Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANG DUNIA I DAN PERANG DUNIA II

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. Citra Wulandari (3020027)


2. Jeni Haryanti (3020028)
3. Heldi Agung Alfikri (3019021)

Program Studi : Pendidikan Sejarah


Mata Kuliah : Sejarah Asia Timur
Semester : III. A
Dosen Pembimbing : Agus Susilo M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perang
Dunia I dan Perang Dunia II ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulis
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Agus Susilo. M.Pd. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perang dunia I
dan Perang Dunia II
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Agus Susilo. M.Pd selaku
dosen mata kuliah Sejarah Asia Timur yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, 05 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I
KATA PENGANTAR ...................................................................................... II
DAFTAR ISI ..................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perang Dunia I......................................................................................... 2
B. Perang Dunia II....................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang
dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini
melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi
bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania
Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang
terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia namun saat Austria-Hongaria
melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut
berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak
Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih
dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam
salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama
akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu
senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas.

Perang Dunia II adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai


tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia
termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi
militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang
terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai
pasukan militer Dalam keadaan “perang total”, negara-negara besar
memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk
keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan
militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian
massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam
peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta
jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan
sepanjang sejarah umat manusia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan bagaimana terjadinya perang dunia I ?
2. Jelaskan bagaimana terjadinya perang dunia II ?

C. Tujuan
1. Mengetahui terjadinya perang dunia I.
2. Mengetahui terjadinya perang dunia II.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perang Dunia I

1.Sebab-Sebab Terjadinya Perang Dunia I

Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang
dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini
melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi
bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania
Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang
terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia namun saat Austria-Hongaria
melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut
berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak
Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih
dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam
salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama

2
akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu
senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas.

Pada tanggal 28 Juli, konflik ini dibuka dengan invasi ke Serbia oleh
Austria-Hongaria, diikuti invasi Jerman ke Belgia, Luksemburg, dan Perancis, dan
serangan Rusia ke Jerman. Angkatan darat Rusia berhasil mengalahkan pasukan
Kesultanan Utsmaniyah, namun dipaksa mundur dari Prusia Timur dan Polandia
oleh angkatan darat Jerman. Front lainnya dibuka setelah Kesultanan Utsmaniyah
ikut serta dalam perang tahun 1914, Italia dan Bulgaria tahun 1915, dan Rumania
tahun 1916. Kekaisaran Rusia runtuh bulan Maret 1917, dan Rusia menarik diri
dari perang setelah Revolusi Oktober pada akhir tahun itu. Setelah serangan
Jerman di sepanjang front barat tahun 1918, Sekutu memaksa pasukan Jerman
mundur dalam serangkaian serangan yang sukses dan pasukan Amerika Serikat
mulai memasuki parit. Jerman, yang bermasalah dengan revolusi pada saat itu,
setuju melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak
dikenal sebagai Hari Gencatan Senjata. Perang ini berakhir dengan kemenangan di
pihak Sekutu.

Sebelum 1914, suasana dominan di Eropa adalah kebanggaan dalam


Prestasi peradaban Barat dan keyakinan pada kemajuan masa depannya.
Kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, naiknya standar hidup, penyebaran
Lembaga-lembaga demokratis, perluasan kekuasaan sosial di dunia semua
menyumbang bagi rasa optimisme. Alasan lain untuk optimisme ialah bahwa,
Sejak kekalahan Napoleon, Eropa telah menghindari perang umum, dan sejak
Perang Perancis-Prusia (1870-71),23 Kekuatan Besar tidak bertempur satu sama
Lain. Segelintir orang menyadari bahwa prestasi Eropa di permukaan menutupi
pergolakan di bagian dalam, yang sedang memaksa peradaban barat menuju suatu
bencana. Sistem negara Eropa sedang gagal.

2. Meletusnya Perang Dunia I

• Pembunuhan Francis Ferdinand

3
Pada 28 Juni 1914, Francis Ferdinand dibunuh ketika sedang melakukan
kunjungan negara ke Sarajevo, ibukota Bosnia.43 Gavrilo Princip, yang
merupakan bagian dari suatu tim teroris Bosnia yang berhubungan dengan Black
Hand44 melepaskan dua tembakan dalam jarak dekat ke mobil sang pangeran.
Francis Ferdinand dan istrinya tewas dalam lima belas menit. Dengan membunuh
sang pangeran, para teroris berharap menghasilkan ketegangan di Kekaisaran
Hapsburg hingga mencapai titik didih dan mempersiapkan jalan menuju Revolusi.
Selama bertahun-tahun, para pemimpin Austria merindukan perang dengan Serbia
untuk mengakhiri hasutan bagi penyatuan Slavia Selatan. Sekarang, mereka
meyakini sebagai saat tepat untuk menyerang. Tetapi perang dengan serbia
memerlukan persetujuan Jerman. Percaya bahwa Austria adalah satu satunya
sekutu Jerman yang dapat diandalkan dan bahwa penyusutan kekuasaan dan
martabat Austria mengancam kemananan Jerman, negarawan Jerman
menyemangati sekutunya untuk mengangkat senjata melawan Serbia. Jerman dan
Austria menginginkan serangan yang cepat untuk membuat serbia kewalahan
sebelum negeri-negeri lain ikut turut campur ke dalam konflik itu.

• Jerman Menyemangati Austria

Pada 23 Juli, yakin dengan dukungan Jerman, Austria memberikan


ultimatum kepada Serbia dan menuntut jawaban dalam empat puluh jam.
Persyaratan ultimatum itu begitu keras sehingga nyaris mustahil bagi Serbia untuk
menerimanya. Reaksi inilah yang dimaksud Austria, karena ia mengusahakan
solusi militer bagi krisis itu ketimbang solusi diplomatik.46 Tetapi Rusia tidak
akan tinggal diam kepada Austro-Jerman untuk menghapuskan Serbia. Rusia takut
bahwa penaklukan Austria atas Serbia merupakan langkah pertama dalam rencana
Austro-Jerman untuk mendominasi Balkan. Perluasan kekuasaan Jerman dan
austria semacam itu dalam suatu wilayah yang berbatasan dengan Rusia tidak
mungkin bagi pemerintahan sang tsar. Lagipula, setelah menderita kemunduran
dalam urusan-urusan luar negeri, Rusia tidak akan mentolerir penghinaan yang
lain. Sewaktu Jerman bertekad untuk mendukung Austria sekutunya, Rusia
ertekad untuk tidak meninggalkan Serbia.

4
• Perang sebagai Perayaan

Ketika perang sudah pasti, terjadilah fenomena yang luar biasa.


Kerumunan orang memadati kota-kota besar dan mengungkapkan kesetiaan
mereka kepada tanah air dan kesiapan mereka untuk bertempur. Tampak rakyat
seolah-olah menginginkan kekerasan itu sendiri. Tetapi yang lebih penting lagi,
pencurahan sentimen-sentimen patriotis memperlihatkan kekuatan yang sangat
besar yang ditimbulkan nasionalisme pikiran orang Eropa. Dengan keberhasilan
luar biasa,nasionalisme menggalang berjuta-juta orang memasuki kolektivitas
yang siap untuk membaktikan tubuh dan jiwa kepada bangsa, khususnya pada saat
yang dibutuhkan. Di Paris, orang berbaris turun ke jalan-jalan besar menyanyikan
kata-kata yang membangkitkan semangat dari lagu kebangsaan nasional Perancis
Marseillaise, sementara wanita menaburi para prajurit muda dengan bunga-bunga.

B. Perang Dunia II

1. Sebab-sebab terjadinya perang dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang berlangsung mulai tahun 1939
sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk
semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang
saling bertentangan Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam
sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer
Dalam keadaan “perang total”, negara-negara besar memaksimalkan seluruh
kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga
menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh
sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil,
termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini
memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini

5
menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat
manusia.

Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai


perang dengan Republik Cina pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara umum
pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman
yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Perancis dan
Britania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan
perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau
menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop,
Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara
tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania Raya, dengan imperium
dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus
berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara
dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi
terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar
sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai
akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros,
menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan
cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.

Serbuan Poros berhenti tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai
pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan
Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa
Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros
kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun
1944, Sekutu Barat menyerbu Perancis, sementara Uni Soviet merebut kembali
semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya.
Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan
Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945.
Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang
dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara
itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti

6
melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu
Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, sehingga
mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.

Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia.


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama
internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan
besar yang merupakan pemenang perang Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina,
Britania Raya, dan Perancis menjadi anggota permanen Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Uni Soviet dan Amerika Serikat muncnul sebagai
kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia
yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh
kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi Asia dan Afrika
dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk muali
menjlaani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul
sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

2. Sebelum perang

• Invasi Italia ke Ethiopia (1935)

Perang Italia-Abisinia Kedua adalah perang kolonial singkat mulai bulan Oktober
1935 sampai Mei 1936. Perang ini terjadi antara angkatan bersenjata Kerajaan
Italia (Regno d’Italia) dan angkatan bersenjata Kekaisaran Ethiopia (juga disebut
Abisinia). Perang ini berakhir dengan pendudukan militer di Ethiopia dan
aneksasinya ke koloni baru Afrika Timur Italia (Africa Orientale Italiana, atau
AOI); selain itu, perang ini membuka kelemahan Liga Bangsa-Bangsa sebagai
kekuatan pelindung perdamaian. Baik Italia dan Ethiopia adalah negara anggota,
tetapi Liga ini tidak berbuat apa-apa ketika negara pertama jelas-jelas melanggar
Artikel X yang dibuat oleh Liga ini.[29]

• Perang Saudara Spanyol (1936-39)

7
Jerman dan Italia memberi dukungan kepada kebangkitan Nasionalis yang
dipimpin Jenderal Francisco Franco di Spanyol. Uni Soviet mendukung
pemerintah yang sudah berdiri, Republik Spanyol, yang memiliki kecenderungan
sayap kiri. Baik Jerman dan Uni Soviet memakai perang proksi ini sebagai
kesempatan menguji senjata dan taktik baru mereka. Pengeboman Guernica yang
disengaja oleh Legiun Condor Jerman pada April 1937 berkontribusi pada
kekhawatiran bahwa perang besar selanjutnya akan melibatkan serangan bom
teror besar-besaran terhadap warga sipil.[30][31]

• Invasi Jepang ke Cina (1937)

Sarang senjata mesin Cina pada Pertempuran Shanghai, 1937.


Pada bulan Juli 1937, Jepang mencaplok bekas ibu kota kekaisaran Cina Beijing
setelah memulai Insiden Jembatan Marco Polo, yang menjadi batu pijakan
kampanye Jepang untuk menjajah seluruh wilayah Cina.
Pada bulan Juni 1938, pasukan Jepang menghentikan serbuan Jepang dengan
membanjiri Sungai Kuning; manuver ini memberikan waktu bagi Cina untuk
mempersiapkan pertahanan di Wuhan, namun kota ini berhasil direbut pada bulan
Oktober. Kemenangan militer Jepang gagal menghentikan pemberontakan Cina
yang menjadi tujuan Jepang. Pemerintahan Cina pindah ke pedalaman di
Chongqing dan melanjutkan perang.

• Invasi Jepang ke Uni Soviet dan Mongolia (1938)

Pada tanggal 29 Juli 1938, Jepang menyerbu Uni Soviet dan kalah di Pertempuran
Danau Khasan. Meski pertempuran tersebut dimenangkan Soviet, Jepang
menyebutnya seri dan buntu, dan pada tanggal 11 Mei 1939, Jepang memutuskan
memindahkan perbatasan Jepang-Mongolia sampai Sungai Khalkhin Gol melalui
pemaksaan. Setelah serangkaian keberhasilan awal, serangan Jepang di Mongolia
digagalkan oleh Pasukan Merah yang menandakan kekalahan besar pertama
Angkatan Darat Kwantung Jepang.

• Pendudukan Eropa dan perjanjian

8
Di Eropa, Jerman dan Italia semakin keras. Pada bulan Maret 1938, Jerman
menganeksasi Austria, lagi-lagi mendapat sedikit perhatian dari kekuatan-
kekuatan Eropa lainnya. Semakin tertantang, Hitler mulai menegaskan klaim
Jerman atas Sudetenland, wilayah Cekoslowakia yang didominasi oleh etnis
Jerman; dan Perancis dan Britania segera memberikan wilayah ini ke Jerman
melalui Perjanjian Munich, yang dibuat melawan keinginan pemerintah
Cekoslowakia, dengan imbalan janji tidak meminta wilayah lagi. Sesaat setelah
perjanjian ini, Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia menyerahkan wilayah
tambahan ke Hongaria dan Polandia. Pada bulan Maret 1939, Jerman menyerbu
sisa Cekoslowakia dan membelahnya menjadi Protektorat Bohemia dan Moravia
Jerman dan negara klien pro-Jerman bernama Republik Slovak.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Benua Afrika merupakan benua terbesar ketiga di dunia. Dilansir dari
Encyclopedia Britannica, benua Afrika memiliki daratan seluas 30,365 juta
kilometer, yaitu sekitar 8.000 kilometer dari utara ke selatan dan 7.400 kilometer
dari timur ke barat. Pada tahun 2021, benua Afrika memiliki populasi sekitar
1.377.622.065 orang. Dan memiliki kondisi Geografis Benua-Benua di Dunia.
Secara astonomis Benua Afrika terletak diantara 37º LU – 34º LS dan 17º BB –
51º BT. Dengan demikian Benua Afrika dilalui garis khatulistiwa dan wilayah
daratannya sebagian besar di belahan bumi utara. Benua Afrika dikelilingi oleh
Samudera dan Laut serta Terusan Suez, dan system pendidikan di Afrika yaitu di
Afrika Selatan dan di Maroko.
Sistem persekolahan di Afrika Selatan terdiri atas dua macam bentuk,
yaitu, pendidikan melalui persekolah Formal (Education), pendidikan yang
pertama ini dilakukan melalui suatu lembaga persekolahan pada umumnya. Ada
yang didirikan oleh negara dan ada juga oleh swasta, dan Pendidikan melalui
Pelatihan (Training), pendidikan ini dilakukan melalui suatu lembaga bukan
merupakan suatu lembaga persekolahan tapi melalui suatu kegiatan pelatihan yang
dilakukan seperti pendidikan Kejar Paket A di Indonesia.
Sistem pendidikan di Maroko berlandaskan kepada Dahir (undang-undang
yang dikeluarkan oleh Raja) yang dapat diuraikan dalam undang-undang
departemen pendidikan nasional Maroko

B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca untuk meneliti lebih dalam Letak
Geografis dan Sistem Pendidikan di Afrika. Kami mengakui bahwa makalah kami

10
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran, kritik, tanggapan maupun
masukan dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Sulistinah Kuspriyanto. 2020. Geografi Regional Dunia. Unesa University


Press.Surabaya.
Fadhilah.2017.Benua (Letak, Luas, Iklim, Geologi, Rupa Bumi, Tata Air,
Tanah, Flora dan Fauna).
Bratmidjaja, Rachmat.1990.Seri Geografi, Afrika.PT.Intermesa.Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai