Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

IMPLEMENTASI PENDIDIKA MATEMATIKA REALISTIK DALAM


PEMBELAJARAN MI/SD

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Matematika Realistik
Dosen Pembimbing : Mulyono, M.Pd

Disusun oleh kelompok 5:

1. Lutfi Nuzulul Qaromah (520619011)


2. M Averros Azzam Al-islami (520619012)
3. Ummi Yaroh Istikomah (520619029)
4. Wa Maimuna (520619030)

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SORONG

PAPUA BARAT

2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI............................................................................................................i

PEMBAHASAN
A. PMR Dalam Kerjasama Indonesia Belanda......................................................1
B. Didaktika PMR.................................................................................................2
C. Kelebihan dan Kekurangan...............................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................4

i
A. PMR Dalam Kerangka Kerjasama Indonesia Belanda
Pengembangan di Indonesia dilakukan melalui proses yang cukup
panjang melalui dua tahap yaitu tahap uji coba awal dan tahap uji coba
penuh Tahap uji coba awal dimulai pada Juli 2001 yaitu ditandai dengan
lokernya persiapan uji coba yang berlangsung di PPG Matematika
Yogyakarta. lokakarya yang berlangsung pada 5 - 10 Juli 2001 ini diikuti
oleh 80 orang peserta, sebagian besar adalah guru kelas 1, 2, dan 3 dari 12
sekolah. selanjutnya pada 18-20 Agustus 2001 Diadakan workshop I
Bmri di Bandung yang diikuti oleh seluruh anggota tim serta para dosen
Yang akan terlibat dan dua orang peninjau dari Belanda kees hogland dari
APS dan Frans Moerlands dari Institut Freudenthal (Keduanya kemudian
menjadi konsultan tim PMRI).

Selanjutnya pengembangan PMR di Indonesia mendapat dukungan


dari pemerintah Belanda melalui proyek PBSI (Programa bilateral
Semenwerken Indonesia) rentang waktu 2003 hingga 2005 proyek pmri
mencakup ruang lingkup yang lebih luas daripada sekedar proyek untuk
meningkatkan profesionalisme guru matematika. karena proyek ini
bertujuan untuk mengembangkan materi pelajaran matematika berbasis
pendekatan realistik dan mempersiapkan guru agar mampu menggunakan
materi tersebut dalam pembelajaran matematika di sekolah

Mari kita tengok salah satu proses pembelajaran matematika di


sebuah sekolah dasar guru memulai pelajaran dengan menuliskan angka
angka mulai dari angka 1 hingga angka 9 angka tersebut ditulis dalam
berbagai format nilai, tepat seperti satuan puluhan dan ratusan dengan
variasi pasangan angka. Selanjutnya terjadi proses pembelajaran tentang
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Guru menuliskan contoh
dan menjelaskannyan setelah itu guru berkeliling untuk melihat-lihat
pekerjaan siswa dan membantu proses pengerjaan siswa yang memerlukan
perhatian lebih penjelasan dan contoh soal semuanya seputar angka-angka
hal serupa dialami siswa Mereka melihat, mendengar, mengingat, menulis,
dan memproses operasi hitung berasal dari angka-angka berarti di sini
terjadi proses pembelajaran angka.1

B. Didaktika PMR
1. Jangan Mengajarkan Angka Tanpa Pemahaman Bilangan
Pembelajaran matematika perlu digiring kepada substansi nyata.
konsep materi ajar yang diajarkan diaplikasikan dalam kehidupan nyata

1
Sunarto Hadi, (2017). Pendidikan Matematika Realistik. Hal. 123

1
sehari-hari di sekolah maupun di rumah banyak ragam kegiatan sehari-hari
dialami anak yang berkaitan dengan operasi, Menghitung tung benda-
benda yang ada dalam kelas interaksi jual beli di kantin, sekolah, warung
atau supermarket. Ketika ingin menyampaikan informasi proses
penjumlahan, guru akan menegakkan jari-jari dari kedua tangan siswa
kemudian didekatkan dan disatukan siswa diminta menghitung
keseluruhan jari yang ditegakkan. Begitu pula dengan operasi
pengurangan, guru akan menegakkan jari-jarinya kemudian sebagian jari
dilipat siswa diminta menghitung jari yang masih tegak, ketika guru
berkata mengerti siswa langsung menganggukkan kepala.

2. Aktivitas Pengenalan Bilangan di Sekolah Dasar


Guru membagi siswa dalam kelas menjadi 10 kelompok tiap-
tiap kelompok terdiri dari 3 sampai 4 anak. Guru meminta siswa
membawa barang-barang di antara lain:
a. Aneka makanan kecil dalam kemasan yang ada label
harganya
b. Aneka kardus bekas kemasan yang ada label harganya
c. Plastik bekas bungkus makanan yang ada label harganya
Guru membuat kartu pertanyaan membuat voucher belanja. Dalam
permainan ini guru berperan sebagai pemilik toko dan siswa sebagai
pembeli, Guru menyampaikan aturan permainannya pasaran dengan
simulasi oleh benda sekaligus juga belajar tentang urutan bilangan inilah
salah satu contoh penerapan keterjalinan yang sederhana dalam
matematika realistik beberapa konsep matematika diajarkan sekaligus
dalam satu kali pertemuan.

3. Bermain Jual beli (pemasaran)


Permainan ini dapat dikembangkan dengan bahan iklan dari
majalah atau koran. Dan iklan ini diberikan kepada siswa dan
kelompok serta diberi kartu pertanyaan atau perintah yang harus
dikerjakan siswa. Pada lembar kerja kelompok yang dapat
menyelesaikan lembar kerja lebih dahulu dengan benar itulah menjadi
pemenang, sebagai contoh kartu pertanyaannya ialah barang apa saja
yang dapat kamu beli dengan uang Rp10.000 barang apa saja yang
dapat kamu beli dengan uang Rp20.000 maupun barang apa saja yang
dapat kamu beli dengan uang Rp15.000 di berikan jawaban beserta
alasannya.

2
C. Kelebihan Dan Kekurangan
Kelebihan
a. Mengaitkan antara matematika dengan kehidupan
sehari-hari dan tentang kegunaan matematika pada
umumnya.
b. Mengkonstruksi pengetahuan dan dikembangkan sendiri
oleh siswa.
c. Memberikan cara penyelesaian suatu soal atau masalah
tidak harus tunggal, dan tidak harus sama antara satu
orang dengan orang yang lain.
d. Dalam pembelajaran matematika realistik, siswa berusaha
untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan materi-
materi matematika yang lain dengan bantuan pihak lain
yang sudah tahu (guru).
e. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai
pendekatan pembelajaran lain yang juga diangga
“unggul”.
f. Pendekatan PMR bersifat lengkap (menyeluruh),
mendetail, dan operasional. Proses pembelajaran topik-
topik matematika dikerjakan secara menyeluruh,
mendetail, dan operasional sejak dari pengembangan
kurikulum, pengembangan didaktiknya di kelas, yang
tidak hanya secara makro tapi juga secara mikro berserta
proses evaluasinya.
Kekurangan
a. Pengimplementasian pendekatan PMR
membutuhkan paradigma yang sangat mendasar
mengenai berbagai hal.
b. Pencarian soal-soal yang kontekstual, yang
memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh
pendekatan tidak selalu mudah untuk setiap topik
matematika yang perlu dipelajari siswa.
c. Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan cara
untuk menyelesaikan tiap soal juga merupakan
tantangan tersendiri.
d. Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa
dengan memulai soal-soal kontekstual, proses
matematisasi horizontal dan proses matematisasi
vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang
sederhana.

3
e. Pemilihan alat peraga harus cermat agar alat
peraga yang dipilih bisa membantu proses
berpikir siswa sesuai dengan tuntutan pendekatan
PMR.
f. Penilaian (assesment) dalam pendekatan PMR lebih
rumit dari pada pembelajaran konvensional.
g. Kepadatan materi pembelajaran dalam kurikulum
perlu dikurangi secara substansial, agar proses
pembelajaran siswa bisa berlangsung sesuai dengan
prinsi- prinsip pendekatan PMR.2

2
Emy Sohilat (2021). Jurnal Pembelajaran Matematika Realistik. Hal. 9-10

4
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sunarto 2017. Pendidikan Matematika Realistik Teori, Implementasi


Pendidikan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran SD/MI. Jakarta:
Rajawali Pers

Sohilait, Emy 2021. Pembelajaran Matematika Realistik. Jurnal OFS Preprints.

Anda mungkin juga menyukai