Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP

PELAKSANAAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU NIFAS

Indah Yun Diniaty Rosidi1, Arisna Kadir2


1
STIKES NaniHasanuddin Makassar, DIII Kebidanan
2
STIKES Nani Hasauddin Makassar, DIII Kebidanan

Alamat korespondensi : (indahbo73@gmail.com/082347708379)

ABSTRAK

Bounding attchment memegang peranan penting yang akan memberikan kenyamanan dan
kehangatan pada sibayi, dimana bayi akan merasa dicintai, diperhatikan, dipercayai serta dapat
menumbuhkan sikap sosial, sehingga bayi dapat merasa aman dan berani untuk melakukan
eksplorasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan dukungan
suami terhadap pelaksanaan bounding attachment pada ibu nifas. Penelitian inimerupakan jenis
penelitian deskriptif analitik denganpendekatancross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian
ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 30 responden.
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Data dianalisis menggunakan program SPSS
dengan uji stastistik Fisher extact testdan tingkat kemaknaan ρ Value < 0,05. Berdasarkan hasil
analisis uji confoundingpada karakteristik responden, didapatkan hasil karakteritik paritas
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna terhadap pelaksanaan bounding attachment (ρ 0,000<
0,05) yang berarti bahwahasil dari penelitian dan intervensi yang diberikan terdapat pengaruh dari
karakteristik sampel penelitian. Hasil analisis uji fisher pada pengaruh pengetahuan terhadap
pelaksanaan bounding attachment diperoleh nilai ρ= 0,014 berarti ada pengaruh pengetahuan
terhadap pelaksanaan bounding attachment. Sedangkan pengaruh dukungan suami terhadap
pelaksanaan bounding attachment diperoleh nilai ρ= 1,000 berarti tida ada pengaruh dukungan suami
terhadap pelaksanaan bounding attachment. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh karakteristik paritas terhadap hasil dan intervensi penelitian, ada pengaruh pengetahuan
terhadap pelaksanaan bounding attachment dan tidak ada pengaruh dukungan suami terhadap
pelaksanaan bounding attachment. Diharapkan adanya upaya untuk bagi keluarga, kiranya berperan
aktif dalam mengawasi, membimbing, dan memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu untuk
melakukan bounding attachment.

Kata Kunci: Bounding Attachment, Dukungan Suami, IMD, Pengetahuan

PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi (AKB) pada bayi baru


Bounding Attachment adalah suatu lahir akibat hipotermi (Dewi,2010).
proses sebagian hasil interaksi Yang terus AngkaKematian Bayi (AKB) adalah
menerus antara bayi dan orang tua yang banyaknya kematian bayi berusiadibawah satu
bersifats aling mencintai, memberikan tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu
keduanya pemenuhan emosional dan saling tahun tertentu serta merupakan salah satu
membutuhkan. Bounding Attachment / ikatan indikator yang menentukan derajatkesehatan
batin antara bayi dan ibu berkaitan erat dan merupakan salah satu target yang telah
dengan pertumbuhan psikologi sehat dan ditentukan dalam tujuanpembangunan
tumbuh kembang bayi (Sukma, dkk, 2017). millenium yaitu MDG’s 4 yaitu mengurangi
Bounding attchment memegang kematian bayi menjadi23/1000 kelahiran
peranan penting yang akan memberikan hidup. Penyebab utama kematian bayi yaitu
kenyamanan dan kehangatan pada sibayi, asfiksia, BBLR,infeksi, prematuirtas, dan
dimana bayi akan merasa dicintai, hipotermi (Profil Kesehatan, 2013).
diperhatikan, dipercayai serta dapat Data profil kesehatan sulawesi selatan
menumbuhkan sikap sosial, sehingga tahun 2009 menunjukkan IMD kurang dari 1
bayidapat merasa aman dan berani untuk jam adalah 30,1% dan pada kisaran 1-6jam
melakukan eksplorasi (Wahyuni,2016). adalah 34,9% sedangkan bayi yang diberikan
Ada berbagai cara untuk melakukan ASI eksklusif tahun 2008 adalah 48,64%
bounding attachment diantaranya Inisiasi terjadi penurunan jika dibandingkan dari tahun
Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI 2006 sebanyak57,48% dan tahun 2007
Ekslusif. IMD dapat mencegah perdarahan sebanyak 57,05% (Wahyunu, 2016).
setelah persalinan dan dapat menurunkan

246
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
Menurut survey awal yang dilakukan 2. Coding
peneliti di Puskesmas Tanralili Maros pada Coding adalah tahapan kegiatan
bulan April 2019, 6 diantara 10 ibu nifas masih mengklasifikasi data dan jawaba nmenurut
belum mengetahui tentang bounding kategori masing-masing sehingga
attachment serta apa manfaat yang memudahkan dalam pengelompokan
didapatkan ketika melakukan bounding data.
attachment selama 1 jam pertama kelahiran 3. Scoring
bayinya. Scoring adalah mengisi kolom-kolom
Berdasarkan uraian diatas, serta lembar kode sesuai dengan jawaban
mengingat pentingnya bounding attachment masing-masing pertanyaan
antara ibu dan bayi maka peneliti merasa 4. Tabulating
perlu untuk melakukan penelitian tentang Tabulatingyaitumembuat tabel-tabel data
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
Pelaksanaan Bounding Attachment pada Ibu diinginkan oleh peneliti (Ariani, 2014).
Nifas”
Analisis Data
BAHAN DAN METODE 1. Analisis Univariat
Lokasi, Populasi, Sampel Digunakan untuk mendeskripsikan
Jenis penelitian ini adalah deskriptif variabel penelitian guna memperoleh
analitik dengan pendekatan cross sectional. gambaran atau karakteristik sebelum
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas dilakukan analisi bivariat. ada umumnya
Tanralili Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dalam analisa hanya menghasilkan
pada tanggal 13 mei s/d 6 juli 2019. Populasi distribusi dari tiap variabel (Notoatmodjo,
dalam penelitian ini adalah ibu nifas di 2007)
Puskesmas Tanralili sebanyak 53 orang. 2. Analisis Bivariat
Teknik pengambilan sampel yang digunakan Analisis bivariat yang dilakukan adalah
adalah purposive sampling, Sampel yang tabulasi silang antara dua variabel yaitu
digunakan yaitu sebanyak 30 orang. variabel independen dan dependen.
1. Kriteria inklusi: Analisis bivariat yang digunakan untuk
a. Bersedia menjadi responden mengetahui hubungan terhadap objek
b. Ibu nifas 1-3 hari penelitian adalah menggunakan uji fisher
c. Ibu nifas yang berada di Puskesmas extact test pada tingkat kemaknaan 95% (α
Tanralili 0,05) (Stang, 2014).
2. Criteria eksklusi:
a. Ibu nifas dengan komplikasi/sakit HASIL PENELITIAN
seperti, perdarahan, infeksi, dan lain- 1. Analisis Univariat
lain Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
b. Bayi dengan komplikasi/sakit seperti Responden di Puskemas Tanralili KAB.
BBLR/prematur, asfiksia, dan lain-lain Maros (n = 30).
Karakteristik n % Ρ
Pengumpulan Data Umur
1. Data sekunder adalah data yang diperoleh Beresiko 3 10 0,0
dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh Tidak Beresiko 27 90 67
pihak lain yang biasan\ya dalam bentuk Pendidikan
publikasi.
Rendah 11 36,7 0,0
2. Data primer adalah data yang dikumpulkan
Tinggi 19 63,3 78
dan diolah sendiri oleh suatu organisasi
Pekerjaan
atau perorangan langsung dari objeknya
(Saryono, 2010). Bekerja 6 20 1,0
Tidak Bekerja 24 80 00
Pengolahan Data Paritas
1. Editing Primipara 13 43,3 0,0
Editing adalah tahapan kegiatan Multipara 17 56,7 00
memeriks avaliditas data yang masuk Status Tempat tinggal
seperti memeriksa kelengkapan pengisian Mandiri 29 96,7 1,0
kuesioner, kejelasan jawaban, relevansi Mertua 1 3,3 00
jawaban dan keseragaman suatu
pengukuran. Tabel 1 memperlihatkan karakteristik
ibu nifas yang menjadi responden dan
hubungan terhadap pelaksanaan bounding

247
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
attachment (Uji confounding). Sebagian Tabel 3 Pengaruh Dukungan Suami
bersar ibu nifas berada diantara umur 20- dengan Pelaksanaan Bounding Attachment
35 tahun (tidak berisiko) sebanyak 90% di Puskesmas Tanralili Kab. Maros 2019
yang merupakan kelompok umur Bounding Attachment
Dukungan Total
reproduksi sehat. Pendidikan terakhir ibu Ya Tidak
Suami
nifas mayoritas berpendidikan tinggi yaitu n % n % n %
SMA-sarjana yaitu sebesar 63,3%, namun Dukung 24 80 2 6,7 26 86,7
mayoritas ibu nifas berprofesi sebagai Ibu Tidak
4 13,3 0 0 4 13,3
Rumah Tangga (IRT) yaitu sebesar 80%. Dukung
Total 28 93,3 2 6,7 30 100
Sebagian besar ibu nifas telah melahirkan
ρ =1,000
anak lebih dari satu kali (2 sampai 4)
sebesar 56,7% serta mayoritas memilih
Berdasarkan tabel 3, meunjukkan
untuk tinggal secara mandiri tanpa
bahwa pada responden yang mendapatkan
didampingi oleh orangtua/mertua sebesar
dukungan suami dari 26 responden
96,7%.
(86,7%) terdapat 24 responden (80%)
Hasik Uji confounding pada semua
melakukan bounding attachment dan
karakteristik menunjukkan bahwa tidak ada
sebanyak 2 responden (6,7%) tidak
hubungan yang bermakna antara umur,
melakukan bounding attachment.
pendidikan, pekerjaan dan status tempat
Responden yang tidak mendapatkan
tinggal terhadap pelaksanaan bounding
dukungan suami berjumlah 4 responden
attachment (ρ > 0,05) kecuali karakteritik
(13,3%) dan seluruhnya melakukan
paritas yang menunjukkan bahwa ada
bounding attachment.
hubungan bermakna terhadap pelaksanaan
Setelah dilakukan analisis
bounding attachment (ρ 0,000 < 0,05) yang
menggunakan uji fisher extact test,
berarti bahwa hasil dari penelitian dan
diperoleh ρ-value sebesar 1,000 < α 0.05,
intervensi yang diberikan terdapat
dengan demikian dalam penelitian ini Ho
pengaruh dari karakteristik sampel
diterima, dan dapat dinyatakan tidak ada
penelitian.
pengaruh dukungan suami dengan
pelaksanaan bounding attachment pada
2. Analisis Bivariat
ibu nifas di Puskesmas Tanralili Kab.
Tabel 2 Pengaruh Pengetahuan dengan
Maros.
Pelaksanaan Bounding Attachment di
Puskesmas Tanralili Kab. Maros 2019
Bounding Attachment Tabel 4 Pengaruh Karakteristik Paritas
Pengeta Total dengan Pelaksanaan Bounding Attachment
Ya Tidak
huan di Puskesmas Tanralili Kab. Maros 2019
n % n % n %
Baik 26 86,6 2 6,7 28 93.3 Bounding Attachment
Total
Cukup 2 6,7 0 0 2 6,7 Paritas Ya Tidak
Total 28 93,3 2 6,7 30 100 n % n % n %
ρ=0,014 Primipara 12 40 1 3,35 13 43,3
Multipara 16 53,3 1 3,35 17 56,7
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan Total 28 93,3 2 6,7 30 100
ρ =0,000
bahwa pada 28 responden (93,3%) yang
memiliki pengetahuan baik dan melakukan
bounding attachment dengan baik yakni Berdasarkan tabel 4, meunjukkan
terdapat 26 responden (86,6%) dan yang bahwa pada responden primipara dari 13
tidak melakukan bounding attachment responden (43,3%) terdapat 12 responden
sebanyak 2 responden (6,7%). Responden (40%) melakukan bounding attachment dan
yang memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 1 responden (3,35%) tidak
seluruhnya melakukan bounding melakukan bounding attachment.
attachment yakni 2 responden (6,7%). Responden multipara berjumlah 17
Dari hasil analisa dengan uji Fisher’s responden (56,7%) terdapat 16 responden
Exact Test didapatkan nilai ρ = 0,014 < α (53,3%) melakukan bounding attachment
0.05, dengan demikian dalam penelitian ini dan sebanyak 1 responden (3,35%) tidak
Ha diterima, dan dapat dinyatakan ada melakukan bounding attachment.
pengaruh yang signifikan antara Setelah dilakukan analisis
pengetahuan dengan pelaksanaan menggunakan uji fisher extact test,
bounding attachment pada ibu nifas di diperoleh ρ-value sebesar 0,000 < α 0.05,
Puskemas Tanralili Kab. Maros dengan demikian dalam penelitian ini Ha
diterima, dan dapat dinyatakan ada
pengaruh paritas dengan pelaksanaan

248
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
bounding attachment pada ibu nifas di ibu nifas di Puskesmas Tanralili Kab.
Puskesmas Tanralili Kab. Maros. Maros. PengaruhPengetahuan dengan
Pelaksanaan Bounding Attachment di
PEMBAHASAN Puskesmas Tanralili Kab. Maros
1. Pengaruh Pengetahuan dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
Pelaksanaan Bounding Attachment di dilakukan bahwa adanya hubungan
Puskesmas Tanralili Kab. Maros pengetahuan dengan pelaksanaan
Berdasarkanhasil penelitian yang bounding attachment pada ibu nifas di
dilakukan bahwa adanya hubungan Puskesmas Tanralili Kab. Maros, dari hasi
pengetahuan dengan pelaksanaan analisa dengan uji Fisher’s Exact Test
bounding attachment pada ibu nifas di didapatkan nilai ρ = 0,014< α 0.05.
Puskesmas Tanralili Kab. Maros, dari hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan
analisa dengan uji Fisher’s Exact Test teori Notoatmodjo (2014) yang mengatakan
didapatkan nilai ρ = 0,014< α 0.05. bahwa pengetahuan adalah hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penginderaan manusia atau hasil tahu
teori Notoatmodjo (2014) yang seseorang terhadap objek yang
mengatakan bahwa pengetahuan adalah dipelajarinya melalui indra yang dimiliki
hasil penginderaan manusia atau hasil tahu yaitu mata, hidung, telinga dan sebagainya.
seseorang terhadap objek yang Dengan sendirinya pada waktu
dipelajarinya melalui indra yang dimiliki penginderaan sehingga menghasilkan
yaitu mata, hidung, telinga dan sebagainya. pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
Dengan sendirinya pada waktu oleh intensitas perhatian dan persepsi
penginderaan sehingga menghasilkan terhadap objek . Perilaku baik atau buruk
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi akan lebih baikjika didasari pengetahuan
oleh intensitas perhatian dan persepsi dikarenakan perilaku akan lebih langgeng
terhadap objek. Perilaku baik atau buruk dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
akan lebih baikjika didasari pengetahuan pengetahuan dan semua kegiatan atau
dikarenakan perilaku akan lebih langgeng aktifitas perilaku baik yang dapat diamati
daripadaperilaku yang tidak didasari oleh langsung maupun tidak diamati oleh pihak
pengetahuan dan semua kegiatan atau luar.
aktifitas perilaku baik yang dapat diamati Hasil penelitian ini juga sejalan
langsung maupun tidak diamati oleh pihak dengan penelitian yang dilakukan oleh
luar. Lydia Fransisca BR.S (2017) yaitu adanya
Hasil penelitian ini juga sejalan hubungan yang signifikan antara
dengan penelitian yang dilakukan oleh pengetahuan ibu nifas dengan
Lydia Fransisca BR.S (2017) yaitu adanya pelaksanaan bounding attachment.
hubungan yang signifikan antara 3. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
pengetahuan ibu nifas dengan terjadi setelah orang melakukan
pelaksanaan bounding attachment. penginderaan terhadap objek tertentu.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, Penginderaan terjadi melalui panca indera
dan ini terjadi setelah orang melakukan manusia, yakni indera penglihatan,
penginderaan terhadap objek tertentu. pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Penginderaan terjadi melalui panca indera Sebagian besar pengetahuan manusia
manusia, yakni indera penglihatan, diperoleh melalui mata dantelinga.
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan umumnya datang dari
Sebagian besar pengetahuan manusia pengalaman, juga bisa didapat dari
diperoleh melalui mata dantelinga. informasi yang disampaikan oleh guru,
Pengetahuan umumnya datang dari kelompok usia inikelelahan dan kebutuhan
pengalaman, juga bisa didapat dari untuk banyak beristirahat harus
informasi yang disampaikan oleh guru, menjadiperhatian utama bagi pasangan
responden (56,7%) terdapat 16 responden orang tua dengan bayi baru lahir.
(53,3%) melakukan bounding attachment Dukungan sosial ibu yang pertama kali
dan sebanyak 1 responden (3,35%) tidak melahirkan mempunyai kebutuhanyang
melakukan bounding attachment. berbeda dibanding dengan ibu yang
2. Setelah dilakukanan alisis menggunakan pernah melahirkan sebelumnya. Ibu yang
uji fisher extact test, diperoleh ρ-value pertama kali melahirkan membutuhkan
sebesar0,000< α 0.05, dengan demikian lebihbanyak support dan tindakan lanjut
dalam penelitian ini Ha diterima, dandapat terhadap perannya sebagai orang
dinyatakan ada pengaruh paritas dengan tua,termasuk sumber pendukung dari
pelaksanaan bounding attachment pada lingkungan. Kondisi sosial ekonomi orang

249
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
tua yang mempunyai kondisi sosial ketertarikan ibu muda untuk melakukan
ekonomi rendah lebih sulitdengan kelahiran bounding attachment.
masing-masing anak dan yang tidak Pada penelitian ini terdapat masing-
menggunakan KB efektif, mungkin masing 1 responden tidak melakukan
menemukan komplikasi pada proses bounding attachment pada ibu primipara
persalinan. Pengaruh Karakteristik Paritas dan multipara yang disebabkan tidak
dengan Pelaksanaan Bounding Attachment adanya dukungan suami dan psikologi ibu
di Puskesmas Tanralili Kab. Maros yang tertekan setelah mengalami
Berdasarkan hasil penelitian yang persalinan.
dilakukan bahwa adanya hubungan paritas
dengan pelaksanaan bounding attachment KESIMPULAN
pada ibu nifas di Puskesmas Tanralili Kab. 1. Ada Pengaruh Pengetahuan dengan
Maros, dari hasilan alisa dengan uji Pelaksanaan Bounding Attachment di
Fisher’s Exact Test didapatkan nilai ρ = Puskesmas Tanralili Kab. Maros
0,000 < α 0.05. 2. Tidak Ada Pengaruh Dukungan Suami
Penelitian ini sejalan dengan dengan Pelaksanaan Bounding Attachment
penelitian Sri Wahyuni (2018), yang di Puskesmas Tanralili Kab. Maros
menunjukkan bahwa adanya hubungan 3. Ada Pengaruh Karakteristik Paritas dengan
antara paritas dengan pelaksanaan Pelaksanaan Bounding Attachment di
bounding attachment. Puskesmas Tanralili Kab. Maros
Sesuai dengan teori bahwa tingkat
keberhasilan menyusui pada ibunifas SARAN
dalam masa neonatus sangat dipengaruhi 1. Bagi keluarga, kiranya berperan aktif dalam
oleh tingkat pengetahuan ibu. mengawasi, membimbing, dan memberikan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan dukungan danmotivasi kepada ibu untuk
segenap apa yang diketahui tentang suatu melakukan bounding attachment .
objek dan termasuk didalamnya adalah 2. Diharapkan adanya upaya untuk
ilmupengetahuan yang dapat meningkatkan peran keluarga serta efikasi
mempengaruhi perilaku seseorang dalam diri pasien sehingga meningkatkan
berhubungan dalam kesehatan dirinya pelaksanaan bounding attachment .
(Mutiara, 2013). 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
Mayoritas pada penelitian ini adalah kepada peneliti selanjutnya dapat meneliti
ibu multipara yang telah melahirkan lebih lebih dalam dan lebih jauh lagi serta
dari satu kali, sehingga memiliki menggunakan analisis yang berbeda dan
pengalaman dan pengetahuan tentang IMD metode yang berbeda sehingga
dan pemberian ASI pada bayinya. memperkaya analisis data penelitian serta
Sedangkan ada 12 responden primipara penelitian ini dapat menjadi bahan dasar
yang melakukan bounding attachment, ini dalam penelitian selanjutnya dan
disebabkan karena kehadiran bayi menambahkan variabel independen
merupakan keluarga baru dan anak laiannya yang berhubungan dengan
pertama sehingga menimbulkan bounding attachment.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani Putri Ayu. 2014. Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika :
Yogyakarta.

Dewi,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta selatan : salembamedika

Fransisca BR.S, Lydia. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Pelaksanaan Bounding Attachment di
Klinik Pratama Kita BR Sembiring Namu Ukur Selatan Kec Sei Bingai Kab Langkat Tahun 2017.
Politeknik Kesehatan Medan : Medan

Mutiara, Kurnia. 2013. Hubungan Paritas, Pengetahuan dan Pendidikan dengan Bounding Attachment pada Ibu
Nifas Di Kabupaten Pidie Tahun 2013. Aceh

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

250
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
Nugraha, Taufan Dkk. 2014.Askeb 3 Nifas.Nuha Medika : Yogyakarta.

Profil Kesehatan Indonesia . 2013 . Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta : Mitra Cendekia.

Stang. 2014. Cara Praktiks Uji Statistik Dalam Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran. Mitra Wacana Media :
Jakarta.

Sukma, Dkk. 2017. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. FakultasKedokteran Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah : Jakarta.

Wahyuni Sri. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bounding Attachment Pada Masa Nifas Di RSU Dwi
Sartika Kendari. Politeknik Kesehatan Kendari : Kendari.

251
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai