Nyamuk Aedes SP Sebagai Vektor Nyamuk Untuk Penyakit Cikugunya
Nyamuk Aedes SP Sebagai Vektor Nyamuk Untuk Penyakit Cikugunya
Disusun oleh
Ayi Nur Fajria
170210103099
Nyamuk- nyamuk Aedes sp. yang aktif pada siang hari seperti Aedes aegypti dan
Aedes albopictus biasanya meletakkan telur dan berbiak pada tempat-tempat
penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangka penampungan air, vas
bunga, kaleng-kaleng atau kantung kantung plastic bekas, di atas lantai gedung terbuka,
talang rumah, bamboo pagar, kulit kulit buah, banban bekas dan semua bentuk kontainer
yang dapat menampung air bersih ( Sembel, 2009).
Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva –
pupa – dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium
dewasa hidup di luar air. Pada umumnya telur akan menetas lam 1 – 2 hari setelah
terendam dengan air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5 – 15 hari, dalam
keadaan normal berlangsung 9 – 10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang
berlangsung 2 hari, kemudian selanjutnya menjadi dewasa dan melanjutkan siklus
berikutnya. Dalam suasana yang optimal, perkembangan dari telur menjadi dewasa
memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.
Nyamuk betina dewasa, bertelur di dinding bagian dalam wadah yang terdapat air
di dalamnya. Telur menempel pada dinding wadah seperti lem. Mereka berada di air dan
dapat bertahan hingga 8 bulan. Nyamuk hanya membutuhkan sedikit air untuk bertelur.
Mangkuk, gelas, air mancur, ban, barel, vas, dan wadah lain yang menyimpan air
membuat “pembibitan” yang bagus (CDC, 2020).
Mereka menetas dari telur nyamuk. Ini terjadi ketika air (dari hujan atau alat
penyiram) menutupi telur. Larva dapat dilihat di air. Mereka sangat aktif dan sering
disebut "Jentik-Jentik" (CDC, 2020). Ada 4 tingkatan (instar) jentik sesuai dengan
pertumbuhan larva, yaitu: Instar I : berukuran paling kecil yaitu 1-2 mm. Instar II : 2-5 –
3,8 mm. Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II. Instar IV : berukuran paling
besar 5 mm (Kemenkes RI, 2015). Larva nyamuk Aedes sp. terdiri dari kepala dan badan
yang terdiri 8 segmen. Pada segmen kepala memiliki 2-4 cabang midfrontal hairs dan
inner frontal hairs dijumpai 2-3 deret comb scale, mempunyai siphon dengan panjang 4x
lebar basal. Siphon tuft berada di bagian tengah siphon mempunyai 4-7 precratal tufts.
Pupa nyamuk Aedes aegypti berbentuk bengkok, dengan bagian kepala dada
(sefalotoraks) lebih besar jika dibandingkan dengan bagian abdomennya, sehingga
tampak seperti tanda „koma‟. Pupa merupakan bentuk tidak makan, dan gerakannya
tampak lebih lincah dibandingkan dengan larva. Saat istirahat,posisi pupa sejajar dengan
bidang permukaan air (Kumayah, 2008).
Nyamuk Dewasa
7. Diagnosis
Diagnosa untuk memperoleh data yang akurat diperlukan beberapa uji serologic
antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi dan IgM capture ELISA.
8. Cara Pengobatan
Demam Chikungunya termasuk Self Limiting Deases yang artinya penyakit ini
dapat sembuh dengan sendirinya. Manusia yang terjangkit penyakit ini biasanya akan
sembuh dalam 7 hari. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis seperti
pemberian obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan Paracetamol.
Pemberian antiviral, aspirin dan ibuprofen juga cukup ampuh meringankan beberapa
masalah persendian untuk nyeri sendi dan menurunkan demam. Pemberian vitamin juga
dapat dilakukan untuk meningkatkan daya taha tubuh dan bermanfaat untuk menangkal
penyakit-penyakit.
9. Cara Pencegahan
Cara pencegahan sederhana untuk mengurangi penyebaran virus Chikungunya
adalah menutup semua wadah diluar dan dalam rumah yang berpotensi menimbulkan
genangan air seperti bak mandi, timba dan lain-lain. Hal ini berguna untuk mencegah
nyamuk Aedes aegepti untuk berkembang biak di genangan tersebut. Cara pencegahan
selanjutnya adalah rutin menguras air kamar mandi minimal 2 kali seminggu. Cara ketiga
adalah dengan cara tidak menumpuk sampah dan pakaian kotor karena dapat
mengundang nyamuk untuk datang. Mengonsumsi makanan kayak akan nutrisi untuk
meningkatkan kekebalan imun tubuh untuk mencegah tertularnya virus Chikungunya.
Daftar pustaka
Amirullah dan Endang, Puji Astuti. 2011. Chikungunya: Transmisi dan Permasalahan. Jurnal
Aspirator 3(2).
Masrizal, Dt Manggung. 2011. Penyakit Menular Chikungunya. Jurnal Kesehatan Masyarakat
5(1).
Suaji, Satria Sembiring. 2021. Pemeriksaan Larva Nyamuk Aedes sp Sebagai Vektor Penyakit di
Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo. Skripsi.