Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ekonomak Vol. 3 No.

2 Agustus 2017 | 38

ANALISIS EFISIENSI BIAYA TERHADAP KEPUTUSAN


PENINGKATAN JUMLAH PELAYANAN BERDASARKAN METODE
POHON KEPUTUSAN PADA PDAM KABUPATEN SUKABUMI

Rosanna Wulandari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi
rosanna@stiepgri.ac.id

Abstrak
PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai sebuah perusahaan yang menjalankan kegiatan
usahanya secara monopoli memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya adalah secara mutlak tidak
memiliki pesaing bisnis. Selain daripada itu PDAM Kabupaten Sukabumi menguasai harga pasar (price
maker) dan sekaligus dapat melakukan diskriminasi harga. keputusan peningkatan pelayanan dilakukan
apabila biaya marginal sama dengan pendapatan marginal, dan keputusan peningkatan pelayanan tidak
dilakukan apabila biaya marginal lebih besar dari pendapatan marginal. Keputusan Peningkatan
Pelayanan dilakukan jika MC ≤ MR. Nilai biaya marjinal adalah sebesar Rp. 6.876.831.384, sementara
pendapatan marjinal sebesar Rp.6.885.041.440, maka dari itu keputusan peningkatan jumlah pelayanan
kepada pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi dapat dilakukan karena biaya marjinal lebih kecil
dibandingkan dengan pendapatan marginal.

Kata Kunci : Efisiensi Biaya, Pohon Keputusan, Peningkatan Pelayanan.

PENDAHULUAN pemanfaatan seluruh sumber daya dalam


Berawal dari sebuah dugaan bahwa proses produksi barang dan jasa (Dalam
resiko kerugian dari sebuah perusahaan Wikipedia berbahasa Indonesia, 2003).
monopoli dikarenakan biaya yang tidak Kegiatan memproduksi suatu
efisien serta pasar yang sempit atau rendahnya perusahaan akan mencapai efisien ketika
volume penjualan (volume pelayanan). Untuk perusahaan tersebut mampu memproduksi
menghindari resiko tersebut, maka dalam skala yang ekonomis. Sadono
perusahaan monopoli seperti PDAM Sukirno(2008) menyatakan bahwa sebuah
Kabupaten Sukabumi perlu memperluas pasar perusahaan dikatakan mencapai skala
dan atau meningkatkan volume penjualan ekonomis apabila pertambahan produksi
(peningkatan pelayanan) dengan menyebabkan biaya produksi rata-rata
pertimbangan efisiensi biaya. menjadi semakin rendah.
Menurut Sullivan, Arthur (2011) Efisiensi dengan pendekatan biaya
efisiensi dalam konsep ekonomi merujuk adalah mengukur sejauh mana biaya yang
pada sejumlah konsep yang terkait pada dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau
penggunaan, pemaksimalan serta perusahaan untuk mendapatkan hasil
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 39

(keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga 1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek


dapat dibuat perbandingan diantara kedua Pengeluaran Dalam cara ini, nama
variabel tersebut. Dalam Sumarjono, Djoko obyek pengeluaran merupakan dasar
(2004), efisiensi akan tercapai ketika penggolongan biaya. Misalnya nama
pendapatan marjinal = biaya marjinal. obyek pengeluaran adalah bahan
penulis membuat sebuah hipotesis bakar, maka semua pengeluaran yg
atau dugaan sementara sebagai berikut: berhubungan dengan bahan bakar
- H1 : Keputusan Peningkatan disebut biaya bahan bakar.
Pelayanan dilakukan jika MC ≤ MR 2. Penggolonan Biaya Menurut Fungsi
- H0 : Keputusan Peningkatan Pokok Dalam Perusahaan Dalam
Pelayanan tidak dilakukan Jika MC > perusahaan manufaktur ada tiga
MR fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi
KAJIAN PUSTAKA administrasi dan umum. Oleh karena
Efisiensi Biaya itu dalam perusahaan manufaktur,
Menurut Carter dan Usry (2002:29), biaya dapat dikelompokkan menjadi
“Biaya didefinisikan sebagai nilai tukar, tiga kelompok:
pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh a. Biaya Produksi merupakan biaya-
manfaat. Dalam akuntansi keuangan, biaya yang terjadi untuk
pengeluaran atau pengorbanan pada saat mengolah bahan baku menjadi
akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau produk jadi yang siap untk dijual.
di masa yang akan datang dalam bentuk kas Menurut obyek pengeluarannya,
atau aktiva lain”. Sedangkan Menurut biaya produksi dapat dibagi
Mulyadi (2005:8), “biaya adalah pengorbanan menjadi: biaya bahan baku, biaya
sumber ekonomi yang di ukur dalam uang, tenaga kerja, dan biaya overhead
yang telah terjadi atau kemungkinan akan pabrik.
terjadi untuk mencapai tujuan tersebut”. b. Biaya Pemasaran merupakan
Berdasarkan pengertian biaya biaya-biaya yang terjadi untuk
tersebut, maka biaya pada dasarnya melaksanakan kegiatan
merupakan pengorbanan untuk mendapatkan pemasaran produk.
manfaat ekonomis. c. Biaya Administrasi dan Umum
Selanjutnya Mulyadi (2005:14), merupakan biaya-biaya yang
mengemukakan bahwa biaya dapat terjadi untuk mengkoordinasi
digolongkan menurut berikut :
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 40

kegiatan produksi dan pemasaran c. Biaya semifixed, adalah biaya yang


produk. tetap untuk tingkat volume kegiatan
d. Penggolongan Biaya Menurut tertentu dan berubah dengan jumlah
Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang konstan pada volume produksi
yang Dibiayai. tertentu.
Dalam hubungannya dengan sesuatu Di dalam Adiwarman A. Karim
yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan (2006), dibahasakan bahwa ”Efficient is doing
menjadi dua golongan: the things right”, yang berarti bahwa
1. Biaya Langsung (direct cost), yaitu melakukan segala hal dengan cara yang tepat
biaya yang terjadi, yang penyebab untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di
satu-satunya adalah karena adanya dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum
sesuatu yang dibiayai. mengenai efisiensi, yakni efisiensi yang
2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost), ditinjau dari konsep ekonomi (economic
yaitu biaya yang terjadinya tidak concept) dan efisiensi yang ditinjau dari
hanya disebabkan oleh sesuatu yang konsep produksi (production concept).
dibiayai. Biaya tidak langsung dalam Efisiensi yang ditinjau dengan konsep
hubungannya dengan produk disebut ekonomi mempunyai cakupan lebih luas yang
dengan istilah biaya produksi tidak ditinjau dari segi makro, sementara itu
langsung atau biaya overhead pabrik. efisiensi dari sudut pandang produksi melihat
Penggolongan biaya menurut dari sudut pandang mikro.
perilakunya dalam hubungannya dengan Efisiensi dalam konsep produksi
perubahan volume kegiatan. Menurut cara terbatas pada melihat hubungan teknis dan
penggolongan ini, biaya dapat digolongkan operasional dalam suatu proses produksi,
menjadi empat, diantaranya: yaitu konversi input menjadi output. (Walter,
a. Biaya variabel, adalah biaya yang 1995 & Sarjana, 1999 dalam Sutawijaya,
jumlah totalnya berubah sebanding Adrian.; dan Etty Puji Lestari, 2009: 53).
dengan perubahan volume kegiatan. Sedangkan efisiensi ekonomi melihat secara
b. Biaya semi variabel, adalah biaya luas pada pengalokasian sumber-sumber daya
yang berubah tidak sebanding dengan di dalam suatu perekonomian yang
perubahan volume kegiatan. Dalam mendatangkan kesejahteraan di dalam
biaya semi variabel mengandung masyarakat. (Sukirno, Sadono: 2008)
unsur biaya tetap dan unsur biaya Menurut Sullivan, Arthur (2011), “efisiensi
variabel. dalam konsep ekonomi merujuk pada
sejumlah konsep yang terkait pada
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 41

penggunaan, pemaksimalan serta b. Sedangkan efisiensi alokatif, menilai


pemanfaatan seluruh sumber daya dalam efisiensi secara teknis di dalam proses
proses produksi barang dan jasa” (Dalam produksi, yakni dari segi
Wikipedia berbahasa Indonesia, 2003). pengalokasiaan sumber-sumber daya
Penggunaan sumber-sumber daya bisa yang tersedia. Efisiensi alokatif akan
dikatakan efisien apabila: (1) Seluruh sumber- tercapai ketika alokasi sumbersumber
sumber daya yang tersedia sepenuhnya daya tersebut ke berbagai kegiatan
digunakan; (2) Corak penggunaannya adalah ekonomi/produksi telah mencapai
sudah sedemikian rupa sehingga tidak tingkat yang maksimum/optimum.
terdapat lagi corak penggunaan lain yang akan Di dalam kegiatan ekonomi, konsep
memberikan tambahan kemakmuran bagi efisiensi tertuju pada bagaimana penciptaan
masyarakat/individu. (Sukirno, Sadono: barang dan jasa dengan menggunakan biaya
2008) Sementara itu, efisiensi di dalam yang paling rendah yang mungkin dapat
konsep produksi cenderung menilai secara dicapai, serta mampu mengalokasikan
teknis dan operasional, sehingga efisiensi di sumber-sumber ekonomi pada penggunaan
dalam konsep produksi umumnya dilihat dari yang paling bernilai (Taswan, 2006).
sudut pandang teknis dan biaya. Menurut Kegiatan memproduksi suatu
Sadono Sukirno (2008), di dalam proses perusahaan akan mencapai efisien ketika
produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi perusahaan tersebut mampu memproduksi
dua macam, yaitu efisiensi produktif dan dalam skala yang ekonomis. Sadono
efisiensi alokatif. Sukirno(2008) menyatakan bahwa sebuah
a. Efisiensi produktif, adalah menilai perusahaan dikatakan mencapai skala
efisiensi di dalam tahapan produksi. ekonomis apabila pertambahan produksi
Penilaian efisiensi produktif dapat menyebabkan biaya produksi rata-rata
dilihat dari sisi biaya. Untuk mencapai menjadi semakin rendah.
efisiensi produktif ini harus dipenuhi Skala ekonomis dapat tercapai ketika
dua syarat. Pertama, untuk setiap output dapat digandakan dengan biaya (cost
tingkat produksi, biaya yang per unit) kurang dari dua kali lipat atau
dikeluarkan adalah yang paling perusahaan yang memproduksi dalam skala
minimum. Kedua, perusahaan atau ekonomis, ketika setiap adanya tambahan
industri secara keseluruhan harus produksi, biaya produksi justru semakin
memproduksikan barang pada biaya menurun, sehingga pada akhirnya membawa
rata-rata yang paling rendah. pada kondisi yang efisien. (Pindyck, Robert S.
dan Daniel L. Rubinfeld, 2007).
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 42

Menurut Sugiarto, dkk (2005) skala khusus, dibanding dengan


ekonomi suatu perusahaan tercermin dengan perusahaan yang tidak melakukan
penurunan biaya produksi (input) sejalan spesialisasi, dimana pekerjanya
dengan kenaikan jumlah produksinya harus menjalankan beberapa tugas.
(output). Sebaliknya, perusahaan akan Perusahaan yang melakukan
memproduksi dalam skala yang tidak spesialisasi akan memproduksi
ekonomis ketika setiap kenaikan jumlah dalam skala yang ekonomis
outputnya menyebabkan biaya yang semakin (disamping spesialisasi menurunkan
meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan biaya per unit), dibanding dengan
menggunakan kurva biaya rata-rata jangka perusahaan yang tidak melakukan
panjang (Long Run Average Cost).Skala spesialisasi, walaupun biaya yang
ekonomis tercapai ketika kurva LRAC dikeluarkan oleh kedua perusahaan
menurun hingga titik minimum, sedangkan sama, akan tetapi perusahaan yang
skala tidak ekonomis (dis-economis) terjadi melakukan spesialisasi masih bisa
ketika kurva LRAC menanjak naik. berada di dalam skala ekonomis,
Perusahaan yang melakukan karena produktivitas yang lebih
kegiatan produksinya pada skala produksi tinggi.
yang ekonomis akan senantiasa berada dalam b. Penambahan kapasitas produksi
kondisi yang efisien, sebab kegiatan produksi (skala usaha) Menurut Sadono
dilakukan dengan biaya yang rendah. Hal ini Sukirno (2008), produksi yang
sangat tergantung dari kemampuan dan usaha semakin tinggi menyebabkan
perusahaan untuk mencapai kondisi yang perusahaan menambah kapasitas
tersebut. Beberapa faktor penting yang dapat produksi, dan pertambahan kapasitas
menimbulkan skala ekonomi (Sukirno, ini akan menyebabkan kegiatan
Sadono: 2008), yaitu: memproduksi semakin bertambah
a. Spesialisasi faktor-faktor produksi efisien. Paling tidak, ada beberapa
Spesialisasi dilakukan dengan alasan, yakni:
melakukan pembagian unit-unit - biaya input yang semakin murah.
kerja kedalam bidang-bidang Makin tinggi produksi, makin
tertentu secara khusus. Dengan banyak input yang digunakan,
dilakukannya spesialisasi, seperti bahan baku, mesin dan
produktivitas pekerja akan peralatan lainnya. Harga dari
meningkat, karena pekerjaan barang-barang tersebut akan
dilakukan masing-masing secara menjadi murah apabila pembelian
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 43

dalam kapasitas yang banyak; 2. Pendekatan Biaya


kemudian penggunaan sumber- Efisiensi dengan pendekatan biaya
sumber daya yang tersedia lebih adalah mengukur sejauh mana biaya yang
optimal. Terkadang produksi dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau
dalam kapasitas yang lebih kecil perusahaan untuk mendapatkan hasil
adakalanya terdapat bahan-bahan (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga
yang terbuang (waste), sehingga dapat dibuat perbandingan diantara kedua
hal tersebut tidak efisien. Namun variabel tersebut. Dalam Sumarjono, Djoko
ketika memproduksi dengan (2004), efisiensi akan tercapai ketika
kapasitas yang besar maka pendapatan marjinal = biaya marjinal.
penggunaan bahanbahan input Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa
dapat lebih optimal. perusahaan akan mengalami kondisi yang
- Penggunaan teknologi tidak efisien ketika biaya marjinal untuk
(mekanisasi), yang menggantikan menambah hasil produksi sudah lebih besar
penggunaan jasa manusia, dari pendapatan marjinalnya (MC>MR).
sehingga permintaan terhadap Sehingga ketika memproduksi dengan
tenaga manusia berkurang yang tambahan biaya yang semakin besar akan
kemudian akan menyebabkan memperkecil keuntungan (laba perusahaan).
biaya input yang harus
dikeluarkan akan berkurang pula. Pengambilan Keputusan
Pengukuran Efisiensi Biaya Pengambilan keputusan adalah bagian
1. Pendekatan Teknis kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini
Efisiensi teknis merupakan suatu memegang peranan penting terutama bila
ukuran yang membandingkan antara keluaran manajer melaksanakan fungsi perencanaan.
(output) dan masukan (input), atau jumlah Dalam proses perencanaan, manajer
yang dihasilkan dari sejumlah input yang memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang
digunakan (Suseno, Priyonggo, 2008). akan dicapai, sumber daya yang akan
Efisiensi merupakan perbandingan antara digunakan, dan siapa yang akan
output dan input yang berhubungan dengan melaksanakan tugas tersebut (Handoko,
tercapainya output maksimum dengan 2009).
sejumlah input tertentu, yang berarti jika rasio Menurut Gibson dkk (1997) dalam
outputinput semakin besar, maka efisiensi Sumijatun (2009) keputusan merupakan
dikatakan semakin tinggi.(Shone Rinald, tanggapan manajer terhadap permasalahan.
1981 dalam Komaryatin, Nurul: 2006). Setiap keputusan adalah akibat dari proses
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 44

dinamis yang dipengaruhi oleh banyak g. evaluasi.


kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan 2. Model Pohon Keputusan
pengetahuan, kecakapan dan motivasi Vroom menggunakan jawaban untuk
manajer. Pengambilan keputusan adalah tujuh pertanyaan diagnostik dalam bentuk
proses pemikiran dan pertimbangan yang pohon keputusan untuk mengidentifikasi tipe-
mendalam, dan proses yang melibatkan tipe gaya kepemimpinan yang digunakan
pendekatan sistematik dengan langkah- dalam model manajemen pembuatan
langkah yang berurutan. keputusan. Pertanyaan berfokus pada
Pengambilan keputusan merupakan perlindungan kualitas dan penerimaan
proses kognitif yang kompleks dan sering keputusan dan kesesuaian yang adekuat dari
didefinisikan sebagai suatu upaya informasi, keseuaian tujuan, struktur masalah,
memutuskan serangkaian tindakan tertentu. penerimaan oleh subordinat, konflik,
Pengambilan keputusan sering dianggap keadilan, dan prioritas implementasi
sinonim dengan manajemen (Marquis & (Swanburg, 2000).
Huston, 2010). Pohon keputusan adalah model
prediksi menggunakan struktur pohon atau
Model Pengambilan Keputusan struktur berhirarki. Contoh dari pohon
1. Model Normatif keputusan dapat dilihat di Gambar berikut ini.
Menurut Swanburg (2000) model
normatif untuk pembuatan keputusan ini tidak
realistis karena asumsinya jelas memilih
diantara alternative yang teridentifikasi. Ada
tujuh langkah untuk membuat keputusan
dalam model analisis ini:
a. menemukan dan menganalisis
masalah,
b. mengidentifikasi semua alternatif Gambar 1 Pohon Keputusan
yang memungkinkan, Disini setiap percabangan
c. mengevaluasi pro dan kontra dari menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan
masing-masing alternatif, tiap ujung pohon menyatakan kelas data.
d. mengurutkan alternatif, Contoh di Gambar 1 adalah identifikasi
e. memilih alternative yang dapat pembeli komputer,dari pohon keputusan
memaksimalkan kepuasaan, tersebut diketahui bahwa salah satu kelompok
f. pelaksanaan, yang potensial membeli komputer adalah
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 45

orang yang berusia di bawah 30 tahun dan 2000). Ada lima langkah pengambilan
juga pelajar. Setelah sebuah pohon keputusan keputusan dalam model dekripsi:
dibangun maka dapat digunakan untuk 1. menetapkan tujuan yang dapat
mengklasifikasikan record yang belum ada diterima,
kelasnya. Dimulai dari node root, 2. menguraikan persepsi subjektif
menggunakan tes terhadap atribut dari record tentang masalah,
yang belum ada kelasnya tersebut lalu 3. mengidentifikasi alternatif yang bisa
mengikuti cabang yang sesuai dengan hasil diterima,
dari tes tersebut, yang akan membawa kepada 4. mengevaluasi setiap alternatif,
internal node (node yang memiliki satu 5. menyeleksi alternatif,
cabang masuk dan dua atau lebih cabang yang 6. menerapkan keputusan,
keluar), dengan cara harus melakukan tes lagi 7. evaluasi
terhadap atribut atau node daun. Record yang
kelasnya tidak diketahui kemudian diberikan METODOLOGI PENELITIAN
kelas yang sesuai dengan kelas yang ada pada Pendekatan Penelitian
node daun. Pada pohon keputusan setiap Pendekatan penelitian yang digunakan
simpul daun menandai label kelas. Proses dalam penelitian ini adalah metode deskriftif
dalam pohon keputusan yaitu mengubah kuantitatif. Metode deskriptif merupakan
bentuk data (tabel) menjadi model pohon metode penelitian yang berusaha
(tree) kemudian mengubah model pohon mendeskripsikan dan menginterpretasikan
tersebut menjadi aturan (rule). sesuatu kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang berkembang, proses yang
3. Model Deskriptif sedang berlangsung, akibat atau efek yang
Simon mengembangkan model ini terjadi, atau tentang kecendrungan yang
didasarkan pada asumsi bahwa pembuat tengah berlangsung.
keputusan adalah seseorang yang melihat Metode kuantitatif menurut Sugiono
masalah secara rasional dalam membuat (2008 :7), “adalah metode positivistic karena
solusi yang bisa dilakukan yang didasarkan berlandaskan pada filsafat positivism”.
pada informasi yang diketahuinya. Model ini Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific
dapat digunakan untuk membuat berbagai karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah,
keputusan yang informasinya tidak lengkap yakni konkrit/empiris, obyektif, terukur,
diakibatkan karena keterbatasan waktu, uang, rasional dan sistematis. metode ini disebut
atau orang dan kenyataan bahwa orang tidak kuantitatif karena data penelitian merupakan
selalu memilih yang paling baik (Swanburg,
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 46

angka-angka dan analisa menggunakan obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan


statistik. karateristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Unit Analisis
kesimpulannya. Jadi dalam hal ini jumlah
Menurut Hamidi (2005: 75-76)
populasi adalah data laporan keuangan yang
menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan
disajikan oleh PDAM Kabupaten Sukabumi.
yang diteliti yang bisa berupa individu,
kelompok, benda atau suatu latar peristiwa Penarikan Sampel
sosial seperti misalnya aktivitas individu atau Menurut Sugiyono (2009:62),
kelompok sebagai subjek penelitian. “sampel adalah bagian dari jumlah dan
Dari cara mengungkap unit analisis karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
data dengan menetapkan kriteria responden Bila populasi besar, dan peneliti tidak
tersebut, peneliti dengan sendirinya akan mungkin mempelajari semua yang ada para
memperoleh siapa dan apa yang menjadi populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
subjek penelitiannya. Dalam hal ini peneliti tenaga dan waktu, maka peneliti boleh
akan mencoba menemukan informasi awal mengambil sampel dari populasi tersebut.
yakni melakukan aktivitas pengumpulan data. Selanjutnya diambil dari populasi
Adapun yang menjadi informasi awal dari data yang tersedia untuk beberapa periode
penelitian ini adalah berupa data laporan terakhir.
keuangan PDAM Kabupaten Sukabumi.
Operasionalisasi Variabel
Populasi Penelitian dapat dijabarkan dalam
Populasi adalah jumlah keseluruhan dimensi dan indikator-indikator dari variabel
hal, orang, barang, ruang, gejala atau kegiatan dalam penelitian ini. Dari indikator-indikator
yang akan diteliti. Menurut Hadari Nawawi tersebut dapat disusun pengukurannya
(2005 : 141) mengatakan bahwa : sehingga dengan data kuantitatif yang didapat
“Populasi adalah keseluruhan obyek dalam penelitian digunakan sebagai bahan
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, analisis data statistik.
benda-benda hewan, tumbuh-tumbuhan, Dalam penelitian ini terdapat dua
gejala-gejala, nilai test atau peristiwa- variabel yakni variabel efisiensi biaya dan
peristiwa sebagai sumber data yang memilii keputusan peningkatan pelayanan, untuk lebih
karekteristik tertentu dalam penelitian”. jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian
Sedangkan menurut Sugiyono (2010 yang merupakan indikator-indikator variabel
: 57), menyatakan bahwa : Populasi adalah dapat dijabarkan sebagai berikut :
wilayah generalisasi yang terdiri atas :
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 47

Tabel 1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Efisiensi Biaya 1. Marginal Cost (Biaya Rata- Rata Biaya Marginal
(X) Marjinal) Rata-Rata Pendapatan Marginal
Sadono 2. Marginal Revenue
Sukirno(2008) (Pendapatan Marjinal)
Peningkatan 1. Meningkatkan jumlah Jumlah Pelayanan dari Satu
Pelayanan jasa yang ditawarkan Periode Ke Periode Yang Lain
(Y) 2. Meningkatkan jumlah
(Wibowo, 2007) pelanggan

Analisa Data 2. Analisis Cross Sectional, dengan


Analisis data dilakukan dengan analisis ini analis membandingkan
menggunakan analisis laporan keuangan rasio-rasio perusahaan (company
dengan tujuan mengukur efisiensi biaya, ratio) dengan rata-rata rasio
peningkatan jumlah pelayanan (volume perusahaan sejenis atau industri (rasio
penjualan), serta tingkat profitabilitas rata-rata/rasio standard) untuk waktu
perusahaan. Analisa laporan keuangan yang sama
merupakan proses yang penuh pertimbangan Sementara itu untuk membuat
dalam rangka membantu mengevalusi posisi keputusan peningkatan pelayanan, penulis
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada menggunakan metode pohon keputusan.
masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan Pohon keputusan adalah salah satu metode
untuk menentukan estimasi dan prediksi yang klasifikasi yang paling populer karena mudah
paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja untuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon
perusahaan pada masa mendatang. Analisa keputusan adalah model prediksi
laporan keuangan sebenarnya banyak sekali menggunakan struktur pohon atau struktur
namun pada penelitian kali ini penulis berhirarki. Konsep dari pohon keputusan
menggunakan analisa rasio keuangan karena adalah mengubah data menjadi pohon
analisa ini lebih sering digunakan dan lebih keputusan dan aturan-aturan keputusan.
sederhana. Manfaat utama dari penggunaan pohon
Adapun masing-masing teknik keputusan adalah kemampuannya untuk
analisis laporan keuangan tersebut penulis mem-break down proses pengambilan
jelasakan sebagai berikut: keputusan yang kompleks menjadi lebih
1. Analisis Trend atau time series adalah simpel sehingga pengambil keputusan akan
analisis rasio perusahaan untuk lebih menginterpretasikan solusi dari
beberapa periode. permasalahan. Pohon Keputusan juga berguna
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 48

untuk mengeksplorasi data, menemukan efisiensinya biaya serta pasar yang relatif
hubungan tersembunyi kecil. Pasar yang kecil dimaksudkan pada dua
Adapun kriteria keputusan yang akan buah aspek yaitu dilihat dari sudut pandang
dilaksanakan adalah sebagai berikut: volume penjualan jasa yang sedikit ataupul
1. Jika MC ≤ MR, maka keputusan luas cakupan wilayah atas pelanggan yang
peningkatan pelayanan dilakukan dimiliki.
2. Jika MC > MR, maka keputusan Berikut ini akan dilakukan analisis
peningkatan pelayanan tidak laporan keuangan untuk mengukur seberapa
dilakukan besar efisiensi biaya dan peningkatan
pelayanan pada PDAM Kabupaten Sukabumi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Analisis Efisiensi Biaya
Hasil Penelitian Untuk mengukur efisiensi biaya,
Sebagaimana telah dijelaskan sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya
sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan bahwa kriteria efisiensi yang digunakan
untuk mengetahui analisis efisiensi biaya adalah apabila biaya marjinal (MC) lebih kecil
terhadap keputusan peningkatan pelayanan, sama dengan (≤) pendapatan marginal.
dimana tujuan tersebut disebabkan oleh Adapun data yang menjadi alat ukur
kemungkinan yang akan terjadi dalam untuk menganalisa efisiensi biaya, penulis
pengelolaan sebuah perusahaan monopoli sajikan sebagai berikut:
yaitu kerugian yang disebabkan oleh kurang

Tabel 2
Data Laporan Laba Rugi Perbandingan
PDAM Kabupaten Sukabumi Tahun 2014 dan Tahun 2015
PERIODE NAIK/TURUN
KETERANGAN
2015 2014 (Rp) (%)
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan Air 46.934.681.576 39.995.820.300 6.938.861.276 17,35
Pendapatan Non Air 3.564.956.279 3.618.776.115 -53.819.836 -1,49
Jumlah Pendapatan Usaha 50.499.637.855 43.614.596.415 6.885.041.440 15,79

BEBAN LANGSUNG USAHA


Beban Sumber Air 1.970.896.358 2.677.899.819 -707.003.461 -26,40
Beban Pengolahan Air 11.098.361.505 9.535.435.169 1.562.926.336 16,39
Beban Transmisi Distribusi 9.945.545.737 9.516.634.893 428.910.844 4,51
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 49

Jumlah Beban Langsung 23.014.803.600 21.729.969.881 1.284.833.719 5,91


Laba (Rugi) Kotor Usaha 27.484.834.255 21.884.626.534 5.600.207.721 25,59

BEBAN UMUM DAN


ADMINISTRASI
Beban Umum dan Administrasi 26.251.914.135 20.659.916.470 5.591.997.665 27,07
Laba (Rugi) Usaha 1.232.920.120 1.224.710.064 8.210.056 0,67

PENDAPATAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-Lain 190.358.851 335.237.678 -144.878.827 -43,22
Beban Lain-Lain - 315.777.374 -315.777.374 -100,00
Jumlah (Net) Pendapatan dan
190.358.851 19.460.304 170.898.547 878,19
Beban Lain-Lain

LABA (RUGI) SEBELUM


1.423.278.971 1.244.170.368 179.108.603 14,40
PAJAK
Beban Pajak Penghasilan -454.976.000 -344.243.000 -110.733.000 32,17

LABA (RUGI) BERSIH


1.878.254.971 1.588.413.368 289.841.603 18,25
SETELAH PAJAK
*Sumber : Laporan Auditor Tahun 2015

Data di atas menunjukan bahwa sembilan juta delapan ratus empat puluh
secara akumulasi menunjukan adanya satu enam ratus tiga rupiah) dari tahun
peningkatan tahun 2015 yang cukup 2014. Dari data tersebut kemudian dapat
signifikan atas laba setelah pajak yakni kita ukur besarnya biaya marjinal (MC)
sebesar 18,25% atau sebesar Rp. yaitu dengan melakukan perhitngan sebagai
289.841.603 (dua ratus delapan puluh berikut:
MC = TCn - TCn-1
MC = (FCn + VCn) -(FCn-1 + VCn-1)
MC = (26.251.914.135 + 23.014.803.600) - (20.659.916.470 + 21.79.969.881)
MC = 49.266.717.735 - 42.389.886.351
MC = 6.876.831.384

MR = (TRn - TRn-1)
MR = 50.499.637.855 - 43.614.596.415
MR = 6.885.041.440
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 50

Berdasarkan hasil analisa di atas diberikan kepada masyarakat sebagai


dapat kita simpulkan bahwa PDAM pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi telah melakukan dengan cara membandingkan antara
efisiensi, dimana Biaya Marjinal (MC) ≤ pelayanan tahun berjalan dengan tahun
Pendapatan Marjinal (MR), yaitu Rp. sebelumnya bahwa indikator peningkatan
6.876.831.384 ≤ Rp. 6.885.041.440 pelayanan dengan cara menganalisa jumlah
pelayanan yang diberikan kepada
Analisis Peningkatan Pelayanan pelanggan.
Untuk mengukur peningkatan Analisa terhadap peningkatan
pelayanan adalah dengan cara menganalisa pelayanan sebagaimana dimaksud dapat
Seberapa besar jumlah pelayanan yang dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Peningkatan Pelayanan
Tahun Pendapatan Rasio (%)
2014 39.995.820.300 100,00
2015 46.934.681.576 117,35
*Sumber : Laporan Keuangan Diolah
Berdasarkan data tabel di atas, 2015 adalah sebesar 117,35% sebagai hasil

yang dimaksud dengan pendapatan adalah perbandingan antara pendapatan tahun 2015

pendapatan air, dimana pada tahun 2014 dengan tahun 2014.

diperoleh pendapatan sebesar Analisis Efisiensi Biaya Terhadap


Keputusan Peningkatan Pelayanan
Rp.39.995.820.300, sementara tahun 2015
Sebagaimana telah dikemukakan
sebesar Rp.46.934.681.576, dengan
sebelumnya bahwa untuk membuat
demikian antara tahun 2014 dengan tahun keputusan melakukan peningkatan
pelayanan atau tidak, digunakan kriteria
2015 terjadi peningkatan, dimana
keputusan dengan membandingkan antara
peningkatan pada tahun 2015 adalah
biaya marjinal (MC) dengan pendapatan
sebesar 17,35% sebagaimana angka rasio marjinal (MR)
Selanjutnya penulis melakukan
pada tabel tersebut. Rasio tahun 2014
analisis dengan pohon keputusan sebagai
adalah sebesar 100% sebagai dasar
berikut:
pembanding, sementara rasio pada tahun
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 51

MC ≤ MR
biaya dan pasar yang relatif kecil, maka
MC Ya MR PDAM Kabupaten Sukabumi memiliki
peluang dalam meningkatkan pelayanan,
≤ akan tetapi perlu juga mengkaji faktor-
6.885.041.440
6.876.831.384
faktor lain agar di dalam membuat
> MR ≤ MR > MC ≤ MC
keputusan untuk meningkatkan pelayanan
Tidak Ya Ya Ya dapat meminimalisir kegagalan dari sebuah
keputusan yang bisa merugikan perusahaan
*Sumber : Pramudiono,2008 serta pihak lainnya.
Pembahsan
Berdasarkan gambar pohon KESIMPULAN DAN SARAN
keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kesimpulan
keputusan peningkatan pelayanan dapat Selanjutnya penulis memberikan
dilaksanakan karena biaya marjinal lebih kesimpulan atas hasil penelitian
kecil dari pada pendapatan marjinal. Dapat yang telah dilakukan sebagai
kita ketahui bahwa nilai biaya marjinal berikut:
adalah sebesar Rp. 6.876.831.384, 1. Efisiensi biaya pada PDAM
sementara pendapatan marjinal sebesar Kabupaten Sukabumi dengan
Rp.6.885.041.440, maka dari itu keputusan mengukur perubahan jumlah biaya
peningkatan jumlah pelayanan kepada dan pendapatan selama dua
pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi periode terakhir menunjukan
dapat dilakukan karena biaya marjinal lebih bahwa biaya marjinal lebih kecil
kecil dibandingkan dengan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan
marginal. marjinal, dimana biaya marjinal
Perhitungan biaya marjinal (MC) sebesar Rp.6.876.831.384,
didasarkan pada perubahan jumlah total sementara pendapatan marjinal
biaya selama dua periode terakhir, sebesar Rp.6.885.041.440. Oleh
sementara perhitungan pendapatan marjinal karena itu maka PDAM Kabupaten
dihitung berdasarkan perubahan total Sukabumi telah melakukan
pendapatan usaha selama dua periode efisiensi biaya.
terakhir pada tahun yang sama. 2. Keputusan Peningkatan Jumlah
Untuk memininalisir resiko Pelayanan pada PDAM Kabupaten
kerugian sebagaimana telah dikemukakan Sukabumi dengan melihat jumlah
sebelumnya yaitu tidak adanya efisiensi pendapatan air selama tahun 2014
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 52

dengan tahun 2015, dapat pelanggan untuk memaksimalkan


disimpulkan bahwa PDAM laba
Kabupaten Sukabumi pada 2. Sebaiknya PDAM Kabupaten
dasarnya telah melakukan Sukabumi terus meningkatkan
peningkatan pelayanan kepada pelayanan kepada masyarakat
pelanggan, dimana pada tahun dengan cara menambah pasokan
2014 diperoleh pendapatan yang pelayanan air dan atau memperluas
bersumber dari jasa penyediaan air pasar dengan tetap
untuk pelanggan sebesar Rp. mempertimbangkan efisiensi.
39.995.820.300 dan pada tahun 3. Walaupun PDAM Kabupaten
2015 sebesar Rp. 46.934.681.576 Sukabumi memiliki peluang dalam
3. Analisis Efisiensi Biaya Terhadap meningkatkan pelayanan, akan
Keputusan Peningkatan Pelayanan tetapi perlu juga mengkaji faktor-
Pada PDAM Kabupate Sukabumi faktor lain agar di dalam membuat
sebagaimana hasil analisis pohon keputusan untuk meningkatkan
keputusan dapat disimpulkan pelayanan dapat meminimalisir
bahwa PDAM Kabupaten kegagalan dari sebuah keputusan
Sukabumi dapat melakukan yang bisa merugikan perusahaan
peningkatan pelayanan apabila serta pihak lainnya.
melihat indikator biaya marjinal
dan pendapatan marjinal sebagai DAFTAR PUSTAKA
dasar analisis efisiensi biaya.
Carter, William K. and Milton F. Usry,
2002, Cost Accounting, Buku 1, Edisi
Saran 13, Alih Bahasa : Krista, Salemba
Empat, Jakarta.
Berkaitan dengan hasil analisa data
dalam penelitian serta observasi di Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
lapangan, penulis menyampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut: Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam-
1. Sebaiknya PDAM Kabupaten Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada
Sukabumi terus meningkatkan
efisiensi biaya dan Komaryatin, Nurul. 2006. Analisis Efisiensi
Teknis Industri BPR di
mengoptimalkan jumlah
Eks.Karisidenan Pati. Tesis S2 Pasca
pendapatan dengan cara Sarjana Uniiversitas Diponegoro
meningkatkan pelayanan kepada
Jurnal Ekonomak Vol. 3 No. 2 Agustus 2017 | 53

Marquis dan Huston (2010). Kepemimpinan Suseno, Priyonggo. 2008. Analisis Kinerja
dan manajemen keperawatan. Teori dan Skala Ekonomi pada Industri
dan Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati Perbankan Syariah di Indonesia.
dan Handayani. Jakarta. Edisi 4. Journal of Islamic and Economics,
EGC. Volume 2 No.1.Jakarta

Mulyadi. 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Sumijatun. (2009). Manajemen


kelima, Cetakan ketujuh, Yogyakarta Keperawatan Konsep Dasar dan
: Akademi Manajemen Perusahaan Aplikasi Pengambilan Keputusan
YKPN Klinis. Jakarta : CV. Trans Info Media
Swanburg, R.C. (2000). Pengantar
Nicholson, Walter. 1999. Mikro Ekonomi Kepemimpinan dan Manajemen
Intermediates dan Aplikasinya. Edisi Keperawatan. Terjemahan. Jakarta:
Kedelapan. Diterjemahkan oleh IGN EGC
Bayu Mahendra & Abdul Aziz.
Penerbit Erlangga Taswan. 2006. Manajemen Perbankan.
UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Pramudiono, Iko. Pengantar Data Mining: Robert Pindyck & Daniel L. Rubinfeld.
Menambang Permata Pengetahuan 2007. Mikroekonomi edisi keenam.
di Gunung Data Indeks: Jakarta
Wikipedia berbahasa Indonesia, 2003
Sugiarto, dkk. 2005. Ekonomi Mikro:
Sebuah Kajian Komprehensif.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Kuantitatif dan Kualitatif.
CV.Alfabeta: Bandung

Suharno & Yudi Sutarso. 2006. Marketing


in Practice. Graha Ilmu, Yogyakarta

Sukirno, Sadono, (2008). Mikro Ekonomi,


Teori Pengantar. Edisi ketiga. Divisi
Buku Perguruan Tinggi, PT.
RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Sullivan, Artur (2011). Ekonomics:


Principle in action. Upper Saddle
River, New Jersey

Sumarjono, Djoko (2004). Diktat Kuliah,


Ilmu Ekonomi Produksi. Prodi Sosial
Ekonomi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro,
Semarang

Anda mungkin juga menyukai