Anda di halaman 1dari 12

Catu Daya

M. Rizky Ramadhani, 118320021


Laboratorium Teknik Fisika I
Program Studi Teknik Fisika , Institut Teknologi Sumatera

Abstrak
Praktikum ini berujuan agar mahasiswa mampu menguji kabel listrik AC dengan testpen, mampu mengukur besaran listrik
AC dan DC dengan AVO meter, mampu mengamati bentuk gelombang listrik AC dengan osiloskop, mampu menjelaskan
cara kerja step-down trafo, mampu menjelaskan cara kerja penyearah setengah gelombang, gelombang penuh mode
jembatan, dan gelombang penuh mode CT, menjelaskan cara kerja penghalus gelombang serta cara kerja regulator.
Praktikum ini menggunakan alat-alat seperti mulltimeter atau AVOmeter, osiloskop digital, trafo, testpen, kabel serta
jumper yang menghubungkan kit catu daya. Hasil praktikum kali ini antara lain ditemukannya fasa pada konduktor,
diketahuinya kondisi grounding didalam lab, nilai tegangan dan bentuk gelombang yang diukur menggunakan osiloskop dan
beberapa perbedaan dan kesamaan penyearah, perata, dan regulator dengan atau tanpa beban. Kesimpulan yang dihasilkan
antara lain grounding didalam lab, spesifikasi frekuensi listrik AC jala-jala sebesar 50Hz, fungsi dioda, perbedaan kapasitor
dengan atau tanpa beban, dan perbedaan nilai input dan output dari regulator.

Kata Kunci : Listrik, tegangan, gelombang

1. Pendahuluan
Pada praktikum kali ini materi yang dianalisis adalah tentang Catu Daya. Praktikum ini dilakukan
untuk memenuhi standar kompetensi dari mata kuliah Laboratorium Teknik Fisika 1 semester gasal.
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa mampu menguji kabel listrik AC dengan testpen, mampu
mengukur besaran listrik AC dan DC dengan AVO meter, mampu mengamati bentuk gelombang listrik
AC dengan osiloskop, mampu menjelaskan cara kerja step-down trafo, mampu menjelaskan cara kerja
penyearah setengah gelombang, gelombang penuh mode jembatan, dan gelombang penuh mode CT,
menjelaskan cara kerja penghalus gelombang serta cara kerja regulator.
Catu daya atau power supply merupakan perangkat listrik yang menyediakan energy listrik yang dapat
digunakan untuk perangkat elektronika lainnya[ CITATION Gan86 \l 1057 ]. Selain itu Power Supply
atau Catu Daya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai penyearah dari AC ke DC[ CITATION
Roh15 \l 1057 ]. Seperti yang kita ketahui, penggunaan power supply (catu daya) tidak bisa dijauhkan
dari kehidupan sehari-hari. Ada dua jenis sumber tegangan yaitu sumber arus DC, dan sumber arus AC.
Arus AC adalah arus yang besar dan arahnya selalu berubah tiap satuan waktu. Sedangkan DC adalah
arus yang searah yang nilai tegangannya tidak akan berubah dalam satuan waktu terdapat kutub positif
dan negatif dalam sumber arus DC [ CITATION Wik19 \l 1057 ].

2. Bahan dan Metode


A. Bahan
Pengukuran tegangan diukur dengan multimeter digital CD800a(Sanwa, Jepang) dan osiloskop
digital(Rigol). Sementara trafo digunakan untuk menyalurkan listrik. Testpen digunakkan untuk
mengetahui apakah ada arus listrik pada sebuah konduktor. Kabel dan jumper sebagai penghubung arus
listrik pada kit catu daya.
B. Metode
1. Listrik AC Jala-jala
A. Mengamati panel listrik
Pada percobaan ini, asisten akan menunjukkan MCB yang mengarah ke meja-meja praktikum.
Catatlah batas arus yang menuju ke meja anda. Catat rating arus dan tegangan operasional pada
MCB tersebut.
B. Menguji listrik AC jala-jala dengan testpen
Pegang test-pen, bagian belakangnya (yang ada konduktornya) disentuh dengan jari. Sentuhkan
(kalau perlu colokkan) ujung test-pen ke konduktor yang akan diperiksa. Jika test-pen menyala,
konduktor itu terhubung ke fasa. Potret ketika fasa ditemukan.
C. Mengukur listrik AC jala-jala dengan multimeter
Pasang probe dengan baik pada jack yang sesuai (hitam ke COM, merah ke salah satu
yang sesuai). Dengan saklar pemilih, pastikan memilih mode V AC dengan skala yang
lebih besar daripada yang akan diukur (untuk AC 220V, pilih 250VAC, atau 500VAC).
Koneksikan masing-masing jarum pengukur ke fasa dan netral (terbalik tidak apa-apa).
Baca dan catat hasil pembacaan di penampil. Perhatikan bahwa yang diukur ini adalah
tegangan RMS. Coba balik koneksi pengukuran. Cobalah ukur tegangan antara fasa dan
ground dan coba ukur tegangan antara netral dan ground.

2. Trafo Step-Down
Siapkan kit praktikum LAB TF 1. Kemudian koneksikan kabel AC sisi primer ke outlet
jala-jala AC. Lakukan pengukuran dari soket babana trafo yang telah disediakan, yaitu
AC+,CT, dan AC-.
A. Mengukur listrik AC tegangan rendah dengan AVO meter
Siapkan multimeter, pilih mode VAC dengan tegangan lebih besar dari 24V, namun
paling mendekati. Ukur Vac antara CT ke AC+. Uku Vac antara CT ke AC-. Ukur Vac
antara AC+ dan AC-. Catat hasil pengukuran.
B. Mengukur listrik AC tegangan rendah dengan osiloskop
Siapkan kedua kanal A dan B, atur skala vertikal (V/div) sekitar 5V/div, sementara skala
horizontal sekitar 10ms/div. Koneksikan probe kanal A ke AC+ dan CT (jepit buaya ke
CT). Baca frekuensi dan tegangan Vpeak to peak. Catat hasil pembacaan, serta potret
tampilan pada layar osiloskop. Koneksikan probe kanal B ke AC- dan CT (jepit buaya
ke CT). Cobalah baca frekuensi dan tegangan Vpeak to peak. Catat hasil pembacaan,
serta potret tampilan gelombang pada osiloskop (nampak gelombang kanal A dan kanal
B). Lepas probe kanal B. Koneksikan probe kanal A ke AC+ dan AC- (jepit buaya).
Cobalah baca frekuensi dan tegangan Vpeak to peak. Catat hasil pembacaan, serta potret
tampilan gelombang pada osiloskop.

3. Penyearah
Siapkan tabel pengukuran
A. Penyearah gelombang setengah 1 dioda
Pasang jumper pada J7 di sisi luar (seperti terlihat pada X1), sehingga jalur atas akan langsung
tersambung ke luaran V+. Koneksikan trafo CT ke terminal blok CT. Koneksikan trafo AC+ ke
terminal blok ~ atas. Lakukan pengukuran dengan osiloskop; Ukurkan kanal A osiloskop ke
masukan dari trafo, yaitu terminal blok ~ paling atas dan terminal blok CT. Ukurkan kanal B
osiloskop ke luaran penyearah, dengan mengkoneksikan probe negative (capit buaya) ke terminal
blok ground (V0) dan probe positif ke test point P3. Baca dan catat Vpp (peak to peak) kedua kanal,
dan potret layar osiloskop. Lalu dengan Multimeter; Ubah mode ke pengukuran V-AC. Ukurlah
tegangan luaran masukan sesuai kanal A osiloskop (antara terminal blok AC+ dan CT. Ubah mode
ke pengukuran V-DC. Ukurlah tegangan luaran pada kanal B osiloskop (antara terminal blok V+ dan
terminal blok V0). Catat hasilnya pada jurnal.
B. Penyearah gelombang penuh 2 dioda
Dari percobaan sebelumnya. buatlah rangkaian penyearah gelombang penuh 2 dioda. Pasangkan
jumper pada header J1. Tambahkan koneksi dari trafo AC-ke terminal blok bawah. Lakukan
pengukuran dengan AVO meter dan Osiloskop seperti sebelumnya.
C. Penyearah gelombang penuh dua kutub
Sambungkan jumper pada header J2. Ukurkan kanal A ke luaran positif, di titik P3 dan
terminal blok V0. Ukurkan kanal B ke luaran negtif, di titik P4 dan blok V0. Baca Vpp
kedua kanal dan potret osiloskop. Sementara itu gunakan AVO meter untuk mengukur
tegangan luaran positif sesuai kanal A osiloskop. Ukur tegangan luaran negatif sesuai
kanal B osiloskop.

4. Perata
Siapkan tabel kemudian pada kit bacalah nilai kapasitor kecil dan besar (C1,C2,C4,C5) dan
harga beban R1.
A. Perata tanpa beban
Buat gambar rangkaian seperti digambar 3.19 pada modul dan lanjutkan dengan
menyambung kapasitor (C2) dengan memasang jumper pada header J5 dan
menyambung kapasitor (C5) dengan memasang jumper pada header J6. Kemudian
menggunakan osiloskop ukur kanal A ke luaran positif (Vdc+) di titik P3 dan terminal
blok V0. Ukur kanal B ke luaran negatif (Vdc-) di titik P4 dan teriminal blok V0. Baca
Vpp kedua kanal dan potret layar osiloskop. Lalu gunakan AVO meter ukur tegangan
luaran positif sesuai kanal A osiloskop dan ukur tegangan luaran negatif sesuai kanal B
osiloskop. Selanjutnya pada kapasitor besar (C1 dan C4) pindahkan jumper pada header
J5 ke header J3 dan pindahkan header J6 ke header J4. Kemudian lakukan pengukuran
dengan osiloskop dan multimeter seperti sebelumnya. Dan catat hasil ke tabel pada
jurnal.

B. Perata dengan beban


Melanjukan dari percobaan selanjutnya, sambung header J9 dengan memakai jumper
dan sambung header J10 dengan memakai jumper. Lakukan prosdur yang sama seperti
percobaan sebelumnya. Kemudian pindahkan jumper pada header J3 ke J5 dan
pindahkan jumper pada header J4 ke header J5.

5. Regulator
Sebelumnya siapkan tabel pengukuran
A. Regulator tanpa beban
Sebelumnya lepaskan jumper beban pada J9 dan J10 kemudian tambah jumper pada J3
dan J4. Pindah jumper pada header J7 ke bawah dan pindah jumper pada header J8 atas.
Setelah itu amati masukan dan luaran positif dengan menggunakan osiloskop, ukurkan
kanal A ke input regulator positif di titik P1 dan terminal blok V0. Ukurkan kanal B ke
output regulator di titik P3 dan terminal blok V0. Baca Vpp kedua kanal dan potret layar
osiloskop. Lalu gunakan AVO meter ukurlah tegangan luaran positif sesuai kanal A
osiloskop dan ukurlah tegangan luaran negatif sesuai kanal B osiloskop. Pada sisi
sebaliknya amati masukan dan luaran negatif dengan menggunakan osiloskop. Ukur
kanal A ke input regulator positif di titik P2 dan terminal blok V0 kemudian ukur kanal
B ke output regulator di titik P4 dan terminal blok V0. Baca VPP kedua kanal dan potret
layar osiloskop. Lalu gunakan AVO meter untuk mengukur tegangan luaran positif
sesuai kanal A osiloskop dan ukur tegangan luaran negatif sesuai kanal B osiloskop.
B. Regulator tanpa beban
Untuk percobaan ini pasang jumper pada header J9, dan pasang jumper pada header J10.
Kemudian lakukan pengukuran input dan output regulator seperti pada percobaan
sebelumnya.
3. Hasil dan Pembahasan
1. Pengukuran listrik AC jala-jala
A. Mengamati panel listrik
B. Menguji listrik AC jala-jala dengan testpen
Fasa ditemukan. Hal ini dibuktikan dengan menyala nya lampu pada test-pen.
Gambar 1. Menguji listrik AC jala-jala dengan testpen

C. Mengukur listrik AC jala-jala dengan multimeter


Pada percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Mengukur listrik AC jala-jala dengan multimeter
Tegangan antara Tegangan antara
fasa dan ground netral dan ground
233,5V 233,4V

Pada stop kontak lubang fasa bisa ditemukan menggunakan testpen. Dari pengukuran
tegangan antara fasa, netral dan ground dapat disimpulkan bahwa kondisi di lab praktikum sudah
cukup bagus. Karena nilai yang dihasilkan juga sesuai.

2. Trafo step-down
A. Mengukur listrik AC tegangan rendah dengan AVOmeter
Pada percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Mengukur listrik AC tegangan rendah dengan AVOmeter
CT >> AC+ CT >> AC- AC+ >> AC-
12,5V 12,34V 24,82V
B. Mengukur listrik AC tegangan rendah dengan osiloskop
Pada percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Mengukur listrik AC tegangan rendah dengan osiloskop
Vpp Vrms
A ke AC+ 34V 12,3V
B ke AC- 34,2V 12,5V
Gambar 2. A ke AC+ Gambar 3. B ke AC-
Hasil pengukuran tegangan di AVO meter dan osiloskop menunjukan kesamaan.
Berdasarkan hasil pengukuran di osiloskop, frekuensi jala-jala telah mencapai spesifikasi
yaitu 50Hz.

3. Penyearah
Tabel 4. Penyearah
Percobaan Osiloskop Multimeter
Vac PP Bentuk Vdc PP Bentuk Vdc
Half wave 34V Sinusoidal 12,3V Sinusoidal
hampir hampir
penuh penuh
Full wave 34V Sinusoidal 12,3V Sinusoidal
hampir hampir
penuh penuh
Bridge 34,2V Sinusoidal 12,5V Sinusoidal
hampir hampir
penuh penuh
Bridge CT(+) 12,5V Sinusoidal 12,3V Sinusoidal
hampir hampir
penuh penuh
Bridge CT(-) 12,5V Sinusoidal 12,34V Sinusoidal
hampir hampir
penuh penuh
A. Penyearah gelombang penuh 1 dioda
Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut
Vpp : 30,8V
Vrms: 11V

Gambar 4. Penyearah gelombang penuh 1 dioda

B. Penyearah gelombang penuh 2 dioda


Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut :
*Vpp : 34V
Vrms: 12,3V
Gambar 5. penyearah gelombang penuh 2 dioda

C. Penyearah gelombang penuh 2 kutub


Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Penyearah gelombang penuh 2 kutub
Parameter Vpp Vrms Tegangan luaran
Kanal A ke luaran 16,8V 11,9V 5,18V
positif, P3, V0
Kanal B ke luaran 16,8V 11,9V 5,18V
negatif, P4, V0
Gambar 6. Penyearah gelombang penuh 2 kutub

Dari perbandingan penyearah gelombang setengah 1 dioda terhadap gelombang penuh 2


dioda terjadi perbedaan bentuk yang disebabkan oleh peran komponen dioda sebagai
penyearah arus. Vpp yang diukur di osiloskop belum disearahkan sama, hal ini bisa dilihat
dari nilai Vpp yang tertera pada layar osiloskop. Vdc yang diukur dengan multimeter sama.
Sedangkan pada percobaan penyearah dua kutub gelombang penuh antara kutub negatif
dan positif memiliki gelombang yang sama, dengan tegangan yang sama, serta terjadi listrik
DC positif dan negatif yang seimbang.

4. Perata
Tabel 6. Perata
Percobaan Osiloskop Multimeter
Vac PP Bentuk Vdc PP Bentuk Vdc+ Vdc-
Tanpa C:Kecil 1,20V Tdk sinus 1,20V ½ sinus 16V 16V
beban C:Besar 1,20V Tdk sinus 1,20V ½ sinus 16V 16V
Denga C:Kecil 1,20V Sinusoidal 1,20V Sinus penuh 16V 16V
n R: 1,20V Sinusoidal 1,20V Sinus penuh 16V 16V
beban C:Besar 1,20V Sinusoidal 1,20V Sinus penuh 16V 16V
R: 1,20V Sinusoidal 1,20V Sinus penuh 16V 16V
A. Perata tanpa beban
Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 7. Perata tanpa beban
Parameter Vpp Vrms Tegangan luaran
Kanal A ke luaran 1,20V 15,9V 3,8V
positif, P3, V0 Dari J5 ke J3 3,8V (AVO meter)
(Vdc+)
Kanal B ke luaran 1,20V 15,9V 3,8V
negatif, P4, Dari J6 ke J4 3,8V(AVO meter)
V0(Vdc-)
Gambar 7. Perata tanpa beban (Vdc+)A

Gambar 8. Perata tanpa beban (Vdc-)B

B. Perata dengan beban


Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 8. Perata dengan beban
Parameter Vpp Vrms Tegangan luaran
Kanal A ke luaran 1,20V 16,0V 16V (AVO meter)
positif (Vdc+) Dari J5 ke J3 16,5V (AVO meter)
Kanal B ke luaran 1,20V 16,6V 16V (AVO meter)
negatif (Vdc-) Dari J6 ke J4 16,5V(AVO meter)
Gambar 9. Perata dengan beban (Vdc+)A
Gambar 10. Perata dengan beban (Vdc-)B

Pada percobaan perata kapasitor kecil sebelum diberi beban, bentuk gelombang nya
datar atau tidak sinusoidal. Ketika diberi beban bentuk gelombangnya berubah menjadi
sinusoidal. Begitu juga dengan kapasitor besar sebelum diberi beban, bentuk gelombangnya
tidak sinusoidal. Namun ketika diberi beban gelombangnya berubah menjadi sinusoidal.
Pada percobaan ini terdapat perbedaan gelombang antara kapasitor yang belum diberi beban
dan setelah diberi beban. Kapasitor yang belum diberi beban sinyal nya tidak membentuk
sinusoidal, sementara yang telah diberi beban sinyanya menjadi sinusoidal. Fungsi perata
secara umum mengubah tegangan AC menjadi bentuk DC. Kapasitor besar lebih baik karena
lebih mampu menahan beban yang lebih besar. Vpp yang didapatkan dari osiloskop berbeda
dengan yang didapatkan melalui AVO meter. Vpp yang didapatkan dari osiloskop nilainya
1,2V sementara dari AVO meter mencapai 16V.

5. Regulator
Tabel 9. Regulator
Percobaan Osiloskop Multimeter
Input Bentuk Output Bentuk Input Output
Regulator(+ Tanpa 12V Sinusoidal 12V Sinusoidal 12V 12V
) beban
Dengan 16,4V Sinusoidal 800mV Sinusoidal 12V 12V
beban
Regulator(-) Tanpa 12V Sinusoidal 12V Sinusoidal 12V 12V
beban
Dengan 16,4V Sinusoidal 800mV Sinusoidal 12V 12V
beban

A. Regulator tanpa beban


Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 10. Regulator tanpa beban
Parameter Vpp Vrms Tegangan luaran dengan multimeter
Kanal A ke luaran 1,20V 16,4V 12V
positif, P1, V0
Kanal B ke luaran 1,20V 15,9V 12V
negatif, P4, V0
Kanal A ke luaran 1,20V 16,4V 12V
positif, P2, V0
Kanal B ke luaran 1,20V 15,9V 12V
negatif, P4, V0

Gambar 11. Regulator tanpa beban (Kanal A+)

B. Regulator dengan beban


Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 11. Regulator dengan beban
Parameter Vpp Vrms Tegangan luaran dengan multimeter
Kanal A ke luaran 1,20V 16,4V 12V
positif, P1, V0
Kanal B ke luaran 1,20V 16,2V 12V
negatif, P4, V0
Kanal A ke luaran 1,20V 16,4V 12V
positif, P2, V0
Kanal B ke luaran 1,20V 16,2V 12V
negatif, P4, V0
Gambar 12. Regulator dengan beban (Kanal A+)

Gambar 13. Regulator dengan beban (Kanal B-)


Terjadi perubahan output ketika diberi beban. Pada kutub positif maupun negatif nilainya sama
yakni 12V. Pada kondisi tanpa beban tegangan input dan output sama yakni 12V. Begitu juga dengan
beban, tidak ada beda antara tegangan input dan outputnya.

4. Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kondisi grounding di dalam lab cukup baik
2. Dalam pengukuran listrik AC jala-jala spesifikasi nya adalah 50Hz
3. Gelombang disearahkan menggunakan komponen dioda
4. Kapasitor besar lebih baik karena lebih mampu menahan beban yang lebih besar.
5. Regulator yang diberi beban maka nilai outputnya akan lebih kecil daripada input

Referensi

[1] S. D. Ganti, Teori dan Keterampilan Elektronika, Bandung: CV Armico, 1986.


[2] Rohmatullah, “Rohmatullah,” 26 August 2015. [Online]. Available:
https://rohmattullah.student.telkomuniversity.ac.id/pengertian-dan-fungsi-catu-daya-secara-umum/.
[Diakses 18 September 2019].
[3] “WikiKomponen.com,” [Online]. Available: https://www.wikikomponen.com/pengertian-arus-
listrik-ac-dan-dc/.. [Diakses 18 September 2019].
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai