Anda di halaman 1dari 7

SIKAP MUSLIM DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

[1] Semua musibah dan apapun yang terjadi pada


makhluk Allah adalah ketetapan Allah yang PASTI
terjadi sudah terencana rapi tertulis di Lauhil mahfudz 50
ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
Allah Ta’ala berfirman :
ِ‫اَّلل ومن ي ْؤِمن ِِب ا‬
‫َّلل يَ ْه ِد قَلْبَهُ َو ا‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ‫ما أَص‬
ُ‫اَّلل‬ ْ ُ ْ َ َ ‫اب م ْن ُمصيبَة إِاَّل بِِ ْذن ا‬َ َ َ
‫بِ ُك ِل َش ْي ٍء َعلِيم‬
“Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin
Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah
akan berikan petunjuk ke dalam hatinya.” (Qs. at-
Taghabun: 11)
ِ ‫سمو‬ ِ ْ ‫ادير‬ ِ
‫ض‬
َ ‫ات َواأل َْر‬ َ َ ‫اْلَالَئ ِق قَ ْب َل أَ ْن ََيْلُ َق ال ا‬ ‫ب ا‬
َ ‫اَّللُ َم َق‬ َ َ‫َكت‬
‫ْف َسنَ ٍة‬ ِ
َ ‫ِِبَ ْمس‬
َ ‫ني أَل‬
“Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak
lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”
(HR Muslim)
[2] Sikapi musibah dengan Sabar dan Ridha, karena
Allah Ta'ala memberikan KABAR GEMBIRA kepada Orang
orang yang bersabar atas musibah dengan pahala besar
tanpa batas.
Di dalam Al Qur’an, Allah ta’ala berfirman :
ِ ‫األم َو ِال َواألنْ ُف‬
‫س‬ ِ ٍ ‫وع ونَ ْق‬ ِ ْ ‫ولَنَ ب لُونا ُكم بِ َشي ٍء ِمن‬
ْ ‫ص م َن‬ َ ِ ُ‫اْلَْوف َوا ْْل‬ َ ْ ْ َْ َ
ِ ‫ات وبَ ِش ِر ال ا‬
ِ
َ ‫صاب ِر‬
‫ين‬ َ ‫َوالث َام َر‬
“Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit
kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan

1
harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al
Baqarah: 155)
Allah Ta'ala juga berfirman:
ٍ ‫َجرُه ْم بِغَ ِْْي ِحس‬
‫اب‬ ِ ‫إِ اَّنَا يُو اَّف ال ا‬
َ َ ْ ‫صاب ُرو َن أ‬ َ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan
dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (QS Az
Zumar: 10)
[3] Berdoalah dengan DO'A MUSIBAH agar semua yang
hilang diganti dengan kebaikan lalu mintalah pertolongan
kepada Allah dengan Shalat dan sabar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫اجعُو َن اللا ُه ام‬ ِ ِ ُ ‫صيبة فَ ي ُق‬
ِ ‫َّلل وإِ اَّن إِل َْي ِه ر‬ ِ ِ ٍ ِ
َ َ ‫ول إِ اَّن ا‬ َ َ ‫« َما م ْن َع ْبد تُصيبُهُ ُم‬
‫صيبَتِ ِه‬
ِ ‫اَّلل َِّف م‬ ِ ْ ‫ف ِل َخ‬
ْ ِ‫صيبَ ِِت َوأَ ْخل‬ ِ ‫أْجرِِن َِّف م‬
ُ ُ‫َج َرهُ ا‬ َ ‫ْيا م ْن َها إَِّلا أ‬
ً ُ ُْ
». ‫خ ْْيا ِم ْن َها‬ َ َ‫َوأَ ْخل‬
ً َ ُ‫ف لَه‬
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia
mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un.
Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron
minhaa" (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan
kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap
musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang
lebih baik) maka Allah akan memberinya ganjaran dalam
musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.”
(HR Muslim)
Jangan lupa perbanyak shalat shalat sunnah karena
shalat adalah sebab pertolongan Allah saat datang
kesulitan.
Allah Ta’ala berfirman,

2
َ ‫صاب ِر‬
‫ين‬ ‫ص َالةِ إِ ان ا‬
ِ ‫اَّللَ َم َع ال ا‬ ‫استَ ِعينُوا ِِبل ا‬
‫ص ِْْب َوال ا‬ ْ ‫آمنُوا‬
َ ‫ين‬
ِ
َ ‫ََي أَيُّ َها الاذ‬
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan
shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar.” (QS Al Baqarah: 153)
[4] Haraplah pahala yang besar dibalik musibah, karena
penderitaan seorang muslim baik karena sebab kehilangan
hartanya atau jiwanya bahkan walau sekedar badan yang
tertusuk duri kecil pun Allah akan menggantikannya
dengan pahala dan ampunan serta digugurkanya dosa dosa.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
َ‫ب َوَّلَ َه ٍم َوَّلَ ُح ْز ٍن َوَّل‬ ٍ‫ص‬ ٍ‫ص‬ ِ ِ ِ
َ ‫ب َوَّلَ َو‬ َ َ‫يب ال ُْم ْسل َم م ْن ن‬ ُ ‫َما يُص‬
ُ‫اَّللُ ِِبَا ِم ْن َخطَ َاَيه‬
‫ إَِّلا َك اف َر ا‬، ‫ش ْوَك ِة يُ َشا ُك َها‬
‫أَذًى َوَّلَ غَ ٍم َح اِت ال ا‬
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan
penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran dan
kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan
duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya (HR Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda,
‫ب قَ ْوًما ابْ تَالَ ُه ْم‬
‫َح ا‬ ‫إِ ان ِعظَ َم ا ْْلََز ِاء َم َع ِعظَِم الْبَالَِء َوإِ ان ا‬
َ ‫اَّللَ إِ َذا أ‬
‫ط‬
ُ ‫س َخ‬ َ ‫ضا َوَم ْن َس ِخ‬
‫ط فَ لَهُ ال ا‬ َ ‫ض َى فَ لَهُ ال ِر‬ ِ ‫فَمن ر‬
َ َْ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian
yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka
Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa
yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah.
Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan
murka.” (HR. Ibnu Majah).

3
[5] Berbaik sangkalah senantiasa kepada Allah Ta'ala
bahwa bisa jadi dengan musibah ini sebagai tanda
ungkapan kasih sayang Allah kepada kita, baik untuk
pengguguran dosa ataupun untuk diangkatnya derajat kita
dunia dan di akhirat.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫اد ا‬
ُ‫اَّلل‬ َ ‫ْي َع اج َل لَهُ الْعُ ُقوبَةَ َِّف ال ُّدنْ يَا َوإِذَا أ ََر‬ ْ ِ‫اَّللُ بِ َع ْب ِده‬
َ َْ‫اْل‬ ‫اد ا‬ َ ‫إِذَا أ ََر‬
‫ك َع ْنهُ بِ َذنْبِ ِه َح اِت يُ َو اَّف بِ ِه يَ ْو َم ال ِْقيَ َام ِة‬
َ ‫ش ار أ َْم َس‬ ‫بِ َع ْب ِدهِ ال ا‬
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan
segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki
kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari
kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi).
[6] Bersedekah jika mampu, karena SEDEKAH itu penolak
bala, dan pengangkat bala serta dengan sedekah akan di
ringankan dan dilepaskan dari berbagai macam kesulitan,
dengan sebab telah meringankan beban dan kesulitan
orang lain yang kena musibah.
Sebagaimana disebutkan dalam wasiat Nabi Yahya
alaihis salam kepada Bani israil :

َ ‫ك َك َمثَ ِل َر ُج ٍل أ‬
،‫َس َرهُ ال َْع ُد ُّو‬ َ ِ‫ فَِإ ان َمثَ َل ذَل‬،‫ص َدقَ ِة‬ ‫آم ُرُك ْم ِِبل ا‬
ُ ‫ َو‬...
‫ َه ْل لَ ُك ْم أَ ْن‬:‫ال‬ َ ‫ فَ َق‬،ُ‫ض ِربُوا عُنُ َقه‬ ْ َ‫ َوقَ اد ُموهُ لِي‬،‫فَ َش ُّدوا يَ َديْ ِه إِ َل عُنُِق ِه‬
‫يل َوالْ َكثِ ِْي‬ِ ِ‫ي نَ ْف ِسي ِم ْن ُك ْم؟ فَ َج َع َل يَ ْفتَ ِدي نَ ْف َسهُ ِم ْن ُه ْم ِِبلْ َقل‬ ِ
َ ‫أَفْ تَد‬
َ ‫َح اِت فَ ا‬
.ُ‫ك نَ ْفسه‬
“…Dan aku memerintahkan kalian supaya bersedekah,
Sesungguhnya perupamaanya seperti seorang laki laki yang

4
di tawan oleh musuh lalu mereka mengikat tangannya
sampai ke leher lalu mereka membawanya untuk
memenggal lehernya, lalu ia berkata, ‘Aku akan menebus
diriku dari kalian dengan harta yang sedikit ataupun
banyak’ lalu ia menebus dirinya…”. (HR Tirmidzi)
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata,
‫ت ِم ْن‬ ْ َ‫ص َدقَ ِة ََتْثِ ْْياً َع ِج ْيباً ِ ِْف َدفْ ِع أَنْ َو ِاع الْبَالَِء َول َْو َكان‬ ‫فَِإ ان لِل ا‬
‫ فَِإ ان ا‬،‫اج ٍر أ َْو ِم ْن ظَ ٍِاِل بَ ْل ِم ْن َكافِ ٍر‬
ً‫اَّللَ تَ َع َال يَ ْدفَ ُع ِِبَا َع ْنهُ أَنْ َواعا‬ ِ َ‫ف‬
‫ َوأ َْه ُل‬،‫اصتِ ِه ْم َو َع َامتِ ِه ْم‬
َ ‫ااس َخ‬ ِ ‫ َو َه َذا أ َْمر َم ْعلُ ْوم ِع ْن َد الن‬،‫ِم َن الْبَ َال ِء‬
ِِ ِ
َ ‫ض ُكلُّ ُه ْم ُمق ُّرْو َن بِه أل َََنُ ْم‬
.ُ‫ج اربُ ْوه‬ ِ ‫ْاأل َْر‬
‘Sesungguhnya sedekah itu mempunyai pengaruh yang
sangat menkjubkan dalam menolak berbagai macam bala’
bencana walaupun bagi orang yang jahat atau dzalim atau
kafir (sekalipun). Allah menolak dengan nya berbagai
macam bala’ dan masalah ini sudah diketahui oleh manusia
baik dikalangan awam ataupun kalangan khusus, semua
penduduk bumi mengakui hal ini karena mereka telah
mencobanya (membuktikannya) ” (Al Wabilus Shayyib
1/31)
[7] Taubat, karena diantara sebab datangnya musibah
adalah karena dosa dan kesalahan kita, sementara tidak
akan terangkat Musibah tersebut kecuali dengan TAUBAT.
Allah Ta’ala meningatkan kita :
‫ت أَيْ ِدي ُك ْم‬ ِ ‫وما أَصاب ُكم ِمن م‬
ْ َ‫صيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬ ُ ْ ْ َ َ ََ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri” (QS. Asy
Syuraa: 30)

5
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫اد ا‬
ُ‫اَّلل‬ َ ‫الدنْ يَا َوإِ َذا أ ََر‬ ُّ ‫ْي َع اج َل لَهُ الْعُ ُقوبَةَ َِّف‬ ْ ِ‫اَّللُ بِ َع ْب ِده‬
َ َْ‫اْل‬ ‫اد ا‬ َ ‫إِ َذا أ ََر‬
‫ك َع ْنهُ بِ َذنْبِ ِه َح اِت يُ َو اَّف بِ ِه يَ ْو َم ال ِْقيَ َام ِة‬
َ ‫ش ار أ َْم َس‬ ‫بِ َع ْب ِدهِ ال ا‬
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan
segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki
kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari
kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata
Syaikh Al Albani).
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,
‫ب َوَّلَ ُرفِ َع بَالَء إَِّلا بِتَ ْوبٍَة‬
ٍ ْ‫َما نُ ِز َل بَالَء إَِّلا بِ َذن‬
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa.
Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang
melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah –rahimahullah-
mengatakan, “Di antara akibat dari berbuat dosa adalah
menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah
mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu,
hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena
dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga
disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Perbanyak istighfar dikala musibah melanda
sebagaimana dikisahkan oleh Imam Al-Qurthubi menukil
dari Ibnu Shubaih dalam tafsirnya, bahwasanya ia berkata,
‫استَ غْ ِف ِر ا‬
‫ َو َش َكا آ َخ ُر‬.َ‫اَّلل‬ َ ‫َش َكا َر ُجل إِ َل ا ْْلَ َس ِن ا ْْلُ ُدوبَةَ فَ َق‬
ْ :ُ‫ال لَه‬
‫ع ا‬
‫اَّللَ أَ ْن‬ ُ ‫ ا ْد‬.‫ال لَهُ آ َخ ُر‬ ‫استَ غْ ِف ِر ا‬
َ َ‫ َوق‬.َ‫اَّلل‬ ْ :ُ‫ال لَه‬ َ ‫إِل َْي ِه الْ َف ْق َر فَ َق‬

6
َ ‫ َو َش َكا إِل َْي ِه آ َخ ُر َج َف‬.َ‫اَّلل‬
‫اف‬ ‫استَ غْ ِف ِر ا‬ ْ :ُ‫ال لَه‬ َ ‫ فَ َق‬،‫يَ ْرُزقَِِن َولَ ًدا‬
‫ْت‬
ُ ‫ َما قُل‬:‫ال‬َ ‫ك؟ فَ َق‬ َ ِ‫ فَ ُقلْنَا لَهُ ِِف َذل‬.َ‫اَّلل‬
‫استَ غْ ِف ِر ا‬
ْ :ُ‫ال لَه‬َ ‫ فَ َق‬،‫بُ ْستَانِِه‬
‫وح‬ٍ ُ‫ورةِ ن‬
َ ‫ول ِِف ُس‬ ‫ إِ ان ا‬،‫ِم ْن ِع ْن ِدي َش ْي ئًا‬
ُ ‫اَّللَ تَ َع َال يَ ُق‬
“Ada seorang laki-laki mengadu kepadanya Hasan Al-Bashri
tentang kegersangan bumi maka beliau berkata kepadanya,
“beristighfarlah kepada Allah!” yang lain mengadu
kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata
kepadanya, “beristighfarlah kepada Allah!” yang lain lagi
berkata kepadanya, “Doakanlah (aku) kepada Allah, agar Ia
memberiku anak!” maka beliau mengatakan kepadanya,
“beristighfarlah kepada Allah!” Dan yang lain lagi mengadu
tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan
pula kepadanya, “beristighfarlah kepada Allah!” Dan kami
pun menganjurkan demikian kepada orang tersebut. Maka
Hasan Al-Bashri menjawab: “Aku tidak mengatakan hal itu
dari diriku sendiri, tetapi sungguh Allah telah berfirman
dalam surat Nuh [ayat 10-12].” (Jami’ Liahkamil Quran
18/302)

Anda mungkin juga menyukai