PRAKTIKUM III
TEKNIK PENGASUTAN STAR DELTA MOTOR INDUKSI 3 FASA
1. TUJUAN
Memahami teknik pengasutan Star Delta (Y – Δ) pada motor induksi
rotor sangkar
Mengetahui pengurangan arus yang masuk pada saat pengasutan
3. TEORI DASAR
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik yang paling luas
digunakan. Penamaan nya berasal dari kenyataan bahwa aqrus rotor motor ini
bukan diperoleh dari suatu sumber tertentu tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
yang dihasilkan oleh arus rotor.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa
akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor – konduktor pada
rotor, sehingga terinduksi arus dan akan sesuai dengan hukum Lentz. Dan
kemudian rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan
putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Dengan bertambahnya beban maka akan memperbesar kopel motor, yasng
oleh dikarenakan akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila
beban motor bertambah maka putaran rotor akan cenderung menurun. Dikenal dua
tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor induksi
dengan rotor sangkar. Perputaran motor pada mesin arus bolak balik ditimbulakn
Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat
(konduktor) dari tiga kumparan tiga phase yang desebut kumparan stator yang
masing masing kumparan mendapatkan suplai arus tiga phasa.Sedangkan pada
bagian rotor yang merupakan tempat kumparan rotor adalah bagian yang bergerak
atau berputar. Ada dua jenis kumparan rotor yaitu squirel cage rotor dan phase
would rotor. Hampir 90 % kumparan rotor dari motor induksi menggunakan jenis
squirel cage rotor.Ini karena bentuk kumparan nya sederhana dan tahan terhadap
guncangan. Ciri khusus ini dari squirel cage rotor adalah ujung ujung kumparan
rotor terhubung singkat secara permanen. Lain halnya pada phase wound rotor
yang ujung ujungnya kumparan rotor akan terhubung langsung bila kecepatan
ic 2 I m Sin ( 120)
ic 3 I m Sin ( 120)
(ggl) sebesar
E 2 s = 4,44 f 2 N 2 m ( untuk satu fasa ).
S (n s nr ) / ns x 100 %
nr n s
9. Bila , maka tegangan tersebut tidak akan terinduksi dan
arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak
dihasilkan kiopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila n r lebih kecil dari n s
.
10. Dan dilahat dari cara kerjanya, maka motor induksi tersebut
disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.
(
nr n s ) Dan hubungan frekuensi dengan slip dapat dilihat sebagai berikut :
p (n s nr )
f2
120
pn s n s nr
f2 x
120 ns
Karena
n s nr pn s
S dan f1
ns 120
Maka ;
f s f1 x S
Hubung Star-Delta
Pada saat motor yang dihubungkan secara langsung ke sumber hanya akan
terjadi pengasutan sesaat, tidak adanya gaya gerak listrik balik untuk melawan
tegangan sumbernya. Jadi motor beraksi sebagai transformator polyphasa.
Jika motor dihubungkan pada 6-8 kali arus beban penuh akan
menghasilkan 1,5 – 2,5 kali torka bebannya, hal ini akan menyebabkan drop
tegangan yang besar pada jaringan, dan akan mempengaruhi peralatan – peralatan
listrik yang terhubung pada jaringan ini.
Untuk mencegah hal tersebut maka diperlukan pengontrolan arus inrush
dengan memakai pengurangan tegangan pada belitan stator selama periode
starting, tegangan normal penuh digunakan ketika motor berputar diatas
kecepatannya.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode starting star –
delta ( Y – Δ ). Yang digunakan pada motor yang dibuat untuk berputar normal
dengan belitan stator hubungan delta ( Δ ). Metode ini terdiri dari switch dua jalan
yang menghubungkan motor pada star untuk starting dan selanjutnya delta untuk
putaran normal Hubungan tersebut dapat terlihat pada gambar 1.
1 1
motor dikurangi oleh faktor 3 dan sehingga torsi dibangun menjadi 3 dari
1
akan dikurangi menjadi 3 .
I sc
Z Z
Rush
Stator
Ist
Z
Z
star
1 1
starting akan mengambil 3 bagian arus starting dan membangun 3 torsi lebih
banyak dihubungkan delta ( Δ ) langsung.
Besar torsi yang diperoleh pada saat rotor akan berputar disebur dengan
torsi start. Nilai torsi start keadaannya selalu lebih besar dari nilai torsi pad saat
keadaan yang normal.
E r ggl rotor perphase dalam keadaan diam
Z r ( Rr ) ( X r )
2 2
Dimana nilai persamaan torsi rotor dalam keadaan diam atau pun juga torsi
akan berputar ( torsi start = Tst ) adalah
Er Rr
Tst k1 .E r
( Rr ) 2
(X r ) 2
( Rr ) ( X r ) 2
2
2
E r .R r
k1 2 2
Rr X r
Rugi inti ( besi ) yang ada pada bagian stator maupun bagian rotor terdiri
dari rugi arus pusar dan rugi histerisis. Rugi inti besi tersebut tergantung pada
frekuensi jala – jala dan kepadatan fluks magnetik pada inti besi. Hal ini dapat
dikatakan tetap besar, karena rugi inti pada bagian rotor diabaikan, karena
frekuensi arus rotor pada kecepatan normal akan relatif kecil.Adapun besar rugi
tembaga total pada kumparan rotor adalah :
( p cu )r 3.I r .Rr
1 S
S Er
I rs x
2
Rr ( S X r ) 2 1
S2
Er
2
( Rr / S 2 ) X r
61
mendapat energi melalui kontak C3 - 62 .
5. Kumparan jaringan kontaktor C3 yang berfuingsi untuk
57
hubungan delta, tidak dihubungkan secara langsung oleh kontak Tc - 58
53
(kontak waktu) dan juga kontak C3 - 54 .
6. Kontaktor jaringan C1 dan C2 beroperasi, akan menyebabkan
hubungan star.
57
7. Setelah periode waktu tunda, kontak Tc - 58 akan menutup
sehingga kumparan jaringan C3 mendapat energi yang menyebabkan
53 61
kontak C3 - 54 menjadi tertutup, dan kontak C3 - 62 menjadi terbuka.
a. Motor induksi 3
Pada saat ini motor induksi 3 fasa adalah jenis motor yang paling banyak
digunakan di bidang industri dikarenakan sifatnya sebagai motor induksi yang
memiliki konstruksi yang kuat, sederhana dan kinerjanya yang efektif.
Pada motor induksi 3 fasa, motor memerlukan sumber listrik 3 fasa untuk
beroprasi. Motor induksi 3 fasa memiliki 3 kumparan pada statornya masing-
masing untuk ketiga sumber fasanya. Sesuai dengan hukum faraday bahwa
apabila arus yang mengalir pada suatu kawat pengahantar maka arus itu dapat
menhasilkan fluks magnetik disekitar kawat penghantar tersebut tergantung arah
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
arusnya dengan mengikuti kaidah tangan kanan, setiap kumparan stator akan
mengalami hal yang sama ketika masing-masing kumparan dialiri arus, akan
tetapi besarnya fluks yang dihasilkan tidak akan sama disetiap waktu dikarenakan
antara fasa satu dan fasa yang lainya berjarak 120o dikarenakan keadaan seperti
inilah maka secara tidak langsung medan magnet yang dibangkitkan pada stator
akan berputar sehingga jika rotor dimasukkan diantara stator maka arus akan
terinduksi pada rotor yang berakibat munculnya arus pada rotor dan dikarenkan
adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum
lorentz, dimana jika sebuah penghantar yang dialiri oleh arus listrik dan
pengahantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang
disebut dengan gaya magnetik seperti halnya rotor yang berada dalam stator .
Ns=(120 x f)/p
Keterangan :
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator ini akan memotong batang-batang konduktor pada rotor,
akibatnya pada rotor akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi) yang
besarnya dipengaruhi frekuensi rotor dan jumlah batang konduktor. Dengan adanya
tegangan induksi pada batang konduktor, dan konduktor-konduktor tersebut
merupakan rangkaian tertutup, maka pada konduktor rotor akan mengalir arus
listrik, dan arus listrik ini akan menimbulkan medan putar rotor (nr ). Jadi dengan
adanya dua medan magnet yaitu medan stator dan medan rotor, akan menimbulkan
gaya (F). Bila gaya F ini cukup besar maka rotor akan berputar searah dengan
medan putar stator. Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang kondukor
(rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan medan
putar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip (s), dinyatakan
dengan
S = ( Ns-Nr )/Ns
1. Stator
merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada komponen ini
dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan suplai 3
fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting:
a. Frame
Frame merupakan bagian terluar dari stator yang berfungsi sebagai tempat
untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi
agar frame menjadi kuat. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang
mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran besar seperti pada
gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.
2. Rotor
merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor dihubungkan dengan
beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat rotor.
Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi menjadi 2 macam:
a. Sarang Tupai atau Squirrel Cage
DAFTAR PUSTAKA