Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 5190711047
Pada masa itu, kaum muslimin yang memiliki mazhab dan keyakinan religious
yang sama kemudian mendirikan organisai Islam, yakni, NU. Kedua organisasi Islam ini
yaitu NU dan Muhammadiyah pada masa-masa awal berdirinya saling bergesekan
mengenai persoalan mazhab dan keyakinan religious. Akhirnya, diantara NU dan
Muhammadiyah terjadi semacam kesepahaman tentang perlunya ukhuwah islamiyah.
Jika diringkas ada tiga model ukhuwah islamiyah yang digagas dan diperjuangkan oleh
kaum muslimin Indonesia, yakni: 1). Ukhuwah Islamiyah terbatas dalam rumpun islam
suni(NU,Muhammadiyah, persis dan Islam suni lainnya), 2). Ukhuwah Islamiyah lebih
luas hingga mencakup islam syiah, 3). Ukhuwah Islamiyah lebih luas lagi hingga
mencakup ahmadiyah dan islam liberal.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Teologis tentang Konsep Keberagaman Islam
dan Membangun Persatuan Umat dalam Keberagaman
1. Menggali Sumber Historis dan Sosiologis tentang Konsep Keberagaman Islam dan
Membangun Persatuan Umat dalam Keberagaman
a. Awal Lahirnya Mazhab dalam Islam
Ketika nabi masih berada di tengah tengah umat, semua persoalan dikembalikan
dan dijawab oleh beliau. Oleh karrena itu, di era nubuwah tidak terdapat perbedaan
mazhab. Perbedaan Mazhab muncul ketika nabi wafat, yakni ketika para sahabat akan
menetapkan tokoh yang paling layak untuk memimpin umat untuk menggantikan Nabi
Muhammad. Akhirnya Umar bin Khatab r.a mendeklarasikan Abu Bakar Shiddiq r.a
(tokoh mihajirin) sebagai khalifah yang disetujui oleh sebagian kaum Ansar. Sedangkan
menurut keluarga nabi (ahlul bait) Ali bin Abi Thalib k.w yang pantas menjadi khalifah
pertama. Pada saat itu sebetulnya sudah ada dua mazhab Islam yaitu Mazhab sahabat dan
Mazhab keluarga nabi. Inilah sebenarnya munculnya benih-benih munculnya dua mazhab
yaitu mazhab suni dan mazhab syiah.
Secara umum di Indonesia terdapat dua mazhab besar, yaitu mazhab yang
berpegang pada emoat mazhab (Syafi’I, Maliki, Hanafi, dan Hambali) dan mazhab yang
langsung berpegang pada Al Quran dan As Sunnah. Masyarakat NU dan kaum ahlus
sunnah wal jamaah lainnya berpegang pada empat mahzab, sedangkan masyarakat
Muhammadiyah dan Persis berpegang pada Al Quran dan As Sunnah. Sebenranya
mereka yang berpegang pada empat sunnah juga berpegang pada Al Quran dan As
Sunnah. Hadratusysyaikh Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dalam risalah “Ahlus Sunnah
Wal Jamaah” pada bagian Dasar-dasar jamiyah NU menegaskan perlunya memegangi
empat mazhab.
Pertama, umat ini sepakat untuk mengikuti ulama salaf dalam mengetahui
(memahami) ajaran Islam. Kedua, Rasulullah saw. Bersabda “Ikutilah golongan
terbesar”. Mengikuti empat mazhab berarti mengikuti golongan terbesar dan keluar
darinya berrati keluar dari golongan terbesar. Ketiga, oleh karena zaman terus bergerak,
jarak antara masa-masa awal dan masa kini semakin jauh sedangkan amanat telah di sia
siakan. Maka tidak diperkenankan memegangi pendapat-pendapat ulama jahat, kalangan
hakim yang tidak adil, dan mufti yang menuturi hawa nafsunya.
Mengapa hasil ijtihad para mujtahid bisa berbeda? Ada beberapa sebab : Pertama,
dilihat dari sifat lafal yang ada (baik dalam Al Quran maupun hadist). Terkadang dalam
satu lafal mengandung makna ganda. Terkadang kedua makna itu bahkan bersifat hakiki.
Adapun menurut tokoh Persatuan Islam (Persis), Almarhum Ustadz Abdurrahman
(1993), sebab timbulnya perbedaan mahzab adalah sebagai berikut.
a. Untuk memperoleh suatu keterangan, pada masa para imam hidup tidak
semudah sekarang.
b. Teknik grafika (mencetak) belum ada seperti sekarang yang dapat
mengakibatkan terjadi perubahan dalam masyarakat.
Tentu bukan hanya dua faktor tersebut timbulnya “khilafah” di dunia Islam. Namun, juga
di dalam cara memahami ayat-ayat Al Quran dan cara memilih hadis-hadis sahih serta
cara memahaminya.