Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Disusun oleh
Grup 10
Nurul Izzah Ananda Harahap 1920300088
Khalipah Ayu Rahmawati 1920300107
Dewi Serliani 1920300111

Dosen Pengampu:
Irda Suryani, M.Pd

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN
2021-2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas kehendak dan pertolongan Allah SWT. Kami dapat
menyelesaikan makalah manajemen yaitu "Manajemen Pembiayaan Pendidikan".
Shalawat beriringkan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya
dimana syafa’at nya yang kita harapkan di akhirat kelak.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat adanya
kekurangan dan kesalahan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kami, baik dalam
pemahamannya, maupun dalam referensi Kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat adanya kekurangan yang dijadikan rujukan dan sumber
penyusunan makalah. Maka dari itu, diharapkan diharapkan kepada semua pihak agar
memberikan saran dan kritik yang konstruktif terhadap makalah ini, untuk perbaikan
makalah dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan penyusunan makalah ini mendapat ridho Allah SWT,serta
kita semua dapat mengambil manfaat keilmuan yang terdapat didalamnya. Amin ya
rabbal alamin.

Padangsidimpuan, 4 November 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah faktor penting dalam untuk mewujudkan sumber daya
manusia (SDM)yang berkualitas. Dalam proses pendidikan, pendidikan tidak akan
dapat berjalan tanpa adanya dukungan dari biaya yang dapat membantu proses
pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Pembiayaan pendidikan
merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) jangka panjang. Pembiayaan
pendidikan ini sangat diperlukan untuk program sekolah, pengadaan sarana dan
prasarana, gaji guru, gaji pegawai, keperluan untuk menunjang tercapainya visi dan
misi sekolah dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembiayaan pendidikan merupakan komponen yang penting dan tidak dapat
terpisahkan dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar di sekolah. Dalam
rangka pembentukan potensi sumber daya manusia (SDM), penggunaan anggaran
atau pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien dapat menghasilkan SDM yang
tepat guna dan berhasil. Salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan
pendidikan, terletak pada kemampuan SDM dalam mengelola dana yang tersedia
dengan mengacu pada kebutuhan pokok dan skala prioritas program pembangunan
pendidikan dari tahun ke tahun secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan
perencanaan program yang ingin dicapai.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Konsep biaya bisa dirujuk dari beberapa pakar, diantaranya Mulyono (2010;81)
menyatakan biaya adalah suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme
penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas
kegiatan dalam suatu organisasi mencapai tujuannya.
Di samping itu Mulyadi (2014) mengelompokkan konsep biaya dalam arti sempit
yaitu sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Sedangkan
dalam arti luas biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dari definisi ini biaya bisa dibagi dalam empat unsur,yakni :
1. Pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satu anuang
3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Kata biaya dalam pendidikan jika diimplementasikan merupakan sebuah proses


sehingga disebut dengan pembiayaan. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari
kata asli biaya ditambah awalan pe dan akhiran an (Depdikbud 1995).Memaknai
tentang biaya pendidikan, dalam alam pikiran manusia tentunya akan mengarah pada
sejumlah barang dan jasa yang diperlukan dalam proses pendidikan itu sendiri.
Al Kadri (2011;1) menjelaskan biaya pendidikan adalah nilai ekonomi dari input
biaya pendidikan itu juga identik dengan semua pengorbanan yang diperlukan untuk
suatu proses penyelenggaraan pendidikan yang dinyatakan dalam bentuk uang
menurut harga pasar yang sedang berlaku menjadi tanggung jawab pemerintah,
(public cost) dan masyarakat dan orang tua peserta didik (private cost). Public cost
adalah biaya pendidikan dari pemerintah, yang secara umum bersumber dari pajak,
pinjaman, dan penerimaan lainnya (hibah) baik dalam dan luar negeri,sedangkan
private cost adalah biaya pendidikan yang dibebankan kepada individu peserta didik
dan masyarakat (seperti: biaya sekolah, pembelian buku dan peralatan sekolah
lainnya).

Biaya pendidikan selanjutnya dikenal dengan istilah resource cost versus money
costs. Dimana resource cost itu merupakan adalah biaya pendidikan yang diukur
dalam bentuk unit fisik, seperti: jam guru mengajar, jumlah buku yang dipergunakan,
luas lantai yang dibangun, dan lain-lainnya. Sedangkan money cost atau financial cost
merupakan biaya yang harus dibayar untuk setiap siswa melalui sistem pembiayaan
pendidikan.
Biaya pendidikan lainnya disebut juga factors cost yang dibayar oleh
sistem pendidikan untuk beberapa faktor produksi sebagai resource inputs, seperti:
gaji guru, pembelian perlengkapan, pengadaan peralatan, pembangunan gedung.
Dalam hal layanan pendidikan, kita bisa mengategorikan biaya pendidikan
dalam bentuk current cost versus capital costs. Kedua biaya pendidikan itu,
didasarkan atas lamanya pemberian layanan pendidikan terhadap resource input
(peserta didik), dimana current cost berhubungan dengan pengeluaran yg dikeluarkan
dalam memberikan pelayanan terhadap resource input dan perlengkapan yang
digunakan dalam satu tahun fiskal, serta ada pembaharuan secara reguler. Begitu juga
capital cost berhubungan dengan pengeluaran yang terdiri dari berbagai item-item
yang menyumbangkan kegunaan pelayanan pendidikan yang berlangsung lebih dari
satu tahun fiskal, contoh:
● biaya
● pembangunan gedung
● renovasi ruang kelas

Capital cost harus diamortisas sesuai umurnya dan dibebankan pada periode
pelayanan (Ferdi, W.P., 2013).Setelah kita mengetahui biaya pendidikan, besarannya,
komponen yang bertanggung jawab dalam membayarnya tentu kita mesti mengenali
pembiayaan pendidikan dalam konteks mengetahui sumber pendapatan dan sumber
daya yang tersedia untuk digunakan memformulasikan dan mengoperasionalkan
lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi dan pondok pesantren).
Pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing
negara maupun daerah seperti kondisi geografis, tingkat kemahalan, kondisi politik,
hukum,kekuatan ekonomi, program pembiayaan pemerintah dan sistem administrasi
di masing-masing lembaga lembaga pendidikan itu sendiri.

Setiap kebijakan dalam pembiayaan akan mempengaruhi bagaimana sumber


daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan kebijakan
yang berbeda-beda di sektor pendidikan, kita bisa melihat konsekuensinya terhadap
pembiayaan pendidikan, yakni:
1) sasaran pendidikan, tentang siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa
pendidikan dapat disediakan.
2) proses pendidikan, tentang bagaimana mereka dididik.
3) penanggung jawab berkaitan dengan siapa yang akan membayar biaya pendidikan.
4) keputusan tentang sistem pembiayaan pendidikan seperti apa yang paling sesuai
untuk mendukung pembiayaan di lembaga pendidikan.

Untuk menganalisis pernyataan di atas, ada dua hal pokok yang harus
dipertegas, yakni:
● bagaimana sumber daya pendidikan akan diperoleh
● bagaimana sumber daya pendidikan dialokasikan pada berbagai jenis dan
jenjang pendidikan/tipe sekolah/kondisi daerah yang berbeda.

Terdapat dua kriteria untuk menganalisisnya, yakni, i) efisiensi terkait dengan


keberadaan sumber daya yang dapat memaksimalkan kesejahteraan pelaku
pendidikan dan ii) keadilan yang terkait dengan benefits dan cost yang seimbang.

Dalam hal pendidikan kejuruan dan industri, M. Woodhall (1987) Triwiyanto, T.


(2011) menjelaskan bahwa di masa lalu pembiayaan pendidikan jenis ini
ditanggung oleh korporasi yang menyediakan CSR (corporate social responsibility),
baik untuk para pekerjanya, maupun masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.
Apalagi sekarang ini peran pemerintah semakin besar dalam pembiayaan kejuruan
sebagai bentuk komitmen menciptakan link and match antara lembaga pendidikan
dan dunia kerja. Hal itu disebabkan adanya kepentingan ekonomi. Artinya kebijakan
ketenagakerjaan, diharapkan dapat meningkatkan kepentingan untuk membagi biaya
dan manfaat dari pendidikan ini dengan adil.
B. SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada
Satuan Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut :
1. Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh Pemerintah dan atau pemerintah daerah yang tercantum
dalam pasal 5 adalah anggaran pendapatan dan belanja negara; anggaran
pendapatan dan belanja daerah; sumbangan dari peserta didik atau orang
tua/walinya; sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar
peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan lembaga lainnya yang tidak
mengikat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain
yang sah.

2. Kemudian dalam pasal 6, sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan


dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah bantuan dari atau satuan
pendidikan yang bersangkutan; pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta
didik atau orang tua/walinya; bantuan dari masyarakat di luar peserta didik
atau orang tua/walinya; bantuan Pemerintah; bantuan pemerintah daerah;
bantuan pihak asing yang tidak mengikat; bantuan lembaga lain yang tidak
mengikat; hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau sumber
lain yang sah.

Sumber-sumber pembiayaan pendidikan di sekolah menurut (Amirin, 2013 : 92)


dikategorikan menjadi lima yaitu :
a. Anggaran rutin dan APBN (anggaran pembangunan)
b. Dana penunjang pendidikan (DPP)
c. Bantuan/sumbangan dari BP3
d. Sumbangan dari pemerintah daerah setempat (kalau ada)
e. Bantuan lain-lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu cara agar proses penyelenggaraan
pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. pembiayaan pendidikan
adalah dana yang diberikan kepada sekolah untuk memfasilitasi setiap kegiatan
proses pembelajaran di sekolah, dan berbagai keperluan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pembiayaan pendidikan merupakan komponen yang penting dan tidak
dapat terpisahkan dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar di sekolah. Dalam
rangka pembentukan potensi sumber daya manusia (SDM), penggunaan anggaran
atau pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien dapat menghasilkan SDM yang
tepat guna dan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA
Al Kadri, Hanif. (2011). Makalah : Efektifitas dan Efisiensi Pembiayaan
Pendidikan.Padang
Budaya, Budi. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Yang
Efektif.
Jurnal Ilmiah.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Vol. 18, Nomor 1, hal 42-59

Fattah, Nanang. (2008). Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori dan Studi Empiris.
Jurnal Pendidikan, No. 9

Anda mungkin juga menyukai