Anda di halaman 1dari 3

Pada masa lalu, pertanian selalu dianggap sebagai upaya sistematis peningkatan produksi

dalam subsistem usahatani budidaya pertanian (on-farm agribusiness), baik dilihat dari
kacamata pembangunan Pertanian itu sendiri maupun dari pengertian pengembangan ekonomi.
Selanjutnya muncul berbagai tantangan yang semakin besar dari berbagai lingkungan baik
internal maupun eksternal secara nasional dan internasional yang mengalami perubahan dan
bergeser secara mendasar dan menyeluruh, sehingga pandangan di atas sudah saatnya untuk
diubah. Pembangunan pertanian kedepan harus merupakan upaya pengembangan yang utuh
dan menyeluruh pada semua aspek ekonomi, yang didalamnya terkait subsistem agribisnis hulu,
subsistem agribisnis budidaya, subsistem agribisnis hilir, serta subsistem jasa ‘penunjang
agribisnis pertanian.’ Ini berarti bahwa didalam pembangunan ekonomi nasional mendatang,
sektor agribisnis pertanian tidak lagi hanya sekedar ditempatkan sebagai pendukung atau
pelengkap. Secara luas telah diakui, bahwa pertanian merupakan sektor tangguh pendukung
pembangunan sektor industri. Pengalaman pada saat krisis ekonomi yang lalu membuktikan,
sektor agribisnis pertanian tetap mampu mempunyai peran dan memberikan kontribusinya
terhadap devisa negara, keuntungan bagi sipengelola, bertahan terhadap goncangan ekonomi
nasional, peningkatan pendapatan petani, peningkatan nilai tambah komoditi pertanian,
penyerapan peningkatan pendapatan petani, peningkatan nilai tambah komoditi pertanian,
penyerapan tenaga kerja, serta pertanian barang/jasa. yang dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Bahkan kegiatan agribisnis pertanian ini mampu meraup keuntungan memadai dan menciptakan
iklim kondusif yang sangat diperlukan untuk peningkatan perekonomian nasional pada sektor
lain. Sebenarnya, ketangguhan tersebut disebabkan oleh karakteristik dan keunggul-an dari
agribisnis itu sendiri. Usaha agribisnis umumnya mengutamakan penggunaan bahan baku lokal
yang banyak tersedia di dalam negeri dan sesedikit mung-km menggunakan komponen impor.
Tekno-logi dan keterampilan kegiatan agribisnis pertanian pada umumnya dapat dikuasai oleh
para pelaku usaha serta dapat dikembangkan secara mudah sesuai kebutuhan.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI INDONESIA

I. KEBIJAKAN MAKRO

1. Kebijakan Moneter :

@ Penetapan Suku Bunga Relatif rendah Merangsang Usaha Agr.

@ Kredit Investasi/Modal Kerja Mendorong pertumbuhan Usaha Agr.

2. Kebijakan Fiskal :

@ Alokasi Pengeluaran Pemerintah Perlu memperhatikan tahap pembangunan sistem


Usaha Agribisnis meliputi :

a. Perkemb. sistem agribisnis tahap awal ( natural resources & unskill labor based)
diprioritaskan pada investasi berupa jalan, pelabuhan, irigasi dsb.

b. Perkemb. Sistem agribisnis tahap kedua (capital & skill labor based) diprioritaskan pada
pengembangan teknologi & SDM

@ Perlakuan Pajak : Mempercepat transformasi Keunggulan komparatif menjadi keunggulan


kompetitif. Perlu keringanan/ pembebasan pajak bagi :
a. Bagi industri hulu dan hilir usaha agribisnis s/d BEP b. Bagi perusahaan yang
mengembangkan teknologi & SDM bidang agribnisnis

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI INDONESIA I. KEBIJAKAN MAKRO 1.


Kebijakan Moneter : @ Penetapan Suku Bunga Relatif rendah Merangsang Usaha Agr. @
Kredit Investasi/Modal Kerja Mendorong pertumbuhan Usaha Agr. 2. Kebijakan Fiskal : @
Alokasi Pengeluaran Pemerintah Perlu memperhatikan tahap pembangunan sistem Usaha
Agribisnis meliputi : a. Perkemb. sistem agribisnis tahap awal ( natural resources & unskill
labor based) diprioritaskan pada investasi berupa jalan, pelabuhan, irigasi dsb. b. Perkemb.
Sistem agribisnis tahap kedua (capital & skill labor based) diprioritaskan pada
pengembangan teknologi & SDM @ Perlakuan Pajak : Mempercepat transformasi
Keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Perlu keringanan/ pembebasan
pajak bagi : a. Bagi industri hulu dan hilir usaha agribisnis s/d BEP b. Bagi perusahaan yang
mengembangkan teknologi & SDM bidang agribnisnis

IV. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRA STRUKTUR Kebijakan Infrastruktur banyak


dibutuhkan pelaku agribisnis karena : 1. Menunjang usaha agribisnis yang dilakukan oleh
masyarakat banyak 2. Sesuai dengan kebutuhan publik 3. Merangsang usaha/investasi baru
shg mengemb. ekonomi wilayah Jenis investasi infrastruktur yg mendesak utk
dikembangkan antara lain : farm road, drainase, pelabuhan (khususnya Indonesia bag.
Timur), transportasi dan telekomunikasi V. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
@ Kebijakan Pengembangan Lembaga Keuangan : Penyediaan modal (credit program) dgn
prosedur sederhana, bunga kondusif & agunan yang dapat dijangkau, skim kredit sesuai
kebutuhan agribisnis melalui unit banking sistem melalui pengembangan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) Pedesaan antara lain : BPR-BKD, LDKP, BKK, KURK, LPK, KSP dan
sebagainya @ Kebijakan Pengembangan Fungsi Penelitian & Pengembangan : - Kebijakan
pergeseran dari lembaga penelitian pemerintah ke non pemerintah - Kebijakan teknologi &
bio teknologi sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan eco farming, organic
farming, eco labeling & food safety

VI. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN (lanjutan) @ Pengembangan Subredaya


Manusia meliputi : - Pengembangan penguasaan teknologi & pengetahuan - Pengembangan
kemampuan kewirausahaan (enterpreneurship) - Pengembangan kemampuan kerjasama
(team work) @ Pengembangan Organisasi Ekonomi Petani - Kelembagaan pangan
tradisional/lumbung desa u/ ketahanan pangan - Kelembagaan koperasi agribisnis VII.
KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN S. D. ALAM & LINGKUNGAN @ Pengembangan sumberdaya
hayati (kebun koleksi, plasma nutfah) @ Perlindungan lahan pertanian untuk menghindari
alih fungsi @ Penetapan pajak tinggi pada lahan tidur & sanksi pada perusak lingkungan VIII.
KEBIJAKAN PENGEMB. PUSAT PERTUMBUHAN AGRIBISNIS DAERAH @ Kebijakan
penetapan komoditas sesuai keunggulan daerah @ Kebijakan Pengembangan Kawasan
Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (KAPET) @ Kebijakan Pengembangan Kawasan
Agroindustri Terpadu (KAT) @ Kebijakan Pengembangan Sentra Produksi Agribisnis
Komoditi Unggulan (SPAKU) dan Kawasan Andalan (KADAL)

Mengapa perlu adanya kebijakan pemerintah dalam pertanian?


Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian,
mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi
produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai