Anda di halaman 1dari 8

Nyamuk Aedes sp Sebagai Vektor Penyakit Cikugunya

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasitologi


Dosen Pengampuh: Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes

Disusun oleh
Ayi Nur Fajria
170210103099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1. Morfologi
Nyamuk Aedes aegepty merupakan nyamuk spesies hutan yang telah beradaptasi
dengan lingkungan manusia pedesaan, pinggiran kota dan perkotaan. Telur nyamuk ini
dapat bertahan hidup di genangan air. Pertumbuhan nyamuk dari larva / pupa
membutuhkan waktu tiga hingga delapan minggu dan berkelanjutan. Betina dewasa dapat
bertahan hidup lebih dari tiga minggu. Nyamuk Aedes aegepty juga dikenal sebagai
vektor virus chikungunya, virus dengue dan dirofilariasis. Tubuh nyamuk memiliki tiga
bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Kepala nyamuk berbentuk agak membulat
dengan sepasang mata majemuk, sepasang antena panjang (15 segmen), sepasang palpi,
dan sebuah probosis. Probosis terdiri atas labrum-epifaring, hipofaring, sepasang
mandibula, dan maksila bergerigi (stilet). Toraks ditutupi oleh skutum pada bagian dorsal
dan dilengkapi tiga pasang tungkai yang panjang dan langsing. Warna, pola sisik, dan
rambut pada toraks berguna dalam membedakan genus dan spesies.
Nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran
nyamuk rumah (Culex), mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik-bintik putih
pada bagian badannya, terutama pada kaki dan dikenaldari bentuk morfologi yang khas
sebagai nyamuk yang mempunyai gambaran lire (Lyre form) ang putih pada
punggungnya. Probosis bersisik hitam, palpi pendek dengan ujung hitam besisik putih
perak. Oksiput brsisik lebar, berwarna putih terletak memanjang. Femur bersisik putih
pada permukaan posterior dan setengan basal, anterior dan tengah bersisik putih
memanjang. Tibia semuanya hitam. Tarsi belakang berlingkaran putih pada segmen basal
kesatu sampai keempat dan kelima berwarna puih. Sayap brukuran 2,5 – 3,0 mm bersisik
hitam.
2. Klasifikasi

Klasifikasi Aedes sp menurut Suhendro (2015) yaitu:


Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegepty

3. Siklus hidup dan reproduksi

Nyamuk- nyamuk Aedes sp. yang aktif pada siang hari seperti Aedes aegypti dan
Aedes albopictus biasanya meletakkan telur dan berbiak pada tempat-tempat
penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangka penampungan air, vas
bunga, kaleng-kaleng atau kantung kantung plastic bekas, di atas lantai gedung terbuka,
talang rumah, bamboo pagar, kulit kulit buah, banban bekas dan semua bentuk kontainer
yang dapat menampung air bersih ( Sembel, 2009).
Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva –
pupa – dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium
dewasa hidup di luar air. Pada umumnya telur akan menetas lam 1 – 2 hari setelah
terendam dengan air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5 – 15 hari, dalam
keadaan normal berlangsung 9 – 10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang
berlangsung 2 hari, kemudian selanjutnya menjadi dewasa dan melanjutkan siklus
berikutnya. Dalam suasana yang optimal, perkembangan dari telur menjadi dewasa
memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.
Nyamuk betina dewasa, bertelur di dinding bagian dalam wadah yang terdapat air
di dalamnya. Telur menempel pada dinding wadah seperti lem. Mereka berada di air dan
dapat bertahan hingga 8 bulan. Nyamuk hanya membutuhkan sedikit air untuk bertelur.
Mangkuk, gelas, air mancur, ban, barel, vas, dan wadah lain yang menyimpan air
membuat “pembibitan” yang bagus (CDC, 2020).

Mereka menetas dari telur nyamuk. Ini terjadi ketika air (dari hujan atau alat
penyiram) menutupi telur. Larva dapat dilihat di air. Mereka sangat aktif dan sering
disebut "Jentik-Jentik" (CDC, 2020). Ada 4 tingkatan (instar) jentik sesuai dengan
pertumbuhan larva, yaitu: Instar I : berukuran paling kecil yaitu 1-2 mm. Instar II : 2-5 –
3,8 mm. Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II. Instar IV : berukuran paling
besar 5 mm (Kemenkes RI, 2015). Larva nyamuk Aedes sp. terdiri dari kepala dan badan
yang terdiri 8 segmen. Pada segmen kepala memiliki 2-4 cabang midfrontal hairs dan
inner frontal hairs dijumpai 2-3 deret comb scale, mempunyai siphon dengan panjang 4x
lebar basal. Siphon tuft berada di bagian tengah siphon mempunyai 4-7 precratal tufts.

Larva Aedes sp instar IV

Pupa nyamuk Aedes aegypti berbentuk bengkok, dengan bagian kepala dada
(sefalotoraks) lebih besar jika dibandingkan dengan bagian abdomennya, sehingga
tampak seperti tanda „koma‟. Pupa merupakan bentuk tidak makan, dan gerakannya
tampak lebih lincah dibandingkan dengan larva. Saat istirahat,posisi pupa sejajar dengan
bidang permukaan air (Kumayah, 2008).

Pupa Nyamuk Aedes sp

Nyamuk betina dewasa menggigit manusia dan hewan. Nyamuk membutuhkan


darah untuk menghasilkan telur. Setelah makan, nyamuk betina mencari sumber air untuk
bertelur. Aedes aegypti tidak pergi dengan jarak yang jauh. Selama seumur hidupnya,
nyamuk tidak suka berpindah tempat. Aedes aegypti lebih suka tinggal di dekat manusia
dan menggigit manusia.
Nyamuk Aedes sp yang baru keluar dari pupa

Nyamuk Dewasa

4. Penyakit yang ditimbulkan

Virus Chikungunya ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Nyamuk


menjadi terinfeksi ketika mereka memakan manusia yang telah terinfeksi virus. Nyamuk
yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke manusia lain melalui gigitan. Virus
Chikungunya paling sering menyebar ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
Aedes aegepti menularkan virus CHIKV (Chikungunya virus). Mereka menggigit pada
siang dan malam hari.
Kebanyakan manusia yang terinfeksi virus chikungunya akan mengalami
beberapa gejala. Gejala biasanya mulai 3-7 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi.
Gejala yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. Gejala lain mungkin termasuk
sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam. Penyakit chikungunya tidak
sering berakibat kematian, tetapi gejalanya dapat parah dan melumpuhkan. Sebagian
besar pasien merasa lebih baik dalam waktu seminggu. Pada beberapa manusia, nyeri
sendi dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Manusia-manusia yang berisiko untuk
penyakit yang lebih parah termasuk bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu
kelahiran, manusia dewasa yang lebih tua (≥65 tahun), dan manusia- manusia dengan
kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung. Setelah
sesemanusia terinfeksi, ia kemungkinan tidak akan terinfeksi kembali di masa depan
(CDC, 2019).

5. Cara penularan dan masuk ketubuh manusia


Ada beberapa hal yang menyebabkan virus CHIKV masuk ketubuh manusia, yaitu:
 Melalui gigitan langsung dari Nyamuk Aedes aegepti pembawa virus.
 Dapat ditularkan melalui hewan primate seperti baboon.

6. Gejala klinis yang ditimbulkan


Gejala klinis manusia yang terjangkit virus Chikungunya sebagai berikut :
 Merasa demam tiba-tiba diikuti dengan nyeri di persendian
 Timbul rasa pegal-pegal, ngilu dan sakit pada tulang.
 Muncul ruam kemerahan setelah 3-5 hari terinveksi
 Nyeri otot dan pembengkakan pada kaki
 Sakit kepala

7. Diagnosis
Diagnosa untuk memperoleh data yang akurat diperlukan beberapa uji serologic
antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi dan IgM capture ELISA.

8. Cara Pengobatan

Demam Chikungunya termasuk Self Limiting Deases yang artinya penyakit ini
dapat sembuh dengan sendirinya. Manusia yang terjangkit penyakit ini biasanya akan
sembuh dalam 7 hari. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis seperti
pemberian obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan Paracetamol.
Pemberian antiviral, aspirin dan ibuprofen juga cukup ampuh meringankan beberapa
masalah persendian untuk nyeri sendi dan menurunkan demam. Pemberian vitamin juga
dapat dilakukan untuk meningkatkan daya taha tubuh dan bermanfaat untuk menangkal
penyakit-penyakit.

9. Cara Pencegahan
Cara pencegahan sederhana untuk mengurangi penyebaran virus Chikungunya
adalah menutup semua wadah diluar dan dalam rumah yang berpotensi menimbulkan
genangan air seperti bak mandi, timba dan lain-lain. Hal ini berguna untuk mencegah
nyamuk Aedes aegepti untuk berkembang biak di genangan tersebut. Cara pencegahan
selanjutnya adalah rutin menguras air kamar mandi minimal 2 kali seminggu. Cara ketiga
adalah dengan cara tidak menumpuk sampah dan pakaian kotor karena dapat
mengundang nyamuk untuk datang. Mengonsumsi makanan kayak akan nutrisi untuk
meningkatkan kekebalan imun tubuh untuk mencegah tertularnya virus Chikungunya.

Daftar pustaka
Amirullah dan Endang, Puji Astuti. 2011. Chikungunya: Transmisi dan Permasalahan. Jurnal
Aspirator 3(2).
Masrizal, Dt Manggung. 2011. Penyakit Menular Chikungunya. Jurnal Kesehatan Masyarakat
5(1).
Suaji, Satria Sembiring. 2021. Pemeriksaan Larva Nyamuk Aedes sp Sebagai Vektor Penyakit di
Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai