Anda di halaman 1dari 7

Rangkaian AC

M. Rizky Ramadhani, 118320021


Laboratorium Teknik Fisika I
Program Studi Teknik Fisika , Institut Teknologi Sumatera

Abstrak
Praktikum ini berujuan agar mahasiswa dapat mengamati karakteristik listrik AC yang dihasilkan oleh instrumen generator
sinyal, mengamati respon waktu rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC berbentuk gelombang kotak dengan frekuensi
tertentu, mempelajari respon frekuensi, yaitu kelakuan rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC berbentuk gelombang sinus
dengan frekuensi yang berbeda. Praktikum ini menggunakan alat-alat seperti kit rangkaian AC, speaket, osiloskop,
generator sinyal, AVO meter, tool-kit, dan aplikasi spectrum analyzer. Praktikum ini menghasilkan data-data seperti kondisi
osiloskop dan spectrum analyzer, rentang frekuensi yang baik pada spectrum analyzer, data respon step, respon sinus, dan
respon frekuensi dari rangkaian RC, RL, CR. Sehingga muncul beberapa kesimpulan yakni osiloskop dan spectrum analyzer
dalam kondisi baik. Semakin tingginya nilai frekuensi yang digunakan akan membuat gelombang yang dihasilkan semakin
tidak beraturan Semakin tinggi nilai frekuensi maka semakin tinggi nilai amplitudo yang dihasilkan. Nilai frekuensi dan
Vtunak pada respon sinus dan respon step yang dihasilkan sama.
Kata Kunci : Rangkaian, Frekuensi, kalibrasi, respon.

1. Pendahuluan
Pada praktikum kali ini materi yang dianalisis adalah tentang Rangkaian AC. Praktikum ini dilakukan
untuk memenuhi standar kompetensi dari mata kuliah Laboratorium Teknik Fisika 1 semester gasal.
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengamati karakteristik listrik AC yang dihasilkan
oleh instrumen generator sinyal, mengamati respon waktu rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC
berbentuk gelombang kotak dengan frekuensi tertentu, mempelajari respon frekuensi, yaitu kelakuan
rangkaian RLC ketika dilalui listrik AC berbentuk gelombang sinus dengan frekuensi yang berbeda.
Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolakbalik yang prinsip kerjanya pada perputaran
kumparan dengan kecepatan sudut ω yang berada di dalam medan magnetik. Sumber ggl bolak-balik
tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f [ CITATION Bud09 \l 1057 ]. Resistor,
induktor dan kapasitor saat dilalui arus bolak-balik akan memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pada
resistor, jika sebuah resistor dialiri arus bolak-balik ternyata arus dan tegangannya tetap sefase ( ϕ = 0 ).
Nilai hambatannya tetap dan sering disebut reaktansi resistif. Sifat ini sama saja saat resistor dialiri arus
searah (arus DC). Sementara jika sebuah induktor dialiri arus bolak-balik tenyata memiliki sifat yang
berbeda dengan resistor. Arus bolakbalik yang melewati induktor akan ketinggalan fase π (90º)
terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya mendahului arus 90O ( ϕ = + 90 º). Jika
induktor dihubungkan arus searah memiliki hambatan yang hampir nol, ternyata saat dialiri arus AC
akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi induktif.
Besarnya memenuhi persamaan berikut :
X L = ωL (1)
Sedangkan untuk kapasitor yang dialiri arus bolak-balik tenyata juga memiliki sifat yang berbeda
dengan resistor dan induktor. Arus bolak-balik yang melewati induktor akan mendahului fase π (90º)
terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya ketinggalan arus 90 º ( ϕ = - 90º).
Jika kapasitor dihubungkan arus searah memiliki hambatan tak hingga, ternyata saat dialiri arus AC
akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi kapasitif. Besarnya memenuhi persamaan berikut.
Xc = 1/ωC (2)
[ CITATION Han09 \l 1057 ]

2. Bahan dan Metode


A. Bahan
Pada pratkikum kali ini pengukuran hambatan diukur dengan multimeter digital CD800a(Sanwa,
Jepang). Untuk mengetahui bentuk gelombang dan tegangan menggunakan osiloskop digital Rigol
DS1102D. Generator digital Rigol DG1022 digunakan sebagai sumber tegangan. Dan HP speaker
digunakan sebagai sumber bunyi. Kit rangkaian AC TF ITB digunakan sebagai media output dari
osiloskop. Dan aplikasi spectrum analyzer advanced dipakai untuk analisis frekuensi.
B. Metode
1. Kalibrasi Sinyal dan Osiloskop
Sebelum memulai, buatlah tabel terlebih dahulu. Kemudian pada osiloskop kanal A dan B
dipasang probe dan di kalibrasi untuk pengukuran mode DC dalam skala vertikal 0,2V/div.
Pada generator sinyal pasang kabel luaran dan disambungkan ke osiloskop kanal A maupun
kanal B. Pada generator, atur kondisi awal wave, frekuensi 100Hz, amplitudo 10volt, dan
offset 0volt kemudian atur skala osiloskop agar telihat 2-3 gelombang penuh. Ulangi
prosedur tersebut sebanyak 4 kali.

2. Kalibrasi Speaker dan Spectrum Analyzer


Sebelum memulai, buatlah tabel terlebih dahulu. Kemudian pada spectrum analyzer atur
agar input samples nya 163284, window function nya hamming, logaritmic scale, markes,
dan peaks menjadi tick. Kemudian keluaran generator sinyal dikoneksikan ke speaker. Atur
bentuk sinyal, frekuensi, dan amplitudonya. Dengarkan persepsi suara dari speaker.
Kemudian dekatkan HP pada speaker dan amati luaran spectrum analyzer. Setelah tunak,
tekan tombol pause. Catat hasil pengamatan dan screnshoot hasilnya. Ulangi prosedur diatas
sebanyak 6 kali.

3. Spectrum Frekuensi Speaker


Sebelumnya pastikan generator sinyal masih tersambung ke speaker. Kemudian pada
spectrum analyzer pilih menu “Enable Peak Hold” kemudian tekan tombol close dan pause.
Pada generator sinyal tekan mode “sweep” dengan bentuk sinyal sinus, frekuensi awal :
100Hz, frekuensi akhir 10Khz, dan lama sweepnya 20 detik. Tunggu sampai sweep dimulai
dan tekan tombol on. Spectrum analyzer akan mengukur suara yang naik dari frekuensi
rendah ke tinggi, tunggu sampai selesai kemudian tekan tombol pause lagi. Screenshot
hasilnya dan amati grafik berwarna kuning.

4. Rangkaian RC
Pada rangkaian RC, cari tau harga C1 dan R1 kemudian hitung konstanta waktu dan
frekuensi cut off. Kemudian koneksikan kanal A osiloskop ke soket A dan Z, dan Kanal B
ke soket V dan Z.
4.1 Respon Step
Sebelum memulai, buatlah tabel terlebih dahulu. Nyalakan generator dan atur agar
bentuk gelombangnya kotak, periodenya 200Hz, dan amplotudo 10Volt. Sesuaikan
kanal A maupun B osiloskop. Kemudian potret luaran osiloskop, dan tentukan V
tunak serta konstanta waktu.
4.2 Respon Sinus
Sebelum memulai, buatlah tabel terlebih dahulu. Atur generator sinyal agar bentuk
gelombangnya sinus, dan frekuensi 100Hz. Kemudian sesuaikan osiloskop agar
dapat mengamati gelombang stabil 2 gelombang penuh. Potret layar osiloskop.
Kemudian amati sinyal input dan output, catat frekuensi dan amplitudo masing-
masing. Pada sinyal output amati pergeseran fasanya terhadap input dan catat
pengukuran pada tabel. Ulangi percobaan sesuai tabel pengukuran.
4.3 Respon Frekuensi
Lepaskan semua probe osiloskop. Luaran generator sinyal dikoneksikan ke soket A
dan Z, dan speaker ke soket V dan Z. Siapkan spectrum analyzer. Kemudian pada
spectrum analyzer pilih menu “Enable Peak Hold” kemudian tekan tombol close dan
pause. Pada generator sinyal tekan mode “sweep” dengan bentuk sinyal sinus,
frekuensi awal : 100Hz, frekuensi akhir 10Khz, dan lama sweepnya 20 detik.
Tunggu sampai sweep dimulai dan tekan tombol on. Spectrum analyzer akan
mengukur suara yang naik dari frekuensi rendah ke tinggi, tunggu sampai selesai
kemudian tekan tombol pause lagi. Screenshot hasilnya dan amati grafik berwarna
kuning.

5. Rangkaian RL
Pada rangkaian RL, komponen yang terlibat adalah R2 dan L1. Kemudian koneksikan
masukan generator sinyal ke node C dan Z. Koneksikan juga node Cdan Z ke kanal A
osiloskop. Dan luaran di node X dan Z koneksikan ke kanala B osiloskop. Setelah itu hitung
respon step, respon sinus, dan respon frekuensi seperti pada rangkaian RC.

6. Rangkaian CR
Pada rangkaian CR komponen yang terlibat adalah C2 dan R3. Kemudian konkesikan input
node B dan Z. Dan output node W dan Z. Node B dan W bernilai positif dan Z sebagai
ground. Setelah itu hitung respon step, respon sinus, dan respon frekuensi seperti pada
rangkaian RC.

7. Rangkaian LR
Pada rangkaian LR, komponen yang terlibat adalah L2 dan R4. Kemudian koneksikan input
node D dan Z. Dan output node Y dan Z. Node D dan Y positif dan Z sebagai ground.
Setelah itu hitung respon step, respon sinus, dan respon frekuensi seperti pada rangkaian
RC.

3. Hasil dan Pembahasan


1. Kalibrasi Sinyal dan Osiloskop
Tabel 1. Kalibrasi Sinyal dan Osiloskop
No Generator Sinyal Osiloskop Kanal A Osiloskop Kanal B
.
Sinyal Frek Amp Sinyal Frek Amp Sinyal Frek Amp
1. Sinus 100 10 Sinus 36,8Hz 9V Sinus 36,8Hz 9V
2. Sinus 10.000 10 Sinus 3600Hz 5V Sinus 3600Hz 5V
3. Kotak 100 10 Kotak 36,8Hz 9V Kotak 36,8Hz 9V
4. Kotak 10.000 10 Kotak 3600Hz 5V Kotak 3600Hz 5V
Kualitas generator sinyal ini baik. Hal ini ditunjukan dari hasil kalibrasi pada kanal A dan
Kanal B yang nilainya sama. Hal ini menunjukkan kemungkinan pengukuran-pengukuran
selanjutnya akan akurat.

2. Kalibrasi Speaker dan Spectrum Analyzer


Tabel 2. Kalibrasi Speaker dan Spectrum Analyzer
No Generator Sinyal Speaker Persepsi Suara Spectrum Analyzer
.
Sinyal Frek Amp Keras Nada Timbre Frek Frek Amp
lain
1. Sinus 100 10 Lemah Rendah Monotone 231Hz 298Hz
2. Sinus 100 20 Lemah Rendah Monotone 193Hz 301Hz
3. Sinus 1000 10 Lemah Tinggi Multitone 896Hz 920Hz
4. Sinus 1000 20 Lemah Tinggi Multitone 896Hz 920Hz
5 Kotak 100 10 Kuat Rendah Monotone 500Hz 699Hz
6. Kotak 1000 10 Lemah Tinggi Multitone 1000H 3000Hz
z
Spectrum analyzer mampu menunjukkan frekuensi sinyal dengan baik. Hal ini dibuktikan
dari hasil kalibrasi pada tabel diatas. Disini bentuk sinyal tidak berpengaruh pada hasil
kalibrasi spectrum analyzer. Begitu juga dengan amplitudo yang tidak berpengaruh pada
hasil kalibrasi spectrum analyzer. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran frekuensi yang
masih acak. Sementara, ketika sinyal diturunkan maka pada persepsi pendengaran nada
yang terdengar itu rendah, sedangkan ketika frekuensi dinaikan nada terdengar tinggi.

3. Spectrum Frekuensi Speaker


Pada rentang 600Hz-6,5KHz kondisi speaker masih baik. Pada rentang 10KHz-∞ terjadi
lembah, dan pada rentang 100Hz-500Hz terjadi bukit. Speaker ini baik dipakai pada rentan
500Hz-7KHz

4. Rangkaian RC
4.4 Respon Step
Tabel 3. Rangkaian RC Respon Step
Gensin Osiloskop sinyal luaran
Frekuens Frekuensi Vtunak 0,707V Tho
i
200 201,6Hz 10,4V 1V 221,5
100 100Hz 10,4V 1V 127,3
50 50Hz 10,3V 1V 181,6
Konstanta waktu eksperimen tidak sama dengan kalkulasi. Dan konstanta waktu
tidak berubah mesikipun sinyal masukan frekuensi berubah.
4.5 Respon Sinus
Tabel 4. Rangkaian RC Respon Sinus
Gensin Osiloskop Sinyal Input Osiloskop Sinyal Output Kalkulasi
Frekuens
Frek Amp Frek Amp Fasa Gain Db
i
100 100Hz 9,8V 100Hz 3,3V 0,33 -9,6
200 192,3Hz 9,8V 208,3Hz 4V 0,4 -7,9
1000 1.000.000Hz 9,8V 990.00Hz 3,7V 0,37 -8,65
2000 2.016.000Hz 9,5V 2.016.000Hz 3,5V 0,36 -8,87
3000 2.976.000Hz 9,7V 3.012.000Hz 3V 0,3 -10,45
5000 5.000.000Hz 9,6V 5.000.000Hz 1,7V 0,17 -15,39
7000 6.900.000Hz 9,8V 7.143.000Hz 1,05V 0,1 -20
9000 9.090.000Hz 9,6V 8.929.000Hz 0,775V 0,08 -21,9
11000 10.870.000H 9,6V 11.110.000H 0,765V 0,079 -22,04
z z
12.800 12.280.000H 9,68V 12.280.000H 0,684V 0,07 -23,09
z z

4.6 Respon Frekuensi


Respon frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan yang sebelumnya pada
spectrum analyzer karena data yang digunakan tidak sama. Pada praktikum ini,
percobaan menghitung frekuensi tidak dapat dilakukan secara berurutandari100
-12.800 sehingga dihasilkan data seperti diatas.

5. Rangkaian RL
5.1 Respon Step
Tabel 5. Rangkaian RL Respon Step
Gensin Osiloskop sinyal luaran
Frekuens Frekuensi Vtunak 0,707V Tho
i
200 201,6Hz 10,8V 1V 221,5
100 100Hz 10,3V 1V 127,3
50 50Hz 10,2V 1V 181,6
Konstanta waktu eksperimen tidak sama dengan kalkulasi. Dan konstanta waktu
tidak berubah mesikipun sinyal masukan frekuensi berubah.
5.2 Respon Sinus
Tabel 6. Rangkaian RL Respon Sinus
Gensin Osiloskop Sinyal Input Osiloskop Sinyal Output Kalkulasi
Frekuens
Frek Amp Frek Amp Fasa Gain Db
i
100 100Hz 9,4V 100Hz 2,3V 0,24 -12,32
200 192,3Hz 9,44V 200Hz 3,2V 0,33 -9,62
1000 1.000.000Hz 9,44V 1.000.000Hz 3,05V 0,32 -9,89
2000 2.000.000Hz 9,6V 2.000.000Hz 5,3V 0,56 -5,03
3000 2.941.000Hz 9,7V 2.941.000Hz 6,8V 0,70 -3,09
5000 5.000.000Hz 10V 5.000.000Hz 8V 0,8 -1,93
7000 7.042.000Hz 9,9V 7.042.000Hz 8,7V 0,87 -1,20
11000 11.110.000H 10,2V 11.110.000H 9,6V 0,94 -0,93
z z
12.800 12.280.000H 10,2V 12.280.000H 9,8V 0,96 -0,35
z z

5.3 Respon Frekuensi


Respon frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan yang sebelumnya pada
spectrum analyzer karena data yang digunakan tidak sama. Pada praktikum ini,
percobaan menghitung frekuensi tidak dapat dilakukan secara berurutandari100
-12.800 sehingga dihasilkan data seperti diatas.

6. Rangkaian CR
6.1 Respon Step
Tabel 7. Rangkaian CR Respon Step
Gensin Osiloskop sinyal luaran
Frekuens Frekuensi Vtunak 0,707V Tho
i
200 201,6Hz 10,4V 1V 221,5
100 100Hz 10,4V 1V 127,3
50 50Hz 10,3V 1V 181,6
Konstanta waktu eksperimen tidak sama dengan kalkulasi. Dan konstanta waktu
tidak berubah mesikipun sinyal masukan frekuensi berubah.

Sementara untuk respon sinus, respon frekuensi, dan percobaan rangkaian LR tidak
berhasil didapatkan datanya.

4. Kesimpulan
1. Osiloskop dan spectrum analyzer dalam kondisi baik.
2. Semakin tingginya nilai frekuensi yang digunakan akan membuat gelombang yang
dihasilkan semakin tidak beraturan.
3. Semakin tinggi nilai frekuensi maka semakin tinggi nilai amplitudo yang dihasilkan.
4. Nilai frekuensi dan Vtunak pada respon sinus dan respon step yang dihasilkan sama.

5. Saran
1. Pada saat praktikum perhatikan lagi manajemen waktu.
2. Pastikan kelengkapan alat praktikum sebelum memulai praktikum.

6. Referensi

[1] J. Budianto, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009.
[2] S. Handayani dan A. Damari, Fisika 3 Untuk SMA/MA Kelas XII /, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Anda mungkin juga menyukai