Anda di halaman 1dari 16

UAS

STRUKTUR KAYU

Di Susun Oleh :

Nama : M. Arham Annas

Npm : 201712011

Dosen Pengampuh

Enny Harviyanti,ST.,MT

UNIVERSITAS KALTARA
TANJUNG SELOR
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan UAS Makalah Mata
Kuliah “Struktur Kayu” dengan baik. UAS Makalah ini diajukan guna memenuhi UAS
mata kuliah Struktur Kayu.

Tanjung selor 24 Juli 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Gaya Tekan Kritis ............................................................................. 2

2.2. Perencanaan Batang tekan ............................................................... 4

2.3. Panjang Efektif Kolom ................................................................... 5

2.4. Tahanan Kolom Prismatic ............................................................... 6

2.5. Kolom Berspasi ............................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Contoh Perencanaan Batang Tekan ............................................... 10

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam
dan termasuk vegetasi hutan. Kayu sering di gunakan oleh manusia untuk semua
keperluan karena mudah dalam proses pengerjaannya. Dalam hal pengelolaannya
perlu di perhitungkan secara cermat bagian bagian kayu yang dapat lebih banyak
di manfaatkan. Dalam suatu konstruksi kayu memiliki komponen struktur yang
mendukung beban aksial tarik dan tekan. Dalam hal ini akan di bahas tentang
beban tekan yang terjadi pada suatu batang kayu. Batang tekan adalah batang dari
suatu rangka batang atau elemen kolom pada suatu konstruksi yang menerima
tekan searah panjang batang.

1.2. Rumusan masalah


a. Apa pengertian batang tekan ?
b. Bagaiman menentukan perencanaan suatu batang tekan ?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian mengenai batang tekan,
b. Untuk menentukan suatu perencanaan batang tekan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Batang tekan adalah batang dari suatu rangka batang atau elemen kolom
pada bangunan gedung yang menerima tekan searah panjang batang. Elemen
struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada
struktur truss atau frame.Pada struktur frame, elemen struktur ini lebih dikenal
dengan nama kolom.

Perencanaan dimensi batang tekan lebih sulit dari pada perencanaan


batang tarik, karena perilaku tekuk lateral menyebabkan timbulnya momen
sekunder (secondary moment) selain gaya aksial tekan. Perilaku tekuk ini
dipengaruhi oleh nilai kelangsingan kolom yaitu nilai banding antara panjang
efektif kolom dengan jari - jari girasi penampang kolom. Apabila nilai
kelangsingan sangat kecil (kolom pendek/short column/stocky column), maka
serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal tekan (crushing failure).

Tetapi bila angka kelangsingan kolom sangat tinggi (kolom langsing/long


column), maka kolom akan mengalami kegagalan tekuk dan serat-serat kayu
belum mencapai kuat tekannya atau bahkan masih ada pada kondisi elastik (lateral
buckling failure). Kebanyakan kolom memiliki nilai kelangsingan diantara kedua
nilai ekstrim tersebut, dan disebut intermediate column.

2.1. Gaya Tekan Kritis

Analisis gaya tekan kritis kolom untuk beberapa macam tumpuan dapat
dilihat pada banyak buku yang membahas mekanika material, atau stabilitas
struktur (Timoshenko dkk, 1951 dan Chen dkk, 1987). Beberapa anggapan yang
digunakan untuk memperoleh gaya tekan kritis kolom adalah:

2
a. kolom lurus (tidak bengkok),
b. gaya tekan bekerja pada titik berat penampang kolom,
c. perilaku bahan kayu bersifat linier,
d. defleksi lateral kolom sebagai akibat dari momen tekuk saja; defleksi lateral
akibat gaya geser diabaikan,
e. defleksi aksial kolom sangat kecil, sehingga curvature kolom dapat didekati
dengan diferensial orde dua atas defleksi lateral

Berdasarkan anggapan-anggapan diatas, gaya tekan kritis kolom dengan


tumpuan kedua ujung adalah sendi atau jepit dapat diperoleh pada Persamaan 5.1
dan Persamaan 5.2. Gaya tekan kritis ini dikenal dengan nama gaya tekan Euler
(Pe). Dengan E adalah modulus elastis, I adalah momen inersia, dan L adalah
panjang kolom. Karena gaya tekan Euler diperoleh berdasarkan anggapan material
kayu berperilaku elastis, maka gaya tekan Euler sesuai untuk kolom dengan angka
kelangsingan tinggi. Sedangkan untuk kolom pendek atau menengah, gaya tekan
Euler menjadi tidak sesuai seperti dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gaya tekan kritis untuk kolom tumpuan sendi-sendi:

(5.1)

Gaya tekan kritis untuk kolom tumpuan jepit-jepit:

(5.2)

3
Gambar 5.1 Gaya tekan kolom untuk beberapa nilai kelangsingan

Apabila variabel L pada Persamaan 5.1 dan Persamaan 5.2diganti dengan


nila KeL dengan Ke adalah faktor panjang tekuk, makakuat tekan kritis kolom
dengan variasi tumpuan pada kedua ujungnyadapat diperoleh berdasarkan
Persamaan 5.3. Untuk kolom dengantumpuan sendi-sendi dan tumpuan jepit-jepit,
kuat tekan Eulerdiperoleh dari Persamaan 5.3 dengan mengganti nilai Ke = 1
untukkolom dengan tumpuan sendi-sendi, dan nilai Ke = 0,5 untuk tumpuanjepit-
jepit.

(5.3)

2.2. Perencanaan Batang Tekan

Menurut SNI-5 Tata cara perencanaan konstruksi kayu (2002), batang


tekan harus direncanakan sedemikian sehingga:

(5.4)

Dengan Pu adalah gaya tekan terfaktor,  adalah faktor waktu, c = 0,90


adalah faktor tahanan tekan sejajar serat, dan P’ adalah tahanan terkoreksi.
Tahanan koreksi adalah hasil dari perkalian tahanan acuan dengan faktor-faktor
koreksi.

4
2.3. Panjang efektif kolom

Panjang kolom tak-terkekang atau panjang bagian kolom tak terkekang (L)
harus diambil sebagai jarak pusat - ke-pusat pengekang lateral. Panjang kolom
tak-terkekang harus ditentukan baik terhadap sumbu kuat maupun terhadap sumbu
lemah dari kolom tersebut. Panjang efektif kolom untuk arah yang ditinjau harus
diambil sebagai KeL, dimana Ke adalah faktor panjang tekuk untuk komponen
struktur tekan. Ke tergantung pada kondisi ujung kolom dan ada atau tidak adanya
goyangan.
Untuk kolom tanpa goyangan pada arah yang ditinjau, factor panjang
tekuk (Ke) harus diambil sama dengan satu kecuali jika analisis memperlihatkan
bahwa kondisi kekangan ujung kolom memungkinkan digunakannya faktor
panjang tekuk yang lebih kecil daripada satu. Untuk kolom dengan goyangan
pada arah yang ditinjau, faktor panjang tekuk harus lebih besar daripada satu dan
ditentukan berdasarkan analisis mekanika dengan memperhitungkan kondisi
kekangan ujung kolom. Nilai Ke untuk beberapa jenis kondisi kekangan ujung dan
untuk keadaan dengan goyangan serta tanpa goyangan dapat ditentukan
menggunakan hubungan pada Gambar 5.2

Tidak diperbolehkan adanya goyangan Diperbolehkan adanya goyangan

Gambar 5.2 Nilai Ke untuk beberapa jenis kekangan ujung


(Wood Design Structures, 2003)

5
Kelangsingan kolom adalah perbandingan antara panjang efektif kolom pada arah
yang ditinjau terhadap jari-jari girasi penampang kolom pada arah itu seperti pada
Persamaan 5.5. Jari-jari girasi dihitung berdasarkan luas penampang bruto, dan
menggunakan penampang transformasi jika digunakan penampang komposit.
Untuk penampang kolom persegi (b/d) atau bulat berdiameter D, maka jari-jari
girasi dapat diperoleh seperti pada Persamaan 5.6.

Kelangsingan

(5.5)

Jari-jari girasi penampang persegi:

(5.6a)

Jari-jari girasi penampang bulat:

(5.6b)

2.4. Tahanan kolom prismatic

Tahanan tekan kolom ditentukan berdasarkan kelangsinganpenampang kolom pada arah


yang paling kritis. Tahanan tekan kolomterkoreksi ditetapkan sebagai berikut:

(5.7)

Faktor kestabilan kolom (Cp) dihitung sebagai berikut:

(5.8)

6
dengan:

(5.9)

(5.10)

Keterangan:
A : Luas penampang bruto
Fc* : Kuat tekan terkoreksi sejajar serat (setelah dikalikan semuafaktor koreksi
kecuali factorstabilitas kolom, CP)
E05’ : Nilai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke-5
Pe : Tahanan tekuk kritis (Euler) pada arah yang ditinjau
P0’ : Tahanan tekan aksial terkoreksi sejajar serat pada kelangsingan kolom
sama dengan nol
c : 0,80 untuk batang masif
c : Faktor tahanan tekan = 0,90
s : Faktor tahanan stabilitas = 0,85

Nilai modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil ke lima (E05’)


untuk balok masif dihitung berdasarkan Persamaan 5.11, dengan Ew’ adalah
modulus elastisitas lentur yang telah dikalikan dengan factor koreksi CM, Ct, Cpt,
dan CF, sedangkan KVE adalah nilai banding antara standar
deviasi/penyimpangan dengan nilai rata-rata dalam pengujian modulus elastisitas
lentur. Dari hasil pengujian untuk beberapa jenis kayu (Hoyle, 1978), nilai KVE
diperoleh sebesar 0,2. Apabila nilai KVE sebesar 0,2 disubstitusi pada Persamaan
5.11, maka E05’ = 0,69 Ew’.

(5.11)

7
2.5. Kolom Berspasi
Pada kolom berspasi ada dua sumbu utama yang melalui titik berat
penampang, yaitu sumbu bebas bahan dan sumbu bahan. Sumbubebas bahan
adalah sumbu yang arahnya sejajar muka yang berspasi (biasanya muka yang
lebih lebar) pada kolom, dan sumbu bahan adalah sumbu yang arahnya tegak
lurus arah sumbu bebas bahan dan memotong kedua komponen struktur kolom.
(Lihat Gambar 5.3.) Pada kolom berspasi yang merupakan komponen struktur
tekan dari suatu rangka batang, titik kumpul yang dikekang secara lateral
dianggap sebagai ujung dari kolom berspasi, dan elemen pengisi pada titik
kumpul tersebut dipandang sebagai klos tumpuan.

Klos tumpuan dengan ketebalan minimum sama dengan ketebalan kolom


tunggalharus diadakan pada atau dekat ujung kolom berspasi. Klos tumpuan harus
mempunyai lebar dan panjang yang memadai. Sedikitnya satuklos lapangan, klos
yang terletak diantara klos - klos tumpuan, dengan lebar sama dengan lebar klos
tumpuan harus dipasang di tengah atau didaerah tengah kolom berspasi
sedemikian sehingga l3  0,50l1.

Perbandingan panjang terhadap lebar maksimum ditentukansebagai


berikut: 1) pada bidangsumbu bahan, l1/d1 tidak bolehmelampaui 80, 2) pada
bidang sumbu bahan, l3/d1 tidak boleh melampaui 40, dan 3) pada bidang sumbu
bebas bahan, l2/d2 tidak boleh melampaui 50. Kolom berspasi yang tidak
memenuhi ketentuan tersebut harus direncanakan dengan meninjau masing-
masing komponen struktur sebagai kolom berpenampang masif yang terpisah.

Gambar 5.3 Geometri kolom berspasi

8
Tahanan tekan koreksi kolom berspasi harus diambil sebagai nilai yang
terkecil diantara tahanan tekan koreksi terhadap sumbu bebas bahan dan terhadap
sumbu bahan. Kedua nilai tahanan tersebut harus ditentukan dari Persamaan 5.7
sampai dengan Persamaan 5.10 dengan faktor-faktor tahanan, faktor waktu, dan
faktor-faktor koreksi yang berlaku pada kolom masif. Momen inersia terhadap
sumbu bebas bahan yang digunakan di dalam Persamaan 5.10 adalah momen
inersia untuk komponen struktur tunggal terhadap sumbu bebas bahan dikalikan
dengan banyaknya komponen struktur. Luas bruto (A) yang digunakan dalam
Persamaan 5.7 dan 5.10 harus sama dengan luas komponen struktur tunggal
dikalikan dengan banyaknya komponen struktur.

Alat sambung di masing-masing bidang kontak antara klos tumpuan dan


komponen struktur kolom di setiap ujung kolom berspasi harus mempunyai
tahanan geser sebagaimana ditentukan pada Persamaan 5.12. Z’ adalah tahanan
geser terkoreksi klos tumpuan dalam satuan Newton, A1 adalah luas komponen
struktur tunggal (mm2), dan Ks adalah konstanta klos tumpuan (MPa) yang
nilainya bergantung pada l1/d1 dan berat jenis komponen-komponen struktur
yang disambung (lihat Tabel 5.1).

(5.12)

Tabel 5.1 Konstanta klos tumpuan

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Contoh Perencanaan Batang Tekan

Rencanakan batang tekan AC pada contoh soal perencanaan batang Tarik ( kayu
kelas A dengan mutu E21 ). Asumsikan bahwa buhul pada struktur truss dapat
dianggap sama dengan dukungan sendi.
Penyelesaian
Trial 1
Ukuran penampang batang adalah 50/120 (b = 50 mm, d = 120 mm)
L = (1252+1502) X 0,5
= 195 mm
Jari-jari girasi (r) = 0,2887.b
= 14,4 mm
Kelangsingan (KeL)/r = (1x195)/14,4
= 13,56
Menghitung kuat tekan sejajar serat acuan (Fc) dan modulus elastisitas lentur
acuan (Ew) akibat rasio tahanan mutu kayu A sebesar 0,8.
Fc = 0,8x40
= 32 MPa
Ew = 0,8x20000
= 16000 MPa
Menghitung faktor kestabilan kolom (Cp)
Fc* = Fc CM Ct Cpt CF
Fc* = 32x1,00x1,00x1,00x1,00
= 32 MPa
P0’ = A.Fc*
P0’ = 50x120x32
= 192 Kn

10
Ew’ = CM Ct Cpt Ew
= 1,00x1,00x1,00x16000
= 16000 MPa
E05’ = 0,69
Ew’ = 0,69x16000
= 11040 MPa

Menghitung tahanan tekan terkoreksi (P’)


P’ = CP. P0’
P’ = 0,99x192
= 190 kN
Kontrol tahanan tekan terfaktor
Pu c P’ = 97,5 kN  0,6x0,9x190
= 97,5 kN  102,6 kN … Ok!

11
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Batang tekan merupakan batang dari suatu rangka batang atau elemen
kolom pada bangunan gedung yang menerima tekan searah panjang batang.
Beban yang cenderung membuat batang bertambah pendek akan mengasilkan
tegangan tekan pada batang tersebut. pada rangka batang, umumnya batang tepi
atas adalah batang tekan biasanya struktur tekan terdapat pada bangunan
bangunan seperti rangka kuda kuda atap, kolom pada portal bangunan gedung.
Dalam perencanaanya harus mempertimbangkan 5 hal yang telah di bahas pada
uraian pembahasan di atas.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://docplayer.info/33666869-Struktur-kayu-batang-tekan.html
2. https://docplayer.info/67666507-Perencanaan-struktur-kayu.html
3. https://docplayer.info/32033523-V-batang-tekan-i-gaya-tekan-kritis-
column-maka-serat-serat-kayu-pada-penampang-kolom-akan-gagal.html

13

Anda mungkin juga menyukai