Anda di halaman 1dari 8

MACAM – MACAM IZIN USAHA MAKANAN RINGAN

ARTIKEL

Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Kewirausahaan dan Inovasi
Dosen Pengampu : Mukhroji, S.E., M.M

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Tsasqia Putri Kurnia Dhuha NIM. 41219002
2. Amar Syaehul Falah NIM. 41219015
3. Fabian Dimas Kurniawan NIM. 41219026
4. Muhammad Fajar Sidiq NIM. 41219046
5. Soniatri Wulandari NIM. 41219050

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
BUMIAYU
2021
ABSTRAK

Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk membantu para pengusaha makanan
ringan serta pihak lain tentang penting dan macam-macam izin dalam usaha makanan. Izin
sangat diperlukan dalam dunia kuliner karena menyangkut kesehatan dan keselamatan
konsumen.
Metode yang kami gunakan dalam tugas ini adalah dengan media internet, kami
mengambil beberapa referensi dari blog orang dan situs web tentang makanan ringan.
Dalam menjalankan usaha, terutama di bidang makanan ringan pengusaha harus
memenuhi izin-izin yang telah ditentukan agar sesuai dengan standar kualitas yang ada di
Indonesia. Adanya izin resmi juga memicu kepercayaan dan minat dari konsumen untuk
membeli dan mengkonsumsi makanan ringan.
PENDAHULUAN

Peluang bisnis kuliner adalah salah satu jenis usaha yang tidak akan pernah redup
kemilaunya. Bila Anda juga berpikir bahwa bisnis kuliner menjanjikan dan ingin
mencobanya ada banyak hal yang perlu Anda persiapkan, salah satunya adalah urusan izin
usaha kuliner, mulai dari izin badan usaha, izin edar, izin kehalalan dan lain sebagainya.
Selama manusia masih membutuhkan pangan, apapun jenis makanan yang Anda tawarkan
pasti laku dipasaran. Tapi dengan catatan apa yang Anda tawarkan memberikan sesuatu yang
berbeda dan bermanfaat bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, bidang usaha kuliner terus diminati oleh pelaku usaha. Tak sedikit juga
orang yang meremehkan usaha kuliner, kata mereka usaha ini hanya bisa menghasilkan profit
yang tidak seberapa dibandingkan kerja menjadi karyawan yang sudah pasti mendapatkan
penghasilan tetap tiap bulan. Pandangan tersebut wajar saja, tapi jika bisnis kuliner ini
digeluti dengan serius dan konsisten pasti hasil yang bisa kita dapatkan juga akan maksimal.
Izin Usaha Makanan Dan Minuman Di lapangan realitanya ada 2 jenis izin usaha
makanan dan minuman. Pertama izin usaha yang berdasarkan legalitas dari pemerintah.
Kedua jenis izin yang sifatnya informal, misalnya dapat berupa retribusi izin baik yang
dipungut pengelola resmi, maupun tidak resmi. Semua perizinan yang tertera dibawah ini
tidak wajib harus dimiliki semuanya, namun antara satu dan lainnya memiliki keterkaitan
atau menjadi bagian dari izin lainnya.
LANDASAN TEORI

 Macam-macam izin usaha Makanan


1. Perizinan badan usaha atau akta pendirian usaha
Hal pertama yang perlu diurusi adalah perizinan badan usaha yang memayungi
usaha makanan ringan. Bentuk badan usahanya bisa Perseroan Terbatas (PT) atau
Commanditaire Vennotschaap (CV). Dari bentuk dan dasar hukumnya PT merupakan
bentuk perusahaan yang berbadan hukum yang pendiriannya harus sesuai dengan
peraturan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sementara CV bukan
usaha berbadan hukum karena tidak ada peraturan tertentu yang mengaturnya. Pada
umumnya, CV banyak dipilih untuk kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM).Untuk
mengajukan izin ini ada persyaratan yang diberikan antara lain identitas diri, akta
notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Keterangan Domisili Usaha
(SKDU).
 SKDU
SKDU adalah izin usaha yang dikeluarkan oleh kantor kelurahan di mana tempat
usaha Anda berada. Dokumen ini dibuat untuk mengurus berbagai dokumen terkait
pendirian sebuah badan usaha, seperti SIUP, TDP, NPWP dan lainnya.
Pembuatan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat
perusahaan dengan persyaratan :
1) Pengisian formulir pengajuan SKDU.
2) Melampirkan legalitas perusahaan (Akta pendirian dan SK Menkumham).
3) Fotocopy kontrak / sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha.
4) Surat keterangan dan pemilik gedung apabila berdomisili di gedung
perkantoran/perkantoran.
5) Fotocopy PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
6) Fotocopy IMB (Ijin mendirikan Bangunan).
7) Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam.
 NPWP
NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengnal diri atau
identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Permohonan pendaftaran wajib pajak Badan Usaha diajukan ke kantor pelayanan
pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP,
nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak dengan
persyaratan :
1) Pengisian formulir penagjuan NPWP
2) Menampilkan legalitas perusahaan (akte pendirian, SK Menkumham, dan
SKDU)
3) Fotocopy KTP, NPWP, dan KK Direktur.

2. Mengurus Izin Usaha Dagang


Bila kita ingin melakukan kegiatan usaha perdagangan, izin usaha satu ini perlu
kita kantongi. Di mana bertujuan untuk mendaftarkan kegiatan usaha dan
mendapatkan izin menjalankan bisnis perdagangannya. Izin SIUP ini harus dipenuhi
oleh setiap usaha yang bergerak disektor tersebut, baik dalam skala besar ataupun
kecil. Untuk mengurusnya, Anda bisa datang langsung ke Kantor Dinas Perdagangan
atau Kantor Pelayanan Perizinan setempat.
 Mengurus izin HO
Peluang bisnis kuliner memang menjanjikan makanya banyak pengusaha coba
peruntungan membuka tempat makan, seperti restoran, kedai atau café. Namun
untuk mendirikannya Anda perlu mengurus izin Hinder Ordonantie (HO). Izin ini
diberikan ke personal atau badan usaha yang menjalankan tempat usaha/kegiatan
yang berpotensi menimbulkan bahaya, kerugian dan ganguan masyarakat serta
kelestarian lingkungan hidup. Untuk mengurusnya Anda bisa datangi kelurahan
setempat.
 Mengurus Izin PIRT
Bila ingin membuat produk makanan home industri Anda perlu memiliki izin PIRT
(Produk Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan setempat. Ini merupakan
izin yang diperlukan bagi Anda yang menyajikan produk makanan dan minuman
yang bisa tahan lama di atas 7 hari. Persyaratan dokumen yang diperlukan untuk
mengurus surat izin ini, antara lain KTP, pas foto 3×4 sebanyak dua lembar, surat
keterangan domisili usaha dari kecamatan, surat keterangan puskemas atau dokter,
denah lokasi dan denah bangunan, rincian modal usaha dari kelurahan setempat,
surat keterangan usaha dari kelurahan setempat, contoh draft label/kemasan, sam
pel pangan dan surat kepemilikan jika berbentuk badan usaha berupa CV/PT.
 Izin BPOM
Izin BPOM adalah surat izin yang dikeluarkan oleh badan pengawas obat dan
makanan guna melindungi masyarakat terhadap bahaya konsumsi suatu produk
yang dikemas. Hal ini sangat wajib dilakukan selain bisa mengetahui amankah
produk Anda untuk dikonsumsi, dengan pemberian lebel dari BPOM dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen Anda. Untuk melakukan pendaftaran produk
makanan tersebut bisa dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor Badan
POM atau registrasi di website BPOM.

3. Mengurus Sertifikasi Halal


Label halal cukup penting dalam industri makanan dan minuman, apa lagi untuk
negara yang mayoritas adalah beragama muslim, seperti Indonesia. Izin ini bisa diurus
oleh pelaku usaha di kantor Majelis Ulama Indonesia. Namun untuk tahun 2019
sertifikasi ini diterbitkan oleh Kemenag (Kementrian Agama), melalui Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Pembentukan badan kepemerintahan
yang mengurusi sertifikasi halal ini mulai didirikan pada tahun 2017 dan sudah diatur
ke di dalam UU Nomor 33 tahun 214 tentang Jaminan Produk Halal (JPH).
Perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat halal, harus menjalani beberapa
tahapan prosedur dari MUI (Majelis Ulama Indonesia), yaitu:
1) Paham akan persyaratan dan mengikuti pelatihan SJH
Perusahaan harus paham terlebih dahulu segala persyaratan sertifikat halal. Setelah
itu, perusahaan harus mengirimkan perwakilan untuk ikut serta dalam pelatihan
SJH (Sistem Jaminan Halal) yang digelar LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika).
2) Menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH)
Perusahaan diwajibkan menerapkan SJH terlebih dahulu, sebelum mendaftar untuk
mendapatkan sertifikat halal.
3) Menyiapkan dokumen yang diperlukan
Beberapa dokumen yang dibutuhkan adalah daftar produk, daftar bahan, dokumen
bahan, matriks produk, manual SJH, diagram alur proses, bukti sosialisasi
kebijakan halal, dan masih ada lagi.

4) Melakukan pendaftaran sertifikasi halal (upload data)


Pendaftaran dilakukan secara on-line. Perusahaan wajib melakukan upload data
sertifikasi hingga selesai, agar diproses oleh LPPOM MUI.
5) Memonitor pre audit dan pembayaran akad sertifikasi
Dianjurkan untuk melakukan monitor pre audit setiap hari, untuk mengawasi
adanya ketidaksesuaian pada hasil pre audit.
6) Pelaksanaan audit
Proses audit akan dilakukan jika perusahaan sudah lolos tahap pre audit dan akad
telah disetujui. Prosedur audit akan digelar di semua fasilitas yang ada
hubungannya dengan produk yang hendak disertifikasi halal.
7) Memonitor pasca audit
Monitor pasca audit juga disarankan untuk dilakukan setiap hari.
8) Memperoleh sertifikasi halal
Perusahaan bisa mengunduh sertifikat halal produk mereka. Sedangkan sertifikat
halal yang asli harus diambil di kantor LPPOM MUI di Jakarta, atau dapat pula
dikirim ke alamat perusahaan.
Setelah melewati riuhnya proses untuk mendapatkannya, Anda juga harus ingat
bahwa sertifikat halal tersebut hanya berlaku selama dua tahun saja. Apakah bisa
untuk mendapatkan sertifikat halal untuk produk tanpa harus melewati prosedur
yang cukup banyak?
Jika tidak ingin menjalani keriuhan proses sertifikat halal, maka Anda dapat
menyerahkan proses produksi produk ke maklon yang handal dan sudah
bersertifikat halal. Hal ini dapat membuat perusahaan fokus untuk merencanakan
strategi marketing dan sales.
KESIMPULAN

Itu lah beberapa izin usaha makanan ringan yang perlu dipersiapkan. Meski peluang bisnis ini
dapat dikatakan menjanjikan tapi jika Anda tidak memiliki legalitas yang sah maka hal ini
akan percuma. Kenapa? Alasan yang pertama masalah keamanan, dengan memiliki izin
usaha Anda tidak perlu khawatir soal perizinan lokasi bisnis Anda. Dalam kata lain usaha
Anda tidak akan terkena penggusuran mendadak atau Anda tidak akan dikenakan denda
karena penyalahan tempat usaha. Alasan kedua adalah masalah kepercayaan konsumen, bila
Anda sudah mengantongi sertifikasi BPOM dan halal dari MUI konsumen pasti bisa
mempercayai produk yang Anda jual menggunakan bahan-bahan yang aman untuk mereka
konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai