PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah terlepas dengan ilmu fisika,
pengetahuan akan ilmu fisika sangatlah dibutuhkan dalam rangka membentuk konsep
pemahaman terhadap pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya,
pengetahuan tentang sumber daya alam yang berupa gas, dimana gas sebagai salah
satu sifat dan bentuk alam, memiliki karakteristik yang khas. Berbeda dengan bentuk
zat lainnya, karakteristik gas sangat erat kaitannya dengan tekanan, temperatur dan
volume.
Beberapa teori dan hukum yang sangat mempengaruhi dalam pemahaman sifat
gas yang diantaranya adalah teori kinetik gas dan hukum termodinamika. Teori
kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan
teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat
secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Dalam hal ini penarapan ilmu fisika sanagat membantu kita dalam kehidupan
ini. Sebab itulah pembelajaran tentang ilmu fisika sangat diperlukan bagi kita semua.
Salah satunya adalah gas yang mana gas merupakan sumber daya alam yang tidak
bisa lepas dari kehidupan kita semua, dalam hal ini gas dapat dibagi menjadi dua yaitu
gas ideal dan gas real, namun kali ini kita hanya membahas tentang gas ideal dan
teori-teori yang mendasarinya. Baik itu secara teori dari para ahli maupun rumus-
rumus yang membantu dalam penghitungan gas ideal ini.
1
c. Bagaimana teori kinetika gas ideal ?
d. Bagaimana rumus kecepatan partikel gas?
e. Apa contoh gas ideal dan karakteristik gas idal?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan malakah ini, yaitu sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pengertian gas ideal.
b. Untuk mengetahui hukum-hukum gas ideal.
c. Untuk mengetahui bagaimana teori kinetika gas ideal itu.
d. Untuk mengetahui bagaimna rumus untuk mencari kecepatan partikel gas.
e. Mengetahi contoh dan karakteristik dari gas ideal itu sendiri.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Keterangan :
3
p = tekanan gas (Pa)
V = volume gas (m3) m N
n = jumlah mol (gr/mol)
n=
Mr = NA
1. T = suhu mutlak (K)
2. R = tetapan gas umum = 8.31 J/mol.K
3. N = jumlah partikel gas
4. k = konstanta bolzmant = 1.38 x 10-23 J/K
5. m = massa gas
6. Mr = berat molekul gas
7. NA = 6.02 x 1023 molekul/mol
Contoh :
Berapa tekanan dari 10 mol gas yang berada dalam tangki yang memiliki volum 100
liter suhunya 870 C?
Diketahui :
n = 10 mol
V = 100 liter = 0,1 m3
T = 87 0 C
= 273 +87 = 360 K
R = 8314 J/Mol.K
Ditanyakan :
P = …?
Jawab :
P.V = n.R.T
P x 0,1 = 10 x 8314 x 360
P = 299.304 N/m2
Dari persamaan diatas untuk dua keadaan gas yakni keadaan satu dan keadaan
dua memiliki hubungan : p1 ×V 1 p2 ×V 2
N 1 ×T 1
= N 2 ×T 2
Bila jumlah sudah tertentu / zat tidak ditambah atau dikurangi / zat berada
diruang tertutup berlakulah : N1 = N2
p 1 ×V 1 p 2 ×V 2
T1
= T2
V
Gambar 2.1 Grafik Hukum Boyle
Contoh :
5
Suatu tabung mempunyai volume sebesar 10 L, mengandung gas yang
tekanannya 760 torr. Kemudian tabung diperlonggar hingga tekanannya mengecil
menjadi 700 torr. Berapa volume gas sekarang?
Jawab:
Diketahui:
V1 = 10 L
P1 = 760 torr
P2 = 700 torr
Ditanya : V2 = ....?
Jawab : V1 x P1 = V2 x P2
10 L x 760 torr = V2 x 700 torr
(10 L x 760 torr)
V2 = =10,9 torr
700 torr
b. Hukum Charlles
Pada tahun 1787, Jacques Charlles, melaporkan hasil penemuannya yaitu pada
tekanan konstan, volume sejumlah tertentu gas sebanding dengan temperatur.
Pernyataan dikenal sebagai hukum Charles. Hukum ini menyatakan apabila tekanan
gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan maka volume gas
sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
keseimbangan yang berbeda pada volume konstan dapat dituliskan sebagai berikut.
V V1 V2
T = konstan atau +
T 1 T2
Keteranagn :
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Secara grafik, hukum Charles dapat digambarkan seperti pada gambar 2.2 di
bawah. Terlihat bahwa apabila garis-garis grafik diekstrapolasikan hingga memotong
sumbu X (suhu), maka garis-garis grafik tersebut akan memotong di satu titik yang
sama yaitu – 273,15 °C. Titik ini dikenal sebagai suhu nol absolute yang nantinya
dijadikan sebagai skala Kelvin. Hubungan antara Celcius dengan skala Kelvin adalah:
6
K = °C + 273,15
K = suhu absolut
°C = suhu dalam derajat Celcius
Contoh :
Suatu gas volumenya 10 mL, suhunya 20 0C. Kemudian suhu didinginkan menjadi 0
0
C. Berapa volumenya sekarang?
Jawab:
Diketahui:
V1 = 10 mL
T1 = 20 0C = (20 + 273,15) K = 293,15 K
T2 = 0 0C = (0 + 273,15) K = 273,15 K
Ditanya: V2 = ........?
Jawab :
V1=V2
T1 T2
P P 1 P2
= konstan atau =
T T1 T2
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
Hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume konstan dapat dilukiskan
dengan grafik seperti yang tampak pada Gambar 2.3. Proses yang terjadi pada volume
konstan disebut proses isokhoris. Diman hubungan P dan T selalu konstan jadi jika
suhu dinaikan maka tekanan juga naik seperti pada gambar di bawah ini yang berupa
grafik garis linier.
1 N ∙ mo 2
P =3 v́ 8
V
Keterangan :
P = tekanan gas (Pa)
N = jumlah molekul
v́ 2 =rata-rata kuadrat kecepatan (m2/s2)
m o = massa sebuah partikel(molekul) (kg)
V = volume gas(m3)
2 N ∙ Ék
P =3 V
2 3
= N ∙ É k maka didapat : Ék = 2 kT
3
Keterangan
T = temperatur gas ( K )
Ék = energi kinetik rata-rata
k = tetapan boltzman = 1.38 x 10-23 J/K
3 kT 3 RT 3P
v r ∙m∙ s=
Keterangan :
√ mo = √ Mr = √ ρ
Gas ideal merupakan gas yang memiliki karakteristik tersendiri berikut ini adalah
karakteristik dari gas ideal dan contoh dari gas ideal itu:
a. Karakteristik dari gas Ideal adalah sebagai berikut:
1. Partikel gas ideal terbesar merata dalam ruangan yang sempit dan jumlahnya
banyak.
2. Partikel gas ideal senantiasa bergerak dan arahnya sembrang.
3. Tidak boleh ada gaya yang bekerja antara partikel gas ideal atau antara
partikel gas dengan dinding kecuali jika bertumbrukan.
4. Tumbukan yang terjadi antara partikel gas berlangsung elastis sempurna,
dinding dianggap licin dan tegar, partikel gas ideal dianggap bola kecil.
5. Jarak antara partikel gas ideal jauh lebih besar daripada ukuran partikel gas,
sehingga ukuran partikel gas ideal dapat diabaikan.
6. Pada gas ideal Hukum nyuton yang menyatakan tentang gerak itu berlaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa gas ideal
adalah suatu gas yang digambarkan sebagai partikel-partikel (molekul-molekul) di
dalam ruang tertutup yang selalu bergerak dari waktu ke waktu. Dan memiliki asumsi-
asumsi sebagai berikut:
1. Gas ideal terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul molekul dalam
jumlah besar. Molekul ini dapat berupa atom maupun kelompok atom.
2. Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran wadah.
3. Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang (acak). Artinya,
semua molekul bergerak ke segala arah dengan pelbagai kelajuan.
4. Partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam wadah.
5. Partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak.
6. Setiap tumbukan yang terjadi (baik tumbukan antar molekul maupun
tumbukan molekul dengan dinding) adalah tumbukan lenting sempurna dan
terjadi pada waktu yang sangat singkat. Partikel-partikel ini menumbuk
dinding ruangan dan memberikan tekanan.
Selain itu hukum-hukum yang mendasari gas ideal adalah hukum Boyle,
hukum Charlles dan hukum Gay Lussac. Pada gas Ideal juga dibahas tentang teori
kinetika gas ideal yang mana Teori kinetik adalah gerakan atom-atom yang terus
menerus secara acak. Dalam teori kinetika gas terdapat hubungan yang penting antara
energi kinetik rata-rata molekul dalam gas dan temperatur yang mutlak. Dalam gas
ideal untuk mencari suatu efektif partikel gas ideal da[at menggunakan rumus
sebagi berikut : 3 kT 3 RT 3P
v r ∙m ∙ s=
√ mo = √ Mr = √ ρ
Berikut ini adalah contoh dari gas ideal antara lain CO2, NO2, C2H2, H2S, CFC, O3,
O2, CCl4 yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Partikel gas ideal terbesar merata dalam ruangan yang sempit dan jumlahnya
banyak.
b. Partikel gas ideal senantiasa bergerak dan arahnya sembrang.
c. Tidak boleh ada gaya yang bekerja antara partikel gas ideal atau antara
partikel gas dengan dinding kecuali jika bertumbrukan.
d. Tumbukan yang terjadi antara partikel gas berlangsung elastis sempurna,
dinding dianggap licin dan tegar, partikel gas ideal dianggap bola kecil.
11
e. Jarak antara partikel gas ideal jauh lebih besar daripada ukuran partikel gas,
sehingga ukuran partikel gas ideal dapat diabaikan.
f. Pada gas ideal Hukum nyuton yang menyatakan tentang gerak itu berlaku.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://nsaadah75.wordpress.com/2011/04/18/persamaan-keadaan-gas/
12
http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-xi/hukum-hukum-tentang-gas/
http://ardhanapriadi.blog.com/2010/06/22/gas-ideal/
http://yunitasa.wordpress.com/2011/04/14/hukum-gas-ideal/
13