Puji dan syukur senantiasa di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik dan lancar. Praktikum Prestasi Mesin adalah salah satu
mata kuliah wajib di Prodi Teknik Mesin Universitas Islam ‘45’ Bekasi, sesuai
dengan kurikulum yang berlaku sejak 2007. Dengan adanya praktikum ini
diharapkan mahasiswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
tetang cara pengambilan data dan cara menganalisisnya, khususnya dalam hal
pengujian prestasi mesin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.4 Langkah Pengujian ...........................................................................................25
3.5 Diagram Alir Proses Pengujian ........................................................................32
3.6 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin .......................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 34
4.1 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin .............................................................34
4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian ....................................................................35
4.2.1 Perhitungan Data Pada Kondisi 8 ml dan 905 rpm ...................................35
4.2.2 Perhitungan Data Pada Kondisi 8 ml dan 1205 rpm .................................37
4.2.3 Perhitungan Data Pada Kondisi 8ml dan 1305 rpm ..................................40
4.2.4 Perhitungan Data Pada Kondisi 16 ml dan 1455 rpm ...............................42
4.2.5 Perhitungan Data Pada Kondisi 16 ml dan 1605 rpm ...............................45
4.2.6 Perhitungan Data Pada Kondisi 16 ml dan 1705 rpm ...............................47
4.3 Tabel Hasil Perhitungan Data Pengujian Motor Bakar Bensin .........................50
4.4 Tabel dan Grafik Hasil Perhitungan .................................................................51
4.4.1 Tabel, Grafik dan Analisis Gaya Terhadap Putaran ..................................51
4.4.2 Tabel, Grafik dan Analisis Torsi Terhadap Putaran ..................................52
4.4.3 Tabel, Grafik dan Analisis Pemakaian BB Terhadap Putaran...................53
4.4.4 Tabel, Grafik dan Analisis Daya Efektif Terhadap Putaran ......................54
4.4.5 Tabel, Grafik dan Analisis Tekanan Efektif Terhadap Putaran.................55
4.4.6 Tabel, Grafik dan Analisis Efisiensi Volumetris Terhadap Putaran ..........56
4.4.7 Tabel, Grafik dan Analisis Efisiensi Thermis Terhadap Putaran ..............57
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 59
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................59
5.2 Saran ................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 60
LAMPIRAN ................................................................................................................... 61
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1
ini, terutama mesin-mesin alat transportasi, mesin-mesin pertanian dan lain lain.
Motor bakar yang digunakan sampai sekarang adalah jenis motor bakar torak
(reciprocating engine) dan mempunyai dua jenis, yaitu motor bensin (spark ignition
engine) dan motor diesel (compression ignition engine).
4. Peserta praktikum wajib mengenakan kemeja dan celana panjang atau rok
yang bukan terbuat dari bahan jeans atau sejenisnya.
2
6. Bagi pria tidak diperkenankan mengenakan anting dan kalung serta
mengikat rambut yang panjang.
7. Buku laporan praktikum disampul putih dan pada bagian depannya ditulis
nama, NPM serta nomor baris.
3
4. Ujian berlangsung selama maksimal 120 menit.
Hal-hal yang belum tercantum dalam lembar tata tertib ini akan diatur
dengan kebijaksanaan workshop yang tertuang dalam bab-bab selanjutnya dalam
laporan ini.
4
1.2.3 Kewajiban Pengguna Workshop
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Motor bakar torak adalah salah satu motor bakar yang menggunakan satu
atau lebih torak atau piston yang bergerak yang bertujuan untuk mengubah tekanan
menjadi gerak melingkar.
Bahan bakar adalah semua bahan atau mineral yang apa bila di bakar dapat
meneruskan proses pembakaran dengan sendirinya disertai pengeluaran/pelepasan
panas. Macam-macam bahan bakar :
Yang termasuk kedalam bahan bakar jenis fosil misalnya ; Batu bara,
minyak bumi dan gas.
Yang termasuk kedalam baha bakar nuklir adalah Uranium dan plutonium.
Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam
motor bakar adalah sebagai berikut :
1. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan
panas yang dihasilkan harus tinggi.
2. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau
deposit setelah pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada
dinding silinder.
3. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.
6
2.1.2 Pembakaran
1. Bahan bakar
2. Udara
3. Suhu untuk memulai pembakaran
Kamar tipe ini bervolume tidak lebih dari 50% dari volume sisa, dan
dihubungkan dengan ruang bakar utama 3-4 saluran sempit dengan diameter 3-4
mm.
Kamar tipe ini besar volumenya tidak juga lebih dari 50% volume tetapi
jalan penghubung dengan kamar utamanya lebih besar tipe muka dan menaikkan
performance pada putaran tinggi tidak mudah untuk distart.
7
1. Explosive adalah suatu proses pembakaran dimana laju pembakaran terjadi
sangat cepat tapi tidak menampakkan adanya ledakkan “combustion wave”
2. Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi padsa ruang
bakar dengan kecepatan subsonic.
3. Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar dengan
kecepatan supersonik.
Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia antara bahan
bakar dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur karbon
(C), hidrogen (H) dan belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi penting
terhadap energi yang dilepaskan adalah C dan H. Masin-masing bahan bakar
mempunyai kandungan unsur C dan H yang berbeda.
Proses pembakaran terdiri dari dua jenis, yaitu pembakaran sempurna
(complete combustion) dan pembakaran tidak sempurna (incomplete combustion).
Pembakaran sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan
oksigen hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan
seluruh S menghasilkan SO2. Sedangkan pembakaran tidak sempurna terjadi
apabila seluruh C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan
gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2. Keberadaan CO pada hasil pembakaran
menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung secara tidak sempurna.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai
entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari
proses pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan sebagai
Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh
8
ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan LHV diperoleh
ketika seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan pembakaran sempurna disebut sebagai jumlah teoritis
(stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran sempurna udara
yang dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis. Kelebihan jumlah udara teoritis
disebut sebagai excess air yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter
yang sering digunakan dalam untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan
bakar pada proses pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar.
2.1.4 Motor Bensin
Pada mesin bensin, umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum
masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan
injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak
untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara
9
dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya
mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan
sensorsensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar
silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional
mungkin. Hal ini dsebut EFI (Electronic Fuel Injection).
10
Keunggulan motor bensin 2 langkah diantaranya yaitu konstruksi mesin
yang lebih sederhana menjadikan biaya pembuatannya lebih murah. Ukuran
langkah torak dan kecepatan yang sama mampu menghasilkan daya lebih besar.
Selain itu rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih
baik dibandingkan mesin empat tak. Namun, selain keunggulan tersebut mesin 2
langkah juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya pembuangan gas yang
kurang sempurna mengakibatkan tingkat efisiensi yang rendah dan kesulitan untuk
mempertinggi kecepatan.
11
motor bensin 2 langkah serta oli mesin yang lebih boros dan cepat encer karena
melumasi seluruh bagian mesin dan bersirkulasi sampai ke bagian silinder kop.
Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor diesel merupakan
gangguan terhadap lingkungan. Komponen-komponen gas buang yang
membahayakan itu antara lain adalah asap hitam (hangus), hidro karbon yang tidak
terbakar (UHC), karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NO), dan NO2. NO dan
NO2 biasa dinyatakan dengan Nox (W Aris munandar 2002:51). Namun jika
dibandingkan dengan motor bensin, motor diesel tidak banyak mengandung CO
dan UHC. Disamping itu, NO2 sangat rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi
boleh dikatakan bahwa komponen utama gas buang motor diesel yang
membahayakan adalah NO dan asap hitam.
Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang merupakan
bahaya atau gangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri dari
atas kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang terbentuk pada saat star dingin,
asap biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar sempurna
terutama pada periode pemanasan mesin atau beban rendah, serta bau yang kurang
sedap merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan.
12
Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada didalam silinder
tidak dapat berlangsung sempurna.
Pada siklus otto untuk mesin 4 langkah siklus kerja terjadi dengan 4
langkah piston atau 2 poros engkol. Adapun langkah dalam siklus otto yaitu
gerakan piston dari titik puncak TMA (titik mati atas) ke posisi TMB (titik mati
bawah) dalam silinder.
Proses 2-3 : proses pemasukan kalor konstan dimana posisi piston sesaat pada
TMA (titik mati atas) bersamaan dengan kalor suplai dari
13
sekelilingnya serta tekanan dan temperatur meningkat hingga nilai
maksimum dalam siklus.
Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong
piston turun menuju TMB (titik mati bawah), energi dilepaskan
disekeliling berupa internal energi.
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan dimana piston sesaat
pada TMB (titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling
dan kembali melangkah pada titik awal.
Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada
umumnya jenis motor bakar diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel
seperti siklus otto, akan tetapi proses pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan
konstan. Perbedaan mengenai pemasukan sebanyak qm pada siklus diesel
dilaksanakan pada tekanan konstan. Siklus diesel dapat dirancang dengan rasio
kompresi yang tinggi (pada umumnya).
Keterangan :
1. Langkah (0-1) adalah langkah hisap udara, pada tekanan konstan.
2. Langkah (1-2) adalah langkah kompresi, pada keadaan isentropik.
3. Langkah (2-3) adalah langkah pemasukan kalor, pada tekanan konstan.
4. Langkah (3-4) adalah langkah ekspansi, pada keadaan isentropik.
5. Langkah (4-1) adalah langkah pengeluaran kalor, pada tekanan konstan.
6. Langkah (0-1) adalah langkah buang, pada tekanan konstan.
14
2.2.3 Siklus Trinkler 4 Langkah
Siklus trinklr atau siklus gabungan ialah dimana adanya persamaan antara
siklus motor bensin dengan siklus motor diesel di dalam proses pembakaran dalam
silinder yang dapat kita lihat dibawah ini.
Untuk mesin 2 langkah siklus kerja terjadi dengan 2 langkah piston atau 1
poros engkol. Adapun langkah dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titik
puncak TMA (titik mati atas) ke posisi bawah TMB (titik mati bawah) dalam
silinder. Gambar diagram P-V dan T-S siklus otto dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :
15
Keterangan:
Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada
umumnya jenis motor bakar diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel
yaitu seperti siklus otto tetapi proses pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan
konstan. Perbedaannya mengenai pemasukan sebanyak qm pada siklus diesel
dilaksanankan pada tekanan konstan.
Keterangan:
Siklus tinkler atau siklus gabungan ialah dimana adanya persamaan antara
siklus motor bensin dengan siklus motor diesel di dalam proses pembakaran dalam
silinder yang dapat kita lihat dibawah ini.
16
Gambar 2. 8 Siklus tinkler 2 langkah
1. Piston
Gambar 2. 9 Piston
1) Ring Piston
Ring piston adalah komponen yang terdiri dari dua buah ring
kompresi dan satu ring oli. Ring kompresi berfungsi sebagai perapat
17
antara piston dan dinding silinder supaya tidak terjadi kebocoran gas
pada saat melakukan langkah kompresi dan langkah usaha. Ring
kompresi juga berfungsi untuk mencegah oli masuk kedalam ruang
pembakaran. Sedangkan ring oli berfungsi untuk melumasi dinding
silinder dan mengikisnya kembali saat piston turun.
2) Pin Piston
Pin piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan
bagian ujung yang kecil (small end) pada batang piston (connecting
rod) melalui bushing dan meneruskan tekanan pembakaran yang
diterima piston ke batang piston.
2. Connecting Rod
Connecting rod merupakan komponen mesin bensin yang berfungsi
untuk meneruskan tenaga hasil pembakaran menuju poros engkol, sehingga
dapat dikatakan connecting rod ini merupakan penghubung antara piston
dengan poros engkol.
18
Gambar 2. 12 Connecting rod
3. Crankshaft
Crankshaft atau poros engkol merupakan salah satu komponen
utama dalam motor bensin yang berfungsi untuk merubah gerak naik turun
piston menjadi gerak rotasi. Poros engkol dihubungkan dengan piston
melalui connecting rod.
Gambar 2. 13 Crankshaft
4. Spark Plug
Spark plug atau busi merupakan salah satu komponen motor bensin
yang berfungsi untuk memercikan bunga api sehingga dapat terjadi proses
pembakaran di dalam ruang bakar.
19
Gambar 2. 14 Spark plug
5. Valve
Valve atau katup merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengatur aliran udara dan bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar.
Gambar 2. 15 Valve
20
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data yang didapatkan dari hasil
kegiatan praktikum.
2. Mahasiswa mengetahui prestasi mesin bensin yang meliputi beberapa aspek
seperti gaya, torsi, daya efektif, pemakaian bahan bakar, tekanan efektif,
efisiensi campuran bahan bakar dengan udara serta efisiensi tenaga yang
dihasilkan dari proses pembakaran.
3.2 Waktu Dan Tempat Pelaksaan Praktikum
Dalam praktikum prestasi mesin ini alat yang digunakan adalah Petrol
Engine Test Bench. Alat ini merupakan jenis testing equipment yang digunakan
untuk menguji kinerja dari motor bensin hingga diperoleh beberapa data
diantaranya adalah jumlah konsumsi bahan bakar, konsumsi udara, daya yang
dihasilkan, putaran, torsi dan temperatur. Berikut akan dijelaskan mengenai bagian-
bagian dari Petrol Engine Test Bench.
21
3.3.1 Petrol Engine
Petrol engine atau motor bensin adalah jenis mesin dengan sistem
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran. Dalam
praktikum prestasi mesin yang dilaksanakan di Workshop Teknik Mesin
Universitas Islam ‘45’ petrol engine yang digunakan adalah merk KOHLER V-Twin
Engine model CH620 dengan volume ruang pembakaran 624 CC.
Spesifikasi singkat :
22
Gelas Ukur Ternometer
Putaran
Petunjuk
Tuas BBM Forcemeter
1) Gelas Ukur
Gelas ukur dengan kapasitas 8 ml, 16 ml, dan 32 ml tidak boleh kosong
pada saat mesin beroperasi. Batas minimum yang masih terlihat selang
transparan. Pada bagian bawah dilengkapi dengan katup 3 cabang untuk
mengatur aliran BBM dari pompa ke Gelas Ukur dan ke Mesin.
Pengisian BBM dengan menekan tombol Pompa BBM sambil
memperhatikan posisi BBM dalam tabung. Hindari BBM kepenuhan
pada selang transparan atas.
2) Petunjuk Tuas BBM
Petunjuk tuas BBM berfungsi untuk memberikan petunjuk bagi
pengguna dalam proses pengoperasian.
3) Pompa BBM
Pomba BBM bersungsi untuk memompa bahan bakar menuju gelas
ukur.
4) Tuas BBM
Tuas BBM berfungsi sebagai katup yang mengatur aliran dari bahan
bakar.
5) Katup Beban
Katup beban berfungsi untuk mengatur pengisian air pada Hydrobrake,
penutupan maksimum tidak menghentikan aliran (untuk keamanan
Hydrobrake).
23
6) Termometer
Termometer (celcius) terdiri dari lima channel di mana channel 1.
Udara masuk Orifis, 2. Saluran buang I, 3. Saluran buang II, 4. Minyak
pelumas, dan 5. Air untuk Hydrobrake.
7) Putaran
Display putaran (rpm) berfungsi untuk menampilkan nilai putaran
mesin per menit.
8) Forcemeter
Forcemeter dalam satuan Newton ini merupakan hasil pengukuran pada
Hydrobrake dengan jari-jari gaya terjadi pada 111,5 mm dari titik putar.
9) Tekanan Orifis
Display tekanan orifis pada saluran masuk dan keluar Orifis. Perbedaan
tekanan terjadi adalah selisih dari kedua tekanan pada display. Satuan
menggunakan mmH2O vakum.
10) Starter
Tombol starter berfungsi untuk menjalankan mesin.
1) Tachometer
Tachometer digunakan untuk mengukur kecepatan rpm seperti terlihat
pada Gambar 3. 4 berikut.
Gambar 3. 4 Tachometer
24
2) Verniere Caliper
Verniere caliper digunakan untuk mengukur panjang poros dan
diameter poros seperti terlihat pada Gambar 3. 5 Berikut.
3) Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk
menghabiskan bensin pada gelas ukur.
Gambar 3. 6 Stopwatch
1) Periksa air untuk hydro brake dalam bak penampang terisi 1/2 sampai 2/3
bagian dari bak penampang.
25
4) Posisi bukaan katup gas pada kondisi putaran rendah
7) Yakinkan tidak ada yang mengganggu bagian yang bergerak atau berputar
2) Putaran kunci saklar mesin pada posisi ON, instrumen dan pompa air akan
aktip
7) Tarik tuas cock,jika mesin sulit hidup dan tekan kembali bila sudah jalan
8) Biarkan mesin jalan samapai stabil (normal) pada putaran 1100 rpm
9) Jaga gelas ukur tidak kosong tekan tombol pompa BBM bila diperlukan
pada posisi kran P-G,M
3. Pengujian
26
6) Pengamatan atau pengukuran data volume bahan bakar
yang diperlukan,perhatikan timer sambil melihat gelas ukur
7) Setelah dilakukan penahan (hold) beban beberapa saat atur putaran dan
tuas beban ke minimum
8) Selama mesin dijalankan gelas ukur harus selalu terisi bahan bakar
9) Ulangi langkah 5 sampai langkah 8 hingga data terpenuhi
10) Setelah data terpenuhi dan pengujian selesai, maka matikan mesin.
4. Menghentikan Peralatan Pengujian
1) Putar kunci saklar mesin ke posisi OFF, mesin dan semua intrumen serta
pompa air akan berhentikan
2) Tekanan tombol emergensi
3) Lepaskan bakteri
4) Kosongan bahan bakar pada tabung dan tangki
5) Kosongkan air hydro brake pada bak penampungan
5. Petunjuk Keamanan
27
1) Momen puntir (𝑀𝑡 ), gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
pembacaan (𝐹). Panjang lengan torsi meter (𝐿) = 0,1115 𝑚
o 𝑀𝑡 = 𝐹 × 𝐿 (𝑁𝑚)
2) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), dihitung dari persamaan :
𝑘𝑔
o 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓 /𝑁𝑒 (𝑗𝑎𝑚 𝐾𝑤)
Dimana :
𝑘𝑔
o 𝑚𝑓 ∶ pemakaian bahan bakar tiap jam (𝑗𝑎𝑚)
𝑋 𝑘𝑔
▪ 𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 3600 (𝑗𝑎𝑚)
Dimana:
4) Temperatur
o Temperatur Mesin
▪ 𝑇1 : temperatur udara masuk venturi meter /karburator (℃)
▪ 𝑇2 : temperatur gas buang silinder 1 (℃)
▪ 𝑇3 : temperatur gasbuang silinder 2 (℃)
▪ 𝑇4 : temperatur minyak pelumas (℃)
28
▪ 𝑇5 : temperatur air bak hydro brake (℃)
5) Tekanan
o 𝑃𝑖𝑣 : tekanan masuk venturi (𝑚𝑚𝐻2 𝑂)
o 𝑃𝑜𝑣 : tekanan keluar venturi (𝑚𝑚𝐻2 𝑂)
6) Effisiensi volumetri
o 𝜂𝑣 = 𝑚𝑎 / 𝑚𝑎𝑖
Dimana:
2Δ𝑝 𝐴𝑎
• 𝒬= √ 𝜌 2
√(𝐴𝑎 ) −1
𝐴𝑏
7) Effisiensi termis
29
▪ 𝜂𝑡ℎ = (3,6 × 106 × 𝑁𝑒 ) / (𝑚𝑓 × 𝐿𝐻𝑉)
Diman :
a) Lingkungan
• Temperatur sekitar : 𝑇𝑢𝑑 = tekanan sekitar : 𝑃𝑢𝑑 = 1,2 Pa
b) Mesin
• Mesin : KOHLER Command CH-18
• 2silinder segaris 4 katup
• Diameter Silinder :𝑑𝑠𝑚 = 77 mm
• Langkah torak :𝑉𝑠𝑚 − 624𝑐𝑐 (2silinder)
• Putaran maksimum :𝑛𝑚𝑎𝑥 = 1705rpm
• Putaran minimum :𝑛𝑚𝑖𝑛 = 905rpm
• Ratio kompresi = 8,5 : 1
c) Bahan bakar
• Jenis bahan bakar : Gasoline fuel
• Density Gasoline
• Spesifik gravity bahan bakar :𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 = 0,739
Jenis flowmeter :
30
• Koefisien discharge edge orifice : K = 0,6
• Diameter orifice :
𝐷𝑎 = 40 𝑚𝑚
𝐷𝑏 = 36,1 𝑚𝑚
g) Hydro brake
• Jenis: Drah impeller
• Media brake Dn pendingin : air
• Sensor : load cell full bridge strain gage
• Panjang lengan : L = 111,5 mm = 0,1115 m
h) Panel kontrol
• Tegangan kerja : 12VDC dan 220VAC
• Merk Intrumen : Autonic
31
3.5 Diagram Alir Proses Pengujian
Mulai
Kegiatan Pengujian
1. Tinjauan Pustaka
2. Persiapan Alat dan Bahan
3. Pelaksanaan Praktikum
Pengambilan Data
TIDAK
Apakah Data
Sudah cukup
YA
Kesimpulan
Selesai
32
3.6 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin
Tek. Orifis,
Hydro Brake Udara Pelumas Gas Buang
Vol. mmH2O
No Putaran Masuk Mesin T
Gaya T BBM…ml/t(detik) Tgmk Tgmk
P iv P ov T ud oil
(N) air℃ I II
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tek. Orifis,
Hydro Brake Udara Pelumas Gas Buang
Vol. mmH2O
No Putaran Masuk Mesin T
Gaya T BBM…ml/t(detik) Tgmk Tgmk
P iv P ov T ud oil
(N) air℃ I II
34
4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian
A.) Momen putir (Mt) gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
pembacaan (𝐹). Panjang lengan torsi meter (𝐿) = 0,1115𝑚.
𝑚𝑓 𝑘𝑔
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = ( )
𝑁𝑒 𝑗𝑎𝑚.𝑊
Diketahui :
x = 8 ml = 8 x 10-6 (m3)
t = 38,30 (s)
Spgrbb = 0,7329
air = 1.000 kg/m3
2𝜋
n = 905 (Rpm) = 905 × = 94,77 𝑟𝑎𝑑/𝑠
60
𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝑎𝑖𝑟
8×10−6 𝑚3 𝑘𝑔
= × 0,7329 × 1000 𝑚3
38,30 𝑠
𝑘𝑔 3600 𝑠 𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 0,000153 × 1 𝑗𝑎𝑚 = 0,551 𝑗𝑎𝑚 = 0,551 𝑗𝑎𝑚
𝑠
𝑁𝑒 = 1,047 × 10−4 × 𝑀𝑡 × 𝑛
= 1,047 × 10−4 × 11,484 𝑁𝑚 × 94,77 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑁𝑚
= 0,1139 = 0,1139 W
𝑠
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓/𝑁𝑒
𝑘𝑔
0,551
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
= = 4,83 𝑗𝑎𝑚.𝑊
0.1139 𝑊
35
C.) 𝑉ℓ = 624 𝑐𝑐 = 624 c𝑚3 = 624.10−6 𝑚3
E.) Tekanan
Piv = Tekanan masuk venturi = 0,4 mmH2O
Pov = Tekanan keluar venturi = 0,4 mmH2O
P = Piv Pov = (0,4 (0,4)) mmH2O
9,80665 𝑃𝑎
= 0,8 mmH2O ×
1 mmH2O
= 7,845 Pa
2(P)
Q = 𝑐 × 𝐴1 × 𝐴2 × √
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × (𝐴21 −𝐴22 )
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,04𝑚)2
Aa = = = 0,00125m2
4 4
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,0316𝑚)2
Ab = = = 0,00078m2
4 4
2(7,845 Pa)
Q = 0,6 × 0,00125 𝑚2 × 0,00078 𝑚2 × √1,2 × (0,00125 2 −0,00078 2 )
𝑚3
= 0,002
𝑠
𝑚3 𝑘𝑔
ma = 0,002 × 60 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 0,144 𝑠
mai = Vℓ × 60 × n × a × 𝑢𝑑
36
𝑟𝑎𝑑 𝑘𝑔
=(624 × 10−6 )𝑚3 × 60 × 94,77 × 0,5 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 2,128 𝑠
𝑘𝑔
0,144
𝑠
= 𝑘𝑔 = 0,067 × 100% = 6,7%
2,128
𝑠
3,6 × 103 𝑘𝐽
×0,0001139
1𝑗𝑎𝑚 𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
0,551 ×43
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
𝑘𝐽
3600 × 0.0001139
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
0,551 ×43×103
𝑠 𝑘𝑔
A.) Momen putir (Mt) gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
𝑀𝑡 = 𝐹 × 𝐿 = 188,35 𝑁 × 0.1115 𝑚 = 21 𝑁𝑚
𝑚𝑓 𝑘𝑔
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = ( )
𝑁𝑒 𝑗𝑎𝑚.𝑊
Diketahui :
x = 8 ml = 8 x 10-6 (m3)
t = 15,25 (s)
Spgrbb = 0,7329
37
air = 1.000 kg/m3
2𝜋
n = 1205 (Rpm) = 1205 × = 126,187 𝑟𝑎𝑑/𝑠
60
𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝑎𝑖𝑟
8×10−6 𝑚3 𝑘𝑔
= × 0,7329 × 1000 𝑚3
15,25 𝑠
𝑘𝑔 3600 𝑠 𝑘𝑔
= 0,0003844 × 1 𝑗𝑎𝑚 = 1,383 𝑗𝑎𝑚
𝑠
𝑁𝑒 = 1,047 × 10−4 × 𝑀𝑡 × 𝑛
= 1,047 × 10−4 × 21 𝑁𝑚 × 126,187 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑁𝑚
= 0,2774 𝑠
= 0,2774 W = 0,0002774 kW
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓/𝑁𝑒
𝑘𝑔
1,383
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
= = 4,98 𝑗𝑎𝑚.𝑊
0,2774 𝑊
E.) Tekanan
Piv = Tekanan masuk venturi = 0,4 mmH2O
Pov = Tekanan keluar venturi = 0,4 mmH2O
P = Piv Pov = (0,4 (0,4)) mmH2O
9,80665 𝑃𝑎
= 0,8 mmH2O ×
1 mmH2O
= 7,845 Pa
= ma/mai
Dimana:
38
ma = 𝑄 × 60 × 𝑢𝑑
2(P)
Q = 𝑐 × 𝐴1 × 𝐴2 × √
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × (𝐴21 −𝐴22 )
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,04𝑚)2
Aa = = = 0,00125m2
4 4
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,0316𝑚)2
Ab = = = 0,00078m2
4 4
2(7,845 Pa)
Q = 0,6 × 0,00125 𝑚2 × 0,00078 𝑚2 × √1,2 × (0,00125 2 −0,00078 2 )
𝑚3
= 0,002 𝑠
𝑚3 𝑘𝑔
ma = 0,002 × 60 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 0,144
𝑠
mai = Vℓ × 60 × n × a × 𝑢𝑑
𝑟𝑎𝑑 𝑘𝑔
=(624 × 10−6 )𝑚3 × 60 × 126,187 × 0,5 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 2,834 𝑠
𝑘𝑔
0,144
𝑠
= 𝑘𝑔 = 0,05× 100% = 5%
2,834
𝑠
3,6 × 106 × 𝑁𝑒
th = × 100%
𝑚𝑓 ×𝐿𝐻𝑉
𝑘𝐽
3,6 × 106 × 0,0002774
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
1,382 ×43×103
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
3,6 × 103 𝑘𝐽
×0,0002774
1𝑗𝑎𝑚 𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
1,382 ×43
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
𝑘𝐽
3600 × 0,0002774
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
1,382 ×43×103
𝑠 𝑘𝑔
39
= 0,0168 × 100 % = 1,68 %
Keterangan:
𝑘𝐽
LHV = 43 MJ/kg = 43 x 103 𝑘𝑔
A.) Momen putir (Mt) gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
pembacaan (𝐹). Panjang lengan torsi meter (𝐿) = 0,1115𝑚.
𝑚𝑓 𝑘𝑔
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = ( )
𝑁𝑒 𝑗𝑎𝑚.𝑊
Diketahui :
x = 8 ml = 8 x 10-6 (m3)
t = 14,27 (s)
Spgrbb = 0,7329
air = 1.000 kg/m3
2𝜋
n = 1305 (Rpm) = 1305 × = 136,65 𝑟𝑎𝑑/𝑠
60
𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝑎𝑖𝑟
8×10−6 𝑚3 𝑘𝑔
= × 0,7329 × 1000 𝑚3
14,27 𝑠
𝑘𝑔 3600 𝑠 𝑘𝑔
= 0,00041 × 1 𝑗𝑎𝑚 = 1,476 𝑗𝑎𝑚
𝑠
𝑁𝑒 = 1,047 × 10−4 × 𝑀𝑡 × 𝑛
𝑁𝑚
= 0,3287 = 0,3287 W = 0,0003287 kW
𝑠
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓/𝑁𝑒
𝑘𝑔
1,476
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
= = 4,49 𝑗𝑎𝑚.𝑊
0,3287 𝑊
40
C.) 𝑉ℓ = 624 𝑐𝑐 = 624 c𝑚3 = 624.10−6 𝑚3
E.) Tekanan
= ma/mai
Dimana:
ma = 𝑄 × 60 × 𝑢𝑑
2(P)
Q = 𝑐 × 𝐴1 × 𝐴2 × √
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × (𝐴21 −𝐴22 )
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,04𝑚)2
Aa = = = 0,00125m2
4 4
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,0316𝑚)2
Ab = = = 0,00078m2
4 4
2(9,80665 Pa)
Q = 0,6 × 0,00125 𝑚2 × 0,00078 𝑚2 × √1,2 × (0,00125 2 −0,00078 2 )
𝑚3
= 0,0024 𝑠
𝑚3 𝑘𝑔
ma = 0,0024 × 60 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 0,172 𝑠
mai = Vℓ × 60 × n × a × 𝑢𝑑
41
𝑟𝑎𝑑 𝑘𝑔
=(624 × 10−6 )𝑚3 × 60 × 136,65 × 0,5 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 3,069 𝑠
𝑘𝑔
0,172
𝑠
= 𝑘𝑔 = 0,056 × 100% = 5,6%
3,069
𝑠
3,6 × 106 × 𝑁𝑒
th = × 100%
𝑚𝑓 ×𝐿𝐻𝑉
𝑘𝐽
3,6 × 106 × 0,0003287
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
1,476 ×43×10 3
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
3,6 × 103 𝑘𝐽
×0,0003287
1𝑗𝑎𝑚 𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
1,476 ×43
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
𝑘𝐽
3600 × 0,0003287
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
1,476 ×43×10 3
𝑠 𝑘𝑔
A.) Momen putir (Mt) gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
𝑚𝑓 𝑘𝑔
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = ( )
𝑁𝑒 𝑗𝑎𝑚.𝑊
Diketahui :
x = 16 ml = 16 x 10-6 (m3)
t = 19,30 (s)
Spgrbb = 0,7329
42
air = 1.000 kg/m3
2𝜋
n = 1455 (Rpm) = 1455 × = 152,36 𝑟𝑎𝑑/𝑠
60
𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝑎𝑖𝑟
16×10−6 𝑚3 𝑘𝑔
= × 0,7329 × 1000 𝑚3
19,30 𝑠
𝑘𝑔 3600 𝑠 𝑘𝑔
= 0,0006 × 1 𝑗𝑎𝑚 = 2,16 𝑗𝑎𝑚
𝑠
𝑁𝑒 = 1,047 × 10−4 × 𝑀𝑡 × 𝑛
= 1,047 × 10−4 × 28,46 𝑁𝑚 × 152,36 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑁𝑚
= 0,453 𝑠
= 0,453 W = 0,000453 kW
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓/𝑁𝑒
𝑘𝑔
2,16
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
= = 4,76 𝑗𝑎𝑚.𝑊
0,453 𝑊
E.) Tekanan
Piv = Tekanan masuk venturi = 0,4 mmH2O
Pov = Tekanan keluar venturi = 0,8 mmH2O
P = Piv Pov = (0,4 (0,8)) mmH2O
9,80665 𝑃𝑎
= 1,2 mmH2O ×
1 mmH2O
= 11,76 Pa
= ma/mai
Dimana:
43
ma = 𝑄 × 60 × 𝑢𝑑
2(P)
Q = 𝑐 × 𝐴1 × 𝐴2 × √
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × (𝐴21 −𝐴22 )
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,04𝑚)2
Aa = = = 0,00125m2
4 4
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,0316𝑚)2
Ab = = = 0,00078m2
4 4
2(11,76 Pa)
Q = 0,6 × 0,00125 𝑚2 × 0,00087 𝑚2 × √1,2× (0,001252 −0,00078 2 )
𝑚3
= 0,0026 𝑠
𝑚3 𝑘𝑔
ma = 0,0026 × 60 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 0,187
𝑠
mai = Vℓ × 60 × n × a × 𝑢𝑑
𝑟𝑎𝑑 𝑘𝑔
=(624 × 10−6 )𝑚3 × 60 × 152,36 × 0,5 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 3,422 𝑠
𝑘𝑔
0,187
𝑠
= 𝑘𝑔 = 0,054 × 100% = 5,4%
3,422
𝑠
3,6 × 106 × 𝑁𝑒
th = × 100%
𝑚𝑓 ×𝐿𝐻𝑉
𝑘𝐽
3,6 × 106 × 0,000453
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
2,16 ×43×103
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
3,6 × 103 𝑘𝐽
×0,000453
1𝑗𝑎𝑚 𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
2,16 ×43
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
𝑘𝐽
3600 × 0,000453
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
2,16 ×43×103
𝑠 𝑘𝑔
44
= 1,75 %
Keterangan:
𝑘𝐽
LHV = 43 MJ/kg = 43 x 103 𝑘𝑔
A.) Momen putir (Mt) gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
𝑚𝑓 𝑘𝑔
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = ( )
𝑁𝑒 𝑗𝑎𝑚.𝑊
Diketahui :
x = 16 ml = 16 x 10-6 (m3)
t = 14,42 (s)
Spgrbb = 0,7329
air = 1.000 kg/m3
2𝜋
n = 1605 (Rpm) = 1605 × = 168,1 𝑟𝑎𝑑/𝑠
60
𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝑎𝑖𝑟
16×10−6 𝑚3 𝑘𝑔
= × 0,7329 × 1000 𝑚3
14,42 𝑠
𝑘𝑔 3600 𝑠 𝑘𝑔
= 0,00081 × 1 𝑗𝑎𝑚 = 2,91 𝑗𝑎𝑚
𝑠
𝑁𝑒 = 1,047 × 10−4 × 𝑀𝑡 × 𝑛
= 1,047 × 10−4 × 37,3 𝑁𝑚 × 168,1 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑁𝑚
= 0,656 = 0,656 W = 0,000656 kW
𝑠
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓/𝑁𝑒
𝑘𝑔
2,88
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
= = 4,42 𝑗𝑎𝑚.𝑊
0,656 𝑊
45
Pe = (0,06 × 𝑁𝑒)/ (𝑉ℓ × 𝑎 × 𝑛)
𝑁𝑚
(0,06×0,656 )
𝑠
=
(624×10−6 𝑚3 ×0,5×168,1 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑁
= 0,75 𝑚2 = 0,75 Pa
E.) Tekanan
Piv = Tekanan masuk venturi = 0,4 mmH2O
Pov = Tekanan keluar venturi = 1,2 mmH2O
P = Piv Pov = (0,4 (1,2)) mmH2O
9,80665 𝑃𝑎
= 1,6 mmH2O ×
1 mmH2O
= 15,69 Pa
= ma/mai
Dimana:
ma = 𝑄 × 60 × 𝑢𝑑
2(P)
Q = 𝑐 × 𝐴1 × 𝐴2 × √
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × (𝐴21 −𝐴22 )
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,04𝑚)2
Aa = = = 0,00125m2
4 4
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,0316𝑚)2
Ab = = = 0,00078m2
4 4
2(15,69 Pa)
Q = 0,6 × 0,00125 𝑚2 × 0,00078 𝑚2 × √1,2× (0,00125 2 −0,00078 2 )
𝑚3
= 0,003 𝑠
𝑚3 𝑘𝑔
ma = 0,003 × 60 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 0,216 𝑠
mai = Vℓ × 60 × n × a × 𝑢𝑑
𝑟𝑎𝑑 𝑘𝑔
=(624 × 10−6 )𝑚3 × 60 × 168,1 × 0,5 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 3,77 𝑠
46
𝑘𝑔
0,216
𝑠
= 𝑘𝑔 × 100% = 5,7%
3,77
𝑠
3,6 × 106 × 𝑁𝑒
th = × 100%
𝑚𝑓 ×𝐿𝐻𝑉
𝑘𝐽
3,6 × 106 × 0,000656
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
2,88 ×43×103
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
3,6 × 103 𝑘𝐽
×0,000656
1𝑗𝑎𝑚 𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
2,88 ×43
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
𝑘𝐽
3600 × 0,000656
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
2,91 ×43×10 3
𝑠 𝑘𝑔
= 1,88 %
Keterangan:
𝑘𝐽
LHV = 43 MJ/kg = 43 x 103 𝑘𝑔
A.) Momen putir (Mt) gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
𝑚𝑓 𝑘𝑔
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = ( )
𝑁𝑒 𝑗𝑎𝑚.𝑊
Diketahui:
x = 16 ml = 16 x 10-6 (m3)
t = 07,10 (s)
Spgrbb = 0,7329
air = 1.000 kg/m3
2𝜋
n = 1705 (Rpm) = 1705 × 60
= 178,54 𝑟𝑎𝑑/𝑠
47
𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝑎𝑖𝑟
16×10−6 𝑚3 𝑘𝑔
= × 0,7329 × 1000 𝑚3
07,10 𝑠
𝑘𝑔 3600 𝑠 𝑘𝑔
= 0,00165 × 1 𝑗𝑎𝑚 = 5,94 𝑗𝑎𝑚
𝑠
𝑁𝑒 = 1,047 × 10−4 × 𝑀𝑡 × 𝑛
= 1,047 × 10−4 × 40,58 𝑁𝑚 × 178,54 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑁𝑚
= 0,758 = 0,758 W = 0,000758 kW
𝑠
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓/𝑁𝑒
𝑘𝑔
5,94 𝑘𝑔
𝑗𝑎𝑚
= = 7,83
0,758 𝑊 𝑗𝑎𝑚.𝑊
E.) Tekanan
Piv = Tekanan masuk venturi = 0,4 mmH2O
Pov = Tekanan keluar venturi = 1,6 mmH2O
P = Piv Pov = (0,4 (1,6)) mmH2O
9,80665 𝑃𝑎
= 2 mmH2O ×
1 mmH2O
= 19,6 Pa
= ma/mai
Dimana:
ma = 𝑄 × 60 × 𝑢𝑑
48
2(P)
Q = 𝑐 × 𝐴1 × 𝐴2 × √
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × (𝐴21 −𝐴22 )
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,040𝑚)2
Aa = = = 0,00125m2
4 4
×(𝐷𝑎 )2 ×(0,0316𝑚)2
Ab = = = 0,00078m2
4 4
2(19,6 Pa)
Q = 0,6 × 0,00125 𝑚2 × 0,00078 𝑚2 × √1,2×(0,00125 2 −0,00078 2 )
𝑚3
= 0,0034
𝑠
𝑚3 𝑘𝑔
ma = 0,0034 × 60 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 0,244
𝑠
mai = Vℓ × 60 × n × a × 𝑢𝑑
𝑟𝑎𝑑 𝑘𝑔
=(624 × 10−6 )𝑚3 × 60 × 178,54 × 0,5 × 1,2 𝑚3
𝑠
𝑘𝑔
= 4,01 𝑠
𝑘𝑔
0,244
𝑠
= 𝑘𝑔 × 100% = 6%
4,01
𝑠
3,6 × 106 × 𝑁𝑒
th = × 100%
𝑚𝑓 ×𝐿𝐻𝑉
𝑘𝐽
3,6 × 106 × 0,000758
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
5,94 ×43×10 3
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
3,6 × 103 𝑘𝐽
×0,00076
1𝑗𝑎𝑚 𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
5,94 ×43
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
𝑘𝐽
3600 × 0,000758
𝑠
= 𝑘𝑔 𝑘𝐽 × 100%
5,94 ×43×10 3
𝑠 𝑘𝑔
= 1,06%
49
4.3 Tabel Hasil Perhitungan Data Pengujian Motor Bakar Bensin
50
4.4 Tabel dan Grafik Hasil Perhitungan
200 206,15
188,35
150
100 103
50
0
905 1205 1305 1455 1605 1705
Putaran Mesin (rpm)
51
data tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya akan meningkat seiring dengan
bertambahnya putaran mesin.
25
22,98
20 21
15
10 11,484
5
0
905 1205 1305 1455 1605 1705
Putaran Mesin (rpm)
52
tertinggi yaitu pada putaran 1705 rpm dengan nilai torsi maksimum
mencapai 40,50 Nm. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa torsi akan
meningkat seiring bertambahnya putaran mesin.
8 7,81
7
6
5 4,83 4,98 4,76
4,49 4,43
4
3
2
1
0
8ml/905 8ml/1205 8ml/1305 16ml/1455 16ml/1605 16ml/1705
Putaran Mesin (rpm)
53
gelas ukur. Pada prinsipnya pemakaian bahan bakar berbanding lurus
dengan kenaikan putaran mesin, hal ini disebabkan karena semakin tinggi
putaran mesin maka kebutuhan bahan bakar untuk proses pembakaran akan
semakin besar pula. Pada putaran 905-1305 rpm merupakan pengujian
dengan kondisi bahan bakar 8 ml, sedangkan pada putaran 1455-1705 rpm
adalah pengujian dengan kondisi bahan bakar 16 ml. Pada pengujian dengan
kondisi bahan bakar 8 ml terjadi kenaikan pada putaran 1205 rpm dengan
nilai pemakaian bahan bakar sebesar 4,83 (kg/jam.W) kemudian terjadi
penurunan pada putaran 1305 rpm dengan nilai pemakaian bahan bakar 4,49
(kg/jam.W). Sedangkan pada pengujian dengan pemakaian bahan bakar 16
ml, pada putaran awal yaitu 1455 rpm didapatkan nilai pemakaian bahan
bakar sebesar 4,76 (kg/jam.W). Menurut analisa yang dilakukan, penurunan
konsumsi bahan tidak sesuai dengan teori dimana pemakaian bahan bakar
seharusnya berbanding lurus seiring dengan kenaikan nilai putaran. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor seperti tekanan udara sekitar,
tempetarur, putaran mesin serta mekanisme katup pada mesin.
54
B.) Grafik Daya Efektif Terhadap Putaran Mesin
0,000656
0,0006
0,0005
0,000453
0,0004
0,0003 0,0003287
0,0002774
0,0002
0,0001 0,0001139
0
905 1205 1305 1455 1605 1705
Putaran Mesin (rpm)
55
B.) Grafik Tekanan Efektif Terhadap Putaran Mesin
0,9
0,8 0,818
Tekanan Efektif (Pa)
0,75
0,7
0,6 0,571
0,5
0,462
0,4 0,422
0,346
0,3
0,2
0,1
0
905 1205 1305 1455 1605 1705
Putaran Mesin (rpm)
56
5. 5,7% 1605
6. 6% 1705
6,70%
6,00% 6%
5,60% 5,70%
5,40%
5,00% 5%
4,00%
3,00%
2,00%
1,00%
0,00%
905 1205 1305 1455 1605 1705
Putaran Mesin (rpm)
57
Tabel 4. 9 Hubungan efisiensi thermis terhadap putaran
1,68%
1,50%
1,00% 1,06%
0,50%
0,00%
905 1205 1305 1455 1605 1705
Putaran Mesin (rpm)
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil analisa yang dilakukan, kenaikan putaran pada mesin sangat
berpengaruh pada prestasi mesin. Nilai gaya berbanding lurus dengan
kenaikan putaran mesin. Begitu juga pada torsi, daya, serta tekanan efektif
yang grafiknya semakin naik seiring dengan kenaikan nilai putaran mesin.
Pada grafik hubungan antara pemakaian bahan bakar dengan putaran mesin,
terjadi penurunan dan kenaikan nilai sebelum akhirnya mengalami kenaikan
drastis pada putaran tertinggi. Penurunan dan kenaikan ini dapat diakibatkan
oleh beberapa faktor, seperti tekanan udara sekitar, tempetarur, putaran
mesin serta mekanisme katup pada mesin.
2. Nilai efisiensi volumetri tidak selalu 100%, hal ini dipengaruhi oleh
temperatur, kecepatan mesin, mekanisme katup serta banyaknya udara yang
masuk kedalam ruang bakar. Sementara pada efisiensi thermal terjadi
penurunan drastis pada putaran mesin tertinggi, hal ini mungkin dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti perbandingan kompresi, waktu penyalaan,
lokasi busi dan kontruksi pada ruang bakar.
5.2 Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
Taufiqur Rokhman. 2012. Efisiesi volumetris, Thermal dan Mekanis Pada Motor
Bakar. https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2012/12/13/efisiensi-
volumetris-termal-dan-mekanis-pada-motor-bakar/ diakses pada 18
November 2021.
60
LAMPIRAN
61
PROFIL ANGGOTA
KELOMPOK 3
62
Nama : Tomi Kurniawansah
NPM : 41187001180040
Email : tomi.kurniawansah@gmail.com
Program Studi : Teknik Mesin S-1 Reg A1
Konsentrasi : Manufaktur
63