Anda di halaman 1dari 18

Praktikum Mesin-Mesin Listrik

PRAKTIKUM III
TEKNIK PENGASUTAN STAR DELTA MOTOR INDUKSI 3 FASA

1. TUJUAN
 Memahami teknik pengasutan Star Delta (Y – Δ) pada motor induksi
rotor sangkar
 Mengetahui pengurangan arus yang masuk pada saat pengasutan

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Panel kendali elektromagnetik ETL 172
 Motor Induksi 3 Fasa
 Kabel penghubung

3. TEORI DASAR
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik yang paling luas
digunakan. Penamaan nya berasal dari kenyataan bahwa aqrus rotor motor ini
bukan diperoleh dari suatu sumber tertentu tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
yang dihasilkan oleh arus rotor.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa
akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor – konduktor pada
rotor, sehingga terinduksi arus dan akan sesuai dengan hukum Lentz. Dan
kemudian rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan
putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Dengan bertambahnya beban maka akan memperbesar kopel motor, yasng
oleh dikarenakan akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila
beban motor bertambah maka putaran rotor akan cenderung menurun. Dikenal dua
tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor induksi
dengan rotor sangkar. Perputaran motor pada mesin arus bolak balik ditimbulakn

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang akan dihasilkan dalam
kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator yang
dihubungkan dalam fasa yang banyak, dan pada umumnya dengan fasa 3( tiga ).
Dan hubungan yang terjadi dapat berupa hubungan bintang atau juga hubungan
delta.
Motor induksi polyphase banyak digunakan pada kalangan industri dan hal
ini sangat berkaitan dengan keuntungan dan kerugian dari motor induksi tersebut.
Keuntungan :
a. Sangat sedarhana dan daya tahan yang kuat ( Kontruksi hampir tidak
pernah terjadi kerusakan, khususnya tipe squirel cage ).
b. Harga relatif murah dan perawatan mudah.
c. Efesiensi yang tinggi. Pada kondisi tertentu yakni berputar normal,
tidak dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang diakibatkannya dapat
dikurangi.
d. Tidak memerlukan starting tambahan dan tidak harus sinkron.
Kerugian :
a. Kecepatan tidak dapat dirubah tanpa pengorbanan efesiensi.
b. Tidak sepoerti motor DC atau Motor shunt, kecepatannya menurun
seiring dengan tambahan beban.
c. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat
(konduktor) dari tiga kumparan tiga phase yang desebut kumparan stator yang
masing masing kumparan mendapatkan suplai arus tiga phasa.Sedangkan pada
bagian rotor yang merupakan tempat kumparan rotor adalah bagian yang bergerak
atau berputar. Ada dua jenis kumparan rotor yaitu squirel cage rotor dan phase
would rotor. Hampir 90 % kumparan rotor dari motor induksi menggunakan jenis
squirel cage rotor.Ini karena bentuk kumparan nya sederhana dan tahan terhadap
guncangan. Ciri khusus ini dari squirel cage rotor adalah ujung ujung kumparan
rotor terhubung singkat secara permanen. Lain halnya pada phase wound rotor
yang ujung ujungnya kumparan rotor akan terhubung langsung bila kecepatan

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
putar rotor telah sampai kecepatan putar normalnya dan secara otomatis melalui
slip ring yang tepasang pada bagian rotor.
Pada motor induksi terdapat koneksi dari suplay tiga phasa yaitu
berputarnya rotor pada motor induksi yang disebabkan oleh adanya medan putar
yang dihasilkan oleh arus yang melewatinya dari masing – masing kumparan
stator. Mean putar ini terjadi apabila kumparan stator pada motor induksi
dihubungkan dengan sumber tegangan jala – jala polyphase. Pada umumnya
sumber tegangan jala – jala adalah tiga phase baik untuk penggunaan motor
induksi pada hubungan bintang maupun pada hubungan delta.
Ada pun beda phase yang terjadi pada masing – masing kumparan stator
untuk sumber jala – jala tiga phase adalah sebesar 120° dan secara matematis dari
masing – masing arus yang melewatinya dapat ditulis dengan persamaan :
ic1  I m Sin 

ic 2  I m Sin (  120)

ic 3  I m Sin (  120)

Pada motor Induksi terdapat beberapa prinsip kerja yaitu :


1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator

akan timbul medan putar dengan kecepatan


n s = 120 f/p.

2. Medan putar stator tersebut akan memotng batang konduktor pada


rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi

(ggl) sebesar
E 2 s = 4,44 f 2 N 2  m ( untuk satu fasa ).

4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka


ggl (E) akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus ( I ) didalam medan magnet menimbulkan gaya ( F )
pada rotor.
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya ( F ) pada rotor yang
cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan
medan putar stator.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
7. Tegangan induksi timbul karena terpotong – potongnya batang
konduktor ( rotor ) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi
diperlukannya adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
ns
8. Perbedaan kecepatan antara dan n r disebut slip ( S ) dan
dinyatakan dengan persaman :

S  (n s  nr ) / ns x 100 %

nr  n s
9. Bila , maka tegangan tersebut tidak akan terinduksi dan
arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak

dihasilkan kiopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila n r lebih kecil dari n s
.
10. Dan dilahat dari cara kerjanya, maka motor induksi tersebut
disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

Berubah – ubahnya kecepatan motor induksi ( n r ) mengakibatkan


berubahnya harga slip dari 100% pada saat start sampai 0 % pada saat motor diam

(
nr  n s ) Dan hubungan frekuensi dengan slip dapat dilihat sebagai berikut :

f 1  frekuensi jala jala


Bila

n s  120 f 1 / p atau f 1  pn s / 120

Dan pada rotor berlaku hubungan

p (n s  nr )
f2 
120

pn s n s  nr
f2  x
120 ns

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Karena
n s  nr pn s
S dan f1 
ns 120
Maka ;

f s  f1 x S

Hubung Star-Delta
Pada saat motor yang dihubungkan secara langsung ke sumber hanya akan
terjadi pengasutan sesaat, tidak adanya gaya gerak listrik balik untuk melawan
tegangan sumbernya. Jadi motor beraksi sebagai transformator polyphasa.
Jika motor dihubungkan pada 6-8 kali arus beban penuh akan
menghasilkan 1,5 – 2,5 kali torka bebannya, hal ini akan menyebabkan drop
tegangan yang besar pada jaringan, dan akan mempengaruhi peralatan – peralatan
listrik yang terhubung pada jaringan ini.
Untuk mencegah hal tersebut maka diperlukan pengontrolan arus inrush
dengan memakai pengurangan tegangan pada belitan stator selama periode
starting, tegangan normal penuh digunakan ketika motor berputar diatas
kecepatannya.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode starting star –
delta ( Y – Δ ). Yang digunakan pada motor yang dibuat untuk berputar normal
dengan belitan stator hubungan delta ( Δ ). Metode ini terdiri dari switch dua jalan
yang menghubungkan motor pada star untuk starting dan selanjutnya delta untuk
putaran normal Hubungan tersebut dapat terlihat pada gambar 1.

Ketika hubungan star, tegangan lebih terpakai masing – masing phase

1 1
motor dikurangi oleh faktor 3 dan sehingga torsi dibangun menjadi 3 dari

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
yang akan dibangun jika motor dihubungkan langsung ke delta. Arus jaringan

1
akan dikurangi menjadi 3 .

I sc

Z Z
Rush

Stator

Ist

Z
Z
star

Gambar 3.3.1. Hubungan Star-Delta


Sehingga selama periode starting ketika motor dihubungkan star (Y)

1 1
starting akan mengambil 3 bagian arus starting dan membangun 3 torsi lebih
banyak dihubungkan delta ( Δ ) langsung.
Besar torsi yang diperoleh pada saat rotor akan berputar disebur dengan
torsi start. Nilai torsi start keadaannya selalu lebih besar dari nilai torsi pad saat
keadaan yang normal.
E r  ggl rotor perphase dalam keadaan diam

Rr  hamba tan rotor per phase

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
X r  reak tan rotor perphase dalam keadaan diam
Z r  impedansi rotor perphase dalam keadaan diam

Z r  ( Rr )  ( X r )
2 2

Dimana nilai persamaan torsi rotor dalam keadaan diam atau pun juga torsi
akan berputar ( torsi start = Tst ) adalah
Er Rr
Tst  k1 .E r
( Rr ) 2
 (X r ) 2
( Rr )  ( X r ) 2
2

2
E r .R r
 k1 2 2
Rr  X r

Rugi inti ( besi ) yang ada pada bagian stator maupun bagian rotor terdiri
dari rugi arus pusar dan rugi histerisis. Rugi inti besi tersebut tergantung pada
frekuensi jala – jala dan kepadatan fluks magnetik pada inti besi. Hal ini dapat
dikatakan tetap besar, karena rugi inti pada bagian rotor diabaikan, karena
frekuensi arus rotor pada kecepatan normal akan relatif kecil.Adapun besar rugi
tembaga total pada kumparan rotor adalah :
( p cu )r  3.I r .Rr

1 S
S Er
I rs  x
2
Rr  ( S X r ) 2 1
S2
Er

2
( Rr / S 2 )  X r

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
4. PROSEDUR PERCOBAAN
13
Dengan menekan kontak S2 - 14 , maka rangkaian akan bekerja dengan
menghasilkan :
1. Terminal U1, V1, dan W1 dari motor di ikut sertakan oleh
kontak kontak utama C1.
2. Terminal U2, V2, dan W2 dari motor di ikutsertakan oleh
kontak kontak utama C2.
13 13
3. Rangkaian star dipelihara oleh C1 - 14 setelah kontak S2 - 14
ditekan.
4. Kumparan jaringan kontaktor C2 dan kontaktor rele Cr

61
mendapat energi melalui kontak C3 - 62 .
5. Kumparan jaringan kontaktor C3 yang berfuingsi untuk

57
hubungan delta, tidak dihubungkan secara langsung oleh kontak Tc - 58

53
(kontak waktu) dan juga kontak C3 - 54 .
6. Kontaktor jaringan C1 dan C2 beroperasi, akan menyebabkan
hubungan star.
57
7. Setelah periode waktu tunda, kontak Tc - 58 akan menutup
sehingga kumparan jaringan C3 mendapat energi yang menyebabkan

53 61
kontak C3 - 54 menjadi tertutup, dan kontak C3 - 62 menjadi terbuka.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
61
8. Dengan terbukanya C3 - 62 maka kumparan jaringan kontaktor
C2 akan kehilangan energi, menyebabkan hubungan star jatuh dan beralih
ke hubungan delta.
9. Kontaktor jaringan C1 dan C3 beroperasi, akan menyebabkan
hubungan delta.
21
10. Kontak S1 - 22 berfungsi untuk memutuskan kerja rangkaian.
RANGKAIAN KENDALI PENGASUTAN STAR-DELTA MOTOR 3 FASA

RANGKAIAN UTAMA PENGASUTAN STAR-DELTA MOTOR 3 FASA

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 3.4 Rangkaian utama dan Pengendali pengasutan Star-Delta Motor 3


Fasa

TEKNIK PENGASUTAN STAR DELTA MOTOR INDUKSI 3 FASA

Pengertian Motor Induksi [26]


Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling
banyak digunakan penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi secara
umum mempunyai fungsi yang sama dengan motor motor jenis lain namun yang
membedakan antara motor induksi dengan motor jenis lain adalah caranya bekerja
menggunakan prinsip induksi medan elektromagnet sehingga jika kuparan pada
stator mendapat sumber tegangan tiga fasa maka pada bagian dalam stator akan

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
menghasilkan medan putar dengan kecepatan yang di pengaruhi oleh frekwensi
sumber lalu medan putar yang timbul pada bagian stator inilah yang akan
memotong batang konduktor-konduktor di bagian rotor sehingga pada bagian
rotor akan dihasilkan tegangan GGL induksi dan menghasilkan arus induksi pada
rotor setelah arus induksi muncul pada medan magnet maka akan menghasikan
gaya di bagian rotor.

Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari


baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3-fasa dan motor induksi 1-fasa. Motor induksi 3-fasa
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fasa dioperasikan
pada sistem tenaga 1-fasa dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah
tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi 1-fasa mempunyai daya keluaran yang rendah. Motor
induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi
tiga fasa dan motor induksi satu fasa.

Jenis- jenis Motor Induksi [27]


Berdasarkan jenis sumbernya motor induksi dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu motor induksi 3 fasa dan motor induksi 1 fasa.

a. Motor induksi 3
Pada saat ini motor induksi 3 fasa adalah jenis motor yang paling banyak
digunakan di bidang industri dikarenakan sifatnya sebagai motor induksi yang
memiliki konstruksi yang kuat, sederhana dan kinerjanya yang efektif.
Pada motor induksi 3 fasa, motor memerlukan sumber listrik 3 fasa untuk
beroprasi. Motor induksi 3 fasa memiliki 3 kumparan pada statornya masing-
masing untuk ketiga sumber fasanya. Sesuai dengan hukum faraday bahwa
apabila arus yang mengalir pada suatu kawat pengahantar maka arus itu dapat
menhasilkan fluks magnetik disekitar kawat penghantar tersebut tergantung arah
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
arusnya dengan mengikuti kaidah tangan kanan, setiap kumparan stator akan
mengalami hal yang sama ketika masing-masing kumparan dialiri arus, akan
tetapi besarnya fluks yang dihasilkan tidak akan sama disetiap waktu dikarenakan
antara fasa satu dan fasa yang lainya berjarak 120o dikarenakan keadaan seperti
inilah maka secara tidak langsung medan magnet yang dibangkitkan pada stator
akan berputar sehingga jika rotor dimasukkan diantara stator maka arus akan
terinduksi pada rotor yang berakibat munculnya arus pada rotor dan dikarenkan
adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum
lorentz, dimana jika sebuah penghantar yang dialiri oleh arus listrik dan
pengahantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang
disebut dengan gaya magnetik seperti halnya rotor yang berada dalam stator .

b. Motor induksi 1 fasa


Motor induksi 1 fasa adalah motor yang dapat bergerak dengan sumber
listrik 1 fasa. Kumparan pada motor 1 fasa terdiri dari 2 jenis kumparan yaitu
kumparan utama dan kumparan bantu, pada dasarnya prinsip kerja motor 1 adalah
sama dengan prinsip kerja motor 3 fasa dimana apabila kumparan pada stator
dialiri oleh arus listrik maka pada kumparan tersebut akan timbul medan putar.
Lalu medan putar yang telah di bangkit oleh kumparan pada stator akan
menginduksi rotor sehingga rotor akan menghasilkan medan putar. Tidak seperti
motor 3 fasa yang memiliki sudah memiliki beda sudut fasa, motor 1 fasa
menggunakan kumparan bantu untuk menggeser sudut fasa sehingga dapat
menimbulkan medan putar. Cara menggeser sudut fasa pada motor induksi 1 fasa
adalah dengan cara membedakan impedansi antara kumparan bantu dan kumparan
utama dengan cara membedakan luas penampang kawat kuparan utama dan
kumparan bantu dan pada kumparan bantu terdapat kapasitor yang dipasang seri
terhadap kumparan bantu yang bertujuan untuk memperbesar pergeseran sudut
fasa karena sesuai dengan sifat kapasitor akan membuat kondisi arus mendahului
tegangan (leading) sehingga dapat memperbesar pergeseran sudut fasa, namun
pergesar sudut fasa pada motor 1 fasa juga harus dikendalikan karena jika

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
pergeseran sudut fasa terlalu melebar maka kinerja motor juga tidak akan
maksimal.

Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa [28]


Prinsip kerja motor induksi tiga fasa yaitu apabila sumber tegangan tiga fasa
dihubungkan dengan kumparan stator motor, maka pada kumparan stator
(kumparan medan) akan timbul medan putar sinkron (ns) yang besarnya
dipengaruhi oleh frekuensi jaringan (f) dan jumlah pasang kutub (P). Apabila
sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar
dengan kecepatan seperti rumus berikut :

Ns=(120 x f)/p
Keterangan :
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator ini akan memotong batang-batang konduktor pada rotor,
akibatnya pada rotor akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi) yang
besarnya dipengaruhi frekuensi rotor dan jumlah batang konduktor. Dengan adanya
tegangan induksi pada batang konduktor, dan konduktor-konduktor tersebut
merupakan rangkaian tertutup, maka pada konduktor rotor akan mengalir arus
listrik, dan arus listrik ini akan menimbulkan medan putar rotor (nr ). Jadi dengan
adanya dua medan magnet yaitu medan stator dan medan rotor, akan menimbulkan
gaya (F). Bila gaya F ini cukup besar maka rotor akan berputar searah dengan
medan putar stator. Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang kondukor
(rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan medan
putar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip (s), dinyatakan
dengan
S = ( Ns-Nr )/Ns

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara
kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa [29]


Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa memiliki 2 komponen
penting, yaitu: stator dan rotor.

Gambar 3.3.1 Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa

1. Stator
merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada komponen ini
dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan suplai 3
fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting:
a. Frame
Frame merupakan bagian terluar dari stator yang berfungsi sebagai tempat
untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi
agar frame menjadi kuat. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang
mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran besar seperti pada
gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 3.3.2 Frame Stator


b. Inti
Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator
bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada
stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk mencegah
arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti stator dilapisi oleh
lamina. Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk
menghasilkan fluks.
c. Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang
digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan rangkaian
delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu dari
keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan berfungsi
untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai kumparan
medan.

2. Rotor
merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor dihubungkan dengan
beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat rotor.
Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi menjadi 2 macam:
a. Sarang Tupai atau Squirrel Cage

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan
diberi beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus namun
sedikit miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat “konduktor”
pada rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin alumunium. Umumnya
rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau tembaga.

Gambar 3.3.3 Rotor tipe Squirrel Cage


b. Slip Ring
Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki
sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah
satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung dengan
rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal rangkaian
kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga berbentuk star.
Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga kecepatan putaran
motor dapat diatur dengan mudah

Gambar 3.3.4 Rangkaian Rotor Slip Ring


Prinsip Pengontrolan Motor Listrik [30]
Kata kontrol berarti mengatur atau mengendalikan, jadi yang dimaksud dengan
pengontrolan motor adalah pengaturan atau pengendalian motor mulai dari
pengasutan, pengoperasian hingga motor itu berhenti. Maka pengontrolan motor
dapat dikategorikan menjadi tiga bagian menurut fungsinya, yaitu: 
1. Pengontrolan pada saat pengasutan (starting) 

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
2. Pengontrolan pada saat motor dalam keadaan beroperasi (pengaturan
kecepatan, pembalikan arah putaran dan lain-lain) 
3. Pengontrolan pada saat motor berhenti beroperasi (pengereman).
 Sesuai dengan perkembangan teknologi yang memicu perkembangan industri,
cara atau sistem pengontrolan itu terus berkembang. Maka dari caranya dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Pengontrolan cara manual (manual control) 
2. Pengontrolan semi-otomatis (semi-automatic control) 
3. Pengontrolan otomatis (automatic control) 
4. Pengontrolan terprogram (programable controller) 
Dalam mengoperasikan motor listrik, agar dapat berfungsi andal dan terhindar dari
gangguan dan kerusakan, dan terjamin keselamatan terhadap bahaya sengatan
listrik, maka setiap instalasi motor-motor listrik dilengkapi dengan peralatan
proteksi. Yaitu proteksi beban lebih, pentanahan, dan hubung singkat. Motor
induksi (Asynchronous motor) secara luas banyak digunakan di fasilitas industri
dan bangunan besar. Rancangan dan perawatannya sederhana, dapat disesuaikan
pada berbagai aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya ekonomis. Ini sangat
menguntungkan sebagai solusi pengendali motor induksi pada sisi harga dan
kualitas. Karakteristik motor induksi tiga-phasa adalah arus bebannya tinggi pada
sumber tegangan dengan directonline starting. Menghasilkan arus start dan
lonjakan yang tinggi jika diaplikasikan pada tegangan penuh, akan mengakibatkan
penurunan tegangan sumber dan pengaruh transien torsi pada sistem mekanik.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Mesin Mesin Listrik. 2021. Petunjuk Praktikum Mesin-Mesin


Listrik. UNSRI : Laboratorium Mesin Listrik Teknik Elektro.
[26] Sutiyanto, “Rancang Bangun Motor Tiga Fasa Dengan Dua Kecepatan
Menggunakan Perubahan Jumlah Kutub,” pp. 1–21, 2018, [Online].

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Available: http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/2853.
[27] U. N. Cendana, MOTOR-MOTOR LISTRIK, no. March. Kupang: CV. Rasi
Terbit, 2018.
[28] S. EKa, “Pengendalian Motor Listrik 3 Phasa dengan Star Delta pada
Otomasi Industri,” jagootomasi.com, 2017.
http://jagootomasi.com/pengendalian-motor-listrik-3-phasa-dengan-star-
delta-pada-otomasi-industri/.
[29] Siswoyo, Teknik Listrik INDUSTRI. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008.
[30] A. Simangunsong, U. Darma, and A. Medan, “Studi Sistem Star Motor
Induksi 3 Phasa Dengan Metode Star Delta Pada Pt . Toba Pulp Lestari
Tbk.”

Lab. Mesin-mesin Listrik

Anda mungkin juga menyukai