Anda di halaman 1dari 5

MANIFESTASI KLINIS DEFINISI KOMPLIKASI P

Gejala-gejala yang ditimbulkan pada pasien melena adalah Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang
sebagai berikut: Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan seperti : E
berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh 1. Syok hipovolemik
1. Gelisah M
2. Demam Ringan (38-39 C) adanya perdarahan saluran makan bagian atas.
Syok hipovolemik disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan menurunnya E
3. Nafsu makan berkurang Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan
volume intravaskuler oleh karena perdarahan. dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh
4. Berak yang bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih hitam seperti aspal, dan lengket yang R
5. Nyeri perut menunjukkan perdarahan saluran pencernaan yang lain. Menurunnya volume intravaskuler menyebabkan penurunan volume
I
6. Rasa kembung bagian atas serta dicernanya darah pada usus intraventrikel. Pada klien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih
7. Tonus otot dan turgor kulit berkurang halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari 30% dan berlangsung selama 24-28 jam.
K
8. Selaput lendir dan bibir kering dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri S
9. Hiperperistaltik 2. Gagal Ginjal Akut
10. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam
setelah 14 jam. Sumber perdarahannya biasanya Terjadi sebagai akibat dari syock yang tidak teratasi dengan baik. Untuk mencegah gagal A
juga berasal dari saluran cerna atas. ( Sylvia, A
11. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena ginjal maka setelah syock, diobati dengan menggantikan volume intravaskuler. A
price. 2010)
pemecahan protein darah oleh bakteri usus. 3. Penurunan kesadaran N
Terjadi penurunan transportasi O2 ke otak, sehingga terjadi penurunan kesadaran
PENYEBAB MELENA 4. Ensefalopati
Penyebab melena adalah perdarahan saluran pencernaan bagian atas. Perdarahan saluran
P
Terjadi akibat kersakan fungsi hati di dalam menyaring toksin di dalam darah. Racun-
pencernaan bagian atas dapat disebabkan oleh: racun tidak dibuang karena fungsi hati terganggu. Dan suatu kelainan dimana fungsi otak
E
1. Tukak lambung dan ulkus duodenum mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah, yang dalam keadaan normal N
tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung, sedangkan ulkus U
duodenum merupakan luka pada usus 12 jari. Luka ini dapat disebabkan oleh infeksi dibuang oleh hati.
bakteri H. pylori atau konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid dalam jangka waktu yang N
lama. J
2. Robekan pada dinding kerongkongan PATOFISIOLOGI
A
Kondisi ini disebut sindrom Mallory-Weis dan banyak terjadi pada pecandu alkohol. kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan tekanan
vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam submukosa N
Robekan ini dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.
3. Pecah varises pada kerongkongan esophagus, lambung dan rectum serta pada dinding abdomen anterior yang G
Pecahnya varises di kerongkongan (varises esofagus) terjadi pada penderita sirosis. lebih kecil dan lebih mudah pecah untuk mengalihkan darah dari sirkulasi 1. E
Varises merupakan pelebaran pembuluh darah vena yang rentan mengalami robekan dan splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka n
perdarahan. HEMATEMESIS vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah d
4. Peradangan kerongkongan (esophagitis)
Peradangan di kerongkongan dapat dialami oleh penderita penyakit refluks asam
MELENA disebut varises. Varises dapat pecah, mengakibatkan perdarahan o
lambung (GERD). Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menimbulkan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah s
peradangan dan kerusakan pada jaringan kerongkongan, sehingga terjadi perdarahan. tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan perfusi
k
jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh
o
melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi.
PENATALAKSANAAN MEDIS Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala- gejala utama yang p
1. Tirah baring.
2. Diit makanan lunak PEMERIKSAAN PENUNJANG terlihat pada saat pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan,
3. Pemeriksaan Hb, Ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah penurunan perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi selular. Penurunan
4. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan yang luas 1.Pemeriksaan endoskopi dan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh system tubuh, dan tanpa
5. Infus cairan langsung dipasang untuk mencegah terjadinya dehidrasi. radiologi suplai oksigen yang mencukupi system tersebut akan mengalami kegagalan.
6. Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita 2.Pemeriksaan colonoscopy
7. Pemeriksaan kadar Hb dan Ht perlu dilakukan untuk mengikuti keadaan perdarahan Pada melena dalam perjalanannya melalui usus, darah menjadi berwarna
3.Pemeriksaan laboratorium
8. Tranfusi darah diperlukan untuk mengganti darah yang hilang merah gelap bahkan hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCL lambung,
4.Pemeriksaan darah rutin
9. Mempertahankan kadar Hb 50-70% harga normal pepsin, dan warna hitam ini diduga karena adanya pigmen porfirin. Kadang-
10. Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4x10mg/hari, karbosokrom (adona
AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis berguna untuk menanggulangi kadang pada perdarahan saluran cerna bagian bawah dari usus halus atau
perdarahan. kolon asenden, feses dapat berwarna merah terang / gelap. Diperkirakan
11.Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang tidak diserap oleh darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan tertahan pada saluran
usus, sebagai timdakan sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya cerna sekitar 6 -8 jam untuk merubah warna feses menjadi hitam.perdarahan
peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati paling sedikit adalah 50 – 100 cc.
hepatic.
Kelainan esophagus,varises Kelainan lambung dan Penyakit darah leukimia, Penyakit sistemik, serosis Obat-obatan ulserogenik :
esophagus, esofagitis, duodenum : tukak purpura trombositopenia, hepatis golongan salisilat,
keganasan esofagus lambung, keganasan hemophilia
kortikosteroid, alkohol
PD ruptur
Iritasi mukosa lambung O2 mukosa tersumbat
Pecahnya PD
Tekanan portal Obstruksi aliran darah
Erosi & ulserasi lewat hati
Perdarahan
AS. Lambung meningkat
Pembuluh darah pecah Pembentukn kolateral
Kerusakan vaskuler
Masuk saluran cerna
Inflamasi mukosa lambung
Distensi PD abdomen

Perdarahan
varises Nyeri Akut
dilambung

HEMATEMESIS MELENA
PD ruptur

Varises pada Penurunan


Muntah Darah & BAB Hipovolemia Perdarahan
esofagus, lambung, ekspansi paru
darah
pembesaran limfe
Tekanan kapiler dan asites
Anoreksia meningkat Pola Nafas Tidak
Efektif
Risiko
perdarahan Perfusi jaringan Risiko Perfusi
Risiko defisit nutrisi turun Perifer Tidak
Efektif
SDKI : Risiko Defisit Nutrisi D.0032 SDKI : Hipovolemia D. 0023 SDKI : Resiko perdarahan D.0012 SDKI : Nyeri akut D.0077
SLKI : Status nutrisi L.03030 SLKI : ststus cairan L.03028 SLKI : Tingkat Perdarahan L.02017 SLKI : Kontrol Nyeri L.08063
1. Porsi makan yang dihabiskan 1. Kekuatan nadi 1. Kelembapan membran mukosa 1. Melaporkan nyeri terkontrol
2. Berat badan 2. Tugor kulit 2. Kelembapan kulit 2. Kemampuan mengenai nyeri
3. Frekuensi makan 3. Tekanan darah 3. Hematemesis 3. Kemampuan mengenali
4. Nafsu makan 4. Tekanan nadi 4. Distensi abdomen penyebab nyeri
5. Nyeri abdomen 5. Membran mukosa 5. Perdarahan anus 4. Kemampuan menggunakan
6. Diare 6. Suhu tubuh 6. Hemoglobin teknik non farmakologis
7. Membran mukosa 7. Kadar hb 7. Hematokrit 5. Kelihan nyeri
SIKI : Manajemen Nutrisi 1.03119 8. 8. Hemturia SIKI : Manajemen Nyeri 1.08238
TINDAKAN SIKI: Manajemen Hipovolemia 1.03116 SIKI : Pencegahan Perdarahan 1.02067 Tindakan :
1. Identifikasi status jtrisi Tindakan 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan 1. Idenetifikasi lokasi,
2. Identifikasi alergi makanan 1. Periksa tanda dan gejala 2. Monitor nilai hematokrit karakteristik, durasi frekuensi,
3. Monitor asupan makan hipovolemia (mis. Frekuensi 3. Monitor tanda – tanda vital kualitas, intensitas hyeri
4. Monitor berat badan nadi meningkat, nadi teraba 4. Gunakan kasur pencegah dekubitus 2. Identifikasi faktor yang
5. Monitor hasil pemeriksaan lemah, tekanan darah menurun, 5. Hindari pengukuran suhu rektal memperberat dan memperingan
laboratorium tugor kulit menurun, membran 6. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan nyeri
6. Berikan makanan tinggi serat mukosa kering,tekanan darah 7. Anjurkan meningkatkan volume cairan 3. Berikan teknik non farmakologi
untuk mencegah konstipasi menurun, hematokrit 8. Anjurkan meningkatkan asupan makanan untuk mengurangi nyeri
7. Berikan suplemen makanan meningkat, haus, lemah ) dan vitamin K 4. Berikan lingkungan yang
8. Anjurkan posisi duduk 2. Berikan asupan cairan oral 9. Kolaborasi pemberian obat pengontrol nyaman
9. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Hitung kebutuhan cairan perdarahan
5. Kolaborasi pemberian analgesik
4. Anjurkan memperbanyak 10. Kolaborasipemberian produk darah
asupan cairan oral
SDKI : Pola nafas tidak efektif D.0005 5. Anjurkan menghindari SDKI : Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif D.0015
SLKI : pola nafas L.01004 perubahan posisi secara SLKI: perfusi periferL.02011
1. Dispnea mendadak 1. Denyut nadi perifer
2. Penggunakan Otot Bantu Nafas 6. Kolabborasi pemberian cairan 2. Warna kulit pucat
3. Pemanjangan Fase Ekspirasi iv isoton (Nacl, RL) Hipotonis 3. Akral
4. Frekuensi Nafas (Glukosa 2,5%, NaCl 0.4%) 4. Tugor kulit
5. Kedalaman Nafas 7. Kolaborasi pemberian koloid 5. Tekanan darah sistolik
SIKI : Manajemen Jalan Nafas 1.01012 (albumin, plasmanate) 6. Tekanan darah diastolik
Tindakan : 8. Kolaboasi pemberian produk 7. Kelemahan otot
1. Monitor pola nafas darah SIKI : Pencegahan Syok 1.02068
2. Monitor bunyi nafas tambahan 1. Monitor status kardiopilmonal
3. Monitor sputum 2. Monitor status oksigen
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas 3. Monitor status cairan
5. Posisikan semifowler atau fowler 4. Pasang kateter urine
6. Berikan minuman hangat 5. Jiak perlu
7. Berikan terapi oksigen jikan perlu 6. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
8. Ajarkan teknik batuk efektif 7. Anjutkan memeperbanyak asupan cairan oral
Daftar Pustaka :

Nurarif amin H & Hardhi kusuma. 2015. Aplikasi keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan Nanda Nic
Noc.Mediaction : Jogjakarta.
PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI.2018.Standar intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI.2018.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
WOC HEMETAMESIS MELENA

Disusun Oleh :
SISKA NURAINI
NIM. 071202031

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Anda mungkin juga menyukai