MAKALAH
Di Susun Oleh :
Siti Nurhanifah
Wanda Fauziah Yusuf
Widia Suci Lestari
Hormat kami,
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................5
1.3 TUJUAN MASALAH.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 LINGKUNGAN.................................................................................................6
2.2 HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUGAN..............................................8
2.3 DAMPAK DAN PERMASALAHAN PENDUDUK.......................................10
2.4 SOLUSI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN
HIDUP...............................................................................................................16
KESIMPULAN...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya, lebih dari itu,
manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan
kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradapan – istilah Toynbee- sebagai akibat dari
kemampuan manusia mengatasi lingkungan. Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan
dari ekosistem atau system ekologi. Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas
suatu komunitas makhluk hidup ( dari berbagai jenis ) dengan berbagai benda mati
membentuk suatu system. Lingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu system
kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Manusia
adalah bagian dari ekosistem. Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non
fisik. Lingkungan alam dan buatan adalah Lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan
nonfisik adalah lingkungan social budaya dimana manusia itu berada. Lingkungan amat
penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karma lingkungan memiliki
daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perkehidupan manusia dan
makhuk hidup lainya arti penting lingkungan bagi manusia karena lingungan merupakan
tempat hidup manusia, Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia,
Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
Oleh karena itu fakta yang menunjukkan bahwa tingkat kerusakan lingkungan sudah
sangat tinggi dan cenderung makin meninggi, relatif mudah untuk ditemukan. Berita
tentang terjadinya pencemaran lingkungan, baik pencemaran udara, air maupun tanah
dengan segala aspek yang terdapat didalamnya sering kita temukan baik di dalam media
massa cetak maupun media elektronik. Fenomena mengindikasikan bahwa kerusakan
lingkunagn sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Mengingat bahwa pembangunan merupakan aktifitas utama dari setiap Negara dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan warganya, dapat dikatakan bahwa kerusakan
lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan
pembangunan.
5
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa atau pembaca bisa lebih
mengetahui dan menambah wawasan tentang masalah kependudukan dan lingkungan
hidup yang permasalahannya tidak pernah usai. Sehingga setidaknya mahasiswa itu
sendiri bisa mengambil tindakan dalam situasi yang sedang dihadapi untuk dirinya sendiri
bahkan untuk orang disekitarnya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan
Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya, karena itu fakta yang menunjukkan bahwa tingkat kerusakan
lingkungan sudah sangat tinggi dan cenderung makin meninggi, relatif mudah untuk
ditemukan. Berita tentang terjadinya pencemaran lingkungan, baik pencemaran udara,
air maupun tanah dengan segala aspek dapat dikatakan bahwa kerusakan lingkungan
sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunan.
Lingkungan yang tercemar akibat kegiatan manusia maupun proses alam akan
berdampak negative pada kesehatan, kenikmatan hidup, kemudahan, efisiensi,
keindahan, serta keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam.
Lingkungan hidup secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup
untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi.. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
pengelolaan lingkungan hidup merupakan penaggulangan dampak negatif kegiatan
manusia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu lingkungan. Adapun juga Teknik
Penilaian Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan.
Bentuk kerusakan lingkungan yang di perbuat oleh ulah manusia diantaranya adalah :
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas
Lingkungan yang tercemar akibat kegiatan manusia maupun proses alam akan
berdampak negative pada kesehatan, kenikmatan hidup, kemudahan, efisiensi,
keindahan, serta keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam. Oleh karena itu
perlindungan lingkungan merupakan suatu keharusan apabila menginginkan
lingkungan yang lestari sehingga kegiatan ekonomi dan kegiatan lain dapat
berkesinambungan. Apabila demikian halnya maka pengelolaan lingkungan hidup
merupakan suatu keharusan. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu
dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan,
dan pengembangan lingkungan hidup.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup merupakan
penaggulangan dampak negatif kegiatan manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu lingkungan. Dengan telah ditentukannya tujuan pengelolaan lingkungan hidup
maka tugas selanjutnya ialah menetukan strategi, kebijaksanaan dan langkah/ taktik
pengelolaan lingkungan hidup. Strategi dalam hal ini adalah haluan dalam garis besar
sedang kebijaksanaan adalah upaya atau tindakan umum untuk mencapai tujuan,
langkah atau taktik adalah upaya terinci untuk mencapai tujuan yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
Untuk dapat menilai apakah kebijaksanaan itu cukup baik atau tidak tergantung pada
apakah kebijaksanaan tersebut memenuhi kriteria tertentu. Kriteria menilai
kebijaksanaan terhadap lingkungan tersebut adalah :
1. Kebijaksanaan harus dapat diandalkan (dependable) artinya kebijaksanaan itu
harusa dapat dipercaya dalam hal mencapai tujuan yang telah digariskan dan
kebijaksanaan tersebut dapat dilaksanakan secara pasti dan otomatis.
2. Kebijaksanaan yang baik itu sedapat mungkin dapat diperlakukan secara
permanen dan dapat disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi.
3. Kebijaksanaan harus mengarah kepada pemerataan.
4. Kebijaksanaan harus dapat mendorong orang untuk berusaha secara maksimum.
5. Kebijaksanaan harus mengarah ke efisiensi.
6. Kebijaksanaan itu baik bila terdapat penerimaan suka rela dari pihak-pihak yang
bersaefisiens.
8
Manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan. Lingkungan hidup mempengaruhi sikap dan perilaku manusia, begitu
pula manusia dapat mempengaruhi lingkungan hidupnya. Faktor lingkungan seperti
tanah, iklim, dan sumber daya alam dapat menjadi pra kondisi bagi sifat dan perilaku
manusia, sedangkan manusia juga memiliki pengaruh dalam hal menjaga kelestarian
lingkungan hidupnya.
Masalah kependudukan bukanlah masalah baru akan tetapi telah menjadi masalah
klasik yang mengundang pemikiran yang serius untuk dipecahkan. Ada pendapat
mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan bonus demografi yang
sangat berpotensi dalam upaya pembangunan suatu negara. Namun sebaliknya,
jumlah penduduk yang besar justru akan menjadi bumerang sumber kerusakan
lingkungan jika tidak dibina dan dikelola dengan baik oleh para pembuat kebijakan.
Peningkatan penduduk yang besar tanpa diikuti peningkatan kesejahteraan justru akan
mengundang bencana, dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap setiap
program pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Inti dari permasahan lingkungan hidup adalah terletak pada manusia. Secara fitrah
tabiat manusia ada dua macam, ada manusia yang berkarakter baik serta selalu
berbuat kebaikan, dan ada manusia yang berkarakter tidak baik serta suka berbuat
kerusakan. Mengutip terjemah QS. Al-Rum [30]: 41, "Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)."
Munculnya beragam bencana seperti banjir dan tanah longsor, selalu diawali dengan
adanya kerusakan alam akibat ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung
jawab. Mereka dengan rakusnya membuka dan membabat hutan dan menggantinya
dengan tanaman yang sesuai dengan kenginan mereka atau dengan hal lain yang
sangat mengganggu keseimbangan alam.
Aturan dan kebijakan secara makro barang kali sudah cukup, yang kurang adalah
penegakkan dari aturan tersebut. Banyak pihak yang masih "main mata" dengan
aturan dan memanfaatkan sisi-sisi kelemahan oknum pejabat untuk dapat
memuluskan suatu proyek, walaupun bertentangan dengan AMDAL dan ketentuan
yang telah dibuat.
9
adapun salah satu bentuk upaya pelestarian yang dilakukan manusia seperti :
– Mengoptimalkan SDA sesuai kebutuhan
– Mencari alterenatif pengganti SDA yang tidak dapat diperbaharui
– Tidak marusak lingkungan hidup di sekitar kkit
– Berusaha menghijaukan bumi kembali
– Menjaga Lingkungan kita .
Jika dalam kedua definisi tersebut manusia ditempatkan sebagai salah satu komponen
lingkungan, maka dalam definisi benkut ini lingkungan lebih dilihat sebagai sesuatu
yang berada di luar diri manusia. Dahlan (1995:4) menegaskan bahwa lingkungan
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar kita. Lingkungan
dikategorikannya menjadi tiga, yaitu:
1) Lingkungan fisik seperti tanah, air, udara, serta interaksi diantara unsur
tersebut.
2) Lingkungan biologis, termasuk di sini adalah semua organisme hidup baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun mikroorganisme.
3) Lingkungan sosial, meliputi semua interaksi manusia dengan sesamanya.
Suparmoko (2000:1) menyebutkan tiga fungsi atau peranan lingkungan yang utama,
yaitu:
1) Sebagai sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk
langsung dikonsumsi.
Lingkungan terdiri atas berbagai komponen yang meliputi berbagai sumber daya yang
dapat bermanfaat bagi manusia. Salah satu komponen tersebut adalah bahan mentah
atau sumber daya alam (natural resources). Bahan mentah tersebut ada yang perlu
diolah terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan, misalnya bahan tambang. Bahan
mentah juga ada yang dapat langsung dikonsumsi selain dapat diolah kembali,
misalnya berbagai produksi pertanian.
Soeijam, dkk, 1987:3). Hukum alam merupakan salah satu hukum yang cenderung
statis apabila faktor di luar hukum tersebut tidak berpengaruh terlalu besar. Apabila
hutan tropis tidak ditebangi menurut ambisi ekonomi manusia, tentunya suhu bumi
tidak akan terus meningkat, tidak akan terjadi bencana banjir, dan tidak akan
terbentuk lahan fintis. Pada daerah pedesaan yang tekanan jumlah penduduk kecil
sering masih dapat ditemukan udara yang segar, karena meskipun manusia
menghasilkan limbah dalam aktifitasnya, namun pengolahan alam terhadap limbah
tersebut masih dimungkinkan. Sebaliknya di daerah perkotaan yang padat tentunya
akan sulit ditemukan udara pagi yang segar, karena limbah dan polutan yang
dihasilkan lebih besar jumlahnya dibandingkan kemampuan alam untuk menetral isi
keadaan tersebut.
Lingkungan juga menjadi sumber kesenangan, karena dapat dijadikan sebagai obyek
pemuasan kebutuhan manusia. Tuntutan kebutuhan manusia dengan pemanfaatan
sumberdaya alam cenderung tidak berpihak pada kelestarian lingkungan. Revolusi
industry 4.0 menjadi tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dimana
industri 4.0 di sektor lingkungan keberpihakan kepada daya dukung lingkungan yaitu
pembangunan berkelanjutan (sustainable development), keberlanjutan ekologis,
pendidikan lingkungan, konservasi dan produk ramah lingkungan. Dengan demikian
pertumbuhan penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat di suatu
wilayah tidak melebihi dari daya dukung lingkungan dan keberpihakan kepada
kelestarian lingkungan.
Masalah lingkungan yang utama menurut Emil Salim (Slamet Prawirohartono, 1991:
188) adalah ledakan penduduk dan perkembangan teknologi. Kedua masalah tersebut
secara langsung berhubungan dengan manusia. Ledakan penduduk timbul karena
manusia yang terus aktif bereproduksi, sedangkan perkembangan teknologi
bersumber dari peningkatan kapasitas kemampuan berfikir dan pengembangan
metode positif pada diri manusia. Oleh Sugeng Martopo (1995:1) berdasarkan pada
pendapat Zen juga ditegaskan pendapat yang hampir senada, yaitu bahwa masalah
12
penduduk mencapai 269 juta jiwa atau 3,49% dari total populasi dunia.
Tekanan populasi penduduk yang lain adalah akibat distribusi penduduk yang tidak
merata. Urbanisasi telah turut memperparah keadaan lingkungan perkotaan. Dalam
Kongres Metropolis Sedunia (Herlianto, 1997: 5) dikemukakan 6 masalah pokok yang
umumnya dihadapi oleh kota-kota besar dunia. Salah satu dari masalah yang
14
disebutkan adalah lingkungan hidup dan kesehatan yang semakin menurun Bintarto
(1983:47) juga menyebutkan bahwa salah satu masalah yang ditimbulkan akibat
pemekaran kota adalah masalah sampah. Sampah dihasilkan dari aktifitas kehidupan
manusia. Pemukiman kumuh (siam area) juga menjadi salah satu masalah yang harus
dihadapi oleh kota-kota besar sebagai pusat pemukiman penduduk kalangan bawah.
Faktor yang juga turut memunculkan krisis lingkungan adalah konsumsi berlebihan
dan pola konsumsi yang boros. Konsumsi berlebihan menuntut sistem produksi
memperbesar kapasitasnya yang berarti menambah jumlah zat buangan sisa hasil
industri yang dihasilkan dan sisa hasil limbah plastik masusia yaitu sisa konsumsi
berupa bahan pembungkus, khususnya sampah plastik turut menjadi permasalahan
karena tidak dapat menjalani daur biologis. Berikut 5 negara penghasil sampah plastik
terbesar di dunia, Indonesia berada diperingkat ke dua sebagai penyumbang sampah
plastik.
Masalah lingkungan yang lainnya adalah penurunan kualitas sumber air, kekeringan
dan polusi udara. Mutu air semakin merosot karena pertambahan penduduk yang
cepat sehingga limbah dari aktivitas penduduk dan industri turut mempercepat
menurunnya kualitas sumber air yang ada dengan dialirkan atau dibuangnya limbah
ke sungai ataupun laut lepas. Pada daerah tertentu, penebangan hutan dan aktivitas
15
pertambangan juga turut mencemari sumber air, sehingga sumber air yang pada
awalnya dimanfaatkan penduduk tidak dapat lagi dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pada daerah-daerah tertentu di Indonesia ketika musim kemarau
penyaluran air dari PDAM dihentikan, sehingga penduduk harus antri memperoleh
sejumlah jatah air ataupun mengeluarkan sejumlah rupiah untuk membeli air.
Keadaan ini cukup untuk menunjukkan bahwa perubahan pada kualitas dan
pemanfaatan air oleh manusia juga telah mengalami perubahan yang pada akhirnya
juga berpengaruh terhadap kualitas lingkungan perairan yang ada (masih dapat
dimanfaatkan).
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari hasil pemantauan kualitas
air bahwa di tahun 2016 lokasi sample di 918 titik pada 122 sungai di Indonesia, 68%
kondisi air sungai di Indonesia dalam kategori cemar berat. Mengacu pada Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air bahwa dampak negatif pencemaran air memerlukan
nilai (biaya) untuk pemulihan kualitas lingkungan baik sisi ekonomui, ekologik dan
sosial budaya. Untuk masalah lingkungan lainnya yaitu kekeringan, data tahun 2018
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa sekitar 105 kabupaten/kota
kabupaten/kota di 8 provinsi yaitu di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa
Tenggara Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur
mengalami kekeringan. Dengan kekeringan tersebut 3,9 juta jiwa membutuhkan air
bersih, kekeringan 56.334 hektar lahan pertanian dan mengalami gagal panen sekitar
18.516 hektar lahan pertanian.
Meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatnya sektor yang lain yaitu industry
dan transportasi sehingga mengalami pencemaran udara menurunkan kualitas
lingkungan. Data Environment Protection Agency pada 2017, jenis gas pemicu
pemanasan global adalah karbon dioksida (76%), methane (16%), nitrous oxide (6%)
dan f-gases (2%). Sektor penghasil gas rumah kaca yaitu kelistrikan dan industri
penghasil panas (25%), pertanian, kehutanan dan perubahan lahan (24%), industri
(21%), transportasi (14%), perumahan dan gedung (6%), dan sektor energi lainnya
(10%). Untuk kualitas polusi udara, Indonesia data Situs aqicn.com yaitu berada di
urutan 17 dari 194 negara. Untuk mengetahui tingkat kualitas udara Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan memasang stasiun Air Quality Monitoring System
(AQMS) untuk menguji kualitas udara ambien di beberapa titik wilayah Indonesia.
Kota Pontianak memiliki pengukuran kualitas udara yaitu 2 stasiun AQMS dalam
kondisi aktif BMKG-PTN Jalan Raya Sei Nipah KM 20.5 dan KLHK-Pontianak
Kecamatan Pontianak Tenggara. Alat kualitas penguji udara ambien sangat penting
untuk wilayah Kota Pontianak mengingat pencemaran udara di Kota Pontianak
sebagian besar disebabkan oleh pembukaan lahan yang dilakukan untuk pertanian
baru, perumahan serta industri. Aktivitas tersebut berakibat munculnya titik panas
(hotspot) yang menghasilkan kabut asap menyebabkan memburuknya kualitas udara.
Data dari BMKG tahun 2018 Kalimantan Barat terpantau 331 hotspot dengan indeks
standar pencemaran udara (ISPU) masuk pada level berbahaya.
16
Kualitas lingkungan akan terpelihara dengan baik jika manusia mengelola daya
dukung pada batas di antara minimum dan optimum. Pengelolaan daya dukung di
bawah minimun merupakan kondisi di mana sumber daya tidak dipergunakan dengan
baik, sedangkan apabila mendekati ataupun melampaui daya dukung maksimum akan
timbul resiko bagi lingkungan, seperti terjadinya pencemaran.
Daya dukung suatu lingkungan akan berfungsi secara optimal apabila tidak
menghadapi tekanan penduduk terhadap lingkungan atau dengan kata lain kepadatan
penduduk seimbang dengan sumber daya yang tersedia pada lingkungan tersebut
Keadaan tersebut memang jarang dapat ditemukan di negara-negara berkembang.
Kenyataan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang secara umum adalah
lingkungan perkotaan dihadapkan pada tekanan penduduk yang besar sementara di
pedesaan sumber daya tidak difungsikan secara optimal.
Penanaman sikap sadar dan peduli lingkungan juga dapat dilakukan melalaui
jalur pendidikan formal. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam
membentuk karakter sebuah bangsa. Implementasi pendidikan karakter harus
dilaksanakan oleh segenap komponen warga sekolah, masyarakat, pemerintah
dan para stake holders pendidikan. Oleh sebab itu, sekolah sebagai sarana
pendidikan perlu memberikan pengetahuan yang cukup kepada peserta didik
mengenai lingkungan hidup dan lingkungan. Hal ini selaras dengan tujuan
pendidikan nasional seperti yang tertulis dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Aturan atau kebijakan harus lahir dari sebuah pemikiran demi kepentingan dan
hajat hidup orang banyak, sehingga tidak ada pihak-pihak yang
"memesan" sebuah kebijakan agar lahir sesuai dengan kepentingan
pribadinya. Sebuah kebijakan yang lahir dari sebuah proses yang demokratis
harus dapat ditegakkan tanpa pandang bulu, jangan sampai pisau hukum hanya
tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas. Untuk itu sangat diperlukan
konsistensi dalam penegakkan aturan, agar nilai-nilai keadilan dapat tercipta di
tengah masyarakat. Selain itu, perlu juga diberikan penghargaan
atau reward sebagai stimulus agar lebih banyak lagi masyarakat yang akan
peduli terhadap lingkungan hidup.
KESIMPULAN
Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup memang ada dua aliran yang
berkembang. Aliran yang pertama melihat bahwa manusia memiliki keunggulan sehingga
dapat memanfaatkan alam secara maksimal untuk memenuhi kebutuhannya. Aliran yang
kedua melihat bahwa manusia sebenarnya merupakan bagian dari lingkungan, sehingga perlu
berusaha hidup selaras dengan lingkungan. Aliran yang pertama memang menghasilkan
manusia-manusia yang berprinsip ekonomis tinggi, tetapi mengabaikan keberlanjutan
lingkungan. Berdasarkan pandangan pertama inilah eksplorasi alam secara sewenang-wenang
terus berkembang. Aliran yang kedua yang diharapkan dapat tumbuh sebagai penyelaras guna
terwujudnya idealisme pembangunan berwawasan lingkungan dan lingkungan sebagai
sumber daya mempertemukan berbagai kepentingan di dalamnya, antara lain kepentingan
keberlanjutan lingkungan untuk kebutuhan masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://dalduksulbar.com/wp/hubungan-timbal-balik-antara-masalah-kependudukan-dengan-
lingkungan-hidup/
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2017. Statistik Indonesia Tahun 2017. Jakarta Pusat:
Badan Pusat Statistik
Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahan nya. Jakarta: Ghalis-Indonesia Moh.
Dahlan, Alwi, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
https://loop.co.id/articles/negara-penghasil-sampah-plastik/full
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/24/15554271/musim-kemarau-ini-8-wilayah-
yang-alami-kekeringan?page=all
https://tirto.id/indo nesia-darurat-kekeringan-dan-krisis-air-bersih-cwtr.
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/19/03/31/pp8mn7349-pendidikan-dan-budaya-
jadi-indikator-kemajuan-bangsa
http://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/cka/article/view/217