Disusun oleh
Nim : 019.06.0009
Kelas : Pagi
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah
PEMBAHASAN
1. Pengertian Verstek
Pada sidang pertama, mungkin ada pihak yang tidak hadir dan juga
tidak menyuruh wakilnya untuk hadir, padahal sudah dipanggil dengan patut.
Pihak yang tidak hadir mungkin Penggugat dan mungkin juga Tergugat.
Ketidahadiran salah satu pihak tersebut menimbulkan masalah dalam
pemeriksaan perkara, yaitu perkara itu ditunda atau diteruskan pemeriksaannya
dengan konsekuensi yuridis.
Pasal 125 ayat (1) HIR menetukan, bahwa untuk putusan verstek yang
mengabulkan gugatan diharuskan adanya syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tergugat atau para tergugat kesemuanya tidak datang pada hari sidang
yang telah ditentukan.
2. Ia atau mereka tidak mengirimkan wakil/kuasanya yang sah untuk
menghadap
3. Ia atau mereka kesemuanya telah dipanggil dengan patut
4. Petitum tidak melawan hak
5. Petitum beralasan
3. Putusan Verstek
Putusan atas suatu perkara dapat saja dijatuhkan meski tidak dihadiri oleh
pihak beperkara. Dalam hal putusan dijatuhkan tanpa tergugat pernah hadir dalam
sidang, disebut dengan putusan verstek. Persoalan putusan verstek diatur dalam
pasal 125 HIR/ 149 RBg, dengan prinsip – prinsip sebagai berikut:
Tergugat sudah dipanggil secara resmi dan patut, dan ia tidak mengirim
orang lain untuk hadir dalam sidang sebagai wakil atau kuasanya yang sah
Tergugat tidak mengajukan eksepsi ( perlawanan ) tentang kewenangan
pengadilan dalam mengadili perkara. Putusan yang diambil haruslah
dilakukan dengan menerapkan hukum acara yang benar.
Majelis Hakim telah memutus perkara tersebut dengan
mengabulkan gugatan penggugat secara verstek. Pertimbangan utama
majelis hakim dalam mengabulkan gugatan tersebut adalah gugatan
Penggugat telah sesuai dengan rumusan pasal 19 huruf ( b ) Peraturan
Pemerintah Nomrr 9 tahun 1975, junto pasal 116 huruf ( b ) Kompilasi
Hukum Islam, yang isi pokok dari kedua pasal tersebut adalah tentang
salah satu pihak dari suami-istri meninggalkan pihak lain selama 2 (dua)
tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain di luar kemampuannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan dengan cara verstek adalah kehadiran para pihak di persidangan bukan
pemeriksaan perkara dalam sidang pengadilan dapat tetap berjalan secara sah meskipun
tanpa dihadiri oleh salah satu pihak. Namun, bagi pihak yang tidak hadir di persidangan
harus menerima konsekuensi bahwa putusan ditetapkan di luar hadirnya pihak tersebut
dan mengabulkan gugatan pihak lawan. Penerapan verstek dinilai efektif unuk menciptakan
proses beracara yang tertib sesuai dengan asas sederhana, cepat, dan biaya ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2000), hlm. 86.