Oleh:
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
keterbagian, bilangan prima, bilangan komposit, dan bilangan kuadrat ini tepat
pada waktunya. Makalah ini kami buat dengan maksud memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dengan harapan dapat memperoleh hasil
yang maksimal selain sebagai sumber referensi dan bahan pembelajaran bagi
pembaca dan kami pribadi.
Ada pun isi dari makalah ini yakni membahas tentang keterbagian,
bilangan prima, bilangan komposit, dan bilangan kuadrat. Dalam makalah ini
kami mencoba menguraikan maksud dan beberapa penjelasan mengenai
keterbagian, bilangan prima, bilangan komposit, dan bilangan kuadrat. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karna
keterbatasan waktu, sumber referensi, maupun kemampuan diri kami pribadi
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari
para pembaca.
Penyusun
Keterbagian
Definisi :
Suatu bilangan bulat 𝑞 habis dibagi oleh suatu bilangan bulat 𝑝 ≠
0 jika ada suatu bilangan bulat 𝑥 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
Notasi:
𝑝 | 𝑞 dibaca 𝑝 membagi 𝑞, 𝑝 faktor dari 𝑞, 𝑞 habis dibagi 𝑝, atau 𝑞
kelipatan dari 𝑝
p ∤ 𝑞 dibaca 𝑝 tidak membagi 𝑞, 𝑝 bukan faktor dari 𝑞, 𝑞 tidak habis
dibagi 𝑝, atau 𝑞 bukan kelipatan dari 𝑝
Contoh :
a. 6 | 18 sebab ada bilangan bulat 3 sehingga 18 = 6.3
b. 12 ∤ 15 sebab tidak ada bilangan bulat 𝑥 sehingga 15 = 12. 𝑥
Teorema-teorema Keterbagian
a. Teorema 1
Jika 𝑝, 𝑞 ∈ ℤ, dan 𝑝 | 𝑞, maka 𝑝 | 𝑞𝑟 untuk semua 𝑟 ∈ ℤ
b. Teorema 2
Jika 𝑝 , 𝑞, 𝑟 ∈ ℤ, 𝑝 | 𝑞, dan 𝑞 | 𝑟 , maka 𝑝 | 𝑟
c. Teorema 3
Jika 𝑝, 𝑞 ∈ ℤ, 𝑝 | 𝑞 dan 𝑞 | 𝑝, maka 𝑝 = 𝑞
d. Teorema 4
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 ∈ ℤ, 𝑝 | 𝑞 dan 𝑝 | 𝑟, maka 𝑝 | 𝑞 + 𝑟
e. Teorema 5
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 ∈ ℤ, 𝑝 > 0, 𝑞 > 0, dan 𝑝 | 𝑞, maka 𝑝 ≤ 𝑞
f. Teorema 6
𝑝 | 𝑞 jika dan hanya jika 𝑘𝑝 | 𝑘𝑞 untuk semua 𝑘 ∈ ℤ dan 𝑘 ≠ 0
g. Teorema 7
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 ∈ ℤ, 𝑝 ≠ 0, 𝑝 | 𝑞 + 𝑟, dan 𝑝 | 𝑞, maka 𝑝 | 𝑟
h. Teorema 8. Algoritma Pembagian
Jika 𝑝, 𝑞 ∈ ℤ dan 𝑝 > 0, maka ada bilangan-bilangan 𝑟, 𝑠 ∈ ℤ yang
masing-masing tunggal sehingga 𝑞 = 𝑟𝑝 + 𝑠 dengan 0 < 𝑠 < 𝑝.
Jika p tidak membagi q, maka s memenuhi ketidaksamaan 0 < 𝑠 <
𝑝.
Dari pernyataan 𝑞 = 𝑟𝑝 + 𝑠, 0 ≤ 𝑠 < 𝑝, 𝑟 disebut hasil bagi
(quotient), 𝑠 disebut sisa (remainder), 𝑞 disebut yang dibagi (dividend)
dan 𝑝 disebut pembagi (divisor). Kita secara tradisi menggunakan
istilah algoritma meskipun sesungguhnya algoritma pembagian bukan
merupakan suatu algoritma.agar lebih mudah dalam memahami
langkah-langkah pembuktian, simaklah dengan cermat uraian berikut:
Ditentukan dua bilangan bulat 4 dan 7 dengan 4 | 7, maka dapat
dibuat barisan aritmetika 7 − (𝑟. 4) dengan 𝑥 ∈ ℤ
untuk 𝑟 = 3, 7 − (𝑟. 4) = 7 − 12 = −5
untuk 𝑟 = 2, 7 − (𝑟. 4) = 7 − 8 = −1
untuk 𝑟 = 1, 7 − (𝑟. 4) = 7 − 4 = 3
untuk 𝑟 = 0, 7 − (𝑟. 4) = 7 – 0 = 7
untuk 𝑟 = −1, 7 – (𝑟. 4) = 7 – (−4) = 11
dan seterusnya, sehingga diperoleh barisan … , −5, −1, 3, 7, 11, …
Barisan ini mempunyai suku-suku yang negativf, dan suku-suku yang
tidak negatif sebagai unsur-unsur himpunan T.
𝑇 = {3, 7, 11, … } atau 𝑇 = {7 – (4. 𝑟)|𝑟 ∈ ℤ, 7 – (4. 𝑟) ≥ 0}
Karena 𝑇 𝑁 dan N adalah himpunan yang terurut rapi, maka menurut
prinsip urutan rapi, 𝑇 mempunyai unsur terkecil.
Perhatikan bahwa unsur terkecil 𝑇 adalah 3.
Karena 3 ∈ 𝑇, maka 3 = 7 – (4. 𝑟) untuk suatu 𝑟 ∈ ℤ. dalam hal
ini 𝑟 = 1, sehingga 3 = 7 − (4.1), atau 7 = 1.4 + 3
Dengan demikian dapat ditentukan bahwa:
7 = 1.4 + 3 dengan 0 ≤ 3 < 4
Karena 4 │ 7, maka 7 = 𝑟. 4 + 𝑠 dengan 𝑟 = 1 dan 𝑠 = 3
Perhatikan bahwa untuk 4, 7 ∈ ℤada 𝑟, 𝑠 ∈ ℤsehingga 7 = 𝑟. 4 + 𝑠
dengan 0 ≤ 𝑠 < 4 Marilah sekarang kita membuktikan teorema 8
i. Teorema 9
Bilangan Prima
Definisi:
Bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan hanya bisa dibagi oleh 2
bilangan yaitu satu dan bilangan itu sendiri. Sebagai contoh, 19 adalah
bilangan prima karena 19 hanya habis dibagi oleh 19 dan 1. Hampir semua
bilangan prima adalah bilangan ganjil dan angka 2 merupakan satu-
satunya bilangan prima genap.
Bilangan Komposit
Bilangan Kuadrat
3. Dita dan ayu mempunyai sebuah bilangan, bilangan yang dimiliki ayu
merupakan lawan dari bilangan yang dimiliki dita. Jika bilangan yang
dimiliki oleh dita dikalikan dengan yang dimiliki oleh ayu kemudian
dibagi dengan –18, maka hasilnya adalah bilangan prima yang kurang dari
3. Tentukanlah bilangan-bilangan yang dimiliki oleh dita dan ayu!
Jawab :
Bilangan prima yang kurang dari 3 adalah 2.
Misalkan bilangan yang dimiliki dita adalah m. Jika bilangan tersebut
dikalikan dengan lawannya / bilangan yang dimiliki ayu (lawan dari m = –
m) kemudian dibagi dengan –18 hasilnya 2.
Maka bentuk operasi hitungnya adalah sebagai berikut.
(Bilangan m × lawan bilangan m)/(–18) = 2
⇒ (m × (–m))/(–18) = 2
⇒ (–m2)/(–18) = 2
⇒ –m2 = 2 × (–18)
⇒ –m2 = –36
⇒ m2 = 36
⇒ m2 = 62
⇒m=6
Jadi, bilangan yang miliki oleh dita dan ayu adalah 6.
DAFTAR PUSTAKA
https://aimprof08.wordpress.com/2015/11/02/keterbagian/
MAKALAH MATHEMATICS FOR INTERNATIONAL
SCHOOL
UNIVERSITAS JEMBER
2019
A. Faktor Persekutuan Terbesar (Faktor Persekutuan Terbesar)
FPB adalah faktor persekutuan terbesar. Jika sembarang bilangan bulat 𝑎, 𝑏, dan 𝑑,
dimana 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏 maka 𝑑 adalah pembagi terbesar GCD (Greatest Common
Divisor) dari 𝑎 dan 𝑏.
Jika 𝑎|𝑏 dan FPB keduanya adalah 1, maka 𝑎 dan 𝑏 dikatakan relatif prima
Contoh Soal:
(IMO 1959)
21𝑛+4
Prove that the fraction 14𝑛+3 is irreducible for every natural number 𝑛.
21𝑛+4
Buktikan bahwa pecahan 14𝑛+3 , tidak dapat disederhanakan untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ
Penyelesaian:
21𝑛+4
Perhatikan bahwa pecahan tidak dapat disederhanakan artinya pembilang dan
14𝑛+3
penyebut nya relatif prima, maka GCD (21𝑛 + 4,14𝑛 + 3) = 1. Sehingga ada
bilangan 𝑎 dan 𝑏 yang memenuhi
(21𝑛 + 4)𝑎 + (14𝑛 + 3)𝑏 = 1
⟺ 7𝑛(3𝑎 + 2𝑏) + (4𝑎 + 3𝑏) = 1
21𝑛+4
Jadi, terbukti bahwa pecahan 14𝑛+3 tidak dapat disederhanakan untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ.
B. Algoritma Euclid
Algoritma Euclid biasa digunakan untuk menghitung FPB (gcd) dari dua bilangan
yang besar, metode atau algoritma ini dikemukakan oleh matematikawan Yunani
kuno bernama Euclid.Algoritma ini memudahkan dalam perhitungan FPB dari
sembarang bilangan bulat, meskipun bilangan-bilangan bulat tersebut cukup besar.
Lemma 1.1.Jika a; b; q; r 2 Z dengan a = bq + r, maka gcd(a; b) = gcd(b; r).
Bukti:
Dimisalkan 𝑔𝑐𝑑(𝑎; 𝑏) = 𝑑. Akan ditunjukkan bahwa 𝑔𝑐𝑑(𝑏; 𝑟) = 𝑑.
Diketahui𝑔𝑐𝑑(𝑎; 𝑏) = 𝑑, maka 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏.
Diketahui 𝑎 = 𝑏𝑞 + 𝑟, maka 𝑟 = 𝑎 − 𝑏𝑞,
Akibatnya 𝑑|(𝑎 − 𝑏𝑞) = 𝑟. Selanjutnya, dimisalkan 𝑐|𝑏 dan 𝑐|𝑟, maka 𝑏 = 𝑐𝑘
dan 𝑟 = 𝑐𝑙untuk suatu 𝑐, 𝑙 ∈ 𝑍.
Diperoleh 𝑎 = 𝑏𝑞 + 𝑟 = 𝑐𝑘𝑞 + 𝑐𝑙 = 𝑐(𝑘𝑞 + 𝑙), sehingga 𝑐|𝑎.
Karena 𝑔𝑐𝑑(𝑎; 𝑏) = 𝑑, 𝑐|𝑎dan 𝑐|𝑏, maka 𝑐|𝑑.
Dengan demikian, terbukti bahwa 𝑔𝑐𝑑(𝑏; 𝑟) = 𝑑.
𝑎 ≡ 𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑛)
𝑛|𝑎−𝑏
Dimana 𝑛 ≠ 0
Sifat-sifat
Misalkan n suatu bilangan bulat positif dan a, b, c, dan d bilangan bulat sebarang
berlaku:
0=0
Contoh Soal:
“ Persamaan Diophantine “
UNIVERSITAS JEMBER
2019
A. Mata kuliah
Mathematics For International School
B. Materi
Persamaan Diophantine
C. Pembahasan
Teorema 2
Ditentukan 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑁
Maka (𝑝, 𝑞) = 𝑟𝑛 𝑝 + 𝑙𝑛 𝑞, 𝑛 = 0,1,2, … yang mana 𝑟𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑛 adalah suku ke n
dan barisan barisan yang secara rekursif didefinisikan sebagai :
𝑟0 = 1 , 𝑙0 = 0
𝑟1 = 0 , 𝑙1 = 1
Dan
𝑟𝑖 = 𝑟𝑖−2 − 𝑘𝑖−1 − 1
𝑙𝑖 = 𝑙𝑖−2 − 𝑘𝑖−1 𝑙𝑖−1
Untuk 𝑖 = 2,3, … , 𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑖 adalah hasil bagi dalam algoritma Euclides
memperoleh (p,q)
ax + by + cz = d.
Proses mencari solusi dari persamaan ini diharapkan juga merupakan perluasan
dari Persamaan Diophantine linear sebelumnya. Untuk itu kita akan
menentukan suatu persyaratan agar Persamaan Diophantine itu memiliki
solusi.
Seperti halnya dalam Persamaan Diophantine dua variabel, kita misalkan
fpb(a, b, c) = m. Dari sini kita memiliki m | a, m | b dan m | c. Berdasarkan
definisi pembagian, terdapat bilangan bulat p, q, dan r sehingga
1.Triple Phytagoras
panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi–sisi yang lain.
Jika suatu segitiga siku-siku mempunyai sisi miring C maka sisi-sisi yang lain
adalah
a dan b, maka hubungan antara a,b dan c menurut dalil Phytagoras adalah :
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2
3,4,5 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 52 = 32 + 42
Definisi 7.4
Lemma 1
Jika x,y, z adalah suatu primitive triple Pythagoras maka ( x, y) = (x,z ) = (y,z ) =1
Lemma 2
Jika x,y, z adalah suatu primitive triple Pythagoras maka x adalah suatu bilangan
genap
dengan y adalah suatu bilangan ganjil atau x adalah suatu bilangan ganjil dan y
adalah suatu
bilangan genap
Lemma 3
Jika r,s dan t adalah bilangan bilangan bulat positif sehingga (r,s)=1 dan 𝑟𝑠 = 𝑡 2 ,
maka tentu ada bilangan bilanagn bulat m dan n sehingga 𝑟 = 𝑚2 𝑑𝑎𝑛 𝑠 = 𝑛2
Teorema 1
Suatu triple (x,y,z) dengan y adalah genap, adalah suatu triple phytagoras
primitif jika dan hanya jika ada dua bilangan bulat positif relatif prima m dan n ,
m > n, dengan m ganjil dan n genap, atau n genap dan m ganjil, sehingga :
𝑥 = 𝑚2 − 𝑛2 , y = 2mn dan 𝑧 = 𝑚2 + 𝑛2
Teorema 2
Teorema 3
Jika r dan s adalah bilangan bilanagan jumlah kuadrat, maka rs juga merupakan
bilangan jumlah kuadrat
Teorema 4
Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil yang mempunyai bentuk 4k+1, maka
tentu ada 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑍 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑚2 + 𝑛2 = 𝑡𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡 ∈ 𝑍 + 𝑑𝑎𝑛 𝑡 < 𝑝
Teorema 5
Jika p adalah suatu bilangan prima, dan p tidak kongruen dengan 3 modulo 4,
maka tentu ada 𝑚, 𝑛 ∈ 𝑍 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑚2 + 𝑛2 = 𝑝, yaitu p merupakan bilangan
jumlah kuadrat
Teorema 6
Suatu bilangan bulat positif n adlah bilangan jumlah kuadrat jika dan hanya jika
faktor faktor prima dalam pemfaktoran prima n yang mempunyai bentuk 3(mod
4), mempunyai pangkat yang genap
Teorema 7
Jika r dan s adalah bilangan bilangan bulat positif dan masing masing merupakan
bilangan jumlah empat kuadrat, maka rs juga merupakan bilangan jumlah empat
kuadrat
2. Persamaan Pell
3. Metode Pemfaktoran
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 ) = 𝑎1
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 ) = 𝑎2
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 ) = 𝑎3
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 ) = 𝑎𝑘
4. Ketaksamaan
5. Metode Parametrik
6. Metode Kongruensi
Seorang nenek meminta cucunya membeli dua macam buah, yaitu mangga
dan jeruk. Sang nenek memberikan uang 100000 rupiah kepada sang cucu
untuk mendapatkan sebanyak mungkin buah tetapi jeruk lebih banyak dari
mangga. Bila harga mangga 700 rupiah per biji dan jeruk 1300 rupiah per
biji, tentukan banyak buah yang harus dibeli oleh sang cucu.
Jawab :
Misalkan x menyatakan banyak mangga dan y banyak jeruk yang harus dibeli
maka permasalahan di atas dapat diformulasikan sebagai
𝑥, 𝑦 ≥ 0
𝑦>𝑥
7𝑥 + 13𝑦 = 1000
1 = 7 × 2 + 13 × (−1)
𝑥 = 2000 + 13𝑛
𝑦 = −1000 − 7𝑛 ; 𝑛 ∈ 𝑍
2000
𝑛≥−
13
𝑛 ≥ −153,84
−1000 − 7𝑛 ≥ 0
1000
𝑛≤
−7
𝑛 ≤ −142,85
𝑛 < −150
Penyelesaian yang bersesuaian dengan n ini akan bernilai positif, tetapi kita
perlu
n x y x+y
-
11 71 82
153
-
24 64 88
152
-
37 57 94
151
Jadi sang cucu harus membeli 37 biji mangga dan 57 biji jeruk.
Penyelesaian:
𝑥𝑦 = 2𝑥 − 𝑦 ⟺ 𝑥𝑦 − 2𝑥 + 𝑦 = 0
𝑥𝑦 − 2𝑥 + 𝑦 + (−2) = 0 + (−2)
𝑥𝑦 − 2𝑥 + 𝑦 − 2 = −2
(𝑥 + 1)(𝑦 − 2) = −2
Jadi semua solusi dapat kita nyatakan (−2,4), (0,0), (1,1), dan (−3,3)
3. Berbahasa inggris / tipe PISA
1 1 1 1
+ + + =1
𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
Given that 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑 are positif integer such that 𝑎 < 𝑏 < 𝑐 < 𝑑, how
many quadrupels (𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) are solutions to above equation ?
Penyelesian :
Catatan :
1 1 1
− =
2 3 6
1 1 1
− =
3 4 12
1 1 1
− =
4 5 20
1 1 1
= +
𝑛 𝑛 + 1 𝑛(𝑛 + 1)
1 1
1= +
2 2
1 1 1 1 1 1
= 3 + 6 dan 6 = 7 + 42
2
Kombinasikan,sehingga didapat
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1=2+2=2+3+6=2+3+ + 42
7
1 1 1
Dari 2 = 3 + 6
1
Kalikan dengan 3, maka
1 1 1
= 9 + 18
6
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1= + = + + = + + +
2 2 2 3 6 2 3 9 18
1 1 1 1
Dari 3 = 4 + 12 kalikan dengan 2, maka
1 1 1
= 8 + 24
6
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1= + = + + = + + +
2 2 2 3 6 2 3 9 18
1 1 1
1= + +
2 4 4
1 1 1 1 1 1
Dipilih 4 = 5 + 20 atau 4 = 6 + 12
1 1 1 1
1= + + +
2 4 5 20
1 1 1 1
1= + + +
2 4 6 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
+ + + =( + )+ ( + ) = + <1
3 4 5 6 3 6 4 5 2 20
Artinya 𝑎 = 2
Selanjutnya
1 1 1 1 1 1 1 1 2 12
+ + + =( + )+ ( + ) = + >1
2 5 6 7 2 6 5 7 3 35
1 1 1 1 1 1 1 1 2 13
+ + + =( + )+ ( + ) = + <1
2 5 6 8 2 6 5 8 3 40
Artinya 𝑏 < 5
1 1 1
Kita harus menemukan 6 = 𝑐 + 𝑑
𝑐−6 𝑑−6 𝑐 𝑑
1 36 7 42
2 18 8 24
3 12 9 18
4 9 10 15
(𝑎, 𝑏) = (2,3)
1 1 1
Kita harus menemukan 4 = 𝑐 + 𝑑
Ini berarti bahwa 4𝑐 + 4𝑑 = 𝑐𝑑
16 = 1 × 16,2 × 8
𝑐−4 𝑑−4 𝑐 𝑑
1 16 5 20
2 8 6 12
(𝑎, 𝑏) = (2,4)
(𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) =
(2,3,7,42), (2,3,8,24), (2,3,9,18), (2,3,10,15), (2,4,5,6), (2,4,6,12)
Mathematics For Internasional School
Fungsi Dan Persamaan Trigonometri
Disusun Oleh :
Kelompok 4
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1-1
Pada gambar 1-1 (a) dan (c) adalah fungsi, karena relasi yang ada
memetakan semua anggota himpunan A dengan tepat satu ke anggota
himpunan B. Sedangkan pada gambar 1-1 (b) dan (d) bukan fungsi, karena ada
anggota himpunan A yang dikawankan lebih dari satu ke anggota himpunan B
2
atau ada anggota himpunan A yang tidak dikawankan sama sekali.
Sekarang perhatikan gambar 1 - 2 berikut ini.
Q (6, 8)
P (3, 4)
P1 Q1
Gambar 1 – 2
Jika titik P (3, 4) dan titik Q (6, 8) terletak pada ruas garis OQ maka
panjang OP r 1 5 dan OQ r 2 10 (ingat triple Pythagoras). Untuk
komponen y
POP1 QOQ1 ,maka nilai perbandingan pada
komponen r
4 8
POP1 dan QOQ1 adalah sama, yaitu dan begitu juga nilai
5 10
komponen x
perbandingan pada kedua segitiga itu adalah sama, yaitu
komponen r
3 6
dan . Atau dengan kata lain, untuk nilai yang sama akan menghasilkan
5 10
y r
perbandingan dan yang sama pula. Sebaliknya jika nilai berbeda, maka
r r
y x
nilai perbandingan dan juga berbeda.
r r
y
Misalkan 1 maka nilai perbandingan adalah
r
y x
, 2 nilai perbandingan adalah a2 , 3 nilai perbandingan adalah b3
r r
dan seterusnya. Maka dapat dinyatakan dengan diagram panah sebagai berikut.
\
3
f g
1 a1
2 a2
1 b1
a3 2 b2
3
a 3 b3
b
Gambar 1 – 3
Dari diagram panah diatas tampak bahwa fungsi f memetakan ke a
dan fungsi g mematakan ke b . Fungsi f yang menyatakan nilai
y
perbandingan untuk disebut Fungsi sinus (disingkat sin) atau ditulis
r
y x
sin , sedang fungsi yang menyatakan nilai perbandingan untuk
r r
x
disebut Fungsi Cosinus (disingkat cos ) atau ditulis cos .
r
Dalam setiap segitiga siku-siku, jika r = sisi miring (proyektum,
hypotenuse), x = sisi alas (proyeksi), dan y = sisi tegak (proyektor) dan
sebagai sudut yang diapit oleh sisi alas dan sisi miring (lihat gambar 1 – 4),
maka definisi sinus dan cosinus adalah:
. . . .(1 – 1)
y
a). sin
r 4
x
b). cos
r
. . . .(2 – 2)
Proyektor (y)
x
B. Fungsi Tangen
y x
Jika nilai perbandingan dan pada Gambar 1 – 2 ditentukan oleh nilai
r r
y
, maka nilai 2 perbandingan jika ditentukan oleh nilai . Untuk itu nilai
x
y
yang berbeda maka nilai perbandingan juga berbeda. Misalkan untuk 1
x
y y
nilai perbandingan adalah c1 , 2 nilai perbandingan adalah c 2 , 3 nilai
x x
y
perbandingan adalah c 3 , dan seterusnya. Maka dapat dinyatakan dalam
x
diagram panah sebagai berikut.
1 c1
2 5 c2
3 c3
Gambar 1 – 5
Dari diagram di atas tampak bahwa fungsi h memetakan ke c . Hal ini di
y
katakan bahwa fungsi h menyatakan nilai perbandingan untuk disebut
x
y
fungsi h yang menyatakan nilai perbandingan untuk disebut Fungsi
x
y
tangent (singakatan tan ) atau ditulis tan = . Dalam setiap segitiga siku-
x
siku, jika r = sisi miring (proyektum, hypotenuse), x = sisi alas (proyeksi),
dan y= sisi tegak (proyaktor) dan sebagai sudut yang diapit oleh sisi alas
dan sisi miring (lihat Gambar 1 – 6 ), maka definisi tangent adalah:
y
tan
x
Y
Proyektor (y)
Proyektum (r)
Proyeksi x X
6
Gambar 1- 6
Selain ketiga fungsi diatas, kita juga mengenal fungi trigonometri lainnya
yaitu: secant (sec), cosecant (csc), cotangent (cot). Ketiga fungsi ini disebut
sebagai fungsi kebalikan (reciprocals function) yang didefinisikan sebagai
berikut:
(x, y)
r y
x
Gambar 1 – 7
r
(a) sec
x
r ….(1-4)
(b) csc
y ….(1-5)
….(1-6)
x
(c) cot
y
7
1 1
sin csc
csc sin
1 1
cos sec
sec cos
1 1
tan cot
cot tan
....(1-8)
sin
(a). tan
cos
cos
(b). cot
sin
Nilai fungsi trigonometri dari definisi (1-1) sampai dengan (1-6) hanya
berlaku untuk kwadran I. Sedangkan nilai fungsi pada kwadran II, III, dan IV
dapat diperhatikan dari Gambar 1-8 di bawah ini.
.
8
P(x, y) P x, y 0
0
0 0
0
Dengan melihat Gambar di atas kita dapat menentukan tanda fungsi jika 0
di kwadran 1 atau x positif dan y positif (gambar 1 – 8i), maka:
y
positif positif
r
sin 0 csc 0
r y
Jika 0 di kwadran III atau x negatif dan y negatif (gambar 1-8iii), maka:
9
y r
negatif
sin 0 positif csc 0
y
r
x r
negatif
cos 0 positif sec 0
x
r
x
tan 0
y
positif cot 0 negatif
y
x
10
Dengan demikian, maka tanda fungsi trigonometri dapat diringkas dalam tabel
dibawah ini.
0 sin 0 cos 0 tan 0
di csc 0 sec 0 cot 0
kwadran
I Positif Positif Positif
II Positif Negatif Negatif
III Negatif Negatif Positif
IV Negatif Positif Negatif
Untuk sudut-sudut istimewa, yaitu 300 , 450 , dan 600 nilai fungsi trigonometri dapat
dicari dengan mengingat definisi (1-1) sampai (1-6) pada segitiiga dibawah ini;
Sudut istimewa 300
sin 300 1 csc 300 2
2
2
2 1 cos 300 1 3 sec 300
2 3
1
tan 300 cot 300 = 3
30° 3
3
Gambar 1-9
Sudut Istimewa 60 2
3
60° 2
sin 600 1 3 csc 600
2 3
cos 600 1 sec 600 2
2
a) Sudut istimewa 450
1
2 tan 600 3 cot 600
3
1
1 sin 450 1 2 csc 450 2
2
30°
cos 450 1 2 sec 450 2
2
tan 45 1
0
cot 450 1
Sedangkan untuk sudut 00 dan 900 kita dapat mencarinya dengan definisi (1-1) sampai
dengan (1-6). Untuk sudut 00 berarti r berimpit dengan sumbu X atau r x , sedangkan
y = 0 , sehingga:
sin 00 0
r
csc 00 r
0 sin 00 0 csc 00 td
cos 00 r
x
sec 00 r
x cos 00 1 sec 00 1
tan 00 0
x
cot 00 x
0 11 tan 00 0 cot 00 td
Untuk sudut 900 berarti berimpit dengan sumbu Y atau r = y, sedangkan x = 0,
sehingga,
00 900
a0 300 450 600
sin a0 0 1 1 2 1 3 1
2 2 2
cos a 0 1 3
1 2 1 2 1 0
2 2
tan a 0 0
3
1
t
3
3 d
csc a 0 2
td 2 2 1
3
sec a 0 2 t
1 2 2
3 d
cot a 0 td 1
3
0
3
3
Keterangan:
Td = tidak terdefinisi
bilangan
(hasil bagi antara bilangan nol atau td = )
nol
Persamaan Trigonometri
12
sampai dengan 2π.
1. Sinus
Jika sin 𝑝𝑥 = sin 𝑎 dengan p dan a dalah konstanta, maka
Dalam bentuk derajat:
𝑎 𝑘. 360°
𝑥1 = +
𝑝 𝑝
(180° − 𝑎) 𝑘. 360°
𝑥2 = +
𝑝 𝑝
Sebagai contoh:
sin 3𝑥 ° = 0,0° ≤ 𝑥 ≤ 360°
Maka:
sin 3𝑥 ° = 𝑠𝑖𝑛 360°
180 𝑘. 360°
𝑥1 = + = 60 + ( 𝑘 × 120), 𝑘𝑒 𝐵
3 𝑝
𝑥2 𝑘 × 120, 𝑘𝑒 𝐵
60 + (𝑘 × 120) ∪ (𝑘 × 120), 𝑘𝑒 𝐵
k = 0 → 𝑥1 = 60 atau 𝑥1 = 0
k = 1 → 𝑥1 = 180 atau → 𝑥2 = 120
k = 2 → 𝑥1 = 300 atau → 𝑥2 = 240
k = 3 → 𝑥2 = 360
Jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:
𝑎 𝑘(2𝜋)
(0, 60, 120, 180, 240, 300, 360 𝑥1 = 𝑝 𝑝
Dalam bentuk radian:
𝑎 𝑘(2𝜋)
𝑥1 = +
𝑝 𝑝
(𝑛−𝑎) 𝑘(2𝜋)
𝑥2 = +
𝑝 𝑝
Sebagai contoh :
sin 3𝑥 = 0
Maka:
13
sin 3𝑥 = sin 𝜋
𝜋 2𝜋
𝑥1 = +𝑘 × , 𝑘𝑒 𝐵
3 3
(𝜋 − 𝜋) 2𝜋 2𝜋
𝑥2 =
+𝑘 × =𝑘 × , 𝑘𝑒 𝐵
3 3 3
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:
𝜋 2𝜋 2𝜋
+𝑘 × ∪𝑘 × , 𝑘𝑒 𝐵
3 3 3
𝜋
𝑘𝑛 = 0 → 𝑥1 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 2𝑥2 = 0
3
k=1 atau
k=2 atau
k=3
jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:
𝜋 4𝜋 5𝜋
(0, , 𝜋, , , 2𝜋)
3 3 3
2. Cosinus
Jika cos 𝑝𝑥 = cos 𝑎 dengan p dan α adalah konstanta, maka:
Dalam bentuk derajat:
𝑎 𝑘.360°
𝑥= ± +
𝑞 𝑝
Sebagai contoh:
2 cos(2𝑥 − 60° ) − √3 = 0,0° ≤ 𝑥 ≤ 360°
Maka:
2 cos(2𝑥 − 60° ) − √3 = 0
1
cos(2𝑥 − 60° ) = √3
2
cos(2𝑥 − 60° ) = cos 30°
Sehingga:
2𝑥 − 60° ± 30° + 𝑘 × 360°
2𝑥 = 60° ± 30° + 𝑘 × 360°
Diperoleh:
𝑥1 = 45° + 𝑘 × 180° , 𝑘𝑒 𝐵
𝑥2 = 15° + 𝑘 × 180° , 𝑘𝑒 𝐵
14
𝑘 = 0 → 𝑥1 = 45° 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥2 = 15°
𝑘 = 1 → 𝑥1 = 45° + 180° = 225° 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑥2 = 15° + 180° = 115°
Jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:
156° , 45° , 115° , 225° )
Dalam bentuk radian:
𝑎 𝑘(2𝜋)
𝑥= ± +
𝑝 𝑝
Sebagai contoh
𝜋
2 cos (2𝑥 − ) − √3 = 0,0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋
3
Maka:
𝜋
2 cos (2𝑥 − ) − √3 = 0
3
𝜋 1
cos (2𝑥 − ) = √3
3 2
𝜋 𝜋
cos (2𝑥 − 3 − cos 6 )
Sehingga:
𝜋 𝜋
2𝑥 − 3 = ± + 𝑘 2𝜋
6
𝜋 𝜋
2𝑥 − =± + 𝑘 × 2𝜋
3 6
Diperoleh:
𝜋
𝑥1 = 4 + 𝑘 × 𝜋, 𝑘𝑒 𝐵
𝜋
𝑥1 = + 𝑘 × 𝜋, 𝑘𝑒 𝐵
12
15
1
tan( 𝑥 − 45° ) = √3
3
tan(𝑥 − 45° = tan 30° )
Sehingga:
𝑥 − 45° = 30° + 𝑘 × 180
𝑥 = 45° + 30° + 𝑘 × 180
𝑥 = 75° + 𝑘 × 180
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:
𝑥 = 75° + 𝑘 × 180, 𝑘𝑒 𝐵
𝑘 = 0 → 𝑥 = 75°
𝑘 = 0 → 𝑥 = 75° + 180° = 225°
Sehingga:
𝜋 𝜋
𝑥− = +𝑘 ×𝜋
4 6
𝜋 𝜋
𝑥= + +𝑘 ×𝜋
4 6
5𝜋
𝜋= +𝑘 × 𝜋
12
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:
5𝜋
𝑥= + 𝑘𝜋, 𝑘𝑒 𝐵
12
5𝜋
𝑘 = 0 → 𝑥 = 12
5𝜋 17𝜋
𝑘=1 →𝑥= + 𝜋=
12 12
16
Untuk penyelesaiaannya dapat diubah menjadi bentuk persamaan yang memuat perkalian
sinus atau kosinus. Begitu juga jika dihadapkan dengan kasus sebaliknya.
Persamaan trigonometri untuk beberapa kasus dapat dirubah menjadi persamaan
kuadrat yang memuat sinus, kosinus, atau tangen. Penyelesaiannya didapat dengan metode
faktorisasi.
Ada persamaan trigonometri dalam bentuk 𝑎 cos 𝑥 + 𝑏 sin 𝑥 = 𝑐 yang dapat
diselesaikan dengan cara berikut:
𝑏 𝑐
cos 𝑥 + sin 𝑥 =
𝑎 𝑎
𝑏
Misalkan tan 𝑎 = 𝑎, maka:
𝑐
cos 𝑥 + tan 𝑎 sin 𝑥 = 𝑎(kedua ruas dikali cos a)
𝑐
cos( 𝑥 − 𝑎) = cos 𝑎 ( )
𝑎
𝑏
Karena tan 𝑎 = , maka:
𝑎
𝑎
cos(𝑎) =
√𝑎2 + 𝑏 2
Sehingga,
𝑐 𝑎 𝑐
cos(𝑥 − 𝑎) = ( ) ( )=
𝑎 √𝑎 + 𝑏
2 2 √𝑎 + 𝑏 2
2
Contoh soal 1
Soal dan pembahasan berbahasa Indonesia dari Kontes Literasi Matematika (RME)
Contoh Soal
1. Seekor kelinci yang berada di lubang tanah tempat persembunyiannya melihat
seekor elang yang sedang terbang dengan sudut 60° (lihat gambar). Jika jarak antara
kelinci dan elang adalah 18meter, maka tinggi elang dari atas tanah adalah … meter.
17
Penyelesaian:
Sisi depan sudut 60° ditanyakan panjangnya dan sisi miring segitiga diketahui
panjangnya. Dengan demikian, perbandingan trigonometri yang dapat digunakan adalah
sinus, yakni:
𝑥
sin 60° =
18
1 𝑥
√3 =
2 18
1
𝑥 = 18 × √3 = 9√3
2
Jadi, tinggi elang dari atas tanah adalah 9√3 meter
Contoh soal 2
Soal dan pembahasan berbahasa inggris dari PISA/TIMSS/Olimpiade
𝝅 𝟐𝝅 𝟑𝝅 𝟏
Proof that 𝐜𝐨𝐬 𝟕 − 𝐜𝐨𝐬 + 𝐜𝐨𝐬 =𝟐
𝟕 𝟕
Pembahasan :
𝜋 2𝜋 3𝜋 1
cos 7 − cos + cos =2
7 7
18
2𝜋
𝜋 2𝜋 3𝜋 2 sin
7
cos 7 − cos + cos dikalikan dengan ( 2𝜋 )
7 7 2 sin
7
𝜋 2𝜋 2𝜋 2𝜋 3𝜋 2𝜋
2 cos sin −2 cos sin +2 cos sin
7 7 7 7 7 7
= 2𝜋
2 sin
7
3𝜋 𝜋 4𝜋 5𝜋 𝜋
sin −sin(− )−(sin −sin(0))+sin −sin
7 7 7 7 7
= 2𝜋
2 sin
7
3𝜋 𝜋 4𝜋 5𝜋 𝜋
sin +sin −𝑠𝑖𝑛 +sin −sin
7 7 7 7 7
= 2𝜋
2 sin
7
3𝜋 4𝜋 5𝜋
𝑠𝑖𝑛 −𝑠𝑖𝑛 +𝑠𝑖𝑛
7 7 7
= 2𝜋
2 𝑠𝑖𝑛
7
7𝜋 4𝜋 4𝜋 7𝜋 2𝜋
𝑠𝑖𝑛( − ) − 𝑠𝑖𝑛 +𝑠𝑖𝑛( − )
7 7 7 7 7
= 2𝜋
2 𝑠𝑖𝑛
7
4𝜋 4𝜋 2𝜋
𝑠𝑖𝑛 −𝑠𝑖𝑛 +𝑠𝑖𝑛
7 7 7
= 2𝜋
2 𝑠𝑖𝑛
7
2𝜋
𝑠𝑖𝑛
7
= 2𝜋
2 𝑠𝑖𝑛
7
1
= 2 (terbukti)
Contoh soal 3
Soal dan pembahasan berbahasa indonesia (dari berbagai sumber)
1. Pada segitiga ABC lancip, diketahui cos A = 4/5 dan sin B = 12/13 maka sin C = ...
a. 20/65
b. 36/65
c. 56/65
d. 60/65
e. 63/65
Pembahasan:I
Jika cos A = 4/5, maka: sin A = 3/5 (didapat dari segitiga siku-siku berikut ini:
(ingat ya, bahwa cos itu samping/miring dan sin itu depan/miring)
19
Jika sin B = 12/13 maka cos B = 5/13 (didapat dari segitiga siku-siku berikut ini:
Maka,
Daftar Pustaka
20
https://www.studiobelajar.com/persamaan-trigonometri/
file:///C:/Users/USER/Downloads/Tugas_Kelompok_Fungsi_Trigonometri_by_Ma.pdf
https://olimpiadematematika.wordpress.com/tag/trigonometri/
https://www.academia.edu/36433671/Tugas_mtk_soal_pembahasan_trigonometri
b)
c)
21
MAKALAH
Disusun oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1
PEMBAHASAN
Pada ∆𝐴𝐶𝑅
𝐶𝑅
𝑆𝑖𝑛 𝐴 = → 𝐶𝑅 = 𝑏 ∙ 𝑠𝑖𝑛𝐴
𝑏
Pada ∆𝐵𝐶𝑅
𝐶𝑅
𝑆𝑖𝑛 𝐵 = → 𝐶𝑅 = 𝑎 ∙ 𝑠𝑖𝑛𝐵
𝑎
𝐶𝑅 = 𝐶𝑅
𝑏 ∙ 𝑠𝑖𝑛𝐴 = 𝑎 ∙ 𝑠𝑖𝑛𝐵
𝑎 𝑏
=
𝑆𝑖𝑛𝐴 𝑆𝑖𝑛𝐵
Dengan cara yang serupa akan diperoleh persamaan aturan sinus seperti yang
diberikan pada persamaan di bawah.
𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑆𝑖𝑛𝐴 𝑆𝑖𝑛𝐵 𝑆𝑖𝑛𝐶
Fungsi aturan sinus di atas dapat digunakan untuk menentukan panjang sisi
segitiga yang belum diketahui. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mencari
besar sudut segitiga yang belum diketahui.
Pada ∆𝐷𝐵𝐶
ℎ
𝑆𝑖𝑛 𝐵 = → ℎ = 𝑎 ∙ 𝑠𝑖𝑛𝐵
𝑎
𝐷𝐵
𝐶𝑜𝑠 𝐵 = → 𝐷𝐵 = 𝑎 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵
𝑎
𝐴𝐷 = 𝐴𝐵 − 𝐷𝐵 = 𝑐 − 𝑎 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐷2 + 𝐶𝐷2
𝑏 2 = (𝑐 − 𝑎 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵)2 + ( 𝑎 ∙ 𝑠𝑖𝑛𝐵)2
𝑏 2 = 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵 + 𝑎2 ∙ 1
𝑏 2 = 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵 + 𝑎2
𝑏 2 = 𝑐 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑐 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵
Persamaan akhir yang di atas merupakan salah satu aturan cosinus. Dengan
mengikuti langkah serupa seperti yang telah dikerjakan di atas, akan diperoleh
tiga buah persamaan aturan cosuinus. Tiga buah persamaan tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah.
𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐴
𝑏 2 = 𝑐 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑐 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐵
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑐 ∙ 𝐶𝑜𝑠𝐶
Penyelesaian:
Tinjau satu segitiga dari dua belas ssegitiga sama kaki yang kongruen.
360°
Besar sudut 𝜃 adalah = 30° , karena ∆𝑂𝐴𝐵 sama kaki (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑂𝐴 =
12
180°−30°
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑂𝐵). Maka 2 sudut yang lain sebesar = 75°.
2
1
Gunakan aturan sinus dan ingat kembali bahwa sin 30 ° = 2 𝑑𝑎𝑛 sin 75 ° =
1
(√6 + √2).
4
𝑂𝐴 𝐴𝐵
=
sin 75° sin 30°
𝑥 4
=
1 1
4 (√6 + √2) 2
𝑥 = 2(√6 + √2) 𝑐𝑚
1 1
= 2 ∙ 2(√6 + √2) ∙ 2(√6 + √2) ∙ 2
2 2
= (√6) + 2(√6)(√2) + (√2)
= (8 + 4(√3)) 𝑐𝑚2
It is known that the triangle ABC with angle A is 60o angle B is 45o, and the
AC side length is 10 cm. The length of BC on the ABC triangle is…..
Penyelesaian:
𝐴𝐶 𝐵𝐶
=
𝑆𝑖𝑛 𝐵 𝑆𝑖𝑛 𝐴
10 𝐵𝐶
=
𝑆𝑖𝑛 45 𝑆𝑖𝑛 60
10 𝐵𝐶
=
1 1
2 √2 2 √3
1 1
√2 × 𝐵𝐶 = 10 × √3
2 2
1
10 × 2 √3
𝐵𝐶 =
1
2 √2
10√3
𝐵𝐶 =
√2
𝐵𝐶 = 5√6
Soal RME
1
= √402 + 602 − 2 × 40 × 60 ×
2
= √2800
= √400 × 7
= 20√7
Dosen Pengampu :
Robiatul Adawiyah, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Nanang Hadi Hariyanto (170210101130)
2. Alfin Nabila Taufik (170210101146)
3. Diva Setyo Anjani (170210101151)
Kelas D
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan lindungan-nya. Akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan
lancar. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mathematics Intenational School. Selain itu kami menyusun makalah ini
untuk menambah wawasan agar memahami tentang Rumus Jumlah dan
Selisih Sudut.
Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karena kami
juga masih dalam tahap belajar, oleh karena itu kami menerima saran
ataupun kritikan dari segala pihak agar makalah selanjutnya bisa lebih baik
dari sebelumnya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Rumus Jumlah
dan Selisih Sudut ” . Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat
bagi pembaca.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau
perkataan yang kurang berkenan (sopan) kami mohon maaf sebesar-
besarnya dan kami berterima kasih atas pihak pihak yangbersangkutan
dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
Rumus Jumlah dan Selisih Sudut
Pengertian : Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut adalah suatu cara untuk
mencari niali Sinus, Cosinus, dan Tangen yang akan digunakan untuk menentukan
nilai-nilai sudut yang tidak ada dalam sudut istimewa.
Maka didapat :
𝐴(𝑟, 0)
|𝐶𝐴| = |𝐵𝐷|
|𝐶𝐴|2 = |𝐵𝐷|2
= 𝑟 2 − 2𝑟 2 cos(𝛼 + 𝛽) + 𝑟 2 ∙ 1
= 2𝑟 2 − 2𝑟 2 cos(𝛼 + 𝛽)
= 2𝑟 2 (1 − cos(𝛼 + 𝛽))
Mencari panjang BD dengan jarak titik B dan D
|𝐶𝐴|2 = |𝐵𝐷|2
1
𝐿∆𝐴𝐵𝐶 = 2 ∙ 𝑎 ∙ 𝑏 ∙ sin(𝛼 + 𝛽)
1 1 1
∙ 𝑎 ∙ 𝑏 ∙ sin(𝛼 + 𝛽) = 2 ∙ 𝑏 ∙ 𝑡 ∙ sin 𝛼 + 2 ∙ 𝑎 ∙ 𝑡 ∙ sin 𝛽
2
𝑏∙𝑡∙sin 𝛼+𝑎∙𝑡∙sin 𝛽
sin(𝛼 + 𝛽) = 𝑎∙𝑏
𝑏∙𝑡 𝑎∙𝑡
sin(𝛼 + 𝛽) = 𝑎∙𝑏 sin 𝛼 + 𝑎∙𝑏 sin 𝛽
𝑡 𝑡
sin(𝛼 + 𝛽) = 𝑎 sin 𝛼 + 𝑏 sin 𝛽
sin 𝛼
tan 𝛼 = cos 𝛼
sin(𝛼+𝛽)
= cos(𝛼+𝛽)
sin 𝛼 sin 𝛽
+
cos 𝛼 cos 𝛽
= sin 𝛼 sin 𝛽
1−
cos 𝛼 cos 𝛽
tan 𝛼+tan 𝛽
= 1−tan 𝛼 tan 𝛽
sin(𝛼+(−𝛽))
= cos(𝛼+(−𝛽))
sin 𝛼 sin 𝛽
−
cos 𝛼 cos 𝛽
= sin 𝛼 sin 𝛽
1+
cos 𝛼 cos 𝛽
tan 𝛼−tan 𝛽
= 1+tan 𝛼 tan 𝛽
Kumpulan Soal
1
1. Jika tan 𝛼 = 1 dan tan 𝛽 = 3 dengan 𝛼 dan 𝛽 merupakan sudut lancip,
Maka
√2 3√10 √2 √10
= ( 10 ) − ( )
2 2 10
3√20 √20
= −
20 20
3×2√5−2√5
= 20
6√5−2√5
= 20
4√5
= 20
√5
= 5
3
3. Given ∠𝐴 and ∠𝐵 are acute angles such that cos(𝐴 + 𝐵) = 4 and cos 𝐴 ∙
2
cos 𝐵 = 3. Find the value tan 𝐴 ∙ tan 𝐵 …
Penyelesaian
3
cos(𝐴 + 𝐵) = 4
2
cos 𝐴 ∙ cos 𝐵 = 3
sin 𝐴 sin 𝐵
tan 𝐴 ∙ tan 𝐵 = cos 𝐴 ∙ cos 𝐵
3
cos(𝐴 + 𝐵) = 4
3
cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵 = 4
2 3
− sin 𝐴 sin 𝐵 = 4
3
2 3
sin 𝐴 sin 𝐵 = 3 − 4
8−9
sin 𝐴 sin 𝐵 = 12
1
sin 𝐴 sin 𝐵 = − 12
sin 𝐴 sin 𝐵
tan 𝐴 ∙ tan 𝐵 = cos 𝐴 ∙ cos 𝐵
1
−
12
= 2
3
1 3
= − 12 × 2
3 1
= − 24 = − 8
MAKALAH
MATHEMATIC FOR INTERNATIONAL SCHOOL
“Limit Fungsi Aljabar dan Trigonometri”
Oleh:
Siti Lailatul A. (170210101126)
M. Alwi Muta’al (170210101128)
Khilya Maula Rodhina (170210101144)
1
LIMIT FUNGSI ALJABAR DAN TRIGONOMETRI
2
Penyelesaian :
Nilai limit dari fungsi f(x) = x2 – 8 dapat kita ketahui secara langsung,
yaitu dengan cara mensubtitusikan x =3 ke f(x)
lim x 2 8 32 8 9 8 1
x 3
c
b) Jika f (a) = , maka lim f ( x) ~
0 xa
0
c) Jika f (a) = , maka lim f ( x) 0
c xa
b. Pemfaktoran
Cara ini digunakan ketika fungsi-fungsi tersebut bisa difaktorkan
sehingga tidak menghasilkan nilai tak terdefinisi.
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:
x2 9
Tentukan nilai lim !
x 3 x 3
32 9 0
Jika x = 3 kita subtitusikan maka f (3) = .
33 0
Kita telah mengetahui bahwa semua bilangan yang dibagi dengan 0
x2 9
tidak terdefinisi. Ini berarti untuk menentukan nilai lim , kita harus
x 3 x 3
mencari fungsi yang baru sehingga tidak terjadi pembagian dengan nol.
Untuk menentukan fungsi yang baru itu, kita tinggal menfaktorkan fungsi f
(x) sehingga menjadi:
Jadi, lim
x2 9
= lim
x 3x 3
x 3 x 3 x 3 x 3
3
= lim x 3
x 3
=3+3=6
c. Merasionalkan Penyebut
Cara yang ke-tiga ini digunakan apanila penyebutnya berbentuk akar
yang perlu dirasionalkan, sehingga tidak terjadi pembagian angka 0 dengan
0. Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:
x 2 3x 2
Tentukan nilai lim !
x 2 x2
Penyelesaian:
x 2 3x 2 x 2 3x 2 x 2
lim = lim .
x 2 x2 x 2 x2 x2
x 2
3x 2 x2
= lim 2
x2
x2
= lim
x 1x 2 x 2
x2 x 2
= lim x 1 x 2
x 2
= 2 1. 2 2
=1.0
=0
d. Merasionalkan Pembilang
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:
3x 2 4 x 3
Tentukan nilai lim !
x 1 x 1
3x 2 4 x 3
lim
x 1 x 1
3x 2 4 x 3 3x 2 4 x 3
= lim .
x 1 x 1 3x 2 4 x 3
4
2
3x 2 4 x 3
2
= lim
x 1 x 1 3 x 2 4x 3
x 1
x 1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
x 1
x 1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
1
=
3.1 2 4.1 3
1 1 1
= = =
1 1 11 2
5
4x 1
a. Untuk menentukan nilai dari lim perhatikan pangkat tertinggi dari
x ~ 2x 1
x pada f (x ) = 4x – 1 dan g(x) = 2x + 1. ternyata pangkat tertinggi dari x
adalah satu.
4x 1
4x 1
lim = lim x x
x ~ 2 x 1 x~ 2 x 1
x x
1
4
= lim x
x ~ 1
2
x
1
4
= ~
1
2
~
40 4
= = =2
20 2
4x 1
b. Perhatikan fungsi h (x) = ! Fungsi tersebut memiliki x dengan
x2 2
pangkat tertinggi 2, yaitu x2 yang terdapat pada x2 – 2. jadi, untuk
4x 1
menentukan nilai lim maka fungsi 4x + 1 dan x2 – 2 harus dibagi
x ~ x x
2
dengan x2 .
4x 1
2
4x 1 2
lim 2 = lim 2 x
x
x ~ x x x~ x 2
2
2
x x
4 1
2
= lim x x
x ~ 2
1 2
x
4 1
~ (~) 2
=
2
1
(~) 2
6
00
=
1 0
0
= = 0
1
[f (x) g (x)]
+ g (x)] dengan sehingga bentuknya menjadi:
[f (x) g (x)]
[f (x) g (x)]
lim f ( x) g ( x) .
x ~ [f (x) g (x)]
= lim
[f (x)] [g (x)] 2
2
ataupun sebaliknya.
x ~ f (x) g (x)
Contoh:
Penyelesaian:
x2 2x x2 x
lim x 2 2 x x 2 x = lim x 2 2 x x 2 x .
x ~ x ~
x2 2x x2 x
= lim
x 2
2 x2 1
x~
x2 2x x2 x
3x
= lim
x ~
x2 2x x2 x
3x
= lim x
x ~
x2 2x x2 x
x2 x2 x2 x2
3 3
= =
1 0 1 0 2
7
B. TEOREMA LIMIT
Teorema limit yang akan disajikan berikut ini yang sangat berguna
dalam menangani hampir semua masalah limit. Misalkan n bilangan bulat
positif, k sebuah konstanta dan f, g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai
limit di a maka:
1. lim k k
xa
2. lim x a
xa
f ( x) lim f ( x)
6. lim xa , dimana lim g(x) ≠ 0
xa g ( x) lim g ( x) x a
xa
sin x
2. lim 1
x 0 x
ax ax a
3. lim 1 → lim
x 0 sin ax x 0 sin bx b
8
sin ax sin ax a
4. lim 1 → lim
x 0 ax x 0 bx b
9
CONTOH SOAL OLIMPIADE
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Jika D adalah luas segitiga AOB dan E adalah luas setengah lingkaran
tersebut, maka nilai dari adalah…
Penyelesaian:
Dengan menggunakan aturan Cosinus pada segitiga AOB ditinjau dari titik
O, diperoleh:
Luas segitiga sama sisi AOB dapat ditentukan dengan aturan luas segitiga
trigonometri yaitu:
Dengan demikian,
10
Jadi, nilai dari limit itu adalah
Answer:
Gunakan sifat limit trigonometri berikut
=
=
=
Jadi nilai dari =4
11
Berapa jumlah penduduk kota tersebut dalam jangka waktu yang sangat
panjang dimasa depan? ?
Penyelesaian:
12
MAKALAH
“PERMUTASI”
Oleh :
Kelompok 8
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PERMUTASI
A. Definisi Permutasi
Banyaknya cara menyusun 𝑘 anggota dari sebuah himpunan yang mempunyai 𝑛
anggota dengan memperhatikan urutan adalah :
𝑛 𝑛!
𝑃(𝑛, 𝑘) = 𝑃 =
𝑘 (𝑛 − 𝑘)!
Dimana 𝑛! = 𝑛. (𝑛 − 1) … 3.2.1.
B. Macam-macam Permutasi :
Permutasi 𝒌 Unsur dari 𝒏 Unsur
Susunan 𝑘 unsur dari 𝑛 unsur yang berlainan dengan memperhatikan urutan disebut
permutasi 𝑘 unsur dari n unsur (𝑘 ≤ 𝑛).
Misalkan, kita diminta menyusun tiga huruf 𝐴, 𝐵, dan 𝐶, akan disusun 2 huruf dengan urutan
yang berbeda, maka susunan yang diperoleh adalah 𝐴𝐵, 𝐴𝐶, 𝐵𝐴, 𝐵𝐶, 𝐶𝐴, 𝐶𝐵. Seluruhnya
ada 6 susunan yang berbeda, setiap susunan ini disebut permutasi 2 unsur dari 3 unsur
yang tersedia. Banyaknya permutasi 𝑘 unsur dari 𝑛 unsur dilambangkan oleh 𝑃(𝑛, 𝑘).
RUMUS :
𝑛!
𝑃(𝑛, 𝑘) =
(𝑛 − 𝑘)!
Keterangan :
𝑛 = banyaknya seluruh obyek,
𝑘 = banyaknya obyek yang dipermutasikan.
Contoh :
Tersedia 5 buah buku mata pelajaran yang berbeda, diambil 3 buku dan akan
disusun di atas rak buku. Ada berapa macam susunan yang dapat dilakukan ?
Jawab :
Banyaknya susunan buku itu adalah permutasi 3 buku dari 5 buku yang tersedia.
5! 5.4.3.2!
𝑃(5, 3) = = = 5.4.3 = 60
(5 − 3)! 2!
Jadi, banyaknya susunan 3 buku dari 5 buku itu seluruhnya ada 60.
Permutasi dengan Beberapa Unsur Sama
Setiap unsur pada permutasi tidak boleh digunakan lebih dari satu kali, kecuali
jika dinyatakan secara khusus.
Banyaknya permutasi dari 𝑛 unsur yang memuat 𝑘 unsur yang sama, 𝑙 unsur yang sama, …, 𝑚
unsur yang sama (𝑘 + 𝑙 + ⋯ + 𝑚 ≤ 𝑛) dapat ditentukan dengan rumus :
𝑛!
𝑃=
𝑘! 𝑙! … 𝑚!
Contoh :
Terdapat 2 bola merah, 1 bola biru, dan 3 bola putih yang sama jenis dan ukurannya.
Ada berapa carakah bola-bola itu dapat disusun berdampingan ?
Jawab :
𝑛 = 6 ; 𝑘 = 2; 𝑙 = 1; 𝑚 = 3
Banyaknya susunan bola-bola itu adalah :
6! 6.5.4.3! 6.5.4
𝑃= = = = 60
2! 1! 3! 2.1.1.3! 2
Permutasi Siklis
Penentuan susunan melingkar dapat diperoleh dengan menetapkan satu objek pada satu
posisi, kemudian menetukan kemungkinan posisi objek lain yang sisa, sehingga bila
teersedia 𝑛 unsur berbeda, maka :
Banyaknya permutasi siklis dari 𝑛 unsur adalah 𝑃 = (𝑛 − 1)!
Contoh :
Berapa cara 5 orang dalam suatu pesta makan dapat diatur tempat duduknya
mengelilingi sebuah meja bundar ?
Jawab :
Banyaknya susunan duduk 5 orang yang mengelilingi sebuah meja bundar yaitu :
𝑃 = (5 − 1)! = 4! = 4.3.2.1 = 24
LATIHAN SOAL
1. Banyak susunan berfoto berjajar untuk 3 pasang pemain bulutangkis ganda dengan
tidak ada setiap pasang pemain dan pasangannya berdekatan adalah...
Pembahasan :
Untuk menyelesaikan soal diatas kita coba dengan menyederhanakan masalahnya
menjadi :
Banyak susunan berfoto berjajar untuk 3 pasang pemain bulutangkis ganda dengan
posisi berfoto bebas adalah :
6!
𝑃66 = = 720
(6 − 6)!
Banyak susunan berfoto berjajar untuk 3 pasang pemain bulutangkis ganda dengan
posisi berfoto setiap pasangan ganda harus berdekatan :l
3!
𝑃33 = =6
(3 − 3)!
2. The number of eight digits whose digits are 1 or 2 but do not contain three digits 1 in
sequence?
Pembahasan :
Tidak mengandung digit 1
Susunan digit angka : 2,2,2,2,2,2,2,2
8!
𝑃= = 1 𝑐𝑎𝑟𝑎
8!
Mengandung satu digit 1
Susunan digit angka : 2,2,2,2,2,2,2,1
8!
𝑃= = 8 𝑐𝑎𝑟𝑎
7!
Mengandung dua digit 1
Susunan digit angka : 2,2,2,2,2,2,1,1
8! 8.7.6! 8.7
𝑃= = = = 28 𝑐𝑎𝑟𝑎
6! 2! 6! 2.1 2
Mengandung tiga digit 1
Susunan digit angka : 2,2,2,2,2,1,1,1
8! 8.7.6.5! 8.7.6
𝑃= = = = 56 𝑐𝑎𝑟𝑎
5! 3! 5! 3.2.1 6
4 × 3 × 2 24
= = 12 𝑐𝑎𝑟𝑎
2! 2
Jadi, banyaknya bilangan delapan digit yang setiap digitnya adalah 1 atau 2 tetapi
tidak memuat tiga digit 1 berurutan adalah :
1 + 8 + 28 + 50 + 45 + 16 + 1 = 149 𝑐𝑎𝑟𝑎
3. Kode kupon hadiah untuk belanja pada suatu toko swalayan berbentuk bilangan
disusun dari angka 1, 3, 3, 5,7. Jika kupon tersebut disusun berdasarkan kodenya dari
mulai yang terkecil sampai dengan yang terbesar, maka kode kupon dengan kode
53137 berada pada urutan ke berapa ?
Penyelesaian :
Kepala 1 → 1 × 4 × 3 × 2 × 1 = 24
Kepala 3→ 1 × 4 × 3 × 2 × 1 = 24
Oleh :
1. Vahad Agil Liyandri (170210101131)
2. Prisma Brilliana (170210101134)
3. Mukholifatur Rosida (170210101145)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah – Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Mathematic for International School dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukkan – masukkan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
Daftar Isi
DAFTAR ISI ..............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1 ....................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1. Latar Belakang………………………………………………………… 3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………. 3
3. Tujuan………………………………………………………………. 3
BAB 2 ....................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 4
Teorema 1………………………………………………………………… 4
Teorema 2 (Rumus Pascal)……………………………………………….. 5
Contoh soal……………………………………………………….. 7
BAB 3 ....................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………9
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………….9
DAFTAR ................................................................................................................ 10
PUSTAKA .............................................................................................................. 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat sekarang ini, banyak sekali orang-orang bosan terhadap pelajaran
matematika. Tanpa mereka sadari, matematika berperan dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Dalam materi pelajaran matematika, tentunya terdapat
pengaplikasian atau materi matematika yang digunakan sehari-hari. Slah
satunya materi kombinasi. Kombinasi adalah gabungan dari beberapa objek
dari suatu grup atau himpunan tanpa memperhatikan urutannya. Dalam materi
yang kita bahas sebelumnya sudah pernah dipelajari ketika di jenajng Sekolah
Menengah Atas.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai permasalahan yang
berkaitan dengan kombinasi, baik dari segi matematik maupun segi
pengaplikasiannya. Dalam makalah ini diharapkan pula memberi wawasan
yang luas bagi para pembaca mengenai kombinasi untuk membantu memahami
dan menguasai materi kombinasi agar dapat menyelesaikan soal-soal
matematika mengenai kombinasi.
2. Rumusan Masalah
2.1 Apakah yang dimaksud dengan kombinasi ?
2.2 Bagaimanakah contoh-contoh penerapan kombinasi dalam kehidupan
sehari-hari?
3. Tujuan
3.1 Mengetahui maksud dari kombinasi.
3.2 Mengetahui contoh penerapan kombinasi dalam kehidupan sehari-hari.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
. apabila sebuah objek dapat dipilih lebih dari satu kali maka disebut kombinasi
(𝑛+𝑘−1)!
dengan pengulangan 𝐶(𝑛 + 𝑘 − 1, 𝑟) = 𝐶𝑘𝑛+𝑘−1 = .
𝑘!(𝑛−1)!
Teorema 1
Untuk 𝒌 ≤ 𝒏, berlaku 𝑪(𝒏, 𝒌) = 𝑪(𝒏, 𝒏 − 𝒌)
Bukti
Perhatikan bahwa memilih k elemen dari n elemen dan menyisakan (𝑛 − 𝑘)
elemen pada dasarnya sama dengan memilih (𝑛 − 𝑘) elemen dengan menyisakan
k elemen.
2
𝑛!
𝐶(𝑛, 𝑛 − 𝑘) =
(𝑛 − (𝑛 − 𝑘)! (𝑛 − 𝑘)!
𝑛!
=
(𝑛 − 𝑘)𝑘!
= 𝐶(𝑛 − 𝑘)
Kasus 2
3
Himpunan bagian memuat n elemen S dan tidak memuat elemen a. Dalam
hal ini terdapat 𝐶(𝑛, 𝑘). Dengan menggunakan kaidah penjumlah
diperoleh :
𝐶(𝑛 + 1, 𝑘) = 𝐶(𝑛, 𝑘 − 1) + 𝐶(𝑛, 𝑘)
Formula atau identitas yang digunakan untuk menyususn sutau pola atau tabel
sebagai berikut memuat kolom-kolom yang memuat niali k dengan 𝑘 = 0,1,2,3, ..
dengan baris-baris yang memuat nilai 𝑛 dengan 𝑛 = 0,1,2,3, …
𝐶(𝑛, 𝑘) 𝑘=0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2𝑛
𝑛=0 1 1
1 1 1 2
2 1 2 1 4
3 1 3 3 1 8
4 1 4 6 4 1 16
5 1 5 10 10 5 1 32
6 1 6 15 20 15 6 1 64
7 1 7 21 35 35 21 7 1 128
8 1 8 28 56 70 56 28 8 1 256
9 1 9 36 84 126 126 84 36 9 1 512
10 1 10 45 120 210 252 210 120 45 10 1 1024
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
4
Contoh soal
1. Diberikan persamaan 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 = 18 dengan 𝑥𝑖 adalah bilangan
cacah. Berapa jumlah kemungkinan solusinya ?
Jawab
Persamaan 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 = 18 dimana 𝑛 = 4 karena banyaknya
variabel 𝑥1 sampai dengan variabel 𝑥4 .
𝑘 = 18, maka
𝐶(𝑛 + 𝑘 − 1, 𝑘) = 𝐶(4 + 18 − 1,18)
= 𝐶(21,18)
𝑛!
𝐶(𝑛, 𝑘) =
𝑘! (𝑛 − 𝑘)!
21!
𝐶(21,18) =
18! (21 − 18)!
21!
𝐶(21,18) =
18! 3!
21 × 20 × 19 × 18!
𝐶(21,18) =
18! × 3 × 2 × 1
7980
𝐶(21,18) = = 1330 solusi
6
210
Kombinasi 2 huruf vocal dan 2 huruf konsonan adalah 10 × 210 = 2100
Karena ada 2 huruf vocal dan 2 huruf konsonan maka terdapat 4 huruf
konsonan dan vocal yang tersusun secara berurutan. Maka total dari
5
kombinasi semua huruf tersebut adalah 2100 × 4! = 2100 × 4 × 3 × 2 ×
1 = 50400
Jadi, total kombinasi semua huruf sebanyak 50.400
3. Soal RME
Suatu warna tertentu dibentuk dari campuran 3 warna yang berbeda. Jika
terdapat 4 warna, yaitu Merah, Kuning, Biru dan Hijau, maka berapa
kombinasi tiga jenis warna yang dihasilkan.
Jawaban :
𝑛!
𝐶𝑘𝑛 = 𝑘!(𝑛−𝑘)!
4!
𝐶34 =
3! (4 − 3)!
4!
= 3!1!
4×3!
= =4
3!×1
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyaknya cara menyusun k anggota dari sebuah himpunan yan
mempunyai n anggota tanpa memperhatikan urutan adalah (𝑛, 𝑘) = 𝐶𝑘𝑛 =
𝑛!
. apabila sebuah objek dapat dipilih lebih dari satu kali maka disebut
𝑘!(𝑛−𝑘)!
(𝑛+𝑘−1)!
kombinasi dengan pengulangan 𝐶(𝑛 + 𝑘 − 1, 𝑟) = 𝐶𝑘𝑛+𝑘−1 = .
𝑘!(𝑛−1)!
7
DAFTAR PUSTAKA
8
MAKALAH
‘MATHEMATICS INTERNATIONAL SCHOOL”
OLEH:
1
PRINSIP INKLUSI DAN EKSKLUSI
Generalisasi dari hal tersebut bagi gabungan dari sejumlah himpunan dinamakan prinsip
inklusi-eksklusi.
PELUANG
Jika diketahui suatu kejadian A dengan ruang sampel S, maka peluang kejadian A ditulis P(A)
adalah sebagai berikut:
Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan A dan B adalah sebarang peristiwa dalam
ruang sampel. Peristiwa tunggal yang mengaitkan antara peristiwa A dengan peristiwa B yakni
peristiwa munculnya “A atau B” ditulis dengan lambang A B. Ada kemungkinan peristiwa
A atau peristiwa B tidak saling lepas satu dengan yang lainnya,sehingga ada kemungkinan
kedua peristiwa tersebut dapat terjadi bersama-sama dan diperoleh A B = ∅. Jika A dan B
adalah dua peristiwa sebarang dalam ruang sampel S, maka :
P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
2
1. Contoh Soal dan Pembahasan Berbahasa Indonesia
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi oleh 7
atau 11 ?
Jawab :
Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan Q
himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11.
Dengan demikian P Q adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang
habis dibagi 7 atau habis dibagi 11, dan P Q himpunan bilangan bulat positif tidak
melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan habis dibagi 11.
1000
|𝑃| = | |=142
7
1000
|𝑄| = | |=90
11
1000
P Q=⌊ ⌋=12
77
P Q
P QJadi, terdapat 220 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
7 atau habis dibagi 11. Ilustrasi dari penghitungan tesebut dapat dilihat pada diagram di bawah i
P Q
PQ
3
Jika A, B dan C adalah sembarang himpunan, maka
A B C
2. Contoh Soal dan Pembahasan RME
Diketahui
A = 250
A ∩ 𝐵 = 100
A ∪ 𝐵 = 500
Dicari B = ?
Solusi
|A ∪ 𝐵 | = |A| + |B| - | A ∩ 𝐵 |
500 = 250 + |B| - 100
500 = 150 + |B|
|B| =500 – 150
|B| = 350
Makajumlahkelas yang digunakanoleh program studistatistikaadalahsebanyak
350 kelas
4
3. Contoh Soal dan Pembahasan Berbahasa Inggris
8 7 4
Let A and B are two events with 𝑃(𝐴) = 15, 𝑃(𝐵) = 12, and 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 8. The value of
𝑃(𝐵 ∪ 𝐴) is .
Jawab
8 7 4
𝑃(𝐵 ∪ 𝐴) = + −
15 12 8
64 + 70 − 60
𝑃(𝐵 ∪ 𝐴) =
120
74
𝑃(𝐵 ∪ 𝐴) =
120
37
𝑃(𝐵 ∪ 𝐴) =
60
37
Jadi peluang nilai 𝑃(𝐵 ∪ 𝐴) adalah 60
5
MAKALAH
MATHEMATICS FOR INTERNATIONAL SCHOOL
“KOEFISIEN BINOMIAL”
Oleh:
1. Rossasinensis Yarfa’ul.M. (170210101138)
2. Wanda Puspita (170210101141)
3. M.Nur Aufar Ramadhan (170210101155)
A. MATERI
Teori untuk menurunkan rumus yang diperoleh dari penjabaran (𝑎 + 𝑏)𝑛 dengan
menggunakan kombinasi disebut Teorema Binomial.
Jika 𝑥 dan 𝑦 adalah bilangan real dan 𝑛 adalah bilangan bulat nonnegatif, maka
𝑘=0
Bukti.
(𝑥 + 𝑦)𝑛 = (𝑥 + 𝑦)(𝑥 + 𝑦) … (𝑥 + 𝑦)
Koefisien dari 𝑎𝑛−𝑘 𝑏 𝑘 dapat ditentukan denagn banyaknya cara pemilihan 𝑎 dari
𝑛 − 𝑘 faktor diantara 𝑛 faktor yang ada atau pemilihan 𝑏 dari 𝑘 faktor diantara 𝑛
faktor. Hal ini bisa dilakukan dengan 𝐶(𝑛, 𝑛 − 𝑘) atau 𝐶(𝑛, 𝑘) cara. Penentuan
koefisien ini berlaku untuk setiap 𝑘 = 0,1,2, … , 𝑛. Sehingga
Akibat 1
𝑛
𝑛
∑ ( ) = 2𝑛
𝑘
𝑘=0
Akibat 2
𝑛
𝑛
∑(−1)𝑘 ( ) = 0
𝑘
𝑘=0
Akibat 3
𝑛
𝑛
∑ 2𝑘 ( ) = 3𝑛
𝑘
𝑘=0
Batas dari segitiga Pascal diatas terdiri dari 1 dan nilai-nilai didalamnya
merupakan hasil penjumlahan dari dua bilangan diatasnya. Secara formal
hubungan tersebut dinyatakan dalam teorema berikut ini.
𝑛+1 𝑛 𝑛
( )=( )+( )
𝑘 𝑘−1 𝑘
Akibat 4
𝑛
𝑖 𝑛+1
∑( ) = ( )
𝑘 𝑘+1
𝑖=𝑘
Solusi.
1 100
Jika (𝑥 − 𝑥) dijabarkan akan didapat :
Solutions.
2 3 4 17
( ) + ( ) + ( ) + ⋯+ ( )
2 2 2 2
17
𝑝
∑( )
2
𝑘=2
Agar lebih mudah kita gunakan teorema untuk menghitung nilai koefisien 𝑦 2
𝑖 𝑛+1
yaitu ∑𝑛𝑖=𝑘 ( ) = ( ) , sehingga didapat
𝑘 𝑘+1
𝑝 16 + 1
∑17
𝑝=2 (2) = ( )
2+1
𝑝 17
∑17
𝑝=2 (2) = ( )
3
17!
= (17−3)!3!
17×16×15
= = 680
3×2×1
3. RME
Ada berapa banyak cara menyusun kata MATHEMATICS dimulai dari atas
ke bawah jika huruf yang diambil harus berdekatan.
Solusi: