Musalim Ridlo
Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Purwokerto
Abstract: Changes in such a dynamic community with the pace of development of science and
technology so fast is a reality that can not be avoided. Times have changed, technology has
advanced, the information flow has been intense, and print-electronic media can be accessed
everywhere. Everything is changing the mindset and perspective and one's image in view of social
issues and even religion. The nature of mass communication that exist everywhere (ubiquity) once
present everywhere (omnipresence) is similar to the propagation of Islam that must be present in
every line of human life. A change in the character of the mass media and the public in line with the
socio-economic changes in the level of political society locally and globally are to be anticipated in
preaching once used in Islamic missionary activity. Islamic missionary activity by using mass
communication requires professional management propaganda.
Key Words: Propagation, Mass Communications
Abstrak: Perubahan masyarakat yang begitu dinamis dengan laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat merupkan suatu kenyataan yang tidak bisa
dihindarkan. Zaman sudah berubah, teknologi sudah canggih, arus informasi sudah gencar, dan
media cetak-elektronik sudah bisa diakses di mana- mana. Semuanya mengubah pola pikir,
perspektif, dan citra seseorang dalam melihat persoalan sosial bahkan agama. Sifat komunikasi
massa yang ada di mana-mana (ubiquity ) sekaligus hadir di mana-mana (omnipresence) adalah
sama halnya dengan dakwah Islam yang harus ada dalam setiap lini kehidupan umat manusia.
Adanya perubahan karakter media massa dan khalayak yang sejalan dengan perubahan sosial
ekonomi politik masyarakat pada tataran lokal maupun global yang perlu diantisipasi dalam
berdakwah sekaligus dimanfaatkan dalam kegiatan dakwah Islam. Aktifitas dakwah Islam dengan
menggunkan komunikasi massa memerlukan managemen dakwah yang profesional.
Kata Kunci: Dakwah, Komunikasi Massa,
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan
merupkan suatu kenyataan yang tidak bisa begitu, dalam dakwah terdapat suatu ide
dihindarkan. Zaman sudah berubah, teknologi dinamis, sesuatu yang terus tumbuh dan
sudah canggih, arus informasi sudah gencar, dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan
media cetak-elektronik sudah bisa diakses di waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya
mana- mana. Semuanya mengubah pola pikir, merupakan kegiatan untuk mentransformasikan
perspektif, dan citra seseorang dalam melihat nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting
persoalan sosial bahkan agama (Aziz, 2005: 5). dan berperan langsung dalam pembentukan
Oleh karena itu dalam perspektif kesejarahan, langsung persepsi umat tentang berbagai nilai
tranformasi sosial dan dinamika masyarakat kehidupan (Ilaihi, 2010: 17).
yang terus berkembang tersebut menuntut Sesungguhnya banyak definisi tentang
adanya perubahan dan perbaikan dalam sistem dakwah dari para pakar atau ulama yang lain
pengelolaan dakwah secara lebih terencana dan dengan berbagai perspektif. Semua definisi
terprogram (Pimay, 2004: 6). Perubahan tersebut mengungkapkan bahwa dakwah adalah
tersebut menurut Andy Dermawan (2005: 37), sebuah kegiatan atau upaya manusia mengajak
harus secara signifikan sehingga bisa compatible atau menyeru manusia lain. Isi ajakan atau
dengan konteks sejarah manusia. Dalam artian, seruan itu ialah al-khayr, amr ma’ruf dan nahy
inti dan sumber dakwah tetap bertitik tolak dari munkar (melaksanakan kebaikan dan kebajikan
Al-Qur’an dan Hadits (dakwah normtif), tetapi serta mencegah kemungkaran dalam rangka
yang perlu dirubah adalah prinsip mengangkat harkat dan martabat manusia
komunikasinya. sebagai makhluk Tuhan yang terbaik di dunia).
Dengan kata lain bahwa salah satu hal Hal inilah yang menjadi karakteristik dakwah
terpenting dalam dakwah adalah faktor yang membedakannya dengan kegiatan lain
komunikasi. Oleh karena itu setiap da’I harus seperti kampanye, pemasaran (promosi),
mampu menguasai komponen- komponen dan propaganda dan agitasi. Dengan isi ajakan dan
media- media komunikasi agar dapat seruan itu dakwah dapat memberikan kontribusi
menjalankan proses komunikasi dakwah dengan kepada komunikasi manusia, dalam wujud etika
baik dan efetif. Seperti penguasaan materi, dan moral, yang dikenal dengan istilah etika
media, dan strategi dakwah yang berkualitas. komunikasi (Arifin, 2011: 37).
Dari sedikit gambaran di atas, penulis mencoba
menjelaskan tentang dakwah Islam dalam UNSUR- UNSUR DAKWAH ISLAM
perspektif komunikasi massa. Yaitu tenatng Dalam kegiatan atau aktivitas dakwah perlu
bagaimana perspektif komunikasi massa melihat diperhatikan unsur-unsur yang terkandung
dakwah Islam sekarng ini, mengingat kalangan dalam dakwah atau dalam bahasa lain adalah
atau segmen masyarakt sudah berubah. komponen-komponen yang harus ada dalam
setiap kegiatan dakwah, diantaranya adalah:
PENGERTIAN DAKWAH 1) Da’i
Secara etimologis dakwah diserap dari Da’i adalah orang yang melaksanakan
bahasa Arab: da’wah, yang antara lain maknanya dakwah baik secara lisan maupun tulisan
mengajak, menyeru, memanggil, menyampaikan, ataupun perbuatan dan baik secara individu,
mendorong atau memohon. Da’wah sebagai kelompok atau berbentuk organisasi atau
istilah bahasa Arab itu telah mengalami lembaga. Pada dasarnya, semua pribadi muslim
perkembangan dari asal kata daa’ yang dalam berperan secara otomatis sebagai juru dakwah,
bahasa Indonesia berarti ajakan, seruan atau artinya orang yang harus menyampaikan atau
panggilan. Jadi setiap kegiatan manusia yang dikenal sebagai komunikator dakwah.
bertujuan mengajak, menyeru atau memanggil
sesamanya manusia, berbuat baik, melaksanakan 2) Mad’u
kebajikan dan mencegah kemungkaran, disebut Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra
sebagai dakwah (Arifin, 2011: 36). dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau
Secara umum, dakwah adalah ajakan atau manusia penerima dakwah, baik secara individu,
seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. kelompok, baik yang beragama Islam maupun
Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, tidak, dengan kata lain manusia secara
sebuah proses terus-menerus menuju kepada keseluruhan.
yang baik dan yang lebih baik dalam
28
Jurnal El-Hamra (Kependidikan dan Kemasyarakatan)
Vol. 6. No. 1 Februari 2021 – P-ISSN 2528-3650 E-ISSN 2721-6047
http://ejournal.el-hamra.id/index.php/el/index
29
Musalim Ridlo
Dakwah Islam....
bahwa “Communication is the process by which an pesan kepada khalayak banyak (publik). Media-
individual as communicator transmits stimuli to media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan
modify the behavior of other individuals” yang akan mempengaruhi dan mencerminkan
(Komunikasi merupakan suatu proses dimana kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini
seorang komunikator mengirimkan stimulus akan mereka hadirkan serentak pada khalayak
untuk mengubah perilaku dari orang lain atau luas yang beragam. Hal ini membuat media
komunikan). menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat
Dengan demikian komunikasi adalah “proses di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media
penyampaian pesan oleh komunikator kepada masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi,
komunikan melalui media yang menimbulkan memproduksi pesan, dan menyampaikannya
efek tertentu” (Efendi, 2006: 36). Pengertian pada khalayak (https://www.academia.edu/
tersebut mengidentifikasi unsur-unsur 7722506/Komunikasi_massa).
komunikasi yakni: komunikator, pesan, media,
komunikan dan efek. BENTUK PROSES KOMUNIKASI MASSA
Model Proses Efek Kuat
Komunikasi Massa Pandangan proses satu arah memperlihat-
Menurut Joseph R. Dominick sebagaimana kan gambaran yang sederhana di mana audiens
dikutip Isti Nursih Wahyuni (2014: 2), berada pada posisi sebagai penerima pesan yang
mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu bersikap pasif. Awal mulanya komunikasi di
proses di mana suatu organisasi yang kompleks mulai dari tingkatan souce / komunikator. Jika
dengan bantuan satu atau lebih mesin kita berbicara tentang komunikasi massa, maka
memproduksi dan mengirimkan pesan kepada source disini adalah media massa. Dimana disini
khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar. dapat kita lihat bahwa terpaan pesan dari media
Kemudian menurut Bittner dalam Jalaludin sangat kuat yang bergerak secara linear/
Rakhmat (2005: 188) mendefinisikan “massa langsung dari satu titik ke titik lain hingga
communication is messages communicated sampai kepada audiens. Dinamakan model
through a mass medium to a large number of proses komunikasi massa efek kuat, karena
people” (Komunikasi massa adalah pesan yang pesan yang diterima audiens adalah langsung
dikomunikasi melalui media massa pada mengikuti garis lurus. Sehingga di ibaratkan
sejumlah orang). Komunikasi massa adalah bahwa audiens pasif terhadap apa yang di
komunikasi yang menyampaikan pernyataan produksi oleh media.
secara terbuka melalui media penyebaran teknis
secara tidak langsung dan sutu arah pada public. Model Proses Efek Terbatas
Sedangkan menurut Gerbner (1967) “Mass Pada model efek terbatas ini, sebenarnya
communication is the technologically and skema perpindahan pesan tersebut hampir sama
institutionally based production and distribution dengan model efek kuat. Dimana prosesnya
of the most broadly shered continuous flow of melalui garis lurus dari titik satu ke titik lainya.
massages in industrial societies” (Komunikasi Akan tetapi disini kebalikannya dari efek kuat.
massa adalah produksi dan distribusi yang Pada model efek kuat, proses komunikasi
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus berawal dari source / komunikator/ media itu
pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki sendiri. Akan tetapi pada proses efek terbatas ini
orang dalam masyarakat industri). Dari proses komunikasi massa yang terjadi bermula
pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa dari audiens. Dengan asumsi bahwa audiens
komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang aktif, dan bebas memilih media mana yang
ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang mereka ingini dan cocok sesuai kebutuhan
tersebar, keterogen, dan anonim melalui media audiens.
cetak serentak dan sesaat. Hal ini tentu saja
berbeda dengan komunikasi interpersonal yang Model Proses Selektif Interaksional
hanya untuk satu orang, atau kelompok yang Pada model proses selektif interaksional ini
hanya beberapa orang, bahkan juga berbeda berpandangan bahwa proses komunikasi yang
dengan organisasi yang sudah mempunyai terjadi berlangsung dua arah. Ada pesan yang
banyak orang. berasal dari source dan ada pesan yang
Komunikasi massa adalah proses dimana bersumber dari receiver.
organisasi media membuat dan menyebarkan
30
Jurnal El-Hamra (Kependidikan dan Kemasyarakatan)
Vol. 6. No. 1 Februari 2021 – P-ISSN 2528-3650 E-ISSN 2721-6047
http://ejournal.el-hamra.id/index.php/el/index
31
Musalim Ridlo
Dakwah Islam....
32
Jurnal El-Hamra (Kependidikan dan Kemasyarakatan)
Vol. 6. No. 1 Februari 2021 – P-ISSN 2528-3650 E-ISSN 2721-6047
http://ejournal.el-hamra.id/index.php/el/index
keunggulan media tersebut dan memperhatikan Pada era globalisasi yang ditandai dengan
segmentasinya. kemajuan ilmu pngetahuan, tehnologi dan
Selanjutnya berdasarkan Social Differences komunikasi, cenderung informasi sebagai bagian
Theory, karakteristik khalayak yang heterogen, dari kekuatan dan kekuasaan untuk
anonim, tersebar luas dapat dilihat berdasarkan mempengaruhi. Sehingga dakwah sebagai
segmentasi karakter demografi (usia, jenis kegiatan harus dapat memanfaatkan tehnologi
kelamin, pekerjaan), psikografi (minat, sikap, dan komunikasi dengan segala karakteristiknya
selera), posisi dalam peran sosial, serta latar sebagi media untuk menyampaikan ajaran Islam
belakang etnik atau pola terpaan media (Atkin kepada khalayak.
dan Freimuth, 1998). Dengan demikian maka Adanya perubahan karakter media massa
media dakwah Islam harus memantapkan dan dan khalayak yang sejalan dengan perubahan
menetapkan posisi diri (positioning) termasuk sosial ekonomi politik masyarakat pada tataran
dalam acara, rubrik atau tanyangan informasinya lokal maupun global yang perlu diantisipasi
ditujukan pada segmentasi khalayak yang mana. dalam berdakwah sekaligus dimanfaatkan dalam
Mengingat daya selektivitas khalayak semakin kegiatan dakwah Islam. Aktifitas dakwah Islam
tinggi diera informasi dan hadirnya media baru. dengan menggunkan komunikasi massa
Dengan demikian tantangan dakwah Islam memerlukan managemen dakwah yang
kedepan semakin kompleks, seiring dengan profesional.
perubahan-perubahan yang cepat pada
masyarakat di era global sekarang ini. DAFTAR PUSTAKA
33
Musalim Ridlo
Dakwah Islam....
34