Anda di halaman 1dari 11

PARASIT PROTOZOA OODINIUM SP PADA IKAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Dwi Wahyuni.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

SRI FATMAH I. SULEMAN

NIM :

210210103137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
PEMBAHASAN

1. Morfologi

Oodinium sp.
• Oodinium sp. berbentuk oval seperti telur dan memiliki alat penetrasi yang disebut rhizoid.Rhizoid
pada Oodinium sp. dapat melekat di dalam jaringan epithel ikan air tawar yang terinfeksi.Organ tersebut
mampu mengeluarkan sekret yang bersifat litik.Sekret tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada
organ yang terinfeksi.Organ insang ikan merupakan organ yang sering terinfeksi oleh spesies ektoparasit
ini (Kabata, 1985).Oodinium sp. yang ditemukan pada penelitian ini berbentuk bulat tidak sempurna dan
mempunyai silia di sekeliling tubuhnya. Menurut Kabata (1985) bahwa Oodinium sp. adalah protozoa
yang mempunyai bentuk bulat tidak sempurna dengan ukuran antara 15 - 70 μm dan panjangnya 150
μm.Oodinium sp. dapat mencapai ukuran maksimum 0.3 mm. Oodinium sp. termasuk ke dalam classis
Ciliata, ordo Dirofirida, serta familia Blastodiniidae (Kabata, 1985) .Organ insang ikan merupakan organ
yang sering terinfeksi oleh spesies ektoparasit ini (Kabata, 1985).

Gambar 19 Oodiniumsp. (Perbesaran 40 x 10) (http://www.google.com), Keterangan : a. silia

Secara mikroskopis Oodinium sp. hanya ditemukan pada bagian sisik ikan gurami, juga sisik dan insang.
Cara menginfeksi inangnya, Oodinium sp. akan menempel pada ikan dengan menggunakan flagellum,
kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yangmasuk ke dalam kulit dan selaput lendir pada
insang ikan. Batang (kaki) penghisap ini akan merusak sel-sel sirip dan insang ikan.
Gambar 20 (A) Morfologi Oodinium sp. (http://www.google.com), (B) Struktur skematis
Oodinium sp. (modifikasi dari http://www.fbas.co.uk).

Keterangan:

1. Rhizoid

2. Chloroplasts

3. Nukleus

• Oodinium adalah genus dinoflagellata parasit . Inang mereka adalah ikan asin dan air tawar ,
menyebabkan sejenis penyakit beludru ikan(juga disebut penyakit debu emas).

Ikan aduan siam dewasa ( Betta splendens ) dengan penyakit beludru

Oodinium biasanya mengembangkan "debu" kuning atau emas yang tersebar di kepala, sirip, dan
tubuhnya. Pada tahap ini, infestasi sudah parah. Serangan biasanya dimulai pada insang, pada tahap
mana sulit untuk diamati. Ikan inang merasa jengkel, dan sering secara sporadis melesat atau
bergesekan dengan batu. Bintik-bintik kekuningan lebih jelas di bawah sumber cahaya yang kuat. Ini
sangat mirip dengan Ichthyophthirius , meskipun bintik-bintik oodinium berwarna kekuningan dan lebih
kecil.
Siklus hidup dari oodinium dimulai sebagai dinospore yang berenang di dalam air untuk mencari host
yang cocok. Saat menempel pada kulit inang, ia membentuk cangkang keras yang melindungi dirinya
dari lingkungan luar saat memakan sel-sel kulit ikan. Ini adalah tahap kista yang terlihat seperti debu
yang menutupi kulit ikan. Setelah beberapa hari, kista tenggelam ke dasar, membebaskan generasi baru
dinospora. Saat siklus berulang, dinospora harus menemukan inang dalam waktu 48 jam atau mati.

Perawatan dimungkinkan dengan mengencerkan garam tembaga yang tersedia secara komersial.
Dinospora yang berenang bebas sangat rentan terhadap senyawa tembaga. Membawa suhu air ke 30 ° C
membantu melepaskan dinospora dari kista .

2. Cara Perkembangan dan Reproduksi

Oodinium ocellatum Jenis ini juga dikenal dengan nama Amyllodinium sp pada ikan air tawar yang
termasuk ke dalam Phylum Sarcomastigophora, Subphylum Mastigophora (flagellates), Class
Phytomastigophorea (phytoflagellates), Ordo Dinoflagellida, dan Genus Oodinium. Jenis ini berbentuk
bulat kuning berukuran 50-60 µm. bergerak menggunakan akar rizoit (cilia) dengan siklus hidup dimulai
dari Trophont, kemudian menjadi encysted tomont, lalu palmela hingga menjadi free swimming
invective dinospores. Tomont mulai membelah pada suhu 23-27°C. terhambat suhu 16-30 oC, salinitas
50 ppt

Jenis ini sering menyerang ikan air laut dengan kondisi yang menurun atau buruk, terutama pada jenis
ikan Amphyprion percula, Dacyllus melanurus, dan monodactyllus argentus. Awalnya, jenis ini
menyerang insang kemudian menyebar ke kulit, sirip juga ginjal. Tanda klinis dan patologi yang dapat
ditemukan pada ikan yang terserang antara lain bintik merah, hyperemia, haemorrhage, anorexia,
depression, dyspoea (berenang dekat permukaan air dengan kesulitan bernafas). Ikan yang terserang
menunjukkan gejala tingkah laku seperti megap-megap, ikan berenang pelan, berada di bawah
permukaan air atau di dekat sumber air, dan gasping.

3. Klasifikasi

Klasifikasi dari parasit Oodinium sp. adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Protozoa

Kelas : Flagellata
Ordo : Dirofrida
Famili : Oodiniaceae
Genus : Oodinium
Spesies : Oodinium sp.
Oodinium sp. merupakan parasit yang termasuk jenis protozoa yang menempel pada ikan dengan
menggunakan flagelum yang kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yang dapat masuk
kedalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan. Setelah berukuran dewasa, Oodinium sp. akan
melepaskan diri dari inangnya dan berenang bebas di air, kemudian akan membelah menjadi lusinan sel
baru yang siap mencari inang yang baru.

Gejala klinis pada Oodinium sp. yang menginfeksi ikan dapat dilihat dari sirip ikan, tahapan lebih lanjut
akan terlihat seperti tepung bertaburan yang disebut velvet. Pada tahapan berikutnya, pada bagian sisik
atau kulit dari ikan akan terkelupas dan pada bagian mata akan terlihat adanya selaput seperti kabur
dan kemudian menyerang seluruh bagian tubuh. infeksi Oodinium sp. terjadi dikarenakan adanya
penetrasi rizoid ke sel epitel inang. Parasit tersebut menyebabkan nekrosis, pendarahan dan infeksi
sekunder yang disebabkan oleh bakteri dan jamur (Mahatma, 2012).

4. Siklus Hidup Oodinium (Piscinoodinium)

Siklus hidup parasit ini dapat dibagi menjadi empat tahap, dan berlangsung selama 10-14 hari pada suhu
23-25 °C, siklus akan lebih lambat dibawah suhu 23 ℃.

Sumber gambar bettasource.com

Tahap pertama adalah tahap mendapatkan makanan. Parasit dinoflagellata menempel pada ikan,
kemudian menjadi kista, yang menembus kulit, darah serta jaringan lunak insang. Kista terus
menghancurkan sel dan memakan nutrisi di dalamnya. Tumbuh di bawah kulit sampai meninggalkan
inangnya. Menginfeksi insang adalah salah satu hal yang membuat Velvet berbeda dari penyakit serupa
yang disebut Ich (white spot). Tahap kista ini sangat tahan terhadap kimia. Tidak jarang membutuhkan
beberapa aplikasi pengobatan untuk sepenuhnya menghilangkan parasit.

Tahap kedua adalah ketika parasit matang meninggalkan inang masuk ke dalam air, lalu jatuh ke dasar
kolam.
Tahap ketiga dimulai ketika memasuki proses reproduksi. Parasit membentuk kista, yang
memungkinkannya untuk bertahan hidup. Tahapan ini juga sangat tahan terhadap perawatan kimia.
Kista benar-benar membagi dan membentuk antara 34 dan 64 sel baru di mana pada membran
menyemburkan sel-sel ke dan memasuki tahap keempat.

Selama tahap keempat ini organisme yang berenang bebas disebut dinospore. Sebuah dinospore
memiliki dua flagela, salah satunya ditutupi oleh lipatan tubuh dan memiliki mata kemerahan. Silia dan
flagela mendorong sebuah dinospora melalui air. Dinospora berenang mencari inang dan akan mencoba
untuk melekat pada inang dalam waktu 70 jam – ini adalah tahap infeksi dan dapat diobati. Mereka
harus menemukan inang dalam 24 jam, atau mati. Sekali hinggap pada inang, dinospora masuk ke
lapisan epitel kulit dan sirip dan siklus kehidupan dimulai dari awal lagi.
5. Nama penyakit yang ditimbulkan Oodinium sp.

Bentukan seperti karat pada ikan diakibatkan oleh parasit yang bernama Oodinium sp. Parasit ini sangat
kecil seperti debu dengan ukuran 20-100 mikron. Penyakit yang disebabkan karena Oodinium ini biasa
disebut Oodiniasis, Velvet Disease atau Gold.
6. Cara masuknya penyakit Oodinium sp.

Seperti halnya parasit lain, Oodinium sp akan muncul ketika kualitas air jelek di dalam akuarium atau
kolam. Oodinium sp akan mencari ikan sebagai inang untuk dia melangsungkan hidupnya. Ikan yang
dipilih oleh parasit ini yaitu ikan yang mengalami penurunan imunitas dan ikan yang stres. Oodinium sp
akan menempel pada ikan tersebut dengan menggunakan flagel, kemudian parasit ini akan masuk ke
dalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan melalui kaki penghisapnya. Kaki penghisap ini akan
merusak sel-sel di sekitar dan menghisap nutrisi pada dinding ikan untuk makanannya. Setelah
Oodinium sp menjadi dewasa, parasit ini akan melepaskan diri dari inangnya (ikan yang ditumpanginya)
dan dilepaskan di dalam perairan. Parasit akan berenang bebas dan akan membelah diri menjadi sel
baru yang siap mencari inang.

7. Gejala Klinis yang disebabkan Oodinium sp.

Tanda klinis dan patologi yang dapat ditemukan pada ikan yang terserang antara lain bintik merah,
hyperemia, haemorrhage, anorexia, depression, dyspoea (berenang dekat permukaan air dengan
kesulitan bernafas). Ikan yang terserang menunjukkan gejala tingkah laku seperti megap-megap, ikan
berenang pelan, berada di bawah permukaan air atau di dekat sumber air, dan gasping.

Gejala Klinis :

 Ikan terlihat gelisah, tutup insang mengembang, sirip-sirip terlipat, dan cepat kurus. Populasi
parasit di kulit mengakibatkan warna keemasan, berkarat atau putih kecoklatan (dekil) sehingga
sering disebut "velvet disease".
 Ikan sering melakukan gerakan mendadak, cepat dan tak seimbang "flashing" dan akan terlihat
jelas pada saat pagi atau sore hari.
 Menggosok-gosokkan tubuhnya di benda keras yang ada di sekitarnya, dan warna tubuh pucat.
8. Diagnosa dan terapi

 Pengamatan secara visual terhadap adanya parasit pada kulit, sirip dan insang ikan
 Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat
ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
 Tingkatkan suhu atau temperatur air, minimal 82F atau sekitar 28C.
 Nyalakan lampu akuarium untuk beberapa hari.
 Tambahkan garam akuarium, yang secaratidak langsung dapat membantu pernafasan ikan.
 Rawat dengan tambahan obat(cupric sulphate) untuk penyakit Velvet (Oodinium), dimana target
utamanyaadalah sel-sel Oodinium yang berenang dalam air.
 Hentikan penggunaan carbonfilter selama perawatan. Ikan dari jenis catfish dan bottom feeder
lainnyasangat sensitive terhadap obat-obatan untuk penyakit Velvet (Oodinium)mengandung
cupric sulphate, oleh karena itu gunakan sesuai dosis yang benar,sebaiknya digunakan pada
akuarium karantina, dan apabila kesulitan untuk memindahkan ikan jenis catfish / bottom
feeder tersebut dan atau untukperawatan akuarium dapat dilakukan dengan mengurangi dosis
dan menambah jadwal pemberian obat dengan selalu memantau kondisi ikan dari jenis
catfish /bottom feeder tersebut.
 Lakukan perawatan terhadap ikan yang terjangkit sedini mungkin, karena penyakit ini cepat
sekali menular.

10. Pencegahan penyakit Oodinium sp.

 Mempertahankan suhu agar selalu > 29o C


 Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali
dengan interval 2-3 hari.

Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit, antara lain dapat dilakukan melalui perendaman dengan:

 Air garam (1-10 promil, tergantung spesies dan ukuran ikan) selama beberapa jam, dipindahkan
ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari.
 Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air
yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari.
 Larutan kupri sulfat (CuSO4) pada dosis 0,5-1,0 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat,
dan air harus diganti setiap hari.
 Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari. Methylene
blue pada dosis 2 - 6 ppm selama 3 -- 5 hari.
 Larutan Acriflavin pada dosis 0,6 ppm selama 24 jam, dan diulang setiap dua hari sekali.
 Selalu menjaga kualitas dan kondisi air. Hindarimelakukan tindakan yang membuat ikan
stres,seperti perubahan suhu secara mendadak,mengganti air secara keseluruhan, dll.
Berikanmakanan yang cukup (tidak berlebih) dan bernutrisi pada ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Chatton, E. (1912). "Diagnosis préliminaires de Péridiniens parasites nouveaux". Buletin de la Société


Zoologique de France (dalam bahasa Prancis). 37 : 85–93.

Mills, Claudia E.; McLean, Norman (1991). "Ektoparasitisme oleh dinoflagellata (Dinoflagellata:
Oodinidae) pada 5 ctenophora (Ctenophora) dan hydromedusa (Cnidaria)" (PDF) . 10 : 211–216.

https://empangqq.com/2018/06/08/siklus-hidup-oodinium-piscinoodinium/

http://www.rajapetshop.com/en/news/OODINIUM-SP-PARASIT-PADA-IKAN-HIAS-AIR-LAUT-DAN-AIR-
TAWAR

Anda mungkin juga menyukai