Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1.Marcella Putri
2.Nadila Aprilia
3.Novel Cahnia Putri
4.Selli Yunafika

Dosen Pembimbing :
Nila eza fitria,S.ST,M.Kes

STIkes MERCU BAKTIJAYA PADANG


PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ungkapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat,
nikmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan
dengan baik yang membahas tentang “(Komunikasi Informasi dan Edukasi)”.Selanjutnya,
shalawat dan salam kami sanjungkan kepada Rassulullah Salallahu’alaihi Wasallam dan para
sahabat beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh ilmu
pengetahuan. Saya mengucapkan berterima kasih sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing
Buk Nila Eza Fitria, S.ST, M.Kes ,selaku Dosen mata kulia Pengantar studi Komunikasi.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan.Namun terlepas dari pada itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis unt
uk menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan penulisan makalah ini ada manfaatnya khususn
ya bagi penulis dan umumnya bagi Pembaca.

Padang, 30 Oktober 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
TUJUAN DAN MANFAAT........................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
DEFINISI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI.......................................................6
TUJUAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI........................................................8
JENIS-JENIS KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI.................................................8
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INFORMASI DAN
EDUKASI....................................................................................................................................9
JENIS-JENIS KOMUNIKASI.....................................................................................................9
SEJARAH KOMUNIKASI.......................................................................................................11
KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI..........................................................................14
TEKNIK KOMUNIKASI..........................................................................................................17
METODE-METODE KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI...................................20
BAB III.........................................................................................................................................22
PENUTUP....................................................................................................................................22
KESIMPULAN..........................................................................................................................22
SARAN......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk social yang banyak melakukan komunikasi dan memerlukan
informasi dan edukasi. Komunikasi sendiri adalah Penyampaian pesan secara langsung
ataupun tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk
mendapatkan suatu efek, kemudian informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-
kenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat dan Pendidikan adalah proses perubahan
perilaku kearah yang positif.
Untuk itu manusia sangat perlu melakukan proses komunikasi dengan orang lain agar
mendapatkan informasi dan edukasi. Informasi dan edukasi bisa didapatkan oleh manusia dari
Komunikasi yang dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda-tanda, lambang-lambang.
Komunikasi dilakukan baik secara tradisional maupun modern dengan alat – alatnya pun
mulai dari yang paling sederhana sampai yang canggih.
Perkembangan komunikasi menberi dampak social terhadap masyarakat. Komunikasi
mempengaruhi perubahan prilaku, cara hidup, hidup bermasyarakat, dan nilai – nilai yang
ada. Perubahan ini tampaknya sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri. Maka dari
itu komunikasi informasi dan edukasi sangat berhubungan dan hal itu harus diketahui oleh
manusia agar manusia tersebut dapat melakukan komunikasi sesama mereka baik secara
langsung atau tidak langsung dan juga mendapatkan informasi dan edukasi yang tepat. Maka
dari itu penyusun menyusun makalah yang membahas komunikasi informasi dan edukasi ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk menghindari adanya kesimpang siuran dalam makalah ini, maka kami membatasi
masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :
1.Apa definisi dari komunikasi informasi dan edukasi ?
2.Apa tujuan, jenis dan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi informasi dan edukasi ?
3.Apa jenis,sejarah dan teknik- teknik komunikasi
4.Apa saja metode dalam komunikasi informasi dan edukasi ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Dalam penyusunan makalah ini saya memiliki beberapa tujuan dan manfaat :

1.Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami definisi dari komunikasi


informasi dan edukasi.

2.Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tujuan, jenis dan faktor-faktor
yang mempengaruhi komunikasi informasi dan edukasi.

3.Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami jenis, sejarah dan teknik-
teknik komunikasi.

4.Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami metode dalam komunikasi


informasi dan edukasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

1.Definisi Komunikasi secara Etimologi

Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communication, dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama
makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal (Effendy, 2002 : 1) . Dengan demikian
komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “Menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New Collegiate
Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses
pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambng-lambang, tanda-tanda, atau
tingkah laku”(Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2001 : 7) .

2.Definisi Komunikasi Secara Terminologis

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang
sifatnya multidisipliner, definisi-definisi yang berikan oleh para ahli pun semakin banyak dan
beragam. Dari sekian banyak definisi tersebut, berikut diantaranya adalah menurut :

 Bernard Berelson dan Gary A. Steiner

"Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan


menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau
proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

 Theodore M. Newcomb

"Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan
yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”

 Carl I. Hovland
"Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikate)”

 Gerald R. Miller

"Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan
niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”

 Everett M. Roger

"Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”

 Raymond S. Ross

"Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-
simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator."

 Harold Lasswell

(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab


pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
(Mulyana, Deddy, 2000: 62) .

3.Definisi Informasi

Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-kenyataan yang perlu diketahui


oleh masyarakat (BKKBN, 1993). Sedangkan menurut DEPKES, 1990 Informasi adalah pesan
yang disampaikan.

4.Definisi Edukasi

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif (DEPKES RI, 1990).
Menurut Effendy (1998), pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut
dari tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam
setiap memberikan pelayanan kesehatan, baik itu terhadap individu, keluarga, kelompok ataupun
masyarakat.

Dalam bahasa inggris pendidikan diterjemahkan menjadi education. Education berasal


dari bahasa yunani eduare yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk
dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti
proses mendidik. Kata mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari
segi bahasa, mendidik adalah jenis kata kerja, sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau
kita mendidik kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan menunjuk adanya dua
aspek yang harus ada didalamnya, yaitu pendidik dan peserta didik. Jadi mendidik adalah
merupakan suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih
( Ekosusilo, 1990: 12) .

B. TUJUAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

Tujuan dilaksanakannya program KIE, yaitu untuk mendorong terjadinya proses


perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat
(klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang
sehat dan bertanggung jawab.

C. JENIS-JENIS KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

Komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam berkomunikasi,


dapat digambarkan dalam beragam model. Model komunikasi dibuat untuk membantu kita
memahami komuniksi dan menspesifikasi bentuk- bentuk komunikasi dalam hubungan antar
manusia. Oleh karena itu dalam komunikasi, informasi dan edukasi terbagi dalam 3 jenis
( BKKBN : 2013 ) yaitu:

a) KIE Massa
b) KIE Kelompok
c) KIE Perorangan
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INFORMASI
DAN EDUKASI

Menurut Effendy (1998), faktor – faktor yang mempengaruhi KIE secara garis besar terbagi
menjadi dua bagian, yaitu :

1. Faktor Penunjang

Faktor yang dapat menunjang kelancaran proses KIE antara lain adalah pengetahuan dan
keterampilan dari komunikator/pelaksana . Jika seorang komunikator atau memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang cukup dalam proses KIE, tentunya akan membawa hasil yang lebih baik.

2. Faktor Penghambat

a. Komunikator tidak menguasai isi pesan yang disampaikan, kurang pengalaman,


pengetahuan dan keterampilan serta penampilan kurang meyakinkan.
b. Pesan yang disampaikan kurang jelas karena suara terlalu kecil atau terlalu cepat
sehingga sulit ditangkap oleh penerima, atau menyampaikannya terlalu menggunakan
bahasa asing yang tidak dimengerti.
c. Media yang digunakan tidak sesuai dngan topik permasalahan yang disampaikan.
d. Pengetahuan komunikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna pesan ya disampaikan.
e. Lingkungan tempat KIE berlangsung terlalu bising sehingga pesan yang disampaikan
tidak jelas.

E. JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan
antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:

1.Komunikasi verbal

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan


disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi
penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara
dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan
menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara
yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2.Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. a.Ekspresi wajah, Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. b.Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan.
c. Sentuhan, adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan, Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi,
konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara), Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan
dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat
menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat
sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan
tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stres

F. SEJARAH KOMUNIKASI

Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat (4)
periode. Pertama, periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua,
periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode
pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah perang Dunia II sampai tahun 60-an.
Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, keempat adalah periode
teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 60-an sampai sekarang. Berikut adalah uraian
singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode (Sendjaja,
Sasa Djuarsa, 2001 : 21-24) .

1. Periode Tradisi Retorika

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno
beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berbeda
sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Isilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah
"retorika".

Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani.
Disebutkannya bahwa zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti
Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang
sistematis dan terorganisir baru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle.

Dalam akhir abad ke 18 prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh Aristotle, Cicero
dan Quintilian, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian "speech communication"
(komunikasi ujaran) dan "rhetoric". Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya
persuasi. Pengertian retorika menunjuk pada "kemampuan manusia mengunakan lambang-
lambang untuk berkomunikasi satu sama lainnya".
2. Periode Pertumbuhan ( Tahun 1900 – Perang Dunia II)

Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat
dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa
ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi,
dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat
dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan
dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan
kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif
mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang
pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup
penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi
komunikasi instruksional, serta "reading and listening". Sementara dibidang penelitian
komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang
menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan
dan penyiaran (broadcasting).

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung atau tidak
langsung juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masa itu
(menjelang akhir abad ke 18 universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis,
merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Max Weber, August
comte, Emille Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap
pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmu lainnya
yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel Tarde dan George Simmel.

3. Periode Konsolidasi ( Perang Dunia II – tahun 1960an )

Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu
pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi.
Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 3 (tiga) hal.
Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam.
Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi.
Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan
komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai
disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang
kompleks.

Istilah "Mass Communication" (Komunikasi Massa) dan "Communication Research"


(Penelitian Komunikasi) mulai banyak digunakan. Cakupan bidang ilmu komunikasi mulai
diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar
pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro sosial serta komunikasi
massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara
termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi
komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi juga mulai banyak dilakukan.

4. Periode Teknologi Komunikasi ( Tahun 1960an – sekarang)

Sejak tahun 1960-an ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi.
Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu telah mulai
memasuki periode "take off" (tinggal landas) sejak tahun 1950-an. Secara institusional kepesatan
perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa
indikator sebagai berikut:

a. Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin


banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-
negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika.
b. Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak, tidak saja
dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional.
c. Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.

Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan:

a. Semakin banyaknya literatur komunikasi seperti buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil


penelitian ilmiah atau terapan, monografis dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya.
b. Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi
c. Serta semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi yang
dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50
teori dan 28 model tentang komunikasi.

G. KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Pengirim/Komunikator

Pengirim adalah orang yang membuat pesan (Orbe & Brues, 2005). Dia merupakan
pemrakarsa yang ingin menyajikan pikiran dan pendapat tentang peristiwa atau objek. Sebagai
pengirim pesan yang bertujuan tertentu, maka pengrirm tidak selalu berada dalam posisi serba
tahu atau serba kenal terhadap penerima, karena itu pengirim mentransmisikan pesan untuk
mendapat respons demi menyamakan persepsi terhadap pesan (Liliweri, Alo, 2011 : 39 ) .

Komunikator atau pengirim (Sender) merupakan sumber dari bermulanya komunikasi.


Menurut Cangara (2007:24) bahwa semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat pesan yang berasal dari satu orang maupun kelompok atau organisasi. Mendefinisikan
beberapa relasi penting dan factor berkaitan dengan Sender atau pengirim pesan (Nasrullah,
Rulli, 2014: 39).

a. The communicator’s self-image, bagaimana komunikator memandang konsep dirinya


atau memosisikan dalam desain serta rencana komunikasi.
b. Professionalization of communication practitioner, dalam komunikasi kelompok, anggota
kelompok yang berpengaruh sering kali bisa berubah opini atau pendapat anggota
kelompoknya.
c. The work group orientation, bahwa seluru individu yang terlibat dalam komunikasi
memiliki orientasi yang sama terhadap pesan
d. The social environment of the communicator, pesan-pesan komunikasi tidak hanya
tergantung dari sender semata, kondisi lingkungan dan budaya dibahas lebih jauh dalm
komunikasi budaya juga dapat memengaruhi.
e. The communicator’s personality structure, seorang komunikator yang unggul, memahami
permasalahan dan pembicaraan yang baik. Pertimbangan ini akan memengaruhi kekuatan
penyampaian pesan, ketepatan dalam memberikan pesan, dan keterampilan pesan.
f. Constrain from message and medium, pemahaman komunikator bahwa ada keterbatasan
pesan serta medium. Tidak semua informasi yang diberikan sumber atau sender akan
diterima apa adanya oleh penerima pesan atau receiver
g. The communication image of the audience, bagaimana komunikator dalam hal ini harus
memandang public yang ingin dituju.
2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, Informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahas Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau informasi
( Cangara, Hafied : 2003).

3. Media

Media yang dimaksud disini ialah alat yang dipergunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima (Cangara, Hafied : 2003). Terdapat beberapa pendapat mengenai
saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuk, misalnya
dalam komunikasi antarpribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selan indera
manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai
media komunikasi antarpribadi.

Kita membayangkan sarana trasportasi seperti mobil pengangkut barang atau manusia.
Fingsi sarana ini adalah mengangkut atau memindahkan manusia atau barang dari suatu tempat
ke tempat yang lain. Saluran komunikasi merupakan sarana untuk mengangkut atau
memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima. Dalam komunikasi, semua pesan yang
dikirimkan harus melalui saluran, saluran bisa tunggal namun juga bisa banyak (bayangkan kita
dapat memilih naik kuda, naik mobil, kapal feri, atau pesawat terbang). Komunikasi antar
sesame dilakukan melalui bahan cetakan seperti buku, e-mail, atau telepon.
4. Komunikan/Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima
bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara ( Cangara,
Hafied : 2003)

Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah , seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi
telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada
penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh
penerima, akan menimbulkan berabagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan atau saluran.

Kenalah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan
memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatui peluang untuk mencapai
keberhasilan komunikasi ( Cangara, Hafied : 2003)

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikapa dan tingkah laku sesorang ( De Fleur dalam Cangara, Hafied : 2003).
Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,
sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

Efek dari proses komunikasi ini diharapkan mampu mengubah pengetahuan atau
kepercayaan, kebiasaan serta komunikasi antar pribadi dari audiens. Dari sisi komunikator, pesan
yang dirancanag dapat diterima seutuhnya dan tanpa adanya distorsi atau gangguan kepada
audiens (Nasrullah, Rulli, 2014: 40).
6. Feedback/Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa upan balik Sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada
pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga bersala dari
unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah
konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ditujuan. Hal-hal seperti itu
menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber ( Cangara, Hafied : 2003 ).

H. TEKNIK KOMUNIKASI
1. Informative communication (komunikasi informatif)

Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau
sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya
komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak
maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya
melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta
komunikannya heterogen.

Biasanya teknik informative yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan
cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian
khalayak. Kendatipun demikian teknik informatif ini dapat pula berlaku pada seseorang, seperti
halnya kajian ilmu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, namun bersifat relatif,
pasalnya pada kajian ilmu tertentu, sedikit banyak telah diketahui oleh mahasiswanya.

2. Persuasif communication (komunikasi persuasif)

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku


komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang
mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai
perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu
dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya
pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya
teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan
perasaan tertentu.

3. Coersive/ instruktive communication(komunikasi bersifat perintah)

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-
lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan)
melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing,
yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat
red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu
konflik ,perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk
menyerang lawan. Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata
andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis

4. Human relation (hubungan manusia)

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang


mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan
manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung
nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Seperti halnya
mengubah sifat, pendapat, atau perilaku seseorang. Jika ditinjau dari sisi ilmu komunikasi
hubungan manusia ini termasuk kedalam komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih dan bersifat dialogis.

Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan


komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk
melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan
emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur approach).

a. Pendekatan Emosional (Emosional Approach)


Teknik penekatan yang biasanya digunakan dalam pendekatan semacam ini biasanya
bersifat icing (baca: aising), yaitu seni menata pesan dengan emotional appeal sedemikian
rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya. Bisa dianalogikan dengan kue
yang baru dikeluarkan dari panggangan yang ditata dengan lapisan gula warna-warni
sehingga kue yang tadinya tidak menarik menjadi indah dan memikat. Dalam hubungan
ini komunikator mempertaruhkan kepercayaan komunikan terhadap fakta pesan yang
disampaikan, maka teknik ini berujung pay off atau reward, yaitu bujukan atau rayuan
dengan cara “mengiming-imingi” komunikan dengan hal yang menguntungkan atau
menjanjikan harapan. Pada umumnya emotional approach ini menggunakan konseling
sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini
bertujuan agar pesan bisa secara langsung menyentuh perasaan komunikan.

b. Pendekatan Sosial-Budaya (Sosio Culture Approach)


Salah satu tujuan komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari komunikator kepada
komunikan, maka dianjurkan bagi komunikator terlebih dahulu memahami perilaku
social serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan. hal ini bertujuan
agar komunikan, lebih memahami serta tidak merasa tersinggung oleh pesan yang
disampaikan oleh komunikator, selain hal tersebut masyarakat yang menjadi komunikan
tidak dapat terlepas dari budaya. oleh karena itu pesan akan lebih mudah diterima jika
tidak menghilangkan aspek – aspek seni budaya yang berada di sekitar komunikan
berada. Jika komunikator tidak memperhatikan kerangka budaya yang berkembang di
tengah-tengah komunkan.
maka tidak menutup kemungkinan pesan yang disampaikan akan mendapatkan
penolakan penolakan, pasalnya budaya yang digunakan oleh masyarakat berasal dari
falsafah hidupnya, serta menjadi suatu aturan yang secara tidak langsung digunakan
dalam kehidupannya sehari - hari termasuk ketika seseorang mengaplikasikan pesan –
pesan yang disampaikan. Jika pesan tersebut dapat selaras dengan budaya komunikan
maka pesan tersebut dapat menjadi suatu behavioral, yakni suatu dampak yang timbul
pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan ( Dahlan, alwi : 2008 ) .
I. METODE-METODE KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI
1. METODE-METODE KOMUNIKASI

Menurut Arifin, Anwar (1977) Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikasi banyak cara (motode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat
pengetahuan, pendidikan, social budaya dan latarbelakang dari komunikasi sehingga
komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang
disampaikan mengenal sasaran. Metode atau cara tersebut antara lain:

a) Komunikasi satu tahap


b) Komunikator mengirimkan pesan langsung kepada komunikan sehingga timbul
kemungkinan terjadi proses komunikasi satu arah.
c) Komunikasi dua tahap
d) Komunkator dalam menyampaikan pesannya tidak langsung kepada komunikan, tetapi
melalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka ini meneruskan pesan kepada
komunikan.
e) Komunikasi banyak tahap
f) Dalam menyampaikan pesan, komunikator melalukan dengan cara-cara lain, tidak selalu
mempergunakan komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah akan tetapi dengan cara
lain, yaini dengaan melalui dengan berbagaai tahap.

2. METODE-METODE INFORMASI DAN EDUKASI

Sasaran informasi dan edukasi sangat beragam, baik usia, tingkat pendidikan, latar
belakang sosial ekonomi, dan sebagainya. Oleh kerena itu sumber informasi harus mampu
memilih metoda komunikasi yang paling sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai. Metoda menurut Slamet (1996) adalah cara mendekatkan target
sasaran dengan sumber komunikasi. Untuk mengetahui hal tersebut ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan yaitu :

1) Metoda yang dipilih mampu merangsang target sasaran untuk berpikir kreatif.
2) Metoda dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) target sasaran.
3) Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya, sehingga kegiatan informasi dan
edukasi akan lebih efisien jika diberlakukan kepada para “tokoh panutan”
4) Metoda mampu menciptakan hubungan yang akrab dengan target sasaran.
5) Metoda mampu merangsang target sasaran untuk siap mengubah diri.

Beberapa prinsip tersebut harus senantiasa digunakan dalam menerapkan metoda. Ada tiga
pendekatan dalam memilih metoda yaitu

A. Metoda informasi dan edukasi menurut jenis media yang digunakan terbagi menjadi tiga,
yaitu :

a. Media lisan (langsung dan tak langsung)


b. Media cetak (poster, selebaran, majalah, dll)
c. Media terproyeksi (slide, film, animasi dll)

B. Metoda informasi dan edukasi berdasar hubungan sumber (pendidik) dan kelompok sasaran,
dibedakan atas dua macam yaitu :

a. Komunikasi langsung
b. Komunikasi tak langsung (missal surat-menyurat)

C. Metoda informasi dan edukasi pendidik menurut jumlah sasaran dibedakan atas tiga macam
yaitu :

a. Pendekatan individu
b. Pendekatan kelompok
c. Pendekatan massal

Selain pertimbangan jenis media, hubungan antara sumber dengan sasaran dan jumlah
sasaran, pertimbangan lain dalam menetapkan metoda adalah perubahan perilaku yang ingin
dicapai. Metoda informasi dan edukasi keamanan pangan, untuk mengubah tingkat pengetahuan
tentu berbeda dengan metoda informasi dan edukasi untuk mengubah sikap mental atau
keterampilan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Komunikasi adalah Suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem
lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.

2. Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-kenyataan yang perlu diketahui oleh
masyarakat.

3. Pendidikan adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif.

4. Sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat (4) periode. Pertama,
periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun
1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi.
Ketiga, periode setelah perang Dunia II sampai tahun 60-an. Periode ini umumnya disebut
sebagai periode konsolidasi. Dan, keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai
dari tahun 60-an sampai sekarang.

5. Komponen-komponen komunikasi adalah :

a. Komunikator/ pengirim
b. Pesan
c. Media
d. Komunikan/ penerima
e. Pengaruh
f. Feedback/Tanggapan balik

6.Teknik-teknik komunikasi adalah :

a. Informative communication (komunikasi informatif)


b. Persuasif communication (komunikasi persuasif)
c. Coersive/instruktive communication(komunikasi bersifat perintah)
d. Human relation (hubungan manusia)
7. Metode-metode komunikasi adalah :

a. Komunikasi satu tahap


b. Komunikasi dua tahap
c. Komunikasi banyak tahap

8. Ada tiga pendekatan dalam memilih metoda informasi dan edukasi yaitu:

a. Metoda informasi dan edukasi menurut jenis media yang digunakan terbagi menjadi tiga,
yaitu :
b. Metoda informasi dan edukasi berdasar hubungan sumber (pendidik) dan kelompok
sasaran.
c. Metoda informasi dan edukasi pendidik menurut jumlah sasaran dibedakan atas tiga
macam yaitu :

9. Selain pertimbangan jenis media, hubungan antara sumber dengan sasaran dan jumlah sasaran,
pertimbangan lain dalam menetapkan metoda adalah perubahan perilaku yang ingin dicapai.

B. SARAN

Dari makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi para pembaca dalam mengetahui dan
memahami tentang komunikasi informasi dan edukasi. Demi sempurnanya makalah ini kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik untuk selanjutny
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1977. Komunikasi dalam teori dan praktek ( 1dan 2 ). Penerbit Armico :
Bandung.

Cangara, Hafied, 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Dahlan, alwi. 2008. Manusia komunikasi, komunikasi manusia. Penerbit buku kompas : Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana, M.A, 2011. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. PT Remaja
Rosdakarya : Bandung.

Effendy, Onong Uchajana. 2002. Dinamika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Ekosusilo, Madyo. 1990. Dasar-Dasar Pendidikan. Effhar Offset : Semarang.

Liliweri, Alo, M.S. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna.Kencana: Jakarta.

Mulyana, deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Nasrul, Effendy. 1998. Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.

Nasrullah, Rulli, 2014. Komunikasi Antar Budaya Di Era Siber. Kencana: Jakarta.

Sendjaja, Sasa Djuarsa dkk. 2001. Pengantar Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka : Jakarta.

Slamet dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa
Tertulis). Universitas Sebelas Maret : Surabaya

Anda mungkin juga menyukai