Anda di halaman 1dari 18

Kisah

Perjuangan
Inspirasi
Ernita Syaputri, SPd

“ Istiqomahlah dalam berjuang menegakkan kebenaran,


biar kita hina dihadapan orang tapi kita mulia di hadapan
Allah swt.”
( Abdul Azis )
PENGANTAR

Buku biografi biasanya sebuah buku yang mengisahkan perjalanan,


perjuangan seorang tokoh besar mendunia, atau tokoh besar nasional
yang dapat membuat pembacanya termotivasi dan menjadi sumber
inspirasi kehidupan. Lain hal dengan buku yang saya tulis ini,
biografi tokoh biasa, bahkan namanya belum menasional, belum
menjadi tokoh besar di negeri ini tapi insya Allah dengan keyakinan
beliau, saya juga yakin beliau akan menjadi tokoh / pemimpin besar
di negeri kita.

Sepak terjang perjuangan beliau untuk kepentingan orang lain luar


biasa, pemikiran, prinsip hidup, istiqomah, berani menegakkan
kebenaran merupakan bagian dari sikap beliau sehingga dianggap
tokoh yang kharismatik. Umur beliau yang masuk empat puluh tahun
tentu adalah umur yang relatif muda, tapi perjuangan beliau sampai
umur 40 sangat layak menjadi inspirasi dan motivasi kita dalam
menjalani hidup.

Ustadz Azis ( UAz ) adalah panggilan sehari-hari beliau, UAz adalah


sang umara wal ulama, dalam buku ini akan dikisahkan perjuangan
beliau dari kecil hingga umur 40 tahun. Jejak rekam perjalanan hidup
UAz untuk mensejahterakan ummat dan masyarakat. Buku ini juga
akan diharapkan menjadi catatan sejarah bagi kita semua. Doa dan
Dukungan kita semua, agar UAz dapat menjadi Pemimpin besar di
Negara kita tercinta Indonesia.

Selamat membaca, mohon kritik serta sarannya agar buku ini makin
baik, terima kasih.

Langkat, 10 Oktober 2020

Ernita Syahputri, SPd


Penulis
Katakanlah : “ wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkau-lah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.

( Q.S. Ali Imran : 26 )

“ Sesungguhnya manusia yang paling di cintai oleh Allah pada


hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah
seorang Pemimpin Adil, sedangkan orang yang paling di benci
oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah
seorang pemimpin yang zholim “.

( H.R. Tirmidzi )

“ Siapapun Pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya


di neraka “.

( H.R. Ahmad )
DAFTAR ISI

MASA KECIL …………………………………………………

MASA MUDA …………………………………………………

 Jujur …………………………………………………….
 Jenius …………………………………………………...
 Religius …………………………………………………

MEMBINA RUMAH TANGGA ……………………………...

PERJUANGAN MENJADI CALON BUPATI LANGKAT


PERIODE 2014-2019 ………………………………………….

PERJUANGAN MENJADI BAKAL CALON BUPATI


LANGKAT PERIODE 2019-2024 ……………………………

1. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan


Secanggang …………………………………………….
2. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Stabat …………………………………………………..
3. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Wampu …………………………………………………
4. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Tanjung Pura …………………………………………...
5. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Binjai …………………………………………………...
6. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Hinai ……………………………………………………
7. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Pangkalan Susu ………………………………………...
8. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Selesai ………………………………………………….
9. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Brandan Barat ………………………………………….
10. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Gebang …………………………………………………
11. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Babalan ………………………………………………...
12. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Besitang ………………………………………………..
13. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Pematang Jaya ………………………………………….
14. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Sei Lepan ………………………………………………
15. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Batang Serangan ……………………………………….
16. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Sawit Sebrang ………………………………………….
17. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Padang Tualang ………………………………………..
18. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Bahorok ………………………………………………..
19. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Kuala …………………………………………………...
20. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Kutambaru ……………………………………………..
21. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Salapian ………………………………………………..
22. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Sei Bingai ………………………………………………
23. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Serapit ………………………………………………….

PERJUANGAN UAZ MENJADI CALON DEWAN


PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA……….

PERJUANGAN UAZ MENJADI BAKAL CALON


PEMIMPIN KOTA BINJAI …………………………………...

1. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan


Binjai Barat …………………………………………….
2. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Binjai Kota ……………………………………………..
3. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Binjai Selatan …………………………………………..
4. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Binjai Timur ……………………………………………
5. Kunjungan Dakwah & Silaturahim UAz di Kecamatan
Binjai Utara …………………………………………….

ISTIQOMAH BERJUANG DALAM DAKWAH DAN


SILATURAHIM ……………………………………………….

LAMPIRAN ……………………………………………………

 Surat Yasin ……………………………………………..


 Surat As – Sajdah ………………………………………
 Asmaul Husna ………………………………………….
 Doa sehari – hari ……………………………………….
 Susunan bacaan tahlil secara singkat dan doa arwah ….
MASA KECIL

Dikampung bertuah Secanggang, salah satu desa yang ada di


kabupaten Langkat Sumut, sekitar ba’da maghrib hari jumat tanggal
10 Oktober 1980 pasangan suami istri Ibnu Rahabi dan Kamaliah
sangat bahagia karena kedatangan hadiah istimewa dari Allah swt
yaitu ditambahnya lagi satu anak laki-laki yang kemudian di beri
nama Abdul Azis. Kulit sawo mateng, rambut ikal dengan berat
sekitar 3 kg panjang 50 cm.

Nama Abdul Azis di berikan oleh orang tua UAz karena mereka mau
anak mereka kelak menjadi orang besar dan pemimpin besar, ketika
di tanya kenapa di beri nama Abdul Azis, selain memang nama yang
baik dalam kaedah pemberian nama dalam agama Islam, rupanya
orang tua UAz mau anaknya kelak seperti, sultan Abdul Azis yang
pernah membuat jaya negeri langkat dan mendirikan masjid
kebanggaan Langkat yaitu masjid Azizi yang ada di tanjung pura.
Terus orang tua UAz mau juga anaknya seperti raja Arab Saudi yaitu
raja Abdul Azis sehingga sekarang ada bandara KING Abdul Azis,
dan yang terakhir mau anaknya kelak seperti pemimpin yang terkenal
setelah masa khulafaur rasyidin yaitu khalifah Umar Abdul Azis.
Nama itu doa, menjadi filosofi orang tua UAz dalam memberikan
nama kepada anaknya dengan nama Abdul Azis.

Poto : Abdul Azis bayi


Abdul Azis inilah sekarang dikenal dengandimana umur
sebutan sekitar
UAz (Ustadz
tujuh bulan baru
Azis),dimana saya sebagai penulis dalam buku ini akan menceritakan
pandai merangkak.
kisah UAz yang penuh perjuangan dan inspirasi. UAz kecil
dilahirkan menjadi anak ketiga setelah saudara kandung UAz yang
pertama adalah Awaluddin,yang kedua Zoni Alamsyah (meninggal
usia 6 tahun), dan UAz pun masih memiliki tiga adik kandung yang
semuanya perempuan yaitu Nur Aziah, Nur Zalina dan yang bungsu
Nur Maizar.

Poto: pernikahan orang tua UAz,


poto samping adalah keluarga UAz
dimana UAz pakai baju kotak-kotak

Orang tua UAz adalah sosok yang luar biasa, ayah UAz dikampung
selalu dipanggil ngah inu dengan nama lengkap Ibnu Rahabi bin
Sembut asli dari puak suku melayu langkat , dan ibu dari UAz alang
upik dengan nama lengkap Kamaliah binti idris asli keturunan
melayu bugis yang dari zaman onyangnya sudah berdomisili di
langkat sehingga dapat dikatakan UAz adalah putra asli melayu
Langkat. Ketika buku ini ditulis kedua orang tua UAz sudah di
panggil Allah swt, dimana ayah UAz tutup usia 66 tahun dan emak
tercinta UAz tutup usia 62 tahun.

Kehidupan kecil UAz luar biasa ditempa dalam kedisiplinan yang


tinggi walaupun kehidupan keluarga orang tua UAz sangat
sederhana. Tinggal dirumah panggung yang terbuat dari kayu dinding
papan dan atap nipah. Ayah UAz dari kecil kerjanya adalah nelayan
dan setelah menikah dengan kamaliah beralih profesi menjadi petani,
sedangkan emak dari UAz menjadi ibu rumah tangga yang luar biasa
dan ikut selalu membantu suami diladang dan sawah. UAz dari kecil
sudah sangat terbiasa bekerja membantu orang tuanya baik diladang
dan disawah.

Umur empat tahun UAz sudah ikut bekerja diladang dan di sawah,
sehingga UAz sangat tahu bagaimana cara menanam padi disawah
yang mana beliau tahu cara menanam bibit (merenduk),merenap
(memindahkan bibit padi ke areal sawah), menajak, mengaut,
mencangkul, menanam bibit padi dengan kuku kambing, memupuk
padi, meracuni padi, memanen padi sampai memikul padi dalam goni
yang dibawa dibatas sawah sangat pengalaman UAz menjalaninya.
Ditambah lagi UAz juga sangat pengalaman bekerja di ladang,
dimana orang tua UAz memiliki hampir dua hektar ladang yang
dikelola, dan yang ditanampun beraneka ragam,dari kacang kedelai,
kacang hijau, kacang tanah, jagung sampai cabai, sehingga UAz juga
sangat mahir dalam bertani di ladang.

Karena kampung UAz secanggang letaknya di pesisir maka UAz


kecil juga faham cara kerja nelayan, beliau pun mahir menangkap
ikan dengan cara memancing, memakai jala dan jaring, pandai
menangkap kepiting dengan tangkul, mencari lokan di pinggir sungai
secanggang dan dihutan nipah, mencari siput, kepah, lokan dan
tangkapan lain di pinggir sungai secanggang.

Masa kecil UAz walaupun sangat sederhana tapi sangat bermakna,


ayah UAzPoto
selalu menanamkan
: rumah orang tua UAzmotivasi
dikampung dari kecil, yang selalu
Secanggang
menceritakan kepada UAz bahwa keberhasilan dan kesuksesan
didapat dengan kerja keras dan belajar keras. UAz dan ayahnya
selalu bepergian bersama kemana saja baik mau keladang atau mau
memotong daun nipah. UAz kecil duduk di sepeda yang menjadi
andalan ayah beliau, duduk di lintang besi depan sambil bercanda dan
bicara dengan sang ayah. UAz banyak di motivasi oleh sang ayah
yang mengeluarkan petuah–petuah hebat, membentuk anak–anaknya
menjadi orang hebat kelak. Daun nipah yang dipotong akan dibuat
atap yang dianyam langsung oleh emak UAz dan akan dijual kepada
siapa yang membutuhkan untuk tambahan penghasilan orang tua
UAz. Dihutan nipah , ketika ayah memotong daun maka UAz kecil
dengan parangnya bergegas juga mencari lokan dan siput yang mana
caranya sudah diajari oleh sang ayah. Kalau jarak mulai agak jauh
sang ayah akan memanggil dan mencari UAz kecil, maklum di hutan
nipah masih banyak binatang liar dan ganas seperti ular dan harimau.
Lumpur yang dalam sampai lutut membuat pekerjaan memotong
daun nipah sangat berat, apalagi ketika di pikul oleh sang ayah tak
ayal juga kadang-kadang ayah UAz jatuh dan masuk kedalam
lumpur, hal ini lah membuat UAz kecil sadar bagaimana perjuangan
ayah dan emaknya beliau untuk mencari nafkah dan menyekolahkan
semua anak-anak hingga sukses.

Poto : sepeda yang menjadi andalan ayah UAz, dan ladang cabai dipaluh
riau.
Bahagia luar biasa masa kecil yang di lalui UAz, bukan karena
bergelimang harta, banyak jajan, banyak mainan mahal dan modern,
justru semua itu tak ada sama sekali, dengan kehidupan sangat
sederhana tapi semuanya banyak makna. Artinya dari kecil UAz
banyak diajari oleh orang tuanya tuk bersyukur kepada Allah swt .
Depan rumah orang tua ada hamparan sawah, yang mana kalau sudah
mulai panen maka UAz kecil dan kawan-kawan sepermainan yaitu
agus,arel, hendro, zaman, ileng, oder, isap, dan kawan lainnya mulai
buat layang sendiri dan main bersama. Mulai dari main layang bawal,
kepetek, layang wau menghiasi langit secanggang. Kalau panennya
musim hujan maka dengan gagang pancing seadanya seperti buloh,
batang salak, cabang kayu maka musim pancing ikan pun dimulai.
Tak sampai disitu mencarikan ikan pelaga pun dilakukan, berenang
bersama disungai secanggang sangat mengasikkan hingga melompat
dari jembatan secanggang. Bersama saudara sewali dan sepupu , UAz
kecilpun sering mencari kepiting dengan menaiki perahu atau di
paluh-paluh dengan tangkul, Iyal dan Uus yang selalu menemani
bergabung dengan kawan-kawan sekampung sambil berenang
sungguh momen yang sangat manis bahkan susah didapat ketika
sudah dewasa.

Poto : Ayah UAz yang mendayung sampan ketika masih punya anak dua,
sebahagian masyarakat secanggang adalah nelayan.
Sungai secanggang merupakan salah satu rute masyarakat nelayan
secanggang menuju kearah laut untuk mencari hasil tangkapan
berupa ikan, kepiting, udang, dan hasil laut lainnya. Dimana sungai
secanggang ini pulalah yang menjadi titik kumpul masyarakat
secanggang dan sekitarnya untuk mengadakan pesta rakyat yaitu
lomba sampan yang biasa digelar berketepatan HUT Kemerdekaan
RI.

Berenang, mencari ikan, dan banyak hal lain yang dilakukan,


termasuk UAz kecil yang selalu bermain bahkan sampai pandainya
berenang pun di sungai secanggang.

Poto : sungai secanggang dari atas jembatan, jalur transportasi nelayan


secanggang menuju kelaut dan tempat anak-anak seperti UAz bermain dan
berenang.
Disungai secanggang inilah, UAz kecil banyak mendapat pelajaran
berharga,bagaimana susahnya perjuangan ayah beliau dan para
nelayan lain berjuang, demi menafkahi keluarga, sehingga ketika
UAz besar sangat mengerti bagaimana kehidupan masyarakat bawah,
sehingga tumbuh jiwa kepemimpinan adil pada diri UAz.

Sang ayah selalu cerita bagaimana sejak kecil ayah UAz sudah kerja
keras untuk membantu orang tua, mulai dengan mengambil kayu di
hutan, memotong kayu serta pergi kelaut untuk mencari ikan atau
tangkapan laut lainnya. Sungai secanggang yang merupakan rute para
nelayan berangkat mencari hasil laut tergantung pasang surutnya air,
karena pada masa dahulu perahu belum memakai mesin sehingga
majunya perahu pakai dayung manual. Kalau pasang air tengah
malam dan mulai surut maka waktu nya para nelayan bergegas
menuju ke laut, bayangkan kalau mulai surut jam 2 pagi atau 3 pagi
maka nelayan berangkat pada waktu tersebut karena terbantu dengan
arus air yang surut.

UAz kecil pun bersama sepupu yang masih sebagian nelayan seperti
iyal, diajari mendayung sampan, diajari mencari ikan, kepiting
sampai pandainya UAz berenang. Andong UAz yang kebetulan
rumah di pinggir sungai mempunyai kisah tersendiri, UAz dan
kawan-kawan dan para sepupu kalau mau berenang jangan sampai
katahuan dengan andong/nenek, karena sayangnya seorang andong
kepada cucu takut terjadi apa-apa nantinya di sungai, selalu dikejar
oleh andong agar jangan mandi di sungai, tapi namanya anak-anak,
dan UAz juga termasuk anak-anak pesisir, lucu rasanya tak pandai
berenang, makanya belajar berenang harus pandai mencuri waktu,
dan kalau sudah pandai alangkah asiknya selalu berenang bersama
kawan-kawan sepermainan.
Poto : jembatan sungai secanggang
yang menjadi ikon secanggang.

Sungai secanggang ini juga menjadi rute kedaerah lain dari zaman
dahulunya, dapat ke Belawan,ke daerah tanjung pura, kuala besar
atau jaring halus yang merupakan daerah kawasan pesisir langkat
umumnya.

Poto : UAz dan masyarakat menggunakan sungai


sebagai rute kedaerah lain menggunakan perahu boat.
Sebelum mandi di sungai secanggang, UAz terlebih dahulu
melakukan kegiatan rutin beliau yaitu pagi ke sekolah dan lepas
zhuhur pergi belajar di ibtidaiyah samping masjid aziziah
secanggang.

Poto : Rumah ngaji kutab yang ada disamping masjid


Aziziah Secanggang tempat UAz menimba ilmu agama

Jalan kaki kemanapun UAz kecil, karena tak ada sepeda pada saat itu,
adapun sepeda hanya milik orang tua UAz yang digunakan untuk
keladang atau kesawah. Sungguh pengalaman yang sangat berharga
dididik dengan sangat disiplin, dan UAz tak pernah telat untuk pergi
kesekolah atau mengaji, dan pada saat hari libur UAz kecil ikut
keladang dan kesawah membantu orang tuanya.

Masa kecil main disungai tak membuat UAz kecil dan kawan-kawan
puas, areal bermain yang lain sangat banyak, puas main di sungai
kemudian main di areal ladang dan sawah, dari bermain layang-
layang, mancing dan yang paling seru tentu main bola kaki ala
‘kiyam/kaki ayam’. Semua anak-anak kecil seumuran ikut andil
sampai orang dewasanya, penonton pun ramai, sehingga anak-anak
kampong di secanggang mengenal satu sama yang lain dan begitu
kompak melakukan kegiatan apapun.

Orang tua UAz sangat perhatian dengan anak, karena UAz sering
sakit dari kecil, usaha semua di tempuh, Alhamdulillah sesuai adat
kebiasaan orang melayu secanggang Langkat, kalau ada yang mau
mengangkat anak maka di buat kenduri “ mulangkan” dengan ada
nya serah terima balai dengan emak angkat UAz kecil yang bernama
bu Idah. Ridho Allah swt sejak itu UAz kecil sehat wal afiat, jauh
dari penyakit dan tumbuh jadi anak yang berprestasi dengan akhlak
mulia.

Poto : Acara mulangkan yang dibuat orang tua UAz


untuk anak –anaknya dengan tukar balai
Sama seperti anak-anak secanggang, UAz kecil pun sekitar kelas
enam SD sudah saatnya untuk melaksanakan khitan. Orang tua UAz
pun buatkan kenduri/pesta untuk UAz dengan mengundang sanak
keluarga dan jiran tetangga. Sebelum khitan sesuai tradisi baik, UAz
kecil pun khattam Al-quran yang disaksikan semua guru ngaji UAz.

Poto : UAz kecil khittan dan malam nya


dibuat acara doa, marhaban dan tepung
tawar sesuai tradisi adat melayu langkat.

Orang tua UAz mendidik anak tanpa teori, pandai mengajar,


memotivasi semua anak dan menunjukkan hal-hal luar biasa sehingga
UAz bersaudara mempunya prestasi cemerlang. Mau buat anak-anak
kedepan menempuh pendidikan tinggi, Ayah UAz buatkan hadiah
akan jalan-jalan ke kota kalau disekolah juara satu. UAz pun yang
setiap saat juara diajak jalan-jalan ke medan, siantar, ke parapat
danau toba, brastagi, bukit lawang, kebun binatang, melihat kampus ,
dan tempat hebat lain, sehingga UAz kecil bersaudara maju
pemikiran walaupun tinggal di kampung. Darah politik ayah emak
UAz yang cinta partai Ka’bah PPP selalu menjadi simpatisan
kampanye kemana-mana dengan membawa UAz kecil, sehingga tak
heran kalau darah UAz sekarang mengalir darah politik, yang mana
dalam buku biografi ini mengisahkan luar biasa perjuangan politik
UAz yang di ridhoi Allah swt.

Poto : Ayah dan Emak UAz bersama simpatisan PPP lain begitu
semangat ikut kampanye kemana saja, maka tak heran darah politik
UAz luar biasa.

Dapat dikatakan masa kecil UAz penuh warna, sekolah, mengaji di


rumah kutab, keladang dan sawah, main disungai, main layang,
memancing, main bola, mengaji malam, sholat di musholla dan
masjid, ikut berkampanye, ikut keliling turnamen olah raga kampung,
yang semuanya sangat positif sehingga membentuk karakter kuat
bagi seorang UAz terutama kejujuran, kedisiplinan, kereligiusan dan
kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai