LAPRAK4
LAPRAK4
Abstrak
Praktikum ini berujuan agar mahasiswa dapat mengamati karakteristik listrik AC yang dihasilkan oleh instrumen generator
sinyal, mengamati respon waktu rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC berbentuk gelombang kotak dengan frekuensi
tertentu, mempelajari respon frekuensi, yaitu kelakuan rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC berbentuk gelombang sinus
dengan frekuensi yang berbeda. Praktikum ini menggunakan alat-alat seperti kit rangkaian AC, speaket, osiloskop,
generator sinyal, AVO meter, tool-kit, dan aplikasi spectrum analyzer. Praktikum ini menghasilkan data-data seperti kondisi
osiloskop dan spectrum analyzer, rentang frekuensi yang baik pada spectrum analyzer, data respon step, respon sinus, dan
respon frekuensi dari rangkaian RC, RL, CR. Sehingga muncul beberapa kesimpulan yakni osiloskop dan spectrum analyzer
dalam kondisi baik. Semakin tingginya nilai frekuensi yang digunakan akan membuat gelombang yang dihasilkan semakin
tidak beraturan Semakin tinggi nilai frekuensi maka semakin tinggi nilai amplitudo yang dihasilkan. Nilai frekuensi dan
Vtunak pada respon sinus dan respon step yang dihasilkan sama.
Kata Kunci : Rangkaian, Frekuensi, kalibrasi, respon.
1. Pendahuluan
Pada praktikum kali ini materi yang dianalisis adalah tentang Rangkaian AC. Praktikum ini dilakukan
untuk memenuhi standar kompetensi dari mata kuliah Laboratorium Teknik Fisika 1 semester gasal.
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengamati karakteristik listrik AC yang dihasilkan
oleh instrumen generator sinyal, mengamati respon waktu rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC
berbentuk gelombang kotak dengan frekuensi tertentu, mempelajari respon frekuensi, yaitu kelakuan
rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC berbentuk gelombang sinus dengan frekuensi yang berbeda.
Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolakbalik yang prinsip kerjanya pada perputaran
kumparan dengan kecepatan sudut ω yang berada di dalam medan magnetik. Sumber ggl bolak-balik
tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f [ CITATION Bud09 \l 1057 ]. Resistor,
induktor dan kapasitor saat dilalui arus bolak-balik akan memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pada
resistor, jika sebuah resistor dialiri arus bolak-balik ternyata arus dan tegangannya tetap sefase ( ϕ = 0 ).
Nilai hambatannya tetap dan sering disebut reaktansi resistif. Sifat ini sama saja saat resistor dialiri arus
searah (arus DC). Sementara jika sebuah induktor dialiri arus bolak-balik tenyata memiliki sifat yang
berbeda dengan resistor. Arus bolakbalik yang melewati induktor akan ketinggalan fase π (90º)
terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya mendahului arus 90O ( ϕ = + 90 º). Jika
induktor dihubungkan arus searah memiliki hambatan yang hampir nol, ternyata saat dialiri arus AC
akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi induktif.
Besarnya memenuhi persamaan berikut :
X L = ωL (1)
Sedangkan untuk kapasitor yang dialiri arus bolak-balik tenyata juga memiliki sifat yang berbeda
dengan resistor dan induktor. Arus bolak-balik yang melewati induktor akan mendahului fase π (90º)
terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya ketinggalan arus 90 º ( ϕ = - 90º).
Jika kapasitor dihubungkan arus searah memiliki hambatan tak hingga, ternyata saat dialiri arus AC
akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi kapasitif. Besarnya memenuhi persamaan berikut.
Xc = 1/ωC (2)
[ CITATION Han09 \l 1057 ]
4. Rangkaian RC
Pada rangkaian RC, cari tau harga C1 dan R1 kemudian hitung konstanta waktu dan
frekuensi cut off. Kemudian koneksikan kanal A osiloskop ke soket A dan Z, dan Kanal B
ke soket V dan Z.
4.1 Respon Step
Sebelum memulai, buatlah tabel terlebih dahulu. Nyalakan generator dan atur agar
bentuk gelombangnya kotak, periodenya 200Hz, dan amplotudo 10Volt. Sesuaikan
kanal A maupun B osiloskop. Kemudian potret luaran osiloskop, dan tentukan V
tunak serta konstanta waktu.
4.2 Respon Sinus
Sebelum memulai, buatlah tabel terlebih dahulu. Atur generator sinyal agar bentuk
gelombangnya sinus, dan frekuensi 100Hz. Kemudian sesuaikan osiloskop agar
dapat mengamati gelombang stabil 2 gelombang penuh. Potret layar osiloskop.
Kemudian amati sinyal input dan output, catat frekuensi dan amplitudo masing-
masing. Pada sinyal output amati pergeseran fasanya terhadap input dan catat
pengukuran pada tabel. Ulangi percobaan sesuai tabel pengukuran.
4.3 Respon Frekuensi
Lepaskan semua probe osiloskop. Luaran generator sinyal dikoneksikan ke soket A
dan Z, dan speaker ke soket V dan Z. Siapkan spectrum analyzer. Kemudian pada
spectrum analyzer pilih menu “Enable Peak Hold” kemudian tekan tombol close dan
pause. Pada generator sinyal tekan mode “sweep” dengan bentuk sinyal sinus,
frekuensi awal : 100Hz, frekuensi akhir 10Khz, dan lama sweepnya 20 detik.
Tunggu sampai sweep dimulai dan tekan tombol on. Spectrum analyzer akan
mengukur suara yang naik dari frekuensi rendah ke tinggi, tunggu sampai selesai
kemudian tekan tombol pause lagi. Screenshot hasilnya dan amati grafik berwarna
kuning.
5. Rangkaian RL
Pada rangkaian RL, komponen yang terlibat adalah R2 dan L1. Kemudian koneksikan
masukan generator sinyal ke node C dan Z. Koneksikan juga node Cdan Z ke kanal A
osiloskop. Dan luaran di node X dan Z koneksikan ke kanala B osiloskop. Setelah itu hitung
respon step, respon sinus, dan respon frekuensi seperti pada rangkaian RC.
6. Rangkaian CR
Pada rangkaian CR komponen yang terlibat adalah C2 dan R3. Kemudian konkesikan input
node B dan Z. Dan output node W dan Z. Node B dan W bernilai positif dan Z sebagai
ground. Setelah itu hitung respon step, respon sinus, dan respon frekuensi seperti pada
rangkaian RC.
7. Rangkaian LR
Pada rangkaian LR, komponen yang terlibat adalah L2 dan R4. Kemudian koneksikan input
node D dan Z. Dan output node Y dan Z. Node D dan Y positif dan Z sebagai ground.
Setelah itu hitung respon step, respon sinus, dan respon frekuensi seperti pada rangkaian
RC.
4. Rangkaian RC
4.4 Respon Step
Tabel 3. Rangkaian RC Respon Step
Gensin Osiloskop sinyal luaran
Frekuens Frekuensi Vtunak 0,707V Tho
i
200 201,6Hz 10,4V 1V 221,5
100 100Hz 10,4V 1V 127,3
50 50Hz 10,3V 1V 181,6
Konstanta waktu eksperimen tidak sama dengan kalkulasi. Dan konstanta waktu
tidak berubah mesikipun sinyal masukan frekuensi berubah.
4.5 Respon Sinus
Tabel 4. Rangkaian RC Respon Sinus
Gensin Osiloskop Sinyal Input Osiloskop Sinyal Output Kalkulasi
Frekuens
Frek Amp Frek Amp Fasa Gain Db
i
100 100Hz 9,8V 100Hz 3,3V 0,33 -9,6
200 192,3Hz 9,8V 208,3Hz 4V 0,4 -7,9
1000 1.000.000Hz 9,8V 990.00Hz 3,7V 0,37 -8,65
2000 2.016.000Hz 9,5V 2.016.000Hz 3,5V 0,36 -8,87
3000 2.976.000Hz 9,7V 3.012.000Hz 3V 0,3 -10,45
5000 5.000.000Hz 9,6V 5.000.000Hz 1,7V 0,17 -15,39
7000 6.900.000Hz 9,8V 7.143.000Hz 1,05V 0,1 -20
9000 9.090.000Hz 9,6V 8.929.000Hz 0,775V 0,08 -21,9
11000 10.870.000H 9,6V 11.110.000H 0,765V 0,079 -22,04
z z
12.800 12.280.000H 9,68V 12.280.000H 0,684V 0,07 -23,09
z z
5. Rangkaian RL
5.1 Respon Step
Tabel 5. Rangkaian RL Respon Step
Gensin Osiloskop sinyal luaran
Frekuens Frekuensi Vtunak 0,707V Tho
i
200 201,6Hz 10,8V 1V 221,5
100 100Hz 10,3V 1V 127,3
50 50Hz 10,2V 1V 181,6
Konstanta waktu eksperimen tidak sama dengan kalkulasi. Dan konstanta waktu
tidak berubah mesikipun sinyal masukan frekuensi berubah.
5.2 Respon Sinus
Tabel 6. Rangkaian RL Respon Sinus
Gensin Osiloskop Sinyal Input Osiloskop Sinyal Output Kalkulasi
Frekuens
Frek Amp Frek Amp Fasa Gain Db
i
100 100Hz 9,4V 100Hz 2,3V 0,24 -12,32
200 192,3Hz 9,44V 200Hz 3,2V 0,33 -9,62
1000 1.000.000Hz 9,44V 1.000.000Hz 3,05V 0,32 -9,89
2000 2.000.000Hz 9,6V 2.000.000Hz 5,3V 0,56 -5,03
3000 2.941.000Hz 9,7V 2.941.000Hz 6,8V 0,70 -3,09
5000 5.000.000Hz 10V 5.000.000Hz 8V 0,8 -1,93
7000 7.042.000Hz 9,9V 7.042.000Hz 8,7V 0,87 -1,20
11000 11.110.000H 10,2V 11.110.000H 9,6V 0,94 -0,93
z z
12.800 12.280.000H 10,2V 12.280.000H 9,8V 0,96 -0,35
z z
6. Rangkaian CR
6.1 Respon Step
Tabel 7. Rangkaian CR Respon Step
Gensin Osiloskop sinyal luaran
Frekuens Frekuensi Vtunak 0,707V Tho
i
200 201,6Hz 10,4V 1V 221,5
100 100Hz 10,4V 1V 127,3
50 50Hz 10,3V 1V 181,6
Konstanta waktu eksperimen tidak sama dengan kalkulasi. Dan konstanta waktu
tidak berubah mesikipun sinyal masukan frekuensi berubah.
Sementara untuk respon sinus, respon frekuensi, dan percobaan rangkaian LR tidak
berhasil didapatkan datanya.
4. Kesimpulan
1. Osiloskop dan spectrum analyzer dalam kondisi baik.
2. Semakin tingginya nilai frekuensi yang digunakan akan membuat gelombang yang
dihasilkan semakin tidak beraturan.
3. Semakin tinggi nilai frekuensi maka semakin tinggi nilai amplitudo yang dihasilkan.
4. Nilai frekuensi dan Vtunak pada respon sinus dan respon step yang dihasilkan sama.
5. Saran
1. Pada saat praktikum perhatikan lagi manajemen waktu.
2. Pastikan kelengkapan alat praktikum sebelum memulai praktikum.
6. Referensi
[1] J. Budianto, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009.
[2] S. Handayani dan A. Damari, Fisika 3 Untuk SMA/MA Kelas XII /, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.