Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
(1) Provinsi adalah Provinsi Sumatera Selatan;
(2) Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan;
(3) Gubernur adalah Gubernur Sumatera Selatan;
(4) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Sumatera Selatan;
(5) Dinas Perhubungan yang selanjutnya disebut Dinas
adalah Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan;
(6) Badan Pengelola Alur adalah Suatu Badan Hukum yang
menyelenggarakan pengelolaan dan pemeliharaan alur
pelayaran Sungai Lematang sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi;
(7) Jasa adalah layanan atas fasilitas alur pelayaran yang
telah dikeruk dan dipelihara oleh Badan Pengelola Alur
yang dapat dimanfaatkan/digunakan oleh kapal-kapal
milik pribadi atau badan hukum;
(8) Pungutan jasa alur adalah pungutan sebagai
pembayaran atas pemanfaatan/penggunaan fasilitas
Alur Pelayaran Sungai Lematang yang dilakukan oleh
Badan Pengelola Alur;
(9) Wajib Pungut adalah orang pribadi atau badan hukum
yang menurut Peraturan Daerah diwajibkan untuk
melakukan pembayaran pungutan jasa alur;
(10) Kapal adalah semua kendaraan air dengan bentuk dan
jenis apapun yang digerakkan tenaga mekanik, tenaga
angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,
serta alat apung dan bangunan terapung tidak
berpindah;
(11) GT adalah singkatan dari Gross Tonage (Tonase Kotor)
atau boleh dikatakan daya tampung/volume dari sebuah
kapal
(12) Alur Pelayaran Sungai Lematang adalah Alur Pelayaran
di Sungai Lematang yang dimulai dari Muara Lematang
sampai Merapi sepanjang 235 Km.
BAB II
PENGELOLAAN
Pasal 2
(1) Pengelolaan Alur Pelayaran Sungai Lematang
dilaksanakan oleh Badan Pengelola Alur yang terdiri dari
unsur Badan Usaha Milik Daerah yang ditunjuk
Pemerintah Provinsi dan suatu Badan Usaha yang diatur
dalam suatu perjanjian kerja sama.
(2) Pengelolaan Alur Pelayaran Sungai Lematang
sebagaimana dimaksud Perda ayat (1) meliputi :
a. Pengerukan Alur;
b. Pemeliharaan Alur;
c. Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
(SBNP);
d. Pemasangan Fasilitas Pelindung Tiang Jembatan;
e. Pemungutan jasa alur kepada penggunaan jasa alur.
Pasal 3
(1) Biaya investasi untuk pengerukan (capital dredging) dan
pemeliharaan (maintenance) Alur Pelayaran Sungai
Lematang dibebankan/ditanggung oleh Badan Pengelola
Alur.
(2) Besarnya biaya pengerukan (capital-dredging) dan
pemeliharaan (maintenance) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur sesuai hasil
perhitungan dan pengkajian oleh pihak yang
berkompeten.
(3) Dalam hal terjadi perubahan kebijakan Pemerintah di
bidang fiskal dan moneter, besarnya biaya investasi
sebagaimana dimaksud Perda ayat (2) dapat diadakan
peninjauan kembali.
Pasal 4
Pengembalian biaya investasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 untuk jangka waktu paling lama 10 (sepuluh tahun)
Pasal 5
Tarif jasa alur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf e adalah :
(1) Kapal pengangkut batubara : US $ 0,03 (Tiga sen) per
Ton/Km;
(2) Kapal pengangkut barang lainnya : Rp 300,- per GT
untuk kapal berbendera Indonesia.
Pasal 6
Dasar penghitungan pungutan ditentukan berdasarkan berat
barang yang diangkut per kilometer atau berdasarkan
besarnya Gross Tonage (GT) dikalikan dengan tarif jasa alur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
Pasal 7
Wilayah pemungutan adalah di wilayah Alur Pelayaran
Sungai Lematang.
Pasal 8
Kapal –kapal yang tidak dikenakan pungutan :
(1) Kapal khusus mengangkut sembako;
(2) Kapal penumpang termasuk jenis ferry dan Roro;
(3) Kapal Niaga dengan ukuran 1000 GT ke bawah;
(4) Kapal kosong;
(5) Kapal Layar Motor (KLM) dan Perahu Layar Motor (PLM);
(6) Kapal Keruk
Pasal 9
Kapal-kapal yang dikenakan pungutan :
(1) Kapal pengangkat batubara , dihitung dari berat muatan
yang diangkut.
(2) Kapal pengangkut barang lainnya selain kapal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 yang dihitung
berdasarkan besarnya kapal (GT)
Pasal 10
Pelaksanaan Pungutan Jasa Alur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 berlaku mulai kedalaman Alur sudah mencapai
-5 meter dan dapat dilayari 24 jam.
Pasal 11
(1) Pemungutan jasa alur dilakukan oleh Badan Pengelola
Alur sejak dinyatakan siap beroperasi.
(2) Seluruh penerimaan pungutan jasa alur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi pendapatan Badan
Pengelola Alur dengan kewajiban sebagai berikut :
a. kontribusi kepada pemerintah provinsi sebagai
pendapatan daerah;
1) Tahun pertama sampai dengan tahun ke lima
sebesar 5% dari hasil bruto;
2) Tahun Keenam sampai dengan tahun ke sepuluh
sebesar 6% dari hasil bruto;
3) Diatas tahun kesepuluh sebesar 10 % dari hasil
bruto.
b. membayar biaya pemeliharaaan alur (maintenance)
setiap tahun;
c. membayar biaya manajemen dan biaya operasional
pengelola alur yang besarnya ditetapkan /disahkan
oleh pemegang saham.
(3) Keuntungan Badan Pengelola Alur, yaitu seluruh
pendapatan dikurangi kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) akan disetorkan kepada masing - masing
pemegang saham sesuai nilai saham yang disetor.
(4) Badan Usaha Milik Daerah yang ditunjuk Pemerintah
Provinsi diwajibkan menyetor sebesar 55% dari
keuntungan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan sebagai pendapatan daerah.
Pasal 12
Apabila pengembalian investasi lebih cepat dari jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 maka ketentuan
kewajiban kontribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf a sub angka 2) mengikuti ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a sub
angka 3).
Pasal 13
Kewajiban pemberian kontribusi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 11 ayat (2) disetorkan ke kas daerah secara bruto
melalui Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Selatan.
Pasal 14
Tata Cara Penunjukan Investor :
(1) Untuk mengelola Alur Pelayaran Sungai Lematang
ditunjuk Investor yang memiliki kemampuan dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(2) Investor yang ditunjuk wajib bekerjasama dengan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatera Selatan
dan Perusahaan lokal sebagai partisipasi masyarakat.
(3) Ketentuan mengenai kriteria dan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Gubernur.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 15
Badan Pengelola Alur mempunyai hak :
(1) melaksanakan pemungutan terhadap pengguna fasilitas
alur pelayaran;
(2) pemungutan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
dikenakan kepada setiap orang pribadi atau badan
hukum yang memanfaatkan / menggunakan fasilitas
alur pelayaran.
Pasal 16
Pengelola alur mempunyai kewajiban :
(1) melakukan pengerukan alur pelayaran sampai
kedalaman mencapai -5 meter dan dapat dilayari 24 jam.
(2) memelihara alur pelayaran;
(3) membangun Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP);
(4) memasang Fasilitas Pelindung Tiang Jembatan;
(5) membayar kontribusi kepada pemerintah provinsi sesuai
ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 11.
BAB IV
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
(1) Bagi pengguna jasa alur pelayaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 yang tidak membayar pungutan
jasa alur pelayaran adalah merupakan suatu
pelanggaran.
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikenakan sanksi administrasi dan denda dari jumlah
pungutan yang ditetapkan.
(3) Tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur lanjut oleh Gubernur.
BAB V
PENGAWASAN
Pasal 18
(1) Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan alur
pelayaran dilakukan secara fungsional oleh Instansi
teknis provinsi yang melaksanakan tugas dan fungsi
dibidang perhubungan.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh tim dengan melibatkan instansi teknis
terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
(1) Ketentuan mengenai tarif jasa alur sebagaimana
dimaksud Pasal 5 dilakukan penyesuaian dan/atau
peninjauan kembali setiap jangka waktu 2 (dua) tahun.
(2) Penetapan taris jasa alur hasil penyesuaian dan/atu
peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan peraturan Gubernur.
Pasal 20
Hal – hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini ,
sepanjang mengenal pelaksanaannya akan diatur lebih
lanjut oleh Gubernur.
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya
dalam lembaran daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Ditetapkan di Palembang
pada tanggal .........................2018
H. ALEX NOERDIN
Diundangkan di Palembang
pada tanggal .......................2018
H. NASRUN UMAR
LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN NOMOR
NOREG.