Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
2018
PEMBANGUNAN JEMBATAN
LINGKUP PEKERJAAN
DIVISI I
1.2 Mobilisasi
DIVISI II
DIVISI III
DIVISI VII
7.1 (7)a Beton Mutu Sedang f’c 20 Mpa Dinding & Trotoar
7.2 (1a) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 25,6 Meter
40 Mpa
7.2 (1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 30,6 Meter
50 Mpa
7.2 (10a) Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah
7.2 (10b) Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah
7.2 (12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa Untuk Girder 25,6
Meter
7.2 (12b) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa Untuk Girder 30,6
Meter
7.6 (12b) Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm Tipe C
7.6 (18b) Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Diameter 600 mm
7.6 (20) Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d 7.6.(18) bila
DIVISI VIII
DIVISI IX
9.1.(1) Mandor
DIVISI I
1.2 Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan digunakan
untuk mengerjakan proyek . Alat -alat yang berasal dari luar pulau dimobilisasi dengan Kapal
Laut kemudian setelah tiba di daratan dimobilisasi lagi dengan menggunakan Tronton dan
Ponton/LCT ke Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir
kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan pengawas untuk
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 3
PT. ………….. 2018
diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui dan akan dinyatakan
(persetujuannya) sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak karyawan,
gudang dan lain-lain.
B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:
2. Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang digunakan
adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja dibuat sebagai
tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama pekerjaan berjalan.
Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan sebagai kantor sementara
pelaksanaan pekerjaan.
D. Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang digunakan
adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja dibuat sebagai
tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama pekerjaan berjalan.
Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan sebagai kantor sementara
pelaksanaan pekerjaan.
E.II. Lain-Lain
1. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan komunikasi
terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.
2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built
drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan gambar terakhir
kepada penyedia jasa bahwa pekerjaan telah selesai.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan jalan,
dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode pelaksanaan
harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh penyedia jasa dengan
biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak kendaraan
yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil dan berdiri di
tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
G. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan demobilisasi kembali. Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor
akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di
bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada
semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama
konsultan pengawas/Direksi, dan PPK melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu
masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan jalan,
dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode pelaksanaan
harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh penyedia jasa dengan
biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak kendaraan
yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil dan berdiri di
tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
A. Koordinator Manajemen Keselamatan Lalu Lintas .
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular maupun khusus dengan
direksi pekerja. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat (24 jam perhari, 7 hari per
minggu) melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan –kesulitan, keadaan darurat
dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan manajemen keselamatan selama periode pelaksanaan.
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1. Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di mana
pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang di
gunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi sebagai mana
mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi,denah serta peraturan-peraturan
setempat.
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai, memberi
pendapat kepada direksi pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan memastikan bahwa RMKL telah
diimplemntasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan efisiensi.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan direksi pekerjaan.
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa sebelum pelaksanaan dimulai,
dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerja.
Direksi pekerjaan harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.
B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan Oleh Penyedia Jasa.
1. Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi sesui
ketentuan.
2. Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur dan
flagman dengan 3 shiff.
4. Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5. Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.
Pekerjaan Dewatering adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengendalikan debit atau
volume air, atau dapat pula diartikan dengan pekerjaan pengeringan pada daerah dalam
cofferdam. Setelah melaksanakan pekerjaan Cofferdam, dilanjutkan dengan pekerjaan
dewatering dimana air yang tertahan atau yang berada di dalam area cofferdam di sedot keluar
dengan menggunakan pompa air sehingga daerah di dalam cofferdam menjadi kering dan dapat
ditempati untuk melangkah ke item pekerjaan selanjutnya.
A. Bahan / Material:
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 8
PT. ………….. 2018
1. Sheet Pile
2. Pelat Besi
3. Kayu/Bracing
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Crane On Truck + Ponton
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIVISI II
5. Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya yang tidak
dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air yang ada maka saluran
air tersebut harus direlokasi agar tidak menggangu aliran air, relokasi yang demikian harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi lapangan.
A. Bahan / Material:
1. Tidak ada
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
6. Pasang benang pada sisi luar profil sesuai dengan hasil pengukuran dan gambar rencana.
7. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut, menurut perbandingan campuran
mortar pasir dan semen dan perbandingan batu dan mortar (mengacu pada Buku Spesifikasi
Pasal S12.04).
8. Pasang batu kali/batu gunung dengan adukan sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar
pasangan tersebut rata.
9. Melakukan penyelesaian dan perapian serta pelesteran dengan mortar setelah pemasangan
pondasi bahu saluran
10. Bentuk dan ukuran saluran pasangan batu dengan mortar, sesuai dengan yang termuat dalam
gambar rencana.
A. Bahan / Material:
1. Batu kali / gunung
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan gorong-gorong pipa beton bertulang pada pekerjaan
jalan penunjang jembatan. Adapun uraian pelaksanaannya adalah,
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan precast gorong-gorong,
pemasangan bouwplank, penimbunan dengan material pilihan, serta perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan dimulai,
b. Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material,
c. Memberitahu konsultan pengawas secara tertulis paling lambat 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
3. Uraian Pekerjaan
a. Pemasangan bouwplank,
b. Melakukan penggalian pada titik lokasi pekerjaan yang akan dipasang gorong-gorong
c. Menghampar pasir urug dengan tebal 5 cm sebagai lantai kerja atau sesuai arahan konsultan
pengawas/direksi lapangan,
d. Ditempat terpisah gorong-gorong beton bertulang dicetak sesuai dengan spsifikasi atau bestek
kerja, dengan terlebih dahulu mengajukan JMF dan JMD Beton kepada Direksi Lapngan.
Lalu diangkut ke lokasi pekerjaan,
e. Pemasangan Precast Gorong-Gorong Beton Berulang.
f. Penimbunan kembali dengan material pilihan, lalu dipadatkan.
A. Bahan / Material:
1. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
2. Tanah Timbunan
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIVISI III
A. Bahan / Material:
1. Tidak Ada
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran
permukaan yang bebas.
Urutan Kerja :
1. Material diangkut dan diangkat/dimuat ke dump truck oleh Wheel loader/Excavator
kemudian dibawa ke lokasi penimbunan.
2. Timbunan dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan tandem roller.
3. Pada saat pemadatan material timbunan disiram air dengan menggunakan water tanker
secukupnya untuk mendapatkan kepadatan maksimal.
4. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
5. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan galian yang
mengandung organik daun-daunan,rumputan dan akar.
6. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang diisyaratkan.
7. Setiap lapisan timbunan pilihan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
diisyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
8. Timbunan pilihan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah sumbu
jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama.
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian (Quarry)
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIVISI VII
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dengan menggunakan truck mixer
atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari
tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan pengetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 30 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck dan
di tutup dengan karung goni atau curing compound.
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck mixer
atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari
tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 25 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck dan
ditutup dengan karung goni atau curing compound.
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
Gambar Contoh Abutment yang telah siap dicor
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching
Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dengan menggunakan truck mixer
atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari
tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 20 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck dan
ditutup dengan karung goni atau curing compound.
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
5. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan,
6. Material pasir beton, semen, agregat kasar dan batu pecah dimasukkan ke Concrete Pan
Mixer atau concrete mixer kemudian campuran material tersebut dimasukkan ke dituang
ke dalam tiang pancang sebagai isiannya,
7. Atau dapat pula batu pecah dan batu kali dimasukkan ke dalam tiang pancang dengan
persentase perkubiknya 40 % batu pecah, setelah itu dituangkan beton mutu fc’ 15 MPa,
8. Pengangkutan beton siklop fc’ 15 MPa dengan menggunakan truck mixer atau penghantar
jenis agitator (penggoyang bolak - balik) atau concrete pump dan harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
9. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari
tempat awal kerja.
10. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir Beton
3. Agregat Kasar
4. Batu Pecah/Batu Kali
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Concrete Mixer
2. Concrete Pump/Penghantar Beton
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang akan
digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan bekesting
sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di bawah arahan
mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton mutu rendah fc’ 10 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching Plant
sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton mutu rendah fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck mixer atau
penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan beton
dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari
tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu rendah fc’ 10 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck dan
ditutup dengan karung goni atau curing compound.
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 25
PT. ………….. 2018
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(1a) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I Bentang 25,6 meter 40
MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton Pracetak
dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas
persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok
gelagar ini sendiri harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat pengakuan/dikeluarkan
oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi pekerjaan, penyedia jasa harus
mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat dudukan Gelagar Pracetak. Apakah
Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya Gelagar Pracetak ini diangkat dengan
menggunakan Crane on Track dimana minimal harus terdapat 2 Crane on Track yang
mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan dapat pula dibantu oleh excavator.
Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment. Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia
jasa terutama operator crane in track harus berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan
mendudukan gelagar pracetak ini sambal mengikuti arahan dan petunjuk dari konsultan
pengawas.
A. Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 25,6 Meter 40 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I Bentang 30,6 meter 50
MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton Pracetak
dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas
persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok
gelagar ini sendiri harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat pengakuan/dikeluarkan
oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi pekerjaan, penyedia jasa harus
mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat dudukan Gelagar Pracetak. Apakah
Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya Gelagar Pracetak ini diangkat dengan
menggunakan Crane on Track dimana minimal harus terdapat 2 Crane on Track yang
mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan dapat pula dibantu oleh excavator.
Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment. Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia
jasa terutama operator crane in track harus berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan
mendudukan gelagar pracetak ini sambal mengikuti arahan dan petunjuk dari konsultan
pengawas.
A. Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 30,6 Meter 50 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 27
PT. ………….. 2018
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Beton Diafragma fc’ 28 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Beton Diafragma fc’ 28 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 29
PT. ………….. 2018
7.2.(12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t= 7 cm fc’ = 28 MPa Untuk Girder 25,6
Meter
Deck slab (Plat Deck) merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai lantai
kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat dari beton dengan mutu
fc’ 28 MPa dengan ketebalan 7 cm. Plat Deck jembatan berfungsi untuk menahan beban yang
bekerja di atas jembatan secara merata dan agar mendapat permukaan yang rata. Ada 2
Metode yang dapat digunakan dalam item pekerjaan ini, yaitu dengan cara pembuatan dan
perakitan di lokasi atau Plat Deck Precast yang telah dicetak dan dipesan.
1. Menyiapkan material besi tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang sudah
direncanakan,
2. Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan,
3. Menyiapkan peralatan dan tenaga pembesian sesuai dengan kebutuhan,
4. Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilangan tumpang tindih,
5. Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar rencana,
6. Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih dari segala
kotoran, dan
7. Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pembesian yaitu:
1. Siapkan perijinan untuk memulai pekerjaan (request) yang disetujui oleh direksi pekerjaan,
2. Cek bersama dengan direksi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran,
3. Lakukan pengecoran dan setiap melakukan pengecoran maka campuran beton sudah harus
dilakukan pengecekan terhadap kadar airnya dengan slump test dan buat silinder untuk
pengujian kuat tekan beton tersebut,
4. Pastikan skor-skor dan perancah kuat menopang beton basah sehingga didapatkan hasil yang
sesuai dengan gambar, dan
5. Lakukan pemeliharaan beton dengan penyiraman terus menerus atau dengan pemberian
karung goni sampai beton mencapai umur 28 hari
A. Bahan / Material:
1. Beton Mutu fc’ 28 MPa
2. Baja Tulangan U-24
3. Kayu Peracah/ Multiplex
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
3. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Plat Deck fc’ 28 MPa, t = 7 cm
B. Peralatan:
1. Crane on Track + Ponton
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan pengawas dan
direksi lapangan.
1. Baja beton U-24 polos diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai dengan
gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat bendrat atau kawat beton
2. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan lumpur,
kotoran, kerak, dan lain-lain.
3. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang diisyaratkan
4. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat.
A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan U-24
2. Kawat Bendrat (Pengikat)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan U-32
2. Kawat Bendrat (Pengikat)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
7.6.(12)b Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm Tipe C
Tiang Pancang adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan di daerah
dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lembek atau tanah
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 33
PT. ………….. 2018
gambut dengan elevasi muka air yang cukup tinggi. Tiang Pancang dalam defenisinya
merupakan susunan tiang beton bertulang dengan diameter 60 cm yang dimasukkan atau
ditancapkan secara vertikal ke dalam tanah dengan menggunakan Pile Driver + Hammer yang
ditunjukkan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban di atasnya. Tiang Pancang yang
digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi lapangan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang
menggunakan alat pancang hidrolik hammer, yaitu sebagai berikut :
1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver alat.
2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis guna
memudahkan dalam pengerjaannya.
3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter.
4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
5. Melakukan pengukuran :
Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh Direksi/MK.
Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok bergaris
tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.
Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.
Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam
keadaan/posisi vertikal.
Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan benar,
sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain
lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :
Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.
Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.
Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.
6. Pengujian Tiang pancang :
a. Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused
pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
b.Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang dipergunakan
dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
7. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Literatur dan
Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai.
8. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :
a. Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan perincian
dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi nomor referensi , Panjang tiang,
tanggal pengecoran, beban Kerja.
b. Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya
diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan paling
lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian
maksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan
tegangan maksimum yang diijinkan padabeton dan massa alat pemukulnya juga harus
diganti dengan yang sesuai, haruspula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan
energi pada sambungan.
Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau lapisan-
lapisan batuan maka ketinggian pemukulannya harus dikurangi.
Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang harusdisusun
sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up lifting) tian pancang.
Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung untuk
memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari semua
tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan, bila
mengalami hal tersebut.
Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk memancang
kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.
Semua pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan dan
disyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus tanpa
terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.Dalam pemancangan perlu
diperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masing-masing tiang pancang diusahakan agar
dibatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan, apabila dalam harus dilakukan test integritas
tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tiang pancang
terpasang.
Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolit min.
2 sudut yang berbeda.
9. Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut
10. Secara berlahan hummer diangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer
dilapaskan.
11. Bila tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih
belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/- 1 meter dari muka
tanah terhadap kepala tiang pancang.
12. Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut
dilas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las diberi
bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah berikutnya.
A. Bahan / Material:
1. Tiang Pancang
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
Tiang pancang harus diberi marking atau tanda dengan cat merah, untuk keperluan
pemantauan pada saat pemancangan dilakukan :
Tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang sampai ke pangkalnya.
Diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang.
Untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang disambung.
Tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan –
supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika diperlukan penyambungan.
Arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada kertas
record/milimeter.
Grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya dan tidak miring.
Diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan.
Jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka pemancangan harus dilanjutkan
dan diambil lagi final setnya pada lembar yang sama, sampai tercapai final set yang
ditetapkan.
Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai
berikut :
Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang
tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok tiang
berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan diubah jarak
antar tiang pancang atau tidak.
Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu
melingkar keluar.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 38
PT. ………….. 2018
A. Bahan / Material:
1. Tiang Pancang
B. Peralatan:
1. Crane on Track
2. Ponton
3. Pile Driver + Hammer
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.6.(20) Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d 7.6.(18) Bila Tiang
Pancang di tempat yang berair
Item pekerjaan ini untuk menutupi atau sebagai persiapan apabila pemancangan
dilakukan di tempat yang berair. Pada prinsipnya item pekerjaan ini sama dengan pemancangan
pada tanah. Pemacangan di tengah sungai, maka tiang pancang sedianya diangkt dan dibawah
dengan menggunakan ponton. Perlu diperhatikan disini dalam pengerjaan pancang ditengah
sungai lebih berisiko karena beban arus aliran sungai.
9. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan sulingan. Kecuali ditunjuk lain pada
gambar atau diperintahkan oleh direksi lapangan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan
jarak antar tidak lebih dari 2m dari sumbu satu ke sumbu yang lain dan harus berdiameter 50
mm.
10. Melakukan penyelesaian dan perapian setelah pemasangan oleh sekelompok pekerja.
A. Bahan / Material:
1. Batu Kali/Gunung
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Elastomer/Logam
2. Bahan Pengisi/Filler/Beton/Aspal Sealent
3. Sealent (Penutup)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 41
PT. ………….. 2018
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Elastomer Bearing Pad
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Karet Fender Tipe V
2. Anchor Fender
3. Ring Baut
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIVISI VIII
A. Bahan / Material:
1. Kerb Pracetak
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIVISI IX
9.1.(1) Mandor
Pekerjaan ini mencakup operasi – operasi yang disetujui direksi, pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama masa pekerjaan. Operasi – operasi yang
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 45
PT. ………….. 2018
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari jenis pekerjaan apapun sebagaimana
yang ditunjukkan / diperintahkan oleh direksi lapangan.
Sebagaimana tugas utama dari seorang mandor yaitu melaksanakan tiap pekerjaan sesuai
arahan pelaksana/site manager. Lamanya pekerjaan yang dilakukan oleh Mandor akan dihitung
sesuai jam kerja Pekerja tersebut.