Anda di halaman 1dari 44

Juknis Bansos Tahun 2020

PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK
TAHUN 2020


DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL ANAK
DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI

1
Juknis Bansos Tahun 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, Buku Petunjuk Teknis
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Program Rehabilitasi Sosial Anak (PROGRESA) adalah salah satu sasaran PROGRES 5.0 NP dengan
empat komponen kegiatan inti didalamnya yaitu rehabilitasi sosial, pendampingan sosial, dukungan teknis, dan
dukungan aksesibilitas. PROGRESA bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial anak dan keluarga
yang dilaksanakan secara holistik, sistematik, dan terstandar. Salah satu kegiatan yang mendukung PROGRESA
adalah pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak.
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dilaksanakan melalui kegiatan Bantu (Bantuan Bertujuan)
Anak, Pengasuhan Anak ,Dukungan Keluarga, dan Terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan
kondisi sebagai respon terhadap dampak Bencana Nasional Non Alam Covid-19. Mekanisme pengusulan
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ditetapkan berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) melalui aplikasi SIKS-NG
PMKS sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyaluran Belanja
Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial. Adapun mengenai mekanisme penyaluran Bantuan
Rehabilitasi Sosial Anak dilakukan oleh Balai/Loka Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan
Khusus (Balai/Loka RSAMPK).
Buku Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak digunakan sebagai acuan bagi Balai/Loka
RSAMPK dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), pemangku kepentingan terkait, pendamping
program dan masyarakat dalam melaksanakan Rehabilitasi Sosial Anak. Kami berharap agar seluruh pihak
terkait dapat memahami isi petunjuk teknis ini sehingga pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dapat
berjalan dengan baik dan sesuai ketentuan yang berlaku. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunan buku petunjuk teknis ini.

Jakarta, April 2020


Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial

Dr. Ir. Raden Harry Hikmat. M.Si.

2
Juknis Bansos Tahun 2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan....................................................................................................... 5
C. Sasaran .................................................................................................... 5
D. Landasan Hukum ..................................................................................... 6
E. Batasan Pengertian .................................................................................. 9
BAB II PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK
A. Tujuan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ................................................ 12
B. Sumber Pendanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ........................... 12
C. Sasaran Bantuan Rehabilitasi Sosial ...................................................... 12
1. Anak Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ............................... 13
a. Kriteria Umum .................................................................................. 13
b. Kriteria Khusus ................................................................................. 13
2. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKSA) .............................................. 17
D. Mekanisme Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ......................................... 19
1. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial ..................................................... 19
2. Mekanisme Pengajuan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ................... 20
3. Mekanisme Penyaluran Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak .................. 20
E. Nilai Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak .................................................... 22
F. Pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak ...................................... 22
1. Bantuan Bertujuan (Bantu) Anak .......................................................... 22
2. Pengasuhan Anak ................................................................................ 22
3. Dukungan Keluarga .............................................................................. 23
4. Terapi ................................................................................................... 24
BAB III PELAPORAN, PENGHENTIAN/PENGALIHAN DAN SANKSI
A. Pelaporan ................................................................................................. 26
B. Penghentian/Pengalihan .......................................................................... 27
C. Sanksi....................................................................................................... 27
BAB IV MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring ................................................................................................. 29
B. Evaluasi .................................................................................................... 30
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 31
Lampiran .................................................................................................................. 32

3
Juknis Bansos Tahun 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, melalui

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal telah

mendorong Kementerian Sosial untuk menerbitkan Peraturan Menteri Sosial (Permensos)

No. 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan

Minimal Bidang Sosial di Provinsi dan di Kabupaten/Kota. Peraturan tersebut

mengamanatkan bahwa pemerintah daerah provinsi memiliki kewenangan untuk

melaksanakan rehabilitasi sosial dasar di dalam panti sedangkan Pemerintah

Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk melakukan rehabilitasi sosial dasar di luar panti.

Sasaran dari Standar Pelayanan Minimal di Provinsi dan Kabupaten/Kota tersebut adalah

anak terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas terlantar dan gelandangan

pengemis.

Undang-undang No. 23 Tahun 2014 juga telah mendorong lahirnya Permensos No.

16-20 Tahun 2018 tentang Perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Unit Pelaksana

Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Ditjen Rehsos).

Permensos tersebut menegaskan keluasan fungsi dan tugas Balai-Balai Rehabilitasi

Sosial tersebut untuk melaksanakan tugas rehabilitasi sosial tingkat lanjut (advanced

social rehabilitation). Sesuai dengan kewenangannya, pemerintah pusat melaksanakan

rehabilitasi sosial yang penggunanya lintas daerah provinsi atau lintas negara; manfaat

atau dampak negatifnya lintas daerah provinsi atau lintas negara; penggunaan sumber

dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh pemerintah pusat; dan/atau peranannya

strategis bagi kepentingan nasional.

1
Juknis Bansos Tahun 2020

Perubahan regulasi tersebut disusul dengan kebijakan baru Ditjen Rehsos yaitu

Program Rehabilitasi Sosial 5.0 Kluster, New Platform (PROGRES 5.0 NP). Melalui

kebijakan tersebut, seluruh program rehabilitasi sosial harus dilaksanakan secara holistik,

sistematik dan terstandar. Holistik dimaksudkan agar semua kegiatan terintegrasi

sehingga target dapat memperoleh manfaatnya secara maksimal; sistematik merujuk

kepada tahapan program yang terencana dan dapat dievaluasi outcome dan impactnya

serta terstandar mengacu kepada kegiatan yang terstandar sesuai dengan standar yang

diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, terutama bila kegiatan melibatkan

masyarakat.

Pembeda lainnya dari PROGRES 5.0 NP dengan program rehabilitasi sosial

sebelumnya adalah orientasi hasil pada keberfungsian sosial tingkat lanjut. Cakupan dari

keberfungsian sosial pada tingkat tersebut adalah kapabilitas sosial dan tanggung jawab

sosial. Kapabilitas sosial mencakup kemampuan secara fisik, mental spiritual, psikososial

dan kemampuan berpenghidupan. Keempat kemampuan tersebut pada gilirannya dapat

meningkatkan tanggung jawab sosial penerima manfaat kepada lingkungan sosialnya

yaitu kepada keluarganya, komunitas, organisasi dan masyarakat serta terhadap

lingkungan lainnya.

PROGRES 5.0 NP memiliki kekhasan yaitu penyeragaman menu kegiatan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan. Secara umum, Program Rehabilitasi Sosial untuk

setiap sasaran Rehabilitasi Sosial (Anak, Penyandang Disabilitas, Korban

Penyalahgunaan Napza, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang serta Lanjut Usia),

mencakup empat sub program yaitu: rehabilitasi sosial; pendampingan sosial; dukungan

teknis dan dukungan aksesibilitas. Khusus untuk sub program rehabilitasi sosial terbagi

menjadi Bantuan bertujuan (Bantu) Anak, Perawatan Sosial (pengasuhan dan

perawatan), Dukungan Keluarga serta Terapi (fisik, mental spiritual, psikososial dan

2
Juknis Bansos Tahun 2020

penghidupan).

Program Rehabilitasi Sosial Anak (PROGRESA) merupakan bagian dari PROGRES

5.0 NP yang dilaksanakan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Balai-Balai/Loka

Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK), bekerja sama

dengan Dinas Sosial, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan mitra lainnya. Balai/Loka

RSAMPK akan bertindak sebagai leading institutions di lapangan untuk mewujudkan

PROGRESA sesuai dengan fungsi balai sebagai pusat sumberdaya, pusat respon kasus

dan intervensi krisis, pusat penguatan kelembagaan dan kapasitas pelayanan rehabilitasi

sosial, koordinator program regional serta pusat pengembangan model layanan

rehabilitasi sosial.

Berdasarkan kebijakan Ditjen Rehsos maka PROGRESA mencakup : 1) Rehabilitasi

Sosial Anak yang terdiri atas Bantuan Bertujuan (Bantu) Anak, Pengasuhan Anak,

Dukungan Keluarga dan berbagai terapi untuk memperkuat keberfungsian sosial anak dan

keluarga; 2) Pendampingan Sosial berupa pencegahan, respon kasus dan managemen

kasus yang dilakukan oleh Satuan Bhakti Pekerja Sosial di semua provinsi; 3) Dukungan

Teknis yang dilaksanakan oleh Direktorat untuk memperkuat program dan kerja sama

antar berbagai pemangku kepentingan; serta 4) Dukungan Aksesibilitas.

Sasaran PROGRESA adalah Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK)

yang meliputi anak dalam situasi darurat, kelompok minoritas dan terisolasi, Anak

Berhadapan dengan Hukum (ABH), anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau

seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan

narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan,

penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak

disabilitas, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran; Anak Jalanan; Balita dan

Anak memerlukan Pengembangan Fungsi Sosial (AMPFS).

3
Juknis Bansos Tahun 2020

Sejak tahun 2019 Kebijakan Progresa mengubah skema bantuan untuk anak dari

yang sebelumnya bernama Tabungan Sosial Anak (TASA) menjadi Rehabilitasi Sosial

Anak, menggunakan nama rekening Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak. Jumlah anak yang

telah mendapatkan bantuan dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak sejak tahun 2015-

2018 menggunakan skema TASA adalah sebagai berikut : Tahun 2015, bantuan melalui

dana pusat berjumlah 35.146 anak dan bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah

110.150 anak; Tahun 2016, bantuan melalui dana pusat berjumlah 34.603 anak dan

bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah 99.119 anak; Tahun 2017, bantuan melalui

dana pusat berjumlah 29.900 anak dan bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah

57.250 anak; Tahun 2018, bantuan melalui dana pusat berjumlah 86.229 anak dan

bantuan melalui dana dekonsentrasi berjumlah 43.131 anak. Tahun 2019 telah diberikan

bantuan untuk 68.442 anak dengan rincian dana pusat oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial

Anak Kementerian Sosial RI sejumlah 64.242 anak dan Balai/Loka RSAMPK sejumlah

4200 anak. (Sumber: LAKIP Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak 2015-2019) Target

Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak tahun 2020 adalah 6.970 anak dengan alokasi anggaran

yang terdapat pada DIPA 8 (delapan) Balai/ Loka Rehabilitasi Sosial AMPK dengan rincian

1) BRSAMPK “Handayani” Jakarta sebanyak 1.050 anak, 2) BRSAMPK “Antasena”

Magelang sebanyak 850 anak, 3) BRSAMPK “Alyatama” Jambi sebanyak 850 anak, 4)

BRSAMPK “Paramita” Mataram sebanyak 800 anak, 5) BRSAMPK “Naibonat” Kupang

sebanyak 800 anak, 6) BRSAMPK “Toddopuli” Makassar sebanyak 1.050 anak, 7)

BRSAMPK “Rumbai” Pekanbaru sebanyak 850 anak, dan 8) LRSAMPK “Darussaadah”

Aceh sebanyak 720 anak. Data yang digunakan untuk memberikan bantuan rehabilitasi

sosial anak merujuk pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial melalui aplikasi Sistem

Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS NG).

Guna melaksanakan program tersebut khususnya sub program Rehabilitasi Sosial

4
Juknis Bansos Tahun 2020

Anak (Bantu Anak, Pengasuhan Anak, Dukungan Keluarga dan Terapi), dibutuhkan

panduan berupa petunjuk teknis tentang hal tersebut. Hal ini karena adanya penyesuaian

alur mekanisme penyaluran bantuan dari program Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

(Banrehsos Anak) yang semula alokasi anggarannya terdapat di DIPA Direktorat

Rehabilitasi Sosial Anak dan Balai/ Loka RSAMPK, Tahun 2020 alokasi anggaran

Banrehsos Anak tersebut hanya ada di Dipa Balai/ Loka RSAMPK. Selain itu, panduan ini

juga dibutuhkan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran, akuntabel dan efektif untuk

meningkatkan rehabilitasi sosial anak. Dalam Juknis ini dilakukan pula beberapa

penyesuaian memperhatikan perkembangan pandemi Covid-19 yang telah ditetapkan

oleh Presiden sebagai Bencana Nasioanal Non Alam. Karena itu, pelaksanaan

pendampingan dan pemanfaatan bantuan rehabilitasi sosial anak juga disesuaikan

dengan kebutuhan dan situasi yang terjadi sebagai respon terhadap dampak pandemi

Covid-19.

B. TUJUAN

Tujuan dari Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 adalah

sebagai acuan bagi Balai/Loka RSAMPK, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

dan pihak terkait dalam pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak sehingga

penyaluran, pemanfaatan dan pelaporan pertanggungjawabannya dapat berjalan dengan

baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. SASARAN

Sasaran petunjuk teknis ini adalah pelaksana bantuan rehabilitasi sosial anak antara

lain:

1. Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak

2. Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK)

5
Juknis Bansos Tahun 2020

3. Loka Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (LRSAMPK)

4. Dinas/Instansi Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota

5. Bank Penyalur Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

6. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

7. Pekerja Sosial, Supervisor Pekerja Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Anak.

D. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3143);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4967);

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5235);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5332);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5585);

6
Juknis Bansos Tahun 2020

7. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 297 dan Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5606);

8. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 69 dan Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5871);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi

Anak yang Mempunyai Masalah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pengasuhan

Anak;

11. Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2019 tenting Penyelenggaraan Kesejahteraan

Sosial bagi Penyandang Disabilitas.

12. Peraturan Presiden nomor 63 tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial secara

Non Tunai;

13. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention On the

Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak);

14. Peraturan Menteri Sosial Nomor 30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan

Anak;

15. Peraturan Menteri Sosial Nomor 2 Tahun 2012 tentang Taman Anak Sejahtera;

16. Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Anak di Lingkungan Direktorat Jenderal

Rehabilitasi Sosial;

17. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 26 Tahun 2018 tentang Rehabilitasi Sosial dan

Reintegrasi Sosial bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH);

7
Juknis Bansos Tahun 2020

18. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Penyaluran Belanja Bantuan

Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial.

19. Peraturan Menteri Sosial No. 16 Tahun 2019 tentang Standar Nasional Rehabilitasi

Sosial.

20. Peraturan Menteri Sosial No. 26 Tahun 2019 tentang Program Rehabilitasi Sosial

Anak.

21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254 Tahun 2015 tentang Belanja Bantuan Sosial

Pada Kementerian Lembaga;

22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228 Tahun 2016 tentang perubahan atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254 Tahun 2015 tentang Belanja Bantuan Sosial

Pada Kementerian Lembaga;

23. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 29/HUK/2019 tentang Jangkauan Wilayah Kerja

Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

24. Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial nomor 02 tahun 2012 tentang Standar

Penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera (TAS)

25. Surat Keputusan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Nomor 617/2.2./BS.01/9/2019

tentang Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak.

26. Kepres no 12 Tahun 2020, tanggal 13 April 2020 tentang Penetapan Bencana Non

Alam Corona Virus Desease 2019 (covid-19) sebagai bencana nasional.

27. Peraturan Menteri Keuangan No 19/PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan

Penggunaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Insentif Daerah TA

2020 dalam rangka Penanggulangan Covid-19.

28. Peraturan Direktur Jenderal Anggaran No PER-2/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis

Percepatan Usulan Revisi Anggaran Yang Menjadi Kewenanan Direktorat Jenderal

Anggaran Tahun 2020.

8
Juknis Bansos Tahun 2020

E. BATASAN PENGERTIAN

1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan.

2. Rehabilitasi Sosial Anak adalah intervensi yang dilakukan melalui pemberian bantuan

bertujuan anak, pengasuhan anak, dukungan keluarga dan/atau terapi

3. Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) adalah

Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Anak milik Kementerian Sosial yang

memiliki tugas melaksanakan rehabilitasi sosial kepada Anak yang memerlukan

Perlindungan khusus.

4. Loka Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (LRSAMPK) adalah

Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Anak milik Kementerian Sosial yang

memiliki tugas melaksanakan rehabilitasi sosial kepada anak yang memerlukan

perlindungan khusus.

5. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Mitra yang selanjutnya disingkat LKSA Mitra

adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang dibentuk oleh pemerintah, pemerintah

daerah, atau masyarakat yang melaksanakan pengasuhan anak, bermitra dengan

Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dalam pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial

Anak.

6. Pengasuhan Anak adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang,

kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan demi

kepentingan terbaik bagi anak.

7. Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian dukungan terhadap anggota

keluarga berupa dukungan emosional, pengetahuan dan keterampilan dalam

pengasuhan, keterampilan dalam berelasi dengan anggota keluarga, serta dukungan

untuk memahami masalah yang dihadapi anak dan mengurangi kecemasan anak dan

9
Juknis Bansos Tahun 2020

keluarga.

8. Terapi adalah serangkaian aktivitas untuk mengoptimalkan fungsi fisik, mental,

spiritual, psikososial, dan penghidupan berdasarkan hasil asesmen Pekerja Sosial.

a. Terapi fisik yaitu terapi untuk mengoptimalkan, memelihara, dan mencegah

kerusakan atau gangguan fungsi fisik anak. Terapi fisik dapat dilakukan dalam

bentuk latihan terapeutik, pijat, urut dan terapi elektronik, dukungan alat bantu,

serta pelatihan dan dukungan psikososial terutama untuk anak yang

berkebutuhan khusus dan dilakukan oleh terapis yang sesuai dengan

kompetensinya.

b. Terapi mental spiritual yaitu terapi untuk membantu anak menemukan makna

hidup, mengatasi kecemasan, dan depresi. dengan cara meditasi, terapi musik,

ibadah keagamaan, dan/atau terapi yang menekankan harmoni dengan alam,

dilakukan oleh pekerja sosial, bekerjasama dengan rohaniwan dan tenaga

profesional lainnya.

c. Terapi psikososial yaitu terapi untuk memperkuat dan memobilisasi potensi anak

dan keluarga serta meningkatkan kemampuan pengelolaan diri dalam lingkungan

sosialnya. Terapi psikososi dilaksanakan melalui berbagai terapi untuk mengatasi

masalah yang berkaitan dengan aspek kognisi, psikis, dan sosial yang dilakukan

oleh pekerja sosial bekerjasama dengan tenaga profesional lainnya.

d. Terapi untuk penghidupan yaitu terapi untuk meningkatkan produktivitas

kehidupan dan memelihara kepemilikan aset anak. Terapi penghidupan dilakukan

dengan cara memberikan keterampilan dan pelatihan yang sesuai dengan usia

Anak bekerja dan memungkinkan mereka untuk memperoleh atau mengalami

kehidupan kerja yang produktif dimasa mendatang, membangun konsep diri yang

positif, literasi finansial, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah secara

10
Juknis Bansos Tahun 2020

kreatif, empati dan proaktif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan

bekerjasama dan menyelesaikan konflik.

9. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Anak Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial

dalam Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS NG)

adalah sistem yang digunakan untuk perencanaan program dan mengidentifikasi

identitas calon penerima bantuan rehabilitasi sosial, baik LKSA, rumah tangga,

keluarga maupun individu berdasarkan kriteria-kriteria sosial ekonomi yang ditetapkan

oleh pelaksana bantuan rehabilitasi sosial anak.

10. Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PPKS adalah

perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu

hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya,

sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik

jasmani dan rohani maupun sosial secara memadai dan wajar.

11. Pekerja Sosial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai

praktik pekerjaan sosial serta telah mendapatkan sertifikat kompetensi.

12. Pendamping adalah perwakilan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang namanya tertera pada aplikasi SIKS NG

dalam Data Tepadu Kesejahteraan Sosial sebagai pengganti fungsi orang tua dari

Nasabah, yang memberikan persetujuan pembukaan rekening, pelaksanaan

transaksi dan penutupan rekening.

11
Juknis Bansos Tahun 2020

BAB II
PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dirancang untuk menjangkau seluruh Anak yang

Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK), Anak Jalanan, Balita, Anak Memerlukan

Pengembangan Fungsi Sosial (AMPFS) yang tercantum dalam Data Terpadu Kesejahteraan

Sosial. Anak-anak tersebut berada dalam pengasuhan Balai/Loka Rehabilitasi Sosial AMPK

atau menjadi dampingan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang mengalami masalah

sosial sehingga mereka dapat menikmati kehidupan yang layak dan berada dalam

lingkungan pengasuhan yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal

sesuai potensinya.

A. TUJUAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak bertujuan untuk :

1. Mendukung pemenuhan hidup layak anak;

2. Meningkatkan kapabalitas sosial dan tanggung jawab sosial anak melalui pengasuhan

anak;

3. Meningkatkan kapabilitas sosial dan tanggung jawab sosial keluarga melalui

dukungan keluarga;

4. Melaksanakan terapi bagi anak dan atau keluarga;

B. SUMBER PENDANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Sumber pendanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak berasal dari APBN. Pemerintah

daerah juga dapat mengalokasikan bantuan untuk monitoring pemanfaatan Bantuan

Rehabilitasi Sosial Anak.

C. SASARAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Sasaran Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak adalah anak penerima Bantuan Rehabilitasi

12
Juknis Bansos Tahun 2020

Sosial Anak dan LKSA mitra Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.

1. Anak Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

a. Kriteria Umum Anak Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

1) Anak usia 0 sampai kurang dari 18 tahun berasal dari keluarga miskin/tidak

mampu;

2) Masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau aplikasi SIKS NG

3) Anak dampingan LKSA meliputi :

a) Anak dalam LKSA;

b) Anak diluar LKSA;

b. Kriteria Khusus Anak Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

1) Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK)

a) Anak dalam situasi darurat;

Anak yang menjadi pengungsi, anak korban kerusuhan, anak korban

bencana alam, dan anak dalam situasi konflik bersenjata.

b) Anak berhadapan dengan hukum;

Anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak

pidana dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Kategori ABH dalam

Bantuan Rehablitasi Sosial Anak antara lain:

1) Anak Saksi

Anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat

memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan

pemeriksaan di siding pengadilan tentang suatu perkara pidana yang

didengar, dilihat dan/atau dialaminya sendiri.

2) Anak Korban;

13
Juknis Bansos Tahun 2020

Anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengalami

penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan

oleh tindak pidana.

3) Anak Pelaku;

Anak yang sudah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur

18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.

4) Anak Rentan ABH

i. Anak usia dibawah 12 tahun yang melakukan tindak pidana tetapi

tidak masuk kedalam ranah hukum;

ii. Anak yang melakukan tindak pidana yang belum terigistrasi dalam

catatan kepolisian;

iii. Anak yang melakukan tindak pidana terselesaikan dengan

musyawarah.

c) Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi;

Anak yang berada dalam kondisi keterpencilan, keterasingan dan/atau

mengalami deskriminasi dari lingkungan sosialnya yang diakibatkan oleh

letak geografis, perbedaan keyakinan, suku, ras dan golongan. Contoh :

Anak dari komunitas adat terpencil, Anak persekusi.

d) Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual;

Anak yang mengalami perlakuan salah, yang dipaksa untuk melakukan

aktifitas yang bukan kewajibannya untuk menopang kehidupan keluarga

atau orang lain tanpa memperhatikan hak anak.

e) Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya;

Anak yang tidak sengaja menggunakan napza karena dibujuk, ditipu,

14
Juknis Bansos Tahun 2020

dipaksa, dan/atau untuk menggunakan napza.

f) Anak yang menjadi korban pornografi;

Anak yang menjadi korban dan terpapar aktifitas pornografi dalam bentuk

gambar, sketsa, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi,

kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui

berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan dimuka umum,

yang membuat kecabulan atau ekslpoitasi seksual yang melanggar norma

kesusilaan dalam masyarakat.

g) Anak dengan HIV/AIDS;

Anak dengan HIV-AIDS yang selanjutnya disingkat ADHA adalah anak

yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun yang telah terinfeksi HIV

berdasarkan tes HIV.

h) Anak korban penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan;

Anak korban penculikan adalah anak yang mengalami keterpisahan dari

keluarganya dengan menggunakan ancaman, kekerasan, penipuan atau

pemaksaan lainnya tanpa sepengetahuan keluarganya. Anak korban

perdagangan adalah anak yang mengalami perekrutan, pemindahan,

pengiriman, penempatan untuk tujuan eksploitasi dengan menggunakan

ancaman, kekerasan ataupun pemaksaan lainnya.

i) Anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis;

Anak yang mengalami penderitaan fisik atau kerusakan tubuh serta

perasaan intimidasi, ketakutan dan hilangnya kemampuan untuk bertindak

hilangnya percaya diri.

j) Anak korban kejahatan seksual;

Anak yang mengalami penderitaan fisik, psikis dan sosial akibat perlakukan

15
Juknis Bansos Tahun 2020

pencabulan dan atau pemerkosaan

k) Anak korban jaringan terorisme;

Anak yang berada dalam situasi dan kondisi yang keluarganya memiliki

pemahaman radikal dan atau anak yang memiliki paham radikal

l) Anak Penyandang Disabilitas;

Anak yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau

sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan

lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi

secara penuh dan efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan

kesamaan hak.

m) Anak korban perlakuan salah dan penelantaran;

Anak yang berada dalam situasi tidak terpenuhi kebutuhan dasar, sosial,

kasih sayang dan perawatan, pengasuhan serta perlindungan

n) Anak dengan perilaku sosial menyimpang;

Anak yang perilakunya tidak sesuai dengan aturan, kesusilaan, nilai, norma

yang berlaku di dalam masyarakat. Contoh: pergaulan bebas, LGBT, anak

punk.

o) Anak yang menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan

kondisi Orang Tuanya.

Anak yang mengalami pelabelan negative yang diakibatkan situasi, kondisi

dan keadaan orang tua. Contoh: anak koruptor, eks napi, eks teroris, eks

wts, dan lain lain.

2) Anak Jalanan

Anak yang rentan beraktivitas di jalanan dan anak yang beraktivitas ekonomi

dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup

16
Juknis Bansos Tahun 2020

sehari-hari di jalanan.

Kriteria: Menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun ditempat-

tempat umum dan/atau mencari nafkah dan/atau berkeliaran di jalanan maupun

ditempat tempat umum.

3) Balita

Anak usia di bawah 5 (lima) tahun yang tidak mendapatkan pengasuhan layak,

tinggal di lingkungan tidak layak, tidak memiliki akta kelahiran dan/atau nomor

induk kependudukan, berasal dari keluarga miskin, dan/atau membutuhkan

keluarga pengganti.

4) Anak yang Memerlukan Pengembangan Fungsi Sosial (AMPFS)

Anak yang telah mendapatkan rehabilitasi sosial dasar atau berdasarkan

asesmen dari Pekerja Sosial memerlukan rehabilitasi sosial lanjut.

2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

Pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak didampingi oleh Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), dengan kriteria sebagai berikut:

a) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang membina dan mendampingi

anak dalam asuhan keluarga dan anak yang berada dalam asuhan LKSA.

b) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang diutamakan adalah lembaga

yang berkomitmen menerapkan pengasuhan berbasis keluarga dan membantu

anak untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang, kelekatan hubungan dengan

orang tuanya, kesejahteraan diri, keselamatan dan pengasuhan yang

berkelanjutan.

c) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang menjadi mitra berdasarkan

anak penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak, meliputi:

i. Taman Anak Sejahtera (TAS)

17
Juknis Bansos Tahun 2020

ii. Panti Sosial Anak Balita (PSAB)

iii. Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS)

iv. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar (Panti Asuhan/LKSA)

v. Lembaga Kejahteraan Sosial Anak yang Berhadapan dengan Hukum


(LKSABH)/ Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan Hukum Berbasis
Masyarakat

vi. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan

vii. Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)

viii. Lembaga Perlindungan Anak (LPA)

ix. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus


(AMPK)

d) Diutamakan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang telah terakreditasi

oleh Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS).

e) Lembaga pelayanan sosial anak milik pemerintah daerah provinsi (Unit Pelaksana

Teknis Daerah/UPTD) tidak diperbolehkan mendapatkan bantuan rehabilitasi

sosial anak.

f) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) mitra yang melaksanakan layanan

lebih dari satu permasalahan anak harus memiliki manajemen layanan yang

terpisah.

g) Diutamakan memiliki akta notaris dan berbadan hukum.

h) Terdaftar pada Dinas/Instansi Sosial setempat dan memiliki izin operasional yang

masih berlaku atau sedang dalam proses pembuatan/perpanjangan.

i) Memiliki kantor, Struktur Organisasi, Susunan Pengurus, AD/ART, alamat yang

jelas, dan nomor telepon / email Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).

j) Memiliki NPWP.

k) Memiliki data anak penerima manfaat.

18
Juknis Bansos Tahun 2020

D. MEKANISME BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dilaksanakan secara langsung oleh

Balai/Loka RSAMPK yang berada di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Adapun mekanisme pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak terdiri dari:

1. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)

Pelaksanaan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak mengacu pada Data Terpadu

Kesejahteraan Sosial yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Sosial RI

Nomor 19/HUK/2020 tanggal 29 Januari 2020 tentang Data Terpadu Kesejahteraan

Sosial (DTKS). Data Terpadu Kesejahteraan Sosial diinput melalui portal SIKS NG di

laman https://siks.kemsos.go.id. Kementerian Sosial RI dalam hal ini Direktorat

Rehabilitasi Sosial Anak bertanggung jawab mengolah DTKS yang sesuai dengan

kriteria anak penerima bantuan (lihat Bab II point C) dan mengirimkan data tersebut

ke Balai/Loka RSAMPK. Data tersebut menjadi dasar bagi Balai/Loka RSAMPK dalam

menyalurkan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak.

Gambar alur

19
Juknis Bansos Tahun 2020

2. Mekanisme Pengajuan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

Balai/Loka Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus

Balai/Loka RSAMPK berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi sesuai dengan

cakupan wilayah kerja balai/loka masing-masing terkait Data Calon Penerima

Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak. Selanjutnya Dinas Sosial Provinsi melakukan

koordinasi dengan Dinas Sosial Kab/Kota untuk verifikasi dan validasi data ke LKSA.

Setelah data divalidasi, Dinas Sosial Provinsi mengajukan Bantuan Rehabilitasi Sosial

Anak ke Balai/Loka RSAMPK dengan menggunakan form usulan yang ditandatangani

oleh kepala dinas provinsi atau pejabat yang berwenang (format terlampir).

Gambar alur

3. Mekanisme Penyaluran Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

Mekanisme Penyaluran Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dilakukan oleh Balai/Loka

20
Juknis Bansos Tahun 2020

Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus dengan alur sebagai

berikut :

Penjelasan Alur :

Tahap 1 Hasil Data Terpadu yang sudah valid dari Usulan Dinas Sosial Provinsi

sebagai dasar untuk menerbitkan surat keputusan penerima bantuan.

Tahap 2 Balai/Loka Rehabilitasi Sosial AMPK menerbitkan SK Penerima Bantuan

Rehabilitasi Sosial Anak;

Tahap 3 Balai/Loka Rehabilitasi Sosial AMPK menyampaikan salinan SK Bantuan

Rehabilitasi Sosial Anak kepada Dinas Sosial Provinsi;

Tahap 4 Balai/Loka Rehabilitasi Sosial AMPK membuat surat Perintah Membayar

(SPM LS) yang ditujukan ke KPPN Kementerian Keuangan;

Tahap 5 KPPN Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) ke Bank Penyalur yang telah ditunjuk;

21
Juknis Bansos Tahun 2020

Tahap 6 Bank Penyalur yang telah ditunjuk membuatkan rekening tabungan anak;

Tahap 7 Bantuan Rehabilitasi Sosial anak masuk ke rekening anak.

Tahap 8 Tahap pencairan uang Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dapat

dilakukan dengan cara mengambil langsung dengan menggunakan buku

tabungan dan/atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

E. NILAI BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Nilai Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) terdiri

dari :

1. Rp.500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) untuk Bantuan Bertujuan (Bantu) Anak

2. Rp.500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) untuk kegiatan:

a. Pengasuhan Anak

b. Dukungan keluarga

c. Terapi

F. PEMANFAATAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dapat digunakan, untuk antara lain :

1. Bantuan Bertujuan (Bantu) Anak

Merupakan upaya untuk memberikan dukungan bagi Anak dalam pemenuhan gizi,

biaya kursus, kegiatan rekreatif, dan/atau kegiatan Anak lainnya sesuai dengan

kebutuhan. Terkait dengan situasi berkembangnya pandemic covid-19, selain untuk

kebutuhan yang telah disebutkan, peruntukan Bantu dapat dipergunakan untuk

pembelian suplemen daya tahan tubuh dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,

hand sanitizer, dan sarung tangan.

2. Pengasuhan Anak

Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan,

keselamatan dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan demi kepentingan

22
Juknis Bansos Tahun 2020

terbaik bagi anak. Pengasuhan anak dilaksanakan baik oleh orang tua atau keluarga

sampai derajat ketiga maupun orang tua asuh, orang tua angkat, wali serta

pengasuhan berbasis komunitas. Bantuan digunakan untuk melaksanakan kegiatan,

diantaranya: Penguatan Kapabilitas dan Tanggung Jawab Sosial Anak (PKA) yang

dilakukan oleh pendamping/lembaga.

Pengasuhan Konsumsi
Frekuensi Kegiatan Transport
Sosial (Snack & Makan)
Anak dalam a) Kegiatan PKA, Maksimal X
LKSA dilakukan minimal Rp. 50.000/anak
1 Kali
b) Anak bertemu Maksimal
keluarga minimal 1 Rp. 50.000/anak (PP)
kali
(Form kepulangan
anak)
Anak Luar LKSA Dilakukan minimal 1 Maksimal Maksimal
kali Rp. 50.000/anak Rp. 50.000/anak (PP)

3. Dukungan Keluarga

Merupakan upaya pemberian bantuan terhadap anggota keluarga berupa dukungan

emosional, pengetahuan dan keterampilan pengasuhan, keterampilan berelasi dalam

keluarga, serta dukungan untuk memahami masalah yang dihadapi Anak dan

mengurangi kecemasan anak dan keluarga. Dukungan Keluarga dimaksudkan untuk

penguatan kapabilitas dan tanggung jawab sosial keluarga guna meningkatkan

keberfungsian sosial Anak dan keluarga atau keluarga pengganti.

Dukungan Keluarga dapat diberikan dalam bentuk :

a. Penguatan kapabilitas dan tanggung jawab keluarga melalui pelatihan


pengasuhan;
b. Pendampingan kepada keluarga Anak melalui kunjungan rumah; dan
c. Penyelenggaraan kelompok penguatan keluarga;
Bantuan digunakan untuk melaksanakan kegiatan Penguatan Kapabilitas sosial dan

tanggung jawab sosial Keluarga (PKK) yang dilakukan oleh pendamping/lembaga

sebanyak minimal 1 (satu) kali.

23
Juknis Bansos Tahun 2020

a. Transport orangtua Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah)

b. Konsumsi orangtua maksimal Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah)

4. Terapi

Terapi dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi fisik, mental spritual, psikososial,

dan penghidupan berdasarkan hasil asesmen Pekerja Sosial. Untuk mendukung

terapi tersebut dapat dialokasikan bantuan sebesar Rp. 200.000 (Dua Ratus Ribu

Rupiah) berupa barang dan/atau jasa.

a) Terapi Fisik

Terapi fisik dimaksudkan untuk mengoptimalkan, memelihara, dan mencegah

kerusakan atau gangguan fungsi fisik Anak. Bentuk terapi fisik dapat berupa

latihan terapeutik, pijat, urut dan terapi elektronik, dukungan alat bantu, serta

pelatihan dan dukungan psikososial terutama untuk Anak yang berkebutuhan

khusus dan dilakukan oleh terapis yang sesuai dengan kompetensinya.

b) Terapi Mental/Spiritual

Terapi Mental/Spiritual dimaksudkan untuk membantu Anak menemukan makna

hidup, mengatasi kecemasan, dan depresi. dengan cara meditasi, terapi musik,

ibadah keagamaan, dan/atau terapi yang menekankan harmoni dengan alam,

dilakukan oleh pekerja sosial, bekerjasama dengan rohaniwan dan tenaga

profesional lainnya.

c) Terapi Psikososial

Terapi Psikososial dimaksudkan untuk memperkuat dan memobilisasi potensi

anak dan keluarga serta meningkatkan kemampuan pengelolaan diri dalam

lingkungan sosialnya. Dilakukan dengan cara melakukan berbagai terapi untuk

mengatasi masalah yang berkaitan dengan aspek kognisi, psikis, dan sosial.

dilakukan oleh pekerja sosial bekerjasama dengan tenaga profesional lainnya.

24
Juknis Bansos Tahun 2020

d) Terapi Penghidupan

Terapi Penghidupan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas kehidupan

dan memelihara kepemilikan aset Anak. Terapi penghidupan dilakukan dengan

cara memberikan keterampilan dan pelatihan yang sesuai dengan usia Anak

bekerja dan memungkinkan mereka untuk memperoleh atau mengalami

kehidupan kerja yang produktif dimasa mendatang, membangun konsep diri yang

positif, literasi finansial, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah secara

kreatif, empati dan proaktif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan

bekerjasama dan menyelesaikan konflik.

Apabila tidak teralokasikan untuk terapi, maka bisa digunakan untuk

pengasuhan anak dan dukungan keluarga.

Catatan : pelaksanaan kegiatan pengasuhan anak, dukungan keluarga dan

terapi pada situasi pandemi Covid 19 disesuaikan dengan protokol

kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah dan materi yang diberikan

salah satunya tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya

pencegahan dan penanganan Covid-19.

25
Juknis Bansos Tahun 2020

BAB III

PELAPORAN, PENGHENTIAN/PENGALIHAN DAN SANKSI

A. PELAPORAN

Pelaporan Pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dalam bentuk Hard Copy dan

Soft Copy dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

Pihak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak wajib membuat dan mengirimkan laporan

secara berjenjang dengan melampirkan:

a. Fotocopy rekening anak

b. Nota atau kuitansi untuk setiap transaksi pemanfaatan bantuan

c. Bukti pencairan uang dengan menggunakan buku tabungan, khusus untuk

pencairan terakhir bukti harus menggunakan buku tabungan.

d. Form E (Surat Pernyataan LKSA Telah Menerima Bantuan Rehabilitasi Sosial

Anak)

e. Form F (Daftar Nama Anak Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak)

f. Form G1 (Laporan Bantuan Bertujuan Anak)

g. Form G2 (Laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Pengasuhan Anak)

h. Form G3 (Laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Dukungan Keluarga)

i. Form G4 (Laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Terapi)

j. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

k. Berkas asli laporan disimpan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA),

sedangkan copy laporan dikirimkan ke Dinas Sosial Kabupaten/Kota

2. Dinas Sosial Kabupaten/Kota

Merekapitulasi laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dari Lembaga

26
Juknis Bansos Tahun 2020

Kesejahteraan Sosial Anak dengan menggunakan Form H dan dikirimkan ke Dinas

Sosial Provinsi.

3. Dinas Sosial Provinsi

Merekapitulasi laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dengan menggunakan Form

H dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan dikirimkan ke Balai/Loka RSAMPK di wilayah

kerjanya.

4. Balai/Loka RSAMPK

Membuat laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dan mengirimkan ke

Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial RI.

5. Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak

Menerima laporan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dari Balai/Loka

RSAMPK.

B. PENGHENTIAN/ PENGALIHAN

Penghentian dan pengalihan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dilakukan apabila:

1. Penerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak telah berusia diatas 18 tahun.

2. Apabila anak meninggal dunia sebelum Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak dicairkan,

maka bantuan dapat dialihkan kepada penerima bantuan lainnya/pengganti.

3. Apabila anak meninggal dunia bersamaan dengan pencairan Bantuan Rehabilitasi

Sosial Anak, maka bantuan tetap diberikan.

4. Apabila anak sudah diterminasi (masa pengakhiran menerima layanan) oleh LKSA

dapat dilakukan pengalihan dengan ketentuan penggantinya adalah Anak yang

terdaftar pada SIKS-NG yang sudah disetujui oleh Kementerian Sosial.

C. SANKSI

1. Sanksi akan diberikan ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, apabila:

a. LKSA tidak mengirimkan laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan

27
Juknis Bansos Tahun 2020

kegiatan dengan dilampirkan bukti kuitansi dan bukti nota pembelian dalam jangka

waktu tiga (3) bulan sejak bantuan diterima.

b. Pengurus/pengasuh LKSA melakukan pelanggaran terkait dengan tindak pidana

terhadap anak.

c. LKSA menggunakan bantuan untuk kepentingan pribadi.

2. Jenis sanksi yang diberikan antara lain:

a. Teguran baik lisan maupun tertulis.

b. LKSA tidak dapat diusulkan kembali untuk mendapat Rehabilitasi Sosial Anak.

c. Pengurus/pengasuh LKSA dapat diproses sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

28
Juknis Bansos Tahun 2020

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING

1. Mekanisme Monitoring

Kegiatan monitoring dilakukan dalam rangka memastikan penyaluran dan

pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak berjalan sesuai dengan mekanisme

yang sudah diatur dalam petunjuk teknis. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang

mulai dari tingkat pusat, Balai/Loka RSAMPK, provinsi hingga kabupaten/kota.

a. Kementerian Sosial RI melakukan monitoring ke Balai/Loka RSAMPK dan Dinas

Sosial Provinsi. Kementerian Sosial juga dapat melakukan pemantauan secara

langsung ke Dinas Sosial Kabupaten/Kota atau LKSA mitra.

b. Balai/Loka RSAMPK melakukan monitoring ke Dinas Sosial Provinsi dan Dinas

Sosial Kabupaten/Kota juga dapat melakukan pemantuan langsung ke LKSA

mitra diwilayah tersebut.

c. Dinas Sosial Provinsi melakukan monitoring ke Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

Dinas Sosial Provinsi juga dapat melakukan pemantuan langsung ke LKSA mitra

diwilayah tersebut.

d. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota melakukan monitoring ke seluruh Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)/Lembaga Mitra di wilayahnya.

2. Sasaran (aspek-aspek) monitoring meliputi:

a. Kelengkapan laporan pertanggungjawaban

b. Buku rekening anak

c. Ketepatan sasaran bantuan sosial kepada anak

d. Ketepatan jumlah anak

e. Ketepatan pemanfaatan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak (sesuai dengan Form

29
Juknis Bansos Tahun 2020

F dan Form G)

f. Manfaat dan dampak Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak.

B. EVALUASI

Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan Bantuan

Rehabilitasi Sosial Anak. Evaluasi ini dibutuhkan agar dapat memberikan masukan untuk

menyempurnakan rehabilitasi sosial anak berikutnya. Sasaran (aspek-aspek) evaluasi

meliputi:

1. Jumlah dan jenis bantuan (input)

2. Proses pelaksanaan pemberian bantuan

3. Manfaat dan dampak bantuan sosial (hasil yang dicapai/output).

30
Juknis Bansos Tahun 2020

BAB V

PENUTUP

Penyelenggaraan Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 merupakan bagian

dari Program Rehabilitasi Sosial (PROGRESA) diharapkan bermanfaat untuk

mengembangkan pengasuhan anak yang baik, mampu mengembangkan potensi anak

penerima manfaat. Muara dari seluruh kegiatan adalah meningkatnya kapabilitas sosial dan

tanggung jawab sosial anak dan keluarga. Dukungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak,

Direktorat Jenderal rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial ingin memastikan bahwa hal

tersebut dapat tercapai. Karena itu, Petunjuk Teknis Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak

Tahun 2020 diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksana PROGRESA. Hal-Hal yang

belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan ditindaklanjuti dengan surat edaran atau surat

resmi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI atau Direktur Rehabilitasi

Sosial Anak.

31
Juknis Bansos Tahun 2020

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. FORM PENGAJUAN BANTUAN

32
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 2. FORM BUKTI PENCAIRAN UANG MELALUI TABUNGAN

Nama Anak :
No Rekening Anak :
Nama Pendamping yang mengambil :

Jakarta,……..,…………….2020
Pendamping LKSA

Ttd

Nama Pendamping yang Mengambil

LAMPIRAN 3. FORM E

33
Juknis Bansos Tahun 2020

SURAT PERNYATAAN
TANDA TERIMA BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK
TAHUN 2020

Nomor : ...................................................

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : .......................................................................................

Jabatan : .......................................................................................

Alamat : .......................................................................................

..................................................................................................................

Bertindak untuk dan atau atas nama LKSA:

Nama LKSA : .............................................................................

Alamat : .............................................................................

..................................................................................................................

Kab/Kota ..........................................Propinsi...........................................

Pada hari ..................tanggal.......................bulan .................tahun 2020, menyatakan telah


menerima Dana Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak Tahun 2020 dari Kementerian Sosial RI,
melalui :

Bank : ............................................................................
Dana yang diterima
Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak : Rp 1.000.000 x ..... anak =..............................
Total Bantuan Diterima LKSA : ………………………………..
Terbilang .................................................................................................

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

...................................................2020
Yang membuat pernyataan
Kepala/Pimpinan

Stempel & materai


Rp. 6.000,-
(..................................................................
.)

34
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 4. FORM F

35
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 5. FORM G1

Uraian Kegiatan/Pembelian ( contoh )

36
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 6. FORM G2

Uraian Kegiatan

37
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 7. FORM G3

Uraian Kegiatan

38
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 8. FORM G4

Uraian Kegiatan (contoh)

39
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 9. Form H

40
Juknis Bansos Tahun 2020

LAMPIRAN 10. SURAT PERTANGGUNGJAWABAN MUTLAK (SPTJM)

SURAT PERTANGGUNGJAWABAN MUTLAK


BANTUAN REHABILITASI SOSIAL ANAK
Yang bertanda tangan dibawah ini :
• Nama :……………………………………………………………
• Nomor KTP : ……………………………………………………………
• Alamat : ……………………………………………………………
• Ketua/Pendamping LKSA : ……………………………………………………………
• Nama LKSA : ……………………………………………………………
• Alamat LKSA : ……………………………………………………………

Dengan ini menyatakan akan menyerahkan dana Bantuan Rehabilitasi Sosial Anak
kepada anak yang berhak sesuai Surat Pemberitahuan yang diterbitkan oleh Kementerian
Sosial RI.
Dalam hal terjadi penyalahgunaan kewenangan, saya sebagai Ketua/Pendamping LKSA,
bersedia bertanggungjawab atas penyalahgunaan kewenangan tersebut. Kementerian
Sosial berhak menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan dan PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk berhak untuk mengajukan gugatan/klaim/tindakan hukum
lainnya terhadap saya dalam hal PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menderita
kerugian akibat penyalahgunaan kewenangan oleh saya.
Dengan ini saya membebaskan Kementerian Sosial dan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk dari segala risiko yang timbul akibat tindakan/perbuatan yang dilakukan
oleh saya. Demikian surat pernyataan ini dibuat.
……………………,………………………………………
….

Materai
Rp.6.000
(…………………………………….)

41

Anda mungkin juga menyukai