Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan ketenagakerjaan salah

satunya kualitas tenaga kerja. Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di

dunia yang memiliki populasi sumber daya manusia terbesar dengan 262 juta jiwa

penduduk.1 Jumlah penduduk Indonesia yang besar tanpa didukung oleh tingkat

pertumbuhan ekonomi yang pesat, dengan kualitas keterampilan yang rendah.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah mengakibatkan rendahnya daya saing

dalam dunia kerja, sehingga dapat mengakibatkan adanya pengangguran.

Tingginya tingkat pengangguran ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja, mutu

tenaga kerja yang relative rendah, dan persebaran tenaga kerja yang tidak merata.

Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam rangka mensejahterakan

rakyatnya. Oleh sebab itu diperlukan keselarasan antara potensi kekayaan alam

dan kualitas sumber daya manusia, karena kedua hal tersebut merupakan faktor

yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, untuk

mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di

seluruh wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) yang

menyebutkan bahwa: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan


1
Bisakah RI Jadi Negara Besar? Ini Kata Sri Mulyani, Detik.com, Berita, 24 Agustus
2017, di akses dari http://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3612239/bisakah-ri-jadi-
negara-besar-ini-kata-sri-mulyani pada tanggal 25 Februari 2018 pukul 19:08 wib
2

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti bahwa semua warga negara

Indonesia mempunyai pekerjaan sesuai dengan kemampuannya sehingga

diharapkan dapat memperoleh penghasilan yang cukup untuk hidup layak.

Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan

dan mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja guna meningkatkan

kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja.

Menurut Hermes Saroha Butar-Butar:

Pengangguran adalah orang yang tidak mendapat kesempatan bekerja,


tetapi sedang mencari pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak mungkin memperoleh pekerjaan.
Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. 2

Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

bahwa pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,

meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,

sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan

jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Dalam rangka meningkatkan daya saing dan nilai tambah harus didukung

dengan tersedianya sumber daya manusia yang kompeten, mandiri, professional,

produktif dan mampu bersaing dipasar kerja global untuk memenuhi upaya

ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas maka upaya yang dilakukan

2
Hermes Saroha Butar Butar, “Strategi Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi masalah
pengangguran di Kota Pekanbaru”, Universitas Riau, Jurnal Fisip, Vol 2, No 2, 2015, Hal 3
3

dengan dibentuknya program pelatihan keterampilan bagi pencari kerja berbasis

kompetensi berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang

Sistem Pelatihan Kerja Nasional menjelaskan bahwa: lembaga pelatihan kerja

adalah instansi pemerintah badan hukum atau perorangan yang memenuhi

persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja. Kegiatan pelatihan kerja

dapat diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah, Lembaga

Pelatihan Kerja Swasta, atau Perusahaan. Dalam rangka pelaksanaan otonomi

daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2017 tentang

Pelatihan Dan Produktivitas Tenaga Kerja yang diatur dalam pasal 1 ayat (6)

menyebutkan bahwa Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk

memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,

peningkatkan produktivitas, pengembangan kewirausahaan, disiplin, sikap, dan

etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang

dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Sebagai bentuk upaya dari pemerintah dalam menanggulangi

pengangguran. Kemudian prinsip dasar pelatihan kerja diatur dalam pasal 3 ayat

(1) juga menyebutkan:

a. Berorientasi pada kebutuhan pasar kerja dan pengembangan sumber


daya manusia
b. Berbasis pada kompetensi kerja
c. Tanggung jawab bersama antara dunia usaha, pemerintah daerah, dan
masyarakat
d. Bagian dari pengembangan professional sepanjang hayat dan
e. Diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif
4

Penyelenggaraan pelatihan kerja dilakukan dengan tahapan yang diatur

dalam pasal 4 ayat (1) menyebutkan:

a. Analisis kebutuhan pelatihan kerja


b. Penyusunan program pelatihan kerja
c. Penyiapan instruktur dan tenaga pelatihan kerja
d. Penyiapan sarana dan prasarana pelatihan kerja

Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat

daerah Kota Jambi, melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan

Walikota Jambi Nomor 48 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi,

tugas pokok dan fungsi serta tata kerja pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah Kota Jambi.

Tabel 1.1 Data Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota Jambi

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jumlah penduduk


Tahun
(Orang) (Orang)
2016 27.366 583.487 penduduk

2017 32.384 591.134 penduduk

2018 38.277 598.103 penduduk

2019 41.428 602.154 penduduk


Sumber: BPS Kota Jambi pada 18 maret 2019

Dari data yang ditampilkan tabel diatas, terlihat bahwa pada tahun 2016

ke 2017 mengalami penurunan sejumlah 0.86% sedangkan tahun 2018 mengalami

kenaikan sejumlah 1.01%. Dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan sejumlah

0.54% dari tahun sebelumnya. Disimpulkan bahwa di setiap tahun jumlah

pengangguran di Kota Jambi mengalami kenaikan. Tingkat pengangguran terbuka

di Kota Jambi masih belum kondusif atau belum membaik sehingga belum
5

menunjukkan perkembangan yang signifikan dimana setiap tahunnya mengalami

peningkatan dan penurunan. Dapat dilihat bahwa angka pengangguran ini bersifat

fluktuatif tidak tetap setiap tahunnya hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan

jumlah penduduk Kota Jambi setiap tahunnya.

Meningkatnya pengangguran karena berbagai faktor diantaranya sebagian

besar pencari kerja tidak memiliki kemampuan, kurangnya keterampilan yang

dimiliki masyarakat ini akan berdampak pada peluang masyarakat untuk bekerja, faktor

lain yang menyebabkan jumlah pencari kerja itu terus meningkat karena

pendidikan sumber daya manusia masih rendah, kurangnya lapangan kerja

sehingga mengakibatkan terbatasnya kesempatan kerja dan kebanyakan para

pencari kerja yang masih memilih jenis pekerjaan.

Kepala BPS Provinsi Jambi mengatakan bahwa tingkat pengangguran

terbuka di perkotaan tercatat lebih tinggi 4,97 persen dibandingkan di pedesaan

sebesar 3,03 persen sehingga menyebabkan Kota Jambi menjadi paling tinggi

untuk tingkat pencari kerja dibanding dengan Kabupaten lainnya. 3

Oleh sebab itu pemerintah Kota Jambi melalui program pelatihan berbasis

kompetensi yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi berusaha

maksimal untuk menangani permasalahan pengangguran ini. Upaya maksimal

telah dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi agar para pencari kerja dapat

meningkatkan keterampilannya sehingga mampu bersaing di dunia kerja, atau

3
Berita Tribun, “ 67 Ribu Penduduk Jambi Pengangguran, didominasi lulusan diploma dan
smk” di akses dari http://metrojambi.com/read/2018/05/08/31892/67-ribu-penduduk-jambi-
pengangguran-didominasi-lulusan-diploma-dan-smk pada tanggal 14 Desember 2018, pukul 17:52
wib
6

pencari kerja dapat membuat lapangan kerja sendiri. Lapangan kerja membutuhkan

para pekerja yang memiliki keterampilan di bidangnya masing-masing. Hal ini mampu

memaksimalkan hasil dari pekerjaan tersebut.

Dengan bertambahnya kemampuan dan keterampilan peserta pelatihan,

tentu akan memberikan nilai tambah terhadap kualitas pada pencari kerja tersebut.

Pencari kerja akan memperoleh peluang lebih besar untuk dapat diterima di

lapangan kerja atau mampu membuka lapangan kerja sendiri. Berdasarkan

keadaan inilah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang:

“Efektivitas Pelatihan Berbasis Kompetensi Dalam Meningkatkan

Keterampilan Masyarakat Yang Diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kota

Jambi”.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas dari pelatihan berbasis kompetensi yang

diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi dalam meningkatkan

keterampilan masyarakat Kota Jambi?

2. Bagaimana dampak pelatihan berbasis kompetensi yang

diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja pada tingkat kesejahteraan

masyarakat Jambi ?
7

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui efektivitas dari pelatihan berbasis kompetensi yang

diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi dalam meningkatkan

keterampilan masyarakat Kota Jambi.

b. Untuk mengetahui dampak pelatihan berbasis kompetensi yang

diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja pada tingkat kesejahteraan

masyarakat Jambi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah, bagi

peneliti selanjutnya, khususnya bagi Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi.

2. Manfaat Praktis

Untuk mengasah kemampuan peneliti dalam merespon suatu masalah,

mengolah informasi kemudian menganalisa secara ilmiah. Serta dengan

adanya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Pemerintah Kota Jambi khususnya bagi Dinas Tenaga Kerja Kota

Jambi.
8

1.5. Landasan Teori

1.5.1. Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan kegunaan, hasil guna

atau menunjang tujuan.

Menurut Gibson, “Efektivitas adalah pencapaian tujuan dan sasaran

yang telah disepakati untuk mencapai tujuan usaha bersama. Tingkat tujuan

dan sasaran itu menunjukan tingkat efektivitas. Tercapainya tujuan dan

sasaran itu akan ditentukan oleh tingkat pengorbanan yang telah

dikeluarkan”.4 Menurut Sondang P. Siagian memberikan definisi efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.5 Efektivitas

menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah

ditetapkan. Jika hasil kagiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin

tinggi efektivitasnya.

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan

antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah

diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang

4
Diptha Karisma, “Efektivitas Organisasi Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Tanda
Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Semarang”, Skripsi
Fisip, Universitas Diponegoro, hal 6
5
Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, hal 151
9

dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau

sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Adapun indikator atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif

atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh Sondang P.Siagian, yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan startegi yang telah ditetapkan artinya

kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang

apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan

bekerja.
10

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan

prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.

g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat

sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut

terdapatnya system pengawasan dan pengendalian. 6

1.5.2. Pelatihan Berbasis Kompetensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelatihan berasal dari

kata dasar Latih yang berarti belajar dan membiasakan diri agar mampu

(dapat) melakukan sesuatu. 7 Sedangkan menurut Dessler, pengertian

pelatihan adalah memberikan karyawan baru atau lama suatu keterampilan

yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. 8

Cara agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus

mencakup suatu pembelajaran atas pengalaman-pengalaman, pelatihan

harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang di

dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.

Jadi definisi pelatihan dari beberapa para ahli dapat disimpulkan

setiap upaya yang terencana untuk meningkatkan kinerja yang dipekerjakan


6
Ibid
7
http://kbbi.web.id/latih, diakses pada tanggal 25 Oktober 2019
8
Dessler Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta, hal 82
11

pada pekerjaan yang saat ini dipegang atau yang terkait dengannya. Hasil

dari pelatihan adalah perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap,

atau perilaku tertentu. Dalam hal ini, perubahan pengetahuan yang

dimaksud adalah peserta pelatihan awalnya yang tidak mengerti suatu hal

menjadi mengerti. Dari yang tidak mengetahui ilmu tentang administrasi

perkantoran menjadi mengerti dan faham, serta dapat mengimplementasikan

ilmu yang didapat baik dalam teori maupun praktik pada dunia kerja.

Kemudian, untuk perubahan keterampilan dan keahlian adalah

peserta yang awalnya hanya memiliki keterampilan yang terbatas, menjadi

bisa bahkan ahli dalam keterampilan yang telah diajarkan atau diberikan.

Dan yang terakhir adalah perubahan perilaku yang biasanya memiliki etika

dalam bekerja kurang baik, bahkan mengetahui etika dalam bekerja menjadi

faham dan mengerti. Dari beberapa hal diatas, agar pelatihan yang diberikan

efektif harus melibatkan pengalaman belajar, kegiatan-kegiatan organisasi

yang direncanakan, dan dirancang untuk menanggapi kebutuhan yang

teridentifikasi dan yang dibutuhkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi pasal 1 menjelaskan

Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan,dan sikap kerja yang sesuai dengan

standar yang ditetapkan.


12

Pelatihan Berbasis Kompetensi yang selanjutnya disingkat PBK

adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan

kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan

standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. Dalam Pasal 5 ayat

(1) dijelaskan bahwa PBK di setiap lembaga pelatihan diselenggarakan

melalui tahapan: 1. Persiapan, 2. Pelaksanaan, dan 3. Evaluasi.

1.5.3. Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan

secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas

psikomotor. Keterampilan juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang

memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. 9

Menurut Dunnette, pengertian keterampilan adalah kapasitas yang

dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan

pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat. Selain

training yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan

juga membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan

pekerjaan secara mudah dan tepat. 10

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa

keterampilan (skill) berarti suatu kemampuan karyawan yang berhubungan

dengan penggunaan peralatan untuk memudahkan dalam bekerja. Peralatan

tersebut meliputi mesin fotokopi, komputer, dan internet. Guna

9
Goldon, Metode Research, Gramedia Press, Jakarta, 2010, hal. 255
10
Neni Marlina, “Pengaruh Keterampilan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Sumsel
Syariah Palembang”, Skripsi Fakultas Ekonomi Bisnis, UIN Raden Fatah Palembang, 2018, hal. 6
13

meningkatkan keterampilan kerja, disamping dilakukan melalui pendidikan

formal, dapat juga dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

1.6. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, terlihat bahwa masalah sosial

terkait ketenagakerjaan dalam hal ini calon tenaga kerja atau para pencari

kerja yang terus meningkat setiap tahun nya tidak sesuai dengan kesempatan

kerja yang ada, tidak dapat dipungkiri meningkatnya angka pengangguran

seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kota Jambi. Para calon tenaga

kerja diharapkan memiliki keahlian keterampilan yang dapat bersaing

dengan calon tenaga kerja dari luar kota maupun mancanegara. Maka calon
14

tenaga kerja perlu untuk mengikuti suatu pelatihan keterampilan berbasis

kompetensi pada Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi. Adapun teori yang

digunakan untuk menggambarkan alur teori yang mengarah pada

pemecahan masalah maka dari itu keterampilan yang perlu ditingkatkan

melalui pelatihan kerja menurut teori Sondang P.Siagian meliputi: kejelasan

tujuan yang hendak dicapai, tersedianya sarana dan prasarana kerja,

pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan kerja, instruktur yang kompeten,

serta pengawasan yang bersifat mendidik. Tingkat efektivitas juga dapat

diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan

hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan

dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak

tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Jenis Penelitian

Memilih metode yang tepat dalam penelitian maka tergantung dari

maksud dan tujuan suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian

yang dilakukan terhadap variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu

variabel yang lainnya. Maka jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yang

mencoba menggambarkan secara mendalam suatu obyek penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan

kualitatif. Prosedur penelitian ini diarahkan pada situasi dan individu secara
15

utuh sebagai obyek penelitian sebagaimana dinyatakan Moleong, bahwa

pendekatan kualitatif diarahkan pada situasi dan individu tersebut secara

holistic (utuh) dalam hal peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai suatu keutuhan.11

Sesuai dengan yang dikemukakan Bogdan dan Taylor dalam

Moleong mendifinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, 12

Krik dan Miller dalam mendifinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

dari pengamatan pada dan perilaku yang diamati manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya. 13 Sehingga dalam penelitian

ini, penulis berupa menggambarkan dan ingin mengetahui peningkatan

kompetensi calon tenaga kerja melalui pelatihan kerja.

1.7.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti dapat menangkap keadaan

yang sebenarnya dari objek yang akan diteliti. Adapun lokasi penelitian

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

berada di lokasi Kel. Pal lima Kec. Kota Baru, LKP Via Komputer berlokasi

di Sungai Asam Kec. Pasar, Usi Modist berlokasi di Rawasari Kec. Kota

11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2014, hal 186
12
Ibid
13
Ibid, hal 188
16

Baru , dan Janur Jaya Decoration berlokasi di Mayang Mangurai Kec. Alam

Barajo. Alasan pertimbangan penetapan lokasi penelitian ini dikarenakan

data dari program kegiatan pelatihan tenaga kerja didokumentasi oleh pihak

Dinas Tenaga Kerja, sesuai dengan rencana program dinas tersebut. Dan

data pendukung perlu diambil dari LKP Via Komputer, Usi Modist, dan

Janur Jaya Decoration sebagai cabang lokasi pelatihan yang diselenggarakan

oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.

1.7.3. Fokus Penelitian

Menurut Moleong pembatasan masalah merupakan tahap yang

sangat menentukan dalam penelitian kualitatif. Maka fokus penelitian dalam

penelitian kualitatif merupakan batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti

dalam melaksanakan penelitian. 14 Berdasarkan hal tersebut bahwa fokus

pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman

peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan

ilmiah ataupun kepustakaan lainya. Fokus dalam penelitian kualitatif

berkaitan erat dengan rumusan masalah, dimana masalah penelitian dijadikan

acuan dalam menentukan fokus penelitian.

Dalam hal ini fokus penelitian bisa berkembang atau berubah

sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan. Fokus

penelitian digunakan untuk membatasi studi dalam penelitian serta

mengungkapkan data yang dikumpulkan. Agar penelitian ini lebih

mendalam, maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah metode

14
Lexy Moleong, Op.cit, hal 190
17

pelatihan, kendala, serta upaya pemerintah, terkait dengan program pelatihan

tenaga kerja oleh dinas tenaga kerja kota Jambi dalam meningkatkan

keterampilan masyarakat.

1.7.4. Sumber Data

Menurut Gabriel Amin Silalahi sumber data pada penelitian ini

merupakan subyek penelitian adalah informan yang dapat menjelaskan yang

diperlukan dalam penelitian. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari

sumber data primer dan sumber data sekunder. 15

a. Data Primer adalah “data yang diperoleh langsung dari objek yang

akan diteliti seperti responden.” 16 Pengumpulan data primer dilakukan

dengan menggunakan instrument penelitian yaitu wawancara langsung,

observasi dan survey lapangan.

b. Data Sekunder merupakan “data yang mendukung sumber data primer

berupa data yang diperoleh dari buku-buku, lembaga atau instansi

tertentu, peraturan-peraturan dan lain-lain yang berhubungan dengan

penelitian.17

1.7.5. Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan ialah metode yang digunakan oleh

peneliti kualitatif untuk menentukan siapa yang akan menjadi sumber data

(informan). Penelitian kualitatif tidak menggunakan sampel oleh karena itu

15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT.
Rineka Cipta, 2014, hal, 172.
16
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta, Kencana Prenamedia
Grup, 2013, hal 55-56.
17
Ibid, hal 56.
18

informan yang digunakan berdasarkan pada keterlibatan seorang informan

terhadap objek penelitian yang akan diteliti. 18

Informan yang baik adalah seorang yang mampu menangkap,

memahami, dan memenuhi permintaan peneliti, memiliki kemampuan

reflektif, bersifat artikulatif, meluangkan waktu untuk wawancara dan

bersemangat untuk berperan serta dalam penelitian. 19 Informan adalah objek

penting dalam sebuah penelitian, orang-orang dalam latar penelitian yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Peneliti dalam menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.

Maka penulis menetapkan beberapa orang untuk dijadikan informan, yaitu:

Tabel 1.2 Daftar Informan

No Nama Informan Keterangan


Kepala Bidang Penempatan dan
1 Umar Dani N, SE
Produktivitas Tenaga Kerja
Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas
2 Penitawati, SE
Kerja
3 Suwarto, S.Kom, M.Si. Instruktur LPK VIA Komputer
4 Nur Hasanah Instruktur LPK Janur Jaya Decation
5 Susi Marlina Instruktur LPK Usi Modist
6 Eko Saputro Peserta Pelatihan Desain Grafis
7 Rinda Safitri Peserta Pelatihan Menjahit
8 Doni Saputra Peserta Pelatihan Service Ac
9 Agung Maulana Peserta Pelatihan Service Hp
10 Wulan Rahayu Peserta Pelatihan Tata Rias Kecantikan

18
Buku Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jambi, 2017. hal 24.
19
Ibid
19

1.7.6. Teknik Pengumpulan Data

Yaitu merupakan salah satu bentuk penelitian dengan melakukan

pengamatan langsung kelapangan yang menjadi objek penelitian. Adapun

tekhnik yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

a. Interview / wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yakni pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara yang memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang

diajukan” 20. Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara dengan

kepala bagian atau staf di bagian Produktivitas dan Pelatihan Tenaga Kerja di

Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi dan melakukan wawancara dengan Peserta

Pelatihan Tenaga Kerja dan Lembaga Pelatihan Keterampilan yang

bekerjasama dengan dinas terkait.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. 21

Peneliti akan melakukan pengambilan data dengan mencari dan menyalin

data mengenai objek yang dijadikan penelitian dari literature dan sumber-

sumber data sekunder yang lain.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena

yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat

20
Ibid, hal.186
21
Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, Cet. XII, Bandung, Alfabeta, 2016, hal.82.
20

atau partisipatif yaitu dengan melibatkan peneliti dalam kegiatan yang

menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan

atau aktivitas yang bersangkutan dan tidak menutupi diri sebagai peneliti. 22

1.7.7. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data adalah suatu metode atau cara untuk

mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut

menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan

solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah tentang sebuah

penelitian. Model analisis interaktif Miles dan Huberman yaitu analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.

Pengumpulan data

Penyajian data
Reduksi data

Kesimpulan-kesimpulan
penarikan atau verifikasi

Tahap yang dilakukan pada analisis kualitatif dalam penelitian ini adalah :

22
Ibid, hal.101
21

1. Mengumpulkan data dan informasi baik melalui observasi maupun

wawancara dengan sejumlah informan sesuai dengan topik pertanyaan

yang sudah dirancang untuk masing-masing responden yaitu seputar

pelaksanaan pelatihan dan keberlanjutan setelah mengikuti pelatihan.

2. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian , direduksi kemudian dirangkum

dan dipilah-pilah kemudian disederhanakan, sedangkan data yang tidak

perlu disortir agar lebih memudahkan dalam menarik kesimpulan

sementara dan lebih fokus pada hal yang dianggap penting sesuai tujuan.

3. Langkah selanjutnya adalah peyajian data (display data) agar

mempermudah peneliti dalam memperoleh gambaran secara keseluruhan

atau bagian tertentu dari data penelitian untuk lebih mmahami apa yang

terjadi.

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data dilakukan secara terus menerus

sepanjang proses penelitian dilakukan yang kemudian disimpulkan.

1.7.8. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelitian dan penyusunan proposal skripsi

ini, maka penulis mengelompokkan atau membuat sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I, Pendahuluan: Yang memuat Latar Belakang

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat

Penelitian, Landasan Teori, Kerangka Konseptual, Kerangka

Berpikir, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan


22

BAB II, Deskripsi Wilayah: Deskripsi atau Gambaran

Umum Objek Penelitian yaitu Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

BAB III, Pembahasan: Merupakan bab yang membahas

tentang Efektivitas Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam

meningkatkan keterampilan masyarakat

BAB IV, Penutup: Merupakan bab yang berisikan kesimpulan

dan saran-saran yang didasarkan pada bab-bab sebelumnya.


23

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH DAN GAMBARAN UMUM PELAKSANA

PELATIHAN KETERAMPILAN PENCARI KERJA DINAS TENAGA

KERJA KOTA JAMBI

2.1. Deskripsi Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

2.1.1. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

Dinas Tenaga Kerja merupakan salah satu satuan kinerja perangkat

daerah (SKPD) yang berada dalam lingkup pemerintahan Kota Jambi. Salah

satu tujuan pembangunan Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM adalah untuk

penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pembangunan Koperasi dan UKM

diharapkan mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan

kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian Kota Jambi

menuju : “Pusat Perdagangan dan Jasa”.23

Dinas Tenaga kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Jambi, dan melaksanakan

tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Walikota Jambi Nomor 48 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta

Tata Kerja pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kota Jambi.

Tugas pokok dinas tenaga kerja dalam melaksanakan urusan

pemerintahan dalam bidang pelatihan dan produktivitas tenaga kerja adalah

23
Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.
24

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, membina, mengkoordinasikan

pelaksanaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, program

pengembangan produktivitas pengusaha kecil dan menengah, melaksanakan

pelatihan instruktur dan tenaga pelatih serta lembaga pelatihan, melaksanakan

inventarisasi data instruktur, tenaga pelatihan, kelembagaan pelatihan,

kualifikasi lulusan lembaga pelatihan, melaksanakan pembinaan dan

pengembangan program pemagangan di lembaga latihan dan perusahaan,

memberikan pertimbangan teknis pendirian lembaga pelatihan serta

monitoring dan evaluasi penerapan program pengembangan pelatihan dan

produktivitas tenaga kerja.24

24
Ibid
25

2.1.2. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi


26

Dari Struktur Organisasi diatas dapat dijelaskan yang melaksanakan

perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan Bidang Penempatan

dan Produktivitas Tenaga Kerja oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.

Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan berbasis kompetensi Kepala Dinas

dibantu oleh Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Seksi

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja bertugas menyiapkan bahan

perumusan kebijakan, membina, mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan

dan produktivitas tenaga kerja, program pengembangan produktivitas

pengusaha kecil dan menengah, melaksanakan pelatihan instruktur dan

tenaga pelatih serta lembaga pelatihan, melaksanakan inventarisasi data

instruktur, tenaga pelatihan, kelembagaan pelatihan, kualifikasi lulusan

lembaga pelatihan, melaksanakan pembinaan dan pengembangan program

pemagangan di lembaga latihan dan perusahaan, memberikan pertimbangan

teknis pendirian lembaga pelatihan serta monitoring dan evaluasi penerapan

program pengembangan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja.

2.1.3. Visi Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

a. Visi

Visi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kota Jambi adalah

“Terwujudnya Peningkatan Pelayanan Tenaga Kerja, Koperasi

dan UKM yang berkualitas”.

b. Misi

1. Meningkatkan penyebarluasan sistem informasi pasar kerja

dalam rangka menekan pertambahan tingkat pengangguran.


27

2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

berbasis kompetensi, kewirausahaan dan kemasyarakatan

yang berdaya saing.

3. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

4. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi.

5. Mewujudkan pengawasan terhadap koperasi yang efektif

dan efisien.

6. Mewujudkan usaha mikro kecil dan menengah yang

berkualitas.

2.2. Gambaran Umum Pelatihan Berbasis Kompetensi

2.2.1. Tujuan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan

dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan

atau pekerjaan. Pelatihan Berbasis Kompetensi yang selanjutnya

disingkat PBK adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada

penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

persyaratan di tempat kerja.


28

Prinsip dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi :

a. Dilaksanakan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pelatihan

dan/atau standar kompetensi;

b. Adanya pengakuan terhadap kompetensi yang telah dimiliki;

c. Berpusat kepada peserta pelatihan dan bersifat individual;

d. Multi-entry/multi-exit, yang memungkinkan peserta untuk

memulai dan mengakhiri program pelatihan pada waktu dan

tingkat yang berbeda, sesuai dengan kemampuan masing-masing

peserta pelatihan;

e. Setiap peserta pelatihan dinilai berdasarkan pencapaian

kompetensi sesuai dengan standar kompetensi, dan

f. Dilaksanakan oleh lembaga pelatihan yang teregistrasi atau

terakreditasi nasional.

Pelatihan Berbasis Kompetensi dilaksanakan untuk menambah

keterampilan bagi para pencari kerja. Dengan adanya pelatihan ini,

dapat menekan angka pengangguran yang ada sehingga tingkat

kesejahteraan masyarakat menjadi semakin meningkat. Kurangnya

keterampilan masyarakat menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi pada tingkat pengangguran masyarakat. Pemerintah

menjalankan pelatihan ini untuk membantu masyarakat sehingga

memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang-bidang tertentu.


29

Tabel 2.1 Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar menurut

Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2019

Yang Terdaftar
Tingkat Pendidikan Jumlah
Laki - Laki Perempuan

SD/ Tidak tamat


5 3 8
sekolah
SLTP 26 17 53
SLTA 1966 1115 3081
Diploma I/ D I - - -
Diploma II/ D II - - -
Sarmud/ D III 96 124 220
Sarjana 611 650 1261
Jumlah 2704 1919 4623
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

Tabel 2.2 Alamat Lembaga Pelatihan


No Instruktur Lembaga Pelatihan Alamat
Jl. TP. Sriwijaya Rt. 10 No.
1 Susi Marlina LPK USI MODIST 15 Kel. Rawasari Kec. Kota
Baru Kota Jambi
Jl. Halim Perdana Kusuma
LPK VIA No. 19 Kel.Sungai Asam
2 Suwarto
KOMPUTER Kec. Pasar Kota Jambi
(Dekat Terminal Rawasari)
Jl. Multatuli Rt. 02 Kel.
Mayang Mangurai Kec.
LPK Janur Jaya
3 Nur Hasanah Alam Barajo (Samping
Decoration
Perum Argentina Residence
sebelah toko Sherly)
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi
30

Berdasarkan tabel 2.2 dapat dilihat bahwa jumlah pencari kerja terbanyak

yaitu lulusan SMA Sederajat dan diikuti lulusan Sarjana yang cukup tinggi

jumlahnya, yang mana kita ketahui bahwa lulusan SMA tidak memiliki keahlian

khusus dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi. Sedangkan perusahaan

membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

Oleh karena itu, penyiapan tenaga kerja terampil dan ahli melalui

pendidikan dan pelatihan kerja yang tepat dan terarah sangat diperlukan.

Pendidikan dan pelatihan kerja merupakan sarana penting dalam pengembangan

sumber daya tenaga kerja. Pengembangan tenaga kerja ini dimaksudkan agar

tenaga kerja menjadi tenaga kerja yang siap pakai karena memiliki keahlian.

Dengan adanya pelatihan bahkan para pencari kerja dapat membuka usaha sendiri

tidak hanya bekerja di perusahaan.

2.2.2. Kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi

a. Persiapan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Tahap persiapan Pelatihan Berbasis Kompetensi terdiri atas :

1. Identifikasi kebutuhan pelatihan,

2. Menyusun program pelatihan,

3. Melaksanakan rekruitmen dan seleksi,

4. Menyusun rencana pelatihan,

5. Menyiapkan sumber daya manusia,

6. Menyiapkan fasilitas pelatihan,


31

7. Menyusun jadwal pelatihan, dan

8. Menyiapkan administrasi pelatihan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi dilakukan dengan

metode pendekatan Pelatihan di Lembaga Pelatihan atau off the

job training. Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi

mengacu pada jenjang kualifikasi, klaster kompetensi, dan/atau

untuk kompetensi. Pelaksanaan pelatihan terdiri atas pelatihan di

lembaga pelatihan, penilaian/asesmen di lembaga pelatihan, dan

penerbitan sertifikasi pelatihan dan/atau sertifikat kompetensi.

c. Evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan berupa monitoring kegiatan, dan

pelaporan. Hasil dari kegiatan monitoring akan dilaporkan dan

akan dibuat pelaporan yang nantinya akan digunakan untuk

perencanaan kegiatan pelatihan berikutnya.


32

BAB III

EFEKTIVITAS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MASYARAKAT YANG

DISELENGGARAKAN DINAS TENAGA KERJA KOTA JAMBI

3.1. Efektivitas Pelatihan Berbasis Kompetensi yang Diselenggarakan

Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi dalam Meningkatkan Keterampilan

Masyarakat.

Pengangguran merupakan seseorang dalam rentan usia produktif yaitu 15-

65 tahun yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan permasalahan nasional

yang saat ini masih dihadapi oleh pemerintah. Hal ini disebabkan oleh berbagai

faktor. Kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya keahlian dan keterampilan

masyarakat sehingga tidak diterima di tempat kerja tertentu menjadi beberapa

alasan banyaknya pengangguran di Indonesia, khususnya di Jambi. Oleh karena

itu pelatihan ini diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dikhususkan untuk

masyarakat yang termasuk sebagai pencari kerja.

Pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu program pemerintah

dalam rangka untuk mengatasi masalah pengangguran. Pelatihan Berbasis

Kompetensi yang selanjutnya disingkat PBK adalah pelatihan kerja yang

menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di

tempat kerja. Dalam Pasal 5 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah Tenaga Kerja dan

Transmisi No. 8 tahun 2014 dijelaskan bahwa PBK di setiap lembaga pelatihan

diselenggarakan melalui tahapan: 1. Persiapan, 2. Pelaksanaan, dan 3.


33

Evaluasi.Pelatihan kerja yang dilaksanakan di wilayah Kota Jambi ini merupakan

implementasi program dari Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi yang bekerjasama

dengan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) sebagai instruktur dan tempat

dilaksanakannya pelatihan. Pelatihan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang

ingin meningkatkan serta mengembangkan keterampilan yang dimiliki sehingga

dapat bersaing dalam pasar kerja yang tersedia baik lokal, regional maupun

internasional serta dapat menciptakan lapangan kerja sendiri (usaha mandiri).

Bapak Umar Dani selaku Kepala Bidang Penempatan dan Produktivitas

Tenaga Kerja menyatakan bahwa:

Pelatihan berbasis kompetensi ini merupakan salah satu program


pemerintah untuk meningkatkan skill pesertanya. Untuk para pencari kerja
yang kemampuan dan keterampilannya belum ada atau belum memadai,
bisa ikut pelatihan ini. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan pelatihan
ini, mereka bisa mendapat pekerjaan atau bisa membuka usaha kecil
sendiri.25

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Umar Dani selaku Kepala Bidang

Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja, ditemukan bahwa banyak dari calon

peserta pelatihan tidak memiliki kemampuan dasar. Dan banyak dari seluruh

peserta pelatihan pada tahun 2019 yang berjumlah 90 peserta pelatihan

menyebutkan bahwa tidak memiliki pekerjaan karena kurangnya keterampilan

sehingga tidak di terima di lapangan kerja.

Menurut Ibu Susi Marlina sebagai instruktur pelatihan kejuruan

menjahit: 26

Pelatihan keterampilan menjahit ini dilaksanakan supaya masyarakat yang


tadinya tidak tahu cara membuat pola, menjahit dan membuat pakaian

25
Wawancara, Bapak Umar Dani Kabid Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja,
Tanggal 23 Oktober 2019
26
Wawancara, Ibu Susi Marlina, Instruktur menjahit, tanggal 25 Oktober 2019
34

menjadi bisa menjahit dan nantinya dapat membuka usaha mandiri


ataupun menjadi karyawan di perusahaan swasta.

Ibu Penitawati selaku Kepala seksi pelatihan dan Produktivitas Kerja

menyatakan bahwa: 27

Pelatihan ini untuk yang mencari kerja. Jadi pelatihan ini kita persiapkan
terlebih dahulu, tidak bisa mendadak kita adakan. Kita mulai dari
persiapan, baru setelah selesai persiapan, pelatihan diadakan. Setelah
pelatihan selesai, kita adakan evaluasi. Jadi evaluasi ini yang jadi masukan
ke kita untuk bagaimana pelatihan berikutnya.

Tabel 3.1 Data Pengangguran Terbuka, Pendaftaran Peserta Pelatihan dan

Peserta Lulus Pelatihan

Tahun
No Indikator
2016 2017 2018 2019

1 Pengangguran 27.366 32.384 38.277 41.428

Peserta Mendaftar
2 251 359 473 515
Pelatihan
Peserta Lulus
3 120 80 100 90
Pelatihan
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

Dari data yang ditampilkan tabel diatas, terlihat bahwa pada tahun 2016

ke 2017 mengalami penurunan sejumlah 0.86% sedangkan tahun 2018 mengalami

kenaikan sejumlah 1.01%. Dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan sejumlah

0.54% dari tahun sebelumnya. Sementara itu dengan meningkatnya angka

pengangguran setiap tahun nya masyarakat yang mencari kerja juga ikut

meningkat terlihat dari data diatas peserta pendaftaran pelatihan pada tahun 2016

sebanyak 251 peserta yang mendaftar lalu tahun 2017 meningkat 359 peserta,

27
Wawancara, Bapak Umar Dani Kabid Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja,
Tanggal 23 Oktober 2019
35

kemudian meningkat lagi tahun 2018 ada 473 dan tahun 2019 sebanyak 623

peserta yang mendaftar mengikuti pelatihan.

Berdasarkan hal tersebut, maka timbul permasalahan baru yaitu

meningkatnya minat masyarakat yang mendaftar pelatihan belum sesuai dengan

kapasitas yang disediakan pihak Dinas Tenaga Kerja, banyaknya pencari kerja

yang ingin mendaftar pelatihan tentu membuktikan bahwa program pelatihan ini

sangat bermanfaat dan sangat membantu bagi masyarakat, terlepas dari kendala-

kendala tertentu seperti kurangnya kapasitas untuk pelatihan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No 18 Tahun 2014 pasal 6 ayat (2) yaitu tahap persiapan pelatihan

berbasis kompetensi terdiri atas :

1. Identifikasi kebutuhan pelatihan,

2. Menyusun program pelatihan,

3. Melaksanakan rekruitmen dan seleksi,

4. Menyusun rencana pelatihan,

5. Menyiapkan sumber daya manusia,

6. Menyiapkan fasilitas pelatihan,

7. Menyusun jadwal pelatihan, dan

8. Menyiapkan administrasi pelatihan.

Persiapan yang dilakukan untuk pelatihan ini tentu dari perencanaan, waktu

tempat pelaksanaan, target pelatihan, anggaran serta sarana prasarana yang

mendukung. Dari pihak instruktur tentu menyiapkan materi dan persiapan untuk

praktiknya.
36

Dari persiapan diatas Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi melaksanakan

kegiatan pelatihan berbasis kompetensi secara rutin setiap tahunnya. Berikut ini

adalah data pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang dilakukan.

Tabel 3.2 Data Pelamar dan Peserta Pelatihan Jurusan Keterampilan


Pencari Kerja Tahun 2016-2019
Tahun
N
Jurusan 2016 2017 2018 2019
o
Pelamar Diterima Pelamar Diterima Pelamar Diterima Pelamar Diterima
Tata Rias
1 89 40 99 20 108 20 162 20
Kecantikan

2 Menjahit 87 40 95 20 110 20 130 20

Desain
3 - - - - 75 20 83 20
Grafis
4 Service Ac - - - - - - 70 15
5 Service Hp - - - - - - 70 15
Operator
6 - - - - 88 20 - -
Kasir
7 Perhotelan - - 80 20 92 20 - -

8 Wirausaha 75 40 85 20 - - - -

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

Berdasarkan data diatas dapat terlihat bahwa fakta di lapangan

menunjukkan setiap tahun jumlah pencari kerja yang semakin meningkat

sedangkan kapasitas pelatihan tidak ditambah hal ini menjadi pekerjaan rumah

bagi pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran demi menciptakan

lapangan kerja maka pemerintah membuat program pelatihan tersebut. Pada tabel

dapat diketahui bahwa dari delapan pelatihan yaitu menjahit, tata rias kecantikan,

perhotelan, desain grafis, service hp, service ac dan wirausaha serta operator kasir,

pelatihan menjahit paling banyak diminati oleh masyarakat sedangkan sevice ac

hp,ac dan operator paling sedikit karna tidak diteruskan ditahun kedepan nya.

Jumlah peserta yang mendaftar pada dinas tenaga kerja setiap tahun nya

meningkat pada tahun 2019 sebanyak 623 orang.


37

Ibu Penitawati selaku Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja

menyampaikan bahwa: setiap tahun pembukaan pelatihan ini banyak diminati tapi

kita terbatas untuk kuota yang bisa ikut pelatihan jadi hanya 20 peserta sedangkan

yang mendaftar per jenis pelatihan itu bisa sampai 100 orang lebih. 28

Dalam pelatihan ini ada beberapa jenis pelatihan. Pelaksanaan pelatihan

tidak sama untuk setiap tahunnya. Namun ada pelatihan yang rutin dilaksanakan

setiap tahunnya, yaitu pelatihan untuk bidang menjahit dan tata rias kecantikan.

Hal ini disebabkan karena banyaknya peminat dari pelatihan di bidang ini.

Masyarakat juga banyak yang berminat untuk bekerja di bidang tersebut.

Lembaga pelatihan kerja juga menyediakan fasilitas untuk pelatihan,

menyesuaikan materi dengan variasi baru menyesuaikan perkembangan di dunia

kerja.

Ibu Susi Marlina intruktur menjahit mengatakan bahwa: 29

Selama proses pelaksanaan pelatihan materi yang diberikan 20% teori dan
selebihnya praktek secara langsung, terbatasnya alat mesin jahit sehingga
proses pelaksanaan peserta memakai mesin secara bergantian. Setelah
praktek menggunakan mesin jahit para peserta praktek tugas membuat
pola dengan disediakan bahan baju dan para peserta membuat hasil karya
sendiri sekaligus menjadi penilaian selama proses pelatihan.

Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja mengatakan

bahwa:30

Banyaknya peminat yang mendaftar untuk ikut pelatihan tidak seimbang


dengan peserta pelatihan yang terpilih. Rata-rata yang mendaftar lebih dari
50 sampai 70 orang, sedangkan yang diterima hanya 20 orang dan setiap
tahun berbeda-beda jenis pelatihan. Dinas Tenaga Kerja bekerjasama

28
Wawancara Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Tanggal 23 Oktober
2019
29
Wawancara, Ibu Susi Marlina Instruktur Menjahit, Tanggal 25 Oktober 2019
30
Wawancara, Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Tanggal 23 Oktober
2019
38

dengan Instruktur Pelatihan Tenaga Kerja yang mempunyai Lembaga


Pelatihan Keterampilan (LPK) yang memadai, Kota Jambi tidak memiliki
Balai Latihan Kerja yang ada hanya mengadakan pelaksanaan program
pelatihan bagi pencari kerja dengan bekerjasama pihak instruktur pelatihan
tenaga kerja yang sekaligus mempunyai lembaga pelatihan keterampilan.

Bapak Umar Dani Kabid Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja

mengatakan: 31 “Pelatihan ini peminat nya banyak tapi kami terbatas di anggaran

sehingga tidak bisa menerima peserta lebih banyak padahal peminatnya banyak

namun anggaran nya kurang”. Karena banyaknya peminat, namun kuota untuk

mengikuti pelatihan terbatas, maka Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi dalam

melaksanakan rekruitmen dan seleksi peserta pelatihan keterampilan berbasis

kompetensi membuat kriteria tertentu sebagai syarat mengikuti pelatihan ini.

Pelaksanaan pelatihan dimulai dari rekruitmen dan seleksi peserta

pelatihan. Calon peserta yang ingin mendaftar harus melengkapi persyaratan-

persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.

Persyaratan pendaftaran ini berlaku untuk semua pendaftar. Syarat-syarat

tersebut meliputi:

a. Usia Pencari Kerja minimal 17 dan maksimal 35 Tahun

b. Menyerahkan Pas Foto ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar

c. Menyerahkan fotocopy ijazah terakhir yang telah dilegalisir 1 lembar

d. Menyerahkan fotocopy KTP 1 lembar

e. Menyerahkan fotocopy kartu pencari kerja AK.1

31
Wawancara, Bapak Umar Dani Kabid Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja,
Tanggal 23 Oktober 2019
39

Menurut Maryani peserta pelatihan dari jurusan design grafis: “Syaratnya

memiliki KTP nya Kota Jambi, membuat kartu pencari kerja, ijazah, photo sudah

punya semua. Prosedur nya juga cepat untuk dapat kartu pencari kerja.” 32

Menurut Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja

menjelaskan: 33

Seleksi peserta pelatihan ini berjalan dengan baik, seleksi peserta


dilakukan secara selektif tapi tidak harus disesuaikan dengan latar
belakang pendidikan. Yang dipentingkan itu minat dan kemauan dari
pesertanya, setelah kita seleksi bahan yang memenuhi kriteria kita ambil
terus yang lulus tadi kita adakan ujian tertulis dan wawancara sesuai jenis
pelatihan yang dipilih lalu dilihat minat dan bakat nya dari hasil itu baru
kita rekrut yang bisa ikut pelatihan selama 15 hari pelatihan, dan diberikan
baju kaos pelatihan sesuai kejuruan, alat tulis, bahan praktek, uang
transport dan sertifikat tanda kelulusan nantinya setelah proses kegiatan
selesai.

Pada tahap persiapan pelatihan Disnaker perlu menyusun rencana

pelatihan, salah satunya yaitu waktu pelaksanaan pelatihan merupakan hal yang

penting untuk direncanakan. Waktu yang efektif sangat diperlukan dalam rangka

mencapai tujuan dan hasil yang maksimal.

Hal ini disampaikan Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja

mengatakan: 34

Sebetulnya waktu pelaksanaan pelatihan yang diberikan kalau hanya 120


jam pelajaran, dengan waktu 15 hari itu cukup sesuai pelatihan dasar.
Tidak tahu nanti apa mau dievaluasi apa tidak yah, sebetulnya bisa saja
diperpanjang, namun kami terbatas di anggaran nya.

Hal ini berbeda dengan yang disampaikan peserta pelatihan menjahit

Rinda Safitri, mengatakan: 35

32
Wawancara, Maryani peserta pelatihan desain grafis, Tanggal 1 November 2019
33
Wawancara, Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Tanggal 23 Oktober
2019
34
Wawancara Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Tanggal 23 Oktober
2019
40

Sangat kurang waktu pelatihannya 15 hari untuk menguasai teknik


menjahit ini kurang maksimal selama pelatihan diajarkan membuat pola
sampai menjadi pakaian. Tentu saja setelah kita bisa menjahit, kita akan
semangat ingin mencoba yang lebih lagi. Belajar pola yang lebih rumit
lagi. Belajar teknik menjahit lainnya. Tapi karena keterbatasan waktu kita
di pelatihan ini, jadinya kita cukup belajar dasarnya saja. Untuk yang lebih
lagi, kita bisa otodidak atau belajar di tempat kerja kita nanti.

Pelatihan berbasis kompetensi ini dibiayai melalui anggaran dari

pemerintah yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Oleh karena itu peserta pelatihan tidak dipungut biaya apapun untuk

pelatihan ini.

Tabel 3.3 Pelaksanaan Anggaran Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.


Anggaran Tahu 2019
Nama Jumlah
No Anggaran Hari/waktu Tempat
Kegiatan Peserta
15 hari/120 LPK Usi
1 Menjahit 20 Rp.61.320.000
jam Modist
15 hari/120 LPK Via
2 Desain Grafis 20 Rp.54.060.000
jam Komputer
Service 15 hari/120 LPK Via
3 15 Rp.45.030.000
Handphone jam Komputer
Service Air
15 hari/120 LPK Via
4 Conditioner 15 Rp.45.030.000
jam Komputer
(AC)
LPK Janur
Tata Rias 15 hari/120
5 20 Rp.70.700.000 Jaya
Kecantikan jam
Decoration
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

Dari tabel dapat dilihat bahwa pelatihan desain grafis, menjahit dan tata

rias kecantikan diikuti oleh 20 orang peserta pada setiap kegiatan pelatihan.

Namun untuk pelatihan servis HP dan AC hanya diikuti oleh 15 orang peserta,

35
Wawancara Rinda Safitri peserta pelatihan menjahit, Tanggal 3 November 2019
41

karena pelatihan service HP dan AC masih dalam percobaan. Selain itu, jumlah

peserta pelatihan setiap tahunnya tidak mengalami penambahan peserta.


36
Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja mengatakan:

Dinas Tenaga Kerja mengupayakan adanya pelatihan ini untuk membantu


masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja mereka juga bisa bekerja
diperusahaan swasta setelah selesai mengikuti pelatihan. Kami
menyesuaikan kejuruan dengan anggaran yang telah ditetapkan karna itu
terbatasnya yang bisa mengikuti pelatihan. Biaya pelaksanaan pelatihan ini
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah belum ada dari
pihak investor atau swasta.

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pelatihan yang

diadakan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi ini berupa pelatihan tingkat dasar.

Peserta pelatihan diberikan materi dan diajarkan praktik sesuai dengan kebijakan

yang telah dibuat oleh pihak dinas. Pelatihan ini dilaksanakan setelah disesuaikan

dengan anggaran yang ada. Pihak penyelenggara pelatihan memaksimalkan segala

hal agar pelatihan ini dapat mencapai tujuannya. Bisa saja pelatihan ini dilakukan

dengan waktu yang lebih lama, namun karena keterbatasan anggaran maka

pelatihan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan dasar di pasar kerja. Diharapkan

peserta dapat lebih meningkatkan kembali keterampilannya setelah mulai bekerja

atau memulai usaha sendiri.

Kepala Bidang Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Bapak Umar

Dani menyampaikan bahwa: 37

Dalam pelaksanaan program pelatihan kerja, pihak Dinas Tenaga Kerja


Kota Jambi menyerahkan dan mempercayakan sepenuhnya pada instruktur
(pelatih), dari pihak Disnaker dalam mengawasi kegiatan pelatihan hanya
sesekali datang ke lokasi pelatihan.

36
Wawancara Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Tanggal 23 Oktober
2019
37
Wawancara, Bapak Umar Dani Kabid Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja,
Tanggal 23 Oktober 2019
42

Sebagai lembaga pelatihan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan

dan keterampilan peserta maka Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi lebih

mengutamakan praktek daripada teori.

Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja menegaskan bahwa: 38

Pedoman penyampaian materi yang diterapkan oleh instruktur adalah 20%


teori dan 80% praktek. Namun dalam pelaksanaannya, setiap kejuruan
menetapkan presentase yang berbeda-beda. Jadi dalam hal ini pedoman
20% teori dan 80% praktek tidak berlaku secara mutlak. Dalam
pelaksanaannya selalu didasarkan pada kebutuhan masing-masing
kejuruan yang memang berbeda. Seperti pada kejuruan service hp dan ac
dimana 10% teori dan 90% praktek dan dikejuruan menjahit 25% teori dan
75% praktek.

Ibu Nur Hasanah instruktur tata rias kecantikan mengatakan: 39

“Materi praktek sendiri dilakukan dengan melihat langsung kemampuan


dari peserta setelah sebelumnya diberikan teori praktisnya. Peserta
pelatihan memahami seni merias wajah, materi yang diberikan berupa
teknik-teknik pengaplikasian merias kecantikan setelah itu peserta
pelatihan mempraktekkan apa yang sudah diberikan materi dalam sehari
itu penyampaian materi kemudia langsung dipraktekan.”

Bapak Suwarto instruktur LPK Via Komputer menjelaskan: 40

Metode yang saya terapkan banyak. Pertama, program bentuk silabus


dalam penyampaian materi ada yang namanya demonstrasi. Jadi demo itu
seorang siswa akan lebih banyak ngerti karena instruktur langsung
memperagakan. Setiap peserta sebelumnya sudah diberikan tugas jadi
siswa tidak perlu banyak-banyak mencatat. Untuk praktek juga
menggunakan demonstrasi dengan memakai alat-alat. Karna Lpk Via
Komputer ini menaungi 3 jenis pelatihan jadi kami membutuhkan banyak
sekali alat-alat yang diperlukan jadi hanya 30 % materi teori sisanya lebih
banyak belajar praktek langsung menggunkan alat sesuai jenis pelatihan.

Ibu Susi Marlina Instruktur Kejuruan Menjahit menjelaskan bahwa:

“Dalam kejuruan menjahit, tiap job akan selalu meningkat kesulitannya, dari

38
Wawancara, Ibu Penitawati Kasi Bidang Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Kota Jambi, Tanggal 23 Oktober 2019
39
40
Wawancara Bapak Suwarto Instruktur Via Komputer, tanggal 30 Oktober 2019
43

membuat pola jahitan, membuat krah baju sampai dengan membuat baju utuh. 41

Praktek kerja yang dilakukan di Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi adalah dengan

memberikan tugas (job) sesuai dengan kejuruan masing-masing. Pada prakteknya,

biasanya instruktur memberikan beberapa job yang harus selesaikan oleh peserta

baik secara berkelompok maupun individu.

Dalam memberikan materi, instruktur menggunakan metode ceramah,

demonstrasi, serta job sheet. Untuk mendukung metode pemberian materi, maka

instruktur memanfaatkan beberapa media belajar. Media yang digunakan meliputi

papan tulius, serta alat peraga. Metode ceramah dilakukan dengan menggunakan

lesson plan. Sebelum instruktur ceramah di depan kelas, terlebih dahulu membuat

lesson plan dimana didalamnya terdapat garis besar tentang apa saja materi yang

akan disampaikan. Sehingga dalam memberikan ceramah akan lebih mudah dan

terarah. Untuk metode demonstrasi, menggunakan alat peraga untuk menjelaskan.

Selain dengan bahasa peserta juga ditunjukkan alat peraga yang sebenarnya jadi

akan lebih mudah bagi mereka untuk belajar. Menurut peserta pelatihan service ac

Doni mengatakan: “Kalau ada alat peraganya membuat lebih mudah memahami

materi. Kita mengerti maksudnya yang dijelaskan instruktur dan jadi tahu alatnya

itu seperti apa.” 42

Sedangkan untuk metode menggunakan job sheet adalah dengan

memberikan semacam modul atau diktat kepada setiap peserta pelatihan yang

didalamnya telah berisi semua materi yang akan diberikan selama pelatihan

berlangsung. Di dalam job sheet sudah ada penjelasan tentang teori maupun

41
Wawancara, Ibu Susi Marlina Kepala Kejuruan Menjahit, Tanggal 25 Oktober 2019
42
Wawancara, Doni Peserta Pelatihan service ac, tanggal 1 November 2019
44

praktek sehingga akan memudahkan peserta melaksanakan pelatihan. Selain

keterangan juga ada penjelasan dalam bentuk gambar. Akan tetapi meskipun

setiap peserta sudah memiliki buku panduan, peserta masih tetap dibimbing oleh

instruktur karena perbedaan kemampuan menangkap pelajaran peserta pelatihan.

Maka dari itu dapat diketahui bahwa program pelatihan memiliki materi

yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pelatihan itu sendiri.

Kualitas dari isi pelatihan merupakan hal yang perlu diperhatikan agar dapat

diterima dengan baik oleh peserta pelatihan yang membutuhkannya. Materi

pelatihan harus dibuat seefektif mungkin sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga

pelatihan tersebut dapat bermanfaat kedepannya dan dapat diimplementasikan

oleh masyarakat yang menerima ilmu dalam pelatihan tersebut.

Ibu Susi Marlina selaku Kepala Kejuruan Menjahit, mengatakan bahwa: 43

Sebelum peserta pelatihan mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti


pelatihan ada perubahan. Mereka yang selama ini mungkin belum
berkecimpung dalam dunia kerja masih seenaknya sendiri, jadi mereka
masih mempunyai suatu pola pikir bahwa apa yang dia lakukan seakan-
akan tidak berdampak, tapi kalau setelah dilatihan ini kan sudah diberi
masukan-masukan supaya ada perubahan-perubahan pola pikir, akhirnya
setiap tindakan manusia atau seseorang dalam suatu kegiatan pasti ada
dampaknya, dampaknya bukan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk yang
lain. Hal ini akan merubah suatu pola pikir mereka

Hal tersebut didukung dengan Pernyataan Ibu Nurhasanah, selaku Kepala

Kejuruan Tata Rias Kecantikan yang mengatakan bahwa: 44

Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan attitude peserta pelatihan.


Tapi attitude di sini tidak sama dengan attitude sopan santun. Jadi attitude
di sini adalah attitude kerja yang baik serta tindakannya sesuai dengan
kalau di perusahaan SOP (Standard Operasional Perusahaan). Seperti

43
Wawancra, Ibu Susi Marlina Kepala Kejuruan Menjahit, tanggal 25 Oktober 2019
44
Wawancara, Ibu Nur Hasanah Kepala kejuruan tata rias kecantikan, 31 Oktober 2019
45

misalnya itu urut-urutannya bekerja yang benar, kalau bekerja mengikuti


petunjuk serta urutan pekerjaan yang benar.

Perubahan sikap tersebut dapat tergambar dari hasil penelitian berikut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suwarto selaku Kepala Kejuruan

Desain Grafis, mengatakan bahwa: 45

Sebelum melakukan pelatihan, belum mempunyai pemikiran dunia kerja,


atau belum punya pemikiran tentang bagaimana orang kerja, bagaimana
disiplin dan sebagainya, ternyata kan selama di sini diberi materi-materi
tersebut, kan nantinya akan berubah, maka kalau kita, saya memberikan
materi pada anak didik sebelum masuk pelatihan ada hal-hal atau
kebiasaan yang jelek ditinggalkan di luar.

Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja yang mengatakan bahwa: “Supaya

mereka dapat mengetahui sekaligus menerapkan baik di sektor formal

(perusahaan) dan sektor informal (mereka mandiri).” 46

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa

dengan meningkatkan potensi diri, seorang calon tenaga kerja dapat mempunyai

attitude yang baik sehingga dapat diterapkan dalam sektor formal maupun

informal. Demikian yang dimaksud kompetensi bertujuan untuk mengubah

perilaku calon tenaga kerja menjadi lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih

disiplin sesuai dengan Standard Operasional Perusahaan melalui pelatihan kerja

kompetensi dapat membawa perubahan penampilan menjadi lebih siap bersaing

dalam dunia kerja. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pelatihan yang

diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi, diketahui bahwa metode

pelatihan kerja yang digunakan dalam memberikan materi adalah pemberian teori

45
Wawancara, Bapak Suwarto Kepala kejuruan service ac dan handphone, tanggal 30
Oktober 2019
46
Wawancara, Ibu Penitawati kasi produktivitas dan pelatihan kerja, tanggal 23 Oktober
2019
46

dan praktek secara individu dan kelompok kepada peserta pelatihan dengan sistem

pelatihan berbasis kompetensi.

Evaluasi juga dilaksanakan dengan tujuan untuk mengontrol tercapainya

program pelatihan serta untuk mengetahui taraf penguasaan materi oleh peserta

pelatihan. Menurut Ibu Penitawati Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas

Kerja menjelaskan: 47

evaluasi aktivitas pelatihan itu sudah efektif dilihat dari banyaknya peserta
yang sekarang sudah bekerja dan membuka usaha kecil sendiri. Memang
program ini masih banyak kendalanya. Namun masih memberikan manfaat
kepada masyarakat. Akan lebih efektif lagi kalau peserta yang sudah
mengikuti pelatihan tetap menjalin komunikasi dengan instrukturnya dan
instansi dinas, karena ini akan mempermudah kami dalam
menginformasikan kalau ada lowongan yang tersedia, dan mempermudah
kita untuk pendataan sebagai hasil evaluasi dari program pelatihan ini.

Kegiatan evaluasi pelatihan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

meliputi ujian praktek dan ujian tertulis. Ujian tertulis dilaksanakan untuk menilai

aspek kemampuan peserta dalam menyerap materi yang telah diberikan selama

masa pelatihan oleh instruktur. Sedangkan ujian praktek dilaksanakan untuk

melihat sejahu mana penguasaan keterampilan dari kejuruan yang diikuti.

Menurut Hamalik sesuai dengan salah satu tujuan pasca pelatihan yaitu para

lulusan (peserta) mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

telah dibekalkan selama proses pelatihan formal dalam kondisi dan suasana

pekerjaan yang nyata dalam bidangnya masing - masing.48

Dalam praktek pelaksanaan evaluasi pelatihan, ujian tertulis maupun

praktek dilakukan ditempat terpisah per- jurusan, di workshop masing-masing.

47
Wawancara, Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Tanggal 23 Oktober
2019
Oemar Hamalik, “Pengembangan Sumber Daya Manusia (Manajemen Pelatihan
48

Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu)”, Jakarta, Bumi Aksara, 2001, hal 133


47

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Warto instruktur Desain Grafis:49

“Ujian diadakan bersamaan, karen kalau ada ujian teori ada yang ujian
praktek, itu akan mengganggu konsentrasi peserta sendiri. Karena kalau
praktek itu rame, dan itu akan menggangu yang lain jadi jadwalnya kami
buat sedemikian sehingga tidak mengganggu satu sama lain.”

Pelaksanaan evaluasi baik tertulis maupun praktek tidak hanya dilihat hasil

akhirnya saja tetapi juga dilihat dari proses pembelajarannya selama di kelas.

Kemampuan peserta tidak hanya dilihat pada saat ujian tetapi kesehariannya

karena biasaya ketika di kelas sudah diberi job sheet hal ini digunakan untuk

mengontrol kemampuan peserta pelatihan.

Dalam evaluasi, ada bebarapa hal yang dinilai dari peserta pelatihan. Mulai

dari kemampuan peserta pelatihan dalam menyelesaikan tugas-tugas harian, ujian

tertulis, serta ujian praktek. Semua hasil dari masing-masing indikator tersebut

dirata-rata dan harus menghasilkan nilai minimal 7,0 untuk dinyatakan lulus dari

pelatihan yang diikuti. Berikut di sajikan tabel tentang kriteria penilaian evaluasi

pelatihan yang digunakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Penilaian Evaluasi Pelatihan Kerja

No Kriteria penilaian Nilai

1 Tugas Harian -

2 Ujian Tertulis -

3 Ujian Praktek -

4 On the job training -

Jumlah -

49
Wawancara Bapak Suwarto kepala kejuruan desain grafis, tanggal 30 Oktober 2019
48

Rata-rata ≥7,0

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

Mengenai kelulusan peserta, Agung Saputro, lulusan dari kejuruan Desain

Grafis mengungkapkan: “Peserta pelatihan lulus semua, tidak ada yang sampai

tidak lulus yang di ujikan itu semua sudah pernah diajarkan, baik teori maupun

praktek.” 50 Terkait dengan tingkat kelulusan tersebut, Ibu Penitawati selaku

penyelenggara program menjelaskan: “Semua peserta disini pasti lulus asal

mereka memang ada kemauan belajar. Dan itu juga berkat bimbingan dari

instrukturnya juga.” 51

Peserta yang lulus kemudian diberikan sertifikat sebagai bukti kelulusan.

Sertifikat ini digunakan sebagai bekal untuk mencari kerja. Dapat dilihat dizaman

sekarang ini banyak perusahaan yang menerima tenaga kerja dengan syarat

memiliki sertifikat pelatihan semua upaya yang telah dilakukan Dinas Tenaga

Kerja Kota Jambi kembali lagi tergantung kepada mental dari pada peserta yang

mengikuti pelatihan, pihak penyelenggara program pelatihan tidak dapat

mengontrol setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan.

Dari penelitian, dapa diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi

atau disingkat Disnaker melakukan pelatihan berbasis kompetensi yang diadakan

bagi para pencari kerja yang ingin menambah pengetahuan dan keterampilan

bekerja agar dapat diterima di tempat kerja tertentu. Pelatihan setiap tahunnya

dilaksanakan secara rutin dengan menggunakan anggaran dari pemerintah yaitu

50
Wawancara, Agung peserta pelatihan kejuruan service handphone, tanggal 1 November
2019
51
Wawancara, Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, tanggal 23 Oktober
2019
49

dari APBD daerah. Pelatihan berbasis kompetensi atau disingkat PBK ini

dilaksanakan dengan berbagai jenis pelatihan, misalnya menjahit, service hp,

service ac, tata rias kecantikan, dll. Pelaksanaan PBK ini melalui 3 tahapan yaitu

persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Disnaker bekerjasama dengan lembaga

pelatihan kerja untuk memfasilitasi jalannya pelatihan. Misalnya pelatihan

menjahit dilaksanakan di Lembaga Pelatihan Kerja Usi Modist. Pelatihan design

grafis, service ac, dan service hp dilaksanakan di Lembaga Pelatihan Kerja Via

Komputer. Dan pelatihan tata rias kecantikan di Lembaga Pelatihan Kerja Janur

Jaya Decoration.

Pada tahap persiapan, pihak Disnaker bekerjasama dengan Lembaga

Pelatihan Kerja atau LPK dalam merencanakan pelatihan yang sesuai dengan

keinginan dunia usaha dan kesesuaian dengan teknologi masa kini. Kegiatan

seleksi dilakukan karena banyaknya calon peserta yang berminat mengikuti

pelatihan sedangkan kuota untuk pelatihan tersebut tidak banyak. Persyaratan

yang diajukan tidak terlalu sulit, yang membedakan hasil seleksi adalah pada saat

tes tertulis dan wawancara. Untuk pesyaratannya yaitu ditentukannya batas usia

peserta, kelengkapan dokumen seperti KTP, kartu AK-1 sebagai tanda pencari

kerja, dan pas photo. Setelah pengumpulan berkas pendaftaran, pada saat tes

seleksi dan wawancara akan dipilih peserta yang berpotensi mengikuti pelatihan.

Setelah hasil seleksi didapat, pelatihan berbasis kompetensi segera

dilaksanakan dengan mengadakan pembukaan oleh Disnaker, lalu pelatihan akan

berjalan sesuai jadwal dan lokasi yang ditentukan. Pelatihan ini dilaksanakan

dengan adanya pemberian materi dan pengarahan kepada peserta. Instruktur pada
50

masing-masing bidang akan memberikan teori lalu mengarahkan peserta kepada

praktiknya.

Dari hasil wawancara rata-rata informan mengungkapkan bahwa pelatihan

berbasis kompetensi ini cukup efektif dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada

pencapaian atau hasil evaluasi peserta pelatihan dimana peserta dapat

menyelesaikan pelatihan dengan baik. Peserta mampu mengikuti pelatihan dan

dapat meningkatkan keterampilannya masing-masing. Dari yang awalnya hanya

mengerti bagaimana pola dasar, kini peserta pasca pelatihan menjahit mampu

membuat berbagai jenis pola pakaian. Selain itu berdasarkan data dari Disnaker,

para peserta yang sudah melakukan pelatihan juga banyak yang sudah bekerja

ataupun membuka usaha kecil sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini

dapat berkontribusi dalam pengurangan jumlah pengangguran di Kota Jambi,

dapat meningkatkan keterampilan masyarakat Kota Jambi, dan dapat pula

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Jambi.

3.2. Dampak dari Pelatihan Berbasis Kompetensi yang Diselenggarakan

Dinas Tenaga Kerja kepada Masyarakat Kota Jambi

Sejalan dengan tujuan penyelenggaraan pelatihan oleh Dinas Tenaga Kerja

Kota Jambi, maka yang menjadi perhatian adalah dampak yang ditimbulkan dari

pelatihan. Upaya pembentukan dampak positif pelatihan tentu menjadi cita-cita

pemerintah daerah dan tidak mengharapkan dampak negatifnya. Pelatihan ini

memberikan dampak terutama dampak yang positif yaitu dengan memberikan

pemahaman yang benar tentang makna pelatihan itu sendiri, jangan dibuat seolah-
51

olah pelatihan itu mengindikasikan bahwa masyarakat pencari kerja tidak mampu

melakukan pekerjaannya akan tetapi justru untuk menunjang kemampuan

keahlian mereka supaya lebih efektif dan menambah pengetahuan.

Pelatihan yang efektif berorientasi pada proses, dimana organisasi tersebut

dapat melaksanakan program-program yang sistematis untuk mencapai tujuan dan

hasil yang dicita-citakan sehingga pelatihan dikatakan efektif apabila pelatihan

tersebut dapat menghasilkan sumber daya manusia dengan kemampuan dan

keterampilan yang meningkat dan perubahan sikap yang lebih mandiri.

Menurut Hamalik tujuan yang hendak dicapai oleh program pasca pelatihan

sebagai bagian dari keseluruhan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap para peserta pelatihan dalam kaitannya dengan tugas dan

fungsinya sebagai tenaga suatu organisasi. 52

Tujuan pasca pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Para lulusan (peserta) mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang telah dibekalkan selama proses pelatihan formal dalam kondisi dan

suasana pekerjaan yang nyata dalam bidangnya masing-masing.

b. Para lulusan dapat menetapkan kemampuan yang telah diperolehnya berkat

kegiatan-kegiatan nyata yang dilaksanakan di lapangan.

c. Para lulusan mampu mengkaji dan menilai kemampuannya sendiri di

lingkungan kerjanya.

d. Para pembina dapat memperoleh masukan berdasarkan pengamatan mereka

terhadap kegiatan dan tindakan para lulusannya selama pasca pelatihan.

52
Oemar Hamalik, Op.Cit. hal 133
52

e. Para lulusan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang telah diperolehnya dalam program pelatihan formal.

Inilah yang harus dikedepankan, pengembangan potensi diri menjadi titik

tolak dalam pemberian pelatihan. Semakin dilatih, maka seharusnya masyarakat

menjadi semakin produktif dan dihargai kinerjanya. Sebenarnya inti dari

menimbulkan dampak positif dan menghindari dampak negatif adalah dengan

lebih menghargai masyarakat itu sendiri. Beri kesempatan dan dorongan kepada

para pencari kerja untuk bisa mengimplementasikan hasil pelatihannya di

perusahaan maupun usaha mandiri. Hal ini penting untuk memberikan

penghargaan kepada masyarakat yang telah mengikuti pelatihan.

Pelatihan bertujuan agar setiap pekerja dapat meningkatkan kemampuan

dalam melaksanakan pekerjaannya, karena dengan meningkatnya persaingan dan

semakin berkembangnya zaman, para pekerja dituntut untuk dapat meningkatkan

keterampilan yang mampu bersaing dan terus mengasah kemampuannya agar

tidak ketinggalan dari pesaing dari luar daerah maupun mancanegara.

Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

dunia kerja yaitu dengan menerapkan pelatihan berbasis kompetensi yang menjadi

media dalam rangka meningkatkan kualitas karakter maupun menambah

kompetensi sesuai dengan kejuruan yang diminati.

Berdasarkan fakta di lapangan dapat diketahui bahwasannya peserta pasca

pelatihan memberikan dampak yang bisa membuat potensi dari dalam diri

masyarakat meningkat dengan peserta didik sebelum mengikuti pelatihan belum

memahami potensi yang ada dalam dirinya setelah mengikuti pelatihan


53

masyarakat menjadi mampu melihat potensi didalam dirinya untuk

mengembangkan keterampilan.

Ayu peserta pelatihan menjahit mengatakan: 53

“Saya awalnya hanya tahu menjahit manual sejak mengikuti pelatihan


menjahit saya mulai belajar menjahit, kami belajar mengayunkan roda
mesin jahit. Lalu berlatih jahit di atas kertas tanpa adanya benang, bagi yang
sudah tahu menganyukan roda mesin, ya bisa jadi membosankan. Kami juga
belajar mengambil ukuran badan dan membuat pola. Kemudian diajarkan
juga bagaimana meletakkan pola di atas kain, menguntingnya,
menyambung, dan sum bagian bawah sampai semua di ajarkan menjadi rok
dan baju.”

Agung peserta pelatihan service ac mengatakan: 54

“Selama mengikuti pelatihan service ac ini kami belajar banyak hal tentang
peralatan yang dibutuhkan, seperti alat thermometer itu digunakan dalam
melakukan pekerjaan terus ada peralatan cuci ac diantaranya jet pump atau
mesin steam bertekanan tinggi, plastik untuk cord itu untuk melindungi dan
mengalirkan air bekas cucian dari unit ac. Banyak hal dipelajari selama
pelatihan ini apalagi ac ini banyak pengguna nya dan saya skarang sudah
bisa mandiri bekerja sebagai penyedia jasa layanan.”

Maryani peserta pelatihan desain grafis mengatakan bahwa: 55

Kami belajar mengenai desain grafis, mulai dari aplikasi corel draw, adobe
photoshop, materi yang dibahas tentang menghilangkan dan mengganti
background, membersihkan wajah, membuat effect dan belajar membuat
famlet atau cv untuk daftar kerja, Alhamdulillah sekarang saya membuka
usaha mandiri sendiri.

Wulan peserta pelatihan tata rias kecantikan mengatakan: 56

Alhamdulillah sekarang saya sudah bekerja membuka jasa make up sendiri.


Awalnya selama ini hanya belajar dari youtube setelah mengikuti pelatihan
kecantikan ini saya bisa belajar cara menghias wajah yang halus dan tidak
asal-asalan, awalnya saya hanya tahu merias wajah yang biasa saja sejak
mengikuti pelatihan ini kami belajar bagaimana teknik meniruskan wajah,

53
Wawancara Ayu peserta pelatihan menjahit, tanggal 5 November 2019
54
Wawancara Agung peserta pelatihan service ac, tanggal 1 November 2019
55
Wawancara Maryani peserta pelatihan desain grafis, tanggal 1 November 2019
56
Wawancara, Wulan peserta pelatihan tata rias kecantikan, tanggal 5 November 2019
54

membuat campuran alas bedak supaya tahan lama untuk pengantin dan
belajar membuat sanggul rambut, juga serta cara memijat perawatan kuku
kaki dan tangan.

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa peserta pelatihan sudah

dapat mengenali kemampuan di dalam diri peserta masing-masing sehingga

peserta bisa belajar lebih mendalam terkait pelatihan yang sudah mereka pelajari.

Kemampuan masyarakat akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat

pendidikan dan pengalaman. Karena kedua unsur inilah pengetahuan dan

keterampilan dapat diperoleh. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

ditunjang dengan adanya pengalaman yang luas menunjukkan orang tersebut

mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi. Selain tingkat pendidikan dan

pengalaman untuk meningkatkan kemampuan seseorang dapat ditempuh melalui

pelatihan berbasis kompetensi, kerena adanya pelatihan menambah pengetahuan

seseorang untuk mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih cepat dan lebih baik.

Dengan adanya pelatihan yang memungkinkan pencari kerja mendapatkan

keterampilan lain yang lebih banyak, dengan demikian dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat.

Dalam meningkatkan produktivitas kerja, setelah mengikuti pelatihan

berbasis kompetensi peserta pelatihan dapat meningkatkan keterampilan untuk

bekerja. Kemampuan keterampilan atau skill yang awalnya hanya mengenal teori

sekarang menjadi lebih menguasai prakteknya.

Tabel 3.3 Daftar Peserta Pasca Pelatihan Berbasis Kompetensi


Pelaksanaan PBK Tahun 2018
No. Jenis Pelatihan Jumlah Bekerja Belum
Peserta Bekerja
1 Desain Grafis 20 14 6
2 Tata Rias Kecantikan 20 15 5
55

3 Menjahit 20 12 8
4 Operator Kasir 20 13 7
5 Perhotelan 20 11 9
Jumlah 100 65 35

Seiring dengan peran sebagai fasilitator dan regulator pembangunan,

pemerintah Kota Jambi telah merumuskan berbagai kebijakan pembangunan yang

pada hakekatnya ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat jumlah peserta yang ikut pelatihan pada

tahun 2018, diketahui 65 peserta akhirnya mendapatkan pekerjaan sedangkan 35

peserta lainnya belum mendapatkan pekerjaan atau belum dapat dihubungi oleh

pihak penyelenggara. Dapat dilihat bahwa pelatihan desain grafis, menjahit, tata

rias kecantikan, operator kasir dan perhotelan diikuti oleh 20 orang peserta pada

setiap paket kegiatan pelatihan, jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya tidak

mengalami peningkatan jumlah peserta dan setiap tahun jenis pelatihan yang

diadakan berbeda-beda sesuai kebutuhan pasar kerja.

Dampak pelatihan berbasis kompetensi ini dalam meningkatkan

keterampilan masyarakat yang awalnya belum mengenal potensi dalam dirinya

menjadi tahu dan mengenal kemampuan dalam dirinya sehingga membuat

masyarakat menjadi semangat bekerja dan dari pelatihan yang diberikan tersebut

dapat membuat masyarakat membuka usaha mandiri dengan skill yang sudah

dipelajarinya pasca pelatihan. Masyarakat diharapkan mampu dan memahami

seluk beluk pelaksanaan pekerjaan (SOP), memahami perkembangan dalam dunia

usaha, mengerti adanya kerjasama dalam melakukan pekerjaan, memahami

sasaran, informasi, peluang dan hambatan di dalam dunia usaha, memahami dan

menerapkan perilaku yang dapat mendukung berkembangnya dunia usaha.


56

Selama mengikuti pelatihan peserta dapat membagikan ilmu nya kepada

lingkungan sekitar dan teman-temannya hal ini dapat memberikan inspirasi bagi

para pencari kerja yang belum bekerja atau yang sedang menganggur dan merasa

tidak memiliki keahlian menjadi motivasi untuk ikut pelatihan berbasis

kompetensi yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kota Jambi.

Pasca pelatihan masyarakat dapat mengembangkan keahlian yang didapat

dari lembaga pelatihan kerja. Masyarakat yang sudah selesai mengikuti pelatihan

bisa tetap menjalin silahturahmi dengan instruktur dan sesama para peserta hal ini

dilakukan supaya membuka peluang usaha dan kesempatan kerja semakin luas.

Kemudian masyarakat pasca pelatihan dapat mendorong kreativitas peserta

pelatihan.

Pasca pelatihan masyarakat dapat menanamkan dalam diri mereka sendiri

mengubah pola pikir yang awalnya belum berkecimpung dalam dunia kerja masih

belum disiplin terhadap waktu dan cara bersikap kini masyarakat perlahan

merubah pola pikirnya kearah yang lebih produktif sehingga bisa memberikan

motivasi kedalam diri peserta agar masyarakat mampu bangkit dan mencoba

membuka usaha mandiri ataupun melamar kerja di perusahaan swasta.

Mengenai bagaimana peluang bekerja dengan mendirikan usaha mandiri,

Ibu Susi Marlina kepala kejuruan menjahit mengungkapkan: 57

Kami memaklumi sekarang ini apa-apa mahal. Padahal untuk mendirikan


usaha mandiri itu tidak mudah, butuh biaya besar. Jadi wajar kalau mereka
akhirnya memilih bekerja dengan orang lain, swasta. Pokoknya yang
paling penting mereka tidak menganggur.

Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja mengatakan: 58

57
Wawancara, Ibu Susi Marlina Kepala kejuruan menjahit, tanggal 25 Oktober 2019
57

Kami mengharapkan masyarakat yang sudah mengikuti pelatihan ini dapat


membuka usaha mandiri dan membuka peluang bagi pengangguran yang
lain, ilmu atau keahlian yang mereka dapat dari mengikuti pelatihan
berbasis kompetensi ini dapat mereka bagikan salurkan ke masyarakat
diluar sana sehingga dapat meningkat keterampilan masyarakat.

Pelatihan sebagai sarana motivasi yang mendorong masyarakat untuk

bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan untuk

meningkatkan performa dari masyarakat tersebut. Pemberian pelatihan

dimaksudkan agar dapat meningkatkan keahlian keterampilan dari masyarakat.

Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi

pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan

perilaku oleh masyarakat Kota Jambi.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa selain

membutuhkan biaya yang besar, untuk mendirikan usaha mandiri juga dibutuhkan

kemauan dan kerja keras serta motivasi yang tinggi dari lulusan pelatihan kerja.

Pasca pelatihan masyarakat dapat meningkatkan pengalaman memimpin dalam

hal ini selama pelaksanaan pelatihan peserta di didik untuk menjadi pemipin

dalam kelompok saat proses metode pelatihan. Masyarakat juga meningkatkan

kemampuan menangani emosi dalam bersosialisasi dengan peserta lain peserta

pelatihan juga dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk menciptakan

kolaborasi da jejaring sosial.

Dengan adanya pelatihan berbasis kompetensi diharapkan masyarakat

akan dapat bekerja secara lebih efektif terutama untuk menghadapi perubahan-

58
Wawancara, Ibu Penitawati Kasi Pelatihan dan Produktivitas Kerja, tanggal 23 Oktober
2019
58

perubahan yang terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja,

menuntut pula perubahan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan.

Dapat dikatakan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan kerja dalam usahanya untuk meningkatkan

potensi diri dari masyarakat sehingga menghasilkan produk yang berkualitas.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwasannya kemampuan

merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sehingga

memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan ataupun tidak dapat

melakukan pekerjaan tersebut. Kemampuan kerja pada dasarnya sangat

berpengaruh terhadap mutu atau bobot hasil kerja yang dicapai oleh masyarakat

yaitu kemampuan kerja pada dasarnya sangat berpengaruh terhadap mutu atau

bobot hasil kerja yang dicapai oleh masyarakat.

Dengan adanya pelatihan ini, pemahaman masyarakat akan kompetensi

mereka akan berbeda. Masyarakat akan lebih mengetahui tentang teori dan praktik

pada bidangnya masing-masing. Masyarakat akan lebih percaya diri dengan

keterampilan yang mereka miliki. Mereka juga lebih memahami tentang etika dan

kedisiplinan dalam bekerja. Perubahan pemikiran akan dunia kerja juga akan

menambah wawasan masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas dirinya.


59

BAB IV

Penutup

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik suatu

kesimpulan sebagai berikut:

4.1.1. Bahwa pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi ini dapat

dikategorikan cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan

masyarakat. Peserta mampu memiliki keterampilan yang dapat

mendukung peserta dalam mencari kerja. Peserta pasca pelatihan banyak

yang sudah bekerja setelah mengikuti pelatihan. Dari seluruh peserta

pelatihan, 65% peserta telah mendapatkan pekerjaan, selebihnya belum

memiliki pekerjaan atau belum dapat dihubungi pihak Disnaker. Karena

keterampilan peserta meningkat sehingga rasa percaya diri dan motivasi

dari dalam diri peserta meningkat untuk mendapatkan pekerjaan dan/atau

membuat usaha kecil.

4.1.2. Bahwa pelatihan ini memberikan dampak bagi masyarakat hal ini ditandai

dengan bahwa masyarakat yang menjadi peserta yang tadinya tidak atau

belum memiliki pekerjaan dikarenakan tidak adanya keterampilan, dengan

adanya keterampilan ini mereka mendapatkan pekerjaan. Dampak setelah

pelatihan ini dilakukan pun dapat dirasakan oleh berbagai pihak. Para

pencari kerja yang telah mengikuti pelatihan lebih percaya diri dengan

keterampilannya sehingga mampu masuk ke dunia kerja dan/atau memulai

usaha kecil mandiri. Peserta juga mengalami perubahan pola pikir


60

mengenai kemampuannya, penambahan pengetahuannya, peningkatan

keterampilannya, dan perubahan sikap yang menjadi lebih disiplin dan

mampu bekerja sama dalam tim. Selain itu, peserta pelatihan juga

beberapa mampu memberikan ilmu yang di dapat kepada masyarakat lain.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat diberikan oleh

penulis untuk perbaikan penyelenggaraan program yaitu Dinas tenaga Kerja Kota

Jambi melakukan monitoring secara rutin ke tempat Lembaga Pelatihan Kerja

yang bekerja sama dalam program ini. Dapat pula dibuat program aplikasi yang

dapat menjadi wadah untuk pendataan program pelatihan yang terstruktur mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan. Kuota peserta lebih

ditingkatkan menjadi minimal 30 orang untuk setiap jenis pelatihan. Untuk

memudahkan Disnaker dalam menyediakan instruktur dan fisilitas yang

dibutuhkan, maka Disnaker dapat mengajukan kerjasama dengan berbagai

perusahaan. Pemerintah Daerah Kota Jambi sebagai penguasa APBD yang

digunakan untuk penyelenggaraan program pelatihan kerja ini, perlu

mempertimbangkan anggaran untuk peminjaman modal usaha bagi para peserta

pelatihan sehingga dapat bertujuan mendukung peserta pelatihan yang mempunyai

keinginan untuk berwirausaha secara mandiri, agar tidak terhambat karena belum

adanya modal untuk membuka usaha baru.

Anda mungkin juga menyukai