Anda di halaman 1dari 45

DIKTAT TK BANGKU

MEMBUAT GAMBAR KERJA ( hal 13 Desain Parabot )

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan agar desain menjadi baik dan benar

a. Tujuan pemakaian ( keinginan pemakai )


b. Fungsi parabot
c. Bentuk / kesan / penampilan luar
d. Bahan yang di pakai
e. Konstruksi ( cara pembuatan )
Dari sini sehingga kita kenal PRINSIP ILMU BENTUK yaitu :
FUNGSI ----- KONSTRUKSI ------ PROPORSI
1. FUNGSI agar tercapai secara maximal perlu diperhatikan :
a. Norma tubuh manusia
Ukuran parabot harus didasarkan pada ukuran tubuh manusia /pemakai ( Balita,
Anak, remaja dan dewasa ) / ( orang Asia dan Eropa/Amerika ).
b. Norma Penanganan : Hal-hal yang berhubungan saat parabot dipakai.
Misal : Tempat laci yang tinggi ,mengakhibatkan tidak bisa dilihat isinya.
c. Norma Benda : Ukuran benda yang akan disimpan dalam parabot
d. Norma industri :Ukuran standar dalam industri
e. Pemanfaatan Ruangan : Agar ruang pakai benar-benar maksimal.
2. KONSTRUKSI ( hal 16 )
Konstruksi mempengaruhi kekuatan dan penampilan parabot yaitu :
*. Sifat bahan
*. Ukuran bahan
*. Peletakan bahan.
3. PROPORSI / ESTETIKA ( ukuran perbandingan)
Proporsi yang indah dapatdiwujudkan dengan dua sistem yaitu :
a. Sistem Modular yaitu perbandingan dengan tubuh manusia sebagai dasar semua
ukuran benda dan ruang. Misal :Tinggi kepala = 183 cm dll
b. Sistem Potongan Kencana yaitu perbandingan dengan semua langkah manusia.
Misal : 27 cm Tinggi jongkok 43 cm Tinggi dudukan 70 cm Tinggi meja
86 cm Bidang kerja 113 cm Mimbar 183 cm Tinggi kepala
140 cm Tinggi jendela gedung bertingkat 226 cm Tinggi ruangan
RINGKASAN MATERI PENGAWETAN
KAYU DAN ROTAN
DEFINISI pengawetan kayu adalah daya tahan kayu terhadap factor-faktor perusak
yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri.

FAKTOR-FAKTOR PERUSAK DALAM PENGAWETAN KAYU

Keawetan kayu dikatakan rendah, bila dalam pemakaian tidak tercapai umur yang
diharapkan sesuai dengan ketentuan kelas awet. Dalam hal ini perlu diketahui
apakah factor penyebabnya. Adapun factor penyebab kerusakan digolongkan
menjadi:

A. Non makhluk hidup :


Faktor non-makhluk hidup ialah pengaruh yang disebabkan oleh keadaan alam itu
sendiri.

1. Faktor fisik, antara lain: suhu , panas matahari, api, udara, dan air. .
Misalnya bila kayu tersebut terus-menerus kena panas maka kayu akan
cepat rusak.
2. Faktor mekanik, antara lain: pukulan, gesekan, tarikan, tekanan,
dan lain sebagainya. Faktor mekanik berhubungan erat sekali dengan
tujuan pemakaian.
3. Faktor kimia,antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam dan basa.

B. Makhluk hidup :

1. Jamur misalnya jamur pelapuk , jamur pelunak dan jamur pewarna


kayu.
2. Serangga,misal: rayap tanah, rayap kayu kering, dan serangga bubuk
kayu.
3. Binatang laut, contoh kayu tahan dilaut antara lain: kayu lara, kayu
ulin, kayu giam, dan lain-lain. .

Alasan manusia melakukan pengawetan kayu karena:


 Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi sangat sedikit, dan sulit
didapat , harganya cukup mahal.
 Kayu berkelas keawetan III sampai dengan V cukup banyak , cara
pengerjaannya lebih mudah dan memiliki segi keindahannya cukup tinggi,
hanya faktor keawetannya saja yang kurang.
 Di lain pihak dengan pengawetan kayu orang berusaha mendapatkan
keuntungan financial.

Tujuan pengawetan kayu:

 Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu memiliki umur pakai


lebih panjang.
 Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang berkelas keawetan rendah
menjadi baik
 Industri pengawetan kayu menambah lapangan pekerjaan, sehingga
pengangguran berkurang.

JENIS PENGAWETAN KAYU

 Pengawetan remanen atau sementara (prophylactis treatment) bertujuan


menghindari serangan perusak kayu pada kayu basah (baru ditebang) antara lain
blue stain, bubuk kayu basah dan serangga lainnya. Bahan pengawet yang dipakai
antara lain NaPCP (Natrium Penthaclor Phenol), Gammexane, Borax, baik untuk
dolok maupun kayu gergajian basah. Pengawetan remanen umumnya hanya
menggunakan metode pelaburan dan penyemprotan
 Pengawetan permanent bertujuan menahan semua faktor perusak kayu dalam waktu
selama mungkin. pengawetan tetap dapat menggunakan semua metode, tergantung
bahan pengawet yang dipakai serta penetrasi dan retensi yang diinginkan. Sehingga
pengawetan dapat lebih efektif dan waktu pemakaiannya dapat selama mungkin.

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGAWETAN KAYU YANG BAIK

 Pengawetan kayu harus merata pada seluruh bidang kayu.


 Penetrasi dan retensi bahan pengawet diusahakan masuk sedalam dan
sebanyak mungkin di dalam kayu.
 Dalam pengawetan kayu bahan pengawet harus tahan terhadap pelunturan
(faktor bahan pengawetnya).
 Faktor waktu yang digunakan.
 Metode pengawetan yang digunakan.
 Faktor kayu sebelum diawetkan, meliputi jenis kayu, kadar air kayu, zat
ekstraktif yang dikandung oleh kayu serta sifat-sifat lainnya.
 Faktor perlatan yang dipakai serta manusia yang melaksanakannya.

Ada 2 macam metode /cara pengawetan yang pokok :

A. Pengawetan metode sederhana /tradisional /alami :

1. metode rendaman
2. metode pencelupan
3. metode pemulasan
4. metode penyemprotan
5. metode pembalutan

B. Pengawetan metode khusus /modern :

1. metode proses sel penuh


2. metode proses sel kosong

BAHAN PENGAWET KAYU

Bahan pengawet kayu ialah bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat
beracun terhadap makhluk perusak kayu, antara lain: arsen(As), tembaga(Cu),
seng(Zn), fluor(F), chroom(Cr), dan lain-lain. Dalam penggunaan harus
diperhatikan, sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan pemakaian.

Faktor-faktor sebagai syarat bahan pengawet yang baik:

 Bersifat racun terhadap makhluk perusak kayu.


 Mudah masuk dan tetap tinggal di dalam kayu.
 Bersifat permanent tidak mudah luntur atau menguap.
 Bersifat toleran terhadap bahan-bahan lain, misalnya: logam, perekat, dan
cat/finishing.
 Tidak mempengaruhi kembang susut kayu.
 Tidak merusak sifat-sifat kayu: sifat fisik, mekanik, dan kimia.
 Tidak mudah terbakar maupun mempertinggi bahaya kebakaran.
 Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan.
 Mudah dikerjakan, diangkut, serta mudah didapat, dan murah.

Pada waktu memilih bahan pengawet kayu harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
 Di mana kayu itu akan dipakai setelah diawetkan.
 Makhluk perusak kayu apa yang terdapat di tempat tersebut.
 Syarat-syarat kesehatan.

Macam-macam bahan pengawet kayu menurut bahan pelarut yang digunakan:

1. Bahan pengawet yang larut dalam air,


2. Bahan pengawet yang larut dalam minyak,
3. Bahan pengawet yang berupa minyak,.

a. Bahan pengawet larut air.

Tipe bahan pengawet ini memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:

 Dijual dalam perdagangan berbentuk garam, larutan pekat, dan tepung.


 Tidak mengotori kayu.
 Kayu yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau cat)
 Penetrasi dan retensi bahan pengawet cukup tinggi masuk ke dalam kayu.
 Mudah luntur.

Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di dalam
rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah atap. sifat
higroskopis). Nama-nama bahan pengawet dalam perdagangan antara lain: Tanalith
C, Celcure, Boliden, Greensalt, Superwolman C, Borax, Asam Borat, dan lain-lain.

b. Bahan pengawet larut minyak:


Sifat-sifat umum yang dimiliki sebagai berikut:

 Dijual dalam perdagangan berbentuk cairan agak pekat, bubuk (tepung). Pada
waktu akan digunakan, dilarutkan lebih dahulu dalam pelarut-pelarut antara
lain: solar, minyak disel, residu, dan lain-lain.
 Bersifat menolak air, daya pelunturannya rendah, sebab minyak tidak dapat
bertoleransi dengan air.
 Daya cegah terhadap makhluk perusak kayu cukup baik.
 Memiliki bau tidak enak dan dapat merangsang kulit (alergis).
 Warnanya gelap dan kayu yang diawetkan menjadi kotor.
 Sulit di-finishing karena lapisan minyak yang pekat pada permukaan kayu.
 Penetrasi dan retensi agak kurang, disebabkan tidak adanya toleransi antara
minyak dan kandungan air pada kayu.
 Mudah terbakar.
 Tidak mudah luntur.
Nama-nama perdagangan bahan pengawet larut minyak antara lain: PCP (Pentha
Chlor Phenol), Rentokil, Cu-Napthenate, Tributyltin-oxide, Dowicide, Restol,
Anticelbor, Cuprinol, Solignum, Xylamon, Brunophen, Pendrex, Dieldrien, dan
Aldrin.

c. .Bahan pengawet berupa minyak:


Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet berupa minyak sama dengan
sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet larut minyak. Penggunaannya
diusahakan dijauhkan dari hubungan manusia, karena baunya tidak enak dan
mengotori tempat. Nama-nama perdagangan yang terkenal antara
lain: Creosot, Carbolineum, Napthaline, dan lain-lain.

TEKNIK PENGAWETAN KAYU

Teknik atau cara pengawetan yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil atau
umur pemakaian kayu. Pemilihan cara pengawetan selain tergantung dari faktor
tempat kayu nantinya akan digunakan/dipasang, perlu juga dipertimbangkan faktor
ekonomisnya. Banyak cara pengawetan yang dapat dilaksanakan, mulai cara
sederhana sampai kepada cara yang relative sukar dengan peralatan yang mahal
(modern).

Menyiapkan kayu yang akan diawetkan:


Agar diperoleh hasil pengawetan yang baik perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:

1. Kayu harus cukup kering , terutama bila menggunakan bahan


pengawet berupa minyak
2. Kayu harus bebas kulit dan kotoran. .
3. Sortimen kayu / bentuk kayu gergajian atau dolok.
4. Kayu dianjurkan dalam bentuk siap pakai, tidak diperkenankan
dipotong, dibelah, diserut, ataupun pengerjaan lain setelah diawetkan,
bahan pengawet secara merata.
5. Bahan peengawet, metode serta alat untuk pelaksanaan pengawetan.
6. Faktor perusak kayu, tempat kayu akan digunakan kemudian.

CARA PENGAWETAN KAYU

1. Cara rendaman:
-Kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan
konsentrasi (kepekatan) , selama beberapa jam / beberapa hari.
-Kayu harus seluruhnya terendam, biasanya diberi beban pemberat .
-Ada beberapa macam pelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin,
rendaman panas, dan rendaman panas dan rendaman dingin.pada bak
beton.kayu,logam
-Rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau
rendaman dingin saja.

Keuntungan :

 Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak


 Kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama
 Larutan dapat digunakan berulang kali (dengan menambah konsentrasi bila
berkurang)

Kerugian :

 Waktu agak lama, terlebih dengan rendaman dingin


 Peralatan mudah terkena karat
 Pada proses panas, bila tidak hati - hati kayu bisa terbakar
 Kayu basah agak sulit diawetkan

2. Cara pencelupan:
-Kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan
konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit .
-Cara ini umumnya dilakukan di industri penggergajian untuk mencegah
serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium
Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik bila kayu yang
akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan
lebih dahulu.

Keuntungan :

 Proses sangat cepat


 Bahan pengawet dapat dipakai berulang kali (hemat)
 Peralatan cukup sederhana

Kerugian :

 Penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih pada kayu basah


 Mudah luntur, karena bahan pengawet melapisi permukaan kayu sangat tipis

3. Cara pemulasan dan penyemprotan :


-Cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana.
-Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk pengawetan sementara
(prophylactic treatment) untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu
basah.untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang.

Keuntungan :

 Alat sederhana, mudah penggunaannya


 Biaya relatif murah

Kerugian :

 Penetrasi dan retensi bahan pengawet kecil


 Mudah luntur

4. Cara pembalutan :
-Ccara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang
dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang
dilaburkan pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut
sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.

Keuntungan :

 Peralatan sederhana
 Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama
 Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah

Kerugian :

 Pemakaian bahan pengawet boros


 Jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu membalut lama
 Membahayakan mahluk hidup sekitarnya (hewan dan tanaman)

PENGAWETAN KAYU DAN ROTAN SECARA MODERN


Proses vakum dan tekanan (cara modern) :

Proses ini ada 2 macam menurut kerjanya :

1. Proses sel penuh antara lain :

 Proses Bethel
 Proses Burnett

2. Proses sel kosong antara lain :

 Proses Rueping
 Proses Lowry

- Proses Rueping langsung memasukkan bahan pengawet dengan tekanan sampai ±


4 atmosfer, kemudian dinaikkan sampai sekitar 7-8 atmosfer.

- Sedangkan pada proses lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi tekanan langsung
sampai 7 atmosfer. Beberapa jam kemudian tekanan dihentikan dan bahan
pengawet dikeluarkan dan dilakukan vakum selama 10 menit untuk membersihkan
permukaan kayu dari larutan bahan pengawet.

URUTAN KERJA DALAM PENGAWETAN


Ada dua macam urutan kerja pada proses pengawetan kayu :

1. Urutan kerja pada proses pengawetan sel penuh :


 Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet, tangki ditutup rapat agar jangan
terjadi kebocoran.
 Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki sampai 60 cm/Hg, selama
kira-kira 90 menit, agar udara dapat keluar dari dalam kayu.
 Sambil vakum dipertahankan, larutan pengawet kayu dimasukkan ke dalam
tangki pengawet hingga penuh.
 Setelah penuh, proses vakum dihentikan kemudian diganti dengan proses
tekanan sampai sekitar 8 – 15 atmosfer selama kurang lebih 2 jam.
 Proses penekanan dihentikan dan bahan pengawet kayu dikeluarkan dari
tangki kembali ke tangki persediaan.
 Dilakukan vakum terakhir sampai 40 cm/Hg, selama 10 – 15 menit, dengan
maksud untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.

2. Urutan kerja pada proses pengawetan sel kosong :

 Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet, tangki ditutup rapat.


 langsung pemberian tekanan udara sampai 4 atmosfer, selama 10 – 20 menit.
 Sementara tekanan udara dipertahankan, larutan bahan pengawet
dimasukkan ke dalam tangki pengawet hingga penuh.
 Kemudian tekanan ditingkatkan sampai 7 – 8 atmosfer selama beberapa jam
 Tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan.
 Dilakukan vakum 60 cm/Hg, selama 10 menit untuk membersihkan
permukaan kayu dari kelebihan bahan pengawet.

Perbedaan proses sel penuh dan sel kosong ialah sebagai berikut : pada proses sel
penuh bahan pengawet dapat mengisi seluruh lumen sel, sedangkan pada sel kosong
hanya mengisi ruang antar sel

Keuntungan :

 Penetrasi dan retensi tinggi sekali (memuaskan)


 Waktunya relatif singkat sekali
 Dapat mengawetkan kayu basah dan kering

Kerugian :

 Modal yang diperlukan besar


 Perlu ketelitian dan pengerjaan yang tinggi
 Cara ini hanya sesuai untuk perusahaan yang komersial
PENGAWETAN ROTAN

Dua jenis jamur yang sering menyerang rotan:

1. Jamur Blue Stain

Adalah jamur noda yang membuat warna rotan biru kehitaman. Ciri jamur ini
adalah kesukarannya ketika dihilangkan dengan cara-cara seperti digosok.
Umumnya, blus stain terjadi ketika rotan belum dikeringkan dengan baik.
Lembabnya substrat rotan memicu jenis jamur ini tumbuh di antara
jaringannya.

2. Jamur Permukaan

Adalah jamur permukaan yang tumbuh akibat kelembaban udara tinggi. Jamur
permukaan dapat menyerang pada saat sebelum finishing hingga setelah
finishing. Berbeda dengan blue stain, jamur permukaan memang dapat
dihilangkan dengan cara digosok. Tapi bila dibiarkan terlalu lama, jamur ini akan
masuk ke dalam lapisan cat dan rotan sehingga menimbulkan kerusakan amat
parah.

Jenis Serangan Serangga pada Industri Pengolahan Rotan yang Harus

Diwaspadai

Kutu

Serangan serangga pada industri pengolahan rotan sangat beragam mulai


dari serangan kutu sampai dengan rayap. Kutu atau bugs biasa
menggunakan celah anyaman rotan sebagai tempat hidup sekaligus sumber
makanannya. Bila dibiarkan, kutu akan membuat produk rotan menjadi
rusak
.

Rayap

Serangan rayap umumnya memakan waktu lebih lama daripada kutu. Rayap
juga hanya menyerang pada kondisi sangat khusus di mana produk rotan
dibiarkan saja tanpa perawatan. Misalnya ketika produk dari bahan tersebut
disimpan dalam ruangan yang kotor tanpa ada pembersihan secara berkala.
Rayap pun bukan tak mungkin akan menyerang. Apalagi mengingat rotan
masih kalah lebih keras dari substrat kayu.

Kumbang Bubuk

Meski kumbang bubuk umumnya merusak kayu dengan substrat yang


dalam, kadangkala serangga ini juga menyerang rotan. Kerusakan yang
terjadi sendiri mirip dengan kutu meski pada tingkat yang lebih tinggi.

Bagaimana cara mengatasi berbagai jenis hama serangga penyerang rotan


tersebut? Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Berikut ini beberapa kiat
dasar yang bisa diusahakan:

1. Penempatan rotan pada tempat yang bersih dan tidak lembab


2. Pengeringan rotan yang cermat agar tidak menimbulkan keretakan yang bisa
digunakan serangga sebagai celah masuk
3. Perawatan secara berkala
4. Aplikasi finishing
5. Penggunakan insektisida

Demikian informasi yang dapat kami sajikan. Tunggu artikel berikutnya di


mana akan kami bahas berbagai kiat di atas terutama pemilihan
insektisida yang tepat dan ampuh.
Semoga bermanfaat!

Metode Pengawetan Rotan

Metode pengawetan untuk rotan, sebagaimana kayu dapat dilakukan


dengan beberapa cara. Di antara yang paling sering dilakukan adalah
pengawetan dengan cara perendaman. Caranya, rotan direndam ke
dalam obat pengawet dari golongan anti jamur. Dengan demikian,
substrat tersebut akan “beracun” pada hama jamur yang m

Manfaat yang diberikan proses pengawetan rotan pun beragam. Secara


umum, selain bisa meningkatkan nilai jual produk rotan, pengawetan juga
bermanfaat untuk meningkatkan efisienitas jalannya proses produksi bahan
tersebut. Sebab, dengan aplikasi treatment preservation, rotan tak akan
mudah rusak diserang hama sehingga tahapan pengolahannya akan lebih
lancar.

Cara Pengawetan Rotan

Cara mengawetkan rotan dilakukan dengan meresapkan bahan pengawet


rotan ke dalam material tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan:

1. Merendam rotan ke dalam larutan pengawet


2. Mengkuaskan larutan pengawet pada rotan
3. Menyemprotkan larutan pengawet ke rotan dst
Bahan pengawet yang digunakan sendiri haruslah mampu melindungi rotan
dari faktor kerusakan akibat hama. Mengapa hama? Sebab sebagai material
organik seperti kayu, ancaman itulah yang dominan dapat merusak rotan.
Umumnya, bahan pengawet yang digunakan terdiri dari fungisida atau
antijamur dan insektisida atau antiserangga.

Kapan Cara Pengawetan Rotan Diaplikasikan?

Penerapan bahan-bahan pengawet dapat dilakukan pada berbagai tahapan


atau alur produksi rotan. Pertama, bisa dilakukan saat rotan masih hijau
dengan perendaman. Sedangkan bila kita membeli ftirit atau bentuk jadi
lainnya, pengaplikasian bisa dilakukan sebelum rotan diolah lebih lanjut.
Bahkan meski kita sudah mendapat jaminan rotan yang dibeli sudah
diawetkan, tak ada salahnya pengawetan ulang dilakukan. Caranya bisa
disederhanakan misalnya dengan pengkuasan sebelum aplikasi proses
finishing.

Adapun, bahan pengawet yang dipilih dalam proses ini harus kita perhatikan
dengan cermat. Berikut ini bahan pengawet yang kami sarankan untuk
proses pengawetan rotan:
BioCide Wood Fungicide

Adalah fungisida bahan organik mulai dari kayu, bambu, eceng gondok,
sampai rotan. Fungisida ini mampu mencegah jamur yang dapat
menyebabkan rotan berwarna kehitaman, biru, coklat, hingga putih.

BioCide Insecticide

Merupakan insektisida kayu hingga rotan yang berfungsi efektif mencegah


kutu bubuk, rayap, dan serangga perusak lainnya.

Bahan-bahan di atas memiliki keunggulan dibanding produk lainnya dalam


berbagai aspek, mulai dari aspek harga hingga efektivitas. Silahkan hubungi
kami via 082 167 600 693 lebih lanjut untuk informasi bahan-bahan di atas.
DIKTAD 3.8 MEMAHAMI BERBAGAI ALAT PENUNJANG
/ALAT BANTU KRIYA KAYU DALAM TEKNIK KERJA BAMGKU

Definisi alat penunjang/bantu adalah alat yang digunakan untuk membantu melancarkan
pekerjaan.

MACAM-MACAM ALAT PENUNJANG :


1. Kikir 5. Obeng.
2. Sekrap 6. Batu asah.
3. Klem /ragum 7. Kuas
4. Tang.

KIKIR

Kikir adalah alat penghalus/penajam/perata pada kayu/plastik/besi.

Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda kerja. Kegunaan kikir
pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata
dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya, membuat rata dan sejajar, membuat
bidang-bidang berbentuk dan sebagainya.

jenis jenis kikir dan kegunaanya


1.        Kikir gepeng {plat}

Kikir ini berguna untuk meratakan  membuat bidang sejajar tegak lurus

kikir gepeng / plat

2.        Kikir persegi empat {square}

Kikir ini berguna untuk  membuat

bidang rata agar siku,  antara bidang yang satu dengan yang lain

Kikir persegi empat {square}

3.        Kikir persegi tiga {triangle}

Kikir ini berguna untuk meratakan  serta menghaluskan bidang yang berbentuk sudut 60
derajat, atau lebih besar (sering di gunakan untuk mengkikir mata gergaji)
 

  Kikir persegi tiga {triangle}

4.        Kikir pisau {knife}

Kikir ini berguna untuk  menghalus suatu sudut 60 derajat, atau lebih kecil

  Kikir pisau {knife}

5.        Kikir setengah bulat {half round}

Kikir ini berguna untuk , menghaluskan atau meratakan suatu bidang cekung

Kikir setengah bulat {half round}

6.        Kikir bulat {round}

Kikir bulat berguna untuk menghaluskan serta menambah diameter  suatu lubang bulat

Kikir bulat {round}

Menurut tingkat kekasaran gigi kikir, maka jenis kikir dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kikir Kasar
    Kikir kasar digunakan untuk pekerjaan awal
b. Kikir Sedang
    Kikir sedang digunakan untuk pekerjaan penyelesaian
c. Kikir Halus
    Kikir halus untuk pekerjaan akhir atau penyelesaian
Cara memegang kikir
Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas

 pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan.


 Tangan kiri :Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jarijari yang
lain
sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau
menggenggam.

 Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu


kuatdan pegang kikir    dengan tangan kanan dan ujung kikir
dipegang olehibu jari dan jari-jari lainnya.

Cara kerja

 Siapkan benda kerja dan alat-alat yang digunakan.


 Gunakan pakaian pengaman dan kaos tangan sebagai pelindung
tangan.
 Jepit benda kerja dengan ragum, dengan ¾ bagian benda terjepit.
Kemudian lakukan pengikiran dengan arah usapan maju tekanan
penuh dan pada saat usapan mundur tekanan minimum. Ini
berguna untuk memaksimalkan pengikiran dan memperpanjang
umur kikir.
 Perlu kita perhatikan Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi
sebelahkiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kakiharus
terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara poros
ragumdan kaki mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki
kanan. Dan gerakan pengikiran diikuti seleruh bagian tubuh bukan
tanganya saja yang bergerak.

5. Obeng

Obeng adalah perlengkapan untuk memutar sekrup yang digunakan sebagai


pengencang maupun pengendur berbagai komponen. 
Sebetulnya jenis obeng yang banyak digunakan terbagi menjadi  tiga jenis ,
yaitu:  
1. Obeng kembang bermata sekrup silang;
2. Obeng pipih atau plat bermata sekrup pipih;
3. Obeng sok dengan ujung sekrup bulat dan persegi.
Tapi yang banyak diketahui, satu jenis obeng hanya memiliki satu fungsi. Ini bisa
dilihat dari satu mata sekrup pada satu obeng. Namun sekarang ada obeng yang
memiliki kelengkapan mata sekrup berbeda. Mata sekrup ini bisa dibongkar-
dipasang sesuai kebutuhan. Berbagai model obeng sebagai berikut

Obeng secara umum digunakan untuk mengencangkan sesuatu sekrup


terhadap suatu pasangannya, baik yang berupa kayu, plastic atau besi sekalipun.
Menurut penggunaannya obeng digunakan menurut nomernya, dari mulai 1,
2, 3 atau lebih tergantung dari kebutuhan.
Adapun jenis obeng yang umum kita ketahui diantaranya:
a. Obeng plat, untuk alur keras
b. Obeng kembang/philiph, untuk alur khusus.

6. Sekrap Tangan

Sekrap tangan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan


penggunaannya. Pengerjaan penyekrapan adalah menghilangkan noda-noda/tanda-
tanda pada permukaan benda kerja untuk menghasilkan permukaan yang licin dan
rata sehingga mencapai ukuran yang tepat.
Pelat sekrap mempunyai bentuk mata pemotong yang rata.

Pelat sekrap dengan mata potong bulat, digunakan untuk meratakan


permukaan yang sebelumnya telah diperiksa dahulu pada meja rata.

Sekrap keruk, dipergunakan untuk menyekrap bagian tengah pada


permukaan yang berukuran luas/lebar.

Sekrap setengah bundar, untuk menyekrap permukaan bagian dalam yang


berbentuk lingkaran seperti bantalan poros.

Sekrap mata pemotong segitiga dipergunakan untuk menyekrap seluas


permukaan yang berbentuk segitiga.

Sekrap mata pemotong bulat berbentuk hidung sapi, dipergunakan untuk


menyekrap permukaan yang berbentuk lingkaran.

Fungsi Dan Cara Menggunakan Catok/Clamp F & C


Selasa, September 6, 2016

Catok/Clamp F & C Heavy Duty adalah sebuah piranti alat bantu yang berfungsi
sebagai penahan/klem bidang kerja agar tidak berubah posisi dan ukuran.
Catok/Clamp F pada industry kayu, pertukangan atau furniture digunakan untuk
mengklem/penahan daun pintu atau jendela saat pemasangan paku kayu pada
pojok-pojok bidang sehingga ukurannya tidak berubah.

Catok/Clamp C digunakan pada usaha perbengkelan dan las untuk menahan,


mengklem atau menjepit bidang kerja ke bidang kerja lain saat dilakukan
pengelasan sehingga bidang tersebut tidak berubah ukuran, posisi maupun
bentuknya.

Beberapa Jenis Macam Catok/Clamp:


Jenis Catok/Clamp F digunakan untuk bidang yang luas

Catok/Clamp C digunakan untuk bidang yang kecil


Cara Menggunakan Catok/Clamp
 Siapkan bidang kerja yang akan dikerjakan bisa berupa meja, daun jendela,
daun pintu atau yang lainnya.
 Letakkan bidang kerja tersebut pada lantai atau tempat yang rata.
 Tempelkan masing-masing bidang sesuai bentuk, ukuran dan posisi yang
sudah ditentukan.
 Pasang catok/clamp pada bidang kerja tersebut.
 Kencangkan catok/clamp dengan memutar tuas sumbu searah jarum jam
sampai posisi bidang kerja benar-benar menempel sesuai ukuran yang
dikehendaki.
 Lakukan pekerjaan yang akan dilakukan misalnya: pengeboran, pemasangan
paku.
 Setelah pekerjaan selesai lepaskan catok /clamp dengan memutar tuas
sumbu berlawanan arah jarum jam.
Contoh penggunaan Catok/Clamp, perhatikan gambar:

Pengertian Tang
Tang yakni alat yang dipakai untuk memegang benda kerja. Tang terbuat dari baja
dan pemegangnya dilapisi dengan karet keras. Tang merupakan alat bantu /
pesawat sederhana yang termasuk dalam kategori tuas jenis pertama, yaitu tuas
dengan titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.

Tang terbuat dari bahan baja dan pada pemegang tang dilapisi dengan bahan
karet keras

Jenis–Jenis tang dan kegunaannya:


Bentuk dan jenis tang beragam. Namun umumnya hanya terbagi atas tiga jenis,
yaitu

Tang pemotong (cutting pliers) : Kedua bagian kepala atas dan bawah  (rahang)
tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.

 Tang penjepit (Clamp pliers): Memiliki rahang yang bergerigi sebagi capitan.


Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang runcing. Ini untuk
menjangkau celah yang kecil.
 Tang pengunci (Clocking Pliers): Rahang bergerigi yang renggang agar tak
licin ketika pengencangan baut.
1. Tang Pengelupas Kabel (Crimping Plier Tool Kit) / Tang penjepit kabel

Jika Anda sedang mengerjakan instalasi kabel listrik,


tang ini dapat membantu. Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang
yang tajam sebagai pemotong kabel. Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas
kabel.

2. Tang Pemotong (cutting pliers)

Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber
tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan,
tidak mampu memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.

3. Tang Cucut (Long Noise Plier)

Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk gergaji. Sebab
itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai penjepit kawat atau
kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai
pemotong kabel. 
4. Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)

Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya,
bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam sebagai
pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarat akan
berakibat macet.

5. Tang Kakatua (Tower Pincer)

Dikenal sebagai “tang kakatua” karena bentuknya mirip paruh burung kakatua.
Fungsinya sebagai pemotong kawat dan kabel. Terbuat dari baja dan bergagang
lapis karet untuk menjaga agar tak licin ketika digunakan. Kelemahannya, jika tang
digunakan untuk memotong bahan yang tebal dan keras dapat menjadi tumpul. 

6. Tang Buaya (Locking Plier Tool Kit)

Sekilas bentuknya mirip buaya: moncongnya besar, lebar, dan bergerigi. Maka tang
ini dikenal dengan sebutan “tang buaya”. Rahangnya yang bergerigi untuk mengunci
dan melepas baut. Jika ukuran baut besar, tang dapat diatur sesuai ukuran baut.
Carannya, lebarkan kedua tungkai, lalu kunci dengan sekrup pengatur sekaligus
pengunci yang ada di ujung atas tungkai. Jika ingin mengubahnya lagi, Anda cukup
melepaskan tuas di bagian tungkai bawah. Kelemahannya, sekrup pengatur dan
pengunci agak keras. Ini karena drat mur dan baut terlampau dalam.

7. Tang Multifungsi (Multi Purpose Plier Kit)

Mirip dengan tang kombinasi: ada rahang sebagai pemotong dan penjepit. Yang
beda, tang ini memiliki kelengkapan fungsi lain. Di gagangnya terdapat pisau,
gergaji, obeng, pembuka tutup botol, dan pembuka tutup makanan kaleng. Jadi, satu
tang ini memiliki banyak kegunaan. Kelemahannya, bagian kelengkapan di gagang
mudah kendur atau patah.
8. Tang Sudut 

Moncong rahang memiliki sudut kemiringan 45derajat. Fungsinya untuk menjepit


kawat dan kabel yang sulit dijangkau, seperti di kolong meja.  Kelemahannya, hanya
cocok untuk bagian dengan sudut kemiringan 45 derajat

9. Tang snap ring


Tang ini dikenal juga dengan nama tang spi, yaitu berfungsi untuk menarik bantalan
kecil dan sebagainya. Tang ini ada 2 model yang dibedakan berdsarkan ujungnya
yaitu lurus dan bengok.

10. Tang rivet

Terdapat dua tipe yaitu biasa dan fleksibel, kedua fungsinya sama yaitu untuk
memasang paku keeling. Untuk yang fleksibel dapat digunakan untuk bidang lurus
maupun sudut.

11. Tang slip joint

Tang standar bawaan mobil dan motor. Dimana biasanya menjadi bonus
disaat mobil/motor diterima. Fungsinya hampir sama dengan tang
kombinasj, tetapi lebih sederhana dari tang kombinasi. .

BAGIAN 2

4. Tang snap ring


Tang snap ring (circllip pilers) merupakan salah satu jenis tang yang
berfungsi untuk menjepit snap ring (circlip). Tang snap ring terdapat dua
model yaitu model yang ujungnya lurus dan model yang ujungnya bengkok.
Selain itu, tang snap ring ada dua tipe yaitu tang snap ring yang ketika
ditekan ujung tangnya membuka dan tang snap ring yang ketika ditekan
ujung tangnya menutup.
7. Tang slip joint

Tang slip joint (slip joint pliers) merupakan salah satu jenis tang yang
memiliki fungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja dan bentuknya
hampur sama dengan tang kombinasi (combination pliers). Tang slip joint ini
dapat digeser pada bagian slip joint nya untuk mengubah lebar jarak antara
kedua rahang dari tang.

8. Tang rivet
Tang rivet (rivet pliers) merupakan salah satu jenis tang yang digunakan
untuk memasang paku keling (rivet).

9. Tang pengupas kabel

Tang pengupas kabel (crimping pliers tool kit) merupakan salah satu jenis
tang yang berfungsi untuk memotong atau pengupas kulit kabel. Pada
bagian pengupas kulit kabel pada tang ini memiliki beberapa ukuran, dari
ukuran kecil hingga besar sehingga bila akan menggunakan tang pengupas
kabel ini maka sesuaikan ukuran diameter kawat kabel dengan bagian
pemotong atau pengupas dari tang ini

MACAM-MACAM KUAS
Jenis-jenis Kuas untuk Mengecat yang Harus Anda Tahu
Dari jenis-jenis kuas untuk mengecat, tentu kita harus bisa memilihnya dengan tepat. Tetapi
sebelum bisa memilih alat yang paling tepat digunakan, tentunya kita harus tahu dulu aneka
jenis alat pengecatan tersebut.
Ada banyak cara untuk mengaplikasikan cat. Kita bisa menggunakan alat seperti
roller hingga mesin-mesin canggih yang biasanya dipunyai industri furniture besar.
Namun selain berbagai alat tersebut, kuas menjadi alat yang paling banyak
digunakan. Pemakaian kuas sangat beragam mulai dari mereka yang hanya ingin
mengecat rumah dan mebelnya sendiri sampai produsen furniture skala
internasional. Alat ini juga merupakan salah satu alat pengecatan paling tua. 

Sebagai alat pengecatan, sudah barang tentu, kualitas kuas harus diperhatikan.
Efek pemakaian alat ini akan secara langsung terlihat pada hasil pengecatan atau
finishing. Oleh sebab itulah, kita harus membeli alat ini dengan kriteria yang tepat.
Namun sebelumnya, tentu kita harus tahu terlebih dahulu apa saja macam-macam
kuas untuk finishing yang ada di pasaran.

Jenis-jenis Kuas untuk Mengecat yang Harus Anda Tahu


Berdasarkan Bahan Bulunya
Berdasarkan bahan bulunya, kuas bisa dibedakan menjadi sintetis dan natural atau
alami. Yang sintetis bisa terbuat dari polyester, nylon, maupun campuran keduanya.
Sedangkan yang alami biasanya terbuat dari bulu banteng dan mudah kita dapatkan
pada kuas-kuas china (Chinese brush). 

Bila Anda hendak mengecat dengan cat berpelarut air (pengencernya air),
gunakanlah kuas dari bahan sintetis. Sebab bahan alami cenderung terkulai dan
menggumpal bila terkena air (seperti rambut kita). Sedangkan untuk cat solvent
based (berbasis minyak), Anda bisa menggunakan bulu alami maupun sintetis.
Kuas sintetis dari nylon

Gagangnya
Jenis-jenis kuas untuk mengecat juga bisa dibedakan dari gagangnya. Ada yang
gagangnya pendek, sedang, hingga panjang. Perhatikan gambar di bawah ini.
Bentuk gagang juga beragam, ada yang berbentuk kotak saja, namun ada yang
berbentuk oval di ujungnya.

Berdasarkan Ukurannya
Berdasarkan ukurannya ada kuas yang ukurannya kecil, sedang, hingga lebar.
Berikut ini ragamnya:

1. Ukuran kurang lebih 1 inchi atau 2,5 cm. Biasanya alat ini digunakan untuk
mengecat area-area yang sempit atau produk yang memang ukurannya kecil.
2. Ukurang 2 inchi atau 5 cm. Biasanya digunakan untuk mengecat area yang
tak terlalu lebar. Misalnya saja untuk mengecat kaki meja.
3. Ukuran 3 inchi atau 7,5 cm. Biasanya kuas ini digunakan untuk mengecat
tembok.
4. Ukuran 4 inchi atau 10 cm. Biasanya juga digunakan untuk mengecat tembok

Tapi ada juga yang rentang ukurannya lebih dari itu. Biasanya tiap brand atau merk
kuas menyediakan rentang ukurannya sendiri-sendiri.

Berdasarkan Ketebalannya
Jenis-jenis kuas untuk mengecat berikutnya bisa dibedakan atas ketebalannya.
Berdasarkan ketebalannya, ada yang tebal, tipis, hingga sedang. Perhatikan dengan
baik ya. Pasalnya tiap merk atau produsen kuas biasanya punya standar sendiri-
sendiri. Pilihlah yang paling sesuai kebutuhan. Misalnya, bila Anda hendak
mengecat dengan lapisan yang tipis, pilihlah yang bulunya tak begitu tebal. 
Berdasarkan Pemakaiannya
Berdasarkan pemakaiannya, ada kuas yang didesain untuk daerah melekuk atau
miring hingga yang mendatar. Anda bisa membedakannya dengan melihat
kemiringan alat tersebut.

BATU ASAH

3.7 PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERALATAN


Dedinisi perawatan adalah mencegah terjadinya kerusakan
Perbaikan adalah peralatan yang rusak diperbaiki agar dapat digunakan kembali.
Manfaat perawatan peralatan.:
1. Memudahkan bekerja dan berkonsentrasi ( tertata rapi )
2. Menghemat waktu dan tenaga ( peralatan tajam )
3. Mutu pekerjaan lebih baik ( ukuran,bentuk,konstruksi, tepat dan presisi )
4. Memudahkan pencarian (menyusun sesuai kelompoknya dan tempatnya )
5. Keamanan peralatan terjamin ( peralatan dijaga dan dirawat dengan baik )
6. Peralatan tahan lama dan hemat biaya (tidak selalu beli baru )

Peralatan tangan atau perkakas tangan (hand tool) adalah alat bantu kerja yang
digunakan dengan kekuatan tangan manual (tenaga manusia) dan bukan dengan
mesin (power tool), yang dalam pemakaiannya bisa dengan mudah dibawa atau
dipindahkan.

 Tangan atau jari terpotong, tertusuk, tergores, bahkan harus diamputasi.


Cedera sangat mungkin terjadi bila peralatan tangan dirancang untuk memotong
atau memindahkan logam, kayu, atau material lainnya.
 Cedera akibat melakukan gerakan berulang. Menggunakan alat yang sama
dengan gerakan yang sama secara berulang-ulang dan dilakukan sepanjang hari
bisa membahayakan otot dan ligamen. Carpal tunnel syndrome (cedera yang
mempengaruhi pergelangan tangan dan tangan akibat tekanan pada saraf median),
cedera otot, nyeri sendi dan ligamen bisa timbul jika alat yang digunakan tidak tepat
atau alat sudah tepat, tetapi salah dalam penggunaannya.
 Cedera mata. Potongan kayu atau serpihan logam yang terbang/ melayang
bisa membahayakan mata dan berpotensi menimbulkan kebutaan sementara
bahkan permanen.
 Patah tulang dan memar. Peralatan tangan yang tergelincir, peralatan yang
jatuh dari ketinggian, atau bahkan kecerobohan saat memindahkan peralatan
dengan cara dilempar bisa menimbulkan cedera serius.

 Baca juga artikel ini:

Penggunaan peralatan tangan manual yang salah dan tidak tepat akan


mengakibatkan cedera bagi pekerja, rusaknya peralatan, dan kerugian lainnya.
Paling penting dalam penggunaan peralatan tangan adalah menggunakannya
sesuai dengan ukuran, jenis dan fungsinya. Kesalahan penggunaan akan
mengakibatkan kerusakan dan cacat pada manusia, hasil kerja, maupun kerusakan
pada alat tersebut.

Panduan Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan Tangan

1. Palu

Palu atau martil umumnya digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda,
penempaan logam, dan menghancurkan suatu objek. Palu terdiri dari dua bagian,
yaitu kepala dan tangkai atau gagang. Palu memiliki variasi bentuk dan fungsi,
diantaranya palu paku, palu bulat, palu karet, palu plastik, dan palu tembaga.

Penggunaan:

 Sebelum menggunakan palu, pastikan area di sekitar aman dari berbagai


bentuk gangguan
 Pilih palu sesuai jenis dan fungsinya
 Periksa kelayakan palu sebelum digunakan. Pastikan kepala palu tidak
longgar dan gagangnya dalam keadaan baik. Kepala palu yang longgar, bisa
terlepas, terbang dan mengenai diri sendiri atau rekan kerja di sekitar Anda
 Bila menggunakan palu, genggam gagangnya dengan kuat agar tidak
terlepas
 Mulailah menggunakan palu dengan pukulan ringan dan sedikit demi sedikit
tingkatkan kekuatannya
 Hindari memukulkan satu palu dengan palu yang lainnya. Permukaan palu
yang keras bisa retak dan serpihannya bisa terbang/ melayang mengenai anggota
tubuh
 Hindari menggunakan palu menggunakan sarung tangan
 Bila Anda hendak beristirahat dan penggunaan palu belum selesai,
sementara letakkan palu di meja atau bangku kerja dengan baik, jangan terlalu
pinggir karena bisa terjatuh dan mengenai anggota tubuh pekerja yang berada di
area tersebut

Pemeliharaan:

 Bersihkan palu dari kotoran dengan menggunakan lap


 Periksa palu secara teratur untuk mengidentifikasi adanya kerusakan
 Simpan palu di dalam kotak peralatan, lemari atau gantungan dinding

2. Pahat
Pahat adalah perkakas tangan yang berfungsi untuk melubangi atau mengukir
benda keras seperti kayu, batu, atau logam. Cara penggunaan pahat sebetulnya
bisa bermacam-macam tergantung tingkat kesulitan pemahatan dan ukuran pahat
yang digunakan.

Penggunaan:

 Pilih pahat sesuai ukuran objek atau benda kerja


 Gunakan pahat yang bagian matanya tidak berkarat dan masih tajam
 Genggam pahat dengan kuat dan mantap bila pemotongan berat dan ukuran
pahat besar
 Genggam pahat menggunakan lima jari bila pemotongan dan ukuran pahat
sedang
 Genggam pahat menggunakan dua jari bila pemotongan ringan dan memakai
pahat kecil
 Arahkan mata/ ujung pahat pada benda kerja dan fokuslah pada mata pahat
agar sasaran pahatan tercapai dengan baik
 Posisikan pahat dengan kemiringan kurang lebih 30° terhadap benda kerja
saat memotong pelat logam
 Gunakan palu kayu jika Anda membutuhkan pukulan yang lebih kuat
 Waspada penempatan tangan dan jari Anda saat pemahatan untuk
menghindari cedera.

Pemeliharaan:

 Bersihkan pahat dengan menggunakan lap setelah digunakan


 Simpan pahat dengan cara menggantungkannya pada rak atau laci. Simpan
pahat agak renggang dengan peralatan lain untuk menghindari adanya benturan
dengan peralatan tersebut
 Hindari menyimpan pahat di kotak peralatan atau rak yang terdapat peralatan
tangan lain berbahan besi. Benturan antara mata pahat dengan besi bisa
menumpulkan ujung pahat
 Lakukan perawatan secara teratur dengan mengasah sisi datar pahat untuk
menjaga ketajaman mata pahat

3. Tang

Tang memiliki beragam fungsi antara lain untuk memotong kawat, mengencangkan
baut, dan menjepit sekaligus mengelupas kabel. Umumnya, tang terbagi atas empat
jenis, yaitu:

 Tang Pemotong, Ciri-cirinya memiliki rahang tajam yang berfungsi untuk


memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Tang jenis ini tidak cocok digunakan
untuk memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.

 Tang Penjepit, Tang ini memiliki rahang bergerigi yang sangat rapat dengan
ujung rahang runcing untuk menjangkau celah yang kecil. Tang penjepit berfungsi
sebagai penjepit kawat atau kabel.

 Tang Pengunci, Tang ini memiliki rahang bergerigi renggang agar tidak licin
saat mengencangkan baut. 

 Tang Kombinasi, Tang kombinasi memiliki fungsi ganda untuk memotong


kawat/kabel, menjepit kawat/ kabel, dan mengencangkan atau mengunci baut/ mur.
Meski berperan ganda, tang ini memiliki kelemahan, jika celah antar rahang berkarat
akan berakibat macet.

Penggunaan:

 Pilih tang sesuai jenis dan fungsinya


 Pegang tang dengan kuat dan mantap. Pastikan gagang tang tidak kotor atau
licin karena bisa menimbulkan slip dan mengakibatkan cedera pada tangan Anda
 Gerakkan bagian gagang tang dengan cara menekannya seperti saat
menggunakan gunting untuk memotong kabel/kawat, menjepit kabel/kawat dan
mengencangkan atau mengendurkan baut
 Jangan gunakan tang jika gagangnya rusak, kendur, patah atau kotor dengan
oli atau minyak
 Jangan gunakan tang jika rahang atau celah antar rahangnya rusak, berkarat
atau macet.

Pemeliharaan:

 Jaga kebersihan tang, bersihkan kotoran, oli, atau minyak pada pegangan
atau rahang menggunakan lap
 Ganti tang jika gagangnya patah atau rahang berkarat atau rusak
 Simpan di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding.

4. Obeng

Obeng dapat digunakan untuk memasang dan melepaskan pengencang-


pengencang seperti baut atau sekrup. Obeng terbagi menjadi dua jenis, diantaranya:

 Obeng standar untuk melepaskan dan memasang sekrup kepala bercelah


(slotted)
 Obeng Philips untuk melepaskan dan memasang sekrup celah kembang

 
 

Penggunaan obeng standar:

 Pilih obeng sesuai ukuran sekrup


 Pegang obeng dengan kedua tangan untuk menghindari slip
 Tahan batang obeng dengan satu tangan dan arahkan ujungnya pada celah
dengan tangan lainnya. Pegang obeng pada posisi tegak lurus dengan sekrup
 Putar obeng dengan kuat dan mantap untuk melepaskan atau memasang
sekrup

Penggunaan obeng Philips:

 Bersihkan setiap debu dan kotoran yang mungkin menempel pada mata
obeng (ujung obeng) dengan sebatang kawat tipis atau kain bila memungkinkan
 Pilih obeng yang sesuai ukuran celah kembang sekrup atau yang
memungkinkan ujungnya menempel sepenuhnya pada ujung obeng
 Tahan batang obeng dengan satu tangan dan arahkan ujungnya pada celah
dengan tangan lainnya
 Pegang obeng tegak lurus dengan sekrup untuk mencegah mata obeng rusak

Catatan:

 Gunakan obeng dengan mata pisaunya sesuai ukuran celah sekrup


 Jangan gunakan obeng yang gagangnya belah atau mata pisaunya tumpul
atau rusak
 Jangan pernah menggunakan obeng sebagai palu, pahat, atau pengungkit
 Jangan gunakan obeng yang gagang atau mata pisaunya kotor dengan oli
atau minyak.

Pemeliharaan

 Jaga kebersihan obeng, bersihkan kotoran, oli, atau minyak pada pegangan
atau mata pisau menggunakan lap
 Ganti obeng yang pegangannya patah atau mata pisaunya rusak
 Simpan di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding

Pada dasarnya, semua peralatan tangan akan terjaga keawetannya bila digunakan
dengan cara yang benar dan sesuai fungsinya. Sangat penting bagi perusahaan
untuk memberikan pelatihan kepada pekerja tentang memilih alat yang tepat,
bagaimana menggunakan alat yang benar, dan bagaimana mengidentifikasi ketika
alat perlu diperbaiki.

Sebelum memulai pekerjaan, pekerja disarankan untuk selalu memeriksa kelayakan


alat dan ganti atau perbaiki alat jika mengalami kerusakan. Kemudian, gunakan alat
sesuai jenis dan fungsinya, pastikan Anda menggunakan alat tersebut dengan cara
yang tepat dan ergonomis. Bersihkan dan simpan kembali peralatan tangan di rak
khusus penyimpanan setelah digunakan.

Hal penting lainnya yang harus Anda perhatikan adalah gunakan alat pelindung diri
(APD) pendukung seperti pelindung tangan, pakaian pelindung dan safety
goggles saat Anda bekerja menggunakan peralatan tangan.  Pemilihan,
penggunaan, dan pemeliharaan peralatan tangan yang benar didukung penggunaan
APD yang sesuai bisa menghindarkan Anda dari cedera akibat kecelakaan kerja dan
membuat peralatan lebih tahan lama.

PROGRAM KERJA TAHUNAN SMK NEGERI 5 PALU


TAHUN PEMELAJARAN 2017/2018
 

A.   Bidang Kurikulum
Kegiatan – kegiatan yang diprogramkan dalam bidang ini adalah:

1. Mengadakan pembagian tugas mengajar/pembina/pembimbing guru-guru.


2. Menyusun jadwal kegiatan belajar
3. Pengisi hari – hari pertama masuk sekolah
1. Siswa baru Masa Orientasi Peserta Didik (MOPDIK)
2. Kegiatan kurikuler bagi kelas II dan III
3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
meliputi:
1. Penyiapan SILABUS dan buku sumber / referensi bagi guru dan
siswa
2. Penyusunan Analisis Program Semester
3. Penyusunan Program Semester
4. Penyusunan Analisis Materi Pelajaran
5. Penyusunan SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
6. Penyusunan Modul Pembelajaran
7. Penyusunan Kumpulan Soal UN
8. Penyajian Program yang telah disusun
9. Penyiapan KRS, KHS
4. Pelaksanaan Supervisi Kelas
5. Pendataan guru – guru yang belum mengikuti penataran
6. Mengusulkan setiap guru mengikuti penataran
7. Membentuk MGMP sekolah
8. Kegiatan Evaluasi yang terdiri atas ulangan harian, ulangan umum
dengan rangkaian kegiatan:
1. Penyusunan perangkat soal (kisi-kisi, kartu soal dan pedoman
penilaian).
2. Pelaksanaan Tes ,ulangan
3. Pemeriksaan dan pengolahan hasil tes
4. Tindak lanjut hasil evaluasi melalui kegiatan perbaikan dan
pengayaan.

10. Kegiatan Ujian Nasional

1. Pembentukan Panitia Ujian Nasional Sekolah


2. Tata tertib peserta/pengawas ruang
3. Penyiapan jadwal siswa, jadwal pengawas ruang Ujian Nasional
4. Penyiapan dan penyusunan perangkat soal (kisi-kisi soal, kartu soal dan
pedoman penilaian).
5. Pelaksanaan Ujian Nasional
6. Pemeriksaan hasil Ujian dan Ujian Nasional
7. Pengelolaan hasil Ujian Nasional
8. Rapat penentuan hasil Ujian Nasional
9. Pengumuman hasil Ujian Nasional
10.Penyusunan laporan Ujian Nasional
11.Penulisan dan penyerahan STTB lulusan
12.Penyusunan laporan lengkap kegiatan – kegiatan Ujian Nasional

11. Kenaikan Tingkat meliputi:

1. Penyusunan dan pengelolaan nilai akhir


2. Rapat penentuan/ penetapan kenaikan tingkat
3. Pengumuman kenaikan tingkat
4. Laporan naik/tidak naik kelas ke Dinas Pendidikan Kota dan Dinas Pendidikan
Propinsi

12. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan BK, meliputi:

1. Penyusunan program BK
2. Analisa program BK
3. Pelaksanaan program BK
4. Tindak Lanjut

 
B.   Bidang Ketenagaan
Kegiatan – kegiatan yang diprogramkan dalam bidang ini adalah:

1. Analisa Kebutuhaan Guru dan Pegawai


2. Pembagian Tugas, Guru dan Pegawai
3. Peningkatan disiplin Guru
4. Peningkatan Profesional Guru dan Pegawai
5. Usul Kenaikan Pangkat / Angka Kredit

 
C.   Bidang Kesiswaan
Kegiatan – kegiatan yang diprogramkan dalam bidang ini adalah :

1. Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2016/2017 yang


meliputi:
1. Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru
2. Penyiapan dan penyediaan administrasi PPDB
3. Penyebaran informasi PPDB
4. Pelaksanaan seleksi calon siswa baru apabila pendaftar lebih dari daya
tampung
5. Pengumuman hasil seleksi calon peserta didik baru
6. Pelaporan kegiatan PPDB
7. Pembagian kelas siswa kelas X
8. Pengelompokan siswa berdasarkan program pilihan
9. Reformasi pengurus OSIS
10. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler melalui OSIS meliputi:
1. Pramuka
2. Palang Merah Remaja/UKS
3. Pencinta Alam
4. Kelompok Ilmiah Remaja
5. Pustakawan
6. Koperasi Siswa
7. Olahraga
8. Musabaqoh Tilawatil Qur’an
9. Remaja Musholla
10. Paskibra
11. Sanggar Seni
11. Pembinaan peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

 
D.   Bidang Sarana / Prasarana dan Keuangan
Kegiatan – kegiatan yang diprogramkan dalam bidang ini adalah :

1. Pengaturan penggunaan, pemeliharaan dan penataan ruang belajar dan


perlengkapannya (Mobiller).
2. Pengaturan penggunaan, pemeliharaan dan penataan ruang perpustakaan
dan perlengkapannya.
3. Pengaturan penggunaan, pemeliharaan dan penataan ruang penunjang dan
perlengkapannya
4. Pengaturan penggunaan, pemeliharaan dan penataan ruang penunjang dan
perlengkapannya.
5. Pembuatan dan pemeliharaan pagar dan gerbang sekolah
6. Rehabilitasi tiang bendera untuk upacara dan perlengkapannya.
7. Rehabilitasi ruang belajar, laboratorium dan perpustakaan.
8. Pengaturan penggunaan, pemeliharaan media pendidikan
9. Penataan taman sekolah

10. Pengaturan penggunaan, pemeliharaan dan penataan ruang ibadah/musholla


11. Pengadaan dan pemeliharaan alat – alat KBM
12. Inventarisasi Buku Paket
13. Penyusunan dan penyampaian RAPBS
14. Penyiapan rencana penerimaan yang dan penggunaannya
15. Penyiapan tempat penyimpanan uang, pemeliharaan dan penggunaan keuangan
16. Penyiapan dan penyampaikan SPJ dan laporan keuangan
17. Pengadaan dokumen keuangan
18. Pengawasan buku kas dan penarikan buku kas
 
E.   Bidang Hubungan Masyarakat
Kegiatan – kegiatan yang diprogramkan dalam bidang ini adalah :

1. Pembentukan pengurus Komite dan pengaturan partisipasi komite sekolah.


2. Peningkatan hubungan kerjasama yang baik dengan pengurus dan anggota
komite
3. Peningkatan hubungan kerjasama yang baik dengan segenap instansi/dinas,
DU/DI khususnya yang ada di Propinsi Jambi.
4. Peningkatan hubungan kerjasama yang baik dengan sekolah – sekolah dalam
wilayah Jambi dan sekitarnya serta sekolah – sekolah dalam wilayah POKJA
SMP/SMA/SMK Negeri maupun Swasta
5. Penyebarluasan informasi tentang berbagai kegiatan sekolah
6. Berpartisipasi dalam kegiatan hari – hari besar nasional
7. Memeriahkan hari – hari besar agama
8. Pelaksanaan Prakerin Dalam Negeri dan Prakerin Luar Negeri

 
F.    Bidang Ketatalaksanaan / DLL
Kegiatan – kegiatan yang diprogramkan dalam bidang ini adalah:

1. Pembuatan dan pemajangan struktur organisasi sekolah dan pemantapan


penambahan wakil manajemen mutu dan disiplin KBM
2. Penyusunan dan pemajangan serta pengarsipan kalender pendidikan
3. Penyusunan program kerja sekolah dan pengarsipannya
4. Penyusunan dan pengarsipan RABS
5. Pengadaan, pencataan pokok – pokok pembinaan personil dan hasilnya
6. Pengadaan buku catatan hasil supervisi kepala skeolah dan instrumen
kegiatan – kegiatan supervisi kepala sekolah dan pengarsipannya
7. Pengadaan format DP3 guru dan pegawai, pengisian dan pengarsipannya.
8. Pengadaan buku tamu, buku pengumuman dan buku notulen rapat.
9. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi kurikulum:
1. Daftar pembagian tugas guru
2. Jadwal Pelajaran
3. Jurnal kelas/kemajuan kelas
4. Perangkat Administrasi Guru
5. Perangkat Soal
6. Daftar grafik kelulusan siswa
7. Leger / Daftar kelas
8. Buku laporan pendidikan (buku raport)

10. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan Administrasi BP/BK

1. Struktur organisasi dan rincian tugas


2. Program kerja dan jadwal tugas
3. Format – format alat pengumpulan data
4. Format – format perjanjian pemberitahuan, home visit, panggilan orang
tua/wali pernyataan, skorsing.
5. Laporan

11. Penyiapan pengadaan dan pengarsipan administrasi perpustakaan:

1. Struktur organisasi dan rincian tugas


2. Pedoman pengelolaan perpustakaan
3. Katalog
4. Tata tertib
5. Kartu Anggota
6. Buku pinjaman
7. Diagram/grafik peminjaman
8. Daftar inventaris ruangan
9. Laporan kegiatan

12. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi kesiswaan:

1. Buku penerimaan siswa baru


2. Buku klaper siswa
3. Buku induk siswa
4. Buku mutasi
5. Daftar Hadir Siswa
6. Daftar peserta ujian nasional
7. Daftar lulusan ujian nasional
8. Buku dan daftar penerimaan STTB
9. Program Kerja

13. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi personil:

1. Buku Induk Pegawai


2. Daftar Urut Kepangkatan
3. Daftar Hadir
4. Buku Pembinaan
5. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
6. Blanko – blanko administrasi

 
14. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi keuangan:

1. Berkas DIK
2. Buku Kas
3. Daftar Penerimaan Gaji, Honor, dan uang lembur
4. Berkas SPJ
5. Unit Produksi Sekolah
6. Komite
7. Brankas

15. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi perlengkapan:

1. Buku induk perlengkapan


2. Buku non inventaris
3. Buku Golongan barang
4. Buku Pembelian
5. Buku penerimaan barang
6. Buku/daftar pengeluaran barang
7. Kartu stok barang
8. Buku mutasi barang inventaris
9. Buku pemeliharaan
10.Buku dokumen surat – surat berharga
11.Berkas penghapusan
12.Laporan inventaris

16. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi persuratan

1. Buku agenda masuk dan keluar


2. Buku ekspedisi
3. Filing sistem
4. Kartu kendali
5. Lembar disposisi
6. Data statistik
7. Laporan bulanan/triwulan

17. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan hubungan masyarakat:

1. Buku agenda pertemuan/rapat dengan orang tua siswa/wali, pemerintah dan


masyarakat.
2. Notulen agenda pertemuan/rapat dengan orang tua siswa/wali, pemerintah
dan masyarakat
3. Program Komite
4. Iuaran Komite

 
Jambi, 12 Juli 2016
Kepala Sekolah,
 

Drs. Syamsul Bahri, M.Pd

NIP. 19621113 198803 1 006

Anda mungkin juga menyukai