Kariono
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Prof. A. Sofyan No. 1 Kampus USU
kariono.mspusu@gmail.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen terhadap disiplin kerja
pegawai. Untuk mengetahui pengaruh pemberian imbalan terhadap disiplin kerja pegawai.
Dan untuk mengetahui pengaruh komitmen kerja dan pemberian imbalan secara bersama-
sama terhadap disiplin pegawai. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik korelasi dan regresi linier sederhana dan ganda serta korelasi parsial.
Semua perhitungan dalam analisis data menggunakan bantuan Program SPSS versi 14.0 for
windows secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja pegawai
dengan nilai Fhit (64,964). Variabel komitmen secara partial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap disiplin kerja pegawai dengann nilai thitung (4,069). Variabel Pemberian
Imbalan secara partial berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja pegawai,
dengan thitung (4,870). Nilai R Square pada tabel diatas adalah 0,797, hal ini menunjukkan
bahwa 79,70% variabel Komitmen dan Pemberian Imbalan secara simultan berpengaruh
terhadap Displin Kerja Pegawai sedangkan sisanya sebesar 20.30% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini seperti kepemimpinan, motivasi
kerja, kepuasan kerja dan lain sebagainya.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of employee commitment to the discipline.
To determine the effect of rewards on employee discipline. And to determine the effect of work
commitments and the payments together to discipline employees. Data analysis techniques in
this study is the use of correlation and simple and multiple linear regression and partial
correlation. All calculations in data analysis using SPSS version 14.0 program assistance for
windows simultaneously positive and significant impact on employee discipline with Fhit value
(64.964). Comitment variable by partial have an effect on positive and isn't it to officer labour
discipline assess tcount (4,069). Rewarding variable partial positive and significant impact on
employee discipline variable by partial have an effect on positive and isn't it to officer labour
discipline, with tcount (4,870). Value of R Square [at] above tables is 0,797, this matter indicate
that 79.70% interest variable and discipline by simultan have an effect on to officer labour
capacity while the rest equal to 20.30% explained by un-packed into [by] other variable [of] this
research model like leadership, motivation, satisfy and others.
sebagai balas jasa atas kerja yang telah pengembangan minat. Menurut Handoko
dilakukannya. Imbalan memang identik (1996:208) disiplin adalah kegiatan
dengan pengupahan, tapi wujudnya bisa manajemen untuk menjalankan standar-
bersifat finasial dan non finansial (Siagian, standar operasional. Ada dua tipe kegiatan
1983). Imbalan merupakan sesuatu yang disiplin yaitu preventif dan korektif. Di lain
penting sekali bagi seorang pegawai. pihak, Wursanto (1992:104) mengemukakan
Imbalan merupakan suatu ukuran nilai akan bahwa disiplin adalah keadaan yang
kerja pegawai. Oleh sebab itu, imbalan harus menyebabkan atau memberikan dorongan
diterimanya sesuai dengan apa yang telah kepada pegawai untuk berbuat dan
dilaksanakan pegawai dalam melaksanakan melakukan segala kegiatan sesuai norma-
tugas-tugasnya. Jika, sesuatu yang harus norma atau aturan yang telah ditetapkan.
diterimanya tidak sesuai dengan dirinya, Selanjutnya Wursanto (1992:145)
maka cendrung hal ini akan mempengaruhi menyatakan bahwa disiplin merupakan
motivasinya dalam bekerja. Seorang pegawai suatu kepatuhan terhadap aturan-aturan,
yang kurang puas dalam bekerja, biasanya norma-norma hukum, tata tertip dan
dia menampilkan prilaku yang sering sebagainya. Dalam berdisiplin dituntut
bertentangan dengan ketentuan yang ada. adanya kepatuhan untuk menjalankan
Seorang pegawai yang kurang puas atas aturan-aturan dan tata tertip yang berlaku
pemberian imbalan, diduga sering sehingga secara sadar mau melaksanakan
mempengaruhi disiplinnya dalam bekerja. dan mantaati atura-aturan tersebut. Inti dari
Peningkatan disiplin pegawai telah disiplin tersebut adalah kepatuhan terhadap
diupayakan dilakukann semaksimal aturan-aturan, norma-norma, tata tertib.
mungkin, namun belum menunjukkan hasil Seseorang dapat dikatakan disiplin
yang menggembirakan. Sehingga mendorong selain adanya kepatuhan pada norma,
penulis untuk membahas masalah disiplin ini terlihat dari sikap hidup dan prilaku yang
melalui suatu penelitian tentang komitmen mencerminkan tanggung jawab. Sekretariat
pada tugas dan pemberian imbalan serta Negara (1996) mengemukakan bahwa
pengaruhnya terhadap disiplin Pegawai disiplin adalah suatu ketaatan terhadap
Badan Lingkungan Hidup di Kabupaten peraturan dan norma kehidupan
Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera bermasayarakat, berbangsa, dan bernegara
Utara. yang berlaku, dilaksanakan secara sadar dan
Berdasarkan latar belakang dan ikhlas lahir bathin, sehingga timbul rasa
pembatasan masalah di atas, maka masalah malu terhadap sanksi dan rasa takut
penelitian dapat dirumuskan sebagai terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
berikut: Lebih tegasnya Webster New Dictionary
1. Apakah komitmen pada tugas (1956) yang dikutip Sutisna (1983:98)
berpengaruh terhadap disiplin kerja memberikan empat pokok definisi mengenai
Pegawai Badan Lingkungan Hidup disiplin, yaitu :
Kabupaten Labuhanbatu Selatan ? a. Latihan untuk mengembangkan
2. Apakah pemberian imbalan berpengaruh pengendalian diri, karakter atau keadaan
terhadap disiplin kerja Pegawai Badan yang serba teratur dan efesien
Lingkungan Hidup Kabupaten b. Hasil latihan berupa pengendalian diri
Labuhanbatu Selatan ? dan prilaku yang tertip
3. Apakah Komitmen kerja dan pemberian c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap
imbalan secara bersama-sama kekuasaan dan kontrol
berpengaruh terhadap disiplin Pegawai d. Perlakuan yang menghukum atau
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten menyiksa.
Labuhanbatu Selatan ? Keberhasilan suatu lembaga atau
kantor dalam mencapai tujuan ditentukan
LANDASAN TEORI oleh komitmen orang-orang yang berada di
Disiplin Kerja dalamnya terhadap waktu, pekerjaan dan
Disiplin berasal dari kata latin dicipline aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan
yang berarti latihan atau pendidikan yang memuat standar-standar bagi pegawai
kesopanan dan kerohanian serta untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
norma-norma atau aturan-aturan yang telah tidak akan bertahan lama apabila tidak
ditetapkan sebenarnya merupakan indikasi didasarkan atas kesadaran.
dari semangat dan kegairahan kerja yang Jadi, dua aspek penting disiplin
dapat mempengaruhi efektifitas dan tersebut, yakni kesadaran dan keteladanan.
efesiensi pencapaian tujuan dari suatu Tanpa dua hal ini sulit bagi seorang pegawai
organisasi atau instansi. untuk bisa mendisiplinkan diri dalam
Poerwadarminto (1976:42), melaksanakan tugas sehari-hari.
menjelaskan bahwa disiplin mengandung Menurut Saydam (1996:287) beberapa
pengertian latihan batin dan watak dengan gejala yang muncul dari lemahnya disiplin di
maksud supaya segala perbuatannya selalu suatu kantor akan tampak pada suasana
mentaati peraturan dan tata tertip yang kerja berikut, yaitu :
berlaku. Dalam Kamus Besar Bahasa a. Tingginya tingkat kemangkiran (absensi)
Indonesia juga disebutkan disiplin adalah pegawai
kepatuhan seseorang pada peraturan atau b. Tingginya tingkat keterlambatan saat
tata tertip. masuk kantor atau pulang lebih awal
Sedangkan Darmodihardjo (1982:23) dari jam yang sudah ditentukan.
menjelaskan disiplin kerja adalah sikap c. Para pegawai tidak mempunyai
mental yang mengandung kerelaan hati yang semangat dan gairah kerja
nampak dari tingkah laku untuk memenuhi d. Berkembangnya rasa tidak puas, saling
semua ketentuan, peraturan dan norma yang curiga, dan saling melemparkan
berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab
tanggung jawab dalam suatu organisasi. Oleh e. Tidak tercapainya penyelesaian
karena itu, disiplin muncul dari kebiasaan pekerjaan tepat waktu, karena pegawai
hidup dan belajar dari kehidupan yang lebih banyak menghabiskan waktu
teratur serta mencintai dan menghargaan untuk kegiatan yang tida ada
pekerjaannya. Rusyan dan Wijaya (1992:56) hubungannya dengan pekerjaan
menjelaskan disiplin memerlukan proses f. Tidak terlaksananya supervisi atau
pendidikan dan pelatihan yang memadai waskat dari atasan
dengan mengikuti aturan-aturan yang akan g. Sering terjadinyanya konflik
menimbulkan kebiasaan diri tetap teratur. (pertentangan) antar pegawai.
Seseorang yang berdisiplin selalu dikaitkan Uraian di atas menjelaskan bahwa
dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap banyak indikator yang menunjukkan tingkat
peraturan ditempat kerja. Nitiseminto disiplin di dalam suatu kantor. Tingginya
(1982) disiplin dapat diartikan sebagai suatu tingkat kemangkiran atau absensi pegawai
sikap, tingkah laku atau perbuatan yang sudah menunjukkan bahwa disiplin kurang
sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis berjalan dengan baik. Adanya rasa puas,
maupun tidak tertulis dari suatu organisasi. curiga, dan saling melemparkan tanggung
Pendapat senada juga dikemukakan oleh jawab adalah bentuk lain yang menunjukkan
Watkins yang dikutip Alipada (1995) yang disiplin kurang berjalan sebagaimana yang
menyebutkan bahwa disiplin menunjukkan diharapkan. Disamping itu, sering terjadi
suatu keadaan atau sikap para pegawai yang konflik, dan adanya penyelesaian pekerjaan
berkenaan dengan aturan suatu organisasi. yang kurang tepat waktu adalah suatu
Disiplin hendaklah dipelihara dan indikasi disiplin kurang mantap. Oleh sebab
dimiliki oleh setiap individu dalam suatu itu, dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
organisasi. Unsur-unsur yang berfungsi organisasi, maka disiplin harus ditegakkan
menumbuhkan dan memelihara disiplin dan diupayakan berjalan dengan baik.
menurut Moenir (1987:32) adalah : Berbagai usaha tentunya telah
Kesadaran, keteladanan dan ketegasan dilakukan oleh organisasi atau kantor untuk
sanksi atas peraturan. Selanjutnya menegakkan disiplin dalam lingkungan kerja
kesadaran merupakan unsure utama, mereka. Di lingkungan kantor disiplin
sedangkan keteladanan dan ketegasan merupakan aspek penting yang akan
peraturan merupakan unsure penguat. mendukung kelancaran pelaksanaan
Keteladanan dan ketegasan peraturan kegiatan pelaksanaan tugas. Baik disiplin
yang bersifat preventif yang ditujukan untuk
mendorong disiplin diri diantara pegawai lain, justru itu diperlukan belajar
dengan kesadaran dan partisipasi yang tinggi menaklukkan diri.
untuk menjalankan disiplin. Atau disiplin Sebelum menjadi seorang pegawai,
yang bersifat korektif yang dimaksudkan sebagaimana layaknya pegawai negeri sipil
untuk meperbaiki kesalahan pelanggaran, dan honorer, pegawai terlebih dahulu
menghalangi pegawai melakukan kesalahan diangkat sumpah dan mengucapkan janji
serupa dan menjaga standar kelompok agar jabatan oleh atasan atau pejabat lain yang
tetap konsisten dan efektif (Handoko, 1996: berwewenang melantik dan mengangkat
208-209). sumpah menurut agama dan kepercayaan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat yang dianutnya. Namun hal ini nampaknya
disimpulkan bahwa disiplin yang memuat ada kecendrungan bahwa sumpah jabatan
aturan-aturan dan norma-norma tersebut itu dilihat dari segi yuridis formal dan segi
sebenarnya mengarahkan pegawai untuk legalitas hanya merupakan serimonial saja.
bekerja dengan hasil yang maksimal, teratur Akan tetapi, banyak yang kurang memiliki
dan lancar dan ini menuntut terhadap komitmen pada tugas dan bahkan banyak
pencapaian tujuan yang efektif dan efesien. yang mengingkari sumpah tersebut.
Pegawai-pegawai yang memiliki kedisiplinan Hakekat dari pelaksanaan dan
kerja yang tinggi akan nampak pada (a) penerapan sumpah dan janji itu adalah
melaksanakan tata tertib dan aturan-aturan bagaimana seorang pegawai memiliki suatu
yang berlaku, (b) mentaati kebjaksanaan komitmen terhadap tugas, sehingga dia
pimpinan yang berlaku, (c) mematuhi dapat berperan dan memiliki tanggung
norma-norma yang ada dalam organisasi, (d) jawab terhadap tugasnya. Dalam Kamus
tetap mawas diri untuk tidak melanggar Besar Bahasa Indonesia (1995) diartikan
aturan, tata tertip dan norma yang berlaku. bahwa komitmen adalah perjanjian
(keterikatan) untuk melakukan sesuatu.
Komitmen Terhadap Tugas Belajar membuat dan memenuhi janji
Pegawai merupakan faktor penting dan (komitmen) terhadap diri sendiri adalah
sangat menentukan dalam keberhasilan cara yang lebih cepat mengembangkan
pengelolaan dan perlindungan lingkungan kemampuan. Melanggar janji sendiri pada
hidup dalam mencapai tujuannya. Pegawai diri sendiri tidak ada yang mengetahui dan
merupakan komponen penting yang tidak ada sanksi dari pihak lain, justru itu
berkaitan lansung dengan kegiatan diperlukan belajar menaklukkan diri.
pelaksanaan tugas di kantor. Kegagalan Pengembangan kemampuan yang
pegawai dalam melaksanakan kegiatan efektif adalah melalui pembuatan komitmen,
pelaksanaan tugasnya, akan mempengaruhi oleh karena itu lebih baik Convey (1997)
proses pencapaian tujuan yang telah menyatakan bahwa kunci pertumbuhan
ditetapkan. Sebagai seorang pegawai negeri adalah belajar membuat janji dan
sipil dan pegawai honorer, pegawai tentunya menepatinya. Dengan membuat janji
harus memiliki komitmen pada tugas yang terhadap diri sendiri untuk melakukan
kuat terhadap tugasnya. Dengan komitmen sesuatu aktifitas dan menepatinya sebagai
pada tugas tersebut seorang pegawai akan sesuatu yang dijunjung tinggi dalam
memiliki kepedulian dan rasa tanggung hidupnya, berarti sudah memastikan pribadi
jawab yang tinggi terhadap tugas dan yang bertanggung jawab. Covey (1997) juga
tanggung jawabnya. menegaskan bahwa dasar semua
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keberhasilan sejati adalah daya memenuhi
(1995) diartikan bahwa komitmen adalah janji dan komitmen, harga diri dan integritas
perjanjian (keterikatan) untuk melakukan pribadi yang kuat. Dalam mencapai
sesuatu. Belajar membuat dan memenuhi efektifitas kerja sebagai suatu keberhasilan
janji (komitmen) terhadap diri sendiri sejati, hanya mungkin dicapai bila kita
adalah cara yang lebih cepat mampu dan berdaya mempertahankan
mengembangkan kemampuan. Melanggar komitmen pada tugasserta memandangnya
janji sendiri pada diri sendiri tidak ada yang sebagai sikap menjaga harga diri.
mengetahui dan tidak ada sanksi dari pihak Sahertian (1994:44) mengartikan
bahwa komitmen pada tugas merupakan
kecendrungan dalam diri seseorang untuk organisasi tidak dapat efektif tanpa
merasa terlibat aktif dengan penuh rasa dukungan individu-individu yang
tanggung jawab. Peran aktif dengan penuh mempunyai loyalitas tinggi, memiliki
rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh komitmen untuk mengerjakan tugas-tugas,
seorang pegawai, maka akan mendorongnya bersedia untuk tetap tinggal dalam suka dan
terjun langsung dalam suatu kegiatan, harus duka serta meyakini betapa bernilainya
sanggup menetapkan keputusan untuk suatu organisasi.
dirinya sendiri dan untuk di laksanakan Wahjusumidjo (1999:76) menjelaskan
sebaiknya. Karena komitmen pada tugas komitmen pada tugas adalah sebagai janji,
merupakan suatu keputusan atau perjanjian tanggung jawab, dan keterikatan terhadap
seseorang dengan dirinya sendiri untuk keputusan yang diambil berdasarkan sikap-
melakukan atau tidak melakukan, berhenti sikap dan perjanjian yang dianut saat itu
atau meneruskan suatu kegiatan, maka serta cendrung mengkristalisasikan sikap-
personil yang telah memiliki satu dari sikap tersebut. Hal tersebut mengandung arti
beberapa alternatif yang dianggap baik, tidak bahwa komitmen pada tugas timbul
ragu-ragu dalam mengambil sikap. didasarkan pada sikap individu terhadap
Komitmen pada tugas tidak terlepas sesuatu hal. Komitmen pada tugasjuga
dari tanggung jawab. Orang yang komit, bersifat stabil karena sikap-sikap tersebut
berarti melakukan, menjalankan tugas, mengalami proses menjadi permanen/
berbuat dengan sungguh-sungguh, dan menetap.
penuh tanggung jawab. Arikunto (1993) Menurut Sahertian (1994:121-123)
komitmen pada tugas menunjukkan komitmen pada tugas merupakan salah satu
kesediaan seseorang untuk terlibat aktif bentuk sikap kerja. Sikap mempunyai
dalam suatu tugas dengan penuh tanggung peranan penting dalam setiap aspek
jawab. Oleh karena itu, seorang pegawai kehidupan dalam organisasi misalnya sikap
yang mempunyai komitmen tugas akan pegawai terhadap gaji, atasan, pekerjaan dan
menunjukkan tanggung jawabnya. rekan kerjanya. Sebagai bentuk sikap kerja,
Rasa kepedulian seseorang terhadap komitmen merefleksikan perasaan
suatu tugas dan kepentingan umum atau seseorang, suka atau tidak suka terhadap
organisasi, bukan saja karena atas lembaga tempat dia bekerja. Sehingga sikap
kepentingan pribadi, akan memberi yang seperti ini akan menimbulkan
pengaruh terhadap komitmen. Sahertian kepedulian, perhatian, dan rasa tanggung
(1994) mengatakan bahwa komitmen pada jawab pegawai terhadap pekerjaan dan
tugas lebih luas dari kepedulian, sebab lembaga tempat dia bekerja.
dalam pengertian komitmen pada tugas Semua orang secara alamiah memiliki
tercakup arti usaha dan dorongan serta komitmen. Masalahnya adalah bahwa
waktu yang cukup banyak. Sehubungan komitmen semua orang tidak akan pernah
dengan itu, Arikunto (1993) mengartikan sama. Ada orang yang komitmen terhadap
bahwa komitmen pada tugas bukan sekedar tugasnya rendah dan ada pula orang yang
keterlibatan saja, akan tetapi menunjukkan tingkat komitmennya tinggi. Hal ini
kesedian seseorang untuk terlibat aktif ditentukan oleh tingkat perkembangan dan
dalam suatu kegiatan dengan tanggung proses kejiwaan yang berbeda secara
jawab yang tinggi. Namun, dapat difahami alamiah. Israel (1990) menyebutkan bahwa
bahwa peran serta dan kepedulian juga komitmen pada tugas seseorang itu dapat
merupakan indikator komitmen. bertambah atau berkurang terhadap
Imron (1995:19) menyatakan tugasnya sangat dipengaruhi oleh sikap.
komitmen pada tugas merupakan salah satu Sherly dalam Arikunto (1993) juga
kualitas yang diinginkan dari seseorang menyatakan bahwa sikap seseorang dapat
pegawai. Sebab orang yang memiliki beralih atau berganti sesuai dengan
komitmen akan rela tetap berada dalam perkembangannya. Hal itu dapat
organisasi dan rela bekerja demi pencapaian dipengaruhi oleh usia. Sikap seseorang
tujuan organisasi. Pendapat senada juga sewaktu ia berusia muda tidak akan sama
dikemukakan Nawawi dkk (1993:4-5) bahwa dengan sikap setelah ia berusia lanjut. Sherly
organisasi yang efektif hanya akan ada bila juga mengatakan dalam Sahertian (1994)
perkataan lain, kepentingan organisasi dan struktural dan jabatan fungsional dan
individu adalah syarat mutlak yang harus jabatan penting lainnya yang mengakibatkan
dipertimbangkan dalam proses pemberian para pejabatnya memikul tanggung jawab
imbalan. yang kuat. Tunjangan keluarga terdiri dari
Handoko (1996) menjelaskan imbalan tunjangan suami/isteri dan tunjangan anak.
adalah sebagai sesuatu yang diterima Sedangkan tunjangan lain-lain adalah apabila
pegawai sebagai balas jasa atas kerja ada alasan-alasan yang kuat, kepada pegawai
mereka. Imbalan memang identik kepada dapat diberikan tunjangan lain-lain seperti;
pengupahan walaupun wujudknya ada yang tunjangan kemahalan daerah, tunjangan
bersifat finansial dan non finansial. penyesuaian indek harga, tunjangan karena
Anoraga (1998) menyatakan bahwa resiko jabatan dan lain-lain. Disamping itu
seorang pegawai atau pegawai tidak hanya pemberian gaji kepada pegawai negeri
bekerja dan menghasilkan upah/gaji dari bukan saja didasarkan kepada pegawai yang
jasa yang dilakukan atas pekerjannya. Disi berpangkat sama diberikan gaji yang sama,
lain pegawai itupun merasa memiliki dan tetapi juga disamping itu didasarkan pada
merasa berhak membantu pimpinan didalam sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja
memnjaga kestabilan yang telah ditargetkan yang dicapai, dan beratnya tanggung jawab
dan direncanakan organisasi. yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan
Dari penjelasan di atas, pemberian itu. Ini berarti bahwa karyawan mempunyai
imbalan itu dipengaruhi oleh beberapa hal prestasi yang baik berhak untuk
seperti, (a) tingkat upah dan gaji yang mendapatkan gaji yang banyak sesuai
berlaku. Artinya melalui survey berbagai dengan tugas dan tanggungjawab yang
sistem upah dan gaji yang diterapkan oleh diberikan kepadanya.
berbagai organisasi dalam suatu wilayah
tertentu, diketahui tingkat upah dan gaji METODE PENELITIAN
umumnya berlaku. Akan tetapi tingkat upah Penelitian ini dilaksanakan dengan
dan gaji umum itu tidak bisa diterapkan menggunakan metode penelitian
begitu saja oleh suatu organisasi tertentu. korelasional. Penelitian ini berupaya
Kebiasaan tersebut masih harus dikaitkan menggambarkan fakta-fakta seperti apa
dengan berbagai faktor lain. Salah satu faktor adanya. Populasi Dan Sampel dalam
yang harus dipertimbangkan adalah langka penelitian ini adalah. seluruh pegawai Badan
tidaknya tenaga kerja yang memiliki Lingkungan Hidup di Pemerintahan
pengetahuan dan keterampilan, (b) tuntutan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hasil
serikat pekerja, dimana eksistensi serikat survey menunjukkan bahwa populasi ini
pekerja diakui, sangat mungkin terdapat berjumlah 36 orang.
keadaan bahwa serikat pekerja berperan
dalam mengajukan tuntutan tingkat upah
dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang
berlaku. Produktifitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan dan berbagai sasaranan
suatu organisasi. Suatu organisasi
memerlukan tenaga kerja yang produktif.
Apabila tenaga kerja merasa tidak
memperoleh imbalan yang wajar, sangat Tabel 1. Distribusi Populasi Pegawai Badan
mungkin mereka tidak akan bekerja keras. Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu
Artinya tingkat produktifitas mereka akan Selatan Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan
rendah. No Jabatan
Jenjang
Jumlah
Dari pendapat para ahli diatas dapat Pendidikan
valid dan reliabel, begitu juga halnya pada Median 121,00 82,00 84,00
tabel reliability statistics diketahui nilai Mode 116 84 86
Alpha Cronbach sebesar 0,917. Karena Std. 12,929 10,780 11,319
nilai Alpha Cronbach > r-tabel maka Deviation
angket yang digunakan reliabel, dan Variance 167,171 116,200 128,114
tingkat reliabilitasnya adalah sangat Range 48 44 46
reliabel (berada diantara 0,80-1,00). Minimum 88 56 54
Maximum 136 100 100
c. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sum 4242 2898 2916
Disiplin Kerja (Y)
Diketahui nilai r-tabel untuk uji dua
1. Variabel Komitmen pada Tugas (X1)
sisi pada tingkat signifikan 5% (α = 0,05),
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor
dengan jumlah sample N = 36., maka
Komitmen Terhadap Tugas
derajat bebasnya adalah N – 2 = 36 – 2 =
34, dan diketahui nilai r-tabel = 0,320. Valid Cumulative
F Percent Percent Percent
Dari hasil tabel output hasil perhitungan Valid 54 – 61
dengan SPSS versi 14.00 for windows pada 3 8,3 8,3 8,3
62 – 69
lampiran II dapat terlihat bahwa nilai r- 2 5,6 5,6 13,9
70 – 77
hitung pada kolom Corected Item Total 5 13,9 13,9 27,8
78 – 85
Correlation semua lebih besar dari nilai 11 30,6 30,6 58,3
86 – 93
r-tabel, maka seluruh butir pertanyaan 10 27,8 27,8 86,1
94 – 101
untuk variabel kompetensi dinyatakan 5 13,9 13,9 100,0
valid dan reliabel, begitu juga halnya pada Total 36 100,0 100,0
tabel reliability statistics diketahui nilai KomitmenX1
Alpha Cronbach sebesar 0,934. Karena
nilai Alpha Cronbach > r-tabel maka 20
Deskripsi Data 10
4
skor tersebut dapat dibagi atas tiga
kelompok yaitu kelompok yang memperoleh
2 skor tinggi, kelompok yang memperoleh
skor sedang, dan kelompok yang
memperoleh skor rendah. Dari hasil
Mean =81
Std. Dev. =11.319
0 N =36
60 80
ImbalanX2
100
perhitungan yang dilakukan diperoleh 16
orang responden (44,44%) termasuk
kelompok tinggi, 13 orang responden
Gambar 2. Histogram Skor Pemberian (36,11%) termasuk kelompok sedang, dan 7
Imbalan (X2) orang responden (19,44%) termasuk
kelompok yang memperoleh skor rendah.
Jika dilihat sebaran skor pemberian
imbalan, skor tersebut dapat dibagi atas tiga Uji Persyaratan Analisis
kelompok yaitu kelompok yang memperoleh 1. Uji Normalitas
skor tinggi, kelompok yang memperoleh Pengujian normalitas data adalah
skor sedang, dan kelompok yang untuk melihat normal tidaknya sebaran data
memperoleh skor rendah. Dari hasil yang akan dianalisis. Model regresi yang baik
perhitungan yang dilakukan diperoleh 15 adalah distribusi normal atau mendekati
orang responden (41,67%) termasuk normal. Untuk melihat normalitas data ini
kelompok tinggi, 16 orang responden digunakan pendekatan grafik yaitu
(44,44%) termasuk kelompok sedang, dan 5 Normality Probability Plot.
orang responden (13,89%) termasuk Deteksi normalitas dengan melihat
kelompok yang memperoleh skor rendah. penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik. Menurut Santoso (2004:214),
dasar pengambilan keputusannya adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
3. Disiplin Kerja Pegawai (Y) diagonal, maka model regresi memenuhi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin asumsi normalitas.
Kerja Pegawai b. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3. Pengujian Hipotesis
hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan dilakukan dengan mengontrol salah satu
regresi ganda. variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 11. Koefisien Persamaan Garis Regresi Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada
X1, X2 dan Y tabel berikut.
Tabel 13.Korelasi Parsial AntaraVariabel X1
dengan Y dan X2 dengan Y
Correlations
bebas secara bersama-sama terhadap yang telah penulis paparkan pada latar
Disiplin kerja pegawai sebesar 79,7%. Hal ini belakang masalah, yang menyatakan bahwa
menunjukan bahwa variabel Komitmen pada Disiplin kerja pegawai Kantor Badan
tugas dan Pemberian imbalan secara Lingkungan Hidup di Kabupaten
prediktif hanya memberikan pengaruh Labuhanbatu Selatan cenderung rendah. Hal
sebesar 79,7% terhadap Disiplin kerja ini dbuktikan dengan masih banyaknya
pegawai, sedangkan pengaruh sebesar pegawai yang kurang bertanggung jawab
20,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang terhadap tugas. Penomena ini diakui oleh
diprediksi ikut menentukan pengaruh beberapa pegawai yang penulis jumpai.
Disiplin kerja pegawai Kantor Badan Namun yang membuat mereka kurang
Lingkungan Hidup di Kabupaten Disiplin terhadap pekerjaannya adalah
Labuhanbatu Selatan. belum memadainya Pemberian imbalan yang
Sebagaimana dijelaskan oleh mereka terima terhadap pekerjaan yang
Prijodarminto (1992) yang menyatakan mereka lakukan.
bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi Kepentingan organisasi adalah bahwa
Disiplin kerja pegawai, yakni (1) sikap individu harus bisa menjamin
mental (mental attitude) yang merupakan keberlansungan kegiatan organisasi melalui
sikap mental pegawai yang meliputi ketaatan pengerahan pengetahuan, kemampuan,
dan ketertibannya sebagai latihan, keterampilan, waktu, dan waktu pada
pengendalian fikiran dan watak, yang pencapaian tujuan organisasi. Dengan
biasanya diwujudkannya dalam bentuk perkataan lain, kepentingan organisasi dan
Komitmen pada tugas, (2) pemahaman yang individu adalah syarat mutlak yang harus
baik mengenai sistem aturan prilaku, norma, dipertimbangkan dalam proses Pemberian
kriteria dan standar, dan (3) kelakuan yang imbalan.
menunjukkan kegairahan, kesungguhan, dan Temuan ini sepertinya menegaskan
dorongan yang kuat dalam bekerja. walaupun terbukti bahwa Komitmen pada
Walaupun secara empiris, pengujian tugas dan Pemberian imbalan memang
hipotesis pertama, kedua, dan ketiga berpengaruh terhadap Disiplin kerja, namun
menunjukkan bahwa semua hipotesis yang disisi lain Komitmen pada tugas dan
diajukan dalam penelitian ini diterima, Pemberian imbalan harus lebih ditingkatkan.
namun pengaruh ini relative sedang. Hal ini Siagian (1983) menyatakan bahwa sistem
terbukti, salah satunya, dari tingkat imbalan yang efektif mutlak dilaksanakan di
pemahaman responden yang berada pada suatu kantor. Sistem imbalan yang efektif
kategori cukup. Ini membukikan bahwa memungkinkan adanya keadilan dalam
Pemberian imbalan yang diterima pegawai Pemberiannya. Dalam melaksanakan sistem
cenderung masih kurang, baik itu Pemberian imbalan yang efektif itu, maka harus
imbalan yang bersifat materi ataupun non dilakukan hal-hal, seperti (a) analisis
materi cenderung kurang memadai. pekerjaan, artinya perlu disusun deskripsi
Siagian (1983:253) menjelaskan jabatan, uraian pekerjaa dan standar
bahwa dalam rangka pencapaian tujuan, pekerjaan yang terdapat dalam suatu
suatu organisasi harus menerapkan suatu organsasi, (b) penilaian pekerjaan dikaitkan
sistem imbalan tertentu dimana kepentingan dengan keadilan internal, artinya dalam
organisasi dan individu harus melakukan penilaian pekerjaan diusahakan
diperhitungkan dan dipertimbangkan. tersusunnya urutan peringkat pekerjaan,
Kepentingan individu contohnya, harus penentuan nilai untuk setiap pekerjaan,
mendapat perhatian dalam arti imbalan yang susunan perbandingan dengan pekerjaan
diterimanya atas jasa yang diberikan oleh lain dalam organisasi dan Pemberian poin
organisasi harus dapat menjamin harkat dan pada setiap pekerjaan. Dengan adanya
martabatnya sebagai insan yang terhormat. peningkatan faktor-faktor yang berkaitan
Artinya, imbalan harus memungkinkan secara langsung dengan Disiplin kerja
seorang individu dapat mempertahankan pegawai, diharapkan Disiplin kerja pegawai
taraf hidup yang wajar dan layak. Kantor Badan Lingkungan Hidup di
Data hasil analisis ini mendukung Kabupaten Labuhanbatu Selatan akan lebih
observasi yang penulis lakukan sebelumnya baik lagi.