Anda di halaman 1dari 15

PERAN SANTRI DAN PESANTREN MENUJU INDONESIA EMAS 2045

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bumi katulistiwa dengan segala keindahan dan kekayaan sumber daya
alamnya sangat di sanyangkan jika tidak dibarengi dengan sumber daya manusia
yang mumpuni hanya akan terkuras dan masuk keperut oknum-oknum tertentu.
keberangaman suku budaya dan bahasa yang tidak di sandingkan dengan rasa
toleransi dan nasionalis yang besar akan menghasilkan perseteruan yang tidak ada
habisnya. Pemimpin pemimpin masa depan yang tidak diajarkan pendidikan
karakter sejak dini hanya akan menghancurkan Negara itu sendiri
Indonesia, sudah berpuluh puluh tahun bumi pertiwi memplokamasikan
kemerdekaannya tapi hingga kini masih banyak yang belum bisa merasakan
udara kebebasan. Terjerat kemiskinan,pengangguran, kesenjangan social,
perpecahan yang masih meresahkan hingga generasi mudanya yang banyak
melakukan kenakalan remaja.berbagai PR besar masih harus di garap bila
Indonesia ingin menjadi maju dan makmur .dari situlah bapak presiden
merencanakan Indonesia emas 2045 sebagai rancangan dan menjadi tolak ukur
keberhasilan Indonesia di 100 tahun indoesia merdeka.proyek besar itu tentunya
melibatkan peran banyak elemen masyarakat salah satunya adalah santri
seseorang yang tercetak dari lembanga pendidikan ter tua di Indonesia
Penulis disini akan menampilkan apa saja yang telah di torehkan santri
hari ini dan yang akan di perankannya dimasa Indonesia emas, sebagai generasi
yang sudah menorehkan sejarah-sejarah gemilang hingga diberikan penghargaan
hari santri nasional untuk mengenang perjuangan para santri terdahulu serta
sebagi pengingat santri melenial untuk terus berpartisipasi menbantu membangun
dan mengembangkan Indonesia kearah yang lebih baik.
Tujuan tulisan ini adalah untuk menunjukan peran peran santri agar
masyarakat tidak memandang sebelah mata pendidikan dan system yang ada di
dalam pesantren serta keunggulan yang ada pada diri santri.
1. RUMUSAN MASALAH
a) apa peran-peran santri dan pesantren untuk Indonesia ?
b) apa keunggulan keunggulan lembaa pendidikan pesantren dari lembaga
pendidikan lainnya ?
c) tantangan apa yang sekarang dialami pesantren masa kini ?
d) bagaimana cara mengatasi tantangan yang di alami pesantren ?
2. TUJUAN
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan menberikan wawasan pada
masyarakat bahwa pesantren dan santri memiliki peran yang penting untuk
6
Indonesia, serta sebagai salah satu upaya pengenalan pesantren dan santri yang
mulai dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
3. MANFAAT
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian yang lebih
berkelanjutan, serta sebagai pengembang semanggat santri untuk lebih terus
berkarya untuk negeri.
II. PEMBAHASAN
1) SANTRI DAN PESANTREN
A. ORIENTASI
Istilah pesantren berasal dari pe-santri-an atau tempat para santri
menimba ilmu, sedangkan santri merupakan adaptasi dari istilah sashtri yang
bermakna orang-orang yang mempelajari kitab suci (sastra). Sebelum datangnya
Islam di nusantara, istilah santri (sashtri) sudah digunakan untuk para pelajar
agama Syiwa-Budha yang akan menjadi Wiku, para siswa menetap di asrama atau
dukuh yang digunakan bertapa dan belajar pada guru rohani.
Pada saat penyebaran Islam era Walisongo asrama dan dukuh diformat
sesuai ajaran Islam menjadi lembaga pendidikan pondok pesantren. Dan para wali
dalam lembaga Walisongolah yang memformulasikan nilai-nilai sosio kultural
religius yang dianut masyarakat Syiwa-Budha dengan nilai-nilai Islam terutama
memformulasikan nilai-nilai ketauhidan Syiwa-Budha (adwayasastra) dengan
ajaran tauhid Islam yang dianut para guru Sufi, dan dari sinilah pesantren pada
masa kini berasal. seperti yang dikatakan P. J. Zoetmulder dalam Kalangwan
(1983). Pusat-pusat keagamaan lama seperti dukuh, asrama dan padepokan yang
lenyap seiring terjadinya perubahan muncul kembali dalam wujud pusat-pusat
pendidikan keagamaan Islam yang disebut dengan pesantren, tidak lain adalah
pusat pendidikan keagamaan dukuh dalam bentuknya yang baru.

B. METODE PEMBELAJARAN
Metode-metode pembelajaran di pesantren memiliki ciri khas dan telah
berkembang dalam kurun waktu yang lama, diantaranya :
a. Metode Bandongan :metode pembelajaran dengan cara seorang guru
memberikan materi dengan yang diikuti oleh para murid (santri ).metode
6
pembelajaran ini juga disebut wetonan karena biasanya dilakukan di waktu
waktu tertentu seperti setelah sholat lima waktu.
b. Metode Sorogan : Pembelajaran secara individual atau kelompok kecil
dimana santri berhadapan dengan seorang guru.deorang santri membaca
kitab dan guru menyimaknya.
c. Metode Halaqoh : Metode belajar dengan mendiskusikan isi kitab untuk
memperdalam pemahaman. Metode ini biasanya diperuntukkan bagi santri
senior dan Ustadz dalam kelas musyawarah.

C. KELEBIHAN PESERTA DIDIK PESANTREN (SANTRI)


Sistem pesantren melahirkan lima tata nilai yang membedakan dengan
peserta didik lain yang biasa dikenal dengan peserta didik lain yang biasa dikenal
dengan “PANCA JIWA PESANTREN”.
i. Memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam mengerjakan suatu hal.

Sikap ini terbentuk lantaran suatu pandangan bahwa kehidupan ini secara
keseluruhan sebagai kerja peribatan (Alhayatu kulluha ibadah), dan inilah yang
yang menumbuhkan pada jiwa para santri bahwa perbuatan baik pasti dibalas oleh
Allah dengan balasan yang baik.

ii. Kesederhanaan dalam hidup

Proses pendidikan dan gaya hidup pesantren yang sederhana membentuk


jiwa santri yang dapat menghadapi segala permasalahan kehidupan, tuntutan dan
perkembangan zaman, gaya hidup apa adanya yang diterapkan di pesantren
menanamkan kekuatan dan ketabahan hati serta penguasaan diri dalam
menghadapi berbagai kesulitan.

iii. Memiliki rasa persaudaraan dan rasa toleransi yang kuat

Hidup di asrama pondok dengan santri-santri lain yang beragam


membentuk diri seorang santri untuk dapat bertoleransi dengan prinsip orang lain
dan membentuk rasa solidaritas tinggi serta ikatan persaudaraan yang kuat.
6
iv. Kemadirian yang tinggi dalam mengurus diri sendiri atau sebuah
organisasi

Jauh dari dampingan orang tua santri dididik untuk bisa mandiri dan
mengurus hal-hal yang bersangkutan daripada bergantung pada orang lain.

v. Memiliki Jiwa bebas dalam memilih jalan hidup

Santri diberikan kebebasan dalam berfikir,berbuat dan dalam menentukan


masa depan mana yang di pilih, berbekal sikap optimis menghadapi segala
problematika kehidupan berdasar nilai Islam.

2) INDONESIA EMAS 2045


Untuk deskripsi Indonesia emas penulis kutipkan ringkasan ekskutif visi
Indonesia 2045

Lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka. Banyak kemajuan telah dicapai baik
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat maupun dalam ikut berperan
membangun tata dunia yang berkeadilan.Menuju 100 tahun kemerdekaan
Indonesia, saya (presiden) meminta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas untuk menyusun Visi Indonesia 2045 guna meneguhkan dan
mempercepat pencapaian tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 di tengah perubahan besar dunia
mendatang.Keseluruhan Visi Indonesia 2045 diarahkan pada perwujudan
Indonesia yang maju, adil, dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Kita ingin Indonesia menuju tahun 2045 menjadi negara maju dan salah
satu 5 kekuatan ekonomi dunia dengan kualitas manusia yang unggul serta
menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi, kesejahteraan rakyat yang jauh lebih
baik dan merata, serta ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan yang
kuat dan berwibawa.Semoga Visi Indonesia 2045 menjadi cita-cita kita bersama
untuk 100 tahun Indonesia merdeka.

Visi Indonesia 2045 disusun selama dua tahun. Visi ini tidak hanya memberi
gambaran mengenai wujud Indonesia pada tahun 2045 tetapi juga peta jalan yang
mampu dan perlu dicapai pada tahun 2045.Penyusunan Visi melibatkan semua
6
pemangku kebijakan di lingkungan eksekutif, yudikatif, dan legislatif; pendidikan
tinggi; generasi muda; serta berbagai lembaga profesi.

Penyusunan Visi diawali dengan identifikasi hasil pembangunan yang telah


dicapai selama lebih dari 70 tahun Indonesia Merdeka serta pemahaman terhadap
perubahan lingkungan global yang terjadi hingga tahun 2045/2050. Tahap yang
penting selanjutnya adalah menentukan bidang-bidang pembangunan pokok yang
mempunyai potensi besar untuk didorong dan ditingkatkan guna mewujudkan
Visi Indonesia 2045, yaitu Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur. Interaksi antara
sasaran atau wujud yang diinginkan dengan kondisi saat ini serta langkah-langkah
yang perlu dilakukan guna mendapatkan gambaran yang ideal dan dapat
diwujudkan.

Pencapaian Visi Indonesia dibangun dengan 4 pilar pembangunan, yaitu


Pembangunan Manusia serta Penguasaaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, serta
Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Masing-
masing pilar berisi bidang-bidang pembangunan, dari pendidikan hingga politik
luar negeri, yang harus dibangun dan dipercepat hingga tahun 2045 untuk
mewujudkan Visi Indonesia 2045.

Visi Indonesia Tahun 2045 dengan 4 (empat) pilar, yaitu:

(1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,(3) Pemerataan
Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata
Kelola Kepemerintahan.

Secara keseluruhan Visi Indonesia 2045 mewujudkan tingkat


kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik dan merata dengan kualitas
manusia yang lebih tinggi, ekonomi Indonesia yang meningkat menjadi negara
maju dan salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia, pemerataan yang
berkeadilan di semua bidang pembangunan, dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdaulat dan demokratis.
6
3) PERAN PERAN SANTRI UNTUK INDONESIA
Dalam era milenial yang segalanya tersaji secara instan santri tetap
memiliki peran dalam kemajuan indonesia,dan membantu memembangun pilar-
pilar INDONESIA EMAS 2045. Diantaranya adalah :
A. SEBAGAI PENGEMBANG ISLAM NUSANTARA
Pekembangan globalisasi yang semakin merangkak maju mengharapkan
suatu sistem pendidikan yang komprehensif.dan berkembangnya masyarakat
Indonesia menghendaki adanya pembinaan islam yang bimbang antara antara
tingkah nilai akhlak dan pengetahuan,dengan kata lain peserta didik saat ini
harus memiliki keseimbangan antara iman dan pengetahuan.

Islam nusantara merupakan konsep sosiologis yang cocok untuk Indonesia.


Pencetusan Islam nusantara oleh para tokoh Islam Indonesia menghendaki agar
Islam memiliki peran sebagai Agama yang secara tekstual memang menghendaki
agar para pemeluknya menerapkan kehidupan yang toleran dan bebas intimidasi.
Kemudian teks tersebut mengejawantah di dalam kehidupan yang selaras, serasi
dan seimbang dan juga mengedepankan kerukunan, keharmonisan dan keselamatan.

Sebagai agama yang mengusung keramahan dan kerahmatan bagi semua,


serta mampu mengikuti adat budaya lokal, namun bukan mengganti doktrinnya,
maka tantangannya juga tidak sedikit. secara garis besar islam nusantara memiliki
Dua tantangan utama yaitu liberalisme dan radikalisme. Jika tidak diantisipasi
dikhawatirkan bahwa ke depan akan terjadi kekerasan demi kekerasan atas nama
agama.

berangkat dari teks ayat:

َ‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْين‬


َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬

Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

semesta alam.(Q.S Al-Anbiya :107)

secara tekstual islam bukan hanya penyelamat manusia tapi juga rahmat
bagi alam semesta. Keselamatan manusia tidak ada artinya jika alam tidak dalam
6
keselamatan. Makanya Islam yang menyelamatkan adalah Islam yang memberikan
keselamatan bagi semuanya.

Salah satu sarana wali songo untuk berdakwah adalah Pesantren. Dan dari
pesantrenlah wali songo menjadikan syariat yang diterapkan di Nusantara bersifat
luwes dan mengalir sesuai konteks masyarakat tanpa membuat konflik, yang
bersifat damai dan sopan kepada masyarakat sehingga Islam mudah diterima oleh
berbagai etnis, suku ras bahkan agama lain.

Keunggulan pesantren adalah manpu melakukan peningkatan kualitas


sumberdaya manusia tanpa kehilangan nilai nilai spiritualitasnya.hal ini terletak
pada perinsip memanusiakan manusia dalam proses pembelajaranya dan
menggabungkan tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat) dalam
lingkunganya agar dapat mencetak para santri yang memiliki karakter kuat baik sisi
keilmuan agama umum maupun prilaku sehari-hari.

disilah santri sebagai figur penyebar islam yang damai dan merupakan
wasisan leluhurnya (wali songo ) memainkan perannya, menjadikan Indonesia yang
memiliki penganut islam terbesar di dunia bukan hanya maju dalam teknologi dan
industrinya tapi juga menjadi rumah yang damai dan mampu beroleransi dengan
agama, ras, suku, dan budaya lain.

B. SALAH SATU GARDA TERDEPAN PEMBELA NKRI


NKRI yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa mengharuskan
warga negaranya menjaga betul kerukunan dan hubungan antar masnyarakat agar
tidak terjadi perpecahan. Selain itu segala elemen masyarakat harus menjaga
NKRI dari faham yang bertentangan dengan pancasila agar pengorbanan
pengorbanan para pahlawan untuk memerdekakan dan mempertahahankan NKRI
tidak sia-sia.

Dalam menjaga NKRI santri juga ikut andil. Hari Santri pada 22 Oktober
menjadi prasasti sejarah tentang Resolusi Jihad yang diserukan oleh KH Hasyim
Asy’ari. Ini peristiwa yang menggerakkan segala unsur masyarakat terutama
anggota NU dan santri untuk berjuang melawan penjajah. para kiai dan santri NU
6
Sejak pra kemerdekaan menyadari betapa pentingnya konsep Negara yang
memberi ruang bagi berbagai macam kelompok agar dapat hidup bersama.

NU secara tegas dan jelas meneguhkan Pancasila sebagai dasar negara.


NKRI adalah bentuk final, harga mati yang tidak bisa dikompromikan lagi yang
disepakati dalam Muktamar NU di Situbondo tahun 1984. Yang menjadi salah
satu bukti Para kiai dan santri NU senantiasa berada di garda terdepan untuk
mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memperjuangkan
Pancasila sebagai ideologi negara.

Penetapan Hari Santri juga sebagai penghargaan terhadap sikap Egalitarianisme


para santri beserta kiai sebagai pengembang NU. Egalitarianisme di kalangan NU
telah mendorong proses demokratisasi serta membuang sektarianisme picik ke
dalam keranjang sampah sejarah

Di mata masyarakat kebanyakan kiai NU adalah maskot Egalitarianisme


yang tidak henti-hentinya berseru tentang energi toleransi beragama dan
berbangsa. Kecerdasan politik kiai semakin tampak dengan gerakan lintas
ideologis. Salah satu contoh sikapnya yang positif adalah dukungan terhadap
eksistensi setiap suku di Indonesia. Ini telah berbuah simpati yang mendalam di
hati rakyat.

C. MENCETAK GENERASI YANG BERKARAKTER


Salah satu penunjang keberhasilan visi Indonesia emas 2045 adalah
mencetak generasi yang bukan hanya unggul IQ-nya tapi juga berkarakter,
Mencetak generasi yang unggul dan memiliki karakter yang baik yang mampu
penangani krisis sosial adalah tugas dari lembaga pendidikan,tapi Pendidikan
selama ini belum berhasil mengatasi krisis sosial, karena pendidikan terlalu
terpesona dengan target-target akademis.Pendidikan karakter yang sudah mulai
diimplementasi beberapa tahun terakhir oleh pemerintah di sekolah-sekolah
formal belum bisa menjawab kebutuhan yang ada.Hal ini disebabkan pendidikan
6
sekolah masih minim dan kesulitan dalam menerapkan aspek moral knowing,
feeling dan action secara terintegrasi.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang terus berkembang dan seakan
tak pernah berhenti menjadi tantangan serius bagi Indonesia, pasalnya akibat dari
KKN sendi-sendi berbangsa dan bernegara hancur serta terhalangnya kemajuan
pembangunan di Indonesia.bangsa yang di berkahi segala kekayaan sumbser daya
alam ini seharusnya mudah untuk menjadi sebuah negeri yang gemah ripah loh
jinawitata tentrem kerta raharja, tapi kenyataannya justru terpuruk dalam
kemiskinan dan keterbelakangan. Kekayaan alam yang melimpah ruah itu hanya
menjadi komoditas segelintir orang yang culas dan curang, tak punya integritas
dan martabat. masalah lain yang melanda bangsa dan negara Indonesia adalah
masalah penyakit social, seperti penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang dan seks bebas.

Banyak orang berpandangan bahwa kondisi yang demikian diduga berawal


dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan.pendidikan selama ini bisa
dikatakan gagal pada aspek karakter.Sekolah terlalu terpesona dengan target-
target akademis, dan melupakan pendidikan karakter.Realitas ini membuat
kreativitas, keberanian menghadapi resiko, kemandirian dan ketahanan dalam
menghadapi ujian hidup menjadi rendah.Anak mudah frustasi, menyerah, dan
kehilangan semangat juang. (Jamal Ma’mur, 2011: 8)..Pendidikan di Indonesia
lebih menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau kognitif semata,
sedangkan aspek soft skill atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan
karakter belum diperhatikan secara optimal bahkan cendrung diabaikan.

a. PESANTREN DAN PENDIDIKAN KARAKTER


Di dunia pesantren, pembentukan watak merupakan bagian terpenting dari
pendidikan. paling tidak pesantren telah memberikan dua macam kontribusi bagi
sistem pendidikan di Indonesia.Pertama, adalah melestarikan dan melanjutkan
sistem pendidikan rakyat, dan kedua, mengubah sistem pendidikan aristokratis
menjadi sistem pendidikan demokratis .Bahkan, Manfred Ziemek menyatakan,
6
pesantren merupakan pusat perubahan di bidang pendidikan, politik, budaya,
sosial, dan keagamaan.

Muhaimain menuturkan paling tidak ada tiga keuntungan pragmatis yang


dimunculkan oleh pesantren dalam perspektif hubungan pesantren dengan
masyarakat,

Pertama, dimensi kultural.Kehidupan seorang santri di pesantren ternyata


seringkali dihiasi dengan prinsip hidup yang mencerminkan kesederhanaan dan
kebersamaan melalui sesama manusia.

Kedua, dimensi edukatif. Pesantren mampu menghasilkan calon pemimpin


agama (religious leader) yang piawai menaungi kebutuhan praktik keagamaan
sosial masyarakat sekitar, hingga aktifitas kehidupannya mendapatkan berkah dari
Tuhan.

Ketiga, dimensi sosial. Keberadaan pesantren seakan telah menjadi semacam


pusat kegiatan belajar masyarakat yang berfungsi menuntun masyarakat hingga
memiliki life style agar hidup dalam kesejahteraan.

Selain kekayaan kultural tersebut, dalam kehidupan dan proses pendidikan di


pondok pesantren sesungguhnya telah serat dengan nuansa pendidikan karakter,
seperti pembiasaan santri untuk shalat tepat waktu dengan berjamaah untuk
mendidikan karakter disiplin, dan kewajiban santri untuk mengurus sendiri
keperluan kehidupannya sehari-hari seperti makan, cuci pakaian dan pengelolaan
keuangannya untuk mendidik karakter mandiri, dan lain sebagainya. Pendidikan
di pondok pesantren berlangsung selama 24 jam dengan agenda dan aturan yang
jelas dan baku. Di sinilah kemudian asumsi yang mengatakan bahwa pendidikan
yang dilaksanakan di pondok pesantren adalah pendidikan karakter dapat
menemukan pembenarannya.

b. NILAI NILAI PENDIDIDKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN


6
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam pondok pesantren ialah jiwa dan
filsafat hidup serta orientasi pendidikan pondok pesantren. Sehubungan dengan
nilai ini, pondok pesantren pada umumnya mempunyai apa yang disebut panca
jiwa yang selalu mendasari dan mewarnai seluruh kehidupan santri, yaitu:
keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah islamiyah, dan kebebasan
yang penjabarannya sudah pipaparkan di depan.

Sedangkan menurut Zubaedi, nilai-nilai karakter di pondok pesantren


adalah kerjasama (ta’awun), persaudaraan (ukhuwah), berjuang (jihad), taat,
rendah hati (tawadhu’), sederhana, mandiri, ikhlas, disiplin, saling menghormati,
tolong menolong, etos kerja tinggi, dan peduli.

D. PENDIDIKAN PESANTREN MENJAWAB KRISIS SOSIAL


Krisis sosial yang terjadi saat ini merupakan salah satu penghambat
kemajuan indonesia di masa mendatang dan salah satu solusinya ada di pondok
pesantren. Pondok pesantren mempunyai cara tersendiri dalam mengajarkan
moral, adab, perilaku dan sopan santun terhadap seorang santrinya, pondok
pesantren mengatur tata aturan tentang bagaiamana adab dan sopan santun
seorang santri terhadap sang guru, santri terhadap santri lainya, santri terhadap
keluarga sang guru, bahkan pondok pesantren juga mengatur tentang adab seorang
pelajar dengan buku-buku pelajaran atau kitab-kitabnya, bagaimana memulyakan
dan menghormati seorang guru, teman dan kitabnya
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren tidak hanya mendidik para santri
dengan ilmu agama, melainkan juga membekalinya dengan akhlak yang menjadi
karakter khas dari seorang santri.Karena itu, tidak berlebihan ketika pesantren
dikatakan sebagai sumber pendidikan karakter untuk menjawab persoalan sosial.
Dalam institusi pesantren ketika ada seorang santri yang pertama masuk
dalam lembaga pondok pesantren bukan langsung dididik dengan ilmu-ilmu
pengetahuan seperti ilmu nahwu, sorof, balaghoh, dan mantiq tetapi para santri
terlebih dahulu diajari adab sopan santun dan ketakdziman terhadap sang kiai, dan
tata karma terhadap orang lain oleh karena itu biasanya kitab yang pertama kali
diajarkan adalah kitab yang menjelaskan tentang adab seperti kitab Ta’lim al-
6
Muta’alim yang dalam kitab tersebut memuat tentang adab seorang santri ketika
belajar. Oleh karena itu walaupun mungkin ada tapi sangat sedikit sekali santri
yang tawuran dangan santri lainya, santri yang membunuh gurunya atau santri
yang terlibat dengan skandal sex bebas dan narkoba, dalam pandangan penulis
keberhasilan penanaman karakter tersebut bukan saja disebabkan oleh didikan
agama saja tetapi juga oleh pendidikan moral dalam pesantren
Ini bagian peran penting lain santri dan pesantren dalam membangun
Indonesia agar terwujur menjadi negara emas yang adil, berdaulat, adil, dan,
makmur,dari pondok pesatren tercetak kader kader masa depan yang bukan hanya
menjadi Sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli
bangsa-bangsa lain di dunia. Tapi juga menjadi Masyarakat Indonesia yang
menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-
nilai etika yang keduanya merupakan bagian dari rangkaiaan visi indonesia emas
2045
4) TANTANGAN

Meskipun Pesantren bukanlah pendidikan formal, namun output dari


pesantren sangat berpengaruh dalam kancah keislaman di masyarakat dalam
bidang keagamaan maupun sosial. Sayangnya minat masyarakat terhadap
pendidikan Pesantren saat ini semakin menurun.ini adalah salah satu tantangan
Pesantren yang berkembang di era globalisasi dan modern. manusia saat ini
terutama di Indonesia yang masih merupakan negara berkembang, masyarakatnya
menginginkan kesejahteraan yang bersifat finansial. Sedangkan Pesantren
tradisional yang ada umumnya tidak memberikan life skill  kepada santri untuk
kehidupan mendatang. Mungkin inilah (menurut hemat penulis) salah satu faktor
minimnya minat masyarakat terhadap Pesantren.

Tuntutan untuk mampu bersaing dengan gejolak zaman yang semakin


cepat roda putarnya bukan berarti Pesantren meninggalkan ke-khas-annya, tetapi
dengan prinsip yang telah diajarkan yakni “al-muhafadloh ala qodim al-shalih,
wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah”, yaitu dengan tetap mempertahankan nilai-
nilai baku yang baik dan mengambil langkah baru yang dinilai lebih baik.
6
5) SOLUSI

i. Mengikuti progam pendidikan yang tersertifikasi dari pemerintah

Diantara program pemerintah yang sudah ada di banyak pesantren adalah


ma’had aly. Ma’had Aly adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama
Islam. Pendidikan akademi di perguruan tinggi tersebut berbasis pada kitab
kuning yang diselenggarakan pondok pesantren.Sebagai unsur PTKI, Ma’had Aly
merupakan wujud pelembagaan sistemik tradisi intelektual pondok pesantren
tingkat tinggi yang keberadaannya melekat pada pondok pesantren.

Maka lulusan Ma’had Aly diharapkan menjadi kader kiai-ulama yang


menguasai khazanah keilmuan kutub at-turats secara mendalam.Sejak 2016
hingga 2021, Kementerian Agama secara bertahap telah meresmikan pendirian
sejumlah satuan pendidikan Ma’had Aly. Ada 48 lembaga di antaranya yang
menjadi objek penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan pada
2018.

ii. Memberi pelatihan dalam dunia kerja

Salah satu yang dapat pesantren lakukan dalam memberikan pelatihan kerja
pada santri adalah dengan mengikuti program BLKK dari pemerintah yang di
jalankan oleh kementrian ketanagakerjaan.

iii. Meningkatkan eksistensi pesantren

Kecanggihan alat informasi dan komunikasi saat ini memberikan peluang bagi
pesantren dan santri untuk meningkatkan eksistensinya didunia maya. Baik
mengekspos kegiatan pesantren, atau dengan memberi pembelajaran terhadap
masyarakat lewat dunia maya

III. PENUTUP
6
 KESIMPULAN

memiliki cita-cita menjadi salah satu Negara maju di dunia bukanlah


perkara yang mudah untuk di wujudkan, setiap elemen masyarakat harus ikut
berpartisipasi untuk kemajuan Indonesia,salah satunya adalah santri dengan bekal
pendidikan agama, moral, dan pengalamannya semasa belajar di pesantren, santri
memiliki peran-peran yang tak kalah penting terutama dalam bidang pendidikan
moral guna mencetak generasi yang bukan hanya cerdas tapi juga berbudi pakerti
luhur dan bidang sosial kemasyarakatan untuk membangun masyarakat yang tidak
hanya agamis tapi juga harmonis.
6
DAFTAR PUSTAKA :
a) Sunarto.2015 .”PERAN PONDOK PESANTREN DALAM
PENGEMBANGAN KULTUR ISLAM NUSANTARA”.Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 6
b) A Kurniawan. 2016.”Pendidikan Karakter di Pondok
Pesantren Dalam Menjawab Krisis Sosial”. Jurnal
pendidikan Sosial & Ekonomi
c) Sunyoto, Agus. 2016.Atlas Wali Songo Pustaka Ilman dan LESBUMI
d) Suharsih.2019.”sudah tau Ma’had Ali? Perguruan tinggi berbasis kitab
kuning,” https://www.solopos.com/sudah-tahu-mahad-aly-perguruan-
tinggi-berbasis-kitab-kuning-985426”, diakses pada 19 Oktober 2021
e) Harliantara.2015.”hari santri dan esensi bela
Negara“https://investor.id/opinion/131138/hari-santri-dan-esensi-bela-
negara, diakses pada 18 Oktober 2021.
f) Nurliadin.2017. Ke-NU-An, Ahlussunah Waljama’ah An-Nahdliyyah
Untuk Kelas 7 Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama. Daerah
Istimewa Yogyakarta
g) Ismail, Shalahudin. 2020.” Pembentukan Karakter Santri Melalui Panca
Jiwa Pondok Pesantren”. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam.Unipdu.
Vol. 6. No. 2. Jombang.
h) Norhadini,Karina.2020.1.000 program BLK Komunitas Ditargerkan
rampung Akhir Tahun 2020. 2020 https://jatimnet.com/1-000-program-
blk-komunitas-ditargetkan-rampung-akhir-tahun-2020,diakses pada 16
oktober 2021.
i) Turmuzi.2017.”minat masyarakat menyekolahkan anaknya di pesantren
rendah”,https://www.cendananews.com/2017/09/minat-masyarakat-
menyekolahkan-anaknya-di-pesantren-.html, diakses pada 15 Oktober
2021.
j) BAPPENAS.2019.”ringkasan eksekutif visi Indonesia emas”.Jakarta.
6

Anda mungkin juga menyukai