluarga yang
mengalami sakit seperti pasien. Keluarga mengatakan tidak ada riwayat keganasan, batuk
lama, batuk berdarah, keringat dingin, DM, HT, asma, alergi.
Pasien tidak mengkonsumsi alcohol, tetapi pasien adalah perokok berat dimana
dapat mengkonsumsi satu bungkus dalam sehari dan hal itu sudah dilakukan lebih dari 10
tahun.Dalam sehari pasien mampu manghabiskan rokok 1 bungkus bahkan
lebih.Pekerjaan pasien sebagai ekspedisi di perak yang selalu keluar pada malam
hari.Saat pengkajian pasien mengaku tidak mengerti bahwa pola hidupnya dapat
mengakibatkan kanker paru, hal tersebut merupakan kurangnya sumber informasi bagi
pasien.
Tanda-tanda vital:
2. Sistem Pernafasan
Nafas pasien tersengal-sengal cepat, pendek, terasa lebih sesak meningkat/ bertambah
setelah beraktifitas dan terdapat nyeri. Tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak
ada retraksi otot bantu nafas. Gerak dada kiri dan kanan simetris, terdapat suara nafas
tambahan berupa ronki di bagian dekstra apeks.Adanya secret dan batuk produktif
tetapi batuk tidak efektif. Irama nafas teratur terdapat dispnoe, pasien tidak
menggunakan alat bantu nafas, suara nafas vesikuler. Terdapat hasil torakosintesis
yang dilakukan pada pukul 11.30,dan ternyata masih terdapat cairan di kavum pleura
sebanyak 500 cc.
3. Sistem Kardiovaskuler
Pasien tidak mengalami nyeri dada, irama jantung regular.Pasien.CRT normal kurang
dari tiga detik, dan akral merah, hangat dan kering.
4. Sistem Persyarafan
Pasien tidak merasa pusing, tidak terdapat gangguan pendengaran, dan tidak
mengalami gangguan penciuman.Istirahat pasien 8 jam/ hari.Dan pasien mengaku
tidak mengalami gangguan tidur.Namun setelah bangun tidur sering sesak nafas.
5. Sistem Perkemihan
Menurut pasien, alat genetalianya dalam kondisi bersih, dan tidak mengalami keluhan
kencing.Volume urin pasien normal, dan tidak terpasang kateter.
6. Sistem Pencernaan
Mulut pasien tampak bersih, lembab dan tidak ada stomatitis, tidak bau mulut, gigi
sempurna (tidak terdapat karies gigi), lidah merah, kelainan tidak ada, pasien tidak
mengalami gangguan menelan. Tidak terdapat luka operasi, peristaltic 9x/ menit
dengan suara peristaltic terdengar lemah, BAB 1x sehari terakhir pada tanggal 22-10-
2014 dengan konsistensi lunak warna kecoklatan, dan bau khas, nafsu makan
menurun.
7. Sistem Muskoleskeletal
Pergerakan sendi pasien bebas, tidak mengalami fraktur. Tidak mengalami kelainan
tulang belakang, tidak menggunakan traksi gips spalk, permukaaan kulit terlihat
mengkilat, dan tekstur halus. Rambut putih hitam bersih, tidak terdapat dekubitus.
Pasien mengalami intoleransi aktifitas dikarenakan jika terlalu banyak bergerak, akan
timbul sesak napas.
8. Sistem Endokrin
Leher pasien tidak terlihat membesar, saat pemeriksaan Pasien tidak mengalami
pembesaran kelenjar tiroid dan tidak mengalami pembesaran kelenjar betah bening,
Hiperglikemia (-), hipoglikemia (-).
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan mandi sehari 2x dan keramas 1-2 kali seminggu. Kuku terlihat bersih
dan pendek, memakai arloji di tangan sebelah kanan pasien untuk melihat waktu kapan
dia harus menjalani pengobatan, membersihkan diri, jam istirahat, dan makan. Semua nya
terlihat bersih dan rapi, pakaian ganti sehari 2x, menggosok gigi 2x sehari, tidak lupa
untuk membersihkan telinga serta lubang hidung setiap hari.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax
2. CT – SCAN
b. Pola Eliminasi
1. BAK (frekuensi, warna,keluhan, penggunaan alat bantu):
3-4x/hari, berwarna kuning dan tidak memakai alat bantu
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sadar
b. Kesadaran : Cm
c. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan Darah : 126/82 mmHg
2. Nadi : 82x/menit
3. Pernafasan : 20x/menit
4. Suhu tubuh : 36.5 0 C
d. Tinggi dan Berat Badan
1. Berat badan dirumah : 45 Kg
2. Berat badan di Rumah Sakit : 45 Kg
3. Berat Badan Ideal :
4. Tinggi Badan : 165 cm
e. Inspeksi
1. Rambut : Bersih,tidak ada ketombe, dan berwarna hitam
2. Muka : Simetris
3. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
4. Hidung : Simetris, tidak ada polip dan bersih
5. Telinga : Simetris, tidak ada kotoran dan tidak ada benda asing
6. Mulut :Tidak ada sariawan
7. Gigi : Gigi bersih, gigi lengkap dan tidak memakai gigi palsu
8. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan getah bening
9. Dada : Simetris
10.Perut : Simetris
11.Genitalia :-
12.Ekstrimitas atas : CRT 3 detik sianosis
13.Ekstrimitas bawah : Teraba hangat
14.Kulit : Sawo matang
15.Kuku : Bersih
f. Palpasi
1. Leher : Tidak ada nyeri tekan,dan tidak ada pembengkakan kelenjar tyiroid
2. Dada : Tidak adan yeri tekan, dan tidak ada pembengkakan dada
3. Abdomen : Tidak ada pembengkakan di daerah abdomen
4. Tungkai :-
g. Perkusi
1. Perut : Terdengar bising usus normal
2. Muskuloskeletal :-
h. Auskultasi
1. Jantung : Terdengar bunyi jantung normal
2. Paru-paru : Tidak ada wheezing
3. Abdomen : Terdengar bising usus normal
ANALISA DATA
DS: RR meningkat
O: Efusi Pleura
-Nadi 96x/menit
ekspresi wajah menyeringai ↓
kesakitan saat dipindahkan
posisinya dari duduk ke berdiri
Cairan menekan
P : perpindahan posisi dinding pleura
Nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut
2 06-12-2021 08-12-2021 Afrilia yelsa
INTERVENSI
Mengatur irama
Tujuan: nafas sehingga
Setelah dilakukan OBSERVASI meningkatkan
Tindakan Identifikasi lokasi suplai O2 Afrilii
2 D.007 Keperawatan nyeri a yelsa
7 2X24 jam Identifikasi faktor yg
diharapkan nnyeri mempererat dan
menurun memperingan nyeri
Kriterea hasi : Monitor efek samping
- penggunaan analgetik
Untuk mengetahui
TERAUPETIK lokasi nyeri
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
stategi meredakan
nyeri
EDUKASI
Jelaskan penyebab dan Memberikan istirahat
pemicu nyeri dan tidur yg cukup
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian Untuk meredakan
analgetik nyeri
IMPLEMENTASI
O:
TD : 110/70
N: 96X/menit
Suhu : 36.7 c
RR : 25x/menitv
EVALUASI
O : TD : 120/80
N: 90X/menit
Suhu : 36.7 c
RR : 20x/menitv
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
DS:
O:
-Nadi 96x/menit
ekspresi wajah
menyeringai
kesakitan saat
dipindahkan
posisinya dari duduk
ke berdiri
P :
perpindahan
posisi
S : 5
T : muncul saat
aktivitas
A: masalah teratasi
P: intervensi
dihentikan
RESUME KEPERAWATAN
PADA NY. R DENGAN GASTERITIS DI RS ANNA MEDIKA TAHUN 2021
Resume 1
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri Klien
2. Alasan Di Rawat :
- Nyeri pada ulu hati
Pada saat dikaji pasien tampak lemah dan tampak cemas dengan penyakitnya.
b. Sosial
hubungan antar keluarga sangat baik,keluarga selalu berada disamping pasien dan
selalu mensuport pasien untuk sembuh.
c. Spiritual
5. Pola Nutrisi
Kebiasaan yang
No Sebelum sakit Selama sakit
mempengaruhi kesehatan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
1.
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 80x/menit
3. Pernafasan : 20x/menit
4. Suhu tubuh : 36,3 ℃
d. Tinggi dan Berat Badan
1. Berat badan dirumah : 60 kg
2. Berat badan di Rumah Sakit : 57 kg
3. Berat Badan Ideal : 49,5 kg
4. Tinggi Badan : 155 Cm
e. Inspeksi
1. Rambut : berwarna hitam, tampak bersih, tidak berbau
2. Muka :Tampak pucat, tidak ada bekas luka
3. Mata :Posisi mata simetris, pergerakan bola mata
normal/sama, konjungtiva non anemis, fungsi
pengelihatan baik, tidak memakai kacamata
4. Hidung :Bentuk sismetris, tidak ada polip, fungsi
penciuman baik
5. Telinga :Simetris antara kanan dan kiri tidak ada lesi,
keadaan bersih, pendengaran baik
6. Mulut :Keadaan mulut sedikit kotor, belum sikat
gigi,mukosa lembab
7. Gigi : Sedikit kotor, tidak menggunakan gigi palsu
8. Leher : Tidak ada bekas luka,tidak ada benjolan
9. Dada : Bentuk simetris dan tidak ada bekas luka
10. Perut : Bentuk simetris dan tidak ada bekas luka
11. Genitalia :Bersih,tidak ada bekas luka dan berjenis kelamin
perempuan.
12. Ekstrimitas atas : Pasien dapat menggerakan kedua tangannya
13. Ekstrimitas bawah : Pasien dapat menggerakan kedua kakinya
14. Kulit : putih
15. Kuku : Sedikit Panjang dan kotor
f. Palpasi
1. Leher : Tidak ada gangguan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe 2.
Dada : bentuk thoraks klien simetris, irama pernafasan teratur tidak cepat.
3. Abdomen : bentuk abdomen datar, terdapat nyeri terkan sebelah kiri
4. Tungkai : Tidak ada nyeri
g. Perkusi
1. Perut : normal
2. Muskuloskeletal : Tidak dikaji
h. Auskultasi
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
C. TERAPI MEDIS
- IVFD NaCl 0,9% 500 cc + KCl 25 mg /12 jam
- IVFD NaCl 3%/24 jam
- Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
- Inj. Omz 1x40 mg
- Levemir 1x12 unit
- Novorapid 3x5 unit
- Ondanset 3x4 gram
- Amplodipine 1x10 gram
- Candesartan 1x8 gram
- KSR 3x1 tab
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian sebelah kiri
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan mulai dari kemarin
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus
- Pasien mengatakan nyeri seperti diremas remas
DO :
- Pasien tampak gelisah dan tidak nyaman
- Wajah klien tampak meringis
- P : nyeri dirasakan terus menerus
- Q : nyeri seperti diremas remas
- R : nyeri pada uluh hati dan perut sebelah kiri
- S : skala nyeri 4
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekresi asam lambung bikarbonat yang
naik turun
Luaran
Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 diharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang.
Dengan kriteria hasil :
-keluhan nyeri :menurun
-meringis :menurun
-gelisah : menurun
-kesulitan tidur :menurun
-anoreksia :menurun
-mual : menurun
Observasi :
-Identifikasi Lokasi Nyeri,Karakteristik, Durasi, Frekuensi
-Identifikasi Skala Nyeri
-Observasi TTV
Teraupetik :
-Ajarkan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
-Fasilitasi Tidur Dan Istirahat
Edukasi :
-Jelaskan Penyebab Dan Pemicu Nyeri
Kolaborasi :
Imlementasi
-Suhu = 36,7⁰ C
perut bagian
kiri.
-mengobservasi tingkat nyeri
- klien
-Memberikan lingkungan yang nyaman
. mengatakan
-Mengobservasi klien secara non verbal
skala nyeri 4
- klien tampak
meringis
Evaluasi
S:
-Klien mengatakan nyeri Skala nyeri 4.
O:
-Klien tampak meringis dan memegangi perut sebelah kiri.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Resume 2
FORMAT PENGKAJIAN
J. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 75 th 5 bl 5 hr
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Permai Raya I No. 40 Rt. 003 Rw. 017 Kel. Jakasapurna
Pekerjaan : Pensiunan
Keluhan Utama : Kedua mata tidak bisa melihat dengan jelas, buram, seperti ada
kabut
Pasien masuk dengan mengaktakan kedua matanya buram, seperti ada kabut dan
juga tidak bisa melihat dengan jelas.
Riwayat penyakit keturunan: keluarga mengaku tidak ada anggota keluarga yang
mengalami sakit seperti pasien. Keluarga mengatakan tidak ada riwayat, katarak, mata
minus, keganasan, batuk lama, batuk berdarah, keringat dingin, DM, HT, asma, alergi.
Tanda-tanda vital:
O. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan mandi sehari 2x dan keramas 1-2 kali seminggu. Kuku terlihat bersih
dan pendek, memakai arloji di tangan sebelah kiri pasien untuk melihat waktu kapan dia
harus menjalani pengobatan, membersihkan diri, jam istirahat, dan makan. Semua nya
terlihat bersih dan rapi, pakaian ganti sehari 2x, menggosok gigi 2x sehari, tidak lupa
untuk membersihkan telinga serta lubang hidung setiap hari.
Q. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
Hemoglobin L 12.7 g/dL 13.0-18.0
Hematokrit L 37 % 40.0-54.0
Eritrosit L 4.23 10^6/uL 4.60-6.20
Trombosit 206 10^3/uL 150-450
Leukosit 8.9 10^3/uL 5.0-10.0
HEMOSTATIS
b. Pola Eliminasi
1. BAK (frekuensi, warna,keluhan, penggunaan alat bantu):
3-4x/hari, berwarna kuning dan tidak memakai alat bantu
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sadar
b. Kesadaran : Cm
c. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan Darah : 126/82 mmHg
2. Nadi : 82x/menit
3. Pernafasan : 20x/menit
4. Suhu tubuh : 37.5 0 C
d. Tinggi dan Berat Badan
1. Berat badan dirumah : 55 Kg
2. Berat badan di Rumah Sakit : 40 Kg
3. Berat Badan Ideal :
4. Tinggi Badan : 165 cm
e. Inspeksi
1. Rambut : Bersih,tidak ada ketombe, dan berwarna hitam
2. Muka : Simetris
3. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
4. Hidung : Simetris, tidak ada polip dan bersih
5. Telinga : Simetris, tidak ada kotoran dan tidak ada benda asing
6. Mulut :Tidak ada sariawan
7. Gigi : Gigi bersih, gigi lengkap dan tidak memakai gigi palsu
8. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan getah bening
9. Dada : Simetris
10.Perut : Simetris
11.Genitalia : Normal
12.Ekstrimitas atas : CRT 3 detik sianosis
13.Ekstrimitas bawah : Teraba hangat
14.Kulit : Sawo matang
15.Kuku : Bersih
f. Palpasi
1. Leher : Tidak ada nyeri tekan,dan tidak ada pembengkakan kelenjar tyiroid
2. Dada : Tidak adan yeri tekan, dan tidak ada pembengkakan dada
3. Abdomen : Tidak ada pembengkakan di daerah abdomen
4. Tungkai : Normal
g. Perkusi
1. Perut : Terdengar bising usus normal
2. Muskuloskeletal : Normal
h. Auskultasi
1. Jantung : Terdengar bunyi jantung normal
2. Paru-paru : Tidak ada wheezing
3. Abdomen : Terdengar bising usus normal
Pengkajian
Data Subyektif:
- Pasien mengeluh kedua matanya buram
- Pasien mengatakan pengelihatannya buram seperti ada kabut
Data Obyektif:
- Terdapat kelainan pada kedua mata pasien.
- Lakrimasi mata kiri: tidak normal. Pupil mengalami dilatasi
- ukuran pupil mata kanan 4,47 mm, mata kiri: 3,77 mm.
- Pupil kanan dan kiri anisokor dengan kelainan reflek cahaya
- Kornea dan Lensa mata: berwarna keruh, keputihan.
- Tonometri:
Tekanan intraokuler OD: 20 dan OS: 21
Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d perubahan organ penglihatan (kekeruhan pada lensa mata)
Luaran
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan persepsi sensori dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
- Verbalisasi melihat bayangan: meningkat
- Distorisi sensori: meningkat
- Ketajaman pengelihatan: meningkat
Intervensi keperawatan
Observasi:
- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. Nyeri, kelelahan)
Terapeutik:
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori ( mis. Bising, terlalu terang)
- Batasi stimulasi lingkungan (mis. Cahaya, suara, aktivitas)
Edukasi:
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. Mengatur encahayaan ruangan, mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulasi
Implementasi keperawatan
tgl jam Implementasi keperawatan respon Nama jelas
-Nadi: 80 x/menit
-RR : 20x/menit
Evaluasi
S:
-Pasien mengeluh kedua matanya buram
-Pasien mengatakan pengelihatannya buram seperti ada kabut
O:
-Terdapat kelainan pada kedua mata pasien.
-Lakrimasi mata kiri: tidak normal. Pupil mengalami dilatasi
ukuran pupil mata kanan 4,47 mm, mata kiri: 3,77 mm.
-Pupil kanan dan kiri anisokor dengan kelainan reflek cahaya
-Kornea dan Lensa mata: berwarna keruh, keputihan. Visus dasar OD: CFFC dan OS: CFFC.
Tonometri:
-Tekanan intraokuler OD: 20 dan OS: 21
Resume 3
InitialKlien :Ny. K
Usia : 25 tahun
Statusperkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikanterakhir : S1
No. RM : 244013
Identitas keluarga
Nama ayah : agus
Usia :54
Pendidikan :sma
Agama : islam
Alasan di rawat
Mual,lemas,pusing, demam sudah 1 minggu
Riwayat kesehatan
Tidak ada
Pola Kebiasaan
f. Pola Nutrisi
- Frekuensi makan : 3.x/hari
- Nafsu makan : baik
- Porsi makan yang dihabiskan : 2
- Makanan yang tidak disukai : Ayam bakar
- Makanan yang membuat alergi : Tidak ada
- Makanan pantangan : Tidak ada
- Makanan diet : Tidak ada
- Penggunaan obat-obatan sebelum makan : Tidak ada
- Penggunaan alat bantu : Tidak ada
g. Pola Eliminasi
BAK (frekuensi, warna,keluhan, penggunaan alat bantu):
- Frekuensi : 5 x/ hari
- Warna : kuning
- Alat bantu : chateter urine
BAB ( frekusnsi, waktu, warna, konsistensi, keluhan, penggunaan laxative)
- Frekuensi : 1
- Waktu : pagi
- Warna : kuning
- Keluhan :-
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Seorang perempuan datang ke rumah sakit anna medika dengan keluhan mual, lemas, pusing demam
sudah 1 minggu, dengan diagnosa medis typoid.
Hasil pengkajian di dapatkan
TD : 100/60
N : 92 X/ MENIT
Rr : 22x/menit
Suhu : 38.2
Ku : sedang
Pengkajian
Ds :
-pasien mengatakan mual
Pasien merasa haus
-Pasien mengatakan pusing
-Pasien mengatakan demam sudah 1 minggu
Do :
o pasien tampak gelisah
o bibir kering
TD : 100/60
N : 92 X/ MENIT
Rr : 22x/menit
Suhu : 38.2
Ku : sedang
Diagnosa keperawatan
Hipopolemia b.d kekurangan intake cairan
Luaran
Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapan hipopolemia teratasi dengan kh:
Status cairan
1. Frekuensi nadi membaik
2. Tekanan darah membaik
3. Tekanan nadi membaik
4. Membran mulkosa membaik
5. Jugular venous pressure (jvp) membaik
Intervensi keperawatan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah tekanan
darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin
menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- hitung kebutuhan cairan
- berikan posisi modified trendelenburg
-berikan asupan cairan oral
Edukasi
-anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian cairan iv isotonis ( mis nack,rl)
Kolaborasi pemberian cairan iv hipotonis ( mis glukosa 2,5% nacl 0,4%)
- kolaborasi pemberian cairan koloid ( mosbalbumin plasmanate)
- kolaborasi pemberian produk darah
Evaluasi
S:
-pasien mengatakan sudah tidak mual
-Pasien mengatakan sudah tidak pusing
-Pasien mengatakan sudah tidak demam
-Pasien merasa lebih sehat
O:
- pasien lebih nyaman
- TD : 120/80
- N : 92 X/ MENIT
- Rr : 20x/menit
- Suhu : 36.6
- Ku : sedang
A : Masalah hipopolemia teratasi
P : Intervensi dihentikan