Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x

Public Administration Journal

PENGARUH KOMITMEN PADA TUGAS DAN PEMBERIAN IMBALAN TERHADAP DISIPLIN


KERJA PEGAWAI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

Ikhwan Hidayat Daulay


Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Jl. KP. Baru III No. 08 Kota Pinang

Kariono
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Prof. A. Sofyan No. 1 Kampus USU
kariono.mspusu@gmail.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen terhadap disiplin kerja
pegawai. Untuk mengetahui pengaruh pemberian imbalan terhadap disiplin kerja pegawai.
Dan untuk mengetahui pengaruh komitmen kerja dan pemberian imbalan secara bersama-
sama terhadap disiplin pegawai. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik korelasi dan regresi linier sederhana dan ganda serta korelasi parsial.
Semua perhitungan dalam analisis data menggunakan bantuan Program SPSS versi 14.0 for
windows secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja pegawai
dengan nilai Fhit (64,964). Variabel komitmen secara partial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap disiplin kerja pegawai dengann nilai thitung (4,069). Variabel Pemberian
Imbalan secara partial berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja pegawai,
dengan thitung (4,870). Nilai R Square pada tabel diatas adalah 0,797, hal ini menunjukkan
bahwa 79,70% variabel Komitmen dan Pemberian Imbalan secara simultan berpengaruh
terhadap Displin Kerja Pegawai sedangkan sisanya sebesar 20.30% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini seperti kepemimpinan, motivasi
kerja, kepuasan kerja dan lain sebagainya.

Kata kunci: Komitmen, Pemberian Imbalan, Disiplin Kerja, Labuhanbatu Selatan

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of employee commitment to the discipline.
To determine the effect of rewards on employee discipline. And to determine the effect of work
commitments and the payments together to discipline employees. Data analysis techniques in
this study is the use of correlation and simple and multiple linear regression and partial
correlation. All calculations in data analysis using SPSS version 14.0 program assistance for
windows simultaneously positive and significant impact on employee discipline with Fhit value
(64.964). Comitment variable by partial have an effect on positive and isn't it to officer labour
discipline assess tcount (4,069). Rewarding variable partial positive and significant impact on
employee discipline variable by partial have an effect on positive and isn't it to officer labour
discipline, with tcount (4,870). Value of R Square [at] above tables is 0,797, this matter indicate
that 79.70% interest variable and discipline by simultan have an effect on to officer labour
capacity while the rest equal to 20.30% explained by un-packed into [by] other variable [of] this
research model like leadership, motivation, satisfy and others.

Keyword: Commitment, Reward and Employee Discipline

PENDAHULUAN itu sendiri, kelangsungan peri-kehidupan


Lingkungan hidup adalah kesatuan dan kesejahteraan manusia serta dan mahluk
ruang dengan semua benda, daya, keadaaan hidup lain.
dan mahluk hidup, termasuk manusia dan Lingkungan hidup yang baik dan sehat
perilakunya, yang dapat mempengaruhi alam merupakan hak azasi setiap warga Negara

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 1


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Indonesia, sebagaimana diamanatkan pada Hidup, seorang/pegawai diharapkan mampu


pasal 28 H Undang- Undang Dasar Negara menciptakan suasana pelaksanaan tugas
Republik Indonesia 1945. yang terarah dan teratur, sehingga tujuan
Pembangunan ekonomi nasional, pengelolaan dan perlindungan lingkungan
sebagaimana diamanatkan oleh Undang- hidup dapat terlaksana dengan baik sesuai
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dengan yang dinginkan. Oleh sebab itu,
1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip- pelaksanaan tugas seorang pegawai harus
prinsip pembangunan berkelanjutan dan dilandasi oleh aturan-aturan tertentu yang
berwawasan lingkungan. Semangat otonomi akan mengatur dan mengarahkan kegiatan
daerah dalam penyelenggaraan pelaksanaan tugas tersebut. Aturan-aturan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik ini tidak hanya berlaku untuk pegawai tapi
Indonesia, telah membawa peerubahan juga berlaku untuk pegawai honor dan yang
hubungan dan kewenangan antara lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tercipta
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, disiplin yang baik dalam proses pelaksanaan
termasuk di bidang Perlindungan dan tugas pegawai di kantor. Jika disiplin sudah
Pengelolaan Lingkungan Hidup. ada, maka akan tercipta kerjasama dan
Kualitas lingkungan hidup yang interaksi yang baik antara pegawai dalam
semakin menurun telah mengancam Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
kelangsungan peri-kehidupan manusia dan Hidup. Sehingga hal ini akan menyebabkan
mahluk hidup lainnya, sehingga perlu proses pelaksanaan tugas-tugas akan
dilakukan perlindungan dan pengelolaan berlansung dengan baik, tertib, dan sesuai
lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dengan yang diharapkan.
dan konsisten oleh semua pihak, terutama Arikunto (1993:45) menyatakan
Pimpinan Daerah melalui Badan Lingkungan bahwa disiplin merupakan suatu masalah
Hidup sebagai perpanjangan tangannya. penting, disiplin erat kaitannya dengan
Proses pencapaian tujuan pelaksanaan adanya kesadaran akan keharusan
tugas pengelolaan dan perlindungan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan
lingkungan hidup dipengaruhi oleh banyak sebelumnya. Proses pelaksanaan tugas
faktor, salah satu yang terpenting adalah pekerjaan tidak mungkin mencapai target
pegawai Badan Lingkungan Hidup. Pegawai maksimal tanpa adanya disiplin yang baik.
merupakan komponen pengelolaan dan Jadi, disiplin merupakan salah satu unsur
perlindungan lingkungan hidup yang sangat yang penting dalam keberlansungan
penting dan menentukan keberhasilan dalam kegiatan pelaksanaan tugas di kantor.
mewujudkan tujuannya. Pegawai adalah Disiplin harus ditanamkan pada setiap
aktor utama yang berkaitan langsung dengan pegawai, baik pegawai negeri sipil maupun
kegiatan pelaksanaan tugas di kantor. Oleh pegawai honorer. Adanya disiplin akan
sebab itu, seorang pegawai memiliki peranan memberikan keuntungan kepada pegawai
strategis dalam menunjang pencapaian dikantor itu sendiri sebagai pelayan publik.
tujuan yang diinginkan. Adanya disiplin yang baik akan
Agar pegawai dapat melaksanakan memungkinkan pegawai memulai aktivitas
perannya sebagai faktor utama maka dengan kebiasaan baik, positif dan
seorang pegawai dituntut memiliki bermamfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
pengetahuan khusus (profesional) dan Seorang pegawai yang baik tidak akan
berpengalaman dalam melaksanakan bisa melaksanakan tugasnya dengan baik,
tugasnya. Seorang pegawai dituntut memiliki jika dirinya tidak disiplin. Artinya, agar
keterampilan-keterampilan pelaksanaan pegawai dapat menanamkan kesadaranan
tugas yang baik dan mampu mengelola dan nilai-nilai akan arti penting disiplin
kantornya, sehingga proses pelaksanaan kepada dirinya sendiri, terlebih dahulu
tugas dalam pengelolaan dan perlindungan pegawai harus membiasakan dirinya taat
lingkungan hidup dapat berjalan dan patuh kepada ketentuan dan peraturan
sebagaimana yang diharapkan (UU 32 Tahun yang berlaku. Sehingga dirinya dapat
2009). menjadi contoh bagi masyrakat dan
Dalam rangka mewujudkan tujuan lingkungannya. Oleh sebab itu, pegawai yang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan baik adalah pegawai yang mampu

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 61


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

memberikan contoh-contoh yang baik dilaksanakan pegawai dalam melaksanakan


masyarakat dan lingkungannya. tugas-tugasnya. Jika, sesuatu yang harus
Disiplin pegawai erat kaitannya dengan diterimanya tidak sesuai dengan dirinya,
ketaatannya dalam melaksanakan tugas. maka cendrung hal ini akan mempengaruhi
Seorang pegawai dapat dikatakan motivasinya dalam bekerja. Seorang pegawai
mempunyai disiplin, jika ia memiliki yang kurang puas dalam bekerja, biasanya
kesadaran akan jam kerja dan punya dia menampilkan prilaku yang sering
komitmen terhadap pelaksanaan tugasnya. bertentangan dengan ketentuan yang ada.
Seorang pegawai yang baik biasanya masuk Seorang pegawai yang kurang puas atas
kantor tepat pada waktunya, mengakhiri pemberian imbalan, diduga sering
tugasnya di kantor sesuai dengan waktu mempengaruhi disiplinnya dalam bekerja.
yang ditentukan, dan banyak lain kegiatan- Disiplin pegawai erat kaitannya dengan
kegiatan atau prilaku-prilaku yang akan ketaatannya dalam melaksanakan tugas.
menunjukkan disiplin seorang pegawai. Seorang pegawai dapat dikatakan
Dengan kata lain, seorang pegawai yang mempunyai disiplin, jika ia memiliki
disiplin itu, cendrung memiliki kesadarana kesadaran akan jam kerja dan punya
terhadap jam kerja dan komitmen terhadap komitmen terhadap pelaksanaan tugasnya.
tugasnya. Seorang pegawai yang baik biasanya masuk
Kedisiplinan seseorang tidak dapat kantor tepat pada waktunya, mengakhiri
dipisahkan dengan komitmen seseorang tugasnya di kantor sesuai dengan waktu
sebagaimana yang dikatakan oleh Sahertian yang ditentukan, dan banyak lain kegiatan-
(1994) bahwa komitmen merupakan kegiatan atau prilaku-prilaku yang akan
kecendrungan dalam diri seseorang untuk menunjukkan disiplin seorang pegawai.
merasa terlibat aktif dengan penuh rasa Dengan kata lain, seorang pegawai yang
tanggung jawab. Komitmen adalah adanya disiplin itu, cendrung memiliki kesadarana
kesadaran untuk terlibat aktif dalam terhadap jam kerja dan komitmen terhadap
pelaksanaan tugas. Seorang pegawai yang tugasnya.
memiliki rasa tanggung jawab terhadap Kedisiplinan seseorang tidak dapat
tugas cendrung memiliki disiplin kerja yang dipisahkan dengan komitmen seseorang
baik. Tapi, tanpa adanya rasa tanggung sebagaimana yang dikatakan oleh Sahertian
jawab dan kesadaran ini, seorang pegawai (1994) bahwa komitmen merupakan
justru sering mengabaikan disiplin terhadap kecendrungan dalam diri seseorang untuk
tugas. merasa terlibat aktif dengan penuh rasa
Komitmen merupakan penetapan di tanggung jawab. Komitmen adalah adanya
dalam diri seseorang untuk menerima atau kesadaran untuk terlibat aktif dalam
menolak satu atau lebih tujuannya, dan pelaksanaan tugas. Seorang pegawai yang
menentukan perbuatan atau kegiatannya itu. memiliki rasa tanggung jawab terhadap
Seorang pegawai yang telah menetapkan tugas cendrung memiliki disiplin kerja yang
komitmen untuk dirinya akan sanggup baik. Tapi, tanpa adanya rasa tanggung
bekerja keras dan bertanggung jawab jawab dan kesadaran ini, seorang pegawai
dengan tugasnya. Berarti, orang justru sering mengabaikan disiplin terhadap
berkomitmen diduga cendrung memiliki tugas.
kesadaran terhadap tugas. Komitmen merupakan penetapan di
Sedangkan imbalan (kompensasi) dalam diri seseorang untuk menerima atau
merupakan sesuatu yang diterima pegawai menolak satu atau lebih tujuannya, dan
sebagai balas jasa atas kerja yang telah menentukan perbuatan atau kegiatannya itu.
dilakukannya. Imbalan memang identik Seorang pegawai yang telah menetapkan
dengan pengupahan, tapi wujudnya bisa komitmen untuk dirinya akan sanggup
bersifat finasial dan non finansial (Siagian, bekerja keras dan bertanggung jawab
1983). Imbalan merupakan sesuatu yang dengan tugasnya. Berarti, orang
penting sekali bagi seorang pegawai. berkomitmen diduga cendrung memiliki
Imbalan merupakan suatu ukuran nilai akan kesadaran terhadap tugas.
kerja pegawai. Oleh sebab itu, imbalan harus Sedangkan imbalan (kompensasi)
diterimanya sesuai dengan apa yang telah merupakan sesuatu yang diterima pegawai

62 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

sebagai balas jasa atas kerja yang telah pengembangan minat. Menurut Handoko
dilakukannya. Imbalan memang identik (1996:208) disiplin adalah kegiatan
dengan pengupahan, tapi wujudnya bisa manajemen untuk menjalankan standar-
bersifat finasial dan non finansial (Siagian, standar operasional. Ada dua tipe kegiatan
1983). Imbalan merupakan sesuatu yang disiplin yaitu preventif dan korektif. Di lain
penting sekali bagi seorang pegawai. pihak, Wursanto (1992:104) mengemukakan
Imbalan merupakan suatu ukuran nilai akan bahwa disiplin adalah keadaan yang
kerja pegawai. Oleh sebab itu, imbalan harus menyebabkan atau memberikan dorongan
diterimanya sesuai dengan apa yang telah kepada pegawai untuk berbuat dan
dilaksanakan pegawai dalam melaksanakan melakukan segala kegiatan sesuai norma-
tugas-tugasnya. Jika, sesuatu yang harus norma atau aturan yang telah ditetapkan.
diterimanya tidak sesuai dengan dirinya, Selanjutnya Wursanto (1992:145)
maka cendrung hal ini akan mempengaruhi menyatakan bahwa disiplin merupakan
motivasinya dalam bekerja. Seorang pegawai suatu kepatuhan terhadap aturan-aturan,
yang kurang puas dalam bekerja, biasanya norma-norma hukum, tata tertip dan
dia menampilkan prilaku yang sering sebagainya. Dalam berdisiplin dituntut
bertentangan dengan ketentuan yang ada. adanya kepatuhan untuk menjalankan
Seorang pegawai yang kurang puas atas aturan-aturan dan tata tertip yang berlaku
pemberian imbalan, diduga sering sehingga secara sadar mau melaksanakan
mempengaruhi disiplinnya dalam bekerja. dan mantaati atura-aturan tersebut. Inti dari
Peningkatan disiplin pegawai telah disiplin tersebut adalah kepatuhan terhadap
diupayakan dilakukann semaksimal aturan-aturan, norma-norma, tata tertib.
mungkin, namun belum menunjukkan hasil Seseorang dapat dikatakan disiplin
yang menggembirakan. Sehingga mendorong selain adanya kepatuhan pada norma,
penulis untuk membahas masalah disiplin ini terlihat dari sikap hidup dan prilaku yang
melalui suatu penelitian tentang komitmen mencerminkan tanggung jawab. Sekretariat
pada tugas dan pemberian imbalan serta Negara (1996) mengemukakan bahwa
pengaruhnya terhadap disiplin Pegawai disiplin adalah suatu ketaatan terhadap
Badan Lingkungan Hidup di Kabupaten peraturan dan norma kehidupan
Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera bermasayarakat, berbangsa, dan bernegara
Utara. yang berlaku, dilaksanakan secara sadar dan
Berdasarkan latar belakang dan ikhlas lahir bathin, sehingga timbul rasa
pembatasan masalah di atas, maka masalah malu terhadap sanksi dan rasa takut
penelitian dapat dirumuskan sebagai terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
berikut: Lebih tegasnya Webster New Dictionary
1. Apakah komitmen pada tugas (1956) yang dikutip Sutisna (1983:98)
berpengaruh terhadap disiplin kerja memberikan empat pokok definisi mengenai
Pegawai Badan Lingkungan Hidup disiplin, yaitu :
Kabupaten Labuhanbatu Selatan ? a. Latihan untuk mengembangkan
2. Apakah pemberian imbalan berpengaruh pengendalian diri, karakter atau keadaan
terhadap disiplin kerja Pegawai Badan yang serba teratur dan efesien
Lingkungan Hidup Kabupaten b. Hasil latihan berupa pengendalian diri
Labuhanbatu Selatan ? dan prilaku yang tertip
3. Apakah Komitmen kerja dan pemberian c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap
imbalan secara bersama-sama kekuasaan dan kontrol
berpengaruh terhadap disiplin Pegawai d. Perlakuan yang menghukum atau
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten menyiksa.
Labuhanbatu Selatan ? Keberhasilan suatu lembaga atau
kantor dalam mencapai tujuan ditentukan
LANDASAN TEORI oleh komitmen orang-orang yang berada di
Disiplin Kerja dalamnya terhadap waktu, pekerjaan dan
Disiplin berasal dari kata latin dicipline aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan
yang berarti latihan atau pendidikan yang memuat standar-standar bagi pegawai
kesopanan dan kerohanian serta untuk melakukan kegiatan sesuai dengan

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 63


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

norma-norma atau aturan-aturan yang telah tidak akan bertahan lama apabila tidak
ditetapkan sebenarnya merupakan indikasi didasarkan atas kesadaran.
dari semangat dan kegairahan kerja yang Jadi, dua aspek penting disiplin
dapat mempengaruhi efektifitas dan tersebut, yakni kesadaran dan keteladanan.
efesiensi pencapaian tujuan dari suatu Tanpa dua hal ini sulit bagi seorang pegawai
organisasi atau instansi. untuk bisa mendisiplinkan diri dalam
Poerwadarminto (1976:42), melaksanakan tugas sehari-hari.
menjelaskan bahwa disiplin mengandung Menurut Saydam (1996:287) beberapa
pengertian latihan batin dan watak dengan gejala yang muncul dari lemahnya disiplin di
maksud supaya segala perbuatannya selalu suatu kantor akan tampak pada suasana
mentaati peraturan dan tata tertip yang kerja berikut, yaitu :
berlaku. Dalam Kamus Besar Bahasa a. Tingginya tingkat kemangkiran (absensi)
Indonesia juga disebutkan disiplin adalah pegawai
kepatuhan seseorang pada peraturan atau b. Tingginya tingkat keterlambatan saat
tata tertip. masuk kantor atau pulang lebih awal
Sedangkan Darmodihardjo (1982:23) dari jam yang sudah ditentukan.
menjelaskan disiplin kerja adalah sikap c. Para pegawai tidak mempunyai
mental yang mengandung kerelaan hati yang semangat dan gairah kerja
nampak dari tingkah laku untuk memenuhi d. Berkembangnya rasa tidak puas, saling
semua ketentuan, peraturan dan norma yang curiga, dan saling melemparkan
berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab
tanggung jawab dalam suatu organisasi. Oleh e. Tidak tercapainya penyelesaian
karena itu, disiplin muncul dari kebiasaan pekerjaan tepat waktu, karena pegawai
hidup dan belajar dari kehidupan yang lebih banyak menghabiskan waktu
teratur serta mencintai dan menghargaan untuk kegiatan yang tida ada
pekerjaannya. Rusyan dan Wijaya (1992:56) hubungannya dengan pekerjaan
menjelaskan disiplin memerlukan proses f. Tidak terlaksananya supervisi atau
pendidikan dan pelatihan yang memadai waskat dari atasan
dengan mengikuti aturan-aturan yang akan g. Sering terjadinyanya konflik
menimbulkan kebiasaan diri tetap teratur. (pertentangan) antar pegawai.
Seseorang yang berdisiplin selalu dikaitkan Uraian di atas menjelaskan bahwa
dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap banyak indikator yang menunjukkan tingkat
peraturan ditempat kerja. Nitiseminto disiplin di dalam suatu kantor. Tingginya
(1982) disiplin dapat diartikan sebagai suatu tingkat kemangkiran atau absensi pegawai
sikap, tingkah laku atau perbuatan yang sudah menunjukkan bahwa disiplin kurang
sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis berjalan dengan baik. Adanya rasa puas,
maupun tidak tertulis dari suatu organisasi. curiga, dan saling melemparkan tanggung
Pendapat senada juga dikemukakan oleh jawab adalah bentuk lain yang menunjukkan
Watkins yang dikutip Alipada (1995) yang disiplin kurang berjalan sebagaimana yang
menyebutkan bahwa disiplin menunjukkan diharapkan. Disamping itu, sering terjadi
suatu keadaan atau sikap para pegawai yang konflik, dan adanya penyelesaian pekerjaan
berkenaan dengan aturan suatu organisasi. yang kurang tepat waktu adalah suatu
Disiplin hendaklah dipelihara dan indikasi disiplin kurang mantap. Oleh sebab
dimiliki oleh setiap individu dalam suatu itu, dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
organisasi. Unsur-unsur yang berfungsi organisasi, maka disiplin harus ditegakkan
menumbuhkan dan memelihara disiplin dan diupayakan berjalan dengan baik.
menurut Moenir (1987:32) adalah : Berbagai usaha tentunya telah
Kesadaran, keteladanan dan ketegasan dilakukan oleh organisasi atau kantor untuk
sanksi atas peraturan. Selanjutnya menegakkan disiplin dalam lingkungan kerja
kesadaran merupakan unsure utama, mereka. Di lingkungan kantor disiplin
sedangkan keteladanan dan ketegasan merupakan aspek penting yang akan
peraturan merupakan unsure penguat. mendukung kelancaran pelaksanaan
Keteladanan dan ketegasan peraturan kegiatan pelaksanaan tugas. Baik disiplin
yang bersifat preventif yang ditujukan untuk

64 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

mendorong disiplin diri diantara pegawai lain, justru itu diperlukan belajar
dengan kesadaran dan partisipasi yang tinggi menaklukkan diri.
untuk menjalankan disiplin. Atau disiplin Sebelum menjadi seorang pegawai,
yang bersifat korektif yang dimaksudkan sebagaimana layaknya pegawai negeri sipil
untuk meperbaiki kesalahan pelanggaran, dan honorer, pegawai terlebih dahulu
menghalangi pegawai melakukan kesalahan diangkat sumpah dan mengucapkan janji
serupa dan menjaga standar kelompok agar jabatan oleh atasan atau pejabat lain yang
tetap konsisten dan efektif (Handoko, 1996: berwewenang melantik dan mengangkat
208-209). sumpah menurut agama dan kepercayaan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat yang dianutnya. Namun hal ini nampaknya
disimpulkan bahwa disiplin yang memuat ada kecendrungan bahwa sumpah jabatan
aturan-aturan dan norma-norma tersebut itu dilihat dari segi yuridis formal dan segi
sebenarnya mengarahkan pegawai untuk legalitas hanya merupakan serimonial saja.
bekerja dengan hasil yang maksimal, teratur Akan tetapi, banyak yang kurang memiliki
dan lancar dan ini menuntut terhadap komitmen pada tugas dan bahkan banyak
pencapaian tujuan yang efektif dan efesien. yang mengingkari sumpah tersebut.
Pegawai-pegawai yang memiliki kedisiplinan Hakekat dari pelaksanaan dan
kerja yang tinggi akan nampak pada (a) penerapan sumpah dan janji itu adalah
melaksanakan tata tertib dan aturan-aturan bagaimana seorang pegawai memiliki suatu
yang berlaku, (b) mentaati kebjaksanaan komitmen terhadap tugas, sehingga dia
pimpinan yang berlaku, (c) mematuhi dapat berperan dan memiliki tanggung
norma-norma yang ada dalam organisasi, (d) jawab terhadap tugasnya. Dalam Kamus
tetap mawas diri untuk tidak melanggar Besar Bahasa Indonesia (1995) diartikan
aturan, tata tertip dan norma yang berlaku. bahwa komitmen adalah perjanjian
(keterikatan) untuk melakukan sesuatu.
Komitmen Terhadap Tugas Belajar membuat dan memenuhi janji
Pegawai merupakan faktor penting dan (komitmen) terhadap diri sendiri adalah
sangat menentukan dalam keberhasilan cara yang lebih cepat mengembangkan
pengelolaan dan perlindungan lingkungan kemampuan. Melanggar janji sendiri pada
hidup dalam mencapai tujuannya. Pegawai diri sendiri tidak ada yang mengetahui dan
merupakan komponen penting yang tidak ada sanksi dari pihak lain, justru itu
berkaitan lansung dengan kegiatan diperlukan belajar menaklukkan diri.
pelaksanaan tugas di kantor. Kegagalan Pengembangan kemampuan yang
pegawai dalam melaksanakan kegiatan efektif adalah melalui pembuatan komitmen,
pelaksanaan tugasnya, akan mempengaruhi oleh karena itu lebih baik Convey (1997)
proses pencapaian tujuan yang telah menyatakan bahwa kunci pertumbuhan
ditetapkan. Sebagai seorang pegawai negeri adalah belajar membuat janji dan
sipil dan pegawai honorer, pegawai tentunya menepatinya. Dengan membuat janji
harus memiliki komitmen pada tugas yang terhadap diri sendiri untuk melakukan
kuat terhadap tugasnya. Dengan komitmen sesuatu aktifitas dan menepatinya sebagai
pada tugas tersebut seorang pegawai akan sesuatu yang dijunjung tinggi dalam
memiliki kepedulian dan rasa tanggung hidupnya, berarti sudah memastikan pribadi
jawab yang tinggi terhadap tugas dan yang bertanggung jawab. Covey (1997) juga
tanggung jawabnya. menegaskan bahwa dasar semua
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keberhasilan sejati adalah daya memenuhi
(1995) diartikan bahwa komitmen adalah janji dan komitmen, harga diri dan integritas
perjanjian (keterikatan) untuk melakukan pribadi yang kuat. Dalam mencapai
sesuatu. Belajar membuat dan memenuhi efektifitas kerja sebagai suatu keberhasilan
janji (komitmen) terhadap diri sendiri sejati, hanya mungkin dicapai bila kita
adalah cara yang lebih cepat mampu dan berdaya mempertahankan
mengembangkan kemampuan. Melanggar komitmen pada tugasserta memandangnya
janji sendiri pada diri sendiri tidak ada yang sebagai sikap menjaga harga diri.
mengetahui dan tidak ada sanksi dari pihak Sahertian (1994:44) mengartikan
bahwa komitmen pada tugas merupakan

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 65


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

kecendrungan dalam diri seseorang untuk organisasi tidak dapat efektif tanpa
merasa terlibat aktif dengan penuh rasa dukungan individu-individu yang
tanggung jawab. Peran aktif dengan penuh mempunyai loyalitas tinggi, memiliki
rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh komitmen untuk mengerjakan tugas-tugas,
seorang pegawai, maka akan mendorongnya bersedia untuk tetap tinggal dalam suka dan
terjun langsung dalam suatu kegiatan, harus duka serta meyakini betapa bernilainya
sanggup menetapkan keputusan untuk suatu organisasi.
dirinya sendiri dan untuk di laksanakan Wahjusumidjo (1999:76) menjelaskan
sebaiknya. Karena komitmen pada tugas komitmen pada tugas adalah sebagai janji,
merupakan suatu keputusan atau perjanjian tanggung jawab, dan keterikatan terhadap
seseorang dengan dirinya sendiri untuk keputusan yang diambil berdasarkan sikap-
melakukan atau tidak melakukan, berhenti sikap dan perjanjian yang dianut saat itu
atau meneruskan suatu kegiatan, maka serta cendrung mengkristalisasikan sikap-
personil yang telah memiliki satu dari sikap tersebut. Hal tersebut mengandung arti
beberapa alternatif yang dianggap baik, tidak bahwa komitmen pada tugas timbul
ragu-ragu dalam mengambil sikap. didasarkan pada sikap individu terhadap
Komitmen pada tugas tidak terlepas sesuatu hal. Komitmen pada tugasjuga
dari tanggung jawab. Orang yang komit, bersifat stabil karena sikap-sikap tersebut
berarti melakukan, menjalankan tugas, mengalami proses menjadi permanen/
berbuat dengan sungguh-sungguh, dan menetap.
penuh tanggung jawab. Arikunto (1993) Menurut Sahertian (1994:121-123)
komitmen pada tugas menunjukkan komitmen pada tugas merupakan salah satu
kesediaan seseorang untuk terlibat aktif bentuk sikap kerja. Sikap mempunyai
dalam suatu tugas dengan penuh tanggung peranan penting dalam setiap aspek
jawab. Oleh karena itu, seorang pegawai kehidupan dalam organisasi misalnya sikap
yang mempunyai komitmen tugas akan pegawai terhadap gaji, atasan, pekerjaan dan
menunjukkan tanggung jawabnya. rekan kerjanya. Sebagai bentuk sikap kerja,
Rasa kepedulian seseorang terhadap komitmen merefleksikan perasaan
suatu tugas dan kepentingan umum atau seseorang, suka atau tidak suka terhadap
organisasi, bukan saja karena atas lembaga tempat dia bekerja. Sehingga sikap
kepentingan pribadi, akan memberi yang seperti ini akan menimbulkan
pengaruh terhadap komitmen. Sahertian kepedulian, perhatian, dan rasa tanggung
(1994) mengatakan bahwa komitmen pada jawab pegawai terhadap pekerjaan dan
tugas lebih luas dari kepedulian, sebab lembaga tempat dia bekerja.
dalam pengertian komitmen pada tugas Semua orang secara alamiah memiliki
tercakup arti usaha dan dorongan serta komitmen. Masalahnya adalah bahwa
waktu yang cukup banyak. Sehubungan komitmen semua orang tidak akan pernah
dengan itu, Arikunto (1993) mengartikan sama. Ada orang yang komitmen terhadap
bahwa komitmen pada tugas bukan sekedar tugasnya rendah dan ada pula orang yang
keterlibatan saja, akan tetapi menunjukkan tingkat komitmennya tinggi. Hal ini
kesedian seseorang untuk terlibat aktif ditentukan oleh tingkat perkembangan dan
dalam suatu kegiatan dengan tanggung proses kejiwaan yang berbeda secara
jawab yang tinggi. Namun, dapat difahami alamiah. Israel (1990) menyebutkan bahwa
bahwa peran serta dan kepedulian juga komitmen pada tugas seseorang itu dapat
merupakan indikator komitmen. bertambah atau berkurang terhadap
Imron (1995:19) menyatakan tugasnya sangat dipengaruhi oleh sikap.
komitmen pada tugas merupakan salah satu Sherly dalam Arikunto (1993) juga
kualitas yang diinginkan dari seseorang menyatakan bahwa sikap seseorang dapat
pegawai. Sebab orang yang memiliki beralih atau berganti sesuai dengan
komitmen akan rela tetap berada dalam perkembangannya. Hal itu dapat
organisasi dan rela bekerja demi pencapaian dipengaruhi oleh usia. Sikap seseorang
tujuan organisasi. Pendapat senada juga sewaktu ia berusia muda tidak akan sama
dikemukakan Nawawi dkk (1993:4-5) bahwa dengan sikap setelah ia berusia lanjut. Sherly
organisasi yang efektif hanya akan ada bila juga mengatakan dalam Sahertian (1994)

66 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

bahwa pegawai-pegawai yang masih muda, komitmen pada tugas menunjukkan


mempunyai semangat serta rencana hidup kesediaan seseorang untuk terlibat aktif
yang lebih bergairah dari pada pegawai yang dalam suatu tugas dengan penuh tanggung
telah berusia di atas 50 tahun. Lebih lanjut jawab. Oleh karena itu, seorang pegawai
disebutkan bahwa : yang mempunyai komitmen tugas akan
Pegawai muda sangat berambisi dalam menunjukkan tanggung jawabnya.
meniti karirnya. Sedangkan pegawai Berdasarkan pengertian-pengertian di
yang sudah tua semangat dalam meniti atas dapat disimpulkan bahwa komitmen
karirnya sudah mulai berkurang. Ini tugas adalah suatu keterikatan hati dengan
disebabkan karena pegawai tua sudah suatu perjanjian atau kontrak kerja yang
tidak mampu membuat komitmen dalam menunjukkan seperangkat sikap. Dalam
menjalankan tugas. Dan pegawai Muda penelitian ini penulis berusaha merumuskan
masih memiliki semangat dan indikator komitmen pada tugas tersebut
kegairahan dalam meniti karirnya ke dalah (a) peran aktif, (b) rasa kepedulian, (c)
arah yang lebih baik. sikap terhadap tugas, (d) loyalitas, (e)
Seorang pegawai akan mengalami tanggung jawab.
sikap seperti itu secara alamiah. Walaupun
pegawai dijuluki sebagai pengemban tugas Pemberian Imbalan (Kompensasi)
mulia, namun tetap memiliki keterbatasan Adalah kenyataan yang tidak dapat
dalam menunjukkan sikapnya terhadap disangkal bahwa motivasi dasar bagi
tugas. Oleh sebab itu, seorang pegawai harus kebanyakan orang menjadi pegawai adalah
tetap dibina dan diarahkan agar dia memiliki untuk mencari nafkah. Berarti apabila disatu
komitmen terhadap tugasnya. pihak seseorang menggunakan pengetahuan,
Glasser dalam Hoy dan Miskel keterampilan, dan tenaga dan lain
(1988:100) mengatakan bahwa orang yang sebagainya berkarya untuk organisasi, di lain
memiliki komitmen pada tugasyang tinggi pihak ia mengharapkan menerima imbalan
biasanya menunjukkan loyalitas dan tertentu. Oleh sebab itu, masalah imbalan
kemampuan profesionalnya. Loyalitas yang merupakan salah satu tantangan yang harus
tinggi kepada atasan atau lembaganya dihadapi oleh majamen suatu organisasi
biasanya dengan menunjukkan (1) termasuk di sekolah. Dikatakan sebagai
kepatuhan, (2) rasa hormat, (3) kesetian, suatu tantangan karena imbalan dipandang
serta (4) disiplin diri yang tinggi. sebagai alat pemuas kebutuhan materilnya,
Menurut Gibson (1992) disiplin harus akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat
mengangungi artian positif. Dalam arti yang dan martabat manusia.
menyeluruh disiplin adalah urat organisasi, Siagian (1983:253) menjelaskan
perekat yang meletakkan bagian menjadi bahwa dalam rangka pencapaian tujuan,
satu. Disiplin yang baik memungkinkan suatu organisasi harus menerapkan suatu
komunikasi ke atas dan ke bawah yang sistem imbalan tertentu dimana kepentingan
efesien, mendorong kerjasama dan organisasi dan individu harus
membangun kebanggaan kelompok. diperhitungkan dan dipertimbangkan.
Bertindak sesuai dengan tanggung Kepentingan individu contohnya, harus
jawabnya, seorang pegawai harus mengerti mendapat perhatian dalam arti imbalan yang
beberapa fakta dasar tentang pelaksanaan diterimanya atas jasa yang diberikan oleh
disiplin. Gibson (1992) menyebutkan fakta organisasi harus dapat menjamin harkat dan
dasar itu adalah (1) pelatihan yang baik martabatnya sebagai insan yang terhormat.
membimbing kearah disiplin yang sehat, (2) Artinya, imbalan harus memungkinkan
disiplin tidak mungkin ada, tanpa seorang individu dapat mempertahankan
pengendalian yang baik, dan (3) komunikasi taraf hidup yang wajar dan layak.
yang efektif adalah dasar displin yang positif. Kepentingan organisasi adalah bahwa
Komitmen pada tugas tidak terlepas individu harus bisa menjamin
dari tanggung jawab. Orang yang komit, keberlansungan kegiatan organisasi melalui
berarti melakukan, menjalankan tugas, pengerahan pengetahuan, kemampuan,
berbuat dengan sungguh-sungguh, dan keterampilan, waktu, dan waktu pada
penuh tanggung jawab. Arikunto (1993) pencapaian tujuan organisasi. Dengan

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 67


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

perkataan lain, kepentingan organisasi dan struktural dan jabatan fungsional dan
individu adalah syarat mutlak yang harus jabatan penting lainnya yang mengakibatkan
dipertimbangkan dalam proses pemberian para pejabatnya memikul tanggung jawab
imbalan. yang kuat. Tunjangan keluarga terdiri dari
Handoko (1996) menjelaskan imbalan tunjangan suami/isteri dan tunjangan anak.
adalah sebagai sesuatu yang diterima Sedangkan tunjangan lain-lain adalah apabila
pegawai sebagai balas jasa atas kerja ada alasan-alasan yang kuat, kepada pegawai
mereka. Imbalan memang identik kepada dapat diberikan tunjangan lain-lain seperti;
pengupahan walaupun wujudknya ada yang tunjangan kemahalan daerah, tunjangan
bersifat finansial dan non finansial. penyesuaian indek harga, tunjangan karena
Anoraga (1998) menyatakan bahwa resiko jabatan dan lain-lain. Disamping itu
seorang pegawai atau pegawai tidak hanya pemberian gaji kepada pegawai negeri
bekerja dan menghasilkan upah/gaji dari bukan saja didasarkan kepada pegawai yang
jasa yang dilakukan atas pekerjannya. Disi berpangkat sama diberikan gaji yang sama,
lain pegawai itupun merasa memiliki dan tetapi juga disamping itu didasarkan pada
merasa berhak membantu pimpinan didalam sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja
memnjaga kestabilan yang telah ditargetkan yang dicapai, dan beratnya tanggung jawab
dan direncanakan organisasi. yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan
Dari penjelasan di atas, pemberian itu. Ini berarti bahwa karyawan mempunyai
imbalan itu dipengaruhi oleh beberapa hal prestasi yang baik berhak untuk
seperti, (a) tingkat upah dan gaji yang mendapatkan gaji yang banyak sesuai
berlaku. Artinya melalui survey berbagai dengan tugas dan tanggungjawab yang
sistem upah dan gaji yang diterapkan oleh diberikan kepadanya.
berbagai organisasi dalam suatu wilayah
tertentu, diketahui tingkat upah dan gaji METODE PENELITIAN
umumnya berlaku. Akan tetapi tingkat upah Penelitian ini dilaksanakan dengan
dan gaji umum itu tidak bisa diterapkan menggunakan metode penelitian
begitu saja oleh suatu organisasi tertentu. korelasional. Penelitian ini berupaya
Kebiasaan tersebut masih harus dikaitkan menggambarkan fakta-fakta seperti apa
dengan berbagai faktor lain. Salah satu faktor adanya. Populasi Dan Sampel dalam
yang harus dipertimbangkan adalah langka penelitian ini adalah. seluruh pegawai Badan
tidaknya tenaga kerja yang memiliki Lingkungan Hidup di Pemerintahan
pengetahuan dan keterampilan, (b) tuntutan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hasil
serikat pekerja, dimana eksistensi serikat survey menunjukkan bahwa populasi ini
pekerja diakui, sangat mungkin terdapat berjumlah 36 orang.
keadaan bahwa serikat pekerja berperan
dalam mengajukan tuntutan tingkat upah
dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang
berlaku. Produktifitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan dan berbagai sasaranan
suatu organisasi. Suatu organisasi
memerlukan tenaga kerja yang produktif.
Apabila tenaga kerja merasa tidak
memperoleh imbalan yang wajar, sangat Tabel 1. Distribusi Populasi Pegawai Badan
mungkin mereka tidak akan bekerja keras. Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu
Artinya tingkat produktifitas mereka akan Selatan Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan
rendah. No Jabatan
Jenjang
Jumlah
Dari pendapat para ahli diatas dapat Pendidikan

dikemukakan disini bahwa di samping gaji 1. Kepala S-1 1


yang dapat diterima oleh karyawan/pegawai 2 Sekretaris S-2 1
juga diberikan tunjangan seperti; tunjangan S-2 2
3. Kepala Bidang
S-1 1
jabatan, tunjangan keluarga dan tunjangan Kepala Sub
4. S-1 2
lain-lainnya. Tunjangan jabatan diberikan Bidang/Sub Bagian
kepada pegawai yang memangku jabatan 5. Staf S-1 18

68 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

D-3 4 Disiplin kerja menunjukkan kepatuhan


SMA 7 dan ketaatan pegawai dalam melaksanakan
Jumlah 36 tugas dan tanggung jawabnya sebagai
Sumber: Bagian Umum dan Keuangan BLH pegawai. Seorang pegawai yang memiliki
Kabupaten Labuhanbatu Selatan disiplin dapat dilihat dari prilaku yang
Adapun Teknik pengumpulan data ditampilkan sehari-hari, seperti hadir tepat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu, tidak mangkir, dan lain sebagainya.
dengan menggunakan berbagai cara, antara Variabel ini disebut dengan variabel Y. Data
lain : penyebaran kuesioner, observasi, dan tentang disiplin kerja diperoleh melalui
studi kepustakaan. Data dianalisis dengan angket yang diisi oleh pegawai yang menjadi
menggunakan teknik korelasi dan regresi responden penelitian. Angket tersebut
linier sederhana dan ganda serta korelasi dirumuskan berdasarkan indikator (a)
parsial. Semua perhitungan dalam analisis ketaatan pada peraturan, (b) kesadaran
data menggunakan bantuan Program SPSS terhadap pelaksanaan tugas, (c) tanggung
versi 16.0 for windows. jawwab terhadap pelaksanaan tugas, (d)
Adapun Definisi Konsep Dan keteladanan.
Operasionalisasi Variabel adalah sebagi
berikut: HASIL PENELITIAN
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Komitmen terhadap Tugas a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Komitmen pada tugas merupakan Komitemen pada Tugas (X1)
suatu kepedulian terhadap tugas yang Diketahui nilai r-tabel untuk uji dua
menunjukkan peran aktif, rasa tanggung sisi pada tingkat signifikan 5% (α = 0,05),
jawab, dan loyalitas pegawai terhadap tugas. dengan jumlah sample N = 36., maka
Komitmen merupakan sesuatu yang derajat bebasnya adalah N – 2 = 36 – 2 =
menunjukkan tingkat perhatian pegawai 34, dan diketahui nilai r-tabel = 0,320.
dalam melaksanakan tugas dan tanggung Dari hasil tabel output hasil perhitungan
jawabnya di kantor. Variabel ini disebut dengan SPSS versi 14.00 for windows pada
dengan variabel X1. Data tentang komitmen lampiran II dapat terlihat bahwa nilai r-
diperoleh melalui angket yang diisi oleh hitung pada kolom Corected Item Total
pegawai yang menjadi responden penelitian. Correlation semua lebih besar dari nilai
Angket tersebut dirumuskan berdasarkan r-tabel, maka seluruh butir pertanyaan
indikator (a) keperdulian terhadap tugas, (b) untuk variabel kompetensi dinyatakan
kemauan berusaha, (c) semangat valid dan reliabel, begitu juga halnya pada
mengembangkan kemampuan, dan (d) tabel reliability statistics diketahui nilai
loyalitas. Alpha Cronbach sebesar 0,929. Karena
b. Pemberian Imbalan nilai Alpha Cronbach > r-tabel maka
Imbalan merupakan jasa yang diterima angket yang digunakan reliabel, dan
pegawai atas jasa dan hasil kerja yang telah tingkat reliabilitasnya adalah sangat
dilaksanakannya atau dikerjakannya. reliabel (berada diantara 0,80 – 1,00).
Imbalan tersebut bisa dalam bentuk finasial b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
dan non finansial. Imbalan adalah sesuatu Pemberi Imbalan (X2)
yang harus diterima oleh seorang pegawai Diketahui nilai r-tabel untuk uji dua
sebagai balasan atas apa yang telah sisi pada tingkat signifikan 5% (α = 0,05),
dikerjakannya di kantor. Variabel ini disebut dengan jumlah sample N = 36., maka
dengan variabel X2. Data tentang pemberian derajat bebasnya adalah N – 2 = 36 – 2 =
imbalan diperoleh melalui angket yang diisi 34, dan diketahui nilai r-tabel = 0,320.
oleh pegawai yang menjadi responden Dari hasil tabel output hasil perhitungan
penelitian. Angket tersebut dirumuskan dengan SPSS versi 14.00 for windows pada
berdasarkan indikator (a) uang, (b) barang, lampiran II dapat terlihat bahwa nilai r-
(c) penghargaan, (d) pujian, (e) promosi hitung pada kolom Corected Item Total
jabatan, dan (f) pemberian kesempatan. Correlation semua lebih besar dari nilai
c. Disiplin Kerja r-tabel, maka seluruh butir pertanyaan
untuk variabel kompetensi dinyatakan

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 69


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

valid dan reliabel, begitu juga halnya pada Median 121,00 82,00 84,00
tabel reliability statistics diketahui nilai Mode 116 84 86
Alpha Cronbach sebesar 0,917. Karena Std. 12,929 10,780 11,319
nilai Alpha Cronbach > r-tabel maka Deviation
angket yang digunakan reliabel, dan Variance 167,171 116,200 128,114
tingkat reliabilitasnya adalah sangat Range 48 44 46
reliabel (berada diantara 0,80-1,00). Minimum 88 56 54
Maximum 136 100 100
c. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sum 4242 2898 2916
Disiplin Kerja (Y)
Diketahui nilai r-tabel untuk uji dua
1. Variabel Komitmen pada Tugas (X1)
sisi pada tingkat signifikan 5% (α = 0,05),
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor
dengan jumlah sample N = 36., maka
Komitmen Terhadap Tugas
derajat bebasnya adalah N – 2 = 36 – 2 =
34, dan diketahui nilai r-tabel = 0,320. Valid Cumulative
F Percent Percent Percent
Dari hasil tabel output hasil perhitungan Valid 54 – 61
dengan SPSS versi 14.00 for windows pada 3 8,3 8,3 8,3
62 – 69
lampiran II dapat terlihat bahwa nilai r- 2 5,6 5,6 13,9
70 – 77
hitung pada kolom Corected Item Total 5 13,9 13,9 27,8
78 – 85
Correlation semua lebih besar dari nilai 11 30,6 30,6 58,3
86 – 93
r-tabel, maka seluruh butir pertanyaan 10 27,8 27,8 86,1
94 – 101
untuk variabel kompetensi dinyatakan 5 13,9 13,9 100,0
valid dan reliabel, begitu juga halnya pada Total 36 100,0 100,0
tabel reliability statistics diketahui nilai KomitmenX1
Alpha Cronbach sebesar 0,934. Karena
nilai Alpha Cronbach > r-tabel maka 20

angket yang digunakan reliabel, dan


tingkat reliabilitasnya adalah sangat 15

reliabel (berada diantara 0,80 – 1,00).


Frequency

Deskripsi Data 10

Data penelitian ini meliputi tiga


variabel yaitu variabel Komitmen pada 5

tugas(X1), variabel Pemberian imbalan (X2),


dan variabel Disiplin kerja (Y). Dari hasil Mean =80.5
Std. Dev. =10.78
N =36
penelitian yang telah dilakukan terhadap
0
60 80 100

data, seluruh data yang masuk memenuhi KomitmenX1

syarat untuk diolah dan dianalisis. Secara


singkat dapat dinyatakan bahwa deskripsi Gambar 1. Histogram Skor Komitmen pada
data ini mengungkapkan informasi tentang Tugas(X1)
skor total, skor tertinggi, skor terendah, rata-
rata, rentang, simpangan baku, skor yang Jika dilihat sebaran skor komitmen
banyak muncul, dan skor tengah. Berikut ini pada tugas, skor tersebut dapat dibagi atas
ditampilkan perhitungan statistik dasar tiga kelompok yaitu kelompok yang
ketiga data variabel tersebut. memperoleh skor tinggi, kelompok yang
Tabel 2. Output Perhitungan Statistik memperoleh skor sedang, dan kelompok
Dasar Variabel X1, X2, dan Y yang memperoleh skor rendah. Dari hasil
perhitungan yang dilakukan diperoleh 7
Disiplin Komitmen Imbalan orang responden (19,44%) termasuk
Y X1 X2 kelompok tinggi, 22 orang responden
N Valid 36 36 36 (61,11%) termasuk kelompok sedang, dan 7
Missing 0 0 0 orang responden (19,44%) termasuk
Mean 117,83 80,50 81,00 kelompok yang memperoleh skor rendah.

70 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

2. Variabel Pemberian Imbalan (X2) Perce Valid Cumulative


F nt Percent Percent
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Valid 88 – 96
Pemberian Imbalan 4 11,1 11,1 11,1
97 – 105
3 8,3 8,3 19,4
106 – 114
Valid Cumulative 4 11,1 11,1 30,6
F Percent Percent Percent 115 – 123
9 25,0 25,0 55,6
Valid 56 – 63 3 8,3 8,3 8,3 124 – 132
12 33,3 33,3 88,9
64 – 71 4 11,1 11,1 19,4 133 – 141
4 11,1 11,1 100,0
72 – 79 4 11,1 11,1 30,6 Total 36 100,0 100,0
80 – 87 18 50,0 50,0 80,6
88 – 95 3 8,3 8,3 88,9
96 – 103 4 11,1 11,1 100,0
Total 36 100,0
ImbalanX2 100,0

Gambar 3. Histogram Skor Disiplin Kerja (Y)


6

Jika dilihat sebaran skor disiplin kerja,


Frequency

4
skor tersebut dapat dibagi atas tiga
kelompok yaitu kelompok yang memperoleh
2 skor tinggi, kelompok yang memperoleh
skor sedang, dan kelompok yang
memperoleh skor rendah. Dari hasil
Mean =81
Std. Dev. =11.319
0 N =36
60 80

ImbalanX2
100
perhitungan yang dilakukan diperoleh 16
orang responden (44,44%) termasuk
kelompok tinggi, 13 orang responden
Gambar 2. Histogram Skor Pemberian (36,11%) termasuk kelompok sedang, dan 7
Imbalan (X2) orang responden (19,44%) termasuk
kelompok yang memperoleh skor rendah.
Jika dilihat sebaran skor pemberian
imbalan, skor tersebut dapat dibagi atas tiga Uji Persyaratan Analisis
kelompok yaitu kelompok yang memperoleh 1. Uji Normalitas
skor tinggi, kelompok yang memperoleh Pengujian normalitas data adalah
skor sedang, dan kelompok yang untuk melihat normal tidaknya sebaran data
memperoleh skor rendah. Dari hasil yang akan dianalisis. Model regresi yang baik
perhitungan yang dilakukan diperoleh 15 adalah distribusi normal atau mendekati
orang responden (41,67%) termasuk normal. Untuk melihat normalitas data ini
kelompok tinggi, 16 orang responden digunakan pendekatan grafik yaitu
(44,44%) termasuk kelompok sedang, dan 5 Normality Probability Plot.
orang responden (13,89%) termasuk Deteksi normalitas dengan melihat
kelompok yang memperoleh skor rendah. penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik. Menurut Santoso (2004:214),
dasar pengambilan keputusannya adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
3. Disiplin Kerja Pegawai (Y) diagonal, maka model regresi memenuhi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin asumsi normalitas.
Kerja Pegawai b. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 71


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Gambar 5. Gambar Uji Homogenitas

3. Uji Linieritas Garis Regresi X1 dan X2


terhadap Y
Uji linieritas adalah uji yang dilakukan
untuk melihat apakah masing-masing data
variabel Komitmen pada tugas dan
Pemberian imbalan cenderung membentuk
distribusi garis linier terhadap variabel
Disiplin kerja pegawai. Hipotesis yang
Gambar 4. Normal P-P Plot of Regresion dibentuk untuk persyaratan uji Linieritas ini
Standardized Residual adalah:
Ho= Sebaran data variabel bebas membentuk
2. Uji Homogenitas garis linier terhadap variabel terikat.
Pengujian heteroskedastisitas untuk H1= Sebaran data variabel bebas tidak
melihat apakah dalam sebuah model regresi membentuk garis linier terhadap
terjadi ketidaksamaan varians dari residual variabel terikat.
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang Dasar pengambilan keputusan:
lain. Jika varians dari residual dari suatu Terima Ho: Jika skor signifikansi (deviation
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, from linierity) > skor
maka disebut homoskedastisitas dan jika signifikansi Alpha (0,05)
varians berbeda disebut heteroskedastisitas H1 : Jika skor signifikansi (deviation
dan model regresi yang baik adalah tidak from linierity) < skor
terjadi heteroskedastisitas. signifikansi Alpha (0,05)
Deteksi heteroskedastisitas dilakukan Hasil uji keberartian dan kelinearan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu persamaan regresi sederhana disajikan pada
pada data tersebut. Menurut Santoso tabel berikut ini:
(2004:208), dasar pengambilan Tabel. 6.a dan 6.b Uji Linieritas Variabel X1
keputusannya adalah: terhadap Y, dan X2 terhadap Y
a. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ANOVA Table

ada membentuk suatu pola tertentu yang Sum of


Squares df Mean Square F Sig.
teratur, maka terdapat situasi DisiplinY * KomitmenX1
Between
Groups
(Combined)
Linearity
4691,533
3556,137
15
1
312,769 5,395
3556,137 61,341
,000
,000
heteroskedastisitas. Deviation from Linearity
Within Groups
1135,396 14 81,100 1,399 ,240
1159,467 20 57,973
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- Total 5851,000 35

titik menyebar diatas dan dibawah angka


nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Berdasarkan tabel di atas, skor masing-


masing signifikansi sebesar 0,240 dan 0,461
(Deviation from linierity). Sedangkan
signifikansi Alpha yang dianut sebesar 0,05
atau pada taraf kepercayaan 95%. Dari hasil
analisis itu bisa disimpulkan bahwa hipotesis
Ho diterima dan H1 ditolak, dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa sebaran data-data
pada variabel Komitmen pada tugas dan
Pemberian imbalan membentuk garis linier
terhadap variabel Disiplin kerja pegawai.

3. Pengujian Hipotesis

72 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

a. Hipotesis Pertama dilakukan analisis korelasi dan regresi ganda


Hipotesis pertama adalah Komitmen sederhana.
pada tugas berpengaruh terhadap Disiplin Tabel 9. Koefisien Persamaan Garis Regresi
kerja pegawai. Untuk menguji hipotesis ini X2 dan Y
dilakukan analisis korelasi dan regresi
sederhana.
Tabel 7. Koefisien Persamaan Garis Regresi
X1 dan Y

Dari hasil perhitungan pada tabel


diatas didapat persamaan garis regresi Ŷ =
35,352 + 1,018X2. Berdasarkan tabel di atas,
diketahui harga t sebesar 4,870 dengan sig.
Dari hasil perhitungan pada tabel 0,000 < alpha 0,05. Hal ini mengindikasikan
diatas didapat persamaan garis regresi Ŷ bahwa persamaan arah garis regresi dapat
= 42,559 + 0,935X1. Berdasarkan tabel di dijadikan sebagai alat prediksi untuk
atas, diketahui harga t sebesar 4,069 dengan mengetahui hubungan atau pengaruh antara
sig. 0,000 < alpha 0,05. Hal ini Pemberian imbalan (X2) dengan Disiplin
mengindikasikan bahwa persamaan arah kerja pegawai (Y). Pengujian analisis ini
garis regresi dapat dijadikan sebagai alat dilakukan dengan uji F seperti yang dapat
prediksi untuk mengetahui hubungan atau dilihat pada tabel berikut.
pengaruh antara Komitmen pada tugas (X1)
dengan Disiplin kerja pegawai (Y). Pengujian
analisis ini dilakukan dengan uji F seperti Tabel 10. Uji Persamaan Regresi X2 dan Y
yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Uji Persamaan Regresi X1 dan Y

Sebagaimana terlihat pada Tabel di


atas, skor Fhit = 131,571 dengan sig. 0,000 <
alpha 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
Sebagaimana terlihat pada Tabel di model persamaan regresi yang terbentuk Ŷ =
atas, skor Fhit = 52,687 dengan sig. 0,000 < 35,352 + 1,018X2 adalah signifikan pada taraf
alpha 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan 95%.
model persamaan regresi yang terbentuk Ŷ = Berdasarkan analisis di atas dapat
42,559 + 0,935X1 adalah signifikan pada taraf disimpulkan bahwa Pemberian imbalan (X2)
kepercayaan 95%. berpengaruh terhadap Disiplin kerja
Berdasarkan analisis di atas dapat pegawai (Y). Dengan demikian hipotesis
disimpulkan bahwa Komitmen pada tugas kedua yang menyatakan Pemberian imbalan
(X1) berpengaruh terhadap Disiplin kerja terhadap tugas berpengaruh terhadap
pegawai (Y). Dengan demikian hipotesis Disiplin kerja pegawai telah teruji secara
pertama yang menyatakan Komitmen pada empiris dan dapat diterima dalam taraf
tugas berpengaruh terhadap Disiplin kerja kepercayaan 95%. Besarnya pengaruh
pegawai telah teruji secara empiris dan adalah 79,5%.
dapat diterima dalam taraf kepercayaan
95%. Besarnya pengaruh adalah 60,8%. c. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga adalah Komitmen
b. Hipotesis Kedua pada tugas dan Pemberian imbalan secara
Hipotesis kedua adalah Pemberian bersama-sama berpengaruh terhadap
imbalan berpengaruh terhadap Disiplin kerja Disiplin kerja pegawai. Untuk menguji
pegawai. Untuk menguji hipotesis ini

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 73


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan dilakukan dengan mengontrol salah satu
regresi ganda. variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 11. Koefisien Persamaan Garis Regresi Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada
X1, X2 dan Y tabel berikut.
Tabel 13.Korelasi Parsial AntaraVariabel X1
dengan Y dan X2 dengan Y
Correlations

Control Variables DisiplinY KomitmenX1


ImbalanX2 DisiplinY Correlation 1,000 ,117
Significance (2-tailed) . ,504
df 0 33
Dari hasil perhitungan pada tabel KomitmenX1 Correlation ,117 1,000
diatas didapat persamaan garis regresi Ŷ = Significance (2-tailed)
df
,504 .
33 0
33,523 + 0,118X1 + 0,924X2. Berdasarkan Correlations
pada Tabel di atas, diketahui harga t sebesar
Control Variables DisiplinY ImbalanX2
4,297 dengan sig. 0,000 < alpha 0,05. Hal ini KomitmenX1 DisiplinY Correlation 1,000 ,695
mengindikasikan bahwa persamaan arah Significance (2-tailed) . ,000

garis regresi dapat dijadikan sebagai alat


df 0 33
ImbalanX2 Correlation ,695 1,000
prediksi untuk mengetahui hubungan atau Significance (2-tailed) ,000 .
pengaruh antara Komitmen pada tugas(X1) df 33 0

dan Pemberian imbalan (X2) dengan Disiplin


kerja pegawai (Y). Pengujian analisis ini Tabel di atas memperlihatkan bahwa
dilakukan dengan uji F seperti yang dapat terdapat hubungan antara variabel X1
dilihat pada Tabel berikut. dengan variabel Y pada saat variabel X2
Tabel 12. Uji Persamaan Regresi X1, X2dan Y dikontrol, dengan koefisien korelasi sebesar
0,117. Artinya variabel Komitmen pada tugas
memberikan pengaruh terhadap Disiplin
kerja pegawai apabila Pemberian imbalan
dalam keadaan konstan korelasi sebesar
0,117. Besarnya koefisien korelasi variabel
X2 dengan variabel Y pada saat X1 dikontrol
adalah 0,695. Artinya Pemberian imbalan
Sebagaimana terlihat pada Tabel 4.21 memberikan pengaruh terhadap Disiplin
di atas, skor Fhit = 64,964 dengan sig. 0,000 < kerja pegawai apabila Komitmen pada tugas
alpha 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan konstan dengan korelasi
model persamaan regresi yang terbentuk Ŷ = sebesar 0,695.
33,523 + 0,118X1 + 0,924X2 adalah signifikan
pada taraf kepercayaan 95%. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis di atas dapat Berdasarkan hasil penelitian tentang
disimpulkan bahwa Komitmen pada deskripsi data dan tingkat pencapaian
tugas(X1) dan Pemberian imbalan (X2) secara responden dalam setiap variabel yang
bersama-sama berpengaruh terhadap diperoleh, bahwa temuan untuk Komitmen
Disiplin kerja pegawai (Y). Dengan demikian pada tugas pegawai Kantor Badan
hipotesis ketiga yang menyatakan Komitmen Lingkungan Hidup di Kabupaten
pada tugasdan Pemberian imbalan Labuhanbatu Selatan termasuk dalam
berpengaruh secara bersama-sama terhadap kategori baik, sementara untuk Pemberian
Disiplin Kerja pegawai telah teruji secara imbalan dalam kategori cukup, dan Disiplin
empiris dan dapat diterima dalam taraf kerja pegawai termasuk dalam kategori baik.
kepercayaan 95%. Besarnya pengaruh Temuan yang diperoleh berdasarkan
adalah 79,70%. rangkaian analisis data menunjukkan bahwa
Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengaruh Komitmen pada tugas terhadap
masing-masing variabel bebas tanpa adanya Disiplin kerja pegawai sebesar 60,8% dan
interaksi dari kedua variabel bebas tersebut pengaruh Pemberian imbalan tehadap
terhadap variabel terikat. dilakukan dengan Disiplin kerja pegawai sebesar 79,5%.
analisis korelasi parsial. Analisis ini Adapun jumlah pengaruh kedua variabel

74 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

bebas secara bersama-sama terhadap yang telah penulis paparkan pada latar
Disiplin kerja pegawai sebesar 79,7%. Hal ini belakang masalah, yang menyatakan bahwa
menunjukan bahwa variabel Komitmen pada Disiplin kerja pegawai Kantor Badan
tugas dan Pemberian imbalan secara Lingkungan Hidup di Kabupaten
prediktif hanya memberikan pengaruh Labuhanbatu Selatan cenderung rendah. Hal
sebesar 79,7% terhadap Disiplin kerja ini dbuktikan dengan masih banyaknya
pegawai, sedangkan pengaruh sebesar pegawai yang kurang bertanggung jawab
20,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang terhadap tugas. Penomena ini diakui oleh
diprediksi ikut menentukan pengaruh beberapa pegawai yang penulis jumpai.
Disiplin kerja pegawai Kantor Badan Namun yang membuat mereka kurang
Lingkungan Hidup di Kabupaten Disiplin terhadap pekerjaannya adalah
Labuhanbatu Selatan. belum memadainya Pemberian imbalan yang
Sebagaimana dijelaskan oleh mereka terima terhadap pekerjaan yang
Prijodarminto (1992) yang menyatakan mereka lakukan.
bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi Kepentingan organisasi adalah bahwa
Disiplin kerja pegawai, yakni (1) sikap individu harus bisa menjamin
mental (mental attitude) yang merupakan keberlansungan kegiatan organisasi melalui
sikap mental pegawai yang meliputi ketaatan pengerahan pengetahuan, kemampuan,
dan ketertibannya sebagai latihan, keterampilan, waktu, dan waktu pada
pengendalian fikiran dan watak, yang pencapaian tujuan organisasi. Dengan
biasanya diwujudkannya dalam bentuk perkataan lain, kepentingan organisasi dan
Komitmen pada tugas, (2) pemahaman yang individu adalah syarat mutlak yang harus
baik mengenai sistem aturan prilaku, norma, dipertimbangkan dalam proses Pemberian
kriteria dan standar, dan (3) kelakuan yang imbalan.
menunjukkan kegairahan, kesungguhan, dan Temuan ini sepertinya menegaskan
dorongan yang kuat dalam bekerja. walaupun terbukti bahwa Komitmen pada
Walaupun secara empiris, pengujian tugas dan Pemberian imbalan memang
hipotesis pertama, kedua, dan ketiga berpengaruh terhadap Disiplin kerja, namun
menunjukkan bahwa semua hipotesis yang disisi lain Komitmen pada tugas dan
diajukan dalam penelitian ini diterima, Pemberian imbalan harus lebih ditingkatkan.
namun pengaruh ini relative sedang. Hal ini Siagian (1983) menyatakan bahwa sistem
terbukti, salah satunya, dari tingkat imbalan yang efektif mutlak dilaksanakan di
pemahaman responden yang berada pada suatu kantor. Sistem imbalan yang efektif
kategori cukup. Ini membukikan bahwa memungkinkan adanya keadilan dalam
Pemberian imbalan yang diterima pegawai Pemberiannya. Dalam melaksanakan sistem
cenderung masih kurang, baik itu Pemberian imbalan yang efektif itu, maka harus
imbalan yang bersifat materi ataupun non dilakukan hal-hal, seperti (a) analisis
materi cenderung kurang memadai. pekerjaan, artinya perlu disusun deskripsi
Siagian (1983:253) menjelaskan jabatan, uraian pekerjaa dan standar
bahwa dalam rangka pencapaian tujuan, pekerjaan yang terdapat dalam suatu
suatu organisasi harus menerapkan suatu organsasi, (b) penilaian pekerjaan dikaitkan
sistem imbalan tertentu dimana kepentingan dengan keadilan internal, artinya dalam
organisasi dan individu harus melakukan penilaian pekerjaan diusahakan
diperhitungkan dan dipertimbangkan. tersusunnya urutan peringkat pekerjaan,
Kepentingan individu contohnya, harus penentuan nilai untuk setiap pekerjaan,
mendapat perhatian dalam arti imbalan yang susunan perbandingan dengan pekerjaan
diterimanya atas jasa yang diberikan oleh lain dalam organisasi dan Pemberian poin
organisasi harus dapat menjamin harkat dan pada setiap pekerjaan. Dengan adanya
martabatnya sebagai insan yang terhormat. peningkatan faktor-faktor yang berkaitan
Artinya, imbalan harus memungkinkan secara langsung dengan Disiplin kerja
seorang individu dapat mempertahankan pegawai, diharapkan Disiplin kerja pegawai
taraf hidup yang wajar dan layak. Kantor Badan Lingkungan Hidup di
Data hasil analisis ini mendukung Kabupaten Labuhanbatu Selatan akan lebih
observasi yang penulis lakukan sebelumnya baik lagi.

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 75


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Kabupaten Labuhanbatu Selatan,


Keterbatasan Penelitian besarnya pengaruh = 79,5%.
Penelitian ini telah dipersiapkan dan 3. Komitmen terhadap tugas dan
dirancang sedemikian rupa. Namun sebagai pemberian imbalan secara bersama-
manusia biasa yang tidak luput dari segala sama berpengaruh secara berarti
kealpaan, masih ditemukan berbagai terhadap disiplin kerja pegawai di
kelemahan dalam penelitian ini, setidaknya Kantor Badan Lingkungan Hidup di
ketidak-mampuan peneliti untuk Kabupaten Labuhanbatu Selatan,
mengorganisasikan tulisan ini menjadi lebih besarnya pengaruh = 79,7%
baik kemudian melaporkannya kepada 4. Jika variable pemberian imbalan
pembaca dalam bentuk sebuah tulisan dikontrol, maka variable komitmen
ilmiah. Bagi peneliti hal itu merupakan suatu terhadap tugas berpengaruh terhadap
hal yang sangat penting diakui, namun disiplin kerja Pegawai di Kantor Badan
mudah-mudahan tidak mengurangi esensi Lingkungan Hidup di Kabupaten
dan keberartian penelitian ini. Labuhanbatu Selatan
Hasil penelitian ini diperoleh dari 5. Jika variable komitmen terhadap tugas
instrumen yang dibagikan kepada pegawai- dikontrol, maka variable pemberian
pegawai Kantor Badan Lingkungan Hidup di imbalan berpengaruh terhadap disiplin
Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang kerja pegawai di Kantor Badan
menjadi responden dalam penelitian ini. Lingkungan Hidup di Kabupaten
Walaupun peneliti telah berusaha menyusun Labuhanbatu Selatan.
intrumen sesuai dengan kisi-kisi yang
diambil dari kajian teori, namun dalam
pengisiannya tergantung dari keobjektifan SARAN
dan kejujuran responden pada jawaban Berdasarkan hasil penelitian di atas,
instrument. Dalam hal ini, kualitas dan maka disarankan kepada:
keabsahan penelitian dalam menjelaskan 1. Pegawai hendaknya tetap berusaha
penomena yang ada tidak terlepas dari untuk meningkatkan komitmen mereka
responden yang menjawab sesuai dengan terhadap tugas walaupun imbalan yang
keadaan yang sebenarnya. mereka terima dirasa sudah memadai,
Penelitian ini hanya membatasi pada sehingga disiplin kerja tetap terjaga
dua variabel bebas yakni Komitmen pada dengan baik.
tugas dan Pemberian imbalan dalam melihat 2. Kepala Badan hendaknya dapat
Disiplin kerja pegawai dengan indikator yang menciptakan iklim kerja yang baik
terbatas. Padahal banyak faktor yang sehingga terbina iklim komunikasi yang
mempengaruhi Disiplin kerja pegawai, kondusif dalam rangka membangkitkan
sehingga diperlukan penelitian lanjutan yang komitmen pegawai terhadap tugas yang
lebih baik sehingga didapat pemahaman diemban, sehingga disiplin kerja menjadi
yang lebih komprehensif. lebih baik dalam rangka mencapai
tujuan.
3. Kepala Badan juga hendaknya
KESIMPULAN memberikan dorongan , kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dan kesempatan yang seluas-luasnya
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bagi pegawai yang ingin meningkatkan
berikut ini akan penulis rumuskan beberapa pengetahuan dan karier mereka kearah
kesimpulan: yang lebih baik.
1. Komitmen terhadap tugas berpengaruh 4. Kepala Badan dan pihak pihak terkait
secara berarti terhadap disiplin kerja untuk dapat lebih memperhatikan
pegawai di Kantor Badan Lingkungan kebutuhan yang diperlukan oleh
Hidup di Kabupaten Labuhanbatu pegawai-pegawai baik dalam hal fasilitas
Selatan, besarnya pengaruh = 60,8%. pendidikan, dorongan dan imbalan yang
2. Pemberian imbalan berpengaruh secara sesuai sehingga pegawai dapat
berarti terhadap disiplin kerja pegawai menjalankan tugasnya dengan tenang
di Kantor Badan Lingkungan Hidup di dan lebih professional.

76 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

5. Peneliti selanjutnya agar lebih Moenir, A.S. (1987). Pendekatan Manusiawi


memperluas kajian tentang disiplin kerja dan Organisasi Terhadap Pembinaan
pegawai yang tidak dibahas dalam Kepegawaian. Jakarta : Ghalia
penelitian ini. Indonesia
Nawawi, Hadari dan Martini (1993).
DAFTAR PUSTAKA Kepemimpinan Yang Efektif.
Anoraga, Panji (1998). Psikologi Kinerja. Yogyakarta: Gajah Mada University
Jakarta: Rineka Cipta. Press
Andini, Shinta Wanda Dwi, Sri Mintarti, Tetra Nitiseminto, Alex (1982) Manajemen
Hidayati (2013), “Pengaruh Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia
Pengawasan dan Motivasi Terhadap Newstrom, John W. (1993) Organizasional
Kinerja dengan Disiplin Kerja Pegawai Behavior: Human Behavior at Work.,
Kebersihan dan Pertamanan Kota New York: Mcgraw Hill
Samarinda”, Jurnal Publikasi Ilmiah Poerwadarminto, W.J. (1976). Kamus Umum
Universitas Mulawarman Samarinda, Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai
Vol. 1 No.1 Pustaka
Cochran, William G. (1997). Sampling Prijodarminto, Soegeng (1992). Disiplin, Kita
Techniques. New Delhi: Weseley Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya
Eastern Private Limited. Paramita
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Rosanti, Asfia (2002) Komitmen Guru pada
(1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tugas Ditinjau dari Motivasi
Jakarta: Balai Pustaka. Berprestasi, Insentif, dan Persepsi Guru
Gibson, Ivancevich & Donnelly, (1992), tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
Organisasi (terjemahan: Djoerban di SLTP Negeri Lubuk Basung, Tesis,
Wahid), Jakarta UNP Padang
Handoko. T. hani (1996). Manajemen Saydam, Gozali (1996) Manajemen Sumber
Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius Daya Manusia Suatu Pendekatan Mikro.
Harbani, Pasolong, 2007, Teori Administrasi Jakarta: Djambatan
Publik, Bandung: Alfabeta. Sekretariat Negara (1996). Gerakan Disiplin
Human Resource Management Journal, Vol. Nasional Menyonsong Era Keterbukaan.
24 No.1 2014 Utrecht University: Eva Jakarta: Setneg
Knies and Peter Leisink, 2013, “Linking Siagian, Sondang P, (2008). Organisasi,
people management and extra-role Kepemimpinan dan Perilaku
behavior; result of a longitudinal Administrasi, Jakarta: Gunung Agung.
study”. Simanjuntak, Payaman J, 2005, Manajemen
Hoy W.K. dan Miskel CG., (1998), Educational dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: FE UI,
Administration: Theory, Research, and Singgih, Santoso, (2004). Panduan Lengkap
Practice. New York: Random House, Menguasai SPSS, Jakarta: Gramedia.
Inc. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009,
Israel, Arturo (1990). Pengembangan Tentang: Perlindungan dan
Kelembagaan Pengalaman Proyek- Pengelolaan Lingkungan Hidup
Proyek Bank Dunia. Jakarta : LP3ES Wahjusumidjo (1987). Kepemimpinan dan
International Journal on Public Policy & Motivasi, Jakarta: Rineka Cipta
Development Prepared By: Program Wursanto (1992). Administrasi Kepegawaian,
Pascasarjana Magister Administrasi Jakarta: Raja Grapindo Persada
Publik Universitas Medan Area: Evans Weinstein, Netta and Richard. M. Ryan, 2010.
K.G. 2000 “Public Policy& When Helping Helps: Autonomous
Development”. Motivation for Prosocial Behavior and
Mahidin (2002). Kontribusi Disiplin dan Its Influence on Well-Being for the
Persepsi tentang Pembelajaran Helper and Recipient: Journal of
terhadap Keprofesionalan Staf Pengajar Personality and Social Psychology,
Fakultas Tarbiyah IAIN-SU Medan, 98(2): 222-244
Tesis, UNP Padang. Yusmanda (2001) Kontribusi Disiplin Kerja
dan Supervisi terhadap Kinerja Pamong

JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015 77


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Belajar Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Terhadap Disiplin Guru SD di


Sumatera Barat, Tesis, UNP Padang. Kecamatan Koto Tangah Kota Padang,
Zainal, Asnidar (2004) Kontribusi Pada Tesis, UNP Padang
Tugas dan Pemberian Imbalan

78 JAP Vol. 3 No. 1, Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai