Kel.2 Etnomikologi Draft
Kel.2 Etnomikologi Draft
Jamur ini merupakan inang tanaman kayu kemiri, tumbuh di tempat lembab dan sangat
minim cahaya matahari dengan intensitas +25%. Jamur petir yang tumbuh merupakan
ciri-ciri dari tanah subur yang kaya akan bahan organic berupa bekas pelapukan batang
dan dahan tanaman. Secara morfologis, jamur ini memiliki pileus yang ditopang dengan
stipe keras seperti kayu yang muncul dari sclerotia yang tumbuh di dalam tanah.
C. Sejarah dan tradisi pemanfaatan Etnomikologi di suku yang terpilih di kota baru,
Kalimantan Selatan.
Dikenal dengan nama lokal jamur petir atau jamur susuh harimau lignosus.sp.
merupakan salah satu jamur ini di manfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan
pengobatan tradisional antara lain kesehatan ibu yang baru melahirkan selain itu jamur
ini di panen dan di jual kepada pengepul. Di Kalimantan Selatan jamur petir biasa di
temukan di desa muara urie kec.hampang dan desa buluh kuning kec.sungai durian
kab.kota baru akhir- akhir ini di desa muara urie permintaan jamur terhadap jamur petir
hal ini mendorong beberapa masyarakat untuk melakukan pencarian dan pengumpulan
terhadap jamur ini di hutan sekitar desa meskipun masyarakat di daerah tersebut belum
banyak mengetahui kegunaan jamur ini.
D. Cara konsumsi dan pemanfaatan jamur petir (Lignosus.sp)
Cara konsumsi dan pemanfaatan jamur ini untuk kesehatan sangat beragam yakni
melalui dari memakan langsung di potong dan di keringkan lalu di seduh serta ada juga
yang di rebus .untuk penggunaan luar umumnya jamur ini di aplikasikan langsung pada
bagian yang luka seperti campak dan elergi lainnya. Pemanfaatan dengan di rebus
umumnya di gunakan untuk penyakit dalam seperti menambah stamina dan demam.
Referensi :
Safinah, S.Hakim dan Eko Priyanto. 2019. Etnomikologi dan Potensi Pemanfaatan Jamur
Petir (Lignosus sp.) di KPH Sengayam, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Galam
1(1):41-48.
SUKU 2 : ETNOMIKOLOGI SUKU PITOPANG
Sumber :
Burn, R., Kuo, B., 2010. Fungtional Dyspepsia. Therapeutic Advances in
Gastroenterology. New Engl J Med. 1(2) : 145-64.
Hasanuddin. (2014). Jenis Jamur Kayu Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran
Biologi (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues). Jurnal Biotik, 2(1)
1-76.
H. Parjimo dan Hardi Soenanto. (2008). Jamur Ling Zhi; Raja Herbal, Seribu Khasiat.
Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Putra, I. P. 2020. Studi taksonomi dan potensi beberapa jamur liar di pulau belitong.
Jurnal Sains dan Teknologi.3(1).24-31.
Noverita. Armanda, Dennys Perdana. Dkk. (2019). Keanekaragaman Dan Potensi Jamur
Makro Di Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling (Smbrbb)
Propinsi Riau, Sumatera. Jurnal Pro-Life, 6(1), 26-43
Tampubolon,S., Budi. U., Yunasfi. 2019. Keanekaragaman jamur makroskopis di hutan
pendidikan universitas Sumatera Utara desa Tongkoh Kabupaten Kar Sumatera
Utara. Jurnal Penelitian. 2(4).
Rahmad, F., Elva. R. 2018. Preservasi pengetahuan adat bagi keberlangsungan
indigenous knowledge masyarakat kapur XI kabupaten Lima Puluh Kota
Kanagarian Durian Tinggi. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan.
7(2).