Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOTA KUPANG
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NIM 1822511019
Pendidikan.
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yanitu hingga sampe saat ini masih dipercaya sebagai media
kepribadian dari diri manusia itu sendiri sehingga menjadi lebih baik. Oleh karena
itu, pendidikan secara terus menerus dibangun dan dikembangkan agar menjadi
mendasar dari sebuah proses pendidikan yaitu membangun karakter yang lebih
bagi agar para anak didik dapat menjadi lebih baik. Inilah kenapa tidak sedikit
yang berpendapat bahwa pendidikan karakter yaitu suatu pendidikan. Dan Tanpa
semacam mencegah otak bagi para anak didik di sekolah. Bila hal ini terjadi,
alangkah mirisnya kehidupan para anak didik di masa mendatang, yakni akan
menjadi orang-orang yang mempunyai kecerdasan intelektual, namun hal ini tidak
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
1
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bisa menjadi salah satu sarana pembudayaan dan pemanusiaan. Semua tujuan
yang diharapkan pada pendidikan karakter dapat tercapai salah satunya melalui
mata pelajaran yang ada disekolah. Mata pelajaran tersebut yang mempunyai
adalah mata pelajaran sosiologi. Mata pelajaran sosiologi sebagai salah satu
lembaga sekolah formal pada jenjang sekolah menegah atas (SMA). Pada jenjang
karakter yang berlangsung sebagai upaya mencetak kader bangsa yang intelektual,
bermoral dan berkerakter. Salah satu SMA yang akan saya kaji atau di teliti oleh
Kupang yaitu: bolos sekolah, suka mencontek, suka keluar kelas tanpa
memberikan ijin kepada guru, suka berbohong kepada guru, sering mengucapkan
kata-kata yang tidak baik dan tidak suka ditegur oleh guru. Maka dari itu
pihak sekolah demi membentuk siswa menjadi manusia yang berkarakter baik
di masa depan.
2
Perilaku siswa yang bermoral dipastikan lahir dari budaya sekolah yang
bermoral dan budaya sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi-pribadi guru
yang bermoral. Dengan hal ini juga budaya sekolah sangat berpengaruh terhadap
karakter bagi siswa dan juga sekolah menjadi tempat kedua bagi siswa setelah
ruamh, dimana sekolah diamanahi oleh para orang tua untuk mendidik dan
membina perilaku mereka agar menjadi peribadi yang berkarakter baik dan
memadai untuk pengembangan suatu potensi dari diri secara optimal, sehingga
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan
yang strategis untuk membentuk karakter siswa itu sendiri. Dalam hal ini juga
3
mencerminkan karakter yang baik dan berkualitas (Hidayatullah,2010). Oleh
didik yang baik untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
tempat yang strategis untuk membentuk karakter sisiwa itu sendiri. Hal yang
nilai-nilai pendidikan karakter di SMAK Sint Carolus Penfui ini merujuk pada
dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa
ditunda. Pendidikan ini juga membangun karakter yang terbentuk dalam suatu
pendidikan yang bisa membantu dan mengembangkan sikap etika, moral dan
tanggung jawab, memberikan sikap sayang terhadap sesama serta terhadap peserta
didik dan dapat menunjukan dan mengajarkan karakter yang bagus dan dapat
diantaranya adalah cinta kapada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggung
jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan
kerja sama, percaya didi dan kreatif, kerja keras dan patang menyerah, keadilan
dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai dan persatuan.
4
Penlitian (Dariyanto,2013) menunjukan bahwa, pendidikan karakter adalah
semua usaha yang di lakukan oleh personil sekolah, orang tua dan masyarakat
kapada lingkungannya.
mengembangkan potensi siswa agar berpikir baik, berhati baik, dan perilaku
sesuai dengan falsafa pencasila, (2) kedua fugsi perbaikan dan penguatan, kedua
warga negara dan pembentukan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri dan
dalam membangun siswa yang baik dan seseuai dengan yang di inginkan oleh
masyarakat, baik dalam keilmuan maupun akhlak, makan peneliti tertarik meneliti
tentang Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter, maka dari itu perlu diberikan
5
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas
D. Tujuan Penelitian
Kupang.
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Praktis
6
a. Sebagai bahan pengembangan teori pembelajaran dalam
pendidikan karakter.
2. Manfaat Teoritis
penulis.
suasana religius
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diharapkan akan tetapi dapat dampak masuknya sebuah nilai ke dalam diri
seseorang. Nilai yang masuk melalui proses internalisasi diharapkan akan mampu
para ahli :
( Marlina,2016)
pendidikan nilai yang sasarannya adalah sampai pada pemilikan nilai yang
Jadi, peneliti dapat menyimpulkan dari pendapatan para ahli yaitu usaha
diri siswa sehingga berpengaruh terhadap tingkah laku siswa itu sendiri dan dalam
suatu proses yang berlangsung secara terus menerus yang akan memberikan
8
berimplikasi pada sikap maupun tingka laku dari diri seseorang. Dalam hal ini
juga dapat berupa proses yang berlangsung secara terus menerus kepada peserta
didik dan akan memberikan dampak menyatunya nilai yang dipraktikkan dan
Proses internalisasi nilai karakter secara teori dapat dilakukan melalui tiga
tahapan, sebagai berikut: (1) Tahap transformasi nilai, yakni internalisasi nilai
dilakukan dengan cara penyampaian materi fisik melalui pengajaran di kelas, agar
para siswa mengetahui nilai-nilai yang baik dan buruk (Alim,2006). Proses
internalisasi dimulai dari tahap transformasi nilai diperoleh siswa ketika mereka
tersebut. Secara praktis guru melakukan komunikasi satu arah kepada siswa
Pada tahap transformasi ini terjadi proses penerimaan nilai. Nilai diterima
oleh siswa dengan cara mendengarkan, melihat, dan membaca. Melalui indera
transaksi nilai, yaitu internalisasi nilai dilakukan dengan komunikasi timbal balik
dan informasi yang dipahami oleh siswa melalui contoh perbuatan yang dilakukan
guru sehingga siswa juga dapat merespon nilai yang sama. Selanjutnya setelah
tahapan transformasi nilai yaitu tahap transaksi nilai. Pada tahap transaksi ini
terjadi proses merespon nilai. Respon berarti balasan atau tanggapan, reaksi
terhadap rangsang yang diterima oleh panca indra. Pada dasarnya ada tiga respon
9
yang diberikan siswa terhadap pengetahuan nilai yang telah diterima yaitu
menerima nilai, menolak nilai, dan acuh tak acuh. (3) Tahap transinternalisasi,
yakni penampilan pendidik di depan siswa tidak dilihat dari segi fisiknya
Tahapan terakhir dari proses internalisasi yaitu tahap transinternalisasi Pada tahap
ini internalisasi nilai dilakukan melalui proses yang bukan hanya komunikasi
verbal tetapi juga disertai dengan sikap mental dan kepribadian. Proses
diberikan guru kepada siswa, sehingga akan tercipta sikap baik pada siswa
tersebut.
dengan tujuan agar siswa mempunyai kepribadian yang mantap serta memiliki
akhlak yang mulia, antara lain adalah: (1) Metode keteladanan, (2) Metode latihan
dan pembiasaan, (3) Metode mengambil pelajaran, (4) Metode pemberian nasehat,
(Hamid,2016)
bagaimana cara kita mengajar dan berpusat pada guru yang dapat memberikan
contoh yang baik dari setiap perbuatannya agar menjadi panduan bagi siswanya,
seperti: disiplin, berpakaian rapi, bersih, taat, dan lain-lain. (2) pembiasaan, yaitu
10
dalam bentuk yang sama, sehingga siswa terbiasa dengan kegiatan tersebut,
seperti: mengucapkan salam, membaca doa sebelum dan selesai belajar, shalat
tepat waktu, dan berkata jujur (Azhar,2020). (3) mengambil pelajaran, yaitu
yang terjadi baik di masa lampau maupun sekarang. Sehingga diharapkan siswa
dapat mengambil hikmah yang terjadi baik berupa musibah atau pengalaman. (4)
pemberian nasehat, yaitu uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus
dilakukan oleh seseorang, seperti: sopan santun, motivasi, dan peringatan tentang
dosa yang muncul dari adanya larangan, bagi dirinya dan orang lain. (5)
pemberian targhib wa tarhib, yaitu targhib adalah janji yang disertai dengan
akhirat yang pasti dan baik, serta membersihkan diri dari segala dosa yang
ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa takut para
hamba-Nya yang telah melakuan dosa atau kesalahan akibat lengah dalam
guru harus memberikan hukuman pada setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
hukuman sesuai dengan jenis pelanggaran tanpa dihinggapi emosi atau dorongan
lainnya (Burhanudin,2001).
11
2. Nilai-nilai Dasar Dalam Pendidikan Karakter
mengandung nilai yang diwujudkan melalui sikap dan perilaku dapat disebut
sebagai karakter. Jadi, suatu karakter melekat dengan nilaidari sikap dan perilaku
tersebut. Di indonesia, niali karakter yang berkembang berasal dari budaya dan
adat istiadat bangsa yang diwujudkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
pancasila.
senin, 2017). Nilai-nilai tersebut yaitu (1) Religius, yakni sikap ketaatan dan
agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan; (2) Jujur,
perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar,
sebagai pribadi yang dapat dipercaya; (3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku
kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang
berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang
ditengah perbedaan tersebut; (4) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang
konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku; (5)
12
(berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas,
sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam
hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya; (7) Mandiri, yakni sikap dan
perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai
tugas maupun persoalan. Namun hal tersebut bukan berarti tidak boleh
tanggung jawab kepada orang lain; (8) Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir
yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara
dirinya dengan orang lain; (9) Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan
yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam; (10) Semangat
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau individu dan
golongan; (11) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan
rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya,
bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri; (12) Menghargai prestasi,
yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri
Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka
terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja
13
sama secara kolaboratif dengan baik; (14) Cinta damai, yakni sikap dan perilaku
yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran
dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu; (15) Gemar membaca, yakni
kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna
membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya,
sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan
sekitar; (17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan
(18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial,
No Nilai Indikator
1 Religius 1. Mengucapkan salam
2. Berdoa sebelum
14
3 Toleransi 1. Tidak membedaka-bedakan agama, suku, ras, dan
golongan
peraturan
informasi baru.
kebangsaan
15
3. Melestarikan seni dan budaya bangsa
sekolah.
12 Menghargai 1. Meneruskan prestasi generasi yang sebelumnya .
Prestasi
13 Peduli 1. Menjaga lingkungan kelas dan sekolah
sekolah
cuci tangan.
14 Tanggung 1. Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan
sama.
15 Kerja Keras 1. Pengelolaan pembelajaran yang menantang
berprestasi.
16 Demokrasi 1. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
secara demokratis
16
3. Mendasarkan setiap keputusan pada mesyawarah
mufakat.
17 Gemar 1. Mendorong dan memfasilitasi siswa agar gemar
Membaca membaca.
baca siswa.
18 Peduli Sosial 1. Sekolah memberikan bantuan kepada siswa yang
kurang mampu.
marginal.
dari masing masing nilai pendidikan karakter di atas akan menjadi parameter
Penfui Kota Kupang. Jika indikator tersebut telah terpenuhi dan sudah di
defenisikan berasal dari emapat sumber, sebagai berikut yang dikemukakan oleh
17
a. Agama
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama
harus, didasari pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
b. Pancasila
terhadap pada pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam
negara yang lebih baik yaitu warga negara memiliki kemampuan, kemauan, dan
c. Budaya
Sebagai suatu bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang
tidak didasari nilai-nilai buadaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai budaya
ini dijadikan desar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti
18
3. Pengertian Pendidikan Karakter
suasana, serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna
membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang baik sebagai warga negara.
masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusian yang adil dan
sampaikan juga oleh winton (Muchlas, 2012). Yang menjelaskan bahwa secara
sederhana bahwa pendidikan karakter adalah hal positif yang dilakukan guru dan
upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seseorang guru untuk mengajarkan nilai-
budi pekerti atau akhlak mulai yang berakar pada ajaran agama,adat istiadat dan
19
supaya menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga bangsa yang
berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama, Guru membentuk
watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan perilaku guru, cara guru
efektif jika tidak hanya diterapkan pada siswa, tetapi juga para guru, kepala
yang bersumber dari budaya bangsa indonesia sendiri, dalam rangka membina
(RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah pancasila”. Salah satu upaya untuk
mereka alisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter
20
membangun manusia indonesia yang bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bengsa indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika
Karakter yang baik adalah motivasi batin untuk melakukan apa yang
benar, sesuai dengan standar tertinggi perilaku, dalam setiap situasi. Pendidikan
(Muslich, 2012). Oleh karena itu Pendidikan karakter mengajarkan anak didik
untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, bernegara serta
jawabkan. Pendidikan karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral,
aklhlak atau budi perketi individu yang merupakan kepribadian khusus yang
21
Nasional Nomor 20 Thun 2003 pasal 3 dinyataknya bahwa tujuan pendidikan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mulia,
2). Mengoreksi perilaku siswa yang tidak berkeseuian dengan nilai-nilai yang di
kembangkan oleh sekolah; dan 3). Membangun koneksi yang harmonis dengan
masyarakat, seta tanggung jawab fungsional, yaitu tanggung jawab yang diterima
emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang
22
baik guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan. 2) mengembangkan
pelibatan publik yang dilakukan lelalui pendidikan jalur formal, Non formal. Dan
mengimplementasikan PPK.
potensi peserta didik agar berfikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik
sesuai dengan falsafah hidup pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik
diharapkan mendidik sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra
budaya bangsa.
nagara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri dan
sejahtera.
23
c. Fungsi penyaring
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan
baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warga
negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan
24
setiap satuan pendidikan sangatlah tepat antara lain Sosiologi juga dapat
mengajarkan peserta didik, agar menjadi lebih baik dan sebagai individu atau
masyarakat. Pada saat ini konsep pendidikan karakter lagi populer dikalangan
pendidikan karakter. Penanaman ini juga dapat melakukan beberapa cara yang
secara langsung dan terkait dengan pendidikan karakter itu sendiri, dimana
melalui mata pelajaran Sosiologi salah satunya melalui materi mata pelajaran
BNSP (2006), materi Sosiologi dapat mempelajari tentang perilaku dan interaksi
25
Dengan hal ini Pendidikan karakter sangat perlu diterapkan di Indonesia.
Sosiologi, sebab mata pelajaran Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran
ilmu sosial yang sarat akan nilai-nilai pendidikan karakter dan obyek kajian
dan bersikap sesuai dengan karakter dan kepribadian yang bertanggung jawab
Pelaksanaannya dapat dilakukan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
membangun karakter peserta didik yang bermoral dan berakhlak, dinamis serta
penerus bangsa.
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
pendidik tidak hanya membentuk insan indonesia yang cerdas, namun juga
26
berkepribadian atau berkarakter. Hal ini menarik untuk dikaji secara sistematis
Pekalongan.
yang bagus. Karakter yang harus ditanamkan kepada peserta didik diantaranya
adalah; cinta kepada Allah dan alam semesta berserta isinya, tanggung jawab,
disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan kerja
sama, percaya diri dan kreatif, kerja keras dan patang menyerah, keadilan dan
kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai dan persatuan
pengetahuan ilmiah dengan teori yang didasarkan pada observasi ilmiah, bukan
bahwa nilai-nilai karakter yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Sosiologi
adalah religius, rasa ingin tahu, jujur, disiplin, tangguh, santun, komunikatif,
27
toleransi, demokratis, peduli sosial, tanggung jawab, nasionalisme. Nilai-nilai
itulah yang tersirat atau yang menjadi salah tujuan yang harus tersampaikan pada
perluh melibatkan beberapa faktor pendidikan karakter. Faktor ini harus berjalan
secara terintegrasi dan terpadu. Dalam pembentukan karakter tentunya ada faktor
yang mempengaruhi dalam hal tersebut, baik itu faktor yang berasal dari dalam
diri (internal) maupun yang berasal dari luar diri (eksternal) (Zubaedi,2011).
membentuk suatu sifat jelek yaitu : rakus, maka sifat itu akan
28
Merupakan unut terkecil dari masyarakat yang terdiiri dari kepala
akan mengikuti apa yang dia lihat dirumah, karena mental anak itu
(Walgito,1990).
individu dengan individu yang lain, lingkungan sosial dibagi dalam dua
bagian, yaitu:
29
b) Lingkungan sosial sekunder
3. Lingkungan Pendidikan
kepada lingkungannya.
30
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari (Kurniawan,2013)
berikut :
31
siswa mendapatkan beberapa mata pelajaran Sosiologi yang dapat
karakter peserta didik agar dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya,
karakter dalam gerakan literasi sekolah pada siswa kelas XII di sekolah
yang dilaksanakan secara rutin pada siswa kelas XII Sekolah Dasar
gemar membaca, dan juga tanggung jawab, dimana hal ini dibiasakan
sejak dini karena diharapkan dapat menyatu dalam diri siswa sehingga
didik.
32
c. Penelitian (Hasanah,2018) Judul Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan
Dakwah Islam adalah dengan memberikan teladan yang baik kepada anak
perubahan karakter positif secara lahirinyah sangat tanpak dalam diri anak
didik atau disebut dengan transaksi nilai. Persamaan penelitian ini dengan
9. Kerangka Berpikir
Internalisasi Nilai-nilai
Pendidikan
Pendidikan Karakter
Terhadap Peserta Didik
33
1. Religius
2. Disiplin
3. Teleransi
4. Jujur
Zubaedi (2011)
BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data yang berupa
34
kata-kata dari para subjek dan informan baik dalam kata-kata tertulis ataupun
lisan.
penelitian ini data yang diperoleh adalah data-data yang berupa data deskriptif
yang tidak menggunakan data yang berupa angka untuk menerangkan hasil
dengan tujuan pokok penelitian yaitu untuk menggali lebih dalam mengenai
1. Tempat penelitian
letak di JL.Adisucipto No. 44, penfui , maulafa, kota kupang dengan alasan
memilih SMAK Sint Carolus karena di lokasi ini masih ada siswa yang tidak
disiplin atau memiliki karakter yang tidak disiplin atau memiliki karakter yang
2. Waktu Penelitian
berikut:
35
1 Bimbingan X
Judul
2 Menyusun X
proposal
3 Seminar
Proposal
4 Perbaikan X
Proposal
5 Perbaikan
Instrument
Penilaian
6 Pengumpulan
Data
7 Analisis Data
8 Penulisan
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Perbaikan
C. Subyek penelitian
Penfui Kota Kupang. Penentuan subyek penelitian ini disesuaikan dengan judul.
Alasan lain peneliti memilih subyek penelitian ini untuk mengetahui kelebihan
36
Dan dalam upaya peningnkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Subyek
yang dipilih terdiri dari 5 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 2 siswa dan
perempuan berjumlah 3 siswa dan 1 guru wali kelas tahun ajaran 2021/2022.
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama darai
untuk mendapatkan data yang sesuai serta dapat memenuhi standard data yang
laku dengan melihat atau mengatasi individu atau kelompok secara langsung’.
tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar dan dialami selama
penelitian berlangsung.
2. Metode Wawancara
37
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
3. Metode Dokumentasi
E. Keabsahan Data
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
1. Perpanjang pengamatan
yang dirahasiakan.
38
2. Meningkatkan Ketekunan
apakah data yang telah ditemukan itu benar atau tidak,dengan cara
3. Triangulasi
waktu.
F. Analisis Data
dokumentasi penelitian yang tentunya disesuaikan dengan tujuan dari riset yang
data redution, data display, dan conclusion drawing/verfications.
(Sugiyono,201)
39
Dalam hal ini penelitian mereduksi data dengan merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang
satu dengan data yang lain, sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar
display data yang telah dibuat. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar
sejak awal, namun kesimpulan final tidak dapat dirumuskan secara memadai,
DAFTAR PUSTAKA
Claudea Cici Nindhika dan Bain dan Ibnu Sodiq, “Internalisasi Nilai-Nilai Sosial
40
Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”. Indonesian Journal of History
Alfabeta.
Group.
41
Muchlas Samani, hariyantio (2012). Konsep Dan Medel Pendidikan Karakter,
Pemikiran…hal. 14
Rosdakarya
Kebudayaan. 3: 229-238
nomor 4.
42
Samani dan Haryanto (2011:42). Konsep dn Model pendidikan karakter .PT.
Bandung; Alfabeta.
Alfabeta.
Cipta.
43