Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

OLEH
DIESNILYA BELAWAJA LAGU
1901030087
B/II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Belajar Dan Pembelajaran

Program Studi: Pendidikan Matematika

Dosen Mk : Dr. S.P.Taneo, S.Pd,M.Si

SOAL

1. Kemukakan persepsi anda tentang:


- Mengapa pembelajaran yang mendidik perlu direncanakan?
- Mengapa komponen pengembangan diri perlu dirancangkan oleh guru walaupun
bukan merupakan mata pelajaran?
- Mengapa dalam pembelajaran guru terlebih dahulu merancang kegiatan
pembelajaran yang mendidik dengan merumuskan kata operasional?
- Mengapa dalam menerapkan rancangan pembelajaran yang mendidik perlu
bersifat pada siswa?
- Mengapa perencanaan penilaian pembelajaran yang mendidik mencakup rencana
penilaian proses dan hasil pembelajaran?
- Mengapa penilaian pembelajaran harus didasarkan pada indikator pencapaian
kompetensi oleh peserta didik?
2. Benarkah penerapan teori belajar response conditioning, operant conditioning, dan
observational learning dalam belajar ketiga teori tersebut dapat mensyaratkan prinsip-
prinsip umum tentang ketergantungan pada karakteristik individu yang belajar dan
kondisi lingkungan dimana proses sedang berlangsung. Kalau ya! Mengapa? dan
kalau tidak! Mengapa?
3. Kontraskan teori penjelasan yang diberikan oleh para teoritas yang berkenaan dengan
teori behaviorisme, kongnitivisme, konstruktivisme, dan humanisme kemudian
menyikapinya atau menurut pendapat anda bagaimana?
4. Kontraskan tiga penjelasan yang diberikan oleh para teoritisi yang berkenaan dengan
konsep belajar, pembelajaran kemudian menyikapinya atau menurut pendapat anda
bagaimana?
5. Pembelajaran yang mendidik merupakan implikasi pedagogik dari konsep belajar
sebagai kegiatan yang dilakukan murid. Apakah maksud pernyataan ini/ Jelaskan!

JAWABAN

1. -Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaran


berlangsung dengan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
- Hal ini disebabkan karena pengembangan diri dapat membentuk keyakinan, sikap,
perasaan dan cita-cita para peserta didik yang realistis, sehingga pada gilirannya
dapat mengantarkan peserta didik untuk memiliki kepribadian yang sehat dan
utuh.
- Agar pembelajaran mencapai hasil yang baik dam dapat membentuk karakter
peserta didik
- Hal ini dikarenakan agar pada pembelajaran tersebut tampak bahwa peserta didik
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajran. Keadaan seperti itulah yang
diharapkan pada proses pembelajaran dimana pengajar tidak memberikan
informasi kepada peserta didik tetapi terjadi proses berpikir kritis.
- Hal ini dikarenakan untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil
belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang
diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian belajar dan pembelajaran juga
dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses pembelajaran.
- Hal ini dikarenakan untuk dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik
agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami
peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidial dan memberikan
upan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan
sumber belajar yang digunakan.
2. Ya. Respondent conditioning yaitu pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku
merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan(Pavlov 1849-1936), Operant
Conditioning yaitu belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati,
sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan(B.F.Skinner 1954),
Observational Learning yaitu belajar observasi merupakan sarana dasar untuk
memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai (Albert
Bandura 1969 ). Nah dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa ketiga teori sangat
berpengaruh dalam karakteristik individu yang belajar dan kondisi lingkungan dimana
proses belajar itu terjadi. Karena, ketika individu berada dalam suuatu kondidi
lingkungan entah itu lingkungan yang baik ataupun tidak (operant conditioning) disitu
akan terjadi yang namanya pengamatan atau observasi (observational learning) oleh
individu tersebut dan secara tidak langsung individu tersebut akan merespon sesuai
dengan apa yang dia lihat (respondent conditioning). Contohnya ketika seorang anak
melihat ayahnya selalu rajin berdoa atau melakukan pekerjaan dengan baik maka anak
itu juga akan mengikuti sikap ayahnya itu, tetapi sebaliknya jika ayahnya suka
mengisap rokok atau sering memukul ibunya maka anak itu akan memiliki
temparamen yang sama seperti ayahnya.
3. a) TEORI BEHAVIORISME Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar
itu merubah tingkah laku. Para ahli-ahli behavioristik mengatakan bahwa proses
belajar itu terjadi apabila tingkah laku siswa sudah berubah, apabila siswa belum
merespon, maka tingkah laku siswa tidak berubah maka belum dikatakan belajar. Dan
di teori belajar behavioristik, apabila tingkah laku siswa belum berubah maka akan
berlaku sistem hukuman.
b) TEORI KOGNITIVISME Teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan persepsi atau pemahaman. Teori belajar ini lebih mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajarnya. Model belajar kognitif mengatakan bahwa
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya (Asri Budinigsih, 2008-26). Teori belajar
kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari situasi saling berhubungan
dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau membagi-bagi
situasi/materi pelajaran ,enjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan
mempelajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna.
c) TEORI HUMANISTIK Teori humnistik menyatakan bahwa belajar yaitu
memanusiakan manusia, maksudnya adalah menghargai segala yang ada pada
manusia. Oleh sebab itu teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang
kajian psikologi belajar. Pada teori ini juga lebih mementingkan isi yang dipelajari
dari pada proses belajarnya. Proses belajar mengajarnya dari pengalaman hidup siswa,
dengan pengalaman hidup nanti akan dijadikan sebagai landasan materi. Seperti yang
dikatakan oleh salah satu tokoh humanistik Ausubel yaitu, belajar merupakan
asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman
emosional sangat penting dalam peristiwa belajar.
d) TEORI KONSTRUKTIVISME Teori kontruktivistik merupakan aliran filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi
(bentukan) kita sendiri. Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan adalah bentukkan
siswa yang sedang balajar lewat interaksi dengan bahan atau pengalaman baru, ilmu
yang didapatkan tidak dapat ditransfer dari dosen ke mahasiswa, isi materi pleajaran
ditentukan oleh mahasiswa sendiri (Asri Budiningsih, 2008-44).
Sebagai seorang guru kita harus pandai dalam menerapkan teori mana yang akan
digunakan, untuk teori behaviorisme dikatakan bahwa belajar dapat megubah tingkah
laku seseeorang dan jika tingkah lakunya tidak berubah maka dikatakan bahwa tidak
belajar dan akan mendapat konsekuensi. Teori ini sangatlah bagus karena
membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka membaca situasi dan kondisi belajar
guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan mandiri.
Namun dalam hal ini juga dapat menyebabkan pembelajaran siswa yang sebagai
individu yang pasif. Maka hal yang harus dilakukan adalah mengkolaborasikan semua
teori ini dalam kegiatan pembelajaran agar baik siswa maupun guru tidak ada yang
dirugikan.
4. Secara umum, pedagogy diartikan sebagai suatu displin yang mempelajari proses,
tujuan dan manfaat kegiatan pendidikan bagi pengembangan segenap potensi individu
maupun kelompok dari masa bayi sampai dewasa, agar menjadi warga negara yang
bertanggung jawab dimasyarakat. Implikasi pedagogik terhadap landasan pendidikan
keguruan ialah ketika seseorang memahami tentang ilmu mendidik anak khususnya
pada pendidikan keguruan dimana terjadinya praktek mendidik anak.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa murid melakukan proses belajar untuk
pengembangan potensi yang ada dalam dirinya. Dan ini dilakukan oleh seorang
pendidik baik itu guru maupun orang tua.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai