Anda di halaman 1dari 32

TUGAS MANAJEMEN FARMASI

STUDI KELAYAKAN APOTEK ATMAJAYA FARMA

Disusun Oleh :

Via Aprilianti I4C020062

Dita Pramesti Javani I4C020063

Adam Hamid I4C020069

Eisa Swastika I4C020070

Yayuk Sri Astuti I4C020089

Sheila Secarina I4C020090

Dian Trisnawardani I4C020102

Angkatan/Kelompok : 9/2

Dosen Pengampu : apt. Hening Pratiwi, M.Sc.

UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

PURWOKERTO

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Salah satu unit pelayanan kesehatan
adalah apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik
kefarmasian oleh apoteker. Tujuan pendirian apotek antara lain sebagai tempat pengabdian
profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, sarana farmasi yang melakukan
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat,
meningkatkan kesehatan setempat khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam
praktik pengobatan sendiri (swamedikasi) (Kemenkes RI, 2017).
Kecamatan Kembaran terdiri dari 16 desa dan memiliki luas wilayah 2.591,776 Ha
atau 25,92 Km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak 82.537 jiwa. Sarana
pelayanan kesehatannnya sendiri berupa 1 poliklinik, 2 puskesmas, 1 puskesmas
pembantu, poskesdes di masing-masing desa dan 6 apotek (BPS Kabupaten Banyumas,
2020). Menurut Kemenkes RI (2017), Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dapat
mengatur persebaran apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian. Berdasarkan Keputusan Bupati Banyumas
Nomor 445/228 Tahun 2019 Tentang Kuota dan Persebaran Apotek Per Kecamatan di
Kabupaten Banyumas, kuota apotek Kecamatan Kembaran yaitu 22 apotek sehingga saat
ini Kecamatan Kembaran masih belum memenuhi kuota. Karenanya, akses masyarakat
terhadap sarana kesehatan terutama pelayanan kefarmasian masih terbatas. Hal ini menjadi
peluang untuk pembangunan apotek baru sehingga masyarakat dapat mengakses obat-
obatan yang bermutu dan lengkap untuk meningkatkan kualitas kesehatannya.
Sebelum mendirikan sebuah apotek, perlu dilakukan studi kelayakan yang
merupakan penilaian suatu rancangan secara komprehensif mengenai rencana pendirian
apotek baru. Tujuan dilakukannnya studi ini ialah untuk menilai potensi apotek sebagai
sarana kesehatan yang layak, menghindari risiko kerugian, memudahkan perencanaan,
pelaksanaan pekerjaan, pengawasan dan pengendalian. Aspek-aspek yang diperhatikan
dalam studi kelayakan apotek yaitu lokasi, target pasar dan pemasaran, teknik operasi,
sumber daya manusia, manajemen organisasi, ekonomi sosial, finansial dan dampak
lingkungan.

1.2 Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi apotek terpercaya dan unggul dalam layanan dan kinerja yang berbasis
pelayanan kepada masyarakat.
b. Misi
- Memberikan pelayanan kefarmasian secara profesional, tepat dan ramah kepada
masyarakat.
- Menyediakan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang bermutu, aman
dan memiliki izin edar.
- Memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang penggunaan
obat secara rasional dalam praktik pengobatan sendiri.
- Memiliki sumber daya manusia yang bertanggung jawab dan profesional yang
selalu mengembangkan kompetensinya.
BAB II
ANALISIS TEKNIS

1.1 Peta Lokasi dan Lingkungan


Apotek Atmajaya Farma direncanakan beralamat di Jl. KH. Ahmad Dahlan, Dusun
I, Karangsoka, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lokasi apotek
ini terbilang sangat strategis karena terletak di pinggir jalan raya yang selalu ramai dilewati
oleh angkutan umum dan kendaraan pribadi, terlebih daerah ini dekat dengan kampus.
Apotek ini berada pada permukiman penduduk (kampung, dan 400 m dari perumahan),
berjarak 600 m dari kampus, dan 250 m dari Rumah Sakit JIH yang sedang dalam proses
pembangunan. Lokasinya mudah diakses karena terletak persis di pinggir jalan raya
dengan fasilitas lahan parkir yang luas. Keberadaan apotek di Desa Karangsoka pun masih
belum ada (BPS Kabupaten Banyumas, 2020). Selain itu, jarak apotek lain dari lokasi
apotek yang kami rencanakan sejauh 550 m. Di Kembaran masih jarang dijumpai apotek,
sehingga harapannya apotek ini bisa berkembang pesat, ditambah lagi dengan sedang
didirikannya Rumah Sakit JIH.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Apotek Atmajaya Farma


Gambar 2.2 Real Map Lokasi Apotek Atmajaya Farma

1.2 Layout Apotek Atmajaya Farma


1.3 Sarana dan Prasarana
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam menjamin mutu dan pemberian pelayanan kepada pasien serta harus memiliki luas
yang mencukupi dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi dari apotek. Apotek Atmajaya Farma memiliki fasilitas
sarana dan prasarana yang terdiri dari:
1. Sarana :
a. Kursi tunggu pelanggan (2 buah sofa)
b. Ruang konseling dan cek kesehatan
c. Meja Konseling (1 buah)
d. Kursi (6 buah)
e. Meja kerja apoteker/ TTK (1 buah)
f. Meja peracikan obat (1 buah)
g. Meja Administrasi (1 buah)
h. Etalase OTC (1 buah)
i. Rak obat (4 buah)
j. Etalase alat kesehatan (1 buah)
k. Lemari narkotika (1 buah)
l. Lemari psikotropika (1buah)
m. Lemari dokumen (1 buah)
n. Lemari pendingin (1 buah)
o. Wastafel (2 buah)
p. Toilet (1)
q. Gudang (1)
2. Prasarana
a. Timbangan dan anak timbangan (1)
b. Termometer ruangan (1)
c. Mortir dan stemper (1)
d. Gelas ukur (1)
e. Spygmomanometer(1)
f. Alat ukur gula darah, kolesterol, dan asam urat (Easy touch 3 in 1)
g. Pot plastik berbagai ukuran (50)
h. Etiket (biru dan putih) (50)
i. Kertas perkamen (1 pack)
j. Streples, gunting, dan alat tulis lain (1)
k. Plastik (2 bungkus)
l. Kipas angin (1)
m. Komputer (2)
n. Kloset (1)
o. Tisu wc (1)
p. Bak penampung air (1)
q. Keset (1)
r. Vas bunga (2)
s. Plang nama apotek (1)
t. Telepon (1)
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan dalam pembangunan apotek adalah :
a. Sumber air yang memenuhi syarat
b. Alat pemadam kebakaran
c. Sanitasi yang memenuhi persyaratan
d. Penerangan yang baik
e. Papan nama apotek
f. Kelengkapan administrasi
g. Kondisi suhu ruangan
BAB III
ANALISIS PASAR
3.1 Peluang Pasar
Lokasi Apotek Atmajaya Farma yang dipilih di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Dusun
I, Karangsoka, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Lokasi di wilayah dengan lalu lintas yang cukup ramai,
b. Kemudahan akses karena lokasi di pinggir jalan raya,
c. Belum terdapat apotek di Desa Karangsoka,
d. Terdapat proyek pembangunan Rumah Sakit JIH Purwokerto di wilayah tersebut,
e. Lokasi disekitar pemukiman warga dan kampus.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa lokasi apotek yang akan dibangun cukup strategis. Selanjutnya dapat ditentukan
target pemasaran yang potensial bagi apotek tersebut yaitu :
a. Masyarakat yang melewati apotek,
b. Penduduk sekitar apotek dan wilayah desa/kelurahan yang termasuk ke dalam
Kecamatan Kembaran,
c. Pasien dari fasilitas pelayanan kesehatan sekitar apotek
Data penunjang dalam mendukung pemilihan lokasi ini, dilihat dari beberapa
aspek seperti:
1) Data Fasilitas Kesehatan Lain
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kembaran tahun 2020 terdapat sejumlah 1
Poliklinik, 2 Puskesmas Tanpa Rawat Inap, 1 Puskesmas Pembantu, dan 6 Apotek
yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Selain itu, di Kecamatan Kembaran sendiri
memiliki jumlah tenaga kesehatan yang dapat dilihat di Tabel 3.2. Jarak antara
lokasi pendirian apotek dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain yang berdekatan
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.1 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Kembaran
Poliklinik/Balai Puskesmas
No Desa/Kelurahan Pengobatan Pembantu Tanpa Rawat Inap Apotek

1. Ledug - - - -
2. Pliken - 1 - 1
3. Purwodadi 1 - - -
4. Karangtengah - - 1 -
5. Kramat - - - 1
6. Sambeng Wetan - - - -
7. Sambeng Kulon - - - -
8. Purbadana - - - -
9. Kembaran - - - 2
10. Bojongsari - - - -
11. Karangsoka - - - -
12. Dukuhwaluh - - - 2
13. Tambaksari Kidul - - - -
14 Bantarwuni - - - -
15. Karangsari - - - -
16. Linggasari - - 1 -
Kembaran 1 - 2 6
(BPS Kabupaten Banyumas, 2020)
Tabel 3.2 Jumlah petugas kesehatan di Fasyankes Kecamatan Kembaran
Unit Kerja Dokter umum Dokter gigi Bidan Apoteker Asisten Apoteker
Kembaran I 2 - 21 1 1
Kembaran II 2 1 21 1 -
Total 4 1 42 2 1
(Badan PPSDM Kesehatan, 2021)
Tabel 3.3 Jarak Antara Lokasi Pendirian Apotek dengan Fasilitas Kesehatan Lain
Sarana Kesehatan Lain Lokasi Jarak

Proyek Rumah Sakit JIH Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kembaran, 250 m
Purwokerto Banyumas.
Apotek UMP Jl. Raya Dukuhwaluh, Kembaran, 550 m
Banyumas.
Apotek Astari Jl. Senopati No. 22, Kembaran, 950 m
Banyumas.
Puskesmas Kembaran I Jl. KH. Abdurrahman Wahid, 1,5 km
Kembaran, Banyumas.
Puskesmas Kembaran II Jl. Raya Kramat No. 1, Kembaran, 6 km
Banyumas.
2) Data Kependudukan
Tabel 3.4 Data Luas Wilayah, Jumlah Desa/kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tanga dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Kembaran

Luas Jumlah Rata-Rata Kepadatan


Jumlah Jumlah
Kecamatan Wilayah Rumah Jiwa/Rumah Penduduk
Desa penduduk
(km2) Tangga Tangga per km2

Kembaran 25,92 16 82.537 21.310 3,9 3.184,30

(Dinas Kesehatan Banyumas, 2019)


a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

(BPS Kabupaten Banyumas, 2020)


b. Berdasarkan Pekerjaan
Sumber penghasilan utama sebagian penduduk di Kecamatan Kembaran
adalah pada sektor perdagangan, jasa-jasa, pertanian, industri, dan konstruksi
(Gambar 3.2)
Gambar 3.2 Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk

(BPS Kabupaten Banyumas, 2020)

3.2 Strategi Pemasaran


3.2.1 Segmentasi
Apotek Atmajaya Farma berlokasi di Jl. KH. Ahmad Dahlan, Dusun I,
Karangsoka, Kecamatan Kembaran. Dalam penentuan strategi pemasaran yang baik,
perlu dilakukan segmentasi pasar agar proses pemasaran yang dilakukan efektif.
Berdasarkan data demografi penduduk mengenai pekerjaan masyarakat di
Kecamatan Kembaran, sumber penghasilan utama sebagian penduduk di Kecamatan
Kembaran adalah pada sektor perdagangan, jasa-jasa, pertanian, industri, dan
konstruksi.
Berdasarkan data pekerjaan masyarakat maka calon konsumen dapat dibagi
menjadi tiga kategori yaitu :
- Masyarakat yang termasuk kelompok ekonomi bawah
- Masyarakat yang termasuk kelompok ekonomi menengah
- Masyarakat yang termasuk kelompok ekonomi atas
1. Targeting
Target pemasaran pada Apotek Atmajaya Farma dilakukan dengan
melayani permintaan obat resep maupun non resep bagi semua lapisan
masyarakat, baik masyarakat yang melalui apotek, masyarakat yang tinggal di
sekitar apotek, serta pasien dari fasilitas kesehatan di sekitar apotek. Pelayanan
yang diberikan antara lain:
a. Keberadaan apoteker selama apotek beroperasi (Pukul 07.30-21.30 WIB)
b. Pelayanan pharmaceutical care, yang meliputi :
- Pemberian informasi obat dan KIE kepada pasien atau masyarakat
yang ingin melakukan swamedikasi,
- Pemberian informasi obat dan KIE pada pasien atau masyarakat yang
membeli obat menggunakan resep,
- Pemberian konseling kepada pasien kondisi khusus (pasien penyakit
kronis seperti hipertensi dan DM, geriatri, pediatri, serta ibu hamil dan
menyusui),
- Pemberian informasi obat dan edukasi melalui media leaflet dan
brosur.
c. Pelayanan cek kolesterol, glukosa darah, dan asam urat.
2. Positioning
Fokus citra masyarakat terhadap Apotek Atmajaya Farma ialah sebagai
sarana pelayanan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui
pharmaceutical care dengan pelayanan informasi obat, KIE, dan swamedikasi.
Positioning pada motto Apotek Atmajaya Farma yaitu, “Melayani dengan Tulus
dan Senyuman”. Hal ini menunjukan bahwa Apotek Atmajaya Farma
diharapkan dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang maksimal bagi
pasien dan masyarakat.

3.3 Analisis SWOT


a. Strength (Kekuatan)
- Lokasi apotek yang strategis dan mudah diakses,
- Kondisi bangunan yang baik,
- Apotek yang menjadi pesaing di sekitar lokasi masih sedikit,
- Terdapat lahan parkir yang luas untuk mobil dan motor,
- Terdapat ruang konseling dan kursi tunggu bagi pasien,
- Menyediakan layanan cek kesehatan.
b. Weakness (Kelemahan)
- Apotek baru yang belum memiliki pelanggan.
c. Opportunities (Peluang)
- Berada di pinggir jalan raya yang ramai dan mudah diakses,
- Berada di dekat pemukiman warga dan kampus,
- Berada di dekat proyek pembangunan Rumah Sakit JIH Purwokerto,
- Belum ada apotek di Desa Karangsoka dan apotek terdekat dalam radius 550 m
ada di Desa Dukuhwaluh.
d. Treat (Ancaman)
Apotek yang sudah berdiri terlebih dahulu memiliki basis pelanggan yang lebih
kuat sehingga perlu dilakukan pengenalan dan promosi secara intensif agar bisa
dikenal oleh masyarakat dengan baik.
3.4 Program Pemasaran
3.4.1 Internal Apotek
Program pemasaran yang dilakukan pada internal:
 Apoteker ikut terlibat melayani langsung pasien yang datang,
 Customer service (No. Telp/Whatsapp: +6285859316435),
 Terapkan SaSTer (Ucapakan Salam, Senyum, Terimakasih),
 Ruang konseling nyaman,
 Pelatihan Tenaga Teknik Kefarmasian,
 Penjualan alat kesehatan,
 Pelayanan pemantauan kesembuhan pasien dan pengingat minum obat,
 Poster tata cara penggunaan sediaan khusus,
 Banner visualisasi apoteker sebagai drug expert,
 Stock opname setiap bulan,
 Pengecekan dokumen tertulis dan terkomputerisasi,
 Evaluasi kinerja bulanan,
 Skoring internal (SDM),
 Memastikan distributor terpercaya,
 Langkah pencegahan kekosongan obat,
 Sistem kekeluargaan antar petugas.
3.4.2 Eksternal Apotek
Program pemasaran yang dilakukan pada eksternal:
 Terdapat team media komunikasi yang bertugas untuk menjangkau konsumen
milenial dan memberikan pelayanan informasi mengenai obat melalui website:
atmajayafarma.wordpress.com, e-mail: atmajayafarma@gmail.com, sosial
media seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, Line, Youtube, radio broadcast,
voucher, target skor pembelian (struk kupon), dll,
 Mengadakan kolaborasi dengan sekolah farmasi yaitu menerima siswa atau
mahasiswa magang di apotek,
 Mengadakan sayembara program kreatif tiap bulan dengan pemilihan tema
diserahkan kepada peserta dengan output peningkatan kunjungan dan transaksi
yang dapat dinilai dari kode serial penanda dari masing-masing peserta yang
berpartisipasi. Jadi, setiap peserta diberikan kode serial. Dimana kode serial
tersebut akan membantu peserta untuk mengajak viewers/followers
mendapatkan item di Apotek dengan harga spesial selama event berlangsung.
Pemenang dari sayembara ini akan dinilai dengan jumlah kode serial yang
banyak digunakan oleh pembeli,
 Bakti sosial dan promosi kesehatan. Bakti sosial dapat dilakukan bersama
tenaga kesehatan lainnya seperti dokter. Rekomendasi obat yang diresepkan
dokter terutama pada obat-obat yang akan mendekati Expaired Date (ED)
sehingga membantu apotek mengurangi sampah obat,
 DIC (drug information centre),
 Program “Farmasis Cilik”. Target dari program ini yaitu anak kelas 4 – 6 SD
akan melakukan role play assessment mengenai kondisi kesehatan murid SD
dibawah bimbingan salah satu petugas apotek. Dimana penilaian dari farmasis
cilik tersebut akan membantu mereka untuk mengenali treatment apa yang dapat
membantu dalam meningkatkan kesehatan seperti nafsu makan, kekurangan
vitamin, kulit gatal, dll. Penggunaan multivitamin yang dapat dibeli dengan
mudah tanpa harus menggunakan resep dokter akan ditawarkan oleh farmasis
cilik dalam bentuk daftar tabel obat beserta harga dan khasiatnya. Pelaksanaan
program ini akan dilaksanakan setiap jum’at dan sabtu di pagi hari dan target
utamanya yaitu siswa-siswi yang menunjukkan gejala kurang sehat, kurang
berat badan, dan yang terlambat datang ke sekolah. Pada siswa yang terlambat
datang, farmasis cilik dapat berkolaborasi dengan guru BK dengan melakukan
assessment penyebab terlambat dan kondisi kesehatan siswa tersebut.
Kemudian farmasis cilik akan memberikan rekomendasi daftar obat yang dapat
gunakan dengan tembusan surat kepada orang tua/wali siswa tersebut,
 Parkir gratis,
 Skoring eksternal (setiap struk ada nomor call centre yang akan meminta
penilaian pengunjung dan respon tersebut akan diberikan poin – voucher),
 Apotek terintegrasi, apabila terjadi kekosongan dapat mengambil ke apotek
terdekat atau rekomendasi untuk apotek lain (dengan perjanjian fee yang telah
disetujui).

3.4.3 Adaptasi kebiasaan baru (Pada masa pandemi)


 Apotek drive thru,
 Layanan antar,
 Home pharmacy care,
 Banner pencegahan covid-19 dan multivitamin yang dapat dikonsumsi,
 Protokol ruangan dengan pembersihan setiap sudut apotek setiap hari,
 Layanan cek suhu, timbangan berat badan, dan tempat mencuci tangan,
 Petugas bekerja di ruangan bersih bebas dari virus,
 Pengukuran suhu petugas secara mandiri sebelum memulai aktivitas dan
pastikan tidak melebihi 37,1oC,
 Petugas cuci tangan sebelum bekerja minimal 20 detik, menggunakan
handsanitizer sesering mungkin, menggunakan masker, sarung tangan, dan
tidak melakukan kontak fisik dengan pengunjung apotek,
 Petugas menjaga jarak minimal 1 meter dengan petugas apotek lain dan
pengunjung apotek,
 Menghimbau petugas apotek untuk mengindari menyentuh wajah terutama
bagian mata, mulut, dan hidung,
 Personil apotek wajib menjaga stamina dan daya tahan tubuh.
BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN APOTEK

4.1 Bentuk Badan Usaha


Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Badan usaha apotek memiliki Surat Izin Apotek yang
selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk menyelenggarakan Apotek.
Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu oleh Apoteker
lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi. Dalam pendirian apotek
apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik
modal baik perorangan maupun perusahaan (Kemenkes RI, 2017).

4.2 Struktur Organisasi Apotek Atmajaya Farma

Apoteker Penanggung Jawab Apotek


(apt. Adam Hamid, M.Si.)

Apoteker Pendamping Apoteker Pendamping


(apt. Eisa Swastika, S.Farm.) (apt. Dita Pramesti, S.Farm.)

Administrasi Tenaga Tekhnis Kefarmasian

Analisis kerja personel Apotek Atmajaya Farma dijabarkan sebagai berikut :


Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (Kemenkes RI, 2017).
4.2.1. Apoteker Penanggung Jawab
Apoteker penanggung jawab merupakan apoteker pemegang SIA. Pemerintah
daerah menerbitkan SIA apotek yang penerbitannya bersama dengan penerbitan SIPA
untuk Apoteker pemegang SIA. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat
SIPA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian
(Kemenkes RI, 2017). Dalam menyelenggarakan apotek, apoteker bertanggung jawab
terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di
apotek sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat dan
keamanannya. Apoteker penanggung jawab apotek memiliki tugas dalam melaksanakan
tanggungjawab professional kefarmasian di apotek, antara lain:
a. Memimpin seluruh kegiatan apotek.
b. Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek yang meliputi
beberapa bidang antara lain, pelayanan kefarmasian, administrasi dan keuangan,
serta personalia.
c. Melakukan langkah‐langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas apoteker.
d. Pengelolaan sediaaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
e. Melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, trigeserida, tensi dan asam urat.

4.2.2. Apoteker Pendamping


Apoteker pendamping merupakan sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Apteker pendamping
memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA, adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada apoteker yang telah
diregistrasi (Kemenkes RI, 2017). Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh
kepada Apoteker Penanggung jawab Apotek dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
apoteker pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.
Apoteker pendamping memiliki tugas dalam melaksanakan tanggungjawab
professional kefarmasian di apotek, antara lain:
a. Melakukan pelayanan kefarmasian.
b. Melaksanakan tugas dan kewajiban APA, apabila APA berhalangam hadir selama
jam kerja apotek.
c. Dalam pelaksanaan segala tindakan terutama hal penting yang mendasar dan
strategis harus mendapat persetujuan dari APA.
4.2.2. Tenaga Teknis Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi dan Analis Farmasi. Tenaga Teknis Kefarmasian memiliki Surat Izin Praktik
Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat SIPTTK, adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada tenaga teknis kefarmasian
sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian (Kemenkes RI,
2017). Apotek Atmajaya Farma akan merekrut dua tenaga teknis kefarmasian yang salah
satunya akan merangkap sebagai bagian administrasi Apotek. Adapun tugas tenaga
tekhnis kefarmasian di apotek, antara lain:
a. Membantu tugas apoteker dalam pelayanan resep maupaun non resep.
b. Menjalankan penjualan dan pembayaran.
c. Mengecek ketersediaan obat harian.
d. Mendokumentasikan secara lengkap semua transaksi pada buku penjualan dan
mengimput ke sistem komputer.
e. Membantu pelanggan dalam memberikan informasi menganai suatu produk.
f. Memberikan laporan dan hasil penjualan disertai bukti transaksi kepada APA secara
harian.
g. Menjaga lingkungan Apotek.

4.3. Analisis Manajemen Apotek

Bidang manajemen yang terdapat di Apotek Atmajaya Farma meliputi perencanaan,


pengadaan, penerimaan, pencatatan, penataan, penyimpanan, pelaporan dan pemusnahan.
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP merupakan tahap awal untuk
menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sesuai
dengan kebutuhan (Kemenkes RI, 2020). Perencanaan obat di Apotek Atmajaya akan
menggunakan metode kombinasi yaitu pola konsumsi dan epidemiologi. Penerimaan
merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar obat yang
diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan Faktur Pembelian dan/atau
Surat Pengiriman Barang yang sah (Kemenkes RI, 2020). Penerimaan barang di Apotek
Atmajaya Farma akan dilakukan oleh tenaga administrasi dan atau apoteker dengan
Apoteker Penanggung Jawab (APA) sesuai dengan standar ketetapan yang dikeluarkan oleh
Dirjen Bina Kefarmasian dan IAI (2011).
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian (Kemenkes RI, 2020). Pengadaan obat ini
akan dilakukan Apotek Atmajaya Farma melalui pembelian dengan cara pemesanan melalui
telepon atau sales yang datang ke apotek dengan menggunakan surat pemesanan obat
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk menjamin ketersediaan obat dan efisiensi
anggaran perlu dilakukan analisis saat perencanaan (Kemenkes RI, 2020). Evaluasi
perencanaan di Apotek Atmajaya Farma dilakukan dengan cara analisis VEN (Vital,
Esensial, Non Esensial). Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan, pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Kemenkes RI, 2020). Apotek Atmajaya Farma akan
melakukan pemusnahan obat-obat tersebut menggunakan alat insenerator yang dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan.

4.4. Standar Prosedur Operasional


Standar Prosedur Operasional (SPO) yaitu untuk menjamin mutu pelayanan
kefarmasian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. SPO pengelolaan sediaan
farmasi diantaranya;
a. SPO penerimaan obat dan barang,
b. SPO penyimpanan obat,
c. SPO pemesanan obat dan barang,
d. SPO konseling,
e. SPO pelayanan resep.

4.5. Produk Apotek


1. Perbekalan Farmasi
a) Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA),
b) Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas,
c) Alat kesehatan: timbangan badan, masker, termometer, perban, sarung tangan,
kateter, spuit, dan lain-lain,
d) Produk jamu, suplemen dan vitamin, makanan dan minuman kesehatan,
perlengkapan bayi (bedak, botol susu bayi, sabun, susu, madu, dll) dan
perlengkapan lansia.
2. Perlengkapan
a) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
- Timbangan analitik,
- Mortir dan stamper,
- Pot obat.
b) Alat perbekalan farmasi
- Etalase obat,
- Lemari penyimpan obat narkotika dan psikotropika,
- Lemari pendingin tempat penyimpanan suppositoria, vaksin, dan obat-obat
injeksi,
- Kertas copy resep,
- Kertas perkamen,
- Etiket dan plastik pengemas.
c) Alat administrasi
- Blanko pesanan obat, kartu stok obat, faktur dan nota penjualan dan kuitansi,
- Buku defekta, buku pembelian, penerimaan dan buku keuangan,
- Surat pesanan (surat pesanan umum, surat pesanan prekursor, surat pesanan
OOT, surat pesanan narkotika dan surat pesanan psikotropika),
- Buku pencatatan narkotika dan psikotropika,
- Buku pencatatan penyerahan resep.
d) Perlengkapan lainnya
- Alat kasir dan kertas,
- Alat cek kesehatan (sphygmomanometer, alat cek gula darah, asam urat, dan
kolestrol).
4.6. Daftar Obat

Daftar obat yang akan diadakan oleh Apotek Atmajaya Farma berdasarkan data 10
besar penyakit di Kabupaten Banyumas (2009), ditampilkan pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Data 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas di Kabupaten Banyumas

No. Penyakit Jumlah


1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 129.512
2 Dispepsia 32.986
3 Dermatitis 28.237
4 Rematik 22.464
5 Hipertensi 22.423
6 Diare 14.710
7 Pharingitis 7.270
8 Febris 7.079
9 Asma 5.664
10 Cepalgia 5.405

Berdasarkan data epidemiologi tersebut, maka berikut beberapa jenis obat yang akan
disediakan di Apotek Atmajaya Farma:

No. Penyakit Obat


Obat batuk OTC (Bromhexin, Ambroxol, Dextromethrophan, GG)
Obat flu OTC (Pseudoefedrin, Efedrin, Fenilpropanolamin)
1 ISPA Antihistamin (CTM)
Antiinflamasi (Metilprednisolon, Deksametason)
Antibiotik (Amoxicillin, Ciprofloxacin, Cefadroxil)
PPI (Omeprazole, Lansoprazole)
Antasida
2 Dispepsia
H2RA (Ranitidin, Famotidin, Simetidin)
Sukralfat
Antiinflamasi topikal yang mengandung kortikosteroid
3 Dermatitis (Hidrokortison, Prednisolon, Deksametason)
Antihistamin (Loratadin, Cetirizin)
Antiinflamasi oral mengandung kortikosteroid oral (Deksametason,
Prednisolon, Metilprednisolon)
Antibiotik (Amoxicillin, Eritromisin)
Sampo antiketombe (mengandung Asam Salisilat, Ketokonazol,
Sulfat)
Metilprednisolon tablet
Ibuprofen
Piroxicam tablet dan salep
4 Rematik Meloxicam
Celecoxib tablet
Na diklofenat tablet
Asam mefenamat tablet
Diuretik (Furosemid)
Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (β-Blocker) ( Bisoprolol )
5 Hipertensi ACE-Inhibitor (Captropril, Enalapril, Lisinopril )
ARB (Losatan, Ibesartan, Candesartan)
Antagonis Kalsium (Amlodipin, Nifedipin)
Loperamide, Attapulgit, Kaolin pektin, Zink Sulfat, Oralit
6 Diare
Cotrimoxazol
Antibiotik (Amoxicillin)
Paracetamol tablet
7 Pharingitis
Guaifenesin/GG
Vitamin C
Paracetamol tablet, Paracetamol sirup, Paracetamol drop
8 Febris
Ibuprofen
Kortikosteroid Sistemik (Prednisone, Metilprednisolon)
ICS (Budesonide, Fluticasone)
SABA (Salbutamol, Terbutaline)
9 Asma
LABA (Formoterol, Salmeterol)
SAMA (Ipratopium Bromide)
LAMA (Ipratopium)
10 Cepalgia Aspirin, Paracetamol, Ibuprofen
BAB V
ANALISIS KEUANGAN

5.1 Modal
5.1.1 Sarana dan Prasarana
a. Peralatan dan Perlengkapan
Perlengkapan Jumlah Harga Total
Kursi Tunggu Pelanggan 2 Rp. 1.450.000 Rp. 2.900.000
Meja Konseling 1 Rp. 550.000 Rp. 550.000
Kursi 6 Rp. 165.000 Rp. 990.000
Meja Kerja Apoteker/ TTK 1 Rp. 420.000 Rp. 420.000
Meja Peracikan Obat 1 Rp. 550.000 Rp. 550.000
Meja Administrasi 1 Rp. 420.000 Rp. 420.000
Etalase OTC 2 Rp. 2.500.000 Rp. 5.000.000
Rak Obat 4 Rp. 2.400.000 Rp. 9.600.000
Etalase Alat Kesehatan 1 Rp. 2.476.900 Rp. 2.476.900
Lemari Narkotika 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Lemari Psikotropika 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Lemari Dokumen 1 Rp 1.660.000 Rp 1.660.000
Meja dan Mesin Kasir 1 Rp. 3.250.000 Rp. 3.250.000
Lemari Pendingin 1 Rp. 2.525.000 Rp. 2.525.000
Printer dan Scanner 1 Rp. 830.000 Rp. 830.000
Komputer 1 Rp. 4.525.000 Rp. 4.525.000
Neonbox Apotek 1 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000
Papan Nama Apoteker 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000
Total Rp. 39.246.900
b. Perlengkapan Administrasi
Perlengkapan Biaya
Buku penjualan Rp. 80.000
Buku faktur penjualan Rp. 150.000
Buku surat pesanan obat Rp. 150.000
Buku pemesanan precursor Rp. 100.000
Buku pemesanan psikotropik Rp. 50.000
Buku pemesanan narkotika Rp. 50.000
Buku salinan resep Rp. 100.000
Kartu stok obat Rp. 40.000
Nota dan Kwitansi Rp. 80.000
Buku defekta Rp. 50.000
Buku catatan penjualan Rp. 80.000
Buku catatan pembelian Rp. 80.000
Buku catatan narkotika Rp. 80.000
Buku catatan psikotropika Rp. 80.000
Buku catatan keuangan Rp. 80.000
Stempel dan tinta Rp. 50.000
Kalkulator Rp. 160.000
Total Rp. 1.460.000

c. Buku-buku standar dan bacaan


Nama buku Biaya
Farmakope Indonesia Edisi VI Rp. 160.000
ISO Rp. 120.000
MIMS Rp. 220.000
Total Rp. 500.000
d. Perlengkapan lain-lain
Perlengkapan Biaya
Timbangan dan anak timbang Rp. 2.000.000
Mortir dan stemper Rp. 110.000
Plastik klip, kresek Rp. 100.000
Pot salep, cangkang kapsul Rp. 200.000
Etiket Rp. 20.000
Kertas perkamen Rp. 20.000
Alat tulis kantor Rp. 50.000
Vas bunga Rp. 300.000
Termometer ruangan Rp. 198.000
Thermogun Rp. 719.000
Wastafel Rp. 380.000
Kloset Rp. 235.000
Tisu wc Rp. 60.500
Bak penampung air Rp. 156.000
Keset Rp. 118.000
Kipas angin Rp.198.000
Telepon dan internet Rp.700.000
Apar Rp. 150.000
Sphygmomanoneter Rp. 600.000
Timbangan Rp. 135.000
Alat cek kolesterol, gula darah, asam urat (Easy touch 3 in 1) Rp. 315.000
Total Rp. 6.764.500

e. Biaya pengadaan obat awal dan alat kesehatan


Pengadaan Biaya
Pengadaan obat (generik dan non-generik) Rp. 120.000.000
Pengadaan alat-kesehatan Rp. 15.000.000
Pengadaan susu, peralatan, bayi, kosmetika, dll Rp. 15.000.000
Total Rp. 150.000.000
f. Biaya Perizinan
Keperluan Biaya
Berkas (print, fotocopy, materai) Rp. 300.000
Pengurusan surat rekomendasi dll Rp. 700.000
Total Rp. 1.000.000

TOTAL MODAL
Keperluan Biaya
Peralatan dan perlengkapan Rp. 39.246.900
Perlengkapan administrasi Rp. 1.460.000
Buku-buku standar dan bacaan Rp. 500.000
Perlengkapan lain-lain Rp. 6.764.500
Biaya pengadaan obat awal dan alat kesehatan Rp. 100.000.000
Biaya perizinan Rp. 1.000.000
Cadangan modal Rp. 50.000.000
Total Modal Rp. 198.971.400

5.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)


a. Biaya rutin bulanan
Karyawan Jumlah Biaya Total
Gaji Apoteker Penanggung jawab 1 Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.000
apotek
Gaji apoteker pendamping 2 Rp. 2.750.000 Rp. 5.500.000
Gaji tenaga teknis kefarmasian 2 Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000
Iuran BPJS Kesehatan 5 Rp. 150.000 Rp. 750.0000
Iuran BPJS APJ JKM 1 Rp.10.500 Rp. 520.000
Ketenagakerjaan
JHT 1 Rp. 129.500
APING JKM 2 Rp.8.250
JHT 2 Rp. 101.750
TTK JKM 2 Rp.6.000
JHT 2 Rp.74.000
Tagihan listrik dan air 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000
Tagihan telepon dan internet 1 Rp. 310.000 Rp. 310.000
Total Rp. 14.930.000
b. Biaya rutin tahunan
Keperluan Biaya Total
THR APJ @ 1 x Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.000
karyawan APING @ 2 x Rp.2.750.000 Rp. 5.500.000
TTK @ 2 x Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000
Sewa bangunan Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000
Biaya pemeliharaan bangunan Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000
Biaya rutin bulanan @ 12 x Rp. 14.930.000 Rp. 179.160.000
Total Rp. 252.160.000

5.3 Investasi
Total Investasi = Total Modal + Total Biaya Tetap
= Rp. 198.971.400 + Rp. 252.160.000
= Rp. 451.131.400

5.4 Perolehan Omset Per Tahun


5.4.1 Pendapatan dari penjualan
% Hasil
No Sumber pendapatan Hasil
pendapatan
1 Penjualan obat resep
Asumsi resep masuk 2 resep/hari (margin 30% )
Rp. 36.000.000 1,5
Asumsi harga rata-rata resep = Rp. 50.000
@ 1 resep x 30 hari x 12 bulan x Rp. 50.000
2 Penjualan obat bebas (margin 20%)
Asumsi penjualan 1 hari = Rp. 3.500.000 Rp. 1.260.000.000 52,6
@ Rp. 3.500.000 x 30 hari x 12 bulan
3 Pejualan OWA (margin 30%)
Asumsi penjualan 1 hari = Rp. 2.500.000 Rp. 900.000.000 37,6
@ Rp. 2.500.000 x 30 hari x 12 bulan
4 Penjualan alat kesehatan (margin 20%)
Asumsi penjualan 1 hari = Rp. 100.000 Rp. 36.000.000 1,5
@ Rp. 100.000 x 30 hari x 12 bulan
5 Penjualan perlengkapan bayi, kosmetika, dll
(margin 30%)
Rp. 126.000.000 5,3
Asumsi penjualan 1 hari = Rp. 350.000
@ 350.000 x 30 hari x 12 bulan
6 Layanan cek kesehatan (margin 20%)
Asumsi pelayanan 1 hari = Rp. 100.000 Rp. 36.000.000 1,5
@ Rp. 100.000 x 30 hari x 12 bulan
Total Penjualan Rp. 2.394.000.000 100%
5.4.2 Keuntungan yang diharapkan
a. Resep
- Keuntungan = 30%
- Indeks resep = 100% + 30% =130% (1,3)
b. Obat bebas
- Keuntungan = 20%
- Indeks Obat bebas = 100% + 20% =120% (1,2)
c. OWA
- Keuntungan = 30%
- Indeks Obat bebas = 100% + 30% =130% (1,3)
d. Alat-alat kesehatan
- Keuntungan = 30%
- Indeks alat-alat kesehatan = 100% + 30% =130% (1,3)
e. Perlengkapan bayi, kosmetika, dll
- Keuntungan = 30%
- Indeks perlengkapan bayi, kosmetika, dll = 100% + 30% =130% (1,3)
f. Layanan cek kesehatan
- Keuntungan = 20%
- Indeks layanan cek kesehatan = 100% + 20% =120% (1,2)

5.4.3 Indeks penjualan


a. Indeks penjualan resep
= persentase penjualan resep x indeks resep
= 1,5% x 1,3
= 0,02
b. Indeks penjualan obat bebas
= persentase penjualan obat bebas x indeks obat bebas
= 52,6% x 1,15
= 0,63
c. Indeks penjualan OWA
= persentase penjualan OWA x indeks OWA
= 37,6% x 1,3
= 0,49
d. Indeks penjualan alat-alat kesehatan
= persentase penjualan alat-alat kesehatan x indeks alat-alat kesehatan
= 1.5% x 1,3
= 0,02
e. Indeks penjualan perlengkapan bayi, kosmetika, dll
= persentase penjualan perlengkapan bayi, kosmetika, dll x indeks perlengkapan bayi,
kosmetika, dll
= 5,3% x 1,15
= 0, 07
f. Indeks layanan cek kesehatan
= persentase layanan cek kesehatan x indeks layanan cek kesehatan
= 1,5% x 1,2
= 0.02
Indeks Penjualan Total = 0,02 + 0,63 + 0,49 + 0,02 + 0,07 + 0,02
= 1,25

5.4.4 Laba Rugi


Indeks Penjualan = 1,25

Indeks Laba Total = 1,25 – 1 = 0,25

0,25
Laba Kotor = × 100% = 20%
1,25

Laba Kotor = Rp. 2.394.000.000 x 20%

` = Rp. 478.800.000

Biaya Tetap = Rp. 252.160.000

= Rp. 226.640.000

Pajak 0,5% = Rp. 1.133.200

Zakat 2,5% = Rp. 5.666.000

Laba Netto (Laba Bersih) = Rp. 219.840.800


5.4.5 Payback Period (PP)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑃 = × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Rp. 451.131.400
𝑃𝑃 = × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Rp. 219.840.800

𝑃𝑃 = 2,05 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

5.4.6 Return Of Investment (ROI)


Laba Bersih
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

Rp. 219.840.800
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
Rp. 451.131.400

𝑅𝑂𝐼 = 48,73 %

5.4.7 Break Event Point (BEP)


1
𝐵𝐸𝑃 = × 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡
1 − 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

1
𝐵𝐸𝑃 = × Rp. 252.160.000
1
1 − 1,25

BEP = Rp. 1.260.800.000/ tahun

= Rp. 105.066.667/ bulan

= Rp. 3.502.2223/ hari


BAB VI
KESIMPULAN

Pendirian Apotek Atmajaya Farma di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Karangsoka, Kecamatan
Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah telah melewati berbagai analisis studi
kelayakan apotek seperti analisis lokasi, analisis pasar, analisis manajemen dan analisis
keuangan. Dari berbagai pertimbangan tersebut, pendirian apotek ini memiliki prospektif
jangka panjang yang cukup menjanjikan untuk berkembang dan bersaing dengan apotek lain.
Hal ini dilihat dari segi pelayanan untuk masyarakat maupun segi bisnis yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan PPSDM Kesehatan. 2021. Data Fasyankes KEMBARAN I (Online).
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=1031458 Diakses pada
27 Maret 2021
Badan PPSDM Kesehatan. 2021. Data Fasyankes KEMBARAN II (Online).
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=1031459 Diakses pada 27
Maret 2021.
BPS Kabupaten Banyumas. 2020. Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2020. Banyumas. CV
Prima Puspa Sari
Dinkes Kabupaten Banyumas. 2009. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas (Online). https://slideplayer.info/amp/2615248/
Diakses pada 27 Maret 2021.
Dinkes Kabupaten Banyumas. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas
Tahun 2014. Banyumas: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2020. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kementrian kesehatan. Jakarta.
Keputusan Bupati Banyumas Nomor 445/228 Tahun 2019 Tentang Kuota dan Persebaran
Apotek Per Kecamatan di Kabupaten Banyumas.

Anda mungkin juga menyukai